Anda di halaman 1dari 29

KERANGKA KONSEPTUAL

SAK-IFRS, SAK-ETAP, SAP, SAK SYARI’AH

Dosen:
Mirna Amirya, M.S.A., Ak., AAP A.

Disusun Oleh:
Badrus Zaman Habibie, S.E.

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


UNIVERSITAS BRAWIJAYA
TAHUN 2017
TEORI AKUNTANSI POSITIF DAN KONSEKUENSI EKONOMI

Dosen:
Prof. Dr. Sutrisno T., Ak. CA.

Disusun Oleh:
Badrus Zaman Habibie, S.E.

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


UNIVERSITAS BRAWIJAYA
TAHUN 2017
TEORI PASAR SEKURITAS DAN

RISET AKUNTANSI BERBASIS PASAR

Dosen:
Prof. Dr. Sutrisno T., Ak. CA.

Disusun Oleh:
Badrus Zaman Habibie, S.E.

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


UNIVERSITAS BRAWIJAYA
TAHUN 2017
UJIAN TENGAH SEMESTER

MANAJEMEN PAJAK

Dosen:
Hendi Subandi, SE., MA., Ak., CA.

Disusun Oleh:
Badrus Zaman Habibie, S.E.

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


UNIVERSITAS BRAWIJAYA
TAHUN 2017
1. KERANGKA KONSEPTUAL SAK-IFRS
Kerangka dasar merupakan konsep yang mendasari penyusunan dan penyajian
Laporan Keuangan bagi para pengguna eksternal. Tujuannya adalah digunakan acuan bagi:
a) Komite Penyusunan Standar akuntansi keuangan, dalam pelaksanaan tugasnya;
b) Penyusunan laporan keuangan, untuk menanggulangi masalah akuntansi yan belum diatur
dalam standar akuntansi keuangan;
c) Auditor, dalam memberikan pendapat mengenai apakah laporan keuangan disusun sesuai
dengan standar akuntansi keuangan; dan
d) Para pengguna laporan keuangan, dalam menafsirkan informasi yang disajikan dalam
laporan keuangan.
e) Dikosongkan.
f) Dikosongkan.
g) Pihak lain yang tertarik dengan pekerjaan dari komite penyusun standar akuntansi
keuanganterkait informasi mengenai pendekatan penyusunan sandar akuntansi keuangan.

Ruang Lingkup
Kerangka dasar ini membahas tentang:
a) Tujuan Laporan Keuangan;
b) Karakterisik Kualitatif yang menentukan manfaat informasi dalam laporan keuangan;
c) Definisi, pengakuan, dan pengukuran unsur-unsur yang membentukLaporan Keuangan;
dan
d) Konsep Modal serta pemeliharaan modal
Pengguna Laporan Keuangan Meliputi:
a) Investor, Penanam Modal berisiko dan penasihat mereka berkepeningan dengan risiko
yang melekat serta hasil pengembangan dari investasi yang mereka lakukan. Mereka
membutuhkan informasi untuk membantu menentukan apakah mereka harus
membeli, menahan, atau menjual investasi tersebut. Pemgang saham juga tertarik
pada informasi yang memungkinkan untuk menilai kemampuan entitas untuk
membayar deviden.
b) Karyawan, karyawan dan kelompok-kelompok yang mewakili mereka tertarik pada
informasi mengenai stabilitas dan profitabilitas entitas. Mereka juga tertarik dengan
informasi yang memungkinkan untuk menilai kemampuan entitas dalam memberikan
jasa, imbalan pasca kerja, dan kesempatan kerja.
c) Pemberi pinjaman, tertaik dengan informasi keuangan yang memungkinkan untuk
memutuskan apakah pinjaman serta bunganya dapat dibayar pada saat jatuh tempo.
d) Pemasok dan Kreditor usaha lainnya, tertarik dengan infrmasi yang memungkinkan
untuk memutuskan apakah jumlah yang terutang kan dibayar pada saat jatuh tempo.
Kreditor usaha berkepentingan pada entitas dalam tenggang waktu yang lebih pendek
daripada pemberi pinjaman kecuali jika sebagai pelanggan utama mereka bergantung
pada kelangsugan hidup entitas.
e) Pelanggan, berkepentingan mengenai kelangsungan hidup entitas, terutama jika
terlibat dalam perjanjian jangka panjang dengan, atau bergantung entitas.
f) Pemerintah, berkepentingan dengan alokasi sumber daya dan karena itu
berkepentingan dengan aktivitas entitas. Mereka juga membutuhkan informasi untuk
mengatur aktivitas entitas, menetapakn kebijakan pajak, dan sebagai dasar untuk
menyuun statistik lainnya.
g) Masyarakat, Laporan keuangan dapat membantu masyarakat dengan menyediakan
informasi kecenderungan (trend) dan perkembangan terakhir kemakmuran perusahaan
serta rangkaian aktivitasnya.

A. Tujuan Laporan Keuangan


Tujuan Laporan Keuangan adalah menyediakan informasi yang menyangkut
posisi keuangan, kinerja, serta perubahan posisi keuangan suatu entitas yang bermanfaat
bagi sejumlah besar pengguna dalam pengambila keputusan ekonomik. Keputusan
ekonomik yang diambil pengguna laporan keuangan memerlukan evaluasi atas
kemampuan entitas dalam menghasilkan kas (dan setara kas). Posisi keuangan entitas
dipengaruhi oleh sumber daya yang dikendalikan, struktur keuangan, likuiditas dan
solvablitas, serta kemampuan beradaptasi terhadap perubahan lingkungan. Informasi
kinerja entitas diperlukan untuk menilai perubahan potensial sumber daya ekonomi yang
mungkin dikendaliakan di masa depan. Sedangakan informasi perubahan posisi
keuangan entitas bermanfaat untuk menilai aktivitas investasi, pendanaan, dan operasi
selama periode laporan keuangan.
Namun, laporan keuangan tidak menyediakan semua informasi yang mungkin
dibutuhkan pengguna dalam pengambilan keputusan ekonomik karena secara umum
menggambarkan pengaruh keuangan dari kejadian dimasa lalu dan tidak diwajibkan
untuk menyediakan informasi non keuangan. Tetapi laporan keuangan juga
menunjukkan apa yang telah dilakukan manajemen (stewardship), atau pertanggung
jawaban manajemen atas sumber daya yang dipercayakan kepadanya.

B. Karakterisik Kualitatif Yang Menentukan Manfaat Informasi Dalam Laporan


Keuangan
Karakteristik kualitatif merupakan ciri khas yang membuat informasi dalam
laporan keuangan berguna bagi pengguna. Terdapat karakteristik pokok yaitu:
a) Dapat dipahami
b) Relevan
c) Keandalan
d) Dapat diperbandingkan

C. Definisi, Pengakuan, dan Pengukuran Unsur-unsur yang Membentuk Laporan


Keuangan;
Unsur Laporan Keuangan menggambarkan dampak keuangan dari transaksi dan
peristiwa lain yang diklasifikasikan dalam beberapa kelompok besar menurut
karakterstik ekonominya. Kelompok besar ini merupakan unsur laporan keuangan.
Unsur yang berkaitan langsung dengan pengukuran posisi keuangan adalah:
a) Aset, sumber daya yang dikuasai oleh perusahaan sebagai akibat dari peristiwa masa
lalu dan dari mana manfaat ekonomik di masa depan diharapkan akan diperoleh
perusahaan.
b) Liabilitas, utang perusahaan masa kiniyang timbul dari peristiwa masa lalu,
penyelesaiannya diharapakan mengakibatkan arus kas keluar dari sumber daya
perusahaan yang mengandung manfaat ekonomik.
c) Ekuitas, hak residual aas asset perusahaan setelah dikuangi semua liabilitas.
Sedangkan unsur yang berkaitan dengan pengukuran kinerja dalam laporan laba rugi
adalah:
a) Penghasilan, kenaikan manfaat ekonomik selama satu periode akuntansi dalam
bnetuk pemasukan atau penambahan asset atau penurunan liabitilas yang
mengakibatkan kenaikan ekuitas yang tidak berasal dari kontribusi penanam
modal
b) Beban, penurunan manfaat ekonomi selama suatu periode akuntansi dalam bentuk
arus keluar atau berkurangnya aktiva atau terjadinya kewajiban yang
mengakibatkan penurunan ekuitas yang tidak menyangkut pembagian kepada
penanam modal.
Pengakuan Unsur Laporan Keuangan (recognition) merupakan proses
pembentukan suatu pos yang memenuhi definisi unsur serta kriteria pengakuan yang
dikemukakan dalam neraca atau laporan laba rugi. Pengakuan dilakukan dengan
menyatakan pos tersebut baik dalam kata-kata maupun dalam jumlah uang dan
mencantumkannya ke dalam neraca atau laporan laba rugi. Pos yang memenuhi definisi
suatu unsur harus diakui jika:
a) Ada kemungkinan bahwa manfaat ekonomik yang berkaitan dengan pos tersebut akan
mengalir dari atau ke dalam perusahaan, dan
b) Pos tersebut mempunyai nilai atau biaya yang dapat diukur dengan andal.
Kelalaian untuk mengakui pos tidak dapat diralat melalui pengungkapan kebijakan
akuntansi yang digunakan maupun melalui catatan atau materi penjelasan.
 Pengakuan Aset, diakui dalam neraca apabila besarkemungkinan bahwa manfaat
ekonomiknya di masa depan diperoleh perusahaan dan ase tersebut mempunyai nilai
atau biaya ang dapat diukur dengan andal
 Pengakuan Liabilitas, diakui dalam neraca jika besar kemungkinan bahwa
pengeluaran sumber daya yang mengandung manfaat ekonomik akan dilakukan untuk
menyelesaikan kewajiaban saat ini dan jumlah yang harus diselesaikan dapat diukur
dengan andal.
 Pengakuan penghasilan, diakui dalam laporan laba rugi ketika kenaikan manfaat
ekonomi di masa depan yang berkaitan dengan kenaikan asset atau penurunan
liabilitas telah terjadi dan dapat diukur dengan andal
 Pengakuan Beban, diakui dalam laporan laba rugi jika penurunan manfaat ekonomik
masa depan yang berkaitan dengan penurunan asset atau kenaikan liabilitas telah
terjadi dan dapat diukur dengan andl.
Pengukuran Unsur Laporan Keuangan adalah proses penetapan jumah uanga
untuk mengakui dan memasukkan setiap unsur laporan keuangan daam neraca dan laba
rugi. Dalam laporan keuangan berbagai dasar pengukuran adalah sebagai berikut:
a) Biaya historis, asset dicatat sebesar pengelluaran kas (atau setara kas) yang dibayar
atau nilai wajar dari imbalan (consideraion) yang diberikan untuk memperoleh asset
tersebut pada saat perolehan. Liabilitas dicatat sebesar jumlah yang diterima sebagai
penukar dari kewajiban, atau dalam keadaan tertentu dalam kas (setara kas) yang
diharapkan akan dibayarkan untuk memenuhi liabilitas dalam pelaksanaan usaha yag
normal.
b) Biaya kini (current cost), asset dinilai dalam jumlah kas (atau setara kas) yang
seharusnya dibayar bila aset yang sama atau setara asset diperoleh sekarang. Liabilitas
dinyatakan dalam jumlah kas (atau setari kas) yang tidak didiskontokan
(undiscounted) yang mungkin akan diperlukan untuk menyelesai kewajiban masa
kini.
c) Nilai realisai/penyelesaian (realizable/settlement). Asset dinyatakan dalam jumlah kas
(setara kas) yang dapat diperoeh sekarang dengan menjual asset dalam pelepasan
normal (orderlydisposal). Liabiitas dinyatakan sebesar nilai penyelesaian yaitu:
jumlah kas (atau setara kas) yang tidak didiskontokan yang diharapkan akan
dibayarkan untuk memenuhi liabilitas dalam pelaksanaan usaha normal
d) Nilai Sekarang (present value). Asset dinyatakan sebesar arus kas masuk bersih di
masa depan yang didiskontokan ke nilai sekarang dari pos yang diharapakan dapat
memberikan hasil dalam pelaksanaan usaha normal. Liabilitas dinyatakan sebesar ars
kas keluar bersih dimasa depan yang didiskontokan ke nilai sekarang yang
diharapakan akan diperlukan untuk menyelesaikan libilitas dalam pelaksanaan usaha
normal.

D. Konsep Modal Serta Pemeliharaan Modal


Konsep Modal keuangan yang dianut oleh sebagaian besar perusahaan dalam
penyusunan laporan keuangan. Menurut konsep modal keuangan, modal adalah sinonim
dengan asset bersih atau ekuitas entitas. Menurut konsep modal fisik, seperti kemampuan
usaha, modal dipandang sebagai kapasitas produktif perusahaan yang didasarkan pada,
misalnya, unit output per hari.
Konsep Model menciptakan dua konsep pemeliharaan:
a) Pemeliharaan Model Keuangan, laba hanya diperoleh jika jumlah finansial (atau
uang) dari asset bersih pada akhir periode melebihi jumlah finansial (atau uang) dari
asset bersih pada awal periode dan dapat diukur dalam satuan moneter nominal atau
daya beli yang konstan.
b) Pemeliharaan Model Fisik, laba hanya diperoleh jika kapasitas produksi fisik (atau
kemampuan usaha) pada akhir periode melebihi kapasitas produktif fisik pada awal
periode setelah memasukkan kembali setiap distribusi dan mengeluarkan setiap
kontribusi dari para pemilik selama suatu periode.
2. KERANGKA KONSEPTUAL SAK ETAP
Definisi Sak ETAP yaitu Standar akuntansi keuangan untuk entitas tanpa akuntabilitas
publik. ETAP adalah entitas yang:
a) Tidak memiliki akuntabilitas publik signifikan; dan
b) Menerbitkan laporan keuangan untuk tujuan umum (general purpose financial statement)
bagi pengguna eksternal.

A. Tujuan Laporan Keuangan


Tujuan laporan keuangan adalah menyediakan informasi posisi keuangan, kinerja
keuangan, dan laporan arus kas suatu entitas yang bermanfaat bagi sejumlah besar
pengguna dalam pengambilan keputusan ekonomi oleh siapapun yang tidak dalam posisi
dapat meminta laporan keuangan khusus untuk memenuhi kebutuhan informasi tertentu.

B. Karakteristik Kualitatif Informasi dalam Laporan Keuangan:


Karakteristik kualitatif Informasi dalam Laporann Keuangan yaitu:
a) Dapat Dipahami
b) Relevan
c) Materialitas
d) Substansi Mengungguli Bentuk
e) Keandalan
f) Pertimbangan Sehat
g) Kelengkapan
h) Dapat Dibandingkan
i) Tepat Waktu
j) Keseimbangan antara Biaya dan Manfaat

C. Definisi, Pengakuan, dan Pengukuran Laporan Keuangan;


Unsur Laporan Keuangan menggambarkan dampak keuangan dari transaksi dan
peristiwa lain yang diklasifikasikan dalam beberapa kelompok besar menurut karakterstik
ekonominya. Kelompok besar ini merupakan unsur laporan keuangan. Unsur yang
berkaitan langsung dengan pengukuran posisi keuangan adalah:
a) Aset, sumber daya yang dikuasai entitas sebagai akibat dari peristiwa masa lalu dan
dari mana manfaat ekonomi di masa depan diharapkan akan diperoleh entitas.
b) Kewajiban, merupakan kewajiban masa kini entitas yang timbul dari peristiwa masa
lalu, yang penyelesaiannya diharapkan mengakibatkan arus keluar dari sumber daya
entitas yang mengandung manfaat ekonomi.
c) Ekuitas, hak residual atas aset entitas setelah dikurangi semua kewajiban
Kinerja keuangan adalah hubungan antara penghasilan dan beban dari entitas
sebagaimana disajikan dalam laporan laba rugi. Unsur-unsur laporan keuangan yang
secara langsung terkait dengan pengukuran laba yaitu:
a) Penghasilan (income), kenaikan manfaat ekonomi selama periode pelaporan dalam
bentuk arus masuk atau peningkatan aset, atau penurunan kewajiban yang
mengakibatkan kenaikan ekuitas yang tidak berasal dari kontribusi penanam modal.
b) Beban (expenses), penurunan manfaat ekonomi selama suatu periode pelaporan dalam
bentuk arus keluar atau penurunan aset, atau terjadinya kewajiban yang
mengakibatkan penurunan ekuitas yang tidak terkait dengan distribusi kepada
penanam modal.
Pengakuan unsur laporan keuangan merupakan proses pembentukan suatu pos
dalam neraca atau laporan laba rugi yang memenuhi definisi suatu unsur dan memenuhi
kriteria sebagai berikut:
a) Ada kemungkinan bahwa manfaat ekonomi yang terkait dengan pos tersebut akan
mengalir dari atau ke dalam entitas; dan
b) pos tersebut mempunyai nilai atau biaya yang dapat diukur dengan andal.
pengakuan dalam laporan keuangan yaitu:
a) Aset, Aset diakui dalam neraca jika kemungkinan manfaat ekonominya di masa depan
akan mengalir ke entitas dan aset tersebut mempunyai nilai atau biaya yang dapat
diukur dengan andal.
b) Kewajiban, Kewajiban diakui dalam neraca jika kemungkinan pengeluaran sumber
daya yang mengandung manfaat ekonomi akan dilakukan untuk menyelesaikan
kewajiban masa kini dan jumlah yang harus diselesaikan dapat diukur dengan andal.
c) Penghasilan, Pengakuan penghasilan merupakan akibat langsung dari pengakuan aset
dan kewajiban. Penghasilan diakui dalam laporan laba rugi jika kenaikan manfaat
ekonomi di masa depan yang berkaitan dengan peningkatan aset atau penurunan
kewajiban telah terjadi dan dapat diukur secara andal.
d) Beban, Pengakuan beban merupakan akibat langsung dari pengakuan aset dan
kewajiban. Beban diakui dalam laporan laba rugi jika penurunan manfaat ekonomi
masa depan yang berkaitan dengan penurunan aset atau peningkatan kewajiban telah
terjadi dan dapat diukur secara andal.
e) Laba atau Rugi, Laba atau rugi merupakan selisih aritmatika antara penghasilan dan
beban. Hal tersebut bukan merupakan suatu unsur terpisah dari laporan keuangan, dan
prinsip pengakuan yang terpisah tidak diperlukan.
Pengukuran adalah proses penetapan jumlah uang yang digunakan entitas untuk
mengukur aset, kewajiban, penghasilan dan beban dalam laporan keuangan. Proses ini
termasuk pemilihan dasar pengukuran tertentu. Dasar pengukuran yang umum yaitu:
a) Biaya historis. Aset adalah jumlah kas atau setara kas yang dibayarkan atau nilai wajar
dari pembayaran yang diberikan untuk memperoleh aset pada saat perolehan. Kewajiban
dicatat sebesar kas atau setara kas yang diterima atau sebesar nilai wajar dari aset non-kas
yang diterima sebagai penukar dari kewajiban pada saat terjadinya kewajiban.
b) Nilai wajar adalah jumlah yang dipakai untuk mempertukarkan suatu aset, atau untuk
menyelesaikan suatu kewajiban, antara pihak-pihak yang berkeinginan dan memiliki
pengetahuan memadai dalam suatu transaksi dengan wajar.
3. KERANGKA KONSEPTUAL SAP

Kerangka Konseptual dalam PP 71 Tahun 2010 yaitu merumuskan konsep yang


mendasari penyusunan dan pengembangan Standar Akuntansi Pemerintahan yang selanjutnya
dapat disebut standar.

Ruang Lingkup
Kerangka konseptual ini membahas tentang:
a) Tujuan kerangka konseptual;
b) Lingkungan akuntansi pemerintahan;
c) Pengguna dan kebutuhan informasi para pengguna;
d) Entitas akuntansi dan entitas pelaporan;
e) Peranan dan tujuan pelaporan keuangan, komponen laporan keuangan, serta dasar hukum;
f) Asumsi dasar, karakteristik kualitatif yang menentukan manfaat informasi dalam laporan
keuangan, prinsip-prinsip, serta kendala informasi akuntansi; dan
g) Unsur-unsur yang membentuk laporan keuangan, pengakuan, dan pengukurannya.

A. Tujuan Kerangka Konseptual


Tujuannya Kerangka Konseptual dalam Akuntansi Pemerintahan adalah sebagai
acuan bagi:
a) Penyusun standar dalam melaksanakan tugasnya;
b) Penyusun laporan keuangan dalam menanggulangi masalah akuntansi yang belum
diatur dalam standar;
c) Pemeriksa dalam memberikan pendapat mengenai apakah laporan keuangan disusun
sesuai dengan standar; dan
d) Para pengguna laporan keuangan dalam menafsirkan informasi yang disajikan pada
laporan keuangan yang disusun sesuai dengan standar.

B. Lingkungan Akuntansi Pemerintahan;


Lingkungan operasional organisasi pemerintah berpengaruh terhadap karakteristik
tujuan akuntansi dan pelaporan keuangannya. Ciri-ciri penting lingkungan pemerintahan
yang perlu dipertimbangkan dalam menetapkan tujuan akuntansi dan pelaporan keuangan
antara lain:
a) Ciri utama struktur pemerintahan dan pelayanan yang diberikan:
1) Bentuk umum pemerintahan dan pemisahan kekuasaan;
Dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berasas Pancasila, kekuasaan
ada di tangan rakyat sesuai dengan sila keempat. Sejalan dengan pendelegasian
kekuasaan ini terdapat pemisahan wewenang di antara eksekutif, legislatif,
yudikatif, dan penyelenggara negara lainnya sebagaimana diatur dalam Undang-
Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
2) Sistem ini dimaksudkan untuk mengawasi dan menjaga
Secara substansial, terdapat tiga lingkup pemerintahan dalam sistem pemerintahan
Republik Indonesia, yaitu pemerintah pusat, pemerintah provinsi, dan pemerintah
kabupaten/kota.
3) Pengaruh proses politik;
Salah satu tujuan utama pemerintah adalah meningkatkan kesejahteraan seluruh
rakyat. untuk mewujudkan keseimbangan fiskal dengan mempertahankan
kemampuan keuangan negara yang bersumber dari pendapatan pajak dan sumber-
sumber lainnya guna memenuhi kebutuhan masyarakat dalam mewujudkan
keseimbangan tersebut adalah berlangsungnya proses politik untuk menyelaraskan
berbagai kepentingan yang ada di masyarakat.
4) Hubungan antara pembayaran pajak dengan pelayanan pemerintah.
Dalam keadaan tertentu pemerintah memungut secara langsung atas pelayanan
yang diberikan, sebagian besar pendapatan pemerintah bersumber dari pungutan
pajak dalam rangka memberikan pelayanan kepada masyarakat. Jumlah pajak
yang dipungut tidak berhubungan langsung dengan pelayanan yang diberikan
pemerintah kepada wajib pajak.
b) Ciri keuangan pemerintah yang penting bagi pengendalian:
1) Anggaran sebagai pernyataan kebijakan publik, target fiskal, dan sebagai alat
pengendalian;
Anggaran pemerintah merupakan dokumen formal hasil kesepakatan antara
eksekutif dan legislatif tentang belanja yang ditetapkan untuk melaksanakan
kegiatan pemerintah dan pendapatan yang diharapkan untuk menutup keperluan
belanja tersebut atau pembiayaan yang diperlukan bila diperkirakan akan terjadi
defisit atau surplus. Dengan demikian, anggaran mengkoordinasikan aktivitas
belanja pemerintah dan memberi landasan bagi upaya perolehan pendapatan dan
pembiayaan oleh pemerintah untuk suatu periode tertentu yang biasanya
mencakup periode tahunan.
2) Investasi dalam aset yang tidak langsung menghasilkan pendapatan;
Pemerintah menginvestasikan dana yang besar dalam bentuk asset yang tidak
secara langsung menghasilkan pendapatan bagi pemerintah, seperti gedung
perkantoran, jembatan, jalan, taman, dan kawasan reservasi. Sebagian besar aset
dimaksud mempunyai masa manfaat yang lama sehingga program pemeliharaan
dan rehabilitasi yang memadai diperlukan untuk mempertahankan manfaat yang
hendak dicapai.
3) Kemungkinan penggunaan akuntansi dana untuk tujuan pengendalian; dan
Akuntansi dana (fund accounting) merupakan sistem akuntansi dan pelaporan
keuangan yang lazim diterapkan di lingkungan pemerintah yang memisahkan
kelompok dana menurut tujuannya, sehingga masing-masing merupakan entitas
akuntansi yang mampu menunjukkan keseimbangan antara belanja dan
pendapatan atau transfer yang diterima.
4) Penyusutan nilai aset sebagai sumber daya ekonomi karena digunakan dalam
kegiatan operasional pemerintahan.
Aset yang digunakan pemerintah, kecuali beberapa jenis asset tertentu seperti
tanah, mempunyai masa manfaat dan kapasitas yang terbatas. Seiring dengan
penurunan kapasitas dan manfaat dari suatu aset dilakukan penyesuaian nilai.

C. Pengguna dan Kebutuhan Informasi Para Pengguna;


Pengguna laporan keuangan pemerintah tidak terbatas pada:
a) masyarakat;
b) wakil rakyat, lembaga pengawas, dan lembaga pemeriksa;
c) pihak yang memberi atau berperan dalam proses donasi, investasi, dan pinjaman; dan
d) pemerintah.
Kebutuhan Informasi para Pengguna Laporan Keuangan yang disajikan dalam
laporan keuangan bertujuan umum untuk memenuhi kebutuhan informasi dari semua
kelompok pengguna. Dengan demikian, laporan keuangan pemerintah tidak dirancang
untuk memenuhi kebutuhan spesifik dari masing-masing kelompok pengguna. Meskipun
memiliki akses terhadap detail informasi yang tercantum di dalam laporan keuangan,
pemerintah wajib memperhatikan informasi yang disajikan dalam laporan keuangan
untuk keperluan perencanaan, pengendalian, dan pengambilan keputusan.
D. Entitas Akuntansi dan Entitas Pelaporan;
Entitas akuntansi merupakan unit pada pemerintahan yang mengelola anggaran,
kekayaan, dan kewajiban yang menyelenggarakan akuntansi dan menyajikan laporan
keuangan atas dasar akuntansi yang diselenggarakannya. Sedangkan entitas pelaporan
merupakan unit pemerintahan yang terdiri dari satu atau lebih entitas akuntansi yang
menurut ketentuan peraturan perundang undangan wajib menyajikan laporan
pertanggungjawaban, berupa laporan keuangan yang bertujuan umum, yang terdiri dari:
a) Pemerintah pusat;
b) Pemerintah daerah;
c) Masing-masing kementerian negara atau lembaga di lingkungan pemerintah pusat;
d) Satuan organisasi di lingkungan pemerintah pusat/daerah atau organisasi lainnya, jika
menurut peraturan perundang-undangan satuan organisasi dimaksud wajib menyajikan
laporan keuangan.

E. Peranan dan Tujuan Pelaporan Keuangan, Komponen Laporan Keuangan, Serta


Dasar Hukum;
Laporan keuangan disusun untuk menyediakan informasi yang relevan mengenai
posisi keuangan dan seluruh transaksi yang dilakukan oleh suatu entitas pelaporan selama
satu periode pelaporan untuk mengetahui nilai sumber daya ekonomi yang dimanfaatkan
untuk melaksanakan kegiatan operasional pemerintahan, menilai kondisi keuangan,
mengevaluasi efektivitas dan efisiensi suatu entitas pelaporan, dan membantu
menentukan ketaatannya terhadap peraturan perundang undangan.
Setiap entitas pelaporan mempunyai kewajiban untuk melaporkan upaya-upaya
yang telah dilakukan serta hasil yang dicapai dalam pelaksanaan kegiatan secara
sistematis dan terstruktur pada suatu periode pelaporan untuk kepentingan:
a) Akuntabilitas
Mempertanggungjawabkan pengelolaan sumber daya serta pelaksanaan kebijakan yang
dipercayakan kepada entitas pelaporan dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan
secara periodik.
b) Manajemen
Membantu para pengguna untuk mengevaluasi pelaksanaan kegiatan suatu entitas
pelaporan dalam periode pelaporan sehingga memudahkan fungsi perencanaan,
pengelolaan dan pengendalian atas seluruh aset, kewajiban, dan ekuitas pemerintah
untuk kepentingan masyarakat.
c) Transparansi
Memberikan informasi keuangan yang terbuka dan jujur kepada masyarakat
berdasarkan pertimbangan bahwa masyarakat memiliki hak untuk mengetahui secara
terbuka dan menyeluruh atas pertanggungjawaban pemerintah dalam pengelolaan
sumber daya yang dipercayakan kepadanya dan ketaatannya pada peraturan
perundang-undangan.
d) Keseimbangan Antargenerasi (intergenerational equity)
Membantu para pengguna dalam mengetahui kecukupan penerimaan pemerintah pada
periode pelaporan untuk membiayai seluruh pengeluaran yang dialokasikan dan
apakah generasi yang akan datang diasumsikan akan ikut menanggung beban
pengeluaran tersebut.
e) Evaluasi Kinerja
Mengevaluasi kinerja entitas pelaporan, terutama dalam penggunaan sumber daya
ekonomi yang dikelola pemerintah untuk mencapai kinerja yang direncanakan.
Tujuan pelaporan keuangan pemerintah menyajikan informasi yang bermanfaat
bagi para pengguna dalam menilai akuntabilitas dan membuat keputusan baik keputusan
ekonomi, sosial, maupun politik dengan:
a) menyediakan informasi tentang sumber, alokasi dan penggunaan sumber daya
keuangan;
b) Menyediakan informasi mengenai kecukupan penerimaan periode berjalan untuk
membiayai seluruh pengeluaran;
c) Menyediakan informasi mengenai jumlah sumber daya ekonomi yang digunakan
dalam kegiatan entitas pelaporan serta hasil-hasil yang telah dicapai;
d) Menyediakan informasi mengenai bagaimana entitas pelaporan mendanai seluruh
kegiatannya dan mencukupi kebutuhan kasnya;
e) Menyediakan informasi mengenai posisi keuangan dan kondisi entitas pelaporan
berkaitan dengan sumber-sumber penerimaannya, baik jangka pendek maupun jangka
panjang, termasuk yang berasal dari pungutan pajak dan pinjaman;
f) Menyediakan informasi mengenai perubahan posisi keuangan entitas pelaporan,
apakah mengalami kenaikan atau penurunan, sebagai akibat kegiatan yang dilakukan
selama periode pelaporan.
Komponen laporan keuangan pokok terdiri dari:
a) Laporan Realisasi Anggaran (LRA);
b) Laporan Perubahan Saldo Anggaran Lebih (Laporan Perubahan SAL);
c) Neraca;
d) Laporan Operasional (LO);
e) Laporan Arus Kas (LAK);
f) Laporan Perubahan Ekuitas (LPE);
g) Catatan atas Laporan Keuangan (CaLK)
Dasar hukum pelaporan keuangan pemerintah diselenggarakan berdasarkan
peraturan perundang-undangan yang mengatur keuangan pemerintah, antara lain:
a) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, khususnya bagian
yang mengatur keuangan negara;
b) Undang-Undang di bidang keuangan negara;
c) Undang-Undang tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara dan peraturan
daerah tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah;
d) Peraturan perundang-undangan yang mengatur tentang pemerintah daerah, khususnya
yang mengatur keuangan daerah;
e) Peraturan perundang-undangan yang mengatur tentang perimbangan keuangan pusat
dan daerah;
f) Peraturan perundang-undangan tentang pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan
Belanja Negara/Daerah; dan
g) Peraturan perundang-undangan lainnya yang mengatur tentang keuangan pusat dan
daerah.

F. Asumsi Dasar, Karakteristik Kualitatif yang Menentukan Manfaat Informasi dalam


Laporan Keuangan, Prinsip-Prinsip, Serta Kendala Informasi Akuntansi; dan
Asumsi dasar dalam pelaporan keuangan di lingkungan pemerintah adalah
anggapan yang diterima sebagai suatu kebenaran tanpa perlu dibuktikan agar standar
akuntansi dapat diterapkan, yang terdiri dari:
a) Asumsi kemandirian entitas;
setiap unit organisasi dianggap sebagai unit yang mandiri dan mempunyai kewajiban
untuk menyajikan laporan keuangan sehingga tidak terjadi kekacauan antar unit
instansi pemerintah dalam pelaporan keuangan.
b) Asumsi kesinambungan entitas; dan
Laporan keuangan disusun dengan asumsi bahwa entitas pelaporan akan berlanjut
keberadaannya.
c) Asumsi keterukuran dalam satuan uang (monetary measurement).
Laporan keuangan entitas pelaporan harus menyajikan setiap kegiatan yang
diasumsikan dapat dinilai dengan satuan uang.
Karakteristik kualitatif laporan keuangan adalah ukuran-ukuran normatif yang
perlu diwujudkan dalam informasi akuntansi sehingga dapat memenuhi tujuannya.
Keempat karakteristik berikut ini merupakan prasyarat normatif yang diperlukan
a) Relevan;
Laporan keuangan bisa dikatakan relevan apabila informasi yang termuat di dalamnya
dapat mempengaruhi keputusan pengguna dengan membantu mereka mengevaluasi
peristiwa masa lalu atau masa kini, dan memprediksi masa depan, serta menegaskan
atau mengoreksi hasil evaluasi mereka di masa lalu. Informasi yang relevan:
1) Memiliki manfaat umpan balik (feedback value)
2) Memiliki manfaat prediktif (predictive value)
3) Tepat waktu
b) Andal;
Informasi dalam laporan keuangan bebas dari pengertian yang menyesatkan dan
kesalahan material, menyajikan setiap fakta secara jujur, serta dapat diverifikasi.
Informasi yang andal memenuhi karakteristik:
1) Penyajian Jujur
2) Dapat Diverifikasi (verifiability)
3) Netralitas
c) Dapat dibandingkan; dan
Informasi yang termuat dalam laporan keuangan akan lebih bergun jika dapat
dibandingkan dengan laporan keuangan periode sebelumnya atau laporan keuangan
entitas pelaporan lain pada umumnya.
d) Dapat dipahami.
Informasi yang disajikan dalam laporan keuangan dapat dipahami oleh pengguna dan
dinyatakan dalam bentuk serta istilah yang disesuaikan dengan batas pemahaman para
pengguna.
Prinsip akuntansi dan pelaporan keuangan dimaksudkan sebagai ketentuan yang
dipahami dan ditaati oleh pembuat standar dalam menyusun standar, penyelenggara
akuntansi dan pelaporan keuangan dalam melakukan kegiatannya, serta pengguna laporan
keuangan dalam memahami laporan keuangan yang disajikan. Berikut ini adalah delapan
prinsip yang digunakan dalam akuntansi dan pelaporan keuangan pemerintah:
a) Basis akuntansi;
Basis akuntansi yang digunakan dalam laporan keuangan pemerintah adalah basis
akrual, untuk pengakuan pendapatan-LO, beban, kewajiban, dan ekuitas.
b) Prinsip nilai historis;
Aset dicatat sebesar pengeluaran kas dan setara kas yang dibayar atau sebesar nilai
wajar dari imbalan (consideration) untuk memperoleh asset tersebut pada saat
perolehan.
c) Prinsip realisasi;
Bagi pemerintah, pendapatan basis kas yang tersedia yang telah diotorisasikan melalui
anggaran pemerintah suatu periode akuntansi akan digunakan untuk membayar utang
dan belanja dalam periode tersebut. Mengingat LRA masih merupakan laporan yang
wajib disusun, maka pendapatan atau belanja basis kas diakui setelah diotorisasi
melalui anggaran dan telah menambah atau mengurangi kas
d) Prinsip substansi mengungguli bentuk formal;
Informasi dimaksudkan untuk menyajikan dengan wajar transaksi serta peristiwa lain
yang seharusnya disajikan, maka transaksi atau peristiwa lain tersebut perlu dicatat
dan disajikan sesuai dengan substansi dan realitas ekonomi, dan bukan hanya aspek
formalitasnya. Apabila substansi transaksi atau peristiwa lain tidak konsisten/berbeda
dengan aspek formalitasnya, maka hal tersebut harus diungkapkan dengan jelas dalam
Catatan atas Laporan Keuangan.
e) Prinsip periodisitas;
Kegiatan akuntansi dan pelaporan keuangan entitas pelaporan perlu dibagi menjadi
periode-periode pelaporan sehingga kinerja entitas dapat diukur dan posisi sumber
daya yang dimilikinya dapat ditentukan.
f) Prinsip konsistensi;
Perlakuan akuntansi yang sama diterapkan pada kejadian yang serupa dari periode ke
periode oleh suatu entitas pelaporan (prinsip konsistensi internal).
g) Prinsip pengungkapan lengkap; dan
Laporan keuangan menyajikan secara lengkap informasi yang dibutuhkan oleh
pengguna. Informasi yang dibutuhkan oleh pengguna laporan keuangan dapat
ditempatkan pada lembar muka (on the face) laporan keuangan atau Catatan atas
Laporan Keuangan.
h) Prinsip penyajian wajar.
Dalam rangka penyajian wajar, faktor pertimbangan sehat diperlukan bagi penyusun
laporan keuangan ketika menghadapi ketidakpastian peristiwa dan keadaan tertentu.
Ketidakpastian seperti itu diakui dengan mengungkapkan hakikat serta tingkatnya
dengan menggunakan pertimbangan sehat dalam penyusunan laporan keuangan.
Pertimbangan sehat mengandung unsur kehati-hatian pada saat melakukan prakiraan
dalam kondisi ketidakpastian tidakdinyatakan terlalu rendah. Namun demikian,
penggunaan pertimbangan sehat tidak memperkenankan, misalnya, pembentukan
cadangan tersembunyi, sengaja menetapkan aset atau pendapatan yang terlampau
rendah, atau sengaja mencatat kewajiban atau belanja yang terlampau tinggi, sehingga
laporan keuangan menjadi tidak netral dan tidak andal.
Kendala informasi akuntansi dan laporan keuangan adalah setiap keadaan yang
tidak memungkinkan terwujudnya kondisi yang ideal dalam mewujudkan informasi
akuntansi dan laporan keuangan yang relevan dan andal akibat keterbatasan (limitations)
atau karena alasan-alasan kepraktisan. Tiga hal yang menimbulkan kendala dalam
informasi akuntansi dan laporan keuangan pemerintah, yaitu:
a) Materialitas;
Informasi dipandang material apabila kelalaian untuk mencantumkan atau kesalahan
dalam mencatat informasi tersebut dapat mempengaruhi keputusan ekonomi
pengguna yang diambil atas dasar laporan keuangan.
b) Pertimbangan biaya dan manfaat;
Manfaat yang dihasilkan informasi seharusnya melebihi biaya penyusunannya. Oleh
karena itu, laporan keuangan pemerintah tidak semestinya menyajikan segala
informasi yang manfaatnya lebih kecil dari biaya penyusunannya.
c) Keseimbangan antar karakteristik kualitatif
Keseimbangan antar karakteristik kualitatif diperlukan untuk mencapai suatu
keseimbangan yang tepat di antara berbagai tujuan normatif yang diharapkan dipenuhi
oleh laporan keuangan pemerintah.

G. Unsur-unsur yang Membentuk Laporan Keuangan, Pengakuan, dan


Pengukurannya.
Laporan keuangan pemerintah terdiri dari laporan pelaksanaan anggaran
(budgetary reports), laporan finansial, dan CaLK. Laporan pelaksanaan anggaran terdiri
dari LRA dan Laporan Perubahan SAL. Laporan finansial terdiri dari Neraca, LO, LPE,
dan LAK. CaLK merupakan laporan yang merinci atau menjelaskan lebih lanjut atas pos-
pos laporan pelaksanaan anggaran maupun laporan finansial dan merupakan laporan yang
tidak terpisahkan dari laporan pelaksanaan anggaran maupun laporan finansial.
Pengakuan dalam akuntansi adalah proses penetapan terpenuhinya kriteria
pencatatan suatu kejadian atau peristiwa dalam catatan akuntansi sehingga akan menjadi
bagian yang melengkapi unsur aset, kewajiban, ekuitas, pendapatan-LRA, belanja,
pembiayaan, pendapatan-LO, dan beban, sebagaimana akan termuat pada laporan
keuangan entitas pelaporan yang bersangkutan. Pengakuan diwujudkan dalam pencatatan
jumlah uang terhadap pos-pos laporan keuangan yang terpengaruh oleh kejadian atau
peristiwa terkait. Kriteria minimum yang perlu dipenuhi oleh suatu kejadian atau
peristiwa untuk diakui yaitu:
(a) Terdapat kemungkinan bahwa manfaat ekonomi yang berkaitan dengan kejadian atau
peristiwa tersebut akan mengalir keluar dari atau masuk ke dalam entitas pelaporan
yang bersangkutan;
(b) Kejadian atau peristiwa tersebut mempunyai nilai atau biaya yang dapat diukur atau
dapat diestimasi dengan andal.
Pengukuran adalah proses penetapan nilai uang untuk mengakui dan memasukkan
setiap pos dalam laporan keuangan. Pengukuran pos-pos dalam laporan keuangan
menggunakan nilai perolehan historis. Aset dicatat sebesar pengeluaran/penggunaan
sumber daya ekonomi atau sebesar nilai wajar dari imbalan yang diberikan untuk
memperoleh aset tersebut. Kewajiban dicatat sebesar nilai wajar sumber daya ekonomi
yang digunakan pemerintah untuk memenuhi kewajiban yang bersangkutan. Pengukuran
pos-pos laporan keuangan menggunakan mata uang rupiah. Transaksi yang menggunakan
mata uang asing dikonversi terlebih dahulu dan dinyatakan dalam mata uang rupiah.
4. KERANGKA KONSEPTUAL SAK SYARIAH

Tujuan dan Peranan


1. Kerangka dasar ini menyajikan konsep yang mendasari penyusunan dan penyajian
laporan keuangan bagi para penggunanya. Tujuan kerangka dasar ini adalah untuk
digunakan sebagai acuan bagi:
a. penyusun standar akuntansi keuangan syariah, dalam pelaksanaan tugasnya;
b. penyusun laporan keuangan, untuk menanggulangi masalah akuntansi syariah yang
belum diatur dalam standar akuntansi keuangan syariah;
c. auditor, dalam memberikan pendapat mengenai apakah laporan keuangan disusun
sesuai dengan prinsip akuntansi syariah yang berlaku umum; dan
d. para pemakai laporan keuangan, dalam menafsirkan informasi yang disajikan dalam
laporan keuangan yang disusun sesuai dengan standar akuntansi keuangan syariah.
2. Pengertian transaksi syariah yang dimaksud dalam kerangka dasar ini adalah transaksi
yang dilakukan berdasarkan prinsip syariah.
3. Kerangka dasar ini bukan standar akuntansi keuangan dan karenanya tidak
mendefinisikan standar untuk permasalahan pengukuran atau pengungkapan tertentu.
4. Revisi kerangka dasar ini akan dilakukan dari waktu ke waktu sesuai dengan pengalaman
badan penyusun standar akuntansi keuangan syariah dalam penggunaan kerangka dasar
tersebut.

Ruang Lingkup
1. Kerangka dasar ini membahas:
a. tujuan laporan keuangan;
b. karakteristik kualitatif yang menentukan manfaat informasi dalam laporan keuangan;
dan
c. definisi, pengakuan dan pengukuran unsur-unsur yang membentuk laporan keuangan.
2. Kerangka dasar ini membahas laporan keuangan untuk tujuan umum (general purpose
financial statements, yang selanjutnya hanya disebut “laporan keuangan”), termasuk
laporan keuangan konsolidasi. Laporan keuangan disusun dan disajikan sekurang-
kurangnya setahun sekali untuk memenuhi kebutuhan sejumlah besar pemakai. Beberapa
di antara pemakai ini memerlukan dan berhak untuk memperoleh informasi tambahan di
samping yang tercakup dalam laporan keuangan. Namun demikian, banyak pemakai
sangat tergantung pada laporan keuangan sebagai sumber utama informasi keuangan dan
karena itu laporan keuangan tersebut seharusnya disusun dan disajikan dengan
mempertimbangkan kebutuhan mereka. Laporan keuangan dengan tujuan khusus seperti
prospektus, dan perhitungan yang dilakukan untuk tujuan perpajakan tidak termasuk
dalam kerangka dasar ini.
3. Laporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan. Laporan keuangan
yang lengkap meliputi laporan keuangan atas kegiatan komersial dan atau sosial. Laporan
keuangan kegiatan komersial meliputi neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan posisi
keuangan (yang dapat disajikan dalam berbagai cara seperti, misalnya, sebagai laporan
arus kas, atau laporan perubahan ekuitas), catatan dan laporan lain serta materi penjelasan
yang merupakan bagian integral dari laporan keuangan. Laporan keuangan atas kegiatan
sosial meliputi laporan sumber dan penggunaan dana zakat, dan laporan sumber dan
penggunaan dana kebajikan. Di samping itu juga termasuk, skedul dan informasi
tambahan yang berkaitan. dengan laporan tersebut, misalnya, informasi keuangan segmen
industri dan geografis.
4. Kerangka dasar ini berlaku untuk semua jenis transaksi syariah yang dilaporkan dalam
laporan keuangan entitas syariah maupun entitas konvensional, baik sektor publik
maupun sektor swasta. Entitas syariah pelapor adalah entitas syariah yang laporan
keuangannya digunakan oleh pemakai yang mengandalkan laporan keuangan tersebut
sebagai sumber utama informasi keuangan entitas syariah. Entitas konvensional yang
melakukan transaksi syariah tidak perlu menyiapkan laporan keuangan syariah secara
lengkap melainkan hanya melaporkan transaksi syariah sesuai dengan ketentuan standar
akuntansi syariah dalam laporan keuangan konvensional.

Pemakai dan Kebutuhan Informasi


1. Pemakai laporan keuangan meliputi investor sekarang dan investor potensial; pemilik
dana qardh; pemilik dana investasi syirkah temporer; pemilik dana titipan; pembayar dan
penerima zakat, infak, sedekah dan wakaf; pengawas syariah; karyawan; pemasok dan
mitra usaha lainnya; pelanggan; pemerintah serta lembaga-lembaganya; dan masyarakat.
Mereka menggunakan laporan keuangan untuk memenuhi beberapa kebutuhan informasi
yang berbeda. Beberapa kebutuhan ini meliputi:
a. Investor. Investor dan penasehat berkepentingan dengan risiko yang melekat serta
hasil pengembangan dari investasi yang mereka lakukan. Mereka membutuhkan
informasi untuk membantu menentukan apakah harus membeli, menahan atau
menjual investasi tersebut. Pemegang saham juga tertarik pada informasi yang
memungkinkan mereka untuk menilai kemampuan entitas syariah untuk membayar
dividen.
b. Pemberi dana qardh. Pemberi dana qardh tertarik dengan informasi keuangan yang
memungkinkan mereka untuk memutuskan apakah dana qardh dapat dibayar pada
saat jatuh tempo.
c. Pemilik dana syirkah temporer. Pemilik dana syirkah temporer yang berkepentingan
akan informasi keuangan yang memungkinkan mereka untuk mengambil keputusan
investasi dengan tingkat keuntungan yang bersaing dan aman.
d. Pemilik dana titipan. Pemilik dana titipan tertarik dengan informasi keuangan yang
memungkinkan mereka untuk memutuskan apakah dana titipan dapat diambil setiap
saat.
e. Pembayar dan penerima zakat, infak, sedekah dan wakaf. Pembayar dan penerima
zakat, infak, sedekah dan wakaf, serta mereka yang berkepentingan akan informasi
mengenai sumber dan penyaluran dana tersebut.
f. Pengawas syariah. Pengawas syariah yang berkepentingan dengan informasi tentang
kepatuhan pengelola entitas syariah akan prinsip syariah.
g. Karyawan. Karyawan dan kelompok-kelompok yang mewakili mereka tertarik pada
informasi mengenai stabilitas dan profitabilitas entitas syariah. Mereka juga tertarik
dengan informasi yang memungkinkan mereka untuk menilai kemampuan entitas
syariah dalam memberikan balas jasa, manfaat pensiun dan kesempatan kerja.
h. Pemasok dan mitra usaha lainnya. Pemasok dan mitra usaha lainnya tertarik dengan
informasi yang memungkinkan mereka untuk memutuskan apakah jumlah yang
terhutang akan dibayar pada saat jatuh tempo. Mitra usaha berkepentingan pada
entitas syariah dalam tenggang waktu yang lebih pendek daripada pemberi pinjaman
qardh kecuali kalau sebagai pelanggan utama mereka tergantung pada kelangsungan
hidup entitas syariah.
i. Pelanggan. Para pelanggan berkepentingan dengan informasi mengenai kelangsungan
hidup entitas syariah, terutama kalau mereka terlibat dalam perjanjian jangka panjang
dengan, atau tergantung pada, entitas syariah.
j. Pemerintah. Pemerintah dan berbagai lembaga yang berada di bawah kekuasaannya
berkepentingan dengan alokasi sumber daya dan karena itu berkepentingan dengan
aktivitas entitas syariah. Mereka juga membutuhkan informasi untuk mengatur
aktivitas entitas syariah, menetapkan kebijakan pajak dan sebagai dasar untuk
menyusun statistik pendapatan nasional dan statistik lainnya.
k. Masyarakat. Entitas syariah mempengaruhi anggotamasyarakat dalam berbagai cara.
Misalnya, entitas syariah dapat memberikan kontribusi berarti pada perekonomian
nasional, termasuk jumlah orang yang dipekerjakan dan perlindungan kepada
penanam modal domestik. Laporan keuangan dapat membantu masyarakat dengan
menyediakan informasi kecenderungan (trend) dan perkembangan terakhir
kemakmuran entitas syariah serta rangkaian aktivitasnya.
2. Informasi yang disajikan dalam laporan keuangan bersifat umum. Dengan demikian tidak
sepenuhnya dapat memenuhi kebutuhan informasi setiap pemakai.
3. Manajemen entitas syariah memikul tanggung jawab utama dalam penyusunan dan
penyajian laporan keuangan entitas syariah. Manajemen juga berkepentingan dengan
informasi yang disajikan dalam laporan keuangan meskipun memiliki akses terhadap
informasi manajemen dan keuangan tambahan yang membantu dalam melaksanakan
tanggung jawab perencanaan, pengendalian dan pengambilan keputusan.

Paradigma Transaksi Syariah


1. Transaksi syariah berlandaskan pada paradigma dasar bahwa alam semesta dicipta oleh
Tuhan sebagai amanah (kepercayaan ilahi) dan sarana kebahagiaan hidup bagi seluruh
umat manusia untuk mencapai kesejahteraan hakiki secara material dan spiritual (al-
falah).
2. Paradigma dasar ini menekankan setiap aktivitas umat manusia memiliki akuntabilitas
dan nilai illahiah yang menempatkan perangkat syariah dan akhlak sebagai parameter
baik dan buruk, benar dan salahnya aktivitas usaha.
3. Syariah merupakan ketentuan hukum Islam yang mengatur aktivitas umat manusia yang
berisi perintah dan larangan, baik yang menyangkut hubungan interaksi vertikal dengan
Tuhan maupun interaksi horisontal dengan sesama makhluk.

Asas Transaksi Syariah


1. Transaksi syariah berasaskan pada prinsip:
a. persaudaraan (ukhuwah);
b. keadilan (‘adalah);
c. kemaslahatan (maslahah);
d. keseimbangan (tawazun); dan
e. universalisme (syumuliyah)
Tujuan Laporan Keuangan
Tujuan laporan keuangan adalah menyediakan informasi yang menyangkut posisi
keuangan, kinerja serta perubahan posisi keuangan suatu entitas syariah yang bermanfaat bagi
sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi. Di samping itu, tujuan
lainnya adalah:
a. meningkatkan kepatuhan terhadap prinsip syariah dalam semua transaksi dan kegiatan
usaha;
b. informasi kepatuhan entitas syariah terhadap prinsip syariah, serta informasi aset,
kewajiban, pendapatan dan beban yang tidak sesuai dengan prinsip syariah, bila ada,
dan bagaimana perolehan dan penggunaannya;
c. informasi untuk membantu mengevaluasi pemenuhan tanggung jawab entitas syariah
terhadap amanah dalam mengamankan dana, menginvestasikannya pada tingkat
keuntungan yang layak; dan
d. informasi mengenai tingkat keuntungan investasi yang diperoleh penanam modal dan
pemilik dana syirkah temporer; dan informasi mengenai pemenuhan kewajiban
(obligation) fungsi sosial entitas syariah, termasuk pengelolaan dan penyaluran zakat,
infak, sedekah, dan wakaf.
Laporan keuangan yang disusun untuk tujuan ini memenuhi kebutuhan bersama
sebagian besar pemakai. Namun demikian, laporan keuangan tidak menyediakan semua
informasi yang mungkin dibutuhkan pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi karena
secara umum menggambarkan pengaruh keuangan dari kejadian di masa lalu, dan tidak
diwajibkan untuk menyediakan informasi nonkeuangan.
Laporan keuangan juga menunjukkan apa yang telah dilakukan manajemen
(stewardship), atau pertanggungjawaban manajemen atas sumber daya yang dipercayakan
kepadanya.

Posisi Keuangan, Kinerja, dan Perubahan Posisi Keuangan


1. Keputusan ekonomi yang diambil pemakai laporan keuangan memerlukan evaluasi atas
kemampuan entitas syariah dalam menghasilkan kas (dan setara kas), dan waktu serta
kepastian dari hasil tersebut.
2. Posisi keuangan entitas syariah dipengaruhi oleh sumber daya yang dikendalikan, struktur
keuangan, likuiditas dan solvabilitas, serta kemampuan beradaptasi terhadap perubahan
lingkungan.
3. Informasi kinerja entitas syariah, terutama profitabilitas, diperlukan untuk menilai
perubahan potensial sumber daya ekonomi yang mungkin dikendalikan di masa depan.
4. Informasi perubahan posisi keuangan entitas syariah bermanfaat untuk menilai aktivitas
investasi, pendanaan dan operasi selama periode pelaporan.
5. Informasi posisi keuangan terutama disediakan dalam neraca. Informasi kinerja terutama
disediakan dalam laporan laba rugi.
6. Informasi lain yang tidak diatur secara khusus tetapi relevan bagi pengambilan keputusan
sebagian besar pengguna laporan keuangan hendaknya disajikan dalam laporan keuangan.
7. Komponen-komponen laporan keuangan saling terkait karena mencerminkan aspek-aspek
yang berbeda dari transaksi transaksi atau peristiwa lain yang sama.

Catatan dan Skedul Tambahan


Laporan keuangan juga menampung catatan dan skedul tambahan serta informasi
lainnya. Misalnya, laporan tersebut mungkin menampung informasi tambahan yang relevan
dengan kebutuhan pemakai neraca dan laporan laba rugi.

Asumsi Dasar
Dasar Akrual
Untuk mencapai tujuannya, laporan keuangan disusun atas dasar akrual. Dengan dasar ini,
pengaruh transaksi danperistiwa lain diakui pada saat kejadian (dan bukan pada saat
kas atau setara kas diterima atau dibayar) dan diungkapkan dalam catatan akuntansi serta
dilaporkan dalam laporan keuangan pada periode yang bersangkutan.
Kelangsungan Usaha
Laporan keuangan biasanya disusun atas dasar asumsi kelangsungan usaha entitas syariah
dan akan melanjutkan usahanya di masa depan.

Karakteristik Kualitatif Laporan Keuangan


Karakteristik kualitatif merupakan ciri khas yang membuat informasi dalam laporan
keuangan berguna bagi pemakai. Terdapat empat karateristik kualitatif pokok yaitu:
dapat dipahami, relevan, keandalan, dan dapat diperbandingkan.
Kendala Informasi yang Relevan dan Andal:
1. Tepat Waktu
2. Keseimbangan antara Biaya dan Manfaat
3. Keseimbangan di antara Karakteristik Kualitatif
4. Penyajian Wajar

Unsur-Unsur Laporan Keuangan


Sesuai karakteristik maka laporan keuangan entitas syariah antara lain meliputi:
a. komponen laporan keuangan yang mencerminkan kegiatan komersial:
1. laporan posisi keuangan;
2. laporan laba rugi;
3. laporan arus kas; dan
4. laporan perubahan ekuitas.
b. komponen laporan keuangan yang mencerminkan kegiatan sosial:
1. laporan sumber dan penggunaan dana zakat; dan
2. laporan sumber dan penggunaan dana kebajikan.
3. komponen laporan keuangan lainnya yang mencerminkan kegiatan dan tanggung
jawab khusus entitas syariah tersebut.

Anda mungkin juga menyukai