Anda di halaman 1dari 8

Ruptur Tendo Achilles akibat Trauma Olahraga

Nuramalina binti Reman


Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana, Jl.Arjuna Utara No. 6 Jakarta
11510. Telephone : (021) 5694-2061, fax: (021) 563-1731
e-mail: nuramalinareman.2013fk501@civitas.ukrida.ac.id

PENDAHULUAN

Tendo Achilles adalah tendo pada bagian tungkai bawah. Ia berfungsi untuk
melekatkan otot Gastrocnemius dengan otot soleus ke salah satu tulang penyusun
pergelangan kaki, yaitu Calcaneus.

Tendon bertindak sebagai transduser dari gaya yang dihasilkan oleh kontraksi otot
terhadap tulang. Kolagen merupakan 70% dari berat kering tendon, sekitar 95% dari
kolagen tersebut merupakan kolagen tipe I, dengan jumlah elastin yang kecil. Serat
elastin dapat menjalani tekanan sebesar 200% sebelum rusak. Jika serat elastin ada pada
tendon dalam proporsi yang besar maka akan ada penurunan dalam besarnya gaya yang
ditransmisikan ke tulang.1

Fibril kolagen terikat ke fasikula, mengandung pembuluh darah dan pembuluh


limfatik serta saraf. Fasikula-fasikula tersebut secara bersamaan di kelilingi oleh
epitenon dan membentuk struktur kasar dari tendon, yang kemudian tertutup oleh
paratenon, terpisah dari epitenon oleh lapisan tipis cairan untuk memungkinkan
pergerakan tendon dengan mengurangi pergesekan1,2.

Makalah ini akan membahas tentang ruptur yang terjadi pada tendon archilles
akibat trauma spontan ketika aktivitas olahraga.

1
PEMBAHASAN

1. Latar belakang masalah


Kasus 9: Seorang laki-laki berusia 25 tahun dibawa ke UGD RS dengan keluhan
nyeri pada tumit kanannya sejak 2 jam yang lalu saat sedang bermain bulutangkis.
Menurut pasien, saat mendarat satelah melompat tinggi sewaktu bermain
bulutangkis, tiba-tiba tumit kanannya terasa saat nyeri, seakan-akan telah terbentur
sesuatu. Pasien tidak dapat menggunakan tungkai kanannya untuk berdiri.

2. Rumusan masalah
Seorang laki-laki berusia 25 tahun dengan keluhan nyeri pada tumit kanannya sejak 2
jam setelah olahraga

3. Analisis masalah

3.1 Anamnesis
Anamnesis yang dapat dilakukan pada pasien di skenario adalah sebagai berikut:

Anamnesa Umum : Nama, umur, alamat, pekerjaan, status perkawinan.

Keluhan Utama : Nyeri pada tumit kanan sejak 2 jam yang lalu.

Tidak dapat menggunakan tungkai kaki untuk berdiri

Riwayat Penyakit Sekarang : Pernah mengalami trauma ketika main bulu tangkis.
Tidak ada keluhan penyerta

Riwayat Penyakit Dahulu : Tidak pernah mengalami nyeri pada tumit.

Tidak mengalami penyakit kronis

Riwayat Penyakit Keluarga: Keluarga tidak pernah mengalami nyeri yang sama

Riwayat Pengobatan : Belum berobat

2
3.2 Pemeriksaan fisik

Kesadaran : Compos Mentis

Pemeriksaan tanda-tanda vital : Normal

Pemeriksaan lokalisis : Regio calcaneus dextra

a) Inspeksi : Edema tendon achilles dextra, tidak simetris,


tampak lemah, tidak funtion laesa
b) Palpasi : Teraba gap-sign. Nyeri tekan (+), robekan
tendon achilles dextra, massa tidak beraturan
pada regio cruris posterior dextra
c) Pergerakan : Pergerakan terbatas atau lemah,
plantarfleksi(-)

3.3 Pemeriksaan penunjang

Foto Rontgen

Foto rontgen ini awalnya untuk mengindentifikasi robekan sendi


achilles. Temuan radiografi pada ruptur tendon Achilles meliputi:

a) Penggelapan tendon : Perdarahan, edema dan hilangnya tendon


mengakibatkan penggelapan margin anterior tendon Achilles pada tampak
lateral.

b) Lekukan kulit pada bagian robekan : lesung pipit kecil dapat dilihat
pada bagian robekan. Biasanya tertutup oleh pembengkakan dan perdarahan.

c) Gumpalan jaringan lunak di ujung tendon : ujung ruptur tendon menarik


kembali dan bergelung, mengakibatkan bengkak pada ujung tendon.

