Anda di halaman 1dari 9

Bahan Ajar

Konstruksi Baja 2
Program Studi Teknik Sipil-Universitas Dharma Andalas

Data-Data Struktur Jembatan


Lebar Pelat Sayap : 400 mm
Tinggi Pelat Badan : 1550 mm
Tebal Pelat Sayap : 12 mm
Tebal Pelat Badan : 8 mm
Material Struktur Balok Gelagar
Tegangan Leleh Baja (fy) : 250 MPa
Modulus Elastisitas Baja (E) : 200.000 N/mm2
Struktur Jembatan
Panjang Bentang Jembatan : 15 m
Beban pada Jembatan
Beban Mati Merata (qd) : 20 kN/m
Beban Hidup Merata(ql) : 12 kN/m
Faktor Reduksi Kekuatan
Faktor Reduksi Lentur : 0.90
Faktor reduksi Geser : 0.90

L = 15 m

 Hitung Beban Terfaktor yang Bekerja

Beban

Momen

Geser

Kombinasi beban ultimate terfaktor rencana :

qu  1,2 D  1,6 L  1,2(20kN / m)  1,6(12kN / m)  43,2kN / m

Ridho Aidil Fitrah ST,MT 1


Bahan Ajar
Konstruksi Baja 2
Program Studi Teknik Sipil-Universitas Dharma Andalas

Momen ultimate untuk beban merata pada balok dengan dua tumpuan:
1
Mu  qu .L2
8
1
M u   43,2kN / m  (15m) 2  1215kN .m  1,215  10 9 N .mm
8
Geser ultimate untuk beban merata pada balok dengan dua tumpuan:
1
Vu  qu . L
2
1
Vu   43,2kN / m  15m  324kN  324.000 N
2
 Pemeriksaan Persyaratan Balok Gelagar
Pemeriksaan terhadap balok gelagar dapat dilihat dari dua parameter yaitu
kompak atau tidak kompak dan kelangsingan berdasarkan rasio tinggi badan
dengan tebal badan.sebagai berikut :

h E
 3.76 s
tw fy
1550 200.000
 3.76
8 250

193.75  106.35 …….. Penampang Tidak Kompak

h E
 5.70 s
tw fy
1550 200.000
 5.70
8 250

193.75  161.22 …….. Penampang Langsing

Syarat ketebalan pelat badan balok gelagar yang tidak diperkaku dan pada kedua
sisi memanjangnya dibatasi oleh pelat sayap, adalah :

h E
 6.36
tw fy

1550 200.000
 6.36
8 250

193.75  179.88 ……. Pelat Butuh Pengaku!!

Karena syarat ketebalan pelat badan tidak memenuhi syarat maka perlu
direncanakan pelat pengaku vertikal (intermediate stiffeners) pada pelat badan
balok gelagar.

 Jarak antar Pelat Pengaku Vertikal

Pelat pengaku vertikal direncanakan pada jarak :

Ridho Aidil Fitrah ST,MT 2


Bahan Ajar
Konstruksi Baja 2
Program Studi Teknik Sipil-Universitas Dharma Andalas

a  3,5 m

Sehingga diperoleh :

a 3,5
  2,258
h 1,55

Untuk 1.00  a h  3.00 maka :


h E
 7.07 s
tw fy

1550 200.000
 7.07
8 250

193.75  199.97 ……. OK!!

 Perhitungan Kuat Lentur (Flexural Strength)


Kuat lentur balok gelagar dihitung berdasarkan nilai momen nominal terkecil dari
3 kondisi di bawah ini :
 Tension Flange Yielding (Leleh Sayap Tarik)
Momen nominal pada sumbu major balok gelagar untuk kondisi ini dapat
dihitung berdasarkan rumus :
M n  f y .S x

Berdasarkan data struktur balok gelagar, inersia balok (Ix = 1,082 x 1010 mm4)
dan posisi titik berat (centroid) penampang gelagar c = 787 mm. Maka
nilai statis momen arah-x adalah
I
Sx  x
c
1,082.1010 mm 4
Sx   1,375.10 7 mm 3
787 mm
Sehingga, momen nominal (Mn) balok gelagar kondisi leleh sayap tarik
adalah :
M n  250 MPa  1,375.1010 mm 3
M n  3,437  10 9 N .mm
 Compresion Flange Strength (Kuat Tekan Sayap)
M n  R pg .Fcr .S x
Nilai Fcr dihitung berdasarkan kondisi tekuk lokal pada sayap yang
direlevansikan dengan parameter kelangsingan berikut :
bf 400
   16.67
2.t f 2.12

