Alhamdulillahirabbilalamin. Segala puji untuk Allah SWT atas segala berkat, rahmat, serta
hidayahnya. Sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah dengan judul ”SUBSISTEM
PEMASARAN”. Dalam penyusunannya, penulis memperoleh banyak bantuan dari berbagai
pihak, karena itu penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya. Dari sanalah
semua kesuksesan ini berawal, semoga semua ini bisa memberikan sedikit langkah yang lebih
baik lagi. Meskipun penulis berharap isi dari makalah ini bebas dari kekurangan dan kesalahan,
namun selalu ada yang kurang. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang
membangun agar makalah ini dapat lebih baik lagi. Akhir kata penulis berharap agar makalah ini
bermanfaat bagi semua pembaca.
1.3 Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah di atas maka tujuan penulisan adalah:
1. Untuk mengetahui tentang pengertian dan cakupan dari sistem pemasaran agribisnis.
2. Untuk mengetahui tentang aspek pemasaran agribisnis
Subsistem Pemasaran Agribisnis
Berkaitan dengan kegiatan pemasaran, yang perlu dilakukan oleh pengusaha agribisnis
pertanian adalah memahami tentang studi pemasaran, memperkirakan jumlah produksi,
mempersiapkan produk, menentukan harga jual, menentukan distribusi, dan menentukan
kebijakkan promosi.
a. Studi Pemasaran Agribisnis Pertanian
Studi pemasaran ini mencakup aspek yang cukup luas, antara lain studi pasar, studi
mengenai produk yang dihasilkan, distribusi, konsumen, dan promosi (jika perlu). Studi
pemasaran dimaksudkan untuk mencari data-data mengenai permintaan terhadap jenis
komoditas agribisnis pertanian pada waktu lalu, sekarang, dan yang akan datang.
Harga jual akan sangat menentukan posisi pengusaha dalam persaingan. Harga jual yang
ditetapkan harus benar-benar dapat memberikan kepuasan kepada konsumen di samping
harus dapat memenuhi pencapaian tujuan perusahaan. Memang pada kenyataannya harga jual
komoditi agribisnis pertanian sangat tidak menentu. Hal ini tentu saja akibat dari tidak adanya
estimasi produksi yang dilakukan oleh praktisi agribisnis pertanian karena memang daya
dukung sumber data untuk melakukan itu sangat tidak mewakili. Akan tetapi, sebagai pelaku
agribisnis yang maju, tentu saja segala upaya akan dilakukan untuk membuat analisa pasar
terhadap kebutuhan konsumen akan jenis produk agribisnis. Selain itu perkiraan jumlah
produksi secara nasional terhadap jenis komoditi agribisnis pertanian juga perlu dilakukan.
Dengan melakukan estimasi produksi dan analisa kebutuhan konsumen tersebut, maka paling
tidak pelaku usaha agribisnis pertanian sudah berupaya untuk mengantisipasi resiko harga jatuh
pada saat panen. Secara teoritis bahwa harga pasar terjadi melalui kekuatankekuatan
Permintaan (Demand) dan Penawaran (Supply) di pasar. Menurut Shetherd dan Futrell (1975),
apabila sistem harga dapat bekerja sebagaimana wajarnya maka struktur harga akan mampu
merefleksikan kepada produsen tentang tempat penyebaran geografis konsumen suatu output
pertanian. Hal ini merupakan suatu petunjuk bagi produsen dan juga lembaga pemasaran ke
arah mana sebaiknya mereka memasarkan hasil pertanian tersebut. Namun sayang sistem
harga ini belum bekerja sebagaimana mestinya, sehingga belum dapat membantu
meningkatkan penghasilan dan tarif hidup petani.
5. Menentukan Distribusi Produk Agribisnis
Produk pertanian pada umumnya mudah rusak, relatif homogen, kuantitas dan kualitasnya
mudah berubah, dihasilkan secara musiman dan daerah produksinya terpencar dan
terspesialisasi menurut kesesuaian tanah dan iklim. Produk pertanian sering menimbulkan
pengeluaran tambahan yang dapat meningkatkan biaya pemasaran seperti misalnya terjadi
kesusutan fisik dari produk merugikan strategi pemasaran, karena sering timbul claim dari
Pelanggan, baik dari pemasaran ialam negeri maupun pemasaran luar negeri.
Oleh karena itu agar kerugian tersebut dapat dihindari maka perlu adanya peningkatan
teknik produksi, teknik pengolahan, dan fasilitas penyimpanan. Faktor lain yang perlu mendapat
perhatian untuk mengurangi atau memperkecil resiko kerusakan adalah dengan meningkatkan
kualitas kemasan.
Dari uraian di atas dapat dikatakan bahwa yang perlu mendapat perhatian tinggi menyangkut
masalah produk adalah masalah kualitas atau mutu produk, baik mutu dalam arti kondisi
produk maupun menyangkut standar mutu produk.
3.1 Kesimpulan
1. Sistem pemasaran agribisnis merupakan suatu kesatuan urutan lembaga-lembaga pemasaran
yang melakukan fungsi-fungsi pemasaran untuk memperlancar aliran produk pertanian dari
produsen awal ke tangan konsumen akhir.dan sebaliknya memperlancar aliran uang, nilai
produk yang tercipta oleh kegiatan produktif yang dilakukan oleh lembaga-lembaga pemasaran,
dari tangan konsumen akhir ke tangan produsen awal dalam suatu sistem komoditas.
2. Sektor pertanian Indonesia merupakan suatu sistem yang kompleks karena melibatkan lebih
dari dari 70% penduduk Indonesia sebagai produsen dan 100% penduduknya sebagai
konsumen.
3. Sistem pemasaran yang kompleks tersebut diharapkan dapat memainkan peranan penting
dalam upaya memaksimumkan tingkat konsumsi, kepuasan konsumen, pilihan konsumen dan
mutu hidup masyarakat.
Daftar Pustaka
Firdaus, Muhammad. 2010. Manajemen Agribisnis. Cetakan ketiga. Bumi Aksara : Jakarta.
Downey, W. David dan Steven P. Erickson. 2000. Manajemen Agribisnis. Erlangga : Jakarta.
- http://carapetunjukbudidaya.blogspot.co.id/2013/07/aspek-pemasaran-agribisnis-
pertanian.html