Anda di halaman 1dari 23

Buku bumil kek (1 52)

1. 1. Pedoman Penanggulangan Kurang Energi Kronik (KEK) Pada Ibu Hamil 1 BAB I
PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Masalah gizi kurang pada ibu hamil masih
merupakan fokus perhatian, masalah tersebut antara lain anemia dan ibu hamil KEK.
Status kesehatan di Indonesia belum menggembirakan ditandai dengan Angka Kematian
Ibu, Kematian Neonatal, Bayi, dan Balita masih sulit ditekan bahkan selama 10 tahun
terakhir ini kematian neonatal ada dalam kondisi stagnan. Pendekatan siklus hidup sejak
dari masa janin sampai usia lanjut terus diupayakan, diperlukan upaya strategis yang
dimulai sejak masa kehamilan bahkan masa pra- kehamilan agar terwujud generasi yang
sehat dan tangguh. Periode pra-kehamilan dan kehamilan harus disiapkan dengan baik,
hal ini tertuang dalam arah kebijakan RPJMN 2015-2019 yaitu mempercepat perbaikan
gizi masyarakat dengan fokus utama pada 1000 Hari Pertama Kehidupan (1000 HPK).
Riskesdas 2013, prevalensi risiko KEK pada WUS (15-49 tahun) sebesar 20,8%,
khususnya prevalensi tertinggi ditemukan pada WUS remaja (15-19 tahun) sebesar
46,6%, dibandingkan dengan kelompok lebih tua (20-24 tahun) sebesar 30,6%.
Sedangkan prevalensi risiko KEK pada ibu hamil (15-49 tahun) sebesar 24,2%,
khususnya prevalensi tertinggi ditemukan pada usia remaja (15-19 tahun) sebesar 38,5%
dibandingkan dengan kelompok lebih tua (20-24 tahun) sebesar 30,1%. Besaran masalah
risiko Kurang Energi Kronik (KEK) baik pada WUS dan bumil lebih banyak ditemukan
pada kelompok usia remaja (15-19 tahun), sehingga kelompok ini harus mendapat
perhatian khusus. KEK pada kelompok usia remaja tidak hanya masalah kurang pangan
tetapi juga akibat pengaruh gaya hidup. Masalah gizi lain pada ibu hamil adalah
prevalensi anemia sebesar 37,1% dan tinggi badan <150 cm sebesar 31,3%. Ibu hamil
dengan masalah gizi dan kesehatan berdampak terhadap kesehatan dan keselamatan ibu
dan bayi serta kualitas bayi yang dilahirkan. Kondisi ibu hamil KEK, berisiko
menurunkan kekuatan otot yang membantu proses persalinan sehingga dapat
mengakibatkan terjadinya partus lama dan perdarahan pasca salin, bahkan kematian ibu.
Risiko pada bayi dapat mengakibatkan terjadi kematian janin (keguguran), prematur,
lahir cacat, Bayi Berat Lahir
2. 2. 2 Pedoman Penanggulangan Kurang Energi Kronik (KEK) Pada Ibu Hamil Rendah
(BBLR) bahkan kematian bayi. Ibu hamil KEK dapat mengganggu tumbuh kembang
janin, yaitu pertumbuhan fisik (stunting), otak dan metabolisme yang menyebabkan
penyakit tidak menular di usia dewasa. Prevalensi BBLR sebesar 10,2% (Riskesdas
2013). Kejadian BBLR merupakan penyebab utama kematian bayi selain gangguan nafas
dan infeksi neonatus. Mengacu pada konsep ilmiah menjelaskan bahwa masalah gizi
merupakan Intergeneration Impact, seorang bayi dengan BBLR akan mengalami masalah
gizi sepanjang siklus kehidupan dan akan berulang pada generasi selanjutnya. Masalah
ibu hamil KEK disebabkan konsumsi zat gizi yang kurang. Konsumsi energi penduduk
Indonesia kurang dari 70% AKG 2004 sebesar 40,7% dan konsumsi protein kurang dari
80% AKG 2004 sebesar 37% (Riskesdas 2010). Kekurangan zat gizi makro berkaitan
dengan kekurangan zat gizi mikro khususnya vitamin A, vitamin D, asam folat, zat besi,
seng, kalsium dan iodium. Penanggulangan ibu hamil KEK harus dimulai sejak sebelum
hamil (catin) bahkan sejak usia remaja putri. Upaya penanggulangan tersebut
membutuhkan koordinasi lintas program melalui kegiatan edukasi kesehatan reproduksi
remaja putri melalui program Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) dan Pelayanan Kesehatan
Peduli Remaja (PKPR), konseling CATIN, pemeriksaan ibu hamil terpadu (Pelayanan
Antenatal Terpadu) dan perlu dukungan lintas sektor, organisasi profesi, tokoh
masyarakat, LSM dan institusi lainnya. Agar kegiatan penanggulangan ibu hamil KEK
dapat dilaksanakan dengan baik dan terkoordinasi diperlukan suatu pedoman. B.
TUJUAN 1. Umum: Sebagai acuan dalam penanggulangan ibu hamil KEK. 2. Khusus:
Melakukan : a. Identifikasi WUS Catin dan ibu hamil KEK b. Pelayanan gizi terhadap
WUS Catin dan ibu hamil KEK c. Pemantauan pelayanan gizi WUS Catin dan ibu hamil
KEK d. Evaluasi hasil pelayanan gizi WUS Catin dan ibu hamil KEK
3. 3. Pedoman Penanggulangan Kurang Energi Kronik (KEK) Pada Ibu Hamil 3 C.
BAGAN PENYEBAB MASALAH GIZI IBU HAMIL KEK Faktor penyebab langsung
ibu hamil KEK adalah konsumsi gizi yang tidak cukup dan penyakit. Faktor penyebab
tidak langsung adalah persediaan makanan tidak cukup, pola asuh yang tidak memadai
dan kesehatan lingkungan serta pelayanan kesehatan yang tidak memadai. Semua faktor
langsung dan tidak langsung dipengaruhi oleh kurangnya pemberdayaan wanita, keluarga
dan sumber daya manusia sebagai masalah utama, sedangkan masalah dasar adalah krisis
ekonomi, politik dan sosial. Gambar 1. Kerangka Konsep Penyebab Ibu Hamil KEK,
modifikasi dari Kerangka Konseptual UNICEF, ACC/SCN, 2000 Penyebab Langsung
Penyebab Tidak langsung Masalah Utama Masalah Dasar Ibu Hamil KEK Konsumsi gizi
Penyakit tidak cukup Persediaan makanan tidak cukup Pola asuh tidak memadai Kesling
dan Yankes tidak memadai Kurang pemberdayaan wanita, keluarga dan SDM Krisis
Ekonomi, Politik dan Sosial Pengangguran, inflasi, kurang pangan dan kemiskinan
Kurang pendidikan, pengetahuan dan keterampilan
4. 4. 4 Pedoman Penanggulangan Kurang Energi Kronik (KEK) Pada Ibu Hamil D.
SASARAN : 1. Petugas kesehatan 2. Sektor/Institusi terkait E. LANDASAN HUKUM 1.
Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah 2. Undang-undang
No 29 tahun 2004 tentang Praktek Kedokteran. 3. Undang-Undang Nomor 36 Tahun
2009 tentang Kesehatan 4. Undang-undang Pangan No. 18 tahun 2012 tentang Pangan
(pasal 63) 5. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan
Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi dan Pemerintah Daerah
kabupaten/Kota 6. Perpres No 42 tahun 2013 tentang Gerakan Nasional Percepatan
Perbaikan Gizi 7. Inpres No 3 tahun 2010 tentang Rencana Aksi Nasional Pangan dan
Gizi (RANPG 2011-2015) dan Rencana Aksi Daerah Pangan dan Gizi (RADPG 2011-
2015) di 33 Propinsi. 8. Permenkes Nomor 741 tahun 2008 tentang Standar pelayanan
Minimal Kab/ kota. 9. Permenkes Nomor 374 tahun 2009 tentang Sistim Kesehatan
Nasional. 10. Kepmenkes Nomor 128 tahun 2004 tentang Kebijakan Dasar Puskesmas .
11. Kepmenkes Nomor 129 tahun 2008 tentang Standar Pelayanan Minimal Rumah
Sakit. 12. Permenkes No. 75 tahun 2013 tentang Angka Kecukupan Gizi yang dianjurkan
bagi bangsa Indonesia. 13. Permenkes No. 1464 tahun 2010 tentang Izin dan
Penyelenggaraan Praktek Bidan. 14. Permenkes No. 26 tahun 2013 tentang Tenaga Gizi
15. Permenkes No. 23 tahun 2014 tentang Upaya Perbaikan Gizi 16. Kepmenkes No. 369
tahun 2007 tentang Standar Profesi Bidan.
5. 5. Pedoman Penanggulangan Kurang Energi Kronik (KEK) Pada Ibu Hamil 5 BAB II
KEBIJAKAN, STRATEGI DAN KONSEP DASAR Masalah gizi dan Kesehatan Ibu dan
Anak di Indonesia ini akan berdampak negatif terhadap kualitas sumber daya manusia.
Target RPJMN melalui perbaikan gizi pada semua siklus kehidupan, sejak dari dalam
kandungan sampai dengan lanjut usia diharapkan dapat memperbaiki kualitas sumber
daya manusia. Penanggulangan ibu hamil KEK melalui kebijakan dan strategi sebagai
berikut: A. KEBIJAKAN 1. Penanggulangan ibu hamil KEK dilaksanakan melalui
intervensi gizi spesifik secara lintas program, terutama pada pelaksanaan pelayanan
antenatal terpadu. 2. Penanggulangan ibu hamil KEK dilaksanakan melalui intervensi gizi
sensitif terintegrasi lintas sektor terkait. B. STRATEGI 1. Melaksanakan advokasi,
sosialisasi, promosi dan koordinasi dengan lintas sektor terkait dan masyarakat. 2.
Melakukan penapisan ibu hamil KEK melalui pelayanan antenatal terpadu dan
melaksanakan rujukan bila diperlukan. 3. Melakukan pelayanan gizi ibu hamil KEK. 4.
Melakukan pemantauan dan evaluasi. C. KONSEP DASAR 1. Gizi Seribu Hari Pertama
Kehidupan (1000 HPK) Kehamilan merupakan suatu proses faali yang menjadi awal
kehidupan generasi berikut. Salah satu kebutuhan esensial untuk proses reproduksi sehat
adalah terpenuhinya kebutuhan energi, protein, karbohidrat, vitamin, mineral dan cairan
(termasuk air) serta serat yang cukup baik kuantitas maupun kualitas. Kurangnya asupan
energi yang berasal dari zat gizi makro (karbohidrat, protein dan lemak) maupun zat gizi
mikro terutama vitamin A, vitamin D, asam folat, zat besi, seng, kalsium dan iodium dan
zat mikro lain pada wanita usia subur
6. 6. 6 Pedoman Penanggulangan Kurang Energi Kronik (KEK) Pada Ibu Hamil yang
berkelanjutan (remaja sampai masa kehamilan), mengakibatkan terjadinya Kurang Energi