Ridho Aidil Fitrah ST,MT 3


Bahan Ajar
Konstruksi Baja 2
Program Studi Teknik Sipil-Universitas Dharma Andalas

Es 200.000
 p  0,38  0,38  10,75
fy 250

k c .Es
r  0,95
FL
Dimana :
4 4
kc    0,287
h 1550
tw nilai kc yang diambil adalah 0,35
8
FL  0,7. f y  0,7.250  175MPa

Sehingga :

0,35  200.000 MPa


r  0,95  19
175 MPa

Selama λp < λ < λr , sayap dianggap tidak kompak dan tekuk lokal sayap
akan terjadi pada kondisi inelastik. Maka nilai Fcr dihitung dengan rumus :
   p 
Fcr  f y  0,3. f y . 
 r   p 
16,67  10,75 
Fcr  250MPa  0,3.250MPa.   196,18MPa
 19,0  10,75 
Untuk menghitung faktor reduksi untuk kuat lentur Rpg, nilai aw dihitung
berdasarkan rumus :
h .t
a w  c w  10,0
bf c .tf c
1550.8
aw   2,58
400.12
Sehingga :
aw h E 
R pg  1   c  5,70 s   1,0
1200  300.a w
 t w fy 

2,58 1550 200.000 


R pg  1   5,70   0,957
1200  300.2,58  8 250 
Maka kuat lentur nominal untuk kondisi kuat tekan sayap adalah
M n  0,957 196,18MPa1,375.107 mm3  2,63 109 N .mm
 Lateral Torsional Buckling (Tekuk Torsi Lateral)

M n  R pg .Fcr .S x
Untuk menghitung momen nominal untuk kondisi ini diperlukan rasio
kelangsingan rt yang dihitung berdasarkan sumbu lembah dari penampang

Ridho Aidil Fitrah ST,MT 4


Bahan Ajar
Konstruksi Baja 2
Program Studi Teknik Sipil-Universitas Dharma Andalas

balok. Penampang yang diperhitungkan adalah bagian sayap tekan dan 1/3
bagian dari pelat badan/ web. Sedangkan untuk penampang dengan simetris
ganda, 1/6 bagian dari pelat badan diperhitungkan untuk menghitung nilai rt.
Sehingga :
bf

1/6.(h-2.tf)

1 1 1 
Iy  .(400mm) 3 .12mm  (8mm) 3 . .1526mm   6,401 10 7 mm 4
12 12 6 

A  400 mm.12mm  8mm.254,33mm  6834,64mm 2

Maka, rasio kelangsingan rt dapat dihitung :

Iy 6,401 10 7 mm 4
rt    96,775mm
A 6834,64mm 2
Es 200.000
L p  1,10.rt .  1,10  96,775   3010,93mm
fy 250
Es 200.000
Lr   .rt .    96,775   8594,84mm
fy 250

Syarat Lp< Lb ≤ Lr (3,01 m < 3,5 m < 8,595 m) tercapai, sehingga LTB terjadi
secara inelastik dan perhitungan tegangan kritis bisa dihitung dengan rumus :
 Lb  L p 
Fcr  Cb .Fy  0,3.Fy    Fy
 Lr  L p 
 

Asumsikan nilai Cb = 1,136 sehingga :

 3500mm  3010,93mm 
Fcr  1,136.250 MPa  0,3.250 MPa. 
 8594,84mm  3010,93mm 
Fcr  277,431MPa
277,431MPa  250 MPa

Ridho Aidil Fitrah ST,MT 5


Bahan Ajar
Konstruksi Baja 2
Program Studi Teknik Sipil-Universitas Dharma Andalas

Untuk kondisi Fcr > Fy, maka nilai tegangan kritis (Fcr) yang diambil adalah
250 MPa.
Maka kuat lentur nominal untuk kondisi tekuk torsi lateral adalah

M n  0,957  250MPa1,375.107 mm3  3,289 109 N .mm


Berdasarkan 3 kondisi yang telah dihitung maka nilai momen nominal terkecil
diambil dari kondisi kuat tekan sayap sebesar,

ϕ.Mn= 0,9 x 2,63 x 109 N.mm = 2,367 x 109 N.mm.


Periksa apakah momen nominal terfaktor lebih besar dibandingkan dengan
momen ultimate terfaktor yang terjadi,
M n  M u
2,367 109 N .mm  1,215 109 N .mm …….. OK!

