Puji syukur kami panjatkan ke-hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat
rahmat dan karuniaNyalah, makalah ini dapat terselesaikan dengan baik tepat pada waktunya.
Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Sistem
Pemerintahan Indonesia, pada semester 1 di tahun ajaran 2017/2018, dengan judul
PERBEDAAN SISTEM PEMERINTAHAN INDONESIA DAN PERANCIS.
Dalam penyelesaian makalah ini, kami diharapkan mampu memahami tentang Bentuk
Negara dan Pemerintahan. Dalam penyelesaian makalah ini, kami banyak mengalami
kesulitan terutama disebabkan oleh kurangnya ilmu pengetahuan yang menunjang. Namun,
berkat bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak, akhirnya makalah ini dapat terselesaikan
dengan baik.
1
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...............................................................................................1
DAFTAR ISI..............................................................................................................2
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................3
A. Latar Belakang.........................................................................................3
B. Rumusan Masalah....................................................................................5
BAB II PEMBAHASAN...........................................................................................5
A. Simpulan..................................................................................................7
B. Saran.........................................................................................................7
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................8
2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1. Tentang Indonesia
Republik Indonesia disingkat RI atau Indonesia adalah negara di Asia Tenggara, yang
dilintasi garis khatulistiwa dan berada di antara benua Asia dan Australia serta antara
Samudra Pasifik dan Samudra Hindia. Indonesia adalah negara kepulauan terbesar di dunia
yang terdiri dari 17.508 pulau, oleh karena itu ia disebut juga sebagai Nusantara (Kepulauan
Antara).[5] Dengan populasi sebesar 222 juta jiwa pada tahun 2006,[6] Indonesia adalah
negara berpenduduk terbesar keempat di dunia dan negara yang berpenduduk Muslim terbesar
di dunia, meskipun secara resmi bukanlah negara Islam. Bentuk pemerintahan Indonesia
adalah republik, dengan Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah dan Presiden
yang dipilih langsung. Ibukota negara ialah Jakarta. Indonesia berbatasan dengan Malaysia di
Pulau Kalimantan, dengan Papua Nugini di Pulau Papua dan dengan Timor Leste di Pulau
Timor. Negara tetangga lainnya adalah Singapura, Filipina, Australia, dan wilayah persatuan
Kepulauan Andaman dan Nikobar di India.
Sejarah Indonesia banyak dipengaruhi oleh bangsa lainnya. Kepulauan Indonesia menjadi
wilayah perdagangan penting setidaknya sejak abad ke-7, yaitu ketika Kerajaan Sriwijaya di
Palembang menjalin hubungan agama dan perdagangan dengan Tiongkok dan India.
Kerajaan-kerajaan Hindu dan Buddha telah tumbuh pada awal abad Masehi, diikuti para
pedagang yang membawa agama Islam, serta berbagai kekuatan Eropa yang saling bertempur
untuk memonopoli perdagangan rempah-rempah Maluku semasa era penjelajahan samudra.
Setelah berada di bawah penjajahan Belanda, Indonesia yang saat itu bernama Hindia Belanda
menyatakan kemerdekaannya di akhir Perang Dunia II. Selanjutnya Indonesia mendapat
berbagai hambatan, ancaman dan tantangan dari bencana alam, korupsi, separatisme, proses
demokratisasi dan periode perubahan ekonomi yang pesat.
Dari Sabang sampai Merauke, Indonesia terdiri dari berbagai suku, bahasa dan agama yang
berbeda. Suku Jawa adalah grup etnis terbesar dan secara politis paling dominan. Semboyan
nasional Indonesia, "Bhinneka tunggal ika" ("Berbeda-beda tetapi tetap satu"), berarti
keberagaman yang membentuk negara. Selain memiliki populasi padat dan wilayah yang luas,
Indonesia memiliki wilayah alam yang mendukung tingkat keanekaragaman hayati terbesar
kedua di dunia.
Pemerintahan
Indonesia menjalankan pemerintahan republik presidensial multipartai yang demokratis.
Seperti juga di negara-negara demokrasi lainnya, sistem politik di Indonesia didasarkan pada
Trias Politika yaitu kekuasaan legislatif, eksekutif dan yudikatif. Kekuasaan legislatif
dipegang oleh sebuah lembaga bernama Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR).