3
d) Mengidentifikasi ujung yang terputus : Ujung proksimal biasanya
dikaburkan oleh pembengkakan dan perdarahan

Foto 1. Perbezaan foto rontgen pada tendo achilles yang normal dan ruptur3

3.3 Diagnosa banding

a) Ruptur tendon achilles


Ruptur tendo Achilles adalah putusnya tendo Achilles atau cedera yang
mempengaruhi fungsi dari bagian bawah belakang kaki. Kerobekan tendon Achilles

4
merupakan cidera yang parah dan menyebabkan kecacatan. Kerobekan biasanya
terjadi pada beberapa inchi diatas perbatasan antara tendon dan tulang tumit.2,3 Ini
secara khas terjadi ketika seseorang mengontraksikan, atau menegangkan, otot betis
dan secaramendadak mendorongkan kakinya, seperti pada olahraga bulutangkis

b) Ruptur tendon m. tibialis posterior


Setiap kali otot tibialis posterior kontraksi, ketegangan ditempatkan melalui
tendon tibialis posterior . Jika ketegangan ini berlebihan karena terlalu banyak
kekerasan atau pengulangan , kerusakan pada tendon tibialis posterior dapat terjadi
yaitu dengan robeknya tendon kecil dan inflamasi serta seterusnya menyebabkan
pecahnya tendon tibialis posterior.1 Ruptur ini mempunyai gejala sama seperti
keseleo.Beberapa dokter mungkin merasa bahwa tibialis posterior tendon pecah
adalah suatu kondisi yang jarang terjadi , yang mereka belum pernah melihat2

c) Tenosinovitis

Tenosinovitis adalah peradangan tendon dan sarungnya . Kasus yang paling akut
adalah fleksor tenosinovitis yang melibatkan gangguan fungsi tendon fleksor yang
normal di tangan akibat infeksi . Namun , FT juga dapat mengembangkan sekunder
peradangan akut atau kronis dari penyebab tidak menular.Kasus FT menular yang
hadir lebih awal dan tidak memiliki penyakit penyerta memiliki prognosis yang
baik , tetapi pasien dengan infeksi fulminan , infeksi kronis , atau status kekebalan
terganggu telah meningkatkan risiko komplikasi jangka panjang dan penurunan
nilai.4

Differential Ruptur tendon achilles Ruptur tendon m. Tenosinovitis


diagnosis dextra tibialis posterior

Gejala Klinis Nyeri pada bawah Nyeri sering dimulai Nyeri, Demam
kaki tepat di belakang Bengkak
Tidak dapat maleolus medial . Kaku

5
menggerakkan sendi Kaki dalam posisi Kemerahan
Pembengkakan endorotasi dan Jari dalam posisi
Kemerahan menjadi datar sedikit fleksi
Pembengkakan
Etiologi Cedera spontan Cedera akut yang Penyakit inflamasi
Jatuh dari ketinggian berulang infeksi
Inflamasi dari tendon Cedera
Sendi yang sering
digunakan

Pemeriksaan Teraba gap sign Deformitas pada kaki Tendon fleksor


fisik Nyeri tekan (+) Posisi berdiri tidak teraba lunak
Gerak terbatas normal Nyeri gerak (+)
Plantafleksi (-) Gerak terbatas Nyeri tekan (+)
Dorsofleksi(-)

Pemeriksaan Rontgen Rontgen Rontgen


penunjang MRI MRI Biopsi
CT-Scan CBC

3.4 Diagnosis kerja


Diagnosis kerja bagi kasus ini adalah raptur tendon achilles pada kaki kanannya.
Nyeri mendadak yang timbul pada pasien adalah diakibatkan oleh trauma spontan
yaitu ketika mendarat dari melompat tinggi. Hasil pemeriksaan fisik menunjukkan
terdapatnya gap-sign pada atas tumit dan tumit tidak dapat digerakkan. Selain itu,
pasien tidak mengalami trauma kecil ynag berulang atau infeksi.

