Anda di halaman 1dari 3

OSMOLALITY

a. Definisi
Osmolalitas urin adalah pengukuran jumlah partikel terlarut dalam urin.
b. Indikasi
Tes ini membantu mengevaluasi keseimbangan cairan tubuh dan konsentrasi urine. Kondisi
kondisi dimana tes ini dilakukan:
1. Pyelonefritis ( komplikasi ISK )
2. Kadar natrium tinggi
3. Kadar natrium rendah
4. BAK berlebihan
c. Kontraindikasi
d. Prosedur pelaksanaan
1. Tes ini dapat dilakukan pada sampel urin yang dikumpulkan pertama di pagi hari.
2. Pada beberapa sampel waktunya, atau pada sampel kumulatif yang dikumpulkan selama dua
puluh empat jam.
3. Pasien biasanya akan diresepkan diet tinggi protein selama beberapa hari sebelum tes dan
diminta untuk tidak minum cairan malam sebelum uji.
4. Persiapan alat :
APD (masker, sarung tangan, dll)
Wadah penampung urine
Alat tulis
5. Cara kerja
1. Jaga privasi pasien.
2. Jelaskan maksud, tujuan dan prosedur pelaksanaan.
3. Melakukan pngambilan sampel urine. Bantu pasien jika pasien tidak dapat melakukan
secara mandiri.
4. Sampel urine yang digunakan adalah urine yang keluar pertama kali pada pagi hari atau
sampel urine pada saat itu juga saat pemeriksaan dilakukan dengan tenaga medis.
5. Urine yang diperlukan adalah sekitar 60ccs.
6. Sampel dikumpulkan setelah klien puasa selama 8-12 jam.
7. Beri label pada sampel yang didapat, nama pasien, waktu pengambilan, jenis sampel.
8. Bawa sampel yang didapat ke ruang labolatorium untuk dilakukan pemeriksaan lebih
lanjut.
e. Cara pembacaan secara global
- Nilai normal adalah sebagai berikut:
a. spesimen acak : 50-1200 miliosmol per kilogram (mOsm / kg)
b. 12 sampai 14 jam restriksi cairan: Lebih besar dari 850 mOsm / kg.
Contoh di atas adalah pengukuran umum untuk hasil tes ini. Rentang nilai normal dapat sedikit
berbeda antara laboratorium yang berbeda. Beberapa laboratorium menggunakan pengukuran
yang berbeda atau menguji sampel yang berbeda.
- Hasil abnormal ditunjukkan sebagai berikut:
1. Pengukuran lebih besar dari normal dapat menunjukkan:
- Penyakit Addison (jarang)
- Gagal jantung kongestif
- Dehidrasi
- Glikosuria
- Stenosis arteri ginjal
- Syok
- Sindrom patut ADH sekresi
2. Pengukuran lebih rendah dari normal dapat menunjukkan:
- Aldosteronisme (sangat jarang)
- Diabetes insipidus (jarang)
- Kelebihan asupan cairan
- Gagal ginjal
- Renal tubular nekrosis
- Pielonefritis Parah
f. Peran perawat di tahap PRE, INTRA, POST
PRE :
1. Melakukan pengkajian menyangkut riwayat kesehatan dikumpulkan, pemeriksaan fisik
dilakukan, tanda-tanda vital di catat dan data dasar di tegakkan untuk perbandingan masa
yang akan datang.
2. Memastikan kelengkapan pemeriksaan.
3. Memberitahukan bahwa pasien harus puasa selama 8-12 jam sebelum pemeriksaan
dilakukan.
4. Memastikan bahwa informed consent yang di berikan dokter di dapat dengan sukarela dari
klien, sebelumnya diberikan penjelasan yang gamblang dan jelas mengenai prosedur
pemeriksaan yang akan dilakukan dan kemungkinan resiko.

INTRA :

1. JIka pasien dapat melakukan prosedur secara mandiri, maka berikan instruksi selama pasien
melakukan tindakan.
2. Bantu pasien jika pasien ridak dapat melakukan prosedur secara mandiri.
3. Memberi support dan memantau respon klien selama dilakukannya prosedur, misalnya rasa
nyaman atau ada tidaknya nyeri selama prosedur dilakukan.
POST :
1. Melakukan pemantauan kondisi pasien, TTV, respon non verbal, kenyamanan, dll.
2. Beri label pada wadah sampel, nama pasien, tanggal dan jam pengambilan, tes yang akan
silakukan, jenis sampel.
3. Membawa sampel urine ke labolatorium untuk dilakukan pemeriksaan.
4. Edukasi pasien dan keluarga untuk segera melaporkan kepada tenaga medis terdapat tanda-
tanda seperti nyeri, perasaan tidak nyaman, pusing, denyut nadi cepat atau tanda-tanda
abnormal lain.

Anda mungkin juga menyukai