PENDAHULUAN
1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 EMBRIOLOGI
2
sirkulasi janin dengan plasenta. Pembuluh darah umbilikal ini diliputi oleh
mukopolisakarida yang disebut Wharton’s jelly (Marjono, 2007).
Tali pusat atau funiculus umbilicalis adalah saluran kehidupan bagi janin
selama dalam kandungan. Dikatakan saluran kehidupan karena saluran inilah yang
selama kehamilan menyuplai zat-zat gizi dan oksigen ke janin. Tetapi begitu bayi
lahir, saluran ini sudah tak diperlukan lagi sehingga harus dipotong dan diikat atau
dijepit.
3
Letak : Funiculus umbilicalis terbentang dari permukaan fetal plasenta sampai
daerah umbilicus fetus dan berlanjut sebagai kulit fetus pada perbatasan
tersebut. Funiculus umbicalis secara normal berinsersi di bagian tengah
plasenta.
Bentuk : Funiculus umbilicalis berbentuk seperti tali yang memanjang dari
tengah plasenta sampai ke umbilicus fetus dan mempunyai sekitar 40 puntiran
spiral.
Ukuran : Pada saat aterm funiculus umbilicalis panjangnya 40-50 cm dan
diameternya 1-2 cm. Hal ini cukup untuk kelahiran bayi tanpa menarik
plasenta keluar dari rahim ibu. Tali pusat menjadi lebih panjang jika jumlah air
ketuban pada kehamilan trimester pertama dan kedua relatif banyak, diserta
dengan mobilitas bayi yang sering.
4
2.3 STRUKTUR TALI PUSAT
Amnion : Menutupi funiculus umbicalis dan merupakan lanjutan amnion yang
menutupi permukaan fetal plasenta. Pada ujung fetal amnion melanjutkan diri
dengan kulit yang menutupi abdomen. Baik kulit maupun membran amnion
berasal dari ektoderm.
Tiga pembuluh darah : Setelah struktur lengkung usus, yolk sack dan duktus
vitellinus menghilang, tali pusat akhirnya hanya mengandung pembuluh darah
umbilikal yang menghubungkan sirkulasi janin dengan plasenta. Ketiga
pembuluh darah itu saling berpilin di dalam funiculus umbilicalis dan
melanjutkan sebagai pembuluh darah kecil pada vili korion plasenta.
Kekuatan aliran darah (kurang lebih 400 ml/ menit) dalam tali pusat
membantu mempertahankan tali pusat dalam posisi relatif lurus dan mencegah
terbelitnya tali pusat tersebut ketika janin bergerak-gerak. Ketiga pembuluh
darah tersebut yaitu :
Satu vena umbilicalis membawa oksigen dan memberi nutrien ke sistem
peredaran darah fetus dari darah maternal yang terletak di dalam spatium
choriodeciduale.
5
Dua arteri umbilicalis mengembalikan produk sisa (limbah) dari fetus ke
plasenta dimana produk sisa tersebut diasimilasi ke dalam peredaran darah
maternal untuk di ekskresikan.
6
2.4 FUNGSI TALI PUSAT
Fungsi tali pusat yaitu :
Sebagai saluran yang menghubungkan antara plasenta dan bagian tubuh janin
sehingga janin mendapat asupan oksigen, makanan dan antibodi dari ibu yang
sebelumnya diterima terlebih dahulu oleh plasenta melalui vena umbilicalis.
Saluran pertukaran bahan-bahan sisa metabolisme seperti urea dan gas karbon
dioksida yang akan meresap keluar melalui arteri umbilicalis.
7
Darah mengalir dari plasenta ke janin melalui vena umbilikalis yang
terdapat dalam tali pusat. Jumlah darah yang mengalir melalui tali pusat sekitar
125 ml/kg/Bb per menit atau sekitar 500 ml per menit.
8
Darah yang mengandung karbondioksida dari tubuh bagian atas,
memasuki ventrikel kanan melalui vena cafa superior. Kemudian melalui arteri
pulmonalis besar meninggalkan ventrikel kanan menuju aorta melewatiduktus
arteriosus. Darah ini kembali ke plasenta melaui aorta, arteri iliaka interna dan
arteri umbilikalis untuk mengadakan pertukaran gas selanjutnya.
Foramen ovale dan duktus arteriosus berfungsi sebagai saluran/jalan
pintas yang memungkinkan sebagian besar dari cardiac output yang sudah
terkombinasi kembali ke plasenta tanpa melalui paru-paru.
9
2.6 DEFINISI
2.7 INSIDEN
10
Kontras yang diamati antara fisiologis pentingnya umbilikus selama
pengembangan dan setelah kelahiran. Selama pengembangan, umbilikus berfungsi
sebagai saluran yang memungkinkan aliran darah antara plasenta dan janin. Ini
juga melayani peran penting dalam pengembangan usus dan sistem saluran kemih.
Setelah kelahiran, setelah tali pusat jatuh, tidak ada bukti sambungan ini harus
hadir. Namun demikian, gangguan tali sering dijumpai dalam pembedahan.
Gangguan ini berkisar dari Bodong sangat umum untuk infeksi seperti omphalitis,
yang dapat menjadi kehidupan mengancam. Kebanyakan pasien dengan masalah
tali yang hadir dengan massa atau drainase dari umbilikus. Pemahaman tentang
anatomi dan Embriologi dinding perut dan umbilikus adalah penting untuk
mengidentifikasi dan benar memperlakukan kondisi ini.
2.8 ETIOLOGI
Bisa disebabkan oeh infeksi namun pada beberapa kasus lebih sering
pada kelainan kongenital. Pengembangan anterior dinding perut tergantung pada
pertumbuhan diferensial jaringan embrio, ditunjukkan di bawah ini. Sebagai
embrio tumbuh, kantung merah telur dibagi menjadi bagian intracoelomic dan
bagian extracoelomic. Bagian intracoelomic menjadi canal alimentary primitif dan
berkomunikasi dengan bagian extracoelomic melalui saluran vitelline, juga
dikenal sebagai saluran omphalomesenteric. Komunikasi ini hilang 5-7 minggu
kehamilan. Persistensi sebagian atau seluruh sambungan ini mengakibatkan
anomali omphalomesenteric.
Fistula : saluran atau hubungan abnormal biasanya antara dua organ dalam, atau berjalan dari suatu organ
menuju permukaan tubuh
Fistula Umbilikal : Duktus vitelinus yang membentuk jaringan langsung antara umbilicus dan tractus
intestinalis. Dikenal pula dengan nama Fistula vitelina
11
Di minggu ketiga kehamilan, kantung kuning telur berkembang
diverticulum, allantois, yang tumbuh ke dalam sebuah tangkai ( lihat gambar di
atas ). Seperti distal hindgut dan sinus urogenital, saluran kemih berkembang
tetapi terhubung ke allantois melalui koneksi yang disebut urachus. 3 saluran
komunikasi ini mengarah ke sisa-sisa urachal. Kemudian, yolk sac dan batang
tubuh menyatu menjadi tali pusat (vitellina cord) ( lihat gambar di atas dan
gambar di bawah ). Pengembangan dinding perut mempersempit cincin umbilical,
yang seharusnya terjadi mendekati waktu kelahiran. Persistensi dari cincin
umbilical akan mengakibatkan hernia umbilikalis.
12
2.9 PATOGENESIS
Kegagalan dari proses obliterative vitelline duct yang normal dan urachus
mengarah ke komunikasi abnormal atau kista. Retensi komponen tali pusar juga
dapat menyebabkan massa atau drainase. Patensi cincin umbilical pada kelahiran
berperan pada beberapa kejadian hernia umbilikalis. Kejadian umbilikus yang
terbuka biasanya pada bagian atas, karena pada bagian bawah diperkuat
perlekatan dari ligamentum umbilikalis median (sisa urachus) dan sepasang
ligamentum umbilikalis medial (sisa arteri umbilikalis). Berbeda dengan bagian
atas yang lebih lemah karena hanya diperkuat oleh ligamentum rotundum (bekas
vena umbilikalis).
2.10 DIAGNOSIS
13
4. Fistulography atau sinography mungkin dilakukan jika pembukaan secara
definitive terlihat pada umbilicus. Fistulography boleh dillakukan dengan
menginjeksi kontras ‘water-soluble’ dalam pembukaan di dasar umbilicus.
Jika saluran berupa ‘blind-ended’ ada sinus; atau jika memasuki intestine atau
buli-buli, maka terbukti adanya fistula.
2.11 PENATALAKSANAAN
14
2.12 KOMPLIKASI
2.13 PROGNOSIS
Kebanyakan kasus akan membawa hasil yang baik. Dalam jangka masa panjang,
tidak ada masalah berlaku.
15
BAB III
KESIMPULAN
16
DAFTAR PUSTAKA
2. Watson, JE. dan Joan R. Royle, 1987. Medical Surgical Nursing and Related
3. Vane DW, West KW, Grosfeld JL. Vitelline duct anomalies. Experience with
Jakarta,1995.
5. Sjamsuhidayat R, Wim de Jong, 2005, Buku Ajar Ilmu Bedah, Edisi 2,Jakarta,
17