Pemrosesan Polimer
Modul A Uji Viskositas (Metode Bola Jatuh)
oleh :
BAB I
PENDAHULUAN
Page 2 of 21
Wira Perdana Damanik
13714047
BAB II
TEORI DASAR
2.1 Polimer
Polimer merupakan suatu senyawa dengan berat molekul yang besar dan
tersusun atas unit-unit kecil berulang yang disebut monomer. Monomer-monomer
ini saling terhubung satu sama lain melalui ikatan kovalen. Meskipun struktur
polimer bervariasi secara luas, struktur polimer dapat dikombinasikan dengan
jumlah unit-unit kecil yang berbeda; dalam banyak kasus, satu unit monomer sudah
cukup untuk mewakili keseluruhan molekul polimer. Struktur polimer ini terbentuk
melalui pengulangan dari satu atau beberapa monomer yang merupakan
karakteristik dasar dari senyawa polimer, sehingga diistilahkan dengan “polimer”
yang berarti “banyak anggota”.
2.2 Viskositas
Viskositas adalah ukuran yang menyatakan kekentalan suatu fluida yang
menyatakan besar kecilnya gesekan dalam fluida. Semakin besar viskositas fluida,
maka semakin sulit suatu fluida untuk mengalir dan juga menunjukan semakin sulit
suatu benda bergerak dalam fluida tersebut. Kekentalan merupakan sifat cairan
yang berhubungan dengan hambatan untuk mengalir. Beberapa cairan ada yang
dapat mengalir dengan cepat namun ada yang mengalir secara lambat. Fluida yang
mengalir lambat seperti gliserin, madu dan minyak atso, ini dikarenkan mempunyai
viskositas besar. Jadi viskositas menentukan kecepatan mengalirnya cairan.
Kekentalan disebabkan karena kohesi antara partikel zat cair. Zat cair ideal
tidak mempunyai kekentalan. Zat cair mempunyai beberapa sifat sebagai berikut:
apabila ruangan lebih besar dari volume zat cair akan terbentuk permukaan bebas
horizontal yang berhubungan dengan atmosfer, mempunyai rapat massa dan berat
jenis, dapat dianggap tidak termampatkan, mempunyai viskositas (kekentalan) dan
mempunyai kohesi, adhesi dan tegangan permukaan fluida.
Page 3 of 21
Wira Perdana Damanik
13714047
Page 4 of 21
Wira Perdana Damanik
13714047
yang telah diperoleh inilah yang dinamakan kecepatan terminal yang nantinya dapat
diolah menajadi nilai viskositas.
Page 5 of 21
Wira Perdana Damanik
13714047
Derajat hidrolisis berpengaruh terhadap kelarutan PVA dalam air, semakin tinggi
derajat hidrolisisnya maka kelarutannya akan semakin rendah.
PVA merupakan polimer yang banyak digunakan karena memiliki sifat
lentur dan dapat membentuk ikatan hidrogen dengan molekul kitosan, selain itu
PVA juga mudah diuraikan secara alami (biodegradable) pada kondisi yang sesuai.
PVA komersial biasanya merupakan campuran dari beberapa tipe stereoregular
yang berbeda (isotaktik, ataktik, dan sindiotaktik). PVA dengan derajat hidrolisis
98.5% atau lebih dapat dilarutkan dalam air pada suhu 70 °C.
Polivinil alkohol (PVA) merupakan zat yang tidak berasa, tidak berbau,
dapat terurai oleh alam dan biokompatibel. Selain dapat terlarut dalam air, Polivinil
alkohol juga dapat larut dalam etanol. Namun, zat ini tidak dapat larut dalam pelarut
organik.
PVA dikembangkan pertama kali oleh Hermann dan Haehnel pada tahun
1924. Proses pembuatan PVA dilakukan dengan menghidrolisis polivinil asetat
(PVAc). Tingkat konsumsi PVA di dunia telah mencapai beberapa ratus ribu ton
per tahun dan diprediksi akan meningkat sekitar 2,5% per tahun antara tahun 2006
dan 2011. Terdapat sejumlah produsen PVA di seluruh dunia yang mayoritas
berbasis di negara-negara Asia. Cina memiliki pangsa pasar terbesar dengan porsi
45% pada tahun 2006 dan nilai ini diperkirakan akan terus berkembang.
Seiring dengan semakin tumbuhnya kesadaran akan polimer hijau yang
ramah terhadap lingkungan, penggunaan polivinil alkohol menjadi semakin
meningkat dan menjanjikan. Salah satu pemanfaatan PVA sebagai bahan sekali
Page 6 of 21
Wira Perdana Damanik
13714047
pakai adalah aplikasi PVA pada kantong kotoran hewan yang akan terurai setelah
dibuang. Selain itu, PVA juga dapat diaplikasikan pada bola golf, sehingga pegolf
tidak perlu mencari bolanya setelah dipukul karena bola tersebut akan terurai di
alam.
Di dalam industri pangan, PVA digunakan sebagai bahan pelapis karena
sifatnya kedap terhadap uap air. PVA mampu menjaga komponen aktif dan bahan
lainnya yang terkandung di dalam bahan dari kontak dengan oksigen. Secara
komersial, PVA adalah plastik yang paling penting dalam pembuatan film yang
dapat larut dalam air. Sifat fisik PVA disajikan pada Tabel 1
Page 7 of 21
Wira Perdana Damanik
13714047
BAB III
DIAGRAM ALIR & PENGOLAHAN DATA
Metode yang digunakan dalam pengujian metal forming adalah sebagai berikut :
Page 8 of 21
Wira Perdana Damanik
13714047
Dengan :
d : diameter kelereng (m)
Ps : densitas kelereng (kg/m3)
Pf : densitas fluida (kg/m3)
g : percepatan gravitasi (m/s2)
Vt : Kecepatan (m/s)
Untuk perhitungan densitas dari masing – masing larutan, dilakukan dengan cara
menggunakan gelas dan larutan. Massa gelas kosong akan ditimbang lalu
kemudian massa gelas + larutan. Kemudian akan diukur juga volume dari gelas
tersebut. Sehingga nilai densitas dapat diperoleh dengan persamaan :
Cara ini dilakukan kepada masing-masing larutan oleh beberapa kelompok yang
telah ditentukan sebelumnya. Nilai dari masing – masing kelompok yang telah
dilaporkan akan dirata-ratakan dengan tujuan untuk mendapatkan data yang lebih
valid.
Page 9 of 21
Wira Perdana Damanik
13714047
Nilai jarak dan waktu dapat diperoleh langsung pada saat pengujian. Jarak telah
ditentukan diawal yaitu dengan cara memberi tanda pada wadah. Sedangkan
untuk nilai kecepatan diukur dengan menggunakan stopwatch. Khusus untuk
perolehan nilai waktu, percobaan dilakukan sebanyak tiga kali agar memperoleh
data yang lebih valid.
Setelah memperoleh data densitas, dan kecepatan terminal, maka untuk nilai
viskositas larutan sudah dapat dihitung dengan menggunakan persamaan berikut :
Contohnya untuk larutan PVA dengan konsentrasi 7,5 % yang ada pada tabel 2.
Page 10 of 21
Wira Perdana Damanik
13714047
14
12
10
0
0 10 20 30 40 50 60 70 80 90
Page 11 of 21
Wira Perdana Damanik
13714047
0.8
0.6
0.4
0.2
0
0 50 100 150 200 250 300 350 400
Page 12 of 21
Wira Perdana Damanik
13714047
BAB IV
ANALISIS DATA
Pada praktikum kali ini dilakukan metode uji viskositas yakni dengan
metode pengujian bola jatuh. Prisipnya yaitu dengan mencatat waktu dan jarak
jatuh bola, kemudaian mengkoversi data – data tersebut untuk memperolah nilai
viskositas. Pengujian dilakukan secara manual oleh praktikan. Baik itu dalam
mengukur jarak, densitas larutan maupun dalam pengukuran waktu. Ada banyak
metode pengujian viskositas yang bisa dilakukan. Namun metode uji bola jatuh
lebih mudah dimengerti dan dikerjakan, harga pengujian juga termasuk murah serta
viskositas dari larutan dapat dilihat secara makro.
Page 13 of 21
Wira Perdana Damanik
13714047
persen berat terhadap PVA sebanyak 0.2 , 0.5 dan 1 %. Dari data yang diperoleh
bisa dilihat fenomena yang terjadi hamper sama dengan apa yang terjadi pada
pengujian sebelumnya. Dimana nilai dari viskositas larutan PVA + Boraks, semakin
tinggi seiring bertambahnya kadar boraks yang ditambahkan. Dapat disimpulkan
bahawa penambahan boraks dapat meningktkan viskositas. Hal ini terjadi karena
karena penambahan boraks menimbulkan crosslink pada larutan. Crosslink inilah
yang membuat viskositas larutannya naik. Namun terdapat sedikit kejanggalan pada
salah satu data yaitu data pada penambahan boraks sebanyak 0,2%. Jika
dibandingkan dengan larutan PVA 7,5%, viskositas larutan PVA 7,5% + boraks
lebih rendah. Harusnya dengan penambahan boraks, viskositasnya akan lebih tinggi.
Hal ini dapat terjadi karena sebelum pengujian alat (tabung) tidak dibersihkan
dengan baik atau dapat juga dikarenakan perhitungan waktu yang kurang tepat
sehingga data yang diperoleh tidak akurat.
Dari data yang telah diperoleh, diplot kurva antara konsentrasi dan
viskositas. Berdasarkan grafik bisa dibuktikan bahwa kenaikan konsentrasi maupun
kenaikan penambahan kadar boraks sebanding dengan kenaikan viskositas. Dapat
dilihat juga pada larutan PVA, perubahan nilai viskositas dari konsentrasi 10% -
15% lebih signifikan dibandingkan dengan perubahan dari larutan PVA dengan
konsentrasi 7,5% - 10%. Hal yang sama juga terjadi pada pengujian kedua.
Perubahan viskositas pada larutan PVA + boraks 0,5 – 1 % lebih signifikan
dibandingkan dengan perubahan viskositas larutan 0,2% - 0,5%.
Page 14 of 21
Wira Perdana Damanik
13714047
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
Page 15 of 21
Wira Perdana Damanik
13714047
DAFTAR PUSTAKA
https://itll.colorado.edu/modular_experiments_dir/itll_modules/Viscosity%20of%
20Fluids/Viscosity%20of%20Fluids%20Lab%20(Ball%20Drop%20Method).doc
x.
Kazys, R. & Rekuviene R. 2011. Viscosity and Density Measurement Methods for
Polymer Melts. Ultrasound Research Institute, Kaunas University of Technology.
http://digilib.unila.ac.id/14779/8/Tinjauan%20Pustaka.pdf
diunduh pada 11 April 2018
Page 16 of 21
Wira Perdana Damanik
13714047
LAMPIRAN
Page 17 of 21
Wira Perdana Damanik
13714047
Jawab : Filler yang ditambahkan akan masuk ke dalam celah rantai sehingga
dapat meningkatkan jumlah ikatan yang terjadi sehingga viskositas PVA
meningkat. Hal ini dikarenakan pada saat terjadi pemebebanan maka filler
dalam celah akan mengikat dalam celah sehingga rantai tidak mudah
bergeser karena tertahan oleh filler tersebut.
3. Apa yang dimaksud dengan extensional viscosity? Apa perbedaannya dengan
shear viscosity dan aplikasinya dalam pemrosesan polimer?
Page 18 of 21
Wira Perdana Damanik
13714047
Page 19 of 21
Wira Perdana Damanik
13714047
Page 20 of 21
Wira Perdana Damanik
13714047
Page 21 of 21