Anda di halaman 1dari 10

KEANEKARAGAMAN

ORGANISME DAN DASAR KLASIFIKASI MAKHLUK HIDUP

I. TUJUAN :
1. Mahasiswa dapat menginventarisasi karakter-karakter yang dapat diamati pada
individu-individu anggota suatu populasi makhluk hidup.
2. Mahasiswa dapat melakukan pengamatan atau pengukuran atas parameter-
parameter tersebut yang terinventarisasi.
3. Mahasiswa dapat membandingkan ciri/karakter suatu individu dengan individu
lainnya dalam subpopulasi (subspesies) yang sama.
4. Mahasiswa dapat membandingkan ciri/karakter suatu individu dengan individu
lainnya (antar subspesies) (spesies yang sama).
5. Mahasiswa dapat membandingkan ciri/karakter suatu individu dengan individu
lainnya antar spesies.
6. Mahasiswa memahami prinsip atau dasar klasifikasi makhluk hidup.
7. Mahasiswa mampu melakukan klasifikasi menggunakan dasar tertentu.

II. DASAR TEORI

A. Keanekaragaman Organisme
Wolrd Wildlife Fund (1989) mendefinisikan keanekaragaman hayati
(biodiversitas) sebagai jutaan tumbuhan, hewan, dan mikroorganisme, termasuk
gen yang mereka miliki, sertaekosistem rumit yang mereka bantu menjadi
lingkungan hidup.
Keanekaragaman hayati dapat digolongkan menjadi tiga tingkat:
1. Keanekaragam spesies. Semua spesies di bumi, termasuk bakteri dan
protista serta spesies dari Kingdombersel banyak atau multiseluler
(tumbuhan, jamur, dan hewan).
2. Keanekaragaman genetik.Variasi genetik dalam satu spesies, baik di
antara populasi-populasi yang terpisah secara geografis maupun di
antara individu-individu dalam satu populasi.
3. Keanekaragaman komunitas.Komunitas biologi yang berbeda serta
asosiasinya dengan lingkungan fisik (ekosistem) masing-masing.

1. Keanekaragaman Spesies
Keanekaragaman spesies mencakup seluruh spesies yang ditemukan di
bumi. Mengenali dan mengklasifikasi spesies adalah salah satu tujuan utama
biologi konservasi. Spesies pada umumnya didefinisikan melalui satu atau dua
cara. Pertama,spesies dapat diartikan sebagai kelompok individu yang
menunjukkan beberapa karakterisitik penting berbeda dari kelompok-
kelompok lain, baik secara morfologi, fisiologi, atau biokimia (definisi spesies
secara mofologis). Spesies dapat juga diartikan sebagai sekelompok individu-
individu yang berpotensi untuk berbiak dengan sesama mereka di alam dan
tidak mampu berbiak dengan individu-individu dari spesies lain (definisi
spesies secara biologis).
2. Keanekaragaman Genetik
Variasi (keanekaragaman) genetika timbul karena setiap individu
mempunyai bentuk-bentuk gen yang khas. Gen adalah unit-unit kromosom
yang membawa kode untuk pembuatan protein spesifik.
3. Keanekeragaman Komunitas
Komunitas biologi didefinisikan sebagai sejumlah spesies yang
menempati tempat tertentu dan saling brinteraksi (inter-specific interaction).
Bersama dengan lingkungan fisik dan kimia yang terkait, komunitas biologi
ini kemudian disebut ekosistem. (Mochammad Indrawan, 2012: 15-26)

B. Klasifikasi Makhluk Hidup


Klasifikasi merupakan salah satu cara penyederhanaan terhadap objek
(dalam hal ini makhluk hidup) yang berjumlah besar dan beragam. Ilmu yang
mempelajari klasifikasi makhluk hidup diisebut taksonomi. “Taksonomi
berasal dari perkataan Yunani taxis yang berarti susunan atau pengaturan, dan
dari perkataan nomos atau hukum dan istilah ini diusulkan oleh Candolle pada
tahun 1813 untuk teori mengklasifikasikan tumbuh-tumbuhan. (Saanin,
Hasanuddin, 1968: 11). Secara umum, klasifikasi dapat diartikan sebagai suatu
proses mengelompokkan sesuatu berdasarkan aturan-aturan tertentu. Membuat
klasifikasi dapat memberi peluang kepada kita untuk bekerja mengikuti sistem
file, yaitu suatu sistem yang pengerjaannya dilakukan dengan cara
pengorganisasian pengetahuan sehingga hal yang diketahui dapat
dikomunikasikan secara sistematis.
Dalam pengertian biologi, klasifikasi diartikan sebagai sesuatu yang
menyangkut persamaan sifat sebagai atau perwujudan dari suatu proses
evolusi. Pengetahuan ini dapat dimanfaatkan untuk memahami arti
keanekaragaman makhluk hidup yang ada pada masa lalu dan masa kini.
Dengan kata lain, klasifikasi dapat diinterpretasikan sebagai suatu kegiatan
membentuk kelompok-kelompok dengan cara mencari keseragaman dalam
keanekaragaman. Jadi, berbagai jenis makhluk akan dikelompokkan dalam
satu kelompok jika hanya memiliki kesamaan ciri atau sifat.
Langkah-langkah yang harus ditempuh untuk mengadakan klasifikasi
terhadap makhluk hidup yaitu pencandraan sifat-sifat makhluk hidup,
pengelompokan berdasarkan ciri-ciri dan pemberian nama kelompok.Dalam
pencandaraan (identification), setiap ciri baik secara morfologi, anatomi,
fisiologi, biokimia, maupun genetika spesies yang tengah diteliti harus
diperhatikan dan dijadikan sebagai data utama (main data).
Langkah selanjutnya yaitu pengelompokkan (classification). Pada
langkah ini, data utama yang telah diperoleh dibandingkan dengan data acuan
yang telah ada. Ketika ditemukan suatu pola kemiripan, maka masukkan
spesies tersebut pada kelompok acuan. Misal, objek utama: merpati, objek
acuan: bebek dan ayam. Merpati dapat dikelompokkan dengan bebek dan
ayam berdasarkan bentuk tubuh (adanya paruh, sayap, dan merupakan hewan
ovipar).
Terakhir, setelah dikelompokkan, maka kelompok tersebut akan diberi
nama sesuai dengan karakteristik umum spesies-spesies yang ada di dalamnya.
Sebagai contoh, sapi, kucing, dan anjing dapat dikelompokkan dalam mamalia
(memamah biak). Mamalia sendiri merupakan suatu nama takson pada tingkat
kelas (class). Bila identifikasi sudah masuk pada tahap yang lebih spesifik,
maka persamaan yang dimiliki oleh suatu spesies dalam suatu kelompok
semakin banyak. Hal ini dikarenakan pada tingkat takson selanjutnya, spesies
yang berbeda cirinya akan dimasukkan pada nama kelompok yang berbeda
pula.
C. Kunci Determinasi
Serangkaian pertanyaan atau pernyataan khusus yang sengaja dirancang
untuk mengidentifikasi makhluk hidup yang sedang diteliti disebut kunci
determinasi. (Widiyadi, 2009: 1-2)

III. ALAT DAN BAHAN


a. Alat b. Bahan
Alat tulis Delapan jenis tumbuhan

IV. Cara Kerja


Dikumpulkan delapan jenis tumbuhan

Diinvestarisasi parameter-parameter pada kedelapan jenis tumbuhan tersebut

Parameter-parameter tersebut diamati dan kemudian dicatat dalam tabel

Berdasarkan parameter-parameter yang sudah diamati, dilakukan pemisahan dan


pengelompokkan menjadi kelompok-kelompok yang lebih kecil berdasarkan kesamaan
ciri tertentu hingga terbentuk kelompok yang lebih kecil lagi

Hasil pengelompokkan tadi dicatat dalam bentuk skema dikotomis


V. HASIL PENGAMATAN

Spesies
Parameter
A B C D E F G H
Akar Tunggang Serabut Tunggang Serabut Tunggang Tunggang Tunggang Serabut
berumbi berumbi
Beruas Tidak Berbulu Berbulu Bercabang Tidak Ungu Beruas
beruas bebulu
Hijau Batang Hijau Tidak Ungu Becabang Transparan Berbulu
semu keunguan beruas
putih
Batang
Tidak Tidak Tidak Batang Tidak Hijau Tidak Hijau
berbulu berbulu beruas semu berbulu berselaput berbulu
putih cokelat
Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Berkayu Tidak Tidak
berkayu berkayu berkayu berkayu berkayu berkayu berkayu
Daun Menyirip Berbentuk Berwarna Tulang Tulang Tulang Tulang Tulang
silinder ungu daun daun daun daun daun
sejajar menyirip menyirip menyirip sejajar
Hijau Berujung Daun Berwarna Berwarna Berwarna Berwarna Tepi
runcing berbulu hijau hijau hijau hijau daun
dengan tidak
corak bergerigi
kuning
Berwarna Tepi daun Tepi Tepi daun Tepi daun Tidak
hijau bergerigi daun tidak tidak berbulu
tidak bergerigi bergerigi
bergerigi
Tepi daun Tulang Tepi daun
tidak daun tidak
bergerigi menyirip bergerigi
Tulang
daun
sejajar

VI. PEMBAHASAN
Praktikum dilaksanakan pada hari Selasa tanggal 6 Oktober 2015 bertempat
di Laboratorium Biologi Dasar FMIPA UNY. Pada praktikum kali ini, kami
diharapkan dapat menginventarisasi karakter-karakter yang dapat diamati pada
individu-individu anggota suatu populasi makhluk hidup dan dapat
mengklasifikasikannya menggunakan dasar-dasar tertentu. Oleh karena itu kami
membawa 8 jenis tumbuhan. Kemudian masing-masing tumbuhan tersebut kami
identifikasi karakternya. Untuk itu, kami membuat beberapa parameter akar, batang,
dan daun. Dari pengamatan, kami mendapatkan data sebagai berikut:
 Tumbuhan pertama (A) berakar tunggang. Batangnya berwarna hijau dan beruas,
serta tidak berbulu. Sedangkan daunnya berwarna hijau, bertulang daun menyirip,
dan tepi daun tidak bergerigi.
 Tumbuhan kedua (B) berakar serabut. Batangnya yang berwarna putih dan tidak
beruas, serta tidak berbulu, merupakan batang semu. Sedangkan daunnya yang
berbentuk silinder, berujung runcing dan tidak bergerigi, warnanya hijau,
bertulang daun sejajar.
 Tumbuhan ketiga (C) berakar tunggang. Batangnya yang berbulu dan berwarna
hijau keunguan, ternyata tidak memiliki ruas. Sedangkan daunnya yang berbulu
dan berwarna ungu, bertulang daun menyirip. Tepi daunnya juga bergerigi.
 Tumbuhan keempat (D) berakar serabut dan berumbi. Batangnya yang berwarna
putih dan berbulu ternyata hanya batang semu.
 Tumbuhan kelima (E) berakar tunggang dan berumbi. Batangnya yang bercabang
berwarna ungu. Pertulangan daunnya menyirip. Daunnya yang berwarna hijau
tidak bergerigi pada tepinya.
 Tumbuhan keenam (F) berakar tunggang. Batangnya yang bercabang, berwarna
hijau berselaput coklat dan tidak berbulu.
 Tumbuhan ketujuh (G) mempunyai akar tunggang. Batangnya berwarna keunguan
dan transparan. Batangnya bercabang, tidak berbulu, dan tidak berkayu. Tulang
daunnya menyirip, berwarna hijau, dan tidak berbulu. Tepi daunnya bergerigi.
 Tumbuhan kedelapan (H) berakar serabut. Batangnya tidak beruas, tidak berkayu,
berwarna hijau dan berbulu. Tulang daunnya sejajar. Tepi daunnya tidak
bergerigi.
KUNCI DIKOTOMI
Setelah mengidentifikasi dan menemukan keanekaragamannya, kami kemudian
mencoba mengklasifikasikannya dengan membuat kunci dikotomi sederhana.
Langkah yang kami lakukan adalah pencandraan ciri-ciri tumbuhan yang dapat
teramati secara kasat mata, membuat kunci dikotomi, serta mengelompokannya
berdasarkan ciri-ciri yang ada dan mengacu pada kunci dikotomi yang telah dibuat.
Kunci dikotomi dibuat berdasarkan homologi, merupakan klasifikasi yng berdasarkan
kekerabatan.
Akar
berumbi:
E

Akar
tunggang: Batang
A, C, E, F, G beruas:
A
Batang
Akar berbulu:
tidak
berumbi: C
A, C, F, G Batang Batang
Tumbuhan tidak berkayu:
A, B, C, D, beruas:
F
E, F, G, H C, F, G
Batang
Akar
tidak
berumbi:
berbulu:
D
F, G Batang
Batang tidak
Akar berkayu:
serabut: beruas:
B, D, H B G
Akar
tidak
berumbi:
B, H Batang
tidak
beruas:
H

Dari kunci dikotomi di atas, kita dapat mengetahui karakteritik setiap tumbuhan yang
kami amati adalah:
Tanaman A, berakar tunggang, tidak berumbi, dan batang beruas.
Tanaman B, berakar serabut, tidak berumbi, dan batang tidak beruas.
Tanaman C, berakar tunggang, tidak berumbi, batang tidak beruas, dan tidak
berbulu.
Tanaman D, berakar serabut dan berumbi.
Tanaman E, berakar tunggang dan berumbi.
Tanaman F, berakar tunggang, tidak berumbi batang tidak beruas, tidak
berbulu dan berkayu.
Tanaman G, berakar tunggang, tidak berumbi, batang tidak beruas, tidak
berbulu dan tidak berkayu.
Tanaman H, berakar serabut, tidak berumbi, dan batang beruas.

VII. KESIMPULAN
1. Keragaman makhluk hidup dapat dijadikan sebagai sumber data untuk
mengklasifikasikan makhluk hidup tersebut.
2. Pengklasifikasian dilakukan menggunakan prinsip persamaan ciri-ciri yang
ditemukan pada makhluk hidup.
3. Salah satu cara untuk mengklasifikasikan makhluk hidup tak terkecuali
tumbuhan dapat dilakukan menggunakan kunci dikotom.

VIII. DAFTAR PUSTAKA


Indrawan, M, dkk, Biologi Konservasi Edisi Revisi ketiga, Jakarta: Yayasan
Pustaka Obor Indonesia, 2012
Saanin, Hasanuddin, Taksonomi dan Kunci Identifikasi Ikan, Bandung: Binatjipta,
1968
Widiyadi, Emeraldy, Penerapan Tree dalam Klasifikasi dan Determinasi Makhluk
Hidup, Bandung: ITB, 2009
IX. LAMPIRAN

Tumbuhan A Tumbuhan B

Tumbuhan C Tumbuhan D
Tumbuhan E Tumbuhan F

Tumbuhan G Tumbuhan H

Anda mungkin juga menyukai