Anda di halaman 1dari 8

MENGAPLIKASIKAN SHEET KE DALAM GAMBAR

Dalam latihan ini kita akan mengaplikasikan Sheet Standar yang sudah dibuat pada Latihan
sebelumnya ke dalam gambar perencanaan yang sudah siap untuk dipotong-potong sehingga
proses ini berlangsung secara otomatis dan kita tinggal menunggu hasilnya.
1.1. Loading Sheet Standar ke Dalam Gambar
Ikuti langkah-langkah berikut :
1. Buka gambar yang siap dipotong-potong.
2. Klik Sheet Manager>Settings, pada window Settings klik Set, pada window Style
Database Path klik Browse.
3. Pada window Select Style Database Path double klik Sheet_standar,
4. Klik Ok 3x.
5. Klik Sheet Manager>Set Current Sheet Style.
6. Pada windows Select Current Sheet Style pastikan pada Look in dipilih folder
7. sheet_standar.
8. Pilih sheet-plan-profil-dinx.dwg.
9. Klik Open.
10. Sekarang kita load sheet tersebut ke dalam gambar. Klik Sheet Manager>Sheet
Styles>Load Sheet Style.
11. Pada windows Load Sheet Style pastikan pada Look in dipilih folder sheet_standar.
12. Pilih sheet-plan-profil-dinx.dwg.
13. Klik Open.

1.2. Setting Ukuran Kertas


1. Klik File>Page Setup Manager, klik New, ketik “A3” di New Page Setup Name, klik
Ok.
2. Atur Printer/Plotter.
3. Pilih Paper Size dengan A3.
4. Plot Area dengan Extents
5. Ketik Plot Scale 1 mm : 1 unit,
6. Plot offset Centang Center the plot.
7. Set Plot Style table ke monocrome.stb.
8. Set Drawing Orientation ke Landscape dan centang Plot upside-down.
9. Klik Ok.
10. Pada Window Page Setup Manager Pilih A3
11. Klik Set Current
12. Kemudian klik Close.
13. Klik menu Sheet Manager>Setting. isi Label Frames dengan “FRAME”.
14. Pada Sheet Options Layout Page Setup Name pilih A3.
15. Kemudian pastikan terdapat tanda √ (centang) di depan Use Fixed Profile
16. Stations, Draw MS Match Lines, Draw Grid on Label Draw, dan Adjust Grid to View.

1.3. Layout Sheet secara otomatis


33. Sekarang kita mulai untuk memotong-motong gambar. Pindahkan dahulu gambar ke
Model, untuk itu klik Tab Model di sebelah kiri bawah.
34. Klik menu Sheet Manager>Plan/Profil Sheets>Layout Sheet Series.
35. Pada window Set Current Sheet Series Name, ketik “Series1” pada bagian Current Series.
36. Klik Ok.
37. Pada window Edit Sheet Series Data pastikan di bagian Sheet Style tertulis sheet-plan-
profl-dinx, jika belum klilk Set Style dan pilih file “sheet-plan-profl-dinx.dwg”.
38. Ketik “1” pada Starting Sheet Number.
39. Ketik “0” pada Sheet Overlap Distance.
40. Pastikan di bagian Alignment/Profil Data tertilis CL1.
41. Klik Ok.
Akan tergambar secara otomatis pada gambar Alinyemen Horisontal berupa polyline dengan
layer SERIES1_SHEET_VIEWDEF yang merupakan area yang akan terlihat pada bagian
VIEWPORT-PLAN (Lihat Gambar I.1 hal 1). Jumlahnya sebanyak 5 buah yang berarti
gambar tersebut akan terbagi menjadi 5 seri halaman.
1.4. Edit Sheet Layout
42. Selanjutnya untuk mengetahui area mana yang akan terlihat pada bagian VIEWPORT-
PROFIL Klik menu Sheet Manager>Plan/Profil Sheets>Edit Sheet Layout.
43. Klik polyline yang sudah terbentuk tadi, kemudian tekan Enter.
44. Sehingga akan muncul window Edit Sheet View Definition.
45. Pada gambar Alinyemen Vertikal terlihat rectanguler polyline. Inilah area yang akan
terlihat pada bagian VIEWPORT-PROFIL.
46. Letak rectanguler polyline berada di bawah gambar Alinyemen Vertikal (Profil), untuk itu
perlu dirubah elevasi datumnya dengan cara ketik “34” pada bagian datum, kemudian tekan
Enter. Sekarang tampak bahwa gambar profil berada di dalam rectanguler polyline.
47. Untuk mengedit sheet halaman selanjutnya, tekan Next Sheet-> dan ubah datumnya
sedemikian rupa sehingga semua gambar profil berada di dalam rectangular polyline. Untuk
itu isikan “30”, “24”, “20”, dan “18” .
48. Klik OK.
1.5. Generate Sheet
49. Sekarang kita tinggal meng-generate sheet sehingga layout yang sudah kita buat tadi bisa
ditampilkan, untuk itu klik menu Sheet Manager>Plan/Profil Sheets>Generate Sheet-Series.
50. Pada window Set Current Sheet Series Name, pilih “Series1”
51. Kemudian klik OK.
52. Tunggu beberapa saat, semakin banyak jumlah halaman maka semakin lama pula proses
ini. Jika sudah selesai maka akan muncul sbb :
1.6. Load Sheet
53. Selanjutnya kita akan melakukan loading gambar hasil generate di atas yang berjumlah 5
halaman, untuk itu klik menu Sheet Manager>Plan/Profil Sheets>Load Sheet-Series.
54. Pada window Set Current Sheet Series Name, pilih “Series1”
55. Kemudian klik OK.
56. Tunggu beberapa saat hingga muncul semua halaman yang diletakan pada Layout bukan
di Model. Dari sini kita bisa melakukan editing pada tiap-tiap halaman.
1.7. Mencetak Sheet
57. Jika sudah siap untuk dicetak maka kita tinggal memilih halaman layout tersebut dengan
cara tekan Shitf + Klik Layout yang akan dicetak, kemudian klik kanan dan pilih Publish
Selected Layouts.
58. Pada window Publish pastikan No errors pada Status.
59. Untuk mulai mencetak klik Publish.
alinemen horisontal dan vertikal land 2009
Langkah pertama adalah menentukan PI terlebih dahulu kemudian menentukan jenis
lengkung yang akan digunakan seperti FC, S-S atau S-C-S.
1.1. Lengkung Horizontal
Ikuti langkah-langkah berikut :
1-6. Hubungkan point berikut dengan line :
PI-awal : (198006.574;9480659.921)
PI-1 : (198102.169;9480777.699)
PI-2 : (198658.277;9480956.189)
PI-akhir : (199124.166;9480994.373)
7. Pada gambar terlihat 3 buah line dengan 4 buah PI yang terdiri dari PI-awal, PI-1, PI-2,
dan PI-akhir. Line tersebut memakai layer PI. Sekarang kita akan merencanakan lengkung
pada PI-1 berupa S-C-S dan PI-2 berupa FC.
8. Zoom pada PI-1, dengan cara ketik “ZOOM” kemudian klik di kiri-atas sekitar PI-1
kemudian klik di kanan-bawah sekitar PI-1. Direncanakan PI-1 berupa lengkung S-C-S
dengan Radius (R) = 150m, dan panjang lengkung (Ls) =40m.
9. Klik menu Lines/Curves>Create Spirals>Fit Tangent-Tangent…
10. Pada window Fit Spirals – Tangent to Tangent pilih Spiral-Curve-Spiral pada
Description,
11. Kemudian klik Ok.
12. Pada select line (or points) : klik LINE 1.
13. Pada select line (or points) : klik LINE 2.
14. Pada enter radius (or degrees) : ketik “150”, kemudian Enter.
15. Pada spiral A in (or length) : ketik “L” , kemudian Enter.
16. Pada spiral Length (or A) : ketik “35”, kemudian Enter 3x.
17. Zoom pada PI-2, dengan cara ketik “ZOOM” kemudian klik di kiri-atas sekitar PI-2
kemudian klik di kanan-bawah sekitar PI-2. Direncanakan PI-2 berupa lengkung FC dengan
Radius (R) = 500m.
18. Ketik “FILLET”, kemudian Enter.
19. Ketik “R” untuk memasukan nilai Radius, kemudian Enter.
20. Ketik “500”, kemudain Enter.
21. Pada select first object : klik LINE 2.
22. Pada select second object : klik LINE 3.
1.2. Menentukan Alinyemen
23. Setelah semua lengkung horizontal dibuat, langkah selanjutnya adalah menentukan
Alinyemen. Klik menu Alignments>Define from Objects.
24. Pada Select entity : klik pada PI-AWAL.
25. Pada Select object : klik semua object yang ada, kemudian Enter.
26. Pada Select reference point : tekan Enter.
27. Pada window Define Alignment ketik “CL1” pada Alignment Name.
28. Ketik “Jl. Sersan Bajuri-Lembang” pada Description, klik Ok.
29. Sehingga pada layar command akan tampak sbb :
30. Selanjutnya kita akan setting format penulisan STA, sebagai contoh untuk STA 500 akan
ditulis STA 0+500, untuk STA 1500.25 akan ditulis STA 1+500.250 dengan tiga angka
dibelakang koma. Untuk itu klik menu Alignments>Station Display Format…
31. Pada window Edit Station Format ketik “3” pada Decimal Precision.
32. Centang pada Drop decimal for event values.
33. Centang pada Use Station Format.
34. Atur sehingga Station Base Value bernilai 1000.
35. Klik Ok.
1.3. Offset Alinyemen
36. Selanjutnya kita akan membuat lebar jalan dan bahu, dengan data Lebar =7m dan Bahu =
2m. Klik menu Alignments>Create Offsets…
37. Pada window Alignment Offset Settings, Centang pada Second offset, ketik “5.5” pada
Left offset dan Right offset.
38. Centang pada Inner offset, ketik “3.5” pada Left offset dan Right offset.
39. Klik Ok.
1.4. Label Alinyemen
40. Selanjutnya kita akan membuat label pada alinyemen, klik menu Alignments>Station
Label Settings…
41. Pada window Alignment Station Label Settings ketik “50” pada Station Label Increment,
ketik “25” pada Station tick increment, ketik “6” pada station label offset. Klik Ok.
42. Klik menu Alignments >Create Station Labels.
43. Kemudian tekan Enter 3x.

