Bagian Utama 10-02-2017
Bagian Utama 10-02-2017
Bagian Utama 10-02-2017
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1
Pada umumnya hipertensi tidak mempunyai penyebab yang spesifik.
Hipertensi terjadi sebagai respon peningkatan cardiac output atau
peningkatan tekanan perifer.6
2
B. Perumusan Masalah
C. Pertanyaan Penelitian
D. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
Kamonji Palu
3
2. Untuk mengetahui distribusi gambaran penderita hipertensi berdasarkan
usia
jenis kelamin
psikis
rokok
E. Manfaat Penelitian
4
c. Sebagai bahan bacaan untuk Institusi Pendidikan Kesehatan dan
Kedokteran
2. Manfaat Aplikasi
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
1. Definisi
6
ditentukan oleh aliran balik vena (venous return) dan kekuatan kontraksi
miokard. Resistensi perifer ditentukan oleh tonus otot polos pembuluh
darah, elastisitas pembuluh darah dan viskositas darah. Semua
parameter tersebut dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain:
system saraf simpatis dan parasimpatis, system rennin-angiotensin-
aldosteron (SRAA) dan faktor local berupa bahan-bahan vasoaktif yang
diproduksi oleh sel endotel pembuluh darah.
Sistem saraf simpatis bersifat presif yaitu meningkatkan tekanan
darah dengan meningkatkan frekuensi denyut jantung, memperkuat
kontraktilitas miokard, dan meningkatkan resistensi pembuluh darah.
Sistem parasimpatis justru kebalikannya yaitu bersifat defresif. Apabila
terangsang, maka akan menurunkan tekanan darah karena menurunkan
frekuensi denyut jantung. SRAA juga bersifat presif karena dapat memicu
pengeluaran angiotensin II yang memiliki efek vasokonstriksi pembuluh
darah dan aldosteron yang menyebabkan retensi air dan natrum di ginjal
sehingga meningkatkan volume darah.
7
Sel endotel pembuluh darah juga memegang peranan penting
dalam terjadinya hipertensi. Sel endotel pembuluh darah memproduksi
berbagai bahan vasoaktif yang sebagiannya bersifat vasokonstriktor
seperti endotelin, tromboksan A2 dan angiotensin II local. Sebagian lagi
bersifat vasodilator seperti endothelium-derived relaxing factor (EDRF),
yang dikenal juga sebagai nitrit oxide (NO) dan prostasiklin (PGI2). Selain
itu jantung terutama atrium kanan memproduksi hormone yang disebut
atriopeptin (atrial natriuretic peptide, ANP) yang cenderung bersifat
diuretic, natriuretik dan vasodilator yang cenderung menurunkan tekanan
darah. 2
8
Sistem Renin Angiotensin Aldosteron
9
juga mempengaruhi sirkulasi. Angiotensin II menetap dalam darah hanya
selama 1 atau 2 menit karena angiotensin II secara cepat akan diinaktivasi
oleh berbagai enzim darah dan jaringan yang secara bersama-sama disebut
angiotensinase Selama angiotensin II ada dalam darah, maka angiotensin II
mempunyai dua pengaruh utama yang dapat meningkatkan tekanan arteri.
Pengaruh yang pertama, yaitu vasokontriksi, timbul dengan cepat.
Vasokonstriksi terjadi terutama pada arteriol dan sedikit lebih lemah pada
vena. Konstriksi pada arteriol akan meningkatkan tahanan perifer, akibatnya
akan meningkatkan tekanan arteri. Konstriksi ringan pada vena-vena juga
akan meningkatkan aliran balik darah vena ke jantung, sehingga membantu
pompa jantung untuk melawan kenaikan tekanan.