Kronik (KEK) pada masa kehamilan yang diawali dengan kejadian “Risiko” KEK dan
ditandai oleh rendahnya cadangan energi dalam jangka waktu cukup lama yang diukur
dengan Lingkar Lengan Atas (LiLA). Hasil analisis Aryani dkk, 2012 berdasarkan data
Riskesdas (2007) diperoleh korelasi kuat antara LiLA dan Indeks Massa Tubuh (IMT)
pra-hamil. Oleh karena itu, LiLA dapat digunakan sebagai alat penapisan KEK,
sedangkan kenaikan berat badan ibu hamil merupakan cermin dari pertumbuhan dan
perkembangan janin. Kurang Energi Kronik (KEK) pada ibu hamil dimulai sebelum
hamil, dari pra nikah (Catin) bahkan usia remaja. Kehamilan pada usia remaja akan
menimbulkan masalah, antara lain : a. Terjadi kompetisi kebutuhan zat gizi antara remaja
dengan janin yang dikandungnya. b. Kekurangan zat gizi akan menyebabkan tubuh
rentan terhadap penyakit. c. Organ reproduksi remaja masih dalam proses tumbuh
kembang, seperti panggul belum berkembang maksimal (panggul sempit) yang akan
menyulitkan proses persalinan. d. Mental remaja yang belum siap menjadi seorang ibu
mengakibatkan pola asuh yang tidak baik.
7. 7. Pedoman Penanggulangan Kurang Energi Kronik (KEK) Pada Ibu Hamil 7 Gambar 2.
Periode 1000 Hari Pertama Kehidupan (1000 HPK) Periode 1000 HPK adalah periode 9
bulan janin dalam kandungan (270 hari) hingga anak usia 2 tahun (730 hari). Pada 20
minggu pertama dibutuhkan kecukupan protein dan zat gizi mikro untuk pembentukan sel
dan menentukan jumlah sel otak dan potensi tinggi badan (TB). Selanjutnya pada 20
minggu sampai dengan bayi lahir dibutuhkan kecukupan energi, protein dan zat gizi
mikro untuk pembentukan dan pembesaran sel. Selama 6 bulan setelah bayi lahir bayi
memerlukan zat gizi makro dan mikro yang hanya cukup diperoleh dari Air Susu Ibu
(ASI eksklusif). Di atas 6 bulan bayi mulai membutuhkan makanan pendamping ASI
yang cukup dan berkualitas untuk mencapai pertumbuhan dan perkembangan yang
optimal. Proses biologik yang terjadi selama kehamilan ditandai dengan pertambahan
berat badan yang berasal dari beberapa komponen seperti yang tercantum pada Tabel 1.
Perubahan yang terjadi selama kehamilan terukur dalam kenaikan berat badan ibu. Untuk
itu agar bayi yang dilahirkan dalam kondisi
8. 8. 8 Pedoman Penanggulangan Kurang Energi Kronik (KEK) Pada Ibu Hamil normal
(lahir hidup, cukup bulan dan berat lahir cukup), membutuhkan energi dan zat gizi
optimal yang diperoleh melalui ibu. Ibu hamil dengan cukup energi dan asupan zat
gizinya akan naik berat badannya sesuai umur kehamilan dan bayi lahir sehat. Apabila
proses kehamilan diawali dengan kondisi gizi kurang, maka kenaikan berat badan selama
hamil harus juga mempertimbangkan defisit berat badan, artinya kenaikan berat badan
pada ibu hamil KEK harus lebih besar dibandingkan ibu hamil normal (Tabel 2). Tabel 1.
Komponen Kenaikan Berat Badan Selama Hamil Deskripsi Komponen Berat (kg) Produk
konsepsi Janin 3.23 Plasenta 0.64 Cairan amnion 1.44 Perubahan berat badan ibu terkait
kehamilan Air 6.0 Cairan plasma 1.2* Cairan ekstraseluler 2.2* Cairan intraseluler 2.6
Protein tubuh 1.5 T o t a l 12.5 Keterangan : * langsung terbuang pada saat kelahiran
Sumber : Isabelllae Leitch, Commonwealth Bureau of Animal Nutrition, Bucksburn,
Berdeenshire (2007) Tabel 2. Kenaikan BB Selama Hamil Berdasarkan IMT Pra-hamil
IMT pra-hamil (kg/m 2 ) Kenaikan BB total selama kehamilan (kg) Laju Kenaikan BB
Pada trimester II dan trimester III (Rentang rerata kg/minggu), Gizi Kurang/KEK (<18,5)
12.71 - 18.16 0.45 (0.45 - 0.59) Normal (18.5-24.9) 11.35 - 15.89 0.45 (0.36 – 0.45)
Kelebihan BB (25.0-29.9) 6.81 - 11.35 0.27 (0.23 - 0.32) Obes (≥ 30.0) 4.99 - 9.08 0.23
(0.18 - 0.27) Sumber : Institute of Medicine (IOM), 2009 Keterangan : Penggunaan
rujukan dari IOM Tahun 2009 karena sudah disesuaikan dengan postur tubuh kebanyakan
orang Asia Pasifik dan untuk menilai pertambahan berat badan selama kehamilan.
9. 9. Pedoman Penanggulangan Kurang Energi Kronik (KEK) Pada Ibu Hamil 9 Secara
teoritis BB Ibu Hamil pada Trimester I sama dengan BB pra hamil, bahkan bisa lebih
rendah. Perhitungan kenaikan berat badan bumil KEK pada trimester I adalah berat badan
aktual saat pertama kali ditimbang minimal ada kenaikan BB 1 kg/bulan. 2. Kerangka
Konsep Penanggulangan Ibu Hamil KEK Sumber : Modifikasi dari framework for
promoting maternal nutrition (USAID-IYCN), 2012 Keterangan : Tidak dianjurkan
suplementasi vitamin A dosis tinggi pada ibu hamil Gambar 3. Kerangka Konsep
Penanggulangan ibu Hamil KEK Gaya hidup & Pola Asuh Ibu yang mendukung
Konsumsi makanan & suplementasi Pencegahan & Pengobatan penyakit Gizi Ibu Hamil
Aktivitas fisik (beban kerja) sehari- hari yang sesuai Pengaturan jarak kehamilan
Kuantitas makanan Kualitas makanan Suplementasi Fe, asam folat, kalsium dan zinc
Status/Kedudukan Ibu di dalam rumah tangga Pengobatan Penyakit Pencegahan dan
pengobatan malaria Pencegahan Kecacingan Hygiene/sanitasi dan air bersih
10. 10. 10 Pedoman Penanggulangan Kurang Energi Kronik (KEK) Pada Ibu Hamil Pada
bagan di atas, secara lebih spesifik untuk mencegah terjadinya ibu hamil KEK, maka
upaya yang dapat dilakukan adalah dengan mengonsumsi makanan yang cukup secara
kuantitas (jumlah makanan yang dimakan) serta kualitas (variasi makanan dan zat gizi
yang sesuai kebutuhan) serta suplementasi zat gizi yang harus dikonsumsi oleh ibu hamil
yaitu tablet tambah darah (berisi zat besi dan asam folat), kalsium, seng, vitamin A,
vitamin D, iodium. Pengaturan jarak kelahiran, pengobatan penyakit penyerta seperti
kecacingan, malaria, HIV, TBC dan penerapan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS)
yaitu dengan selalu menggunakan air bersih, cuci tangan dengan air bersih dan sabun,
menggunakan jamban sehat, memberantas jentik seminggu sekali, makan buah dan sayur
setiap hari, melakukan aktivitas fisik setiap hari, tidak merokok di dalam rumah,
persalinan oleh tenaga kesehatan, memberi ASI eksklusif dan menimbang balita setiap
bulan merupakan upaya yang harus dilakukan dalam rangka mencegah terjadinya KEK
pada WUS Catin dan ibu hamil serta mengatasi masalah yang timbul pada WUS Catin
dan ibu hamil KEK. Pelayanan antenatal terpadu (10 T) harus dilakukan ditingkat
pelayanan kesehatan primer (puskesmas) oleh tenaga kesehatan. Pelayanan antenatal
terkait gizi yang wajib dilakukan adalah: 1. Penimbangan berat badan 2. Pengukuran
tinggi badan 3. Pengukuran LiLA 4. Pemberian tablet tambah darah 5. Penyuluhan dan
Konseling gizi
11. 11. Pedoman Penanggulangan Kurang Energi Kronik (KEK) Pada Ibu Hamil 11 BAB III
KEGIATAN PENANGGULANGAN KEK PADA WUS CATIN DAN IBU HAMIL
Penanggulangan KEK bisa berhasil dengan baik apabila dilakukan kegiatan meliputi
peningkatan asupan makanan, perubahan perilaku kesehatan dan gizi, serta pencegahan
dan penanggulangan penyakit. Dalam rangka penanggulangan KEK pada WUS Catin dan
Ibu hamil perlu dilakukan beberapa tahapan kegiatan yang terintegrasi dengan pelayanan
Antenatal, sebagai berikut : A. PENDATAAN Pendataan dilakukan pada WUS Calon
Pengantin (Catin) dan ibu hamil di wilayah kerja yang dilakukan oleh tenaga kesehatan
dibantu oleh masyarakat desa (kader). Pendataan meliputi nama, usia dan alamat. B.
PELAYANAN Pelayanan gizi dilakukan pada WUS Catin dan Ibu hamil. Pelayanan gizi
pada WUS Catin berupa pemeriksaan antropometri (BB, TB, LiLA) yang hasilnya
diinformasikan ke Kantor Urusan Agama (KUA) sebagai prasarat layak nikah. Pelayanan
gizi pada ibu hamil mengikuti standar pelayanan antenatal terpadu yang meliputi timbang
berat badan dan ukur tinggi badan, nilai status gizi (ukur LiLA), memberikan tablet
tambah darah (TTD), tatalaksana kasus, dan temu wicara/konseling. Sedangkan
mengukur tekanan darah, mengukur tinggi fundus uteri, menentukan presentasi janin dan
denyut jantung janin, skrining status imunisasi tetanus dan pemberian imunisasi TT,
pemeriksaan laboratorium sederhana dilakukan oleh tenaga kesehatan lainnya. Secara
rinci pelayanan gizi untuk WUS Catin dan Ibu hamil diuraikan sebagai berikut: 1. WUS
Catin a. Penapisan Status Gizi Penapisan status gizi dilakukan dengan pengukuran LiLA.
12. 12. 12 Pedoman Penanggulangan Kurang Energi Kronik (KEK) Pada Ibu Hamil b.
Penentuan Status Gizi Penentuan status gizi dilakukan dengan 2 cara : dengan
menghitung IMT dan atau mengukur LiLA 1) Normal jika IMT 18,5 s/d 24,9 kg/m2
(Institute of Medicine, 2009 ) dan LiLA ≥ 23,5 cm 2) Kurus jika IMT < 18,5 kg/m2 3)
KEK bila LiLA < 23,5 cm c. Pelayanan Gizi Pelayanan Gizi pada WUS Catin terdiri dari
WUS Catin Normal dan WUS Catin KEK sesuai dengan Gambar 3. 1) WUS Catin
