Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN PRAKTIKUM GASIFIKASI

KINERJA SISTEM ENERGI 2

Kelompok :8

Nama Praktikan : Rizal Aqimul Haq (151734026)

Dosen Pembimbing : Annisa Syafitri K, S.ST., M K

D4 TEKNIK KONSERVASI ENERGI

POLITEKNIK NEGERI BANDUNG

2018
I. TUJUAN

Setelah melakukan praktikum mahasiswa diharapkan dapat :

- Menjelaskan prinsip kerja proses gasifikasi


- Mengidentifikasi parameter yang terlibat dalam proses gasifikasi

II. DASAR TEORI

Gasifikasi adalah suatu proses perubahaan bahan bakar padat secara


termokimia menjadi gas ,dimana udara diperlukan lebih rendah dari udara yang
di gunakan untuk proses pembakaran .

Proses gasifkasi telah dikenal sejak abad lalu untuk mengolah batubara,
gambut. Atau kayu menjadi bahan bakar gas yang kini mulai dimanfaatkan. Pada
tahun-tahun terakhir ini. Proses gasifikasi mendapat perhatian kembali di seluruh
dunia, terutama untuk mengolah biomassa sebagai sumber energi alternatif yang
terbaharukan.

Secara sederhana proses gasifikasi dapal dikatakan sebagai reaksi kimia


pada temperatur tinggi antara biomassa dengan udara. Yang tahapannya dapat
digambarkan sebagai berikut (gambar I).

1. Tahap pengeringan. Akibat pengaruh panas, biomassa mengalami


pengeringan pada temperatur sekitar100˚C.
2. Tahap pirolisis. Bila temperatur mencapai 250˚C, biomassa mulai
mengalami proses pirolisis yaitu perekahan molekul besar menjadi
molekul-molekul kecil akibat pengaruh temperatur tinggi. Proses ini
berlangsung sampai temperatur 500˚C. Hasil proses pirolisis ini adalah
arang, uap air, uap tar, dan gas- gas.
3. Tahap reduksi. Pada temperatur di atas 600˚C arang bereaksi dengan
uap air dan karbon dioksida. Untuk menghasilkan hidrogen dan karbon
monoksida sebagai komponen utama gas hasil.
4. Tahap oksidasi. Sebagian kecil biomassa atau hasil pirolisis dibakar
dengan udara untuk menghasilkan panas yang diperlukan oleh ketiga
tahap tersebut di atas. Proses oksidasi (pembakaran) ini dapat
mencapai temperatur 1200˚C, yang berguna untuk proses perekahan
tar lebih lanjut.

Tahap-tahap proses diatas dilaksanakan dalam satu alat yang disebut


gasifier atau reaktor gasifikasi.

2.1 Gasifier

Jenis gasifier yang sesuai antuk memproses biomassa adalah down-draft,


dimana unggun biomassa turun sendiri karena gaya gravitasi dan aliran gas juga
turun melewati unggun tersebut.

Gasifier ini mempunyai bentuk konvensional berupa silinder dengan satu


penyempitan dibagian tengah yang disebut tengorokan. Bentuk ini cocok untuk
memproses biomassa yang mempunyai ukuran partikel besar, seperti potongan
kayu dan batok kelapa. Untuk biomassa berukuran kecil. Seperti sekam padi dan
serbuk gergaji, diperlukan gasifier tanpa tenggorokan dan tanpa tutup atas.

2.2 Perangkat Gasifikasi

Gas yang keluar dari gasifikasi masih mengandung kotoran dan


temperaturnya tinggi,karena itu perlu pengolahan lebih lanjut (lihat Gambar 2):
a. siklon untuk memisahkan debu kasar

b. filter uutuk menyaring debu halus

c. pendingin gas

d. pengendap air dan tar yang terkondensasi.

Bentuk peralatan tersebut bermacam-macam, misalnya filter dapat dibuat


dari ijuk, batu, sabut kelapa dan lain-lainnva. Gas dapat didinginkan dengat
semprotan air atau dilewatkan dalam pipa panjang. Sedangkan pemisahan air dan
tar dapat dilakukan dalam tangki besar atau saringan.

2.3 Biomassa Sebagai Umpan Gasifikasi

Dengan unsur utama karbon, hidrogen dan oksigen. hampir semua jenis
biomassa dapat dipakai sebagai umpan gasifikasi. Tetapi agar prosesnya berjalan
lancar, ada persyaratan teknis yang perlu diperhatikan:

a. kadar air biomassa tidak lebih dari 30%

b. bentuk partikel mendekati bulat atau kubus, bukan panjang atau pipih
c. ukuran partikel antara 0,5 - 5,0 cm

d. tidak banyak mengandung zat-zat anorganik

e. rapat massanya di atas 400 kg/m2

Untuk memenuhi persyaratan tersebut di atas, kadang-kadang diperlukan


pengolahan awal seperti: pengeringan. pemotongan atau pemampatan. Di
samping itu biomassa harus tersedia dalam jumlah yang cukup secara kontinyu,
nilai ekonomisnya rendah atau tidak ada manfaat lainnva. Kayu, batok kelapa,
tongkol jagung dan batok sawit merupakan biomassa yang mendekati persyaratan
tersebut diatas Sekam padi. serbuk gergaji, sabut kelapa. kulit kopi danl lain-
lainnya adalah contoh biomassa yang perlu penanganan khusus untuk
proses gasifikasi.

2.4 Gas Hasil Gasifikasi

Gas hasil gasifikasi terutama terdiri dari gas-gas mempan bakar yaitu CO,
H2, dan CH4 dan gas-gas tidak mempan bakar CO2, dan N2. Komposisi gas ini
sangat tergantung pada komposisi unsur dalam biomassa, bentuk dan partikel
biomassa, serta kondisi-kondisi proses gasifikasi. Sebagai ilustrasi, komposisi gas
hasil gasifikasi beberapa biomassa di ITB disajikan dalam Tabel I. Dengan panas
pembakaran antara 3000 - 5000 Watt, gas ini dapat diumpankan ke dalam motor
bakar torak maupun sebagaI bahan bakar untuk pemanas.

2.5 Gas Hasil Sebagai Umpan Motor

Motor bensin maupun motor diesel dapat digabungkan dengan perangkat


gasifikasi untuk memanfaatkan gas hasil. Untuk maksud ini, gas hasil dialirkan ke
dalam aliran udara masuk motor, dengan sambungan pipa silang atau sistem
injeksi. Sambungan silang sangat sederhana dan murah sesuai untuk kapasitas
rendah. Sedangkan sistem injektor agak rumit pembuatanya tetapi dapat
memberikan pencampuran gas-udara yang lebih baik, dan sesuai untuk kapasilas
tinggi.
Disamping panas pembakarannya, gas hasil harus memenuhi persyaratan-
persyaratan berikut ini agar tidak mengurangi performansi dan umur motor:

a. kandungan tar tidak lebih dari 100 mg/m3

b. kandungan abu maksimum 50 mg/m3

c. ukuran debu tidak lebih dan 10 mikrometer

d. temperatur gas di bawah 40oC

Dalam motor bensin, seluruh kebutuhan bensin dapat digantikan dengan


gas. Daya motor dapat diatur dengan pengaturan laju alir campuran gas-udara
dengan komposisi tetap. Karena kecepatan pembakaran gas kurang daripada
kecepatan pembakaran bensin. maka waktu pengapian busi harus diajukan, kira-
kira 15 derajat lebih atas.

Dalam motor diesel, tidak seluruh kebutuhan solar dapat digantikan.


Karena sedikit solar tetap diperlukan untuk sarana pengapian. Operasi ini disebut
sebagai sistem bahan bakar ganda. Dalam praktek, komposisi bahan bakar ganda
ini kira-kira 20% solar dan 80% gas. Pengaturan daya motor dapat dilakukan
dengan pengaturan laju alir gas, sementara laju alir solar diatur pada kebutuhan
minimum untuk sarana pengapian.

Daya maksimum yang dapat dihasilkan oleh motor bensin maupun motor
diesel dengan bahan bakar gas turun sampai kira-kira 70% dari daya aslinya.
Motor untuk penggunaan gas hasil gasifikasi sebaiknya dipilih yang mempunyai
kecepatan nominal 1500 putaran permenit. Berdasarkan pengalaman di ITB, satu
liter bensin atau solar dapat digantikan dcngan 7,5 m2 gas dari gasifikasi 4 kg
kayu atau 6 kg sekam.

2.6 Gas Hasil Sebagai Umpan Burner

Gas hasil biomassa tergolong gas bahan bakar berkualitas rendah


(dibandingkan dengan panas pembakaran gas alam 32000kJ/m3). Gas hasil
gasifikasi dapat digunakan untuk motor diesel, motor bensin, atau alat pemanasan
dan pengeringan. Gasifikasi biomassa dapat mengurangi ketergantungan akan
bahan bakar minyak di tempat-tempat terpencil.

Secara teoritik satu m3 gas hasil gasifikasi biomassa memerlukan 1,2 m3


udara untuk pembakaran, dan menghasiIkan temperatur 1600˚C. Pada prakteknya,
temperatur pembakar-an gas ini hanya berkisar antara 700-1200 ˚C.

Berdasarkan kualitasnya, gas hasil ini tidak ekonomis bila disimpan atau
didistribusikan tetapi harus dimanfaatkan di tempat proses gasifikasi. Penggunaan
gas yang paling sesuai adalah untuk pengeringan hasil-hasil pertainian,
perkebunan dan kehutanan yang tidak memerlukan temperatur terlalu linggi.

2.7 Penerapan Gasifikasi Biomassa

Secara umum, peluang penerapan gasifikasi biomassa di pulau Jawa,


sangat kecil, karena adanya subsidi dan sistem distribusi minyak yang baik
sehingga memungkinkan masyarakat memperoleh minyak secara mudah.
Disamping itu distribusi listrik PLN telah menjangkau hampir seluruh pelosok
pulau.

Tetapi kesulitan pengangkutan masih sering dijumpai diluar dan beberapa


tempat di pulau Jawa. Kesulitan ini dapat mengakibatkan kelangkaan dan
kenaikan harga minyak setempat. Bila di tempal-tempat semacam itu tersedia
biomassa yang cukup banyak, proses gasilikasi merupakan salah satu pilihan jalan
keluar. Beberapa contoh potensi penerapan gasifikasi biomassa dapal dilihat
dalam tabel 2.

a. Reaksi Yang Terjadi Pada Gasifikasi

Tahap I: Oksidasi
𝐶 + 𝑂2 = 𝐶𝑂2 + 𝑝𝑎𝑛𝑎𝑠 (2)
𝐻 + 𝑂2 = 𝐻2𝑂 + 𝑝𝑎𝑛𝑎𝑠 (3)
Tahap II: Pirolisis
𝐶6𝐻10𝑂5 + 𝑝𝑎𝑛𝑎𝑠 = 𝐶𝑥𝐻𝑧 + 𝐶𝑂 (4)
𝐶6𝐻10𝑂5 + 𝑝𝑎𝑛𝑎𝑠 = 𝐶𝑛𝐻𝑚𝑂𝑦 (5)

Tahap III: Reduksi dan Gasifikasi

𝐶𝑂2 + 𝐶 + 𝑝𝑎𝑛𝑎𝑠 = 2𝐶𝑂 (6) 𝐻2𝑂 + 𝐶 + 𝑝𝑎𝑛𝑎𝑠 = 𝐻2 + 𝐶𝑂 (7)


Hasil gas yang diperoleh dapat bervariasi bergantung pada equivalence
ratio (ER). ER diperoleh dari pembagian rasio molar oksigen (atau udara) actual
terhadap biomassa, dibandingkan dengan rasio molar oksigen (atau udara)
stoikiometrik terhadap biomassa.

Gasifikasi terhadap biomassa akan dapat menghasilkan panas, dengan


efisiensi termal :

𝑣𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑔𝑎𝑠 𝑥 𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑘𝑎𝑙𝑜𝑟 𝑔𝑎𝑠


𝐸𝑓𝑖𝑠𝑖𝑒𝑛𝑠𝑖 𝑇𝑒𝑟𝑚𝑎𝑙 =
𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑏𝑎ℎ𝑎𝑛 𝑏𝑎𝑘𝑎𝑟 𝑥 𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑘𝑎𝑙𝑜𝑟 𝑏𝑎ℎ𝑎𝑛 𝑏𝑎𝑘𝑎𝑟
III. ALAT DAN BAHAN
Serangkaian reaktor
gasifikasi

Janggel jagung

Arang
Air

Stop watch

Spirtus
Timbangan digital
IV. CARA KERJA

1. Buat rangkaian sistem gasifikasi dari komponen pendukungnya. Pastikan katup


masukan udara dan keluaran gas buang terbuka.
2. Timbang bahan bakar biomassa, bisa berupa tongkol/janggel jagung, serpihan
kayu, batok kelapa, dll
3. Masukkan bahan bakar biomassa ke dalam reaktor gasifikasi
4. Inisiasi pembakaran dengan menyalakan arang hingga menjadi bara dengan
bantuan awal methanol dan aliran udara pelan untuk pembakaran awal.
5. Setelah bara terbentuk, tutuplah reaktor gasifikasi dengan rapat, dan mulai atur
laju alir udara yang dialirkan kompresor melalui pengaturan rpm, sesuai dengan
ER yang diinginkan.
6. Amati dan identifikasi kenaikan Temperatur dalam reaktor gasifikasi, hingga
temperatur maksimum. Posisi katup outlet gas buang pastikan terbuka.
7. Catat waktu yang diperlukan untuk mencapai T maksimum gasifikasi.
8. Setelah T maksimum tercapai, segera tutup katup masukan udara dan katup
keluaran gas buang.
9. Tunggu beberapa saat hingga indikator menunjukkan gas terkumpul, yaitu air
di bagian bawah reaktor bergelegak (menandakan gas menekan air). Lalu buka
katup keluaran, hingga gas dialirkan ke container penampung (ban bekas).
10. Setelah tekanan tidak dirasakan lagi, tutup kembali hingga terjadi hal di no. 9
(bila masih terdapat potensi gas yang diproduksi). Lakukan hal yang sama.
11. Lakukan hingga gas habis terbentuk. Pastikan tutup rapat container
pengumpul syngas.
Pertanyaan
1. Buatlah profil Temperatur gasifikasi terhadap waktu dengan interpretasinya!
2. Tentukan waktu yang diperlukan untuk mencapai temperatur maksimum!
3. Tentukan volume produk yang dihasilkan dan konsentrasinya!
4. Hitunglah energi yang dipasok dari gasifikasi bahan bakar biomassa!
5. Hitunglah kandungan energi yang terdapat dalam syngas yang dihasilkan!
6. Hitunglah intensitas energi dan/atau efisiensi termal untuk operasi system
gasifikasi
V. DATA PENGAMATAN

Waktu Massa Profil Visual Asap Waktu


Flow udara
(menit T (oC) Biomassa Asap putih keluar tar
(m/s) Keterangan
ke-) (gram) pertama kali pertama
0 31.9
2 110.7
Abu-abu
2.7 5 145.7 140 3.2 11
lalu putih
10 348
11 718
0 37.5
5 324.5
Abu-abu
3.2 6 364.1 50 1 6
lalu putih
10 747.8
11 981.2
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai