Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN BIOLOGI DASAR

INTERAKSI ORGANISME DENGAN LINGKUNGANNYA

Kelompok 1

Disusun Oleh:

1. Hardini Larasati 15304241037


2. Latifah Kesi N.P 15304241039
3. Mira 15304241040
4. Leyla Putri A. 15304241041
5. Siti Mutmainah 15304241042

JURUSAN PENDIDIKAN BIOLOGI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

2015
A. TUJUAN
1. Mahasiswa dapat memerikan sifat fisik klimatik tanah/ permukaan lahan
(kelembaban udara, suhu udara, kelembaban tanah, intensitas cahaya, suhu
tanah, dan tekstur tanah).
2. Mahasiswa dapat memerikan sifat kemis (pH dsb.) tanah/permukaan lahan
pada lokasi pengamatan.
3. Mahasiswa dapat menyebutkan jenis-jenis dan spesifikasi vegetasi yang
ada di dalam lokasi pengamatan.
4. Mahasiswa dapat menyebutkan jenis-jenis dan spesifikasi hewan yang ada
di dalam lokasi pengamatan.
5. Mahasiswa dapat menjelaskan jenis-jenis asosiasi yang ada di lokasi
pengamatan.
6. Mahasiswa dapat mengaitkan sifat spesifik organisme dengan spesifikasi
lingkungannya.

B. DASAR TEORI

Konsep Ekosistem

Suatu konsep sentral dalam biologi ialah ekosistem, yaitu suatu sistem
ekologi yang terbentuk oleh hubungan timbal-balik antara makhluk hidup dengan
lingkungannya. Menurut pengertian, suatu sistem terdiri atas komponen-
komponen yang bekerja secara teratur sebagai suatu kesatuan. Ekosistem
terbentuk oleh komponen hidup dan tak hidup di suatu tempat yang berinteraksi
membentuk suatu kesatuan yang teratur. (Soemarwoto, Otto, 1985: 16)

Kalau kita melihat hanya dari fungsinya, suatu ekosistem itu terdiri atas
dua komponen, yaitu:

1. Komponen autotrofik (autos= sendiri; trophikos= menyediakan


makanan), yaitu organisme yang mampu menyediakan atau
mensintesis makanannya sendiri yang berupa bahan-bahan organik
dari bahan-bahan anorganik dengan bantuan energy matahari atau
klorofil (zat hijau daun).
2. Komponen heterotrofik (hetero= berbeda, lain) yaitu organisme yang
mampu memanfaatkan hanya bahan-bahan organik sebagai bahan
makanannya dan bahan tersebut disintesis dan disediakan oleh
organisme lain.

Kalau kita melihat ekosistem dari segi penyusunyya, maka dapat kita
bedakan empat komponen, yaitu:

1. Bahan tak hidup (abiotik, nonhayati), yaitu komponen fisik dan kimia
yang terdiri atas tanah, air, udara, sinar matahari, dan sebagainya dan
merupakan medium atau substrat untuk berlangsungnya kehidupan.
2. Produsen, yaitu organisme yang autotrofik yang umumnya tumbuhan
berklorofil, yang mensintesis makanan dari bahan anorganik yang
sederhana.
3. Konsumen, yaitu organisme heterotrofik, misalnya hewan dan
manusia yang makan organisme lain.
4. Pengurai, perumbak, atau “decomposer”, yaitu organisme heterotrofik
yang menguraikan bahan organik yang berasal dari organisme mati
(bahan organik kompleks, menyerap sebagian hasil penguraian
tersebut dan melepas bahan-bahan yang sederhana yang dapat dipakai
oleh produsen). Bakteria dan jamur termasuk dalam kelompok ini.
(Resosoedarmo, Soedijran, dkk, 1985: 7-8)

Komponen Abiotik

Komponen abiotik dalam ekosistem, yaitu:

1. Cahaya, sangat dibutukan tanaman untuk fotosintesis tapi juga dapat


menghambat pertumbuhan karena merusak aktifitas auksin pada pucuk
tanaman. Fotoperiodism adalah panjang pendeknya cahaya yang diterima
oleh tanaman sehingga tanaman digolongkan ke dalam tiga jenis. Tanaman
berhari pendek, tanaman berhari sedang, dan tanaman berhari panjang.
2. Suhu, sangat mempengaruhi tanaman, terdapat tiga suhu kisaran pada
tanaman. Suhu maksimum yaitu suhu paling tinggi di mana tanaman masih
sangat hidup, suhu optimum yaitu suhu yang paling baik pada tanaman,
sedangkan suhu minimum yaitu suhu yang paling kecil di mana tanaman
masih dapat tumbuh.
3. Kelembaban, pada tanaman untuk menekan penguapan ataupun transpirasi
atau evaporasi. Namun pada kehidupan jamur, kelembaban sangat
mendukung.
4. Tanah, merupakan tumpuan kita hidup. Bagi tanaman, tanah sangat
penting sebagai tumpuan hidup juga menyediakan unsur hara bagi
tanaman, unsur hara masih dibagi tiga bagian: unsur hara makro, unsur
hara mikro, dan unsur hara ultra atau tambahan.
5. Air, merupakan komponen abiotik yang paling penting dalam kehidupan
hewan dan tumbuhan, karena air penting dalam berlangsungnya
metabolisme tubuh. Selain metabolisme tubuh, air juga merupakan
komponen terbesar penyusun struktur tubuh.
6. Kecepatan angin, angin selain berperan dalam menentukan tingkat
kelembaban udara juga berperan dalam menentukan laju penguapan serta
penyebaran biji tumbuhan tertentu. (Sianipar, Prowel, 2010: 128)

Organisme-organisme yang ada dalam ekosistem juga saling berinteraksi.


Interaksi yang terjadi antara organisme dengan lingkungannya yaitu:

1. Netralisme
Netralisme yaitu hubungan tidak saling mengganggu dalam habitat yang
sama yang brsifat tidak menguntungkan dan tidak merugikan kedua
belah pihak.
2. Simbiosis Komensalisme
Simbiosis komensalisme yaitu simbiosis yang bersifat anggota
pasangannya tidak merasa dirugikan, tetapi anggota lainnya
diuntungkan.
3. Simbiosis Mutualisme
Simbiosis mutualisme yaitu simbiosis yang bersifat saling
menguntungkan.
4. Simbiosis Parasitisme
Simbiosis parasitisme yaitu simbiosis yang bersifat salah satu dari
pasangannya ada yang diuntungkan dan yang lainnya dirugikan.
5. Simbiosis Predatorisme
Simbiosis predatorisme, yaitu simbiosis yang bersifat organisme yang
satu menjadi pemangsa dan organisme yang lainnya menjadi
mangsanya. Adanya simbiosis ini melahirkan terbentuknya rantai
makanan dan jaring-jaring makanan dalam kehidupan agar terjadi
pelestarian pada makhluk hidup.
6. Simbiosis Antibiosisme
Simbiosis antibiosisme, yaitu simbiosis yang bersifat organisme yang
satu dapat meracuni kehidupan organisme pasangannya disebabkan oleh
zat antibiotik yang dihasilkannya. (Yudianto, Suroso Adi, )

C. ALAT DAN BAHAN


 Termometer  Cetok
 Higrometer  Air suling
 Anemometer  Kapas
 pH stick  Tali rafia
 Lux meter  Patok
 Roll meter  Tabung reaksi
 Kantung plastik  Soil tester
D. CARA KERJA

Ditentukan lokasi pengamatan

Dibuat plot pengamatan dengan ukuran 1 x 1 meter

Organisme yang ada di dalam plot diidentifikasi dan dideskripsikan

Dengan menggunakan cetok, diambil sampel tanah di beberapa sudut lokasi bagian top
soil dengan kedalaman 5-10 cm kemudian ditentukan tekstur dan struktur tanahnya
dengan menggunakan segitiga struktur tanah

pH tanah, suhu tanah, kelembaban udara, intensitas cahaya, suhu udara, dan kecepatan
angin diukur

Jenis-jenis asosiasi antara hewan dengan tumbuhan, antara hewan dengan hewan, dan
antara tumbuhan dengan tumbuhan diamati

Hasil pengamatan dicatat ke dalam tabel


E. DATA PENGAMATAN

Lokasi Pengamatan: Bumi Perkemahan Sinolewah tepatnya di bawah jembatan.


Jam Pengamatan: pukul 09.00-12.00
Tabel Pengamatan:

Tabel 1. Data Kondisi Faktor Lingkungan Abiotik di Lokasi Pengamatan

Fisik Kimiawi
No. Kel. Suhu Kel. Intensitas Kec. Struktur Tekstur pH Ket
Udara Udara Tanah Cahaya Angin Tanah Tanah Tanah
0,2
1. 24% 31oC 0% 801 - - 5 -
m/s
0,2
2. 23% 31oC 0% 778 - - 5 -
m/s
0,2
3. 24% 31oC 0% 844 - - 5 -
m/s
Berbentuk
Rata- 0,2
23,67% 31oC 0% 807,67 besar dan Berpasir 5 -
Rata m/s
kecil