Normal Pelayanan gizi pada WUS Catin normal dilakukan edukasi gizi seimbang,
menerapkan PHBS dan dianjurkan minum tablet tambah darah untuk mencegah anemia
sebanyak 1 tablet per minggu dan 1 tablet per hari selama menstruasi. 2) WUS Catin
KEK Pelayanan gizi pada WUS Catin gizi kurang/ KEK dengan tujuan meningkatkan BB
melalui konseling gizi tentang makanan dengan gizi seimbang dan cara pemilihan
makanan yang tepat menggunakan Daftar Bahan Makanan Penukar (Lampiran 8) serta
menerapkan PHBS. Pantau berat badan tiap bulan, bila dalam 1 bulan tidak ada
peningkatan berat badan segera dirujuk. Cara menghitung IMT: IMT= BB (kg) TB m x
TB m Contoh jika WUS dengan BB 38 kg, TB 145 cm maka IMT = 38 = 18,0 kg/m2
1,45 x1,45 Kesimpulan : WUS dengan status gizi kurang/KEK
13. 13. Pedoman Penanggulangan Kurang Energi Kronik (KEK) Pada Ibu Hamil 13 WUS
KEK umumnya disertai Anemia. a) Bila kadar Hb ≥ 8 - < 12 gr/dl, dianjurkan untuk
mengonsumsi bahan makanan sumber zat besi dan pemberian TTD 1 x 1 tablet/hari dan
dilakukan pemeriksaan Hb setelah 1 bulan. Bila tidak ada perubahan dalam waktu 1
bulan segera dirujuk. b) Bila kadar Hb < 8 gr/dl (anemia moderate), segera rujuk. Daerah
dengan prevalensi anemia pada ibu hamil tinggi ( > 20% ) maka dianjurkan Pemda untuk
melakukan pemberian TTD kepada remaja putri (sejak mulai haid) dan WUS
14. 14. 14 Pedoman Penanggulangan Kurang Energi Kronik (KEK) Pada Ibu Hamil
15. 15. Pedoman Penanggulangan Kurang Energi Kronik (KEK) Pada Ibu Hamil 15 2. IBU
HAMIL a. Penapisan Penapisan dilakukan pengukuran LiLA, hasil laboratorium dan ada
tidaknya penyakit. b. Penentuan Status Gizi 1) Normal jika LiLA ≥ 23,5 cm 2) KEK jika
LiLA < 23,5 cm Selain status gizi perlu diperhatikan kondisi ibu hamil yang berisiko.
Disebut Ibu Hamil Risiko Tinggi bila: a) TB < 145 cm dan atau b) BB < 45 kg pada
seluruh usia kehamilan c) Anemia bila Hb < 11 g/dl c. Pelayanan Gizi Pelayanan gizi
pada ibu hamil terintegrasi di dalam pelayanan Antenatal terpadu. Pelayanan antenatal
terpadu mencakup pelayanan preventif, promotif sekaligus kuratif dan rehabilitatif yang
meliputi pelayanan KIA, Gizi, Pengendalian Penyakit Menular, Penyakit Tidak Menular,
ibu hamil yang mengalami kekerasan selama kehamilan serta program spesifik lainnya
sesuai dengan kebutuhan. Setiap ibu hamil mempunyai risiko mengalami masalah gizi
terutama KEK, oleh karena itu semua ibu hamil harus menerima pelayanan antenatal
yang komprehensif dan terpadu. Tujuan pelayanan antenatal terpadu meliputi: deteksi
dini, pengobatan dan penanganan gizi yang tepat terhadap gangguan kesehatan ibu hamil
termasuk masalah gizi terutama KEK; Persiapan persalinan dan kesiapan menghadapi
komplikasi akibat masalah kesehatan terutama masalah gizi pada ibu hamil KEK;
pencegahan terhadap penyakit dan komplikasinya akibat KEK melalui penyuluhan
kesehatan dan konseling.
16. 16. 16 Pedoman Penanggulangan Kurang Energi Kronik (KEK) Pada Ibu Hamil
17. 17. Pedoman Penanggulangan Kurang Energi Kronik (KEK) Pada Ibu Hamil 17
Pelayanan gizi diuraikan pada pelayanan gizi ibu hamil normal, ibu hamil KEK, ibu
hamil anemia, ibu hamil KEK dan anemia, serta ibu hamil KEK dengan penyakit. 1)
Pelayanan Gizi Ibu hamil normal Pelayanan gizi ibu hamil normal ditujukan agar ibu
hamil terhindar dari KEK maupun penyakit penyerta lainnya. Oleh karena itu kegiatan
utamanya adalah edukasi dan konseling. Upaya pencegahan anemia dan KEK pada Ibu
Hamil dapat dilakukan melalui edukasi dan konseling. a) Edukasi Gizi Edukasi gizi
dilakukan dengan memberikan penyuluhan gizi dan atau disertai pemasangan poster,
penyebaran flyer/pamflet/selebaran (media KIE lainnya) dengan tujuan untuk merubah
perilaku masyarakat agar mempunyai perilaku makan yang baik sesuai dengan prinsip
gizi seimbang, sehingga dapat mempertahankan dan mencapai BB normal. Edukasi
dilakukan pada saat ibu melakukan pemeriksaan antenatal atau saat mengikuti kelas ibu
hamil. Perencanaan yang perlu dilakukan adalah penyiapan materi sesuai dengan masalah
yag dihadapi sebagian besar ibu hamil. Materi yang dikembangkan diantaranya gizi
seimbang ibu hamil, penambahan porsi ibu hamil dengan aneka ragam makanan,
kebutuhan cairan ibu hamil, melakukan aktifitas fisik, dan pentingnya memantau
kenaikan berat badan dan perkembangan janin serta PHBS b) Konseling Konseling gizi
perlu dilakukan pada ibu hamil yang normal dengan memperhatikan diagnosis gizi yang
telah diidentifikasi dengan metode Proses Asuhan Gizi Terstandar (PAGT). Alat bantu
yang dapat digunakan diantaranya: buku Kesehatan Ibu dan Anak (buku KIA), food
model, leaflet, flyer/selebaran, dll. 2) Pelayanan Gizi pada Ibu Hamil KEK Ibu hamil
KEK adalah ibu hamil dengan hasil pemeriksaan antropometri, LiLA < 23,5 cm dan
harus ditangani sesuai dengan standar dan kewenangan tenaga kesehatan termasuk tenaga
gizi.
18. 18. 18 Pedoman Penanggulangan Kurang Energi Kronik (KEK) Pada Ibu Hamil Kasus-
kasus yang tidak dapat ditangani dirujuk sesuai dengan sistem rujukan. Secara umum
pelayanan gizi pada ibu hamil KEK di fasilitas pelayanan kesehatan dilakukan sesuai
dengan karakteristik wilayah (epidemiologis dan/atau sosial budaya dan kemampuan
local). Pelayanan gizi dapat dilakukan oleh tenaga gizi dan bidan. Pelayanan gizi ibu
hamil KEK oleh tenaga gizi dilakukan dengan mengikuti tahapan Proses Asuhan Gizi
Terstandar yang meliputi Pengkajian gizi, diagnosis gizi, intervensi gizi dan monitoring
evaluasi. a) Pengkajian Gizi Pengkajian gizi dilakukan dengan interpretasi data
antropometri, biokimia, klinis, asupan makan/riwayat gizi dan riwayat personal. (1)
Interpretasi data antropometri menggunakan : (a) LiLA (KEK jika LiLA <23,5 cm) (b)
IMT pra hamil/Trimester I (gizi kurang/KEK jika IMT < 18,5 kg/m2 ) (2) Interpretasi
data biokimia Hb (anemia jika Hb <11 gr/dl) (3) Interpretasi data Klinis Kurus, pucat (4)
Interpretasi data asupan makan/riwayat gizi Mendata asupan makanan dengan cara
menanyakan riwayat makan menggunakan metode FFQ (Lampiran 6) dan Food Recall 24
jam dengan menggunakan formulir asuhan gizi (Lampiran 7). (5) Riwayat personal yaitu
sosial ekonomi dan budaya (keyakinan terkait pola makan) (6) Membandingkan dengan
standar yang ada b) Menetapkan Diagnosis Gizi : Diagnosis gizi adalah menentukan
masalah gizi berdasarkan Problem, Etiologi dan Sign serta symptom (PES). Diagnosis
gizi bersifat spesifik serta terkait dengan hal-hal yang berhubungan dengan malnutrisi
dan perilaku makan. Diagnosis gizi berbeda dengan diagnosis medis. Berikut ini
beberapa contoh diagnosis gizi yang sering terjadi pada ibu hamil:
19. 19. Pedoman Penanggulangan Kurang Energi Kronik (KEK) Pada Ibu Hamil 19 (1)
Domain Intake/Asupan: NI-5.2: Malnutrisi berkaitan dengan kurang pengetahuan tentang
gizi dan makanan ditandai oleh ketidakmampuan atau ketidakinginan mengonsumsi
energi/protein yang cukup dan pertambahan BB hamil yang tidak adekuat. (2) Domain
Klinis : NC-3.1: Penurunan BB yang tidak diharapkan berkaitan dengan penurunan
asupan makan ditandai oleh penurunan BB ≥ 5% dalam 1 bulan. (3) Domain Perilaku-
Lingkungan: NB-1.1: Pengetahuan tentang gizi-makanan kurang berkaitan dengan
kurang terpapar akan informasi gizi yang akurat ditandai oleh ketidaktepatan
menyebutkan informasi gizi bagi ibu hamil. c) Intervensi Gizi: Strategi intervensi gizi
kepada ibu hamil KEK mengacu pada 4 kategori yaitu penyediaan makanan,
konseling/edukasi, kolaborasi dan koordinasi dengan tenaga kesehatan dan tenaga lintas
sektor terkait. (1) Penyediaan makan Penyediaan makan diawali dengan perhitungan
kebutuhan, pemberian diet (termasuk komposisi zat gizi, bentuk makanan, dan frekuensi
pemberian dalam sehari) (a) Perhitungan kebutuhan energi Perhitungan kebutuhan energi
per individu dihitung berdasarkan aktivitas dan status gizi ibu dan ditambah 500 kkal
untuk usia kehamilan Trimester I, II dan III. Berikut tabel kebutuhan energi berdasarkan
aktivitas. Tabel.3. Kebutuhan Energi Sesuai Aktivitas Target BB Kebutuhan Energi
sesuai aktivitas (kkal/ kg BB) Santai Sedang Berat Naik 25 30 35 Tetap 20 25 30
Sumber: Escott-stump S, 6th Ed. Nutrition and Diagnosis-Related Care. 2008
20. 20. 20 Pedoman Penanggulangan Kurang Energi Kronik (KEK) Pada Ibu Hamil
Perhitungan kebutuhan energi untuk usia kehamilan trimester I, II dan III adalah sebagai
berikut: Sumber: Escott-stump S, 6th Ed. Nutrition and Diagnosis-Related Care. 2008
Contoh : Seorang Ibu Hamil berusia 23 thn, usia hehamilan 14 minggu (Trimester II),
LiLA 22 cm, TB 160 cm (1,6 m), Diidentifikasi berdasarkan LiLA, status gizi: KEK.
Kebutuhan Energi/hari bumil sesuai target BB dan aktivitas = (BBI x kebutuhan energi
sesuai target BB & aktivitas) Perhitungan Kebutuhan Energi adalah sebagai berikut : 1.
Perhitungan BB Ideal pra hamil: = (TB cm – 100) - 10 % (TB - 100) = 54 kg 2.
Kebutuhan Energi/hari bumil sesuai target BB dan aktivitas : = (BB Ideal x kebutuhan
energi sesuai target BB & aktivitas) = (54 x 30 kkal) +500 kkal = 1620 kkal + 500 kkal =
2120 kkal (b) Pemberian diet sesuai kebutuhan per individu normal yang meliputi
kebutuhan energi dan zat gizi ditambah dengan 500 kkal sebagai penambahan energi
selama kehamilan (Mahan et al, 2011). (1)) Kebutuhan energi dan zat gizi per hari dapat
dilihat pada tabel berikut : 30 – 35 kkal/kg BB Ideal sebelum hamil + 500 kkal
21. 21. Pedoman Penanggulangan Kurang Energi Kronik (KEK) Pada Ibu Hamil 21 Tabel 4.
Kebutuhan Energi dan Zat Gizi Ibu Hamil KEK Energi dan Zat Gizi Kebutuhan Energi
30-35 kkal/kgBB/hari, disesuaikan dengan aktifitas Protein 12 – 15 %, diutamakan
sumber protein dari ikan terutama ikan laut. Lemak 30 %, diutamakan berasal dari lemak
tidak jenuh tunggal maupun ganda Karbohidrat 55 – 58% Serat 28 g/hari Asam folat 600
mcg/hari Vitamin A 300-350 mcg/hari Vitamin B2 0,3 mg/hari Vitamin B3 4 mg/hari
Vitamin B6 0,4 mg/hari Vitamin C 85 mg/hari Kalsium 1000mg/hari Zink (Seng) 1 – 4
mg/hari Iodium 70mcg/hari Zat besi 27 mg/hari Air Minimal 2 liter/hari (2)) Bentuk
penambahan energi 500 kkal dapat berupa Pemberian Makanan Tambahan (PMT) pada
ibu hamil KEK sebesar 500 kkal. PMT dapat berupa pangan lokal atau pabrikan dan
minuman padat gizi. PMT yang dibuat berbasis pangan lokal dapat berupa makanan
selingan padat, sebagai contoh: o 200 gr pempek kapal selam + es kacang merah, o 1
porsi siomay lengkap + jus jeruk o 1 porsi bubur kacang ijo + 2 iris roti tawar, o 1 porsi
bubur sagu kenari o 3 bh lontong/arem-arem + 4 potong tahu goreng. Contoh makanan
lain terlampir pada Lampiran 15 PMT Bumil pabrikan 500 kkal, 15 gr protein,
diberikan 90 hari. o biscuit lapis (100 gr)
22. 22. 22 Pedoman Penanggulangan Kurang Energi Kronik (KEK) Pada Ibu Hamil
Minuman padat gizi, dapat berupa formula susu dan formula non susu : o formula susu
(1,5 kkal/mL) terdiri dari susu + gula + minyak + mineral mix o formula non susu (1,5
kkal/mL) yang terdiri dari kacang + telur + gula + minyak. (2) Konseling/edukasi gizi
Konseling gizi dilakukan dengan tujuan membantu ibu hamil KEK dalam memperbaiki
status gizinya melalui penyediaan makanan yang optimal agar tercapai berat badan
standar. Tahapan konseling: (a) Menentukan prioritas perubahan perilaku yang perlu
dilakukan untuk mencapai kesehatan ibu hamil (b) Mendiskusikan prioritas perubahan
perilaku bersama dengan ibu hamil agar dapat dilakukan sesuai dengan kondisinya (c)
Menjelaskan bagaimana prinsip gizi seimbang bagi ibu hamil dan PHBS (d) Menjelaskan
tentang pentingnya makanan yang cukup selama kehamilan terutama penambahan energi
sesuai dengan trimesternya. (contoh di lampiran 11) (e) Menjelaskan tentang pentingnya
pemilihan makanan yang tepat selama kehamilan dengan cara mengajarkan ibu
bagaimana mengganti bahan makanan dengan bahan makanan yang sejenis (contoh
makanan sumber energi nasi, bisa diganti dengan singkong/mie/roti/jagung dengan
menggunakan Bahan Makanan Penukar, bisa dilihat di lampiran 8.) (f) Memberikan
contoh pola makan yang tepat (terdiri dari makanan pokok, sumber protein hewani-
nabati, sayur dan buah) serta penambahan energi sesuai dengan trimester (dalam bentuk
susu atau PMT lain) (g) Contoh pola makan ibu hamil dapat dilihat pada Lampiran 13.
23. 23. Pedoman Penanggulangan Kurang Energi Kronik (KEK) Pada Ibu Hamil 23 (h)
Memberikan contoh menu sehari bergizi seimbang bagi ibu hamil (Lampiran 5). (i)
Memberikan contoh makanan tambahan sebesar 500 kkal, 15 gr protein (dapat diberikan
dalam bentuk makanan selingan 2-3 kali sehari, dalam bentuk makanan/ minuman padat
gizi). Contoh dapat dilihat pada lampiran 15. (j) Menyarankan ibu hamil untuk
menambah waktu istirahat dengan berbaring 1 jam, pada siang hari. (k) Melakukan
evaluasi konseling yang dilakukan dengan cara menanyakan ulang kepada ibu hamil
tentang bagaimana pola makan yang baik bagi ibu hamil. (l) Mengatur dan memotivasi
kunjungan ulang secara berkala ke pelayanan kesehatan. Jika sebelum waktu kunjungan
ulang tiba ibu ada keluhan/permasalahan yang terkait dengan pemberian makan ibu hamil
dapat menghubungi tenaga gizi/tenaga kesehatan terdekat. (3) Kolaborasi dan Koordinasi
Tenaga Kesehatan dan Lintas Sektor terkait Jika dalam pelaksanaan intervensi gizi ibu
hamil KEK mengalami kendala untuk melakukan praktek pemberian makannya, maka
tenaga gizi dapat berkolaborasi dengan masyarakat termasuk Lembaga Pemberdayaan
Masyarakat (LPM) dalam hal : (a) Membuat makanan tambahan berbasis bahan
makanan/pangan lokal (b) Memotivasi ibu hamil KEK untuk meningkatkan asupan
makanan sehari-hari dan mengonsumsi PMT sesuai kebutuhan dapat berupa
pendampingan PMT. (c) Memantau pemanfaatan PMT melalui pendampingan kader. Jika
ada kendala dalam pelaksaaan intervensi gizi lainnya, tenaga gizi juga dapat
berkolaborasi dengan tenaga kesehatan lain/bidan praktek mandiri dalam penanganannya.
Misalnya:
24. 24. 24 Pedoman Penanggulangan Kurang Energi Kronik (KEK) Pada Ibu Hamil (a)
Bekerjasama dengan tim kesehatan lain atau dirujuk ke fasilitas kesehatan rujukan jika
ada penyulit dan penyakit penyerta (b) Bekerjasama dengan perawat atau bidan untuk
memotivasi kesadaran makan ibu hamil (c) Bekerjasama dengan bidan untuk mengelola
PMT lokal melalui kelas ibu d) Monitoring-Evaluasi Tujuan monitoring evaluasi adalah
untuk mengetahui tingkat keberhasilan dan kemajuan status gizi ibu hamil KEK dalam
melaksanakan praktek pemberian makan ibu hamil. Indikator monitoring evaluasi
meliputi kenaikan BB, perbaikan nilai laboratrium, perbaikan tanda klinis, asupan
makanan termasuk asupan makanan dari PMT. Contoh pencatatan hasil monitoring
evaluasi dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 5. Tindak Lanjut Monitoring dan Evaluasi
Intervensi Gizi Asupan Makanan Penambahan BB < 80% ≥ 80% ≥ 1 kg/bl (TM 1) dan ≥
2 kg/bl (TM 2 & 3) < 1 kg/bl (TM 1) dan < 2 kg/bl (TM 2 & 3) Kunjungan ulang dalam 2
minggu dengan melakukan pengkajian ulang meliputi BB dan asupan Kunjungan ulang
dalam 1 bulan dengan melakukan pengkajian ulang meliputi BB dan asupan. Teruskan
Edukasi, konseling dan PMT Kaji ulang asupan gizi. Jika asupan makanan ibu tidak
sesuai dengan anjuran karena faktor “sosial ekonomi”, upayakan bantuan pangan melalui
program yang ada Tambah waktu istirahat dengan berbaring 1 jam, pada siang hari.
Ukur kembali pertambahan berat badan 1 bulan kemudian.
25. 25. Pedoman Penanggulangan Kurang Energi Kronik (KEK) Pada Ibu Hamil 25 Ibu
hamil KEK yang dirujuk ke rumah sakit akan mendapatkan pelayanan terapi gizi oleh tim
asuhan gizi di rumah sakit. Pemantauan penambahan BB pada bumil KEK dilakukan
setiap bulan, disertai dengan pemantauan perkembangan janin oleh tenaga kesehatan agar
intervensi dapat disesuaikan dengan kondisi janin. Pelayanan Gizi Ibu Hamil KEK yang
dilakukan oleh bidan: Bidan dapat melakukan pelayanan gizi untuk ibu hamil KEK jika
tidak ada tenaga gizi. Kegiatan tatalaksana gizi yang dilakukan bidan yaitu (a) Edukasi
pola makan, (b) Pemberian makanan tambahan ±500 kkal, 15 gr protein per hari (contoh
terlampir pada lampiran 12) dan pantau perkembangan janin oleh bidan. (c) Apabila tidak
terjadi kenaikan BB 1 kg/bulan (Trimester I) dan 2 kg/bulan (Trimester II dan III) segera
merujuk ke dokter dan tenaga gizi. 3) Pelayanan gizi Ibu Hamil anemia Jika dari hasil
diagnosis gizi diketahui ibu hamil dengan anemia dengan kadar Hb < 11 gr/dl maka
diberikan intervensi gizi: a) Konseling tentang pola makan dengan gizi seimbang,
pemberian contoh bahan makanan yang tinggi zat besi (Lampiran 11 dan 16) dan PHBS.
b) Pemberian 2 tablet tambah darah setiap hari sampai kadar Hb mencapai normal. Jika
ibu hamil terdeteksi anemia pada trimester I maka pemeriksaan Hb dilakukan setiap
bulan. Jika ibu hamil terdeteksi anemia pada trimester ke II pemeriksaan Hb dilakukan
setiap 2 minggu sekali. c) Bila kadar Hb < 10 gr/dl harus dirujuk ke fasilitas kesehatan
lebih tinggi. d) Ibu hamil anemia dengan penyakit penyerta: (1) Malaria (a) Anjurkan
mengonsumsi makanan yang mengandung zat besi.
26. 26. 26 Pedoman Penanggulangan Kurang Energi Kronik (KEK) Pada Ibu Hamil (b)
Penatalaksanaan yang berhubungan dengan pemberian zat besi dan penatalaksanaan
lainnya sesuai standar program malaria. (2) Kecacingan Ibu hamil yang menderita
kecacingan tetap diberi TTD disamping pemberian obat cacing. Biasanya ibu hamil
dengan kecacingan akan menderita anemia sedang. Maka pemberian TTD dapat
mencegah anemia menjadi lebih berat (INACG,1998) 4) Pelayanan Gizi Ibu Hamil KEK
dengan anemia Tatalaksana gizi pada ibu hamil dengan anemia dan KEK dengan
menggabungkan tatalaksana ibu hamil dengan anemia dan KEK 5) Pelayanan gizi Ibu
Hamil KEK dengan penyakit dilakukan sesuai dengan standar di fasilitas pelayanan
kesehatan rujukan. a) Ibu Hamil KEK dengan Pre-eklampsia Pencegahan penyakit
preeklampsia merupakan pilihan terbaik, oleh karena penyebab preeklampsia masih
belum diketahui dengan pasti. Berbagai macam faktor telah teridentifikasi dapat
meningkatkan risiko terjadinya preeklampsia, termasuk obesitas. Untuk ibu hamil KEK,
defisiensi kalsium harus diwaspadai. Asupan kalsium sebanyak 1500-2000 mg/hari dapat
mencegah terjadinya preeklampsia pada ibu hamil yang mempunyai risiko dan dapat
mencegah pemberatan penyakit pada ibu hamil yang telah terdiagnosis preeklampsia.
Pembatasan asupan garam, pemberian vitamin C, vitamin E, minyak ikan dan bawang
putih tidak terbukti bermanfaat dalam penanganan preklampsia. Pendekatan holistik
dengan pemberian semua zat gizi yang dibutuhkan ibu hamil sesuai dengan AKG sangat
dianjurkan, yang dapat diberikan dalam bentuk makanan beraneka ragam dan gizi yang
seimbang, sehingga obesitas dan defisiensi kalsium dapat dicegah.
27. 27. Pedoman Penanggulangan Kurang Energi Kronik (KEK) Pada Ibu Hamil 27 b) Ibu
Hamil KEK dengan HIV Ibu hamil KEK dengan HIV diberikan diet Tinggi Energi
Tinggi Protein dengan penambahan energi dan protein sesuai kondisi kehamilan dan
infeksi oportunistiknya (merujuk pada buku Pedoman Pelayanan Gizi bagi ODHA) c) Ibu
Hamil KEK dengan TB. Ibu hamil KEK dengan TB diberikan diet Tinggi Energi Tinggi
Protein (merujuk pada buku Pedoman Pelayanan Gizi pada Pasien Tuberculosis) Contoh
Kasus: Sebagai Contoh sesuai dengan diagnosis gizi NI-5.2: Kasus: Seorang Ibu berusia
19 thn, hamil anak pertama, usia kehamilan 11 minggu (Trimester I), pendidikan SMP,
pekerjaan ibu rumah tangga dengan aktifitas sedang, suami sebagai buruh, data
antropometri LiLA 19 cm; BB pra hamil : 41 Kg; TB 150 cm (1,5 m), tidak terjadi
penambahan BB selama hamil, asupan makan menurun selama hamil. Berikut ini adalah
contoh PAGT: a) Asesmen Gizi: - Antropometri : LiLA 19 cm (status KEK) BB pra
hamil : 41 Kg; TB 150 cm; BB Aktual 41 Kg IMT = BB Aktual ( 41) = 18,2 kg/m2
TB (1,5 x 1,5) Status gizi : gizi kurang/KEK BB Ideal = [TB (cm) – 100] – 10%[TB
(cm) – 100] = [150 – 100] – 5 = 45 kg - Perhitungan kebutuhan Zat Gizi: Kebutuhan
energi: = (BBI x kebutuhan energi sesuai aktivitas) = (50 x 30 kkal) = 1500 kkal
28. 28. 28 Pedoman Penanggulangan Kurang Energi Kronik (KEK) Pada Ibu Hamil
Kebutuhan Energi per hari bagi ibu hamil trimester I (untuk penambahan BB): =
Kebutuhan energi sesuai BBI + 500 kkal = 1500 + 500 kkal = 2000 kkal Perhitungan
kebutuhan Protein ibu hamil trimester I: = 15 % x (kebutuhan energi/4 kkal) = 15% x
(2000 kkal/4 kkal) = 300/4 = 75 gram b) Diagnosis Gizi NI-5.2 Malnutrisi berkaitan
dengan kurang pengetahuan tentang gizi dan makanan ditandai oleh ketidakmampuan
atau ketidakinginan mengonsumsi energi/protein yang cukup dan pertambahan BB hamil
yang tidak adekuat. c) Intervensi Gizi Tujuan: - Meningkatkan asupan energi-protein
(asupan > 80%) - Meningkatkan BB sesuai standar Implementasi: - Memberikan edukasi-
konseling gizi ibu hamil - Diberikan anjuran diet 2000 kkal Protein 75 g dengan pola
makan 3 x makanan utama dan 3 x makanan selingan yang mengandung tinggi energi
tinggi protein (diutamakan berupa PMT berbasis bahan pangan lokal yang mengandung
500 kkal protein 15 g)
29. 29. Pedoman Penanggulangan Kurang Energi Kronik (KEK) Pada Ibu Hamil 29 Tabel.6 .
Contoh Penerapan Intervensi Gizi Diagnosis Gizi Tujuan Intervensi Gizi Implementasi
Target Domain Intake: NI-5.2 Malnutrisi -Meningkatkan BB sesuai standar -
Meningkatkan asupan energi- protein Memberikan edukasi- konseling gizi ibu hamil -
BB meningkat sesuai standar - Asupan Energi 80%, Domain Klinis: NC-3.1 Penurunan
BB yang tidak diharapkan -Meningkatkan BB sesuai standar -Meningkatkan asupan
energi- protein Memberikan edukasi- konseling gizi ibu hamil - BB meningkat sesuai
standar - Asupan Energi 80%, Domain Perilaku- Lingkungan: NB-1.1 Pengetahuan
terkait gizi- makanan kurang -Meningkatkan pengetahuan tentang gizi ibu hamil
Memberikan edukasi- konseling gizi ibu hamil Perubahan pengetahuan- sikap-perilaku
tentang gizi ibu hamil d) Monitoring/Evaluasi: rencana kunjungan ulang 1 bulan yang
akan datang/ sesuai kebutuhan klien
30. 30. 30 Pedoman Penanggulangan Kurang Energi Kronik (KEK) Pada Ibu Hamil BAB IV
PERAN DAN TANGGUNG JAWAB Penanggulangan ibu hamil KEK akan mencapai
tujuan yang kita inginkan apabila mendapat dukungan baik dari lintas program dan
sektor. Adapun peranan dan tanggung jawab masing masing adalah : 1. Keluarga dan
Lingkungan sekitar : a. Suami dan keluarga lainnya memberi dukungan moril dan
materiil selama proses kehamilan, persalinan dan menyusui. b. Lingkungan sekitar
(tetangga, teman dekat, dan lainnya) memberikan bantuan dan perhatian khususnya pada
ibu hamil risiko tinggi. 2. Kader dan PKK di posyandu : a. Membantu pembina wilayah
(PLKB, bidan, dll) pengumpulan data WUS catin dan ibu hamil secara rutin (dengan
form Sistem Informasi Posyandu/SIP). SIP memuat data identitas ibu hamil, antropometri
ibu hamil, imunisasi TT dan distribusi TTD. b. Memberikan penyuluhan/motivasi kepada
ibu hamil agar rutin melakukan pemeriksaan kesehatan di fasilitas kesehatan. c.
Membantu pemantauan pemberian tablet tambah darah. d. Membantu bidan desa dalam
mendistribusikan dan monitoring pemberian PMT ibu hamil. 3. Bidan desa dan Bidan
Praktek Mandiri (BPM) a. Melakukan penapisan ibu hamil KEK melalui pelayanan
Antenatal terpadu. b. Melakukan tatalaksana kasus, termasuk dalam 10T. c. Melakukan
tindakan (merujuk), monitoring dan evaluasi serta tindak lanjut terhadap ibu hamil KEK
sesuai dengan kriteria. d. Memberikan edukasi pola makan atau merujuk ke Puskesmas
untuk mendapat konseling gizi oleh tenaga gizi. e. Membantu distribusi PMT ibu hamil
KEK (bila ada) f. Melakukan pembinaan dan pemantauan pada ibu hamil KEK pasca
pemulihan kesehatan.
31. 31. Pedoman Penanggulangan Kurang Energi Kronik (KEK) Pada Ibu Hamil 31 4. Bidan
koordinator a. Melakukan Pemantauan Wilayah Setempat (PWS) - KIA b. Melakukan
koordinasi dan pembinaan terhadap bidan desa terkait pelayanan antenatal terpadu (10T).
c. Melakukan monitoring bidan desa dalam pelaksanaan pemberian PMT ibu hamil KEK
(bila ada) d. Melakukan rekapitulasi data semua ibu hamil termasuk ibu hamil KEK e.
Melakukan koordinasi dengan tenaga gizi dan petugas kesehatan lainnya 5. Pengelola
KIA di Puskesmas (Bidan di Puskesmas) a. Melakukan penapisan ibu hamil KEK dengan
pengukuran LiLA dan tetap melakukan pelayanan antenatal terpadu (Lihat di Bab. III) b.
Melakukan tindakan, monitoring dan evaluasi serta tindak lanjut terhadap ibu hamil KEK
sesuai dengan kondisi. c. Memberikan PMT ibu hamil KEK dan monitoring
pelaksanaannya serta pendampingan bila perlu. d. Melakukan rekapitulasi pencatatan dan
pelaporan. 6. Pengelola Gizi di Puskesmas (tenaga gizi) a. Menerima data dan mengolah
data ibu hamil KEK dari Pengelola Program KIA Puskesmas b. Melakukan pelayananan
gizi berkolaborasi dengan petugas kesehatan lainnya. c. Melakukan perencanaan
pemberian PMT d. Melakukan distribusi PMT (bila ada) ke Pengelola Program KIA e.
Melakukan pemantauan dan evaluasi f. Melakukan pencatatan dan pelaporan 7. Kepala
Puskesmas a. Melakukan perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan kegiatan
penanggulangan ibu hamil KEK b. Bertanggung jawab terhadap berlangsungnya kegiatan
penanggulangan ibu hamil KEK c. Berkoordinasi dengan lintas sektor dalam pelaksanaan
penanggulangan ibu hamil KEK di wilayah binaan d. Melaporkan hasil kegiatan
penanggulangan ibu hamil KEK kepada Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota
32. 32. 32 Pedoman Penanggulangan Kurang Energi Kronik (KEK) Pada Ibu Hamil 8. Tim
Asuhan Gizi Rumah Sakit dan Puskesmas (Dokter, Ahli Gizi/ Dietesien, perawat) a.
Melakukan asuhan gizi sesuai PAGT b. Melakukan rujukan balik pasien ibu hamil KEK
yang telah pulih/sembuh ke Puskesmas yang merujuknya c. Melakukan pemantauan dan
evaluasi d. Membuat pencatatan dan laporan 9. Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota a.
Melakukan advokasi kepada pemangku kebijakan b. Merencanakan anggaran kegiatan
penanggulangan ibu hamil KEK sesuai dengan masalah yang ada di wilayah masing-
masing c. Melakukan koordinasi lintas program, lintas sektor dan pihak-pihak terkait
dalam penanggulangan ibu hamil KEK d. Melakukan pemantauan dan evaluasi serta
bimbingan teknis kegiatan penanggulangan ibu hamil KEK e. Melaporkan kegiatan
penanggulangan ibu hamil KEK ke Dinas Kesehatan Provinsi 10. Dinas Kesehatan
Provinsi a. Melakukan advokasi kepada pemangku kebijakan b. Merencanakan anggaran
kegiatan penanggulangan ibu hamil KEK sesuai dengan masalah yang ada di wilayah
masing-masing c. Melakukan kordinasi lintas program, lintas sektor dan pihak-pihak
terkait dalam penanggulangan ibu hamil KEK d. Melakukan pemantauan dan evaluasi
serta pengendalian kegiatan penanggulangan ibu hamil KEK e. Melaporkan kegiatan
penanggulangan ibu hamil KEK ke Kementerian Kesehatan RI f. Melakukan pembinaan
dan pembuatan kebijakan terhadap kegiatan penanggulangan ibu hamil KEK
33. 33. Pedoman Penanggulangan Kurang Energi Kronik (KEK) Pada Ibu Hamil 33 11.
Lintas Sektor terkait Mendukung program kegiatan penanggulangan ibu hamil KEK
sesuai dengan tupoksi masing-masing, antara lain : a. Penapisan KEK pada WUS catin
sejalan dengan imunisasi TT b. Penyuluhan kesehatan reproduksi remaja, anemia, KEK
serta gizi remaja melalui UKS c. Sosialisasi dan pemberdayaan masyarakat melalui
organisasi wanita (PKK) dan karang taruna serta institusi, LSM dan swasta setempat d.
Membantu pencegahan WUS dan ibu hamil KEK melalui sosialisasi dan edukasi
Keluarga Berencana (KB)
34. 34. 34 Pedoman Penanggulangan Kurang Energi Kronik (KEK) Pada Ibu Hamil BAB V
PENCATATAN DAN PELAPORAN Pencatatan dan pelaporan bertujuan mencatat dan
melaporkan hasil pelaksanaan kegiatan penanggulangan masalah gizi pada WUS Catin
dan ibu hamil melalui pendataan, penapisan, tatalaksana dan analisa data hasil kegiatan.
A. PENCATATAN Pencatatan pelayanan gizi ibu hamil meliputi pencatatan yang
berkaitan dengan antenatal terpadu dan pelayanan gizi. Pencatatan pelayanan antenatal
terpadu menggunakan formulir yang sudah ada yaitu: a. Kartu Ibu atau rekam medis
lainnya yang disimpan di fasilitas kesehatan b. Kohor ibu merupakan kumpulan data-data
dari kartu ibu c. Buku KIA (dipegang ibu) d. Formulir pencatatan WUS Catin dapat
dikembangkan sesuai kebutuhan di masing-masing wilayah kerja e. Pencatatan dari
program yang sudah ada (catatan imunisasi, malaria, gizi, KB, tinggi badan (TB), ibu
hamil KEK) Formulir harus diisi lengkap setiap kali selesai memberikan pelayanan.
Dokumen ini harus disimpan dan dijaga dengan baik karena akan digunakan pada kontak
berikutnya. Pada keadaan tertentu dokumen ini diperlukan untuk kegiatan audit medik. f.
Pencatatan kajian dan intervensi gizi ibu hamil KEK (Formulir Kajian dan Intervensi ibu
hamil KEK, Rekapitulasi Kajian dan Intervensi ibu hamil KEK tingkat puskesmas,
kabupaten/kota sampai provinsi). B. PELAPORAN Pelaporan pelayanan WUS dan ibu
hamil di puskesmas menggunakan LB3 KIA yang terintegrasi dengan program lain dan
dilakukan secara berjenjang mulai dari Puskesmas, Dinkes Kabupaten/Kota, Propinsi
sampai ke Pusat (Direktorat Bina Gizi). Untuk jumlah kasus Ibu Hamil KEK pelaporan
tiap bulan melalui sigizi. Analisa data laporan KIA dan gizi dengan menggunakan alat
bantu PWS KIA Format 1 – 6, formulir kajian intervensi gizi ibu hamil dengan KEK
(Lampiran 17)
35. 35. Pedoman Penanggulangan Kurang Energi Kronik (KEK) Pada Ibu Hamil 35 D
Pengelola KIA Dinkes Kab/Kota Dinkes Propinsi Pengelola KIA Dinkes Propinsi
Pengelola Program Gizi Dinkes Propinsi Pengelola Program Gizi Dinkes Kab/Kota
Puskesmas PUSAT PUSATPUSAT Bidan Koordinator Pengelola Program Gizi Bidan
Desa Bidan Desa Bidan Desa Bidan Desa PUSAT Dinkes Propinsi PUSKES MAS DESA
Dinkes Kab/Kota Selanjutnya hasil analisa data laporan tersebut dikirim oleh pengelola
program terkait secara berjenjang dari puskesmas ke Dinas kesehatan kabupaten/kota,
provinsi sampai dengan pusat secara rutin. Gambar 6. Alur Pencatatan dan Pelaporan 1.
Pencatatan tingkat puskesmas Bidan di desa, bidan praktek mandiri/klinik swasta dan
bidan di puskesmas yang memberikan pelayanan kesehatan terhadap WUS dan ibu hamil
melakukan pencatatan dengan menggunakan format yang sudah ada. Selanjutnya catatan
tersebut direkap oleh bidan koordinator di puskesmas secara rutin setiap bulan.
36. 36. 36 Pedoman Penanggulangan Kurang Energi Kronik (KEK) Pada Ibu Hamil 2.
Pelaporan tingkat puskesmas a. Bidan koordinator membuat laporan hasil rekapan
pelayanan kesehatan WUS dan ibu hamil dan mengirimkan ke pengelola KIA Dinas
Kesehataan Kabupaten/kota sekaligus memberikan tembusan ke pengelola program gizi
di puskesmas. b. Pengelola program gizi di puskesmas mengkompilasi hasil pelayanan
kesehatan WUS dan ibu hamil dengan pelayanan gizi lainnya. c. Pengelola program gizi
perlu memvalidasi data sasaran ke bidan koordinator selanjutnya membuat laporan dan
mengirimkan ke pengelola program gizi di dinas kesehatan kabupaten/kota secara rutin
setiap bulan 3. Pelaporan tingkat Kabupaten/Kota Pengelola program gizi
mengkoordinasikan hasil laporan pelayanan gizi di puskesmas dengan program KIA.
Selanjutnya membuat laporan ke dinas kesehatan provinsi secara rutin setiap bulan. 4.
Pelaporan tingkat provinsi Pengelola program gizi mengkoordinasikan hasil laporan
pelayanan gizi dari dinas kesehatan kabupaten/kota dengan program KIA. Selanjutnya
membuat laporan ke pusat secara rutin setiap bulan.
37. 37. Pedoman Penanggulangan Kurang Energi Kronik (KEK) Pada Ibu Hamil 37 BAB VI
PEMANTAUAN DAN EVALUASI Pemantauan merupakan kegiatan pengawasan
sekaligus penilaian secara periodik terhadap pelaksanaan pelayanan gizi khususnya bagi
WUS Catin dan ibu hamil dengan KEK dan anemia. Kegiatan ini merupakan bagian yang
sangat penting dalam penanggulangan masalah gizi dan perlu dilaksanakan secara terus
menerus. Aspek yang dipantau meliputi: 1. Kepatuhan Ibu Hamil Anemia dalam
mengonsumsi tablet besi 2. Kepatuhan Ibu Hamil kurang gizi dalam mengonsumsi PMT
3. Peningkatan Berat Badan Ibu Hamil KEK yang mendapatkan PMT Evaluasi adalah
suatu proses untuk melihat/mengukur keberhasilan pada akhir pelaksanaan kegiatan
setiap tahun. Aspek yang dievaluasi meliputi: 1. Jumlah WUS Catin yang mendapat
edukasi gizi 2. Jumlah WUS Catin yang mendapat konseling gizi 3. Jumlah Ibu Hamil
yang mendapat edukasi gizi 4. Jumlah Ibu Hamil yang mendapat konseling gizi 5. Jumlah
Ibu Hamil KEK yang mendapat PMT 6. Jumlah Ibu Hamil KEK yang mengalami
peningkatan BB 7. Jumlah ibu hamil anemia yang mengalami peningkatan kadar Hb
Pemantauan dan evaluasi pelaksanaan kegiatan penanggulangan masalah gizi pada WUS
Catin dan Ibu Hamil dilakukan dengan menggunakan data laporan gizi yang terintegrasi
dengan pelayanan KIA. Alat bantu yang digunakan adalah: 1. Pelayanan KIA
menggunakan PWS KIA Format 1-6 (terlampir) 2. Pelayanan Gizi menggunakan
Formulir Kajian Intervensi gizi (Lampiran 17)
38. 38. 38 Pedoman Penanggulangan Kurang Energi Kronik (KEK) Pada Ibu Hamil BAB
VII PENUTUP Pedoman Penanggulangan Kurang Energi Kronik (KEK) Pada Ibu Hamil
diharapkan dapat digunakan sebagai pedoman bagi pemangku kebijakan, petugas
kesehatan dan berbagai elemen masyarakat baik lintas sektor maupun lintas program
dalam mendukung upaya peningkatan status gizi masyarakat. Buku ini merupakan bagian
penting yang tidak terpisahkan dalam pelayanan kesehatan. Penerapan Pedoman Gizi Ibu
Hamil KEK diharapkan dapat mempercepat proses pemulihan status gizi WUS Catin dan
ibu hamil sehingga dapat mencegah BBLR, Balita Pendek, meningkatkan status gizi ibu
dan anak serta menurunkan angka kesakitan dan kematian pada ibu dan bayi. Semoga
buku ini dapat bermanfaat dalam mendukung peningkatan status gizi masyarakat,
khususnya ibu hamil.
39. 39. Pedoman Penanggulangan Kurang Energi Kronik (KEK) Pada Ibu Hamil 39
DAFTAR PUSTAKA Academy of Nutrition and Dietetics. Nutrition and Lifestyle for a
Healthy Pregnancy Outcome as a Position. J Acad Nutr Diet. 114:1099 – 1103. 2004.
Almatsier, Sunita. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta, 2001. AR.,
Amorim, Linne Y, Kac G & Lourenco PM. Assessment of Weight Changes During and
After Pregnancy: Practical Approaches. Maternal and Child Nutrition, 2008: 4; 1 – 13.
BAPPENAS. Rencana Aksi Nasional Pangan dan Gizi 2011-2015. Jakarta, 2011.
BKKBN bekerjasama dengan Kementerian Kesehatan RI. Survey Demografi dan
Kesehatan Indonesia. 2013. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Pedoman &
Petunjuk Pelaksanaan Penanggulangan KEK pada Ibu Hamil. Jakarta, 1995. Departemen
Kesehatan Republik Indonesia. Pedoman Pemberian Tablet tambah Darah – Folat dan
Sirup Besi bagi Petugas. Jakarta, 1999. Departemen Kesehatan Republik Indonesia.
