Anda di halaman 1dari 4

POKOK PERKARA

a. Para Pihak
1. PENGGUGAT, umur 38 tahun, Agama Islam, Pendidikan S1, Pekerjaan Tenaga
Pengajar, bertempat tinggal di Kabupaten Pamekasan.
MELAWAN
2. TERGUGAT, umur 50 tahun, Agama Islam, Pendidikan SMA, Pekerjaan PNS,
bertempat tinggal di Kabupaten Pamekasan.

b. Duduk Perkara dan Fakta Hukum


1. Penggugat dan Tergugat adalah suami isteri yang pernikahannya dilaksanakan pasa
tanggal 20 Juni 1996, yang dicatat oleh Pegawai Pencatat Nikah Kantor Urusan
Agama Kecamatan Pademawu, Kabupaten Pamekasan. Hal tersebut dapat dibuktikan
dengan duplikat Akta Nikah Nomor : Kk.15.22.06/PW.01/17/2013 tanggal 03 oktober
2013
2. Selama 17 tahun jalannya pernikahan, keduanya telah melakukan hubungan
sebagaimana layaknya suami isteri (ba’da dukhul) dan telah dikaruniai 2 orang anak
bernama :
a. ANAK I PENGGUGAT DAN TERGUGAT, umur 17 tahun.
b. ANAK II PENGGUGAT DAN TERGUGAT, umur 13 tahun.
3. Rumah tangga Penggugat dan Tergugat mulai goyah dan mengalami keretakan sejak
tahun 2000 karena terjadi perselisihan dan pertengkaran diantara keduanya.
Perselisihan dan pertengkaran tersebut disebabkan karena Tergugat berselingkuh dan
senang berganti perempuan yangmana hal tersebut berakibat Tergugat kurang
bertanggung jawab masalah nafkah kepada Penggugat.
4. Akibat perselisihan dan pertengkaran tersebut Penggugat dan Tergugat sudah pisah
ranjang selama 1 tahun.
5. Segala upaya telah dilakukan agar kedua pihak agar rumah tangganya utuh kembali,
terasuk nasehat dari Majelis Hakim dan proses mediasi di Pengadilan Agama
Pamekasan, namun tidak berhasil.
6. Atas keadaan yang demikian, Penggugat bermaksud mengakhirinya dengan
perceraian. Surat gugatan cerai diajukan Penggugat tertanggal 07 Oktober 2013 yang
terdaftar di Kepaniteraan Pengadilan Agama Pamekasan dengan Nomor : 0953/
Pdt.G/2013/PA.Pmk. tanggal 07 Oktober 2013.