Tabel 2. Daftar jenis tumbuhan (vegetasi) yang ada di Lokasi Pengamatan

Jenis Cara
No. Jumlah Keterangan Lain
Vegetasi Hidup
1
1. A Bebas Daun bergerigi, bunga berwarna ungu
(3,3%)
12
2. B Bebas Daun sejajar
(40%)
2 Daun kecil dan menyirip serta bunga
3. C Bebas
(6,6%) bergerombol
1 Ada sulur, daun menyirip, batang dan daun
4. D Bebas
(3,3%) berbulu
2
5. E Bebas Daun menyririp
(6,6%)
5
6. F Bebas Tepi daun bergerigi
(16,6%)
2
7. G Bebas Daun kecil menyirip
(6,6%)
2
8. H Bebas Daun kecil menyirip, berwarna ungu
(6,6%)
1
9. I Bebas Daun menyirip, bergerigi, dan berbulu
(3,3%)
2
10. J Bebas Daun menyirip bergelombang, berbulu
(6,6%)

Tabel 3. Daftar Jenis Hewan yang Ada di Lokasi Pengamatan

No. Jenis Hewan Jumlah Cara Hidup Keterangan Lain


1. Semut merah 7 Di atas tanah -
2. Semut hitam 2 Di atas tanah -
3. Laba-laba 1 Di atas tanah -

Tabel 4. Jenis Asosiasi yang Ditemukan di Lokasi Pengamatan

Nama Organisme
Nama/Jenis
No. yang terlibat Keterangan
Asosiasi
dalam asosiasi ini
Semut merah dan Semut merah
semua vegetasi hanya berjalan
1. Netralisme
yang ada di dalam melewati vegetasi
plot di dalam plot
Semut hitam dan Semut merah
semua vegetasi hanya berjalan
2. Netralisme
yang ada di dalam melewati vegetasi
plot di dalam plot
Laba-laba dan Laba-laba hanya
semua vegetasi berjalan melewati
3. Netralisme
yang ada di dalam vegetasi di dalam
plot plot
Vegetasi D dan Vegetasi D melilit
4. Komensalisme vegetasi lain di vegetasi lain di
luar plot luar plot