Pedoman Penggunaan Alat Ukur Lingkar Lengan Atas (LiLA) pada Wanita Usia Subur.
Jakarta, 1995. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Petunjuk Teknis Pemantauan
Status Gizi Orang Dewasa dengan Indeks Masa Tubuh (IMT). Jakarta, 2003. Departemen
Kesehatan Republik Indonesia. Pojok Gizi. Jakarta, 2001. Departemen Kesehatan
Republik Indonesia, UNICEF, HKI, MI. Apa dan Mengapa tentang Vitamin A. Jakarta,
2008. Departemen Kesehatan RI. Badan Litbangkes. Riset Kesehatan Dasar. 2010.
Departemen Kesehatan RI. Komposisi Zat Gizi Makanan Indonesia. 2001. Departemen
Kesehatan RI. Pedoman Penanggulangan Ibu Hamil Kekurangan Energi Kronik. Jakarta :
Direktorat Pembinaan Kesehatan Masyarakat, 1996. Dinarsi, Heriza. Thesis. Pascasarjana
UNAIR Program Studi Gizi Masyarakat, Fakultas Kesehatan Masyarakat UNAIR.
Surabaya, 2012. Direktorat Bina Gizi Masyarakat. Pedoman Gizi Ibu Hamil dan
Pengembangan Makanan Tambahan Berbasis Pangan Lokal. 2010. Girard AW & Olude
O. Nutrition Education and Counselling Provided During Pregnancy: Effects on
Maternal, Neonatal and Child Health Outcomes. Paediatric and Perinatal Epidemiology,
2012: 26 (Suppl. 1); 191 – 204. Hacker AN, Fung EB & King JC. Role of Calcium
During Precnancy: Maternal and Fetal Needs. Nutrition Reviews. 2012: 70(7); 397 – 40.
Hofmeyr GJ, Lawrie TA, Atallah AN, Duley L, Torloni MR. Calcium Supplementation
During Pregnancy for Preventing Hypertensive Disorders and Related Problems.
Cochrane Database of Systematic Reviews. 2014, Issue 6. Art. No: CD001059.
DOI:10.1002/14651858.CD001059.pub4.
40. 40. 40 Pedoman Penanggulangan Kurang Energi Kronik (KEK) Pada Ibu Hamil Institute
of Medicine. Weight Gain During Pregnancy : Reexamining the Guidelines. A Report
Brief, 2009. Kementerian Kesehatan RI – WHO. Buku Saku Pelayanan Kesehatan Ibu Di
Fasilitas Kesehatan Dasar dan Rujukan. Pedoman Bagi Tenaga Kesehatan, Jakarta, 2013.
Kementerian Kesehatan RI. Panduan Pengelolaan MP-ASI dan PMT Bumil KEK.
Jakarta, 2013. Kementerian Kesehatan RI. Panduan Penyelenggaraan Pemberian
Makanan Tambahan Pemulihan BagiBalita Gizi Kurang (Bantuan Operasional
Kesehatan). Jakarta, 2011. Kementerian Kesehatan RI. Panduan PMT Balita dan Ibu
Hamil. 2012 Kementerian Kesehatan RI. Pedoman Gerakan Nasional Sadar Gizi. 2012.
Kementerian Kesehatan RI. Pedoman Kegiatan Gizi dalam Penanggulangan Bencana.
Jakarta, 2012. Kementerian Kesehatan RI. Pedoman Pelayanan Anak Gizi Buruk. Jakarta,
2011. Kementerian Kesehatan RI. Pedoman Pelayanan Gizi di Puskesmas. Jakarta, 2014.
KementerianKesehatan RI. Pedoman Pelayanan Gizi pada Pasien Tuberkulosis. Jakarta,
2014. Kementerian Kesehatan RI. Pelayanan Antenatal dalam Pencegahan dan
Penanganan Malaria pada Ibu Hamil. Cetakan Kedua. Edisi Kedua. Jakarta, 2013.
Kementerian Kesehatan RI. Peraturan Menteri Kesehatan No. 75 Tahun 2013 tentang
Angka Kecukupan Gizi Yang Dianjurkan Bagi Bangsa Indonesia. Kementerian
Kesehatan RI. Rencana Aksi Percepatan Penurunan Angka Kematian Ibu. Jakarta. 2013
Kementerian Kesehatan RI. Badan Litbangkes. Riset Kesehatan Dasar. 2013
Kementerian Kesehatan RI. Ditjen Bina Gizi dan KIA. Direktorat Bina Kesehatan Ibu.
Pedoman Pelayanan Antenatal Terpadu. Edisi Kedua. Jakarta,2013. Lysen LK, Israel DA.
Nutrition in Weight Management. Krause’s Food and Nutrition Care Process. 2012. M.,
Erick. Nutrition in Precnancy and Lactation. Krause’s Food and Nutrition Care Process.
2012. Makrides M, Duley L, Olsen SF. Marine Oil, and Other Prostaglandin Precursor,
Supplementation for Pregnancy Uncomplicated by Pre-eclampsia or Intrauterine Growth
Restriction. Cochrane Database of Systematic Reviews. 2006. Issue 3. Art. No:
CD003402. DOI: 10.1002/14651858.CD003402.pub2. Meher S, Duley L. Garlic for
Preventing Pre-eclampsia and Its Complications. Cochrane Database of Systematic
Reviews. 2006, Issue 3. Art. No: CD006065. DOI: 10.1002/14651858.CD006065. Mija-
tesse. V. Et al (2013). Which Anthropometric Indicators Identify a Pregnant Woman as
Acutely Malnourished and Predict Adverse Birth Outcomes in the Humanitarian Context.
P Los Curr. 2013.
41. 41. Pedoman Penanggulangan Kurang Energi Kronik (KEK) Pada Ibu Hamil 41 Ota E,
Tobe-GAi R, Mori R, Farrar D. Antenatal Dietary Advice and Supplementation to
Increase Energy and Protein Intake. Cochrane Database of Systematic Reviews. 2012.
Issue 9. Art. No: CD000032.DOI:10.1002/14651858.CD000032.pub2. Peraturan
Presiden no. 42 tahun 2012. Gerakan Nasional Percepatan Perbaikan Gizi. Persatuan Ahli
Gizi Indonesia. Penuntun Konseling Gizi. Jakarta, 2009. Ratih Damayanti. Thesis.
Pascasarjana UNAIR Program Studi Gizi Masyarakat, Fakultas Kesehatan Masyarakat
UNAIR. Surabaya, 2012. Republik Indonesia. Kerangka Kebijakan Gerakan Nasional
Percepatan Perbaikan Gizi Dalam Rangka Seribu Hari Pertama Kehidupan (Gerakan
1000 HPK). Jakarta. 2013 Rizki Nurmiya Kardina. Thesis Pascasarjana UNAIR Program
Studi Gizi Masyarakat, Fakultas Kesehatan Masyarakat UNAIR. Surabaya, 2012.
Rumbold A, Crowther CA. Vitamin C Supplementation in Pregnancy. Cochrane
Database of Systematic Reviews 2005, Issue 1. Art. No.: CD004072. DOI:
10.1002/14651858.CD004072.pub2. Rumbold A, Crowther CA. Vitamin E
Supplementation in Pregnancy. Cochrane Database if Systematic Reviews. 2005. Issue 2.
Art. No: CD004069. DOI: 10.1002/14651858.CD004069.pub2. Rumbold A, Duley L,
Crowther CA, Halam RR. Antioxidants for Preventing Pre-eclampsia. Cochrane Database
of Systematic Reviews. 2008. Issue 1. Art. No: CD004227. DOI: 10.1002/ 14651858.
CD004227.pub3. S., Escott-Stump. Nutrition and Diagnosis-Related Care. 2008.
Sebayang SK, Dibley MJ, Kelly PJ, Shankar AV & Shankar AH. Determinants of Low
Birthweight, Small-for-Gestational-age and Preterm Birth in Lombok, Indonesia:
Analyses of The Birthweight Cohort of The SUMMIT Trial. Trop Med Int. Health, 2012:
17(8); 938 – 950. 2012. Sub-Committee on Nutrition (ACC/SCN) 2000. 4. The World
Nutrition Situation January 2000. Nutrition Through out the Life Cycle United Nations
Administrative Commitee on Coordination Sub-Committee on Nutrition (ACC/SCN in
collaboration with International Food Policy Research Institute (IFPRI) USAID.
Guidance for Formatif Research on Maternal Nutrition. Februari 2012. WHO. Physical
Status : The Use and Interpretation of Anthropometry. Report of a WHO expert
Committee. Word Health Technical Report Serries. Geneva, 1995. WHO. Haemoglobin
Concentrations for the Diagnosis of Anaemia and Assessment of Severity.
WHO/NMH/NHD/MNM/11.1. Geneva, 2011. WHO. WHO Child Growth Standards.
Department of Nutritions for Health and Development. 2006. WHO. Guideline:
Intermittent Iron and Folic Acid Supplementation in Non-Anaemic Pregnant Women.
Geneva, 2011. www.who.int/vnis/publications/aneamis_prevalence/en/
42. 42. 42 Pedoman Penanggulangan Kurang Energi Kronik (KEK) Pada Ibu Hamil
DAFTAR PENYUSUN Pelindung dr. Anung Sugihantono, M.Kes (Dirjen Bina Gizi dan
KIA) Pengarah Ir. Doddy Izwardy, MA (Direktur Bina Gizi) Penanggung Jawab dr.
Marina Damajanti, MKM (Kasubdit Bina Gizi Kllinik) Tim Penyusun Prof. Dr. Bambang
Wirjatmadi MS, MCN, PhD, SpGK (UNAIR Surabaya) Dr. Detty Siti Nurdiati, MPH.
PhD. SpOG(K) (FK UGM Yogjakarta) Dr. Ir. Anies Irawati, M.Kes (PTIKM
Kementerian Kesehatan RI) dr. Arietta Pusponegoro, SpOG (K) (POGI) Dr. dr. Yustina
Anie Indriastuti, SpGK (PDGMI) Dr. dr. Carmen Siagian, MS. SpGK (PDGKI) DR. dr.
Saptawati Bardosono, M.Sc (FK UI) Iskari Ngadiarti, MSc (POLTEKES Gizi Jakarta II)
Holil Par’i, SKM. MKes (POLTEKES Gizi Bandung) Susyani, SSIT. MKes
(POLTEKES Gizi Sumsel) Dr. Retno Mratihatani, MH.Kes (Dinkes Jawa Tengah)
Trisanty Listiany, SKM (Dinkes Sumsel) dr. Nanda Agus P (Subdit Bina Kesehatan Ibu
Hamil) dr. Rima Damayanti (Subdit Bina Kesehatan Ibu Hamil) Dhefi Ratnawati (Subdit
Bina Kesehatan Ibu Hamil) Laurentia Lawintonom, Sc (IBI) Siti Dharma Azizah, SST
(ASDI) Ruri Harini, SKM (PERSAGI) Wita Rizki Amelia, SKM (RSCM) Sugeng Eko
Irianto, PhD (WHO) Maria Catharina (WFP) Sri Sukotjo (UNICEF) Ir. Mursalim, MPH
(Subdit Bina Gizi Klinik) Iip Syaiful, SKM. Mkes (Subdit Bina Gizi Makro) Ir. Siti
Arifah Pujonarti, MPH (FKM UI) Dr. Ir. Diah M. Utari, MKes. (FKM UI) dr. Ivonne
Kusumaningtias (Subdit Bina Gizi Mikro) Sri Amelia, SKM (Subdit Bina Konsumsi
Makanan) Elmy Rindang Turhayati, SKM, MKes (Subdit Bina Gizi Makro) Izra Haflinda
Izmil, SKM, MMKes. (Subag TU Ditzi) Elisa, SKM (Subdit Bina Kewaspadaan Gizi) Ir.
Andry Harmany, M.Kes (Subdit Bina Gizi Klinik) dr. Yetty MP Silitonga (Subdit Bina
Gizi Klinik) Retnaningsih, SST (Subdit Bina Gizi Klinik) dr. Julina, MM (Subdit Bina
Gizi Klinik) Sri Nurhayati, SKM (Subdit Bina Gizi Klinik) Dewi Astuti, SGZ (Subdit
Bina Gizi Klinik) Witrianti, SKM (Subdit Bina Gizi Klinik)
43. 43. Pedoman Penanggulangan Kurang Energi Kronik (KEK) Pada Ibu Hamil 43
Lampiran 1. Cara Pengukuran Lingkar Lengan Atas (LiLA) Cara pengukuran Lingkat
Lengan Atas (LiLA): a. Alat ukur yang digunakan adalah pita antropometri/ pita LiLA
dengan ketelitian 0,1 cm b. Pengukuran dilakukan pada lengan atas kiri. Pada wanita
kidal, pengukuran dilakukan pada lengan atas kanan. c. Posisi siku dibengkokkan dengan
sudut 90o Pastikan letak akromion (bagian tulang yang menonjol dari bahu) , dan
olekranon (bagian terbawah tulang lengan atas) d. Ambil titik tengah antara akromion
dan olekranon lalu beri tanda e. Luruskan lengan f. Lakukan pengukuran lingkar lengan
atas pada titik pertengahan yang sudah ditandai g. Saat pengukuran lengan dalam
keadaan bebas h. Pita pengukur harus menempel erat pada permukaan kulit, tetapi tidak
ada tekanan i. Baca hasil pengukuran dengan ketelitian 0,1 cm akromion olekranon
44. 44. 44 Pedoman Penanggulangan Kurang Energi Kronik (KEK) Pada Ibu Hamil Posisi
Bandul seimbang /jarum timbang posisi nol Timbangan Detecto Lampiran 2. Cara
Penimbangan Berat Badan Dalam menimbang Berat Badan, gunakan timbangan dengan
ciri-ciri berikut: 1) Kuat dan tahan lama 2) Mempunyai ketelitian sampai 0,1 kg (100
gram) 3) Sudah dikalibrasi 4) Tidak menggunakan timbangan pegas 5) Dapat menimbang
sampai 150 kg 6) Contoh timbangan yang dianjurkan digunakan: timbangan digital
(elektronik), timbangan triple beam balance /detecto. Penggunaan timbangan kamar
mandi (bathroom scale) tidak direkomendasikan. Timbangan Digital
45. 45. Pedoman Penanggulangan Kurang Energi Kronik (KEK) Pada Ibu Hamil 45 Gunakan
Timbangan yang sama setiap kali menimbang Ibu Hamil Cara Menimbang Berat Badan
dengan timbangan digital : 1) Letakkan timbangan di lantai yang rata 2) Nyalakan
timbangan sampai keluar angka 0,0 3) Persilahkan Ibu (dengan pakaian seminimal
mungkin) untuk berdiri di atas timbangan 4) Baca angka hasil penimbangan dalam layar
timbangan sampai ketelitian 0,1 kg 5) Catat hasil penimbangan Cara Menimbang Berat
Badan dengan triple beam balance: 1) Letakkan timbangan di lantai yang rata 2)
Letakkan bandul geser pada posisi angka nol 3) Pastikan posisi jarum timbang pada
posisi nol 4) Persilahkan Ibu (dengan pakaian seminimal mungkin) untuk berdiri di atas
timbangan 5) Geser bandul timbangan sampai posisi jarum timbang seimbang 6) Baca
hasil timbang sampai ketelitian 0,1 kg 7) Catat hasil penimbangan
46. 46. 46 Pedoman Penanggulangan Kurang Energi Kronik (KEK) Pada Ibu Hamil
Lampiran 3. Cara Pengukuran Tinggi Badan Dalam mengukur tinggi badan, gunakan
Microtoise dengan syarat sebagai berikut : 1) Mempunyai presisi sampai 0,1 cm 2) Sudah
dikalibrasi 3) Dapat mengukur sampai 200 cm 4) Dapat diatur ulang ke nol Persiapan
menggunakan microtoise, pastikan: 1) Cari dinding untuk menempel microtoise yang rata
dan tegak lurus 2) Letakkan microtoise di lantai yang rata dan tegak lurus (gunakan tali
bantu yang tergantung sehingga diketahui posisi tegak lurus dari lantai) dan menempel
pada dinding yang rata. 3) Tarik pita microtoise lurus ke atas angka pada jendela baca
menunjukkan angka nol 4) Rekatkan Ujung pita meteran pada dinding Jendela Baca
menunjukkan angka nol
47. 47. Pedoman Penanggulangan Kurang Energi Kronik (KEK) Pada Ibu Hamil 47 Cara
mengukur tinggi badan dengan microtoise : 1) Pastikan sepatu/alas kaki, kaos kaki dan
hiasan rambut sudah dilepaskan. 2) Posisikan ibu berdiri tegak bebas dengan bagian
belakang kepala, punggung, bokong, betis dan tumit menempel kedinding. Pada ibu yang
obesitas minimal 3 bagian yang menempel pada dinding (punggung, bokong dan betis) 3)
Pastikan posisi kepala sudah benar dengan mengecek garis Frankfort (garis antara sudut
mata dan telinga sejajar, berada tegak lurus pada pita) 4) Pengukur utama mengarahkan
posisi kepala subyek yang diukur dan papan geser microtoise, sedangkan asisten
pengukur membantu mengatur bagian betis agar menempel pada dinding 5) Tarik kepala
microtoise sampai puncak kepala ibu 6) Baca angka pada jendela baca dari arah depan
dan mata pembaca harus sejajar dengan garis merah 7) Angka yang dibaca adalah yang
berada pada garis merah dari angka kecil kearah angka besar 8) Catat hasil pengukuran
tinggi badan dengan ketelitian sampai 0,1 cm
48. 48. 48 Pedoman Penanggulangan Kurang Energi Kronik (KEK) Pada Ibu Hamil
Lampiran 4. Angka Kecukupan Gizi Sebelum dan Selama Hamil Jenis Zat Gizi
Kebutuhan Ibu Sebelum Hamil Tambahan Kebutuhan Selama Hamil 19 – 29 (th) 30 – 49
(th) TM I TM II TM III Energi (kkal) 2250 2150 180 300 300 Protein (g) 56 57 20 20 20
Lemak Total (g) 75 60 6 10 10 Lemak n-6 (g) 12,0 12,0 2 2 2 Lemak n-3 (g) 1,1 1,1 0,3
0,3 0,3 Karbohidrat (g) 309 323 25 40 40 Serat (g) 32 30 3 4 4 Air (ml) 2300 2300 300
300 300 Vitamin A (mcg) 500 500 300 300 350 Vitamin D (mcg) 15 15 0 0 0 Vitamin E
(mg) 15 15 0 0 0 Vitamin K (mcg) 55 55 0 0 0 Vitamin B1 (mg) 1,1 1,1 0,3 0,3 0,3
Vitamin B2 (mg) 1,4 1,3 0,3 0,3 0,3 Vitamin B3 (mg) 12 12 4 4 4 Vit. B5/Pantotenat
(mg) 5,0 5,0 1 1 1 Vitamin B6 (mg) 1,3 1,3 0,4 0,4 0,4 Folat (mcg) 400 400 200 200 200
Vitamin B12 (mcg) 2,4 2,4 0,2 0,2 0,2 Biotin (mcg) 30 30 0 0 0 Kolin (mg) 425 425 25
25 25 Vitamin C (mg) 75 75 10 10 10 Kalsium (mg) 1100 1000 200 200 200 Fosfor (mg)
700 700 0 0 0 Magnesium (mg) 310 320 40 40 40 Natrium (mg) 1500 1500 0 0 0 Kalium
(mg) 4700 4700 0 0 0 Mangan (mg) 1,8 1,8 0,2 0,2 0,2 Tembaga (mcg) 900 900 100 100
100 Kromium (mcg) 25 25 5 5 5 Besi (mg) 26 26 0 9 13 Iodium (mcg) 150 150 70 70 70
Seng (mg) 10 10 2 4 10 Selenium (mcg) 30 30 5 5 5 Fluor (mg) 2,5 2,7 0 0 0 Sumber :
PerMenKes No. 75 Th. 2013 Tentang Angka Kecukupan Gizi yang Dianjurkan Bagi
Bangsa Indonesia
49. 49. Pedoman Penanggulangan Kurang Energi Kronik (KEK) Pada Ibu Hamil 49
Lampiran 5. Contoh Menu Sehari Untuk Ibu Hamil Energi : 2430 kkal Protein : 76 g
Lemak : 81 g Karbohidrat : 342 g Pagi Sawut singkong 180 gr ( 1 gelas) Pecel sayuran
100 gr (1 mangkok) Rempeyek kacang/teri (2 buah) Snack Bubur kacang hijau (1 gelas)
Roti tawar ( 2 iris) Teh manis (1 sdm gula pasir) Siang Nasi 150 gr ( 1 gelas) Pepes Ikan
70 gr (2 potong sedang) Tahu goreng 110 gr (2 potong sedang) Sayur lodeh lengkap 100
gr ( 1 mangkok) Pepaya 100 gr (1 buah besar) Malam Nasi 150 gr (1 gelas) Ayam goreng
lengkuas 80 gr (2 potong sedang) Tempe bumbu kuning 50 gr (1 potong sedang) Tumis
buncis wortel 100 gr ( 1 mangkok) Buah potong 100 gr (1 gelas) Snack Susu 20 gr ( 1
gelas) Roti Tawar 50 gr ( 2 iris)
50. 50. 50 Pedoman Penanggulangan Kurang Energi Kronik (KEK) Pada Ibu Hamil
Lampiran 6. Formulir Food Frequency (FFQ) Jenis Makanan Frekuensi….kali /hari
Frekuensi.…kali/ minggu Makanan pokok (……………………..)* Lauk Hewani Lauk
Nabati Sayuran orange/merah Sayuran hijau Buah Gula Minyak Susu Snack
(…………………….)* Keterangan: )* sebutkan
51. 51. Pedoman Penanggulangan Kurang Energi Kronik (KEK) Pada Ibu Hamil 51
Lampiran 7. Formulir Asuhan Gizi Ibu Hamil FORMULIR ASUHAN GIZI IBU HAMIL
Tanggal : 1. Asesmen Gizi Antropometri: TB : ……… cm BB Ideal : ……….Kg BB
sekarang :…….Kg LILA : ……. cm (KEK/normal*) BB pra hamil:………..Kg IMT pra
hamil: ……...Kg/m2 Status Gizi pra hamil: kurang/ normal/ lebih*) Biokimia Hb
………g/dL Ht ……….% GD P/2 jam PP : ……./……..mgdL Fisik/klinis : Dietary/ pola
makan(food recall 24 jam): Zat gizi Kebutuhan Asupan % thd Kebutuhan Energi (kkal)
Protein (g) Lemak (g) KH (g) Zat besi (mg) …………………..**) …………………..**)
No RM : Nama Lengkap : Jenis Kelamin : Tanggal Lahir : (tulis lengkap/atau tempelkan
stiker
52. 52. 52 Pedoman Penanggulangan Kurang Energi Kronik (KEK) Pada Ibu Hamil Riwayat
Personal : 2. Diagnosa Gizi 3. Intervensi Gizi Tujuan: Implementasi : 4. Monitoring &
Evaluasi *) coret yang tidak perlu **) tulis yang diperlukan Nama Ahli Gizi:
…….…………… Tanda tangan : ..........…...........

Recommended

Improving Your Memory


Strategic Planning Fundamentals

Project Management Fundamentals

Buku bumil kek (57 72)

Salim Mulyana


Bk rencana kerja_gizi_final

Intan Nurani

Lembar balik kesehatan reproduksi dan seksial bagi calon pengantin

Salim Mulyana

Final orientasi anc terpadu kirim dir 10 agustus

Salim Mulyana


Asuhan kebidanan ibu hamil pada ny “r“ umur 30th g2 p1 a0

Operator Warnet Vast Raha

Materi pelatihan jabfung nutrisionis

may cece

1000 hari dalam kehidupan mar13

Agustini Raintung

 English
 Espanol
 Portugues
 Français
 Deutsche

 About
 Dev & API
 Blog
 Terms
 Privacy
 Copyright
 Support





LinkedIn Corporation © 2016

Anda mungkin juga menyukai