Anda di halaman 1dari 10

BAB IV

PEMBAHASAN

Pada bab ini akanmembahan tentang proses keperawatan pada pada ny. n
dengan diagnosa medis G1 P0 A0 usia kehamilan 38 minggu dengan persalinan
SPT BK atas indikasiPEB di ruang vk bersalin di rsud dr. h. moch ansari saleh
Banjarmasin. Prinsip dari pembahasan ini memfokuskan pada askep proses
keperawatan yang terdiri dari pengkajian, diagnosa keperawatan, intervensi,
implementasi, dan evaluasi keperawatan.
4.1 Persalinan
Kala I
Pada saat usia kehamilan menginjak 38 minggu, Ny. N datang dengan
rujukan dari bidan ke RSUD Dr. H. Moch. Ansari Saleh Karena merasa nyeri
dan kencang karena kontraksi dan keluar lendir Jam 04.00 Pagi tanggal 04-
05-2018. dan keluarga datang keklinik bidan, ibu mengeluh mules-mules dan
telah mangeluarkan lender bercampur darah. Menurut referensi tanda-tanda
awal persalinan adalah his yang datang lebih kuat dan teratur, diikuti dengan
keluarnya lender bercampur darah yang menendakan bahwa jalan lahir telah
mulai membuka.

Kala I dimulai dari Pembukan servik 5 cm porsio teraba tebal, lunak,


ketuban (+), kontraksi terjadi terjadi 3x dalam 10 menit Selama 30 detik,
pasien merasa nyeri saat kontraksi, nyeri di bagian perut bawah seperti
tertekan

Kala II
Selama kala II, pasien mengatakan sakit di bagian pinggang dan vagina
disebabkan bayi ingin keluar,sakit terus menerus,sakit terasa tertekan skala
nyeri 8 (hebat) (1-10), pasien terlihat meringis kesakitan dan merintih, his 4x
dalam 10 menit selama 60 detik,pembukaan lengkap,perinium
menonjol,kepala turun,
Kala III
Kala III dimulai dari setelah pengeluaran janin sampai pengeluaran uri
biasanya berlangsung 5-30 menit (mohtar, 2007:97). Segera setelah
melakukan asuhan pada bayi baru ahir, maka manajemen aktif kala III
segeraa dilakukan untuk meminimalkan kejadian kompikasi.
Pada saat kala III, Kontraksi uterus (+), pasien diberikan injeksi Oxytocin 1
amp (IM), Placenta lahir dengan manual placenta lengkap hancur, perdarahan
kurang lebih 220 cc, dilakukan episiotomy

Kala IV
Kala IV adalah kala pengawasan selama 2 jam setelah bayi dan uri lahir untuk
mengamati keadaan ibu terutama terhadap bahaya atau pardarahan. (mochtar,
2007). Setelah proses persalinan selesai maka bidan mamntau kondisi Ny. N
selama 2 jam diantaranya yaitu melakukan pemantauan tanda-tanda vital,
perdarahan dan menilai kontraksi fundus uteri dari hasil pemantauan tersebut
didapatkan keadaan ibu baik secara keseluruhan persalinan Ny. Nberlangsung
normal tanpa ada penyulit.

4.2 Diagnosa Keperawatan


Kala I
a. Nyeri persalinan berhubungan dengan dilatasi serviks
Pada saat pengkajian didapatkan data subjektif yaitu : Pasien mengatakan
nyeri saat kontraksi, Pasien mengatakan rasa nyeri di bagian perut bawah
seperti tertekan
P: Nyeri disebabkan kontraksi, his pada janin
Q: Seperti ditekan benda berat
R: Pada perut bagian bawah
S : Skala nyeri 8 (nyri berat ) (1-10 )
T: Terjadi sewaktu-waktu tidak menentu.
Data Objektif yaitu : Pasien tampak meringis saat terjadi kontraksi, Pasien
tampak berbaring miring kiri dan kanan
TTV
TD : 130/100
N : 82x/ menit
RR : 20x/ menit
T : 36,5 ‘c

b. Kelebihan volume cairan berhubungan dengan gangguan mekanisme


regulasi
Pada saat pengkajian didapatkan data subjektif yaitu : Pasien mengatakan
kedua kaki,kedua tanagan dan jari-jari tangannya bengkak.
Dan data Objektif : Tampak edema pada kedua kaki,kedua tanagan dan
jari-jari tanagnnya bengkak, BB sebelum hamil : 65 kg, BB saat hamil :
70 kg

c. Resiko infeksi
Faktor resiko
- Kerusakan integritas kulit ( Pemasangan kateter intra vena )
- Frosedur invasif ( Pemeriksan vagina berulang VT )

Kala II
Nyeri persalinan berhubungan dengan ekspulsi fetal(pengeluaran bayi)
Pada saat pengkajian didapatkan data subjektif yaitu : pasien mengatakan
sakit di bagian pinggang dan vagina disebabkan janin ingin keluar ,sakit terus
menerus.sakit terasa tertekan skala nyeri 8(hebat) (1-10).
Data Objektif yaitu : pasien tampak meringis dan merintih kesakitan, His 4
kali dalam 10 menit selama 60 detik, Pembukaan lengkap,perineum
menonjol,kepala turun.
Kala III
a. Nyeri akut berhubungan dengan agen cedera fisik ( episotomi )
Pada saat pengkajian didapatkan data subjektif yaitu : Pasien mengeluh
nyeri
P : Luka episiotomi
Q: Terasa tertusuk-tusuk
R : Daerah vagina
S : Skala 8 ( 1-10 )
T : Terus menerus

Data Objektif : Pasien tampak meringis

b. Resiko peredarahan
Faktor Resiko
- Komplikasi pasca post partum
-Trauma ( tindakan pengeluaran placenta )

Kala IV
a. Resiko infeksi
Faktor-faktor resiko
-Trauma jaringan ( Ruptur perinium )
-Ketidak adekuatan pertahankan sekunder

b. Resiko perdarahan
Faktor resiko :
-Komplikasi pasca partum
-Perdarahan post partum
4.3 Implementasi
Kala I
Nyeri persalinan berhubungan dengan dilatasi serviks
Tindakan keperawatan untuk mengatasi diagnosa ini adalah mempersiapkan
perlengkapan persalinan ibu, membimbing ibu untuk posisi melahirkan,
menginstuksikan pasien bernafas dangkal sesuai arahan penolong

Kala II
Nyeri persalinan berhubungan dengan ekspulsi fetal(pengeluaran bayi)
Tindakan keperawatan untuk mengatasi diagnosa ini adalah mempersiapkan
perlengkapan persalinan ibu, membimbing ibu untuk posisi melahirkan,
menginstuksikan pasien bernafas dangkal sesuai arahan penolong

Kala III
a. Nyeri akut berhubungan dengan agen cedera fisik ( episotomi )
Tindakan keperawatan untuk mengatasi diagnosa ini adalah :
mengobservasi reaksi mimik wajah , menggunakan tekhnik komunikasi
terapeutik untuk mengurangi nyeri, memantau kestabilan TTV ( TD, N,
RR, S )

b. Resiko peredarahan
Tindakan keperawatan untuk mengatasi diagnosa ini adalah : memonitor
ketat tanda-tanda perdarahan, memonitor TTV, mempertahankan bed rest
selama perdarahan aktif.

Kala IV
a. Resiko Infeksi
Tindakan keperawatan untuk mengatasi diagnosa ini adalah : memonitor
tanda dan gejala infeksi, memonitor kerentanan terhadap infeksi,
menginspeksi kulit dan membran mukosa terhadap kemerahan, panas,
drainase.
b. Resiko Perdarahan
Tindakan keperawatan untuk mengatasi diagnosa ini adalah :memonitor
ketat tanda-tanda perdarahan, memonitor TTV, mempertahankan bed rest
selama perdarahan aktif.

4.4 Evaluasi
Kala I
Nyeri persalinan berhubungan dengan dilatasi serviks
Setelah dilakukan tindakan keperawatan diperoleh hasil :
pasien mengatakan pinggang dan vagina nyeri,karena bayi ingin keluar,nyeri
terus menerus dengan skala 8(hebat) (1-10), Perlengkapan persalinan sudah
disiapkan, pasien terlihat meringis. Masalah nyeri belum teratasi

Kala II
Nyeri persalinan berhubungan dengan ekspulsi fetal(pengeluaran bayi)
Setelah dilakukan tindakan keperawatan diperoleh hasil :
pasien mengatakan pinggang dan vagina nyeri,karena bayi ingin keluar,nyeri
terus menerus dengan skala 8(hebat) (1-10), Perlengkapan persalinan sudah
disiapkan, pasien terlihat meringis, ntidak terlihat perdarahan, pembukaan
lengkap kelahiran 04-05-2018/20.10 wita dengan jenis kelamin perempuan
presentasi kepala,bayi lahir tidak langsung menangis,lahir 38 minggu.
Masalah teratasi sebagian. Intervensi dilanjutkan