3.5 Etiologi
Ruptur Tendo Achilles dapat terjadi saat dorsofleksi pasif secara tiba tiba saat
kontraksi maksimal pada otot betis. Dalam beberapa kasus putusnya tendo Achilles
terjadi pada tendo yang kurang menerima aliran darah. Tendo juga dapat melemah
bergantung pada bertambahnya usia.1 Putusnya tendo Achilles juga bisa disebabkan

6
oleh peningkatan mendadak jumlah tekanan pada tendo Achilles. Biasanya ruptur
tendo Achilles lebih sering terjadi pada laki-laki dibandingkan pada wanita.
Penyebab lainnya juga bisa karena obat-obatan, cedera olahraga, trauma, obesitas
dan umur.4

3.6 Patogenesis

Saat istirahat, tendon memiliki konfiguras bergelombang akibat batasan


difibrilkolagen. Stress tensil menyebabkan hilangnya konfiguras bergelombang
sehingga menyebabkan pada daerah jari kaki adanya kurva tegangan. Saat serat
kolagen rosak, tendon merespon secara linear untuk meningkatkan beban tendon.
Jika regangan ditempatkan pada tendon kurang dari batas fisiologi, serat kembali
kekonfiguras asli. Tetapi akibat peningkatan beban, serat kolagen meluncur melewati
satu sama lain kerana jalinan molekul rusak sehingga terjadinya ruptur akibat
kegagalan pergeseran fibriller dan interfibriller4,5

3.7 Penatalaksanan

a) Operative : ujung tendon yang terputus disambungkan kembali dengan


teknik penjahitan.
b) Non Operative : Gibs kaki pendek dipasang pada kaki yang
terkena,sementara pergelangan kaki ditempatkan di plantar fleksi sedikit .Dengan
menjaga kaki dalam posisi ini, ujung tendon secara teoritis lebih baik. Imobilisasi
Cast dilanjutkan selama sekitar 6-10 minggu. Dorsofleksi Paksa merupakan
kontraindikasi. Pergelangan kaki secara bertahap dapat dorsofleksi ke posisi yang
lebih netral setelah periode imobilisasi (~ 4-6 minggu). Posisi ini ditopang dengan
casting serial atau pergelangan kaki orthotics yang disesuaikan. Berjalan dengan
menggunakan cor diperbolehkan saat masa tersebut. Setelah pelepasan cor, tumit di
sepatu diangkat setinggi 2 cm dab dipakai selama 2-4 bulan. Selama waktu ini,
program rehabilitasi dimulai.3

c) Terapi Fisik : Terapi rehabilitasi

7
3.8 Pencegahan

Lakukan pemanasan dan peregangan sebelum melakukan kegiatan olahraga.


Biasakan latihan yang memperberat betis. Jangan memaksakan latihan jika kaki terasa
lelah. Jaga berat badan ideal agar tidak obesitas. Kenakan sepatu yang baik dengan
bantalan yang tepat

3.9 Prognosis

Kebanyakan orang yang mengalami ruptur tendo Achilles, tendo akan kembali
normal. Jika operasi dilakukan, tendo mungkin menjadi lebih kuat dan kecil
kemungkinannya untuk ruptur lagi. Biasanya, kegiatan berat, seperti berjalan baru bisa
dilakukan kembali setelah 6 minggu. Atlet biasanya kembali berolahraga, setelah 4
sampai 6 minggu setelah cedera terjadi

DAFTAR PUSTAKA

1. Muttaqin Arif, S.Kep, Ns, 2008,Buku Saku Gangguan musculoskeletal,EGC, Jakarta,


Cetakan 2012
2. Naga, S. Sholeh, 2012,Buku Panduan Lengkap Ilmu Penyakit Dalam, Jakarta:DIVA
press
3. Richard S. MD, 2010, http://emedicine.medscape.com/article/85024-treatment
,diakses pada tanggal 26 Mac201
4. Almekinders L,Maffuli N.2001.The Achilles Tendon (page 7-
10).London:Springer(UK)
5. Greenberg MI.2005.Greenberg’s Text -Atlas of Emergency Medicine (page529,536).
Philadelphia:Lippincott Williams and Wilkins (USA)

Anda mungkin juga menyukai