PERTIMBANGAN HUKUM

1. Menimbang, bahwa Majelis Hakim telah berupaya dengan sungguh-sungguh untuk


mendamaikan Penggugat dan Tergugat agar rukun kembali dalam membina rumah
tangga dan telah ditempuh pula upaya mediasi, namun tidak berhasil;
2. Menimbang, bahwa Tergugat berstatus sebagai PNS (Pegawai Negeri Sipil) telah
diperintah oleh Majelis Hakim untuk mengurus Surat Keterangan untuk melakukan
perceraian kepada atasannya dan Tergugat menyatakan sudah melaporkan pada
atasannya, namun sampai dengan persidangan terakhir Tergugat tidak menyampaikan
Surat Keterangan tersebut;
3. Menimbang, bahwa dalil-dalil gugatan Penggugat merupakan rangkaian dalil yang
pada pokoknya Penggugat meminta agar diceraikan dari Tergugat;
4. Menimbang, bahwa atas gugatan dari Penggugat tersebut Tergugat telah memberikan
jawaban yang pada pokoknya membenarkan dan membantah sebagian gugatan
Penggugat serta Tergugat keberatan bercerai dengan Penggugat;
5. Menimbang, bahwa dari jawab menjawab antara Penggugat dan Tergugat, ternyata
Tergugat tidak membantah telah terjadi pisah ranjang antara Penggugat dengan
Tergugat selama + 1 (satu) tahun;
6. Menimbang, bahwa guna meneguhkan dalil-dalil gugatannya Penggugat telah
mengajukan alat bukti kutipan Akta Nikah (P.) merupakan Akta Otentik yang berdaya
bukti sempurna dan mengikat yang memberi bukti Penggugat dan Tergugat benar
sebagai suami isteri sah;
7. Menimbang bahwa Penggugat dan Tergugat msing-masing telah mengajukan saksi-
saksi;
8. Menimbang bahwa berdasarkan gugatan, jawaban, replik, duplik dan alat bukti
Penggugat serta apa yang diketahui oleh Hakim selama proses persidangan di
temukan fakta hukum sebagai berikut :
 Bahwa Penggugat dan Tergugat benar suami isteri sah yang menikah pada
tanggal 20 Juni 1996 dan telah dikaruniai 2 (dua) orang anak ;
 Bahwa antara Penggugat dan Tergugat sering terjadi perselisihan dan
pertengkaran, penyebabnya Tergugat ditengarai selingkuh dengan wanita lain,
sehingga Penggugat selalu cemburu pada Tergugat ;
 Bahwa Penggugat dan Tergugat telah pisah ranjang selama +1 (satu) tahun ;
 Bahwa Penggugat dan Tergugat sudah sulit untuk di rukunkan ;
9. Menimbang, bahwa berdasarkan fakta tersebut diatas, maka Majelis Hakim menilai
bahwa Penggugat sudah tidak mempunyai rasa saling mencintai, menghormati dan
setia yang ditunjukkan pada sikap Penggugat yang tetap bersiteguh pada pendiriannya
untuk bercerai dari Tergugat meski telah dilakukan penasehatan pada setiap
persidangan;
10. Menimbang bahwa dalam syariat Islam pernikahan merupakan akad yang sangat kuat
( Mitsaqon ghalidzan) untuk mentaati perintah Allah atas dasar saling mencintai dan
kerelaan dengan pergaulan yang ma’ruf guna menegakkan Hukum-Hukum Allah ;
11. Menimbang, bahwa di antara doktrin yang harus diterapkan dalam perkara perceraian
bukanlah “matri monial guilt“ tetapi broken marriage (pecahnya rumah tangga),
pertimbangan yang demikian didasarkan pada Yurisprudensi Mahkamah Agung
Republik Indonesia Nomor : 28 PK/AG/1995, tanggal 16 Oktober 1996 ;
12. Menimbang, bahwa oleh karena itu jalan darurat yang terpaksa di tempuh adalah
perceraian sungguhpun hal tersebut merupakan perbuatan halal yang dibenci oleh
Allah ;
13. Menimbang, bahwa disamping itu Majelis mendasarkan pada pendapat ahli fiqih
yang dihimpun dalam Buku Himpunan Nash dan Hujjah Syar’iyyah halaman 21,
kemudian diambil alih sebagai pendapat Pengadilan, yang berbunyi :
“Dan apabila seorang isteri sudah sangat benci (tidak cinta) pada suaminya,
maka hakim (boleh) menceraikan perkawinan mereka dengan talak satu”.
14. Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tersebut, maka Majelis
Hakim dalam permusyawaratannya berpendapat gugatan Penggugat telah terbukti
dan memenuhi alasan perceraian sebagaimana dimaksud dalam penjelasan Pasal 39
ayat (2) huruf (f) Undang-Undang Nomor 1 tahun 1974 jo. Pasal 19 huruf (f)
Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 1975 jo. Pasal 116 huruf (f) Kompilasi Hukum
Islam ;
15. Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tersebut, maka Majelis
Hakim dalam permusyawaratannya berpendapat gugatan Penggugat telah terbukti
dan memenuhi alasan perceraian sebagaimana dimaksud dalam penjelasan Pasal 39
ayat (2) huruf (f) Undang-Undang Nomor 1 tahun 1974 jo. Pasal 19 huruf (f)
Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 1975 jo. Pasal 116 huruf (f) Kompilasi Hukum
Islam.

AMAR PUTUSAN

1. Mengabulkan gugatan Penggugat;


2. Menjatuhkan talak satu ba’in sughra Tergugat (TERGUGAT) terhadap Penggugat
(PENGGUGAT);
3. Menghukum Tergugat untuk membayar kepada Penggugat berupa :
- Nafkah Iddah sebesar Rp. 3.000.000,- (tiga juta rupiah);
- Nafkah 2 orang anak bernama ANAK I PENGGUGAT DAN TERGUGAT, umur
17 tahun dan ANAK II PENGGUGAT DAN TERGUGAT, umur 13 tahun,
minimal sebesar Rp. 500.000,- (lima ratus ribu rupiah) setiap bulan sampai anak
tersebut dewasa ( berumur 21 tahun ) atau sudah menikah;
4. Menolak gugatan Penggugat untuk selain dan selebihnya;
5. Memerintahkan kepada Panitera Pengadilan Agama Pamekasan untuk mengirimkan
Salinan Putusan ini yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap kepada Pegawai
Pencatat Nikah Kantor Urusan Agama Kecamatan Pademawu, Kabupaten Pamekasan
untuk dicatat dalam dafatr yang telah disediakan untuk itu;
6. Membebankan kepada Penggugat untuk membayar biaya perkara sebesar
Rp. 541.000,- (lima ratus empat puluh satu ribu rupiah).

Anda mungkin juga menyukai