Kala III
a. Nyeri akut b/d agen cedera fisik terkait episiotomy
Setelah dilakukan tindakan keperawatan diperoleh hasil :
Pasien mengatakan nyeri, wajah tampak meringis, Pasien mampu
mengontrol nyeri dengan melakukan nafas dalam
TTv:
TD : 130/100mmHg
N : 97x/menit
RR : 24x/menit
T : 36,6 ⁰c
Masalah belum teratasi. Intervensi dilanjutkan

b. Resiko perdarahan
Setelah dilakukan tindakan keperawatan diperoleh hasil :
Terlihat adanya perdarahan aktif divagina. Konjungtiva tidak anemis,
Input cairan RL 20tpm 500 ml, output perdarahan 220cc pervagina
Masalah belum teratasi. Intervensi dilanjutkan

Kala IV
a. Resiko infeksi
Setelah dilakukan tindakan keperawatan diperoleh hasil :
Terlihat adanya kemerahan (tubor) pada vagina.
Masalah belum teratasi.. Intervensi dilanjutkan di Ruang Nifas

b. Resiko perdarahan
Setelah dilakukan tindakan keperawatan diperoleh hasil :
Terlihat adanya perdarahan aktif divagina. Konjungtiva tidak anemis,
Input cairan RL 20tpm 500 ml, Output perdarahan 220cc pervagina
Masalah belum teratasi. Intervensi dilanjutkan di Ruang Nifas.

4.5 Bayi Baru Lahir


Bayi Ny. N lahir pada tanggal pukul 04 Mei 2018 20.10 WITA, bayi
tidak langsung menangis, jenis kelamin perempuan, tidak ada cacat
kongenital, Berat Badan 3300 gram, Panjang Badan 51 cm, Lingkar Kepala
37 cm.
tindakan segera yang dilakukan pada bayi baru lahir adalah
membebaskan jalan nafas, mengeringkan bayi, memotong tali pusat, menjaga
kehangatan bayi, pemberian ASI, pencegahan infeksi, pemberian imunisasi.
Kemudian melakukan penilaian dengan cepat dan hasilnya adalah
normal, maka langsung meletakan bayi di atas perut Ny. X segera
mengeringkan, membungkus kepala dan badan bayi, tali pusat kemudian di
jepit dengan klem dan memotongnya. Setelah itu mengganti kain yang tadi
membungkus bayi dengan kain yang bersih dan kering. Sebagai upaya
profilaksis diberikan salep mata tetracyclin 1 % dn vitamin K untuk
mencegah terjadinya perdarahan 1 jam setelah IMD. 1 jam kemudian bayi
dalam keadaan sehat,
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
a. Hasil pengkajian pada pasien G1 P0 A0 Usia Kehamilan 38 Minggu
dengan PEB pasien dating dengan kulhan merasa nyeri, mulesdan
kencang karena kontraksi dan keluar lender bercampur darah.
b. Asuhan Intranatal dari kala I sampai kala IV, dilakukan sesuai dengan
asuhan persalinan normal, tidak ada kesenjangan dalam melakukan
asuhan Intranatal, ibu dan bayi lahir tanpa ada penyulit maupun
komplikasi.
c. Perumusan diagnosa keperawatan pada pasien Ny. N pasien G1 P0 A0
Usia Kehamilan 38 Minggu dengan PEB adalah Nyeri persalinan
berhubungan dengan dilatasi serviks, Nyeri persalinan berhubungan
dengan ekspulsi fetal(pengeluaran bayi), Nyeri akut berhubungan dengan
agen cedera fisik terkait episiotomy, Resiko infeksi, dan Resiko
perdarahan
d. Implementasi telah dilakukan, yaitu memonitor TTV, memonitor tanda
infeksi, memonitor perdarahan, mengajarkan teknik relaksasi dan
distraksi (manajemen nyeri), mengontrol lingkungan, dan kolaborasi
pemberian obat.
e. Evaluasi
Evaluasi keperawatan menunjukan bahwa terlihat adanya kemerahan
(tubor) pada vagina, terlihat adanya perdarahan aktif divagina.
Konjungtiva tidak anemis, Input cairan RL 20tpm 500 ml, Output
perdarahan 220cc pervagina. Masalah belum teratasi.
Intervensi dilanjutkan di Ruang Nifas
5.2 Saran
Kita sebagai seorang perawat dalam mengatasi masalah PEB di masyarakat
dapat memberikan tindakan pencegahan / tindakan preventif seperti
menganjurkan untuk pemeriksaan antenatal yang teratur, memberikan
penerangan tentang manfaat istirahat dan tidur, ketenangan, mengenali tanda-
tanda pre eklamsi sedini mungkin serta pentingnya mengatur diet rendah
garam, lemak serta karbohidrat dan tinggi protein, juga menjaga kenaikan
berat badan. Kemudian memberikan pengobatan yang cukup supaya penyakit
tidak menjadi lebih berat.

Anda mungkin juga menyukai