F. PEMBAHASAN

Study Laboratory dilaksanakan di Bumi Perkemahan Sinolewah, Depok,


Sleman, DIY pada tanggal 26 September 2015. Kegiatan kali ini bertujuan untuk
memerikan sifat fisik klimatik tanah/permukaan lahan (kelembaban udara, suhu
udara, kelembaban tanah, intensitas cahaya, suhu tanah, dan tekstur tanah),
memerikan sifat kemis (pH dsb.) tanah/permukaan lahan pada lokasi pengamatan,
menyebutkan jenis-jenis dan spesifikasi vegetasi yang ada di dalam lokasi
pengamatan, menyebutkan jenis-jenis dan spesifikasi hewan yang ada di dalam
lokasi pengamatan, menjelaskan jenis-jenis asosiasi yang ada di lokasi
pengamatan, dan mengaitkan sifat spesifik organisme dengan spesifikasi
lingkungannya.
Pertama-tama praktikan membuat plot berukuran 1 x 1 meter. Plot tersebut
kami ibaratkan sebagai sebuah ekosistem. Di mana di dalam ekosistem tersebut
terdapat interaksi organisme dengan lingkungannya. Untuk itu praktikan harus
mengamati kondisi faktor lingkungan abiotik, daftar jenis tumbuhan, dan daftar
jenis hewan di lokasi pengamatan sehingga praktikan dapat mengetahui jenis
asosiasi atau interaksi yang terjadi di lokasi pengamatan.
Pada faktor lingkungan abiotik praktikan mengamati dua hal, yaitu sifat
klimatik tanah dan sifat kemis tanah. Untuk memperoleh sifat klimatik tanah dan
sifat kemis tanah praktikan melakukan tiga kali pengamatan untuk mendapatkan
data yang akurat. Sifat fisik klimatik tanah yng diperoleh yaitu kelembaban udara
dengan rata-rata 23,67%, suhu udara 31oC, kelembaban tanah 0%, intensitas
cahaya 807,67 Lux, kecepatan angin 0,2 m/s, struktur dan tekstur tanah berpasir
dengan ukuran ada yang kecil dan ada yang besar. menunjukkan bahwa tanah
tersebut bersifat asam. Sedangkan sifat kemis tanah tanah yang diperoleh yaitu pH
tanah di dalam plot adalah 5 yang menunjukkan bahwa tanah dalam plot tersebut
bersifat asam.
Faktor biotik yang praktikan temukan di dalam plot adalah delapan jenis
vegetasi tumbuhan dan tiga jenis hewan. Vegetasi tersebut kami identifikasi ciri-
ciri atau karakteristiknya. Vegetasi-vegetasi tersebut kami beli label A sampai J
karena praktikan belum mengetahui nama vegetasi tersebut. Untuk vegetasi A, D,
dan I praktikan hanya menemukan satu jenis tanaman.
Vegetasi A mempunyai ciri-ciri daun bergerigi dan bunga berwarna ungu,
vegetasi D berciri-ciri mempunyai sulur, daun menyirip, batang dan daun berbulu,
sedangkan vegetasi I ciri-cirinya daun menyirip, bergerigi, dan berbulu. Vegetasi
B yang praktikan temukan berjumlah duabelas dan vegetasi ini termasuk vegetasi
yang paling banyak ditemukan di dalam plot. Vegetasi B mempunyai ciri-ciri
daun sejajar. Lalu pada vegetasi C, E, G, H, dan J praktikan menemukan dua jenis
tanaman untuk masing-masing jenis. Vegetasi C mempunyai ciri-ciri daun kecil
dan menyirip serta bunga bergerombol, vegetasi E berciri-ciri daun menyririp,
vegetasi G mempunyai ciri-ciri yang hampir sama dengan vegetasi E tetapi
daunnya kecil, lalu vegetasi H mempunyai ciri-ciri berupa daun kecil menyirip
dan berwarna ungu, dan vegetasi J daun menyirip, bergelombang, dan berbulu.
Terakhir yaitu vegetasi F berjumlah lima dengan ciri-ciri tepi daun bergerigi.
Semua vegetasi yang ada di dalam plot hidup secara bebas atau tidak ada yang
hidup menumpang, terlindung, maupun merambat pada vegetasi yang lain.
Asosiasi atau interaksi yang praktikan amati pada vegetasi dan hewan di
dalam plot terdapat dua macam asosiasi, yaitu asosiasi netralisme dan asosiasi
komensalisme. Semut merah, semut hitam, dan laba-laba berinteraksi dengan
semua vegetasi yang ada di dalam plot dan jenis asosiasinya adalah netralisme.
Hal ini sesuai dengan teori yang menjelaskan bahwa simbiosis netralisme yaitu
hubungan tidak saling mengganggu dalam habitat yang sama yang bersifat tidak
menguntungkan dan tidak merugikan kedua belah pihak. Begitu juga semut
merah, semut hitam, dan laba-laba dengan semua jenis vegetasi yang ada di dalam
plot tidak saling menggangu dan tidak saling merugikan. Sedangkan vegetasi D
yang kami temukan termasuk dalam simbiosis komensalisme karena vegetasi D
hidup menjalar dan melilit vegetasi lain yang ada di luar plot. Vegetasi D
diuntungkan karena mendapat media untuk merambat, sedangkan vegetasi yang
dililit oleh vegetasi D tidak diuntungkan maupun dirugikan.

G. KESIMPULAN

Dari pengamatan yang kami lakukan dapat disimpulkan bahwa daerah


yang kami amati (dalam plot) secara fisik memiliki kelembaban udara 23,67%,
suhu udara 31 ͦC, dengan kelembaban tanah 0 %, dan memiliki kecepatan angin ±
0,2m⁄s. Tekstur tanah daerah ini berpasir dengan struktur tanah besar dan kecil.
Daerah ini ditanami oleh 10 vegetasi tumbuhan, dengan jumlah tiap vegetasi yang
berbeda. Selain itu, didapati beberapa jenis hewan yaitu semut merah, semut
hitam, dan laba-laba. Interaksi yang berlangsung antara hewan dan vegetasi
tumbuhan yang teramati ada dua jenis interaksi, yaitu netralisme dan
komensalisme.

H. DAFTAR PUSTAKA

Resosoedarmo, Soedijran, dkk, Pengantar Ekologi, Jakarta: BKKBN, 1985

Sianipar, Prowel, Mudah & Cepat Menghafal Biologi. Yogyakarta: Pustaka Book
Publisher, 2010

Soemarwoto, Otto, Ekologi, Lingkungan Hidup dan Pembangunan, Jakarta:


Penerbit Djambatan, 1985
I. LAMPIRAN

J.

vegetasi A vegetasi B vegetasi C vegetasi D

vegetasi E vegetasi F vegetasi G vegetasi H

vegetasi I vegetasi J

Anda mungkin juga menyukai