Cara utama kedua dimana angiotensin meningkatkan tekanan arteri adalah
dengan bekerja pada ginjal untuk menurunkan eksresi garam dan air. Ketika
tekanan darah atau volume darah dalam arteriola eferen turun ( kadang-
kadang sebagai akibat dari penurunan asupan garam), enzim renin
mengawali reaksi kimia yang mengubah protein plasma yang disebut
angiotensinogen menjadi peptida yang disebut angiotensin II. Angiotensin II
berfungsi sebagai hormon yang meningkatkan tekanan darah dan volume
darah dalam beberapa cara. Sebagai contoh, angiotensin II menaikan
tekanan dengan cara menyempitkan arteriola, menurunkan aliran darah ke
banyak kapiler, termasuk kapiler ginjal. Angiotensin II merangsang tubula
proksimal nefron untuk menyerap kembali NaCl dan air. Hal tersebut akan
jumlah mengurangi garam dan air yang diekskresikan dalam urin dan
akibatnya adalah peningkatan volume darah dan tekanan darah. Pengaruh
lain angiotensin II adalah perangsangan kelenjar adrenal, yaitu organ yang
terletak diatas ginjal, yang membebaskan hormon aldosteron. Hormon
aldosteron bekerja pada tubula distal nefron, yang membuat tubula tersebut
menyerap kembali lebih banyak ion natrium (Na+) dan air, serta
10
meningkatkan volume dan tekanan darah. Hal tersebut akan memperlambat
kenaikan voume cairan ekstraseluler yang kemudian meningkatkan tekanan
arteri selama berjam-jam dan berhari-hari. Efek jangka panjang ini bekerja
melalui mekanisme volume cairan ekstraseluler, bahkan lebih kuat daripada
mekanisme vasokonstriksi akut yang akhirnya mengembalikan tekanan arteri
ke nilai normal.
3. Klasifikasi 3
11
Pasien dengan prehipertensi berisiko mengalami peningkatan
tekanan darah menjadi hipertensi, yang tekanan darahnya 130-139/80-89
mmHg sepanjang hidupnya memiliki 2 kali risiko menjadi hipertensi dan
mengalami penyakit kardiovaskuler daripada yang tekanan darahnya lebih
rendah.
Pada orang yang berumur lebih dari 50 tahun, tekanan darah
sistolik > 140 mmHg merupakan faktor risiko yang lebih penting untuk
terjadinya penyakit kardiovaskuler daripada tekanan darah diastolik.
Risiko penyakit kardiovaskuler dimulai pada tekanan darah 115/75
mmHg, meningkat 2 kali dengan tiap kenaikan 20/10 mmHg.
Risiko penyakit kardiovaskuler bersifat kontinyu, konsisten, dan
independen dari faktor risiko lainnya.
3. Epidemiologi
4. Etiologi
13
juga akan meningkat. Setelah umur 45 tahun, dinding arteri akan mengalami
penebalan oleh karena adanya penumpukan zat kolagen pada lapisan
otot, sehingga pembuluh darah akan berangsur-angsur menyempit dan
menjadi kaku. Tekanan darah sistolik meningkat karena kelenturan
pembuluh darah besar yang berkurang pada penambahan umur sampai
dekade ketujuh sedangkan tekanan darah diastolik meningkat sampai
dekade kelima dan keenam kemudian menetap atau cenderung menurun.
Peningkatan umur akan menyebabkan beberapa perubahan fisiologis, pada
usia lanjut terjadi peningkatan resistensi perifer dan aktivitas simpatik.
Pengaturan tekanan darah yaitu reflex baroreseptor pada usia lanjut
sensitivitasnya sudah berkurang, sedangkan peran ginjal juga sudah
berkurang dimana aliran darah ginjal dan laju filtrasi glomerulus menurun.4
14
5. Faktor resiko
a. Genetik
b. Jenis kelamin
c. Stress Psikis
15
Stress meningkatkan aktivitas saraf simpatis, peningkatan ini
mempengaruhi meningkatnya tekanan darah secara bertahap. Apabila
stress berkepanjangan dapat berakibat tekanan darah menjadi tetap
tinggi. Secara fisiologis apabila seseorang stress maka kelenjer
pituitary otak akan menstimulus kelenjer endokrin untuk
mengahasilkan hormon adrenalin dan hidrokortison kedalam darah
sebagai bagian homeostasis tubuh. Penelitian di AS menemukan
enam penyebab utama kematian karena stress adalah PJK, kanker,
paru-paru, kecelakan, pengerasan hati dan bunuh diri.
d. Ras
Orang –orang yang hidup di masyarakat barat mengalami hipertensi secara
merata yang lebih tinggi dari pada orang berkulit putih. Hal ini kemungkinan
disebabkan karena tubuh mereka mengolah garam secara berbeda
e. Rokok
16
tubuh tersebut. Berat badan yang berlebihan menyebabkan
bertambahnya volume darah dan perluasan sistem sirkulasi. Bila bobot
ekstra dihilangkan, TD dapat turun lebih kurang 0,7/1,5 mmHg setiap
kg penurunan berat badan. Mereduksi berat badan hingga 5-10% dari
bobot total tubuh dapat menurunkan resiko kardiovaskular secara
signifikan.
6. Patofisiologi
17
oleh hormon, renin (diproduksi oleh ginjal) akan diubah menjadi angiotensin
I. Oleh ACE yang terdapat di paru-paru, angiotensin I diubah menjadi
angiotensin II. Angiotensin II inilah yang memiliki peranan kunci dalam
menaikkan tekanan darah melalui dua aksi utama.11
7. Komplikasi
a. Otak
20
tersebut menyebabkan neuron-neuron di sekitarnya kolap dan terjadi koma
bahkan kematian.15
b. Kardiovaskular
c. Ginjal
d. Retinopati
Kerusakan yang lebih parah pada mata terjadi pada kondisi hipertensi
maligna, di mana tekanan darah meningkat secara tiba-tiba. Manifestasi
klinis akibat hipertensi maligna juga terjadi secara mendadak, antara lain
nyeri kepala, double vision, dim vision, dan sudden vision loss.18
8. Pencegahan 20
22
B. KERANGKA TEORI
23
C. KERANGKA KONSEP
Usia
Jenis Kelamin
Genetik
Hipertensi Stress
Ras
Rokok
Obesitas
24
DAFTAR PUSTAKA
DEFINISI OPERASIONAL
a. Penderita Hipertensi
b. Usia
c. Jenis Kelamin
25
Yang dimaksud dengan jenis kelamin adalah berdasarkan hasil observasi
tanda-tanda biologis yaitu ada tida dan di masukkan dalam kuisioner dengan
kode digit 2 yang digolongkan menjadi :
1. Laki-laki
2. Perempuan
d. Genetik
e. stress psikiss
Yang dimaksud dengan stress adalah kondisi yang dilihat dari rekamedik
pasien yang kemudian dicatat pada kuisioner
g. Merokok
H. Obesitas
Yang di maksud dengan status gizi pada penelitian ini daalah sesuai indikasi
masa tubuh (IMT) kg/cm2 yang di golongkan menjadi :
a. Kurang : IMT <18,5 kg/m2
b. Baik : IMT 18,5-22,9 kg/m2
c. Lebih : IMT 23-24,9 kg/m2
d. Obes : IMT > 25 kg/m2
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
27
A. Design Penelitian
Penderita
Hipetensi
Profil
Usia
Jenis Kelamin
Genetik
Stress psikis
Ras
Merokok
Obesitas
Gambar . Design Penelitian
A. Waktu dan Lokasi Penelitian
28
B. Populasi dan Subyek Penelitian
C. Kriteria Penelitian
D. Besar Sampel
n = 439
1+439(0,1)2
n = 439
1 + 4,39
n = 81,4 (82)
F. Alur Penelitian
30
Informed Consent
Memenuhi
Kriteria
Subyek Penelitian Penelitian
Pengambilan Data
wawancara
Kuesioner
Pengumpulan Data
dDDaData
Pengolahan dan Analisa Data
Penulisan Hasil
Penyajian Hasil
1. Populasi yang akan diteliti adalah semua pasien yang didiagnosis oleh
dokter menderita hipertensi di Puskesmas Kamonji Palu tahun 2018.
2. Kepada semua penderita hipertensi di Puskesmas Kamonji Palu
diberikan penjelasan mengenai latar belakang, tujuan, cara dan manfaat
penelitian, kerahasiaan, serta hak dan kewajiban subjek penelitian, terutama
hak untuk menolak menolak ikut tanpa konsekuensi dan jaminan serta
31
keamanan data dan penyediaan data yang anonim. Kemudian meminta
consent/izin populasi penelitian yang bersangkutan
3. Penjelasan kepada calon subyek penelitian :
a) Latar belakang: angka kejadian hipertensi cukup tinggi
b) Tujuan: penelitian ini bertujuan untuk mengetahui profil penderita
hipertensi yang berobat Puskesmas Kamonji Palu tahun 2018.
c) Manfaat penelitian: apabila telah diketahui profil dari hipertensi yang
dirawat jalan di Puskesmas Kamonji Palu. Maka orang-orang dengan profil
tersebut menghindari faktor resiko. Sehingga dapat menurunkan angka
kejadian pada penderita hipertensi
d) Kerahasiaan data serta keselamatan selama tindakan penelitian:
Setiap data yang didapat akan dijaga kerahasiaannya dengan menulis data
responden anonym dalam kode digit
e) Dijelaskan juga tentang hak-hak penderita yaitu hak menolak dan
mengundurkan diri dari penelitian tanpa konsekuensi kehilangan hak
mendapat pelayanan kesehatan yang diperlukannya, hak untuk bertanya dan
mendapat penjelasan bila masih diperlukan. Subyek juga diberitahu bahwa
semua biaya yang dibutuhkan dalam penelitian ini akan ditanggung oleh
peneliti.
f) Tanyakan apakah penderita sudah mengerti dengan apa yang
dijelaskan, apabila belum bisa dijelaskan kembali.
g) Setelah subyek mengerti dengan semua penjelasan, maka peneliti
akan meminta persetujuan untuk menjadi subyek penelitian dengan
menandatangani formulir persetujuan yang berisi
h) Setelah subyek penelitian setuju, subyek penelitian yang memenuhi
kriteria penelitian akan diikutkan dalam penelitian tanpa paksaan dan bersifat
suka rela.
32
i) Melakukan tanya jawab data akan dilakukan dengan memberikan
pertanyaan dalam bentuk kuesioner yang diisi oleh peneliti berdasarkan
jawaban dari subyek. Subyek berhak untuk menolak ataupun menentukan
waktu pengambilan data apabila ingin menunda pengambilan data.
j) Semua data yang telah tertulis dikumpulkan
k) Data di input ke dalam komputer selanjutnya akan dilakukan
pengolahan.
l) Analisis data lebih lanjut sesuai dengan design penelitian yang
digunakan
m) Peneliti mempersiapkan untuk melakukan penulisan hasil
n) Hasil penelitian diseminarkan pada penyajian hasil.
33
3. Penelitian ini tidak menimbulkan kerugian dan bahaya karena hanya
menggunakan metode wawancara, kuisioner dan pemeriksaan fisik biasa
yang menggunakan alat yang sangat aman sesuai dengan yang telah
dijelaskan.
4. Peneliti tidak akan mencantumkan nama penderita pada lembar
pengumpulan data (kuesioner) yang akan diisi oleh peneliti dan semua data
disimpan dengan aman dan disajikan secara lisan maupun tulisan secara
anonym.
5. Semua pemeriksaan yang dilakukan sehubungan dengan penelitian tidak
memungut biaya apapun.
34