teraain dan surface autocad land 2009


Sebelum membuat terrain kita harus membatasi area yang akan dibuat model terrainnya
dengan membuat closed polyline yang membatasi semua point yang ada.
2.1. Surface
Ikuti langkah-langkah berikut :
1-6. Diasumsikan bahwa pada gambar sudah ada data-data point.
7. BUAT polyline dengan mengetik PLINE kemudian pilih titik-titik terluar dari point yang
ada, kemudian untuk mengakhirinya ketik CLOSE.
8. Selanjutnya kita mulai membuat model terrain dengan cara, klik menu Terain>Terrain
Model Explorer…
9. Pada window Terrain Model Explorer klik kanan di bagian Terrain kemudian klik Create
New Surface.
10. Akan terbentuk Surface1, selanjutnya kita akan membuat batasan-batasan pada surface
tersebut, klik tanda + di depan Surface1.
11. Klik kanan pada Point Groups, klik Add Point Group…
12. Pada window Add Point Group pilih Data Ukur, kemudian klik Ok.
13. Kemudian klik kanan pada Boundaries, klik Add Boundary Definition.
14. Pada Select polyline for boundary : klik pada gambar BOUNDARY.
15. Pada Boundary Name <Boundary0> : Tekan Enter.
16. Pada Boudnary Type (Show/Hide/Outer) <Outer> : Tekan Enter.
17. Pada Make breaklines along edge? (Yes/No) <Yes> : Tekan Enter 2x.
18. Kemudian klik kanan pada Surface1, klik Build…
19. Pada window Build Surface1, contreng pada Use point group data,
20. Contreng Apply boundaries. Klik Ok.
21. Kemudian klik Ok, sehingga tampak sbb :
2.2. Kontur
22. Selanjutnya kita akan membuat kontur dari surface yang sudah di buat tadi, caranya klik
menu Terrain>Contour Style Manager…
23. Pada window Contour Style Manager pilih Tab Contour Appearance,
24. Kemudian pilih Contour and Grips pada Contour Display.
25. Pilih Label and Grips pada Label Display.
26. Pilih Add Vertices pada Smoothing Options.
27. Set Bar pada nilai 10.
28. Kemudian pada window Contour Style Manager pilih Tab Text Style.
29. Pada bagian Text Properties pilih Standar pada Style.
30. Pilih ByLayer pada Color.
31. Pilih m pada Suffix.
32. Ketik 2 pada Height.
33. Ketik 0 pada Precision.
34. Kemudian klik Ok.
35. Selanjutnya klik menu Terrain>Create Contours…
36. Pada window Create Contour pilih Surface1 pada Surface.
37. Pada Elevation Range Ketik 20 pada from dan 47 pada to.
38. Pilih Both Minor and Major pada Intervals.
39. Ketik 1 pada Minor Interval dan pilih CONT-MNR pada layer.
40. Ketik 5 pada Major Interval dan pilih CONT-MJR pada layer.
41. Pilih Contour Objects pada Properties.
42. Pilih Standar pada Contour Style.
43. Klik Ok. Kemudian tekan Enter.
2.3. Label Kontur
44. Garis kontur tergambar di layar.
45. Selanjutnya kita akan memberi label elevasi, klik menu Terain>Contour Labels>Group
End.
46. Pada window Contour Labels – Increaments ketik 1.0 pada Elevation Increament.
47. Kemudian klik Ok.
48. Pada Rotation Angle : tekan Enter.
49. Pada start point : klik diujung kiri.
50. Pada end point : klik di ujung kanan sehingga melewati garis kontur.
51. Ulangi langkah 49-50 di atas sehingga seluruh garis kontur sudah berlabel.
52. Agar kita bisa membedakan gambar kontur major dan minor maka warna layer-nya harus
diganti, ketik LAYER kemudian ganti warna layer CONT-MNR dengan abu-abu, kemudian
klik Ok.

Anda mungkin juga menyukai