Anda di halaman 1dari 3

PEMBAHASAN

Pembahasan ini dimulai dari tahap pengkajian keperawatan, diagnosa keperawatan,


perencanaan keperawatan, pelaksanaan keperawatan, dan evaluasi keperawatan. Penulis akan
membahas tentang analisis kesenjangan antara teori dan praktek asuhan keperawatan di
lapangan. Penulisan ini diambil dari klien pada kasus Unstable Angina Very High Risk +
Persistant chest pain + DM tipe 2 + Hipertensi di ruang ICCU RSUD Dr. Soetomo Surabaya.
1. Pengkajian Perawatan
Pada pengkajian identitas, didapatkan klien berusia 60 tahun. Keluhan utama
adalah Nyeri dada.
Pada pemeriksaan fisik di dapat
1) Breathing (B1) :
Tidak terdapat pernafasan cuping hidung, tidak terdapat retraksi dinding dada,
pergerakan dada simetris, tidak terdapat suara napas tambahan, perkusi sonor, auskultasi
vesikuler, RR 20 x/menit, terpasang O2 nasal 3 lpm.

2) Blood (B2) :
Suara jantung S1 dan S2 tunggal, Irama jantung reguler, CRT < 2 detik, distensi
Jugularis Vena Pressure tidak ditemukan, pulsasi teraba kuat di brachialis, tidak terdapat
pitting edema, tidak terdapat perdarahan, TD 130/70 mmHg, Nadi 76 x/menit, terpasang
IV line ditangan kanan Nacl 7 tpm, dan ISDN pump 0,5 mg/jam.
3) Brain (B3) :
Kesadaran Composmentis, GCS 456, refleks pupil positif isokor, skelra putih,
konjungtiva merah muda, klien mengeluh nyeri dada sebelah kiri menjalar kepunggung
dan leher, terasa seperti ditekan, skala nyeri 4, dan terasa terus menerus atau menetap.
4) Bladder (B4) :
Klien terpasang kateter, produksi urine inisila 1000 ml, minum dibatasi 1000 ml /24
jam, urine berwarna kuning, bau khas urine.

5) Bowel (B5) :
Mukosa bibir lembab, tidak terdapat distensi abdomen, peristaltic usus 16 x/mnt, belum
BAB sejak MRS di Rs Dr Soetomo, diit kardiovaskuler 1900 kkal/hari, BB 60 kg, TB
155 cm.
6) Bone (B6) :
Tonus otot 5/5/5/5, tidak ada deformitas, turgor baik, tidak terdapat perdarahan, akral
hangat kering merah.
Penulis tidak menemukan kesenjangan antara tinjauan pustaka dan tinjauan kasus.
Hal tersebut dibuktikan dalam hasil pengkajian yang ditemukan pada klien sama dengan
teori yang sudah ada. Hanya saja, pada tanda dan gejala tidak semua yang ada pada teori
muncul pada klien.
2. Diagnosa Keperawatan

Pada kasus ini sesuai dengan teori harusnya terdapat 9 diagnosa yaitu 1) Gangguan
Pertukaran Gas, 2) Gangguan Perfusi Jaringan, 3) Penurunan Curah Jantung, 4) Nyeri
Akut, 5) Resiko Cedera, 6) Penurunan Kesadaran, 7) Kelebihan Volume cairan, 8)
Gangguan Kebutuhan Nutrisi 9) Intoleransi Aktifitas (Nursalam,2007). Sedangkan di kasus
diagnosa yang ditemukan adalah 1) Nyeri akut berhubungan dengan iskemia miokard
ditandai dengan nyeri dada, 2) Intoleransi aktifitas berhubungan dengan penurunan suplai
O2, 3) Ansietas berhubungan dengan ancaman integritas biologis yang dirasakan sekunder
terhadap serangan jantung, takut mati.
3. Perencanaan Keperawatan
Pada perumusan perencanaan antara tinjauan pustaka dengan tinjauan kasus tidak
terdapat kesenjangan yang terjadi. Pada tinjauan pustaka perencanaan menggunakan
kriteria hasil yang mengacu pada pencapaian tujuan yang sesuai dengan perencanaan pada
tinjauan kasus. Penulis berupaya untuk memandirikan pasien dan keluarga dalam
pelaksanaan asuhan keperawatan melalui peningkatan pengetahuan, keterampilan dalam
menyelesaikan,mengurangi masalah, dan perubahan tingkah laku
Faktor pendukung terdapat kerjasama yang baik dalam melaksanakan
perencanaan yang telah dibuat antara mahasiswa dan perawat ruangan. Faktor penghambat
dalam menetapkan rencana asuhan keperawatan karena kurangnya pemahaman penulis
dalam membuat rencana tindakan dalam kasus ini, pemecahan masalah penulis akan lebih
giat lagi belajar agar dapat menetapkan masalah sesuai dengan rencana. Semua
perencanaan yang dibuat dan dilakukan pada klien karena kondisi klinis klien.
4. Pelaksanaan Keperawatan
Semua perencanaan tindakan pada tinjauan pustaka dilakukan pada hari pertama
tanggal 18 April 2018. Dalam tahap pelaksanaan penulis dapat melaksanakan semua
rencana keperawatan sesuai dengan perencanaan yang telah dibuat. Pada kasus, rencana
keperawatan pada ketiga diagnosa hanya satu diagnosa yang dapat dilaksanakan dalam
waktu yang telah ditentukan. Dalam melakukan rencana keperawatan tidak menemukan
kesulitan karena penulis melakukan rencana keperawatan bekerja sama dengan perawat
ruangan.
Faktor pendukung dari tindakan keperawatan adalah adanya kerjasama yang baik
antara penulis dan perawat ruangan dalam melakukan tindakan keperawatan. Sedangkan
faktor penghambat dalam melakukan tindakan keperawatan kurang lengkapnya
pendokumentasian tindakan yang sudah dilakukan di ruangan. Solusi untuk mengatasi hal
tersebut, penulis lebih melakukan pendekatan kepada klien serta melakukan pencatatan
tindakan yang telah dilakukan. Dan bekerja sama dengan perawat ruangan untuk
melanjutkan tindakan keperawatan sesuai dengan rencana yang telah dibuat dan
mendokumentasikannya.
Pelaksanaan perencanaan tindakan pada hari berikutnya disesuaikan dengan
kondisi klinis klien. Tidak semua perencanaan tindakan dilaksanankan.

5. Evaluasi
Pada tahap evaluasi merupakan tahap akhir dan alat ukur untuk memulai
keberhasilan pemberian asuhan keperawatan, apakah tujuan keperawatan berhasil.
Evaluasi dilakukan sesuai dengan konsep. Adapun diagnosa yang masil belum teratasi
yaitu Nyeri akut berhubungan dengan iskemia miokard ditandai dengan nyeri dada, hal ini
terjadi disebabkan nyeri dapat terjadi beruang jika pemakaian obat dihentikan dan sebelum
tindakan CABG dilakukan. Adapun faktor pendukung yaitu adanya kerjasama yang baik
antara penulis dengan perawat ruangan, sehingga beberapa masalah keperawatan dapat
teratasi.

Anda mungkin juga menyukai