MPR pernah menjadi lembaga tertinggi negara unikameral, namun setelah amandemen ke-4
MPR bukanlah lembaga tertinggi lagi, dan komposisi keanggotaannya juga berubah. MPR
setelah amandemen UUD 1945, yaitu sejak 2004 menjelma menjadi lembaga bikameral yang
terdiri dari 560 anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) yang merupakan wakil rakyat
melalui Partai Politik, ditambah dengan 132 anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) yang
merupakan wakil provinsi dari jalur independen.[25] Anggota DPR dan DPD dipilih melalui
pemilu dan dilantik untuk masa jabatan lima tahun. Sebelumnya, anggota MPR adalah
3
seluruh anggota DPR ditambah utusan golongan dan TNI/Polri. MPR saat ini diketuai oleh
Taufiq Kiemas. DPR saat ini diketuai oleh Marzuki Alie, sedangkan DPD saat ini diketuai
oleh Irman Gusman.
Lembaga eksekutif berpusat pada presiden, wakil presiden, dan kabinet. Kabinet di Indonesia
adalah Kabinet Presidensial sehingga para menteri bertanggung jawab kepada presiden dan
tidak mewakili partai politik yang ada di parlemen. Meskipun demikian, Presiden saat ini
yakni Susilo Bambang Yudhoyono yang diusung oleh Partai Demokrat juga menunjuk
sejumlah pemimpin Partai Politik untuk duduk di kabinetnya. Tujuannya untuk menjaga
stabilitas pemerintahan mengingat kuatnya posisi lembaga legislatif di Indonesia. Namun pos-
pos penting dan strategis umumnya diisi oleh menteri tanpa portofolio partai (berasal dari
seseorang yang dianggap ahli dalam bidangnya).
Lembaga Yudikatif sejak masa reformasi dan adanya amandemen UUD 1945 dijalankan oleh
Mahkamah Agung, Komisi Yudisial, dan Mahkamah Konstitusi, termasuk pengaturan
administrasi para hakim. Meskipun demikian keberadaan Menteri Hukum dan Hak Asasi
Manusia tetap dipertahankan.
2. Tentang Perancis
Nama "France" berasal dari Francia Latin, yang berarti "tanah bangsa Frank" atau
"Frankland". Terdapat berbagai teori asal nama Frank. Salah satunya berasal dari kata Proto
Jermanik frankon yang diartikan sebagai javelin atau lance karena kapak lempar Frank yang
dikenal sebagai francisca.[rujukan?]
Etimologi lainnya adalah bahwa dalam sebuah bahasa Jermanik kuno, Frank berarti "bebas"
yang merujuk pada budak. Kata ini masih digunakan dalam bahasa Perancis sebagai franc,
juga digunakan sebagai penerjemahan "Frank" dan nama mata uang lokal, hingga
penggunaan euro pada tahun 2000-an.
Tetapi, selain nama etnis Frank berasal dari kata frank, juga mungkin bahwa kata ini berasal
dari nama etnis Frank,[rujukan?] hubungannya adalah bahwa hanya Frank, sebagai kelas
yang berkuasa, memiliki status warga merdeka. Dalam bahasa Jerman, Perancis masih
disebut Frankreich, yang berarti "Kerajaan Bangsa Frank". Untuk membedakannya dari
Kekaisaran Frank Charlemagne, Perancis Modern disebut Frankreich, sementara Kerajaan
Frank disebut Frankenreich.
Kata "Frank" telah digunakan sejak kejatuhan Roma hingga Abad Pertengahan, dari
pengangkatan Hugh Capet sebagai "Raja Frank" ("Rex Francorium") menjadi biasa merujuk
pada Kerajaan Francia, yang kemudian menjadi Perancis. Raja Capetia menurun dari
Robertine, yang memiliki dua raja Frank, dan sebelumnya memegang gelar "Duke of the
Franks" ("dux Francorum"). Tanah Frank meliputi sebagian Perancis Utara modern tapi
karena kekuasaan raja dilemahkan oleh pangeran regional sebutan ini kemudian ditetapkan
pada demesne kerajaan sebagai tangan pendek. Hingga akhirnya nama ini diambil untuk
seluruh Kerajaan sebagai kekuasaan sentral ditetapkan untuk seluruh kerajaan
Pemerintahan
Republik Perancis adalah sebuah republik semi-presidensial uniter dengan tradisi demokratis
yang kuat. Konstitusi Republik Kelima disetujui melalui referendum tanggal 28 September
1958. Sehingga memperkuat kewenangan eksekutif dengan parlemen. Cabang eksekutif itu
sendiri memiliki dua pemimpin: Presiden Republik, yang merupakan Kepala Negara dan
dipilih langsung oleh hak pilih universal orang dewasa untuk jabatan selama 5 tahun
4
(sebelumnya 7 tahun), dan Pemerintah, dipimpin oleh Perdana Menteri yang ditunjuk
presiden.
Parlemen Perancis adalah sebuah badan legislatif bikameral yang terdiri dari Majelis
Nasional (Assemblée Nationale) dan Senat. Deputi Majelis Nasional mewakili konstituensi
lokal dan terpilih langsung selama 5 tahun. Majelis memiliki kekuasaan untuk membubarkan
kabinet, dan mayoritas anggota Majelis menetapkan pilihan pemerintah. Senator dipilih oleh
dewan pemilih untuk jabatan 6 tahun (sebenarnya 9 tahun), dan setengah kursi dimasukkan
dalam pemilihan setiap 3 tahun yang dimulai pada September 2008.[11] Kekuasaan legislatif
Senat terbatas; dalam penentangan antara kedua pihak, Majelis Nasional memiliki perkataan
terakhir, kecuali untuk hukum konstitusional dan lois organiques (hukum yang disediakan
langsung oleh konstitusi) dalam beberapa hal. Pemerintah memiliki pengaruh kuat dalam
pembentukan agenda Parlemen.
Politik Perancis ditandai oleh dua pengelompokkan yang saling menentang secara politik:
pertama sayap kiri, dipusatkan di sekitar Partai Sosialis Perancis, dan lainnya sayap kanan,
sebelumnya dipusatkan pada Rassemblement pour la République (RPR) dan sekarang
Persatuan untuk Gerakan Rakyat (UMP). Cabang eksekutif kebanyakan terdiri dari anggota
UMP.
B. Rumusan Masalah
BAB II
PEMBAHASAN
5
Pendistribusian kekuasaan di Indonesia yaitu dengan cara adanya pemerintah pusat dan
pemerintah daerah. Pemerintah daerah yaitu pemerintah provinsi,kabupaten,dan
kota.pengelolaan pengelolaan pemerintahan dikenal dengan adanya otonomi
daerah,desentralisasi,dan dekonsentrasi,serta tugas pembantuan. Daerah mempunyai
wewenang namun tidak sebesar Negara federal dan otonomi daerah berbeda dengan
federal.Ada lima bidang yang merupakan tugas pemerintah pusat dan tidak di serahkan
kepada pemerintahan daerah yaitu : agama,yustisi,keamanan,moneter,dan fiskal. Bentuk
Negara kesatuan Indonesia adalah Republik dan Kedaulatan sepenuhnya ada di tangan
rakyat.
6
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan tersebut, makalah ini mempunyai banyak kekurangan dan jauhnya
dari kesempurnaan, oleh karena itu segala kritik dan saran yang bersifat membangun sangat
lah penulis harapkan terutama dari Bapak Dosen pembimbing dan rekan pembaca sekalian
demi kesempurnaan makalah ini dimasa mendatang, semoga makalah ini bermanfaat untuk
kita semua dan menambah wawasan kita.
7
DAFTAR PUSTAKA
C.S.T Kansil dan Christine. (2001). Ilmu Negara. Jakarta: Pradnya Paramita.
C.S.T. Kansil. (1987). Hukum Antar Tata Pemerintahan (Comparative Government).
Jakarta: Erlangga.
Ibrahim R.dkk. (1995). Sistem Pemerintahan Parlementer dan Presidesial. Jakarta:
Grafindo Persada.
Inu Kencana Syafiie. (1994). Ilmu Pemerintahan. Bandung: Mandar Maju.
Kusnardi dan Bintan Saragih. (1993). Ilmu Negara. Jakarta: Gaya Media Pratama.
Kranenburg dan B. Sabarroedin. (1981). Ilmu Negara Umum. Jakarta: Pradnya
Paramita.
Miriam Budiardjo. (1977). Dasar-dasar Ilmu Politik. Jakarta: Gramedia.