 Perhitungan Kuat Geser (Shear Strength)


Hitung batasan terhadap perbandingan tinggi balok (h) dan tebal badan (tw)

k v .Es k v .Es
1,10. dan 1,37.
fy fy
Dimana :
5
kv  5 
( a / h) 2
a
yang direncanakan adalah 2,258, nilai kv adalah:
h

5
kv  5   5,980
(2,258) 2

k v .Es 5,980  200.000


1,10.  1,10  76,083
fy 250
k v .Es 5,980  200.000
1,37.  1,37  80,957
fy 250
Sehingga :
h k .E
 1,37 v s
tw fy
193.75  80,957

Nilai rasio antara tegangan geser kritis pelat badan dan kapasitas leleh pelat
badan Cv dapat dihitung dengan rumus :

Ridho Aidil Fitrah ST,MT 6


Bahan Ajar
Konstruksi Baja 2
Program Studi Teknik Sipil-Universitas Dharma Andalas

1,51.E s .k v
Cv 
h / t w 2 . f y

1,51.200.000.5,980
Cv   0,192
193,752 .250

Cek apakah tension field action perlu dipertimbangkan atau tidak dengan
menghitung batasan berikut :
a
-  3,00 ; 2,258  3,00
h

2
a  260 
-   ; 2,258  1,80
h  (h / t w ) 
Jika salah satu atau dua batasan tersebut memenuhi maka tension field action
dipertimbangkan dalam perhitungan kapasitas geser balok gelagar, sehingga :

 
 1  Cv 
Vn  0,6. f y . Aw .Cv  
 1,15. 1  ( a ) 2 
h
 
 1  Cv 
Vn  0,6. f y .(h  t w ).Cv  
 1,15. 1  ( a ) 2 
h
 1  0,192 
Vn  0,6.250.(1550  8).0,192  
 1,15. 1  (2,258) 2 
 
Vn  0,6.250.(1550  8).0,476

Vn  0,6.250.(1550  8).0,476  886311,270 N  886,311kN

Maka nilai kapasitas geser nominal terfaktor (ϕ.Vn) adalah


ϕ.Vn= 0,9 x 886,311 kN = 797,679 kN
Sehingga kapasitas geser nominal mampu untuk menahan gaya geser yang terjadi
pada balok gelagar
Vn  Vu
797,679kN  324kN ……OK!

 Pemeriksaan Interaksi Lentur-Geser

Ridho Aidil Fitrah ST,MT 7


Bahan Ajar
Konstruksi Baja 2
Program Studi Teknik Sipil-Universitas Dharma Andalas

Pada balok gelagar kombinasi lentur dan geser terjadi pada seluruh bagian
bentang sehingga harus memperhitungkan batasan dengan menggunakan metode
interaksi lentur dan geser berikut :
Mu V
 0,625 u  1,375
b M n  sVn
Dimana :
Mu = 1,215 x 109 N.mm
ϕbMn = 2,367 x 109 N.mm
Vu = 324.000 N
ϕsVn = 797.679 N
Mu V
 0,625 u  1,375
b M n  sVn

1,215 109 324.000


9
 0,625  1,375
2,367 10 797.679

0,766  1,375 ….OK!

 Perhitungan Pelat Pengaku

 Pelat Pengaku Vertikal (Intermediate Stiffeners)


 a (a / h) 2 
 
Asv  0,50.D. Aw .(1  Cv )   
 h  1  (a / h) 2 

Berdasarkan perhitungan nilai rasio pada kuat geser, perbandingan tinggi
h k .E
profil dan tebal badan  1,37 v s memenuhi, sehingga nilai Cv
tw fy
dihitung berdasarkan rumus :
1,51.E s .k v
Cv 
h / t w 2 . f y

1,51.200.000.5,980
Cv   0,192
193,752 .250

Dengan merencanakan sepasang pelat pengaku, maka nilai D yang digunakan


adalah 1,00, maka luas pelat pengaku vertikal (intermediate stiffeners) yang
dibutuhkan untuk a/h= 2,258 adalah

 (2,258) 2 
Asv  0,50.1,00.(1550.8).(1  0,192) 2,258  
 1  (2,258) 2 
 
Asv  968,900mm 2

Ridho Aidil Fitrah ST,MT 8


Bahan Ajar
Konstruksi Baja 2
Program Studi Teknik Sipil-Universitas Dharma Andalas

Lebar pengaku vertikal bsv = 350 mm, maka tebal pelat pengaku vertikal
adalah tsv = 968,900 mm2/350 mm = 2,76 mm ≈ 3,00 mm.

Pelat Sayap

Pengaku
Vertikal h
Pelat Badan

a = 3,5 m

tsv= 3,00 mm

bsv= 350 mm
Pelat Sayap

Ridho Aidil Fitrah ST,MT 9

Anda mungkin juga menyukai