Anda di halaman 1dari 10

SURAT PERJANJIAN KERJA

(KONTRAK)

Nomor : .............................

Antara

KUASA PENGGUNA ANGGARAN


DINAS PERIKANAN KOTA SEMARANG

dengan

PT/CV. ……………………………………
JL. ……………………………….. SEMARANG

UNTUK PEKERJAAN
PEMBANGUNAN BENDUNG, SALURAN, BAK TANDON DAN KOLAM
RAKYAT DI KECAMATAN GUNUNGPATI

Pada hari ini ……., tanggal …….., bulan ………., tahun dua ribu delapan belas
(….-…-2018), yang bertanda tangan di bawah ini :

(1) Nama : Drs. SISWANTO, MM


Jabatan : Kuasa Pengguna Anggaran
Dinas Perikanan Kota Semarang.
Alamat : Gedung Pandanaran Lt. 3, Jl. Pemuda 175 Semarang

Dalam hal ini bertindak dan atas nama Pemerintah Kota Semarang c.q Dinas
Perikanan Kota Semarang berdasarkan Surat Keputusan Walikota Semarang
Nomor : ……. tanggal …… bulan…….. 2018 tentang Penunjukkan Kuasa
Pengguna Anggaran / Kuasa Pengguna Barang pada OPD di lingkungan
Pemerintah Kota Semarang Tahun Anggaran 2018, selanjutnya dalam
perjanjian ini disebut sebagai PIHAK PERTAMA.

(2) Nama : …………………………….


Jabatan : PT/CV. ……………………
Alamat : Jl. ………………………….. Semarang

Dalam hal ini bertindak dan atas nama PT/CV. ……………….. berdasarkan
Akta Notaris ……………… Nomor : …. Tanggal ……………., selanjutnya
dalam perjanjian ini disebut sebagai PIHAK KEDUA.

Berdasarkan Keputusan Kuasa Pengguna Anggaran Dinas Perikanan Kota


Semarang Nomor : ........................... tanggal …………… 2018 tentang Keputusan
Penunjukkan Penyedia Jasa PT/CV. ……………….. sebagai Pelaksana untuk :

Pekerjaan : Pembangunan bendung, saluran, bak tandon dan kolam


rakyat di Kecamatan Gunungpati.
Sumber Dana : APBD Kota Semarang
Tahun Anggaran : 2018

Kedua belah pihak telah bersepakat mengadakan perjanjian Pemborongan


(kontrak) Pekerjaan, yang mengikat kedua belah Pihak dengan sistem Kontrak
Lumpsum, dengan ketentuan-ketentuan seperti dimaksud dalam pasal-pasal
tersebut di bawah ini :
BAB I
NAMA JENIS, DASAR PELAKSANAAN PEKERJAAN
DAN PENGELOLAAN LOKASI PROYEK

Pasal 1
(1) PIHAK PERTAMA menugaskan PIHAK KEDUA dan PIHAK KEDUA
menerima untuk melaksanakan kegiatan Pembangunan bendung, saluran,
bak tandon dan kolam rakyat di Kecamatan Gunungpati.
(2) Lampiran yang menjadi dasar pelaksanaan pekerjaan sebagaimana disebut
dalam pasal ini adalah :
a. Surat Keputusan Penetapan Pemenang Lelang.
b. Surat Usulan Penetapan Pemenang Lelang.
c. Berita Acara Evaluasi (Administrasi, Teknis dan Harga).
d. Berita Acara Pembukaan Surat Penawaran.
e. Berita Acara Penjelasan Pekerjaan.
f. Undangan Lelang.
g. Surat Penawaran beserta lampiran-lampirannya.
h. Jaminan Pelaksanaan.
i. Syarat-syarat Umum Kontrak
j. Spesifikasi teknis dan
k. Gambar.
(3) Semua Ketentuan dan Peraturan Administrasi / Teknis yang tercantum
dalam :
a. Keputusan Presiden Republik Indonesia No. 80 Tahun 2003, Tentang
Pedoman Pelaksanaan Pengadaan Barang / Jasa Pemerintah.
b. Peraturan Presiden Republik Indonesia No. 8 Tahun 2006, tentang
Perubahan Keempat Atas Keputusan Presiden Republik Indonesia No.
80 Tahun 2003, Tentang Pedoman Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa
Pemerintah.
c. Surat Keputusan Bersama Menteri Keuangan Republik Indonesia dan
Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional
No : S - 42 / A / 2000
No : S - 2262 / D2 / 05 / 2000
Tanggal 3 Mei 2000 tentang Petunjuk Teknis Pengadaan Barang / Jasa
Instansi Pemerintah.
d. Surat Keputusan Walikota Semarang Nomor : ……. tanggal ……. 2018
tentang Penunjukkan Kuasa Pengguna Anggaran / Kuasa Pengguna
Barang pada OPD di lingkungan Pemerintah Kota Semarang Tahun
Anggaran 2018.
e. Standar dan Normalisasi Teknis yang berlaku di Indonesia.
(4) Dalam melaksanakan pekerjaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatas
PIHAK KEDUA harus mengutamakan penggunaan barang- barang produksi
Dalam Negeri.

Pasal 2
(1) PIHAK PERTAMA memberikan kewenangan kepada PIHAK KEDUA
untuk mengelola dan mengamankan lokasi tempat dilaksanakan pekerjaan
tersebut.

(2) PIHAK KEDUA diwajibkan untuk membuat sarana-sarana yang diperlukan


untuk pengelolaan dan pengamanan lokasi dimaksud serta bertanggung
jawab atas semua keadaan di dalam lokasi tersebut.

(3) Semua kerugian yang timbul akibat kejadian / keadaan lokasi pekerjaan
dimaksud menjadi tanggung jawab dan beban PIHAK KEDUA.

BAB II
HARGA BORONGAN, UANG MUKA, CARA PEMBAYARAN
DAN JAMINAN
Pasal 3
(1) Kedua belah pihak telah sepakat untuk menyetujui bahwa harga borongan
untuk pelaksanaan dimaksud pada pasal 1 ayat (1), seluruhnya sebesar
Rp …………………….,- (………………………………………..) termasuk
Pajak Pertambahan Nilai / PPN.

(2) PIHAK KEDUA berkewajiban membayar Pajak Penghasilan (PPh) yang


pembayarannya dilakukan sesuai dengan ketentuan perundang-undangan
yang berlaku.

Pasal 4
(1) PIHAK KEDUA berhak menerima uang muka setelah kontrak ditanda
tangani sebesar 30 % (tiga puluh persen) dari harga borongan sebesar
30 % x Rp …………………..,- = Rp ……………………..,-
(…………………………..) setelah PIHAK KEDUA menyerahkan Jaminan
Uang Muka 30 % dari nilai kontrak.

(2) Pengembalian uang muka dilakukan dengan pemotongan dari setiap tahapan
pembayaran angsuran secara proporsional dan harus lunas seluruhnya pada
saat serah terima pekerjaan fisik 100 % (seratus persen)

Pasal 5
(1) PIHAK PERTAMA akan melaksanakan pembayaran harga borongan
pekerjaan sebagaimana dimaksud pada pasal 3 ayat (1) diatas kepada
PIHAK KEDUA dengan cara sebagai berikut :
a. Pembayaran untuk hasil pelaksanaan pekerjaan tersebut pada pasal 1
ayat (1) diatas dilakukan berdasarkan jumlah prestasi pekerjaan yang
telah selesai dikerjakan.
b. Pembayaran tersebut pada pasal 5 ayat (1) a dilakukan berdasarkan
Prestasi Pekerjaan dan Berita Acara Prestasi Pekerjaan yang ditanda
tangani oleh PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA serta Direksi
Lapangan dan Berita Acara Pemeriksaan oleh Badan Pemeriksa
Pembangunan (BPP).
c. Pembayaran Tahap I sebesar 50 % dari seluruh biaya tersebut pada pasal
3 ayat (1) atau 50 % x Rp A142.810.100,- = Rp. B71.405.050,- (tujuh
puluh satu juta empat ratus lima ribu lima puluh rupiah) dan dibayarkan
= Rp. B71.405.050,00 – (30% x Rp. B71.405.050,00) = Rp.
C49.983.535,00 setelah pekerjaan selesai 50 %.
d. Pembayaran Tahap II sebesar 45 % dari seluruh biaya tersebut pada
pasal 3 ayat (1) atau 45 % x Rp A142.810.100,- = Rp. D64.264.545,-
(enam puluh empat juta dua ratus enam puluh empat ribu lima ratus
empat puluh lima rupiah) dan dibayarkan = Rp. D64.264.545,00 – (Rp.
42.843.030,00 – Rp. 21.421.515,00) = Rp. 42.843.030,00 setelah
pekerjaan selesai 95 %.
e. Pembayaran Tahap III sebesar 5 % dari seluruh biaya tersebut pada
pasal 3 ayat (1) atau 5 % x Rp 142.810.100,- = Rp. 7.140.505,00 (tujuh
juta seratus empat puluh ribu lima ratus lima rupiah) setelah pekerjaan
selesai 100 %.
f. Pembayaran kepada PIHAK KEDUA dilakukan ke Rekening PT/CV.
………………….., Bank Jateng, Nomor Rekening ………………

(2) Apabila hasil pekerjaan yang telah dilaksanakan oleh PIHAK KEDUA pada
setiap tahap ternyata volumenya melebihi yang telah ditetapkan di dalam
angsuran pembayaran sebagaimana diatur dalam ayat (1) diatas, maka
pembayaran angsurannya tetap dilaksanakan menurut ketentuan dimaksud
pada ayat (1) diatas.

(3) Jaminan Uang Muka.


a. Jaminan Uang Muka ditetapkan sebesar 30 % dari nilai kontrak atau 30
% x Rp …………….,- = Rp ………………….,-
(…………………………..).
b. Jaminan Uang Muka diserahkan oleh PIHAK KEDUA kepada PIHAK
PERTAMA setelah penandatanganan Surat Perjanjian Kerja (Kontrak)
oleh kedua belah pihak.

(4) Jaminan Pelaksanaan


a. Jaminan Pelaksanaan ditetapkan sebesar 5 % dari nilai kontrak atau 5 %
x Rp …………………..,- = Rp …………………….,-
(………………………………….).
b. Jaminan Pelaksanaan diserahkan oleh PIHAK KEDUA kepada PIHAK
PERTAMA pada saat penandatanganan Surat Perjanjian Pemborongan
(Kontrak).
c. Jaminan Pelaksanaan dapat dikembalikan bilaman prestasi pekerjaan
telah mencapai 100 % dan pekerjaan sudah diserahterimakan yang
pertama.
d. Jaminan Pelaksanaan menjadi milik Kegiatan Pembangunan bendung,
saluran, bak tandon dan kolam rakyat di Kecamatan Gunungpati dan
dapat dicairkan oleh PIHAK PERTAMA apabila PIHAK KEDUA
mengundurkan diri dan menyebabkan terjadinya pembatalan Surat
Perjanjian ini.

(5) Jaminan Pemeliharaan


a. Jaminan Pemeliharaan ditetapkan sebesar 5 % dari nilai kontrak atau 5
% x Rp ……………………..,- = Rp …………………………,-
(…………………….) dan berlaku selama 180 (seratus delapan puluh)
hari kalender.
b. Jaminan Pemeliharaan diserahkan PIHAK KEDUA kepada PIHAK
PERTAMA setelah Serah Terima Pertama Pekerjaan dan dinyatakan
dalam Berita Acara Serah Terima Pertama.
c. Jaminan Pemeliharaan dapat dikembalikan setelah Serah Terima Kedua
Pekerjaan.
d. Jaminan Pemeliharaan menjadi milik Kegiatan Pembangunan bendung,
saluran, bak tandon dan kolam rakyat di Kecamatan Gunungpati dan
dapat dicairkan oleh PIHAK PERTAMA apabila PIHAK KEDUA tidak
memperbaiki segala kekurang sempurnaan pekerjaan atau cacat
tersembunyi baik yang menjadi kesepakatan pada waktu serah terima
pertama pekerjaan maupun yang timbul selama masa pemeliharaan.

(6) Jaminan-jaminan seperti tersebut diatas berupa Surat Jaminan dari Bank
Umum atau Perusahaan Asuransi yang mempunyai Program Asuransi
Kerugian (Surety Bond) yang direasuransikan kepada perusahaan Asuransi
di Luar Negeri yang bonafide.

BAB III
PELAKSANAAN PEKERJAAN

BAGIAN PERTAMA
PENGAWAS TEKNIS

Pasal 6
PIHAK PERTAMA akan menunjuk Direksi Lapangan sebagai Pengawas Teknis
di lapangan yang akan melakukan pengawasan sehari-hari atas pelaksanaan
pekerjaan yang dilakukan oleh PIHAK KEDUA sebagai wakil sehari-hari PIHAK
PERTAMA.

BAGIAN KEDUA
PENANGGUNG JAWAB PELAKSANAAN LAPANGAN

Pasal 7
(1) PIHAK KEDUA dalam melaksanakan pekerjaan diwajibkan menunjuk
seorang Penanggung Jawab Pelaksanaan Lapangan yang bertugas sebagai
Penanggung Jawab Teknis Pekerjaan sehari-hari yang diajukan secara
tertulis kepada PIHAK PERTAMA untuk menerima dan melaksanakan
petunjuk-petunjuk dan perintah-perintah dari PIHAK PERTAMA yang
berhubungan dengan pekerjaan tersebut.
(2) Petugas yang ditunjuk PIHAK KEDUA sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) diatas terlebih dahulu harus mendapat persetujuan dari PIHAK
PERTAMA.
(3) Apabila Petugas tersebut melalaikan atau tidak melaksanakan petunjuk-
petunjuk atas perintah-perintah yang telah diberikan oleh PIHAK
PERTAMA maka PIHAK PERTAMA berhak meminta penggantian
Penanggung Jawab Pelaksana Lapangan tersebut dan PIHAK KEDUA
wajib memenuhi permintaan tersebut.

BAGIAN KETIGA
RENCANA DAN JADWAL PELAKSANAAN PEKERJAAN

Pasal 8
(1) PIHAK KEDUA diwajibkan membuat rencana kerja, menyiapkan Buku
Harian Lapangan / BHL dan jadwal pelaksanaan pekerjaan secara terinci
dan harus diketahui lebih dahulu oleh PIHAK PERTAMA setelah
berkonsultasi dengan Direksi Lapangan.

(2) PIHAK KEDUA diwajibkan untuk melaksanakan pekerjaan dengan rencana


kerja dan jadwal pelaksanaan pekerjaan tersebut pada ayat (1) diatas yang
menjadi bagian yang tak terpisahkan dari Surat Perjanjian.

(3) PIHAK KEDUA bertanggung jawab atas rencana dan jadwal pelaksanaan
pekerjaan yang telah dibuat dan resiko-resiko yang timbul oleh karenanya.

(4) PIHAK KEDUA diwajibkan menyerahkan kembali barang, bekas


bongkaran yang masih memenuhi persyaratan teknis kepada PIHAK
PERTAMA.

BAGIAN KEEMPAT
PAPAN NAMA KEGIATAN DAN GUDANG / DIREKSI KIT

Pasal 9
(1) PIHAK KEDUA diwajibkan memasang Papan Nama Kegiatan di lokasi
Pekerjaan yang mudah dilihat.

(2) Bentuk Papan Nama, Ukuran, Bunyi dan Warna Tulisan Pekerjaan harus
dibuat oleh PIHAK KEDUA sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

(3) PIHAK KEDUA diwajibkan membuat Gudang / Direksi Kit sementara di


lokasi Pekerjaan atau di tempat yang ditentukan dan diketahui oleh PIHAK
PERTAMA.

(4) Setelah Pelaksanaan Pekerjaan selesai Papan Nama dan Gudang / Direksi
Kit tersebut dibongkat dan dibersihkan oleh PIHAK KEDUA setelah
mendapat ijin dan tetap menjadi milik PIHAK PERTAMA.

BAGIAN KELIMA
BUKU HARIAN LAPANGAN

Pasal 10
(1) Penanggung Jawab Pelaksanaan Lapangan yang diberi tugas oleh PIHAK
KEDUA diwajibkan mengisi Buku Harian Lapangan yang berisi laporan-
laporan pada hari yang bersangkutan antara lain tentang jumlah tenaga
kerja, bahan yang dipakai, keadaan cuaca serta hal-hal yang dianggap perlu
sehubungan dengan pelaksanaan pekerjaan tersebut.
(2) Buku Harian Lapangan dan RKS beserta Gambar Pelaksanaan harus selalu
berada di ruang Direksi Kit, Buku Harian Lapangan pada ayat (1) diisi oleh
Penanggung Jawab Pelaksanaan Lapangan setiap akhir kerja serta diperiksa
dan ditandatangani oleh PIHAK PERTAMA yang dalam hal ini dilakukan
oleh Direksi Lapangan.

(3) Buku Harian Lapangan adalah sebagai saran PIHAK PERTAMA dengan
hal ini Direksi Lapangan mencantumkan instruksi-instruksi harian kepada
PIHAK KEDUA dalam Buku Harian Lapangan.

BAGIAN KEENAM
KEAMANAN DAN KESELAMATAN KERJA

Pasal 11
(1) Dalam melaksanakan pekerjaan dimaksud pada pasal 1 PIHAK KEDUA
dengan memperhatikan dan menyelenggarakan perlindungan keamanan,
kesehatan dan keselamatan para karyawan dalam pekerjaannya.

(2) PIHAK KEDUA diwajibkan membayar Iuran Tanggungan Asuransi Sosial


Tenaga Kerja (ASTEK) yang meliputi Asuransi Kecelakaan Kerja dan
Kematian.

BAGIAN KETUJUH
PENYERAHAN PEKERJAAN KEPADA PIHAK KETIGA

Pasal 12
(1) PIHAK KEDUA dilarang menyerahkan seluruh pekerjaan kepada PIHAK
KETIGA.

(2) PIHAK KEDUA dapat menyerahkan sebagian pelaksanaan pekerjaan


sebagaimana dimaksud pada pasal 1 diatas kepada PIHAK KETIGA
terutama pekerjaan spesifik dan bersifat spesialis setelah terlebih dahulu
mendapat persetujuan dari PIHAK PERTAMA untuk bagian-bagian
pekerjaan yang layak dengan ketentuan bahwa persetujuan tersebut tidak
mengurangi tanggung jawab dan kewajiban-kewajiban PIHAK KEDUA
seperti dimaksud dalam Surat Perjanjian ini serta lampirannya.

(3) Apabila PIHAK KEDUA melanggar ketentuan sebagaimana dimaksud pada


ayat (1) dan (2) diatas, PIHAK PERTAMA dapat menjatuhkan sanksi
berupa teguran peringatan sampai pembatalan kontrak secara sepihak serta
diusulkan untuk dimasukkan dalam Daftar Hitam Penyedia Barang/Jasa.

BAB IV
PENGENDALIAN PEKERJAAN

BAGIAN PERTAMA
PENGENDALIAN PELAKSANAN PEKERJAAN DI LAPANGAN

Pasal 13
Pengendalian atas pelaksanaan pekerjaan sebagaimana dimaksud pada Pasal 1
ayat (1) dilakukan sebagai berikut :
(1) Direksi Lapangan melakukan pengendalian atas pelaksanaan pekerjaan di
lapangan sehari-hari dan mencatat instruksi-instruksi serta petunjuk-petunjuk
yang diperlukan pada buku harian lapangan setiap hari kerja.

(2) Pengawas teknis mengendalikan teknis konstruksi di lapangan dengan cara


melakukan peninjauan lapangan.
(3) PIHAK PERTAMA selaku penanggung jawab Kegiatan melaksanakan
pemantauan (monitoring) pelaksanaan pekerjaan di lapangan dengan cara
memeriksa laporan buku harian lapangan dan laporan-laporan lain yang
berkaitan serta selalu mengadakan peninjauan ke lapangan disertai
instruksi/pengarahan yang perlu kepada Pengawas Teknis dan Penanggung
Jawab Pelaksana Lapangan.

BAGIAN KEDUA
TEGURAN DAN PERINGATAN

Pasal 14
Dalam rangka pelaksanaan pengendalian terhadap pekerjaan yang dilaksanakan
oleh PIHAK KEDUA sebagaimana dimaksud pada pasal 1 diatas, apabila PIHAK
KEDUA melaksanakan pekerjaan tidak sesuai dengan Dokumen Kontrak beserta
lampirannya serta isi Surat Perjanjian ini serta tidak memenuhi petunjuk-petunjuk
pelaksanaan yang diberikan, maka kepada PIHAK KEDUA akan diberikan Surat
Teguran dan Peringatan sesuai dengan Keppres Nomor : 80 Tahun 2003 beserta
Petunjuk Teknisnya.

BAB V
JANGKA WAKTU PELAKSANAAN

Pasal 15
PIHAK KEDUA di dalam melaksanakan pekerjaan seperti dimaksud pada Pasal 1
ayat (1) diwajibkan menyelesaikan serta menyerahkan seluruh hasil pekerjaan
dalam jangka waktu selama 120 (seratus dua puluh) hari kalender terhitung mulai
tanggal ……………. 2018 sampai dengan …………… 2018.

BAB VI
PENYERAHAN HASIL PEKERJAAN

BAGIAN PERTAMA
BERITA ACARA SERAH TERIMA PEKERJAAN TAHAP PERTAMA

Pasal 16
(1) Apabila pekerjaan sebagaimana dimaksud pada Pasal 1 selesai 100 % yang
dilaksanakan oleh PIHAK KEDUA, maka PIHAK KEDUA diwajibkan
menyerahkan pekerjaan tersebut kepada PIHAK PERTAMA.

(2) Penyerahan hasil pekerjaan dimaksud pada ayat (1) diatas dilaksanakan
dengan Berita Acara Serah Terima Pekerjaan Tahap Pertama yang
ditandatangani oleh PIHAK KEDUA dan PIHAK PERTAMA setelah
dipenuhi apa yang dimaksud pada Pasal 4 ayat (1) dan (2) Surat Perjanjian
ini dan setelah melalui proses Provisional Hand Over (PHO).

BAGIAN KEDUA
MASA PEMELIHARAAN

Pasal 17
(1) PIHAK KEDUA dalam jangka waktu 180 (seratus delapan puluh) Hari
Kalender terhitung sejak tanggal penyerahan pertama seperti tersebut pada
pasal 15 diwajibkan untuk merawat dan memelihara hasil tersebut dan
apabila terdapat kerusakan-kerusakan, maka PIHAK KEDUA diwajibkan
melaksanakan perbaikan dengan biaya menjadi tanggung jawab PIHAK
KEDUA.

(2) Pada masa pemeliharaan ini PIHAK KEDUA wajib untuk mengganti
Jaminan Pelaksanaan dengan Jaminan Pemeliharaan.
BAGIAN KETIGA
BERITA ACARA SERAH TERIMA PEKERJAAN TAHAP KEDUA
DAN JAMINAN KONSTRUKSI

Pasal 18

(1) Setelah jangka waktu masa pemeliharaan sebagaimana dimaksud pada Pasal
16 berakhir, maka PIHAK KEDUA diwajibkan menyerahkan hasil
pekerjaan tersebut kedua kalinya/terakhir kepada PIHAK PERTAMA.

(2) Penyerahan hasil pekerjaan kedua/terakhir dimaksud pada ayat (1) diatas,
dilaksanakan dengan pembuatan Berita Acara Serah Terima Pekerjaan
Tahap Kedua yang ditandatangani oleh PIHAK KEDUA dan PIHAK
PERTAMA setelah memenuhi spesifikasi pekerjaan secara kuantitas dan
kualitas serta setelah melalui proses Final Hand Over (FHO).

(3) Apabila setelah jangka waktu masa Pemeliharaan berakhir PIHAK KEDUA
tidak melaksanakan penyerahan kedua/terakhir kepada PIHAK PERTAMA,
maka PIHAK KEDUA tetap berkewajiban menyelesaikan serah terima
kedua/terakhir.

(4) Setelah PIHAK KEDUA menyerahkan hasil pekerjaan tersebut untuk kedua
kalinya/terakhir kepada PIHAK PERTAMA maka PIHAK KEDUA wajib
menjamin hasil pekerjaan yang dilaksanakan sesuai diatur pada Undang-
Undang Nomor : 18 Tahun 1999 tentang Jasa Konstruksi.

BAB VII
DENDA KARENA KETERLAMBATAN PENYERAHAN

Pasal 19

(1) Apabila PIHAK KEDUA melakukan kelalaian/kesalahan yang


mengakibatkan tidak dapat menyerahkan hasil pekerjaan tepat waktu, maka
terhadap PIHAK KEDUA dikenakan denda sebesar 0,1 % (satu per seribu)
dari harga borongan untuk setiap 1 (satu) hari keterlambatan dan jumlah
maksimal denda sebesar 5 % dari harga borongan.
(2) Pelaksanaan denda sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatas dituangkan
dalam Berita Acara denda yang ditandatangani oleh PIHAK PERTAMA
dan dicantumkan dalam Kwitansi Penagihan.

BAB VIII
KETENTUAN LAIN-LAIN

BAGIAN PERTAMA
SURAT PERJANJIAN TAMBAHAN (ADDENDUM KONTRAK)

Pasal 20

Apabila terjadi perubahan pelaksanaan dari ketentuan awal pada Surat Perjanjian
ini seperti :
(1) Pekerjaan tambahan / pekerjaan kurang.
(2) Perubahan waktu pelaksanaan pekerjaan.
(3) Perubahan cara pembayaran.
Maka akan diatur dalam Surat Perjanjian Tambahan (Addendum Kontrak) yang
merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari Surat Perjanjian ini.
BAGIAN KEDUA
KEADAAN KAHAR (FORCE MAJEUR)

Pasal 21

Apabila terjadi hal-hal diluar kemampuan (Force Majeur) bagi PIHAK


PERTAMA maupun PIHAK KEDUA seperti Bencana Alam, Banjir, Kebakaran,
Gempa Bumi, Angin Topan dan lain sebagainya dengan menyertakan pernyataan
keadaan Kahar (Force Majeur) dari Instansi yang berwenang, maka kerugian atas
pekerjaan yang timbul akibat karenanya akan dimusyawarahkan oleh kedua belah
pihak untuk mencari penyelesaian yang sebaik-baiknya.

BAGIAN KETIGA
TUNTUTAN GANTI RUGI (CLAIM)

Pasal 22

Dalam hal terjadi sebagaimana Pasal 21, maka PIHAK KEDUA tidak dapat
mengajukan tuntutan ganti rugi (claim) kepada PIHAK PERTAMA dengan cara
maupun alasan apapun juga dan tuntutan ganti rugi tidak diarahkan pada kondisi
Kahar (Force Majeur).

BAGIAN KEEMPAT
PERSELISIHAN

Pasal 23

(1) Perjanjian ini dibuat dengan pengertian diantara kedua belah pihak, oleh
karena itu apabila terdapat perselisihan pendapat mengenai pelaksanaan
perjanjian ini akan diselesaikan dengan musyawarah oleh Kedua Belah
Pihak.

(2) Apabila penyelesaian secara musyawarah tidak dapat tercapai, maka segala
akibat yang timbul akan diselesaikan melalui Pengadilan Negeri dan
pelaksanaannya memilih Kantor Pengadilan Negeri Semarang.

BAB IX
KETENTUAN PENUTUP

Pasal 24

(1) Hal-hal yang belum diatur dalam Surat Perjanjian ini akan ditetapkan
kemudian oleh kedua belah pihak dalam Surat Perjanjian Tambahan yang
merupakan bagian yang tidak terpisah dari Surat Perjanjian ini.

(2) Surat Perjanjian ini dapat dibatalkan secara sepihak oleh PIHAK
PERTAMA dengan menyampingkan Pasal 1266 Kitab Undang-Undang
Hukum Perdata apabila :
a. PIHAK KEDUA setelah waktu 14 (empat belas) hari sejak
dikeluarkannya Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK) belum memulai
kegiatan kerja di tempat pekerjaan tanpa alasan yang dapat diterima oleh
PIHAK PERTAMA serta sudah dikeluarkan Surat Teguran dan Surat
Peringatan.
b. PIHAK KEDUA melanggar ketentuan sebagaimana diatur pada pasal 12
Surat Perjanjian ini.
c. PIHAK KEDUA dengan pernyataan tertulis kepada PIHAK PERTAMA
menyatakan tidak sanggup atau tidak dapat menyelesaikan seluruh
pekerjaan.
(3) Surat Perjanjian Pemborongan (Kontrak) ini dibuat 11 (sebelas) rangkap
bermaterai Rp 6.000,- dan masing-masing rangkap mempunyai kekuatan
hukum yang sama.

Demikian Surat Perjanjian Kerja (Kontrak) Pengembangan Pasar Ikan Hias di


Kota Semarang ini dibuat dan ditanda tangani KEDUA BELAH PIHAK.

PIHAK-PIHAK YANG BERJANJI

PIHAK KEDUA PIHAK PERTAMA

PT/CV. ………………………….. Pejabat Pembuat Komitmen


Pembangunan bendung, saluran, bak tandon
dan kolam rakyat di Kecamatan Gunungpati
Tahun Anggaran 2018

……………………………………. Drs. SISWANTO, MM


Direktur NIP. 19610921 198607 1 001

Tembusan Kepada Yth :


1. Walikota Semarang sebagai laporan;
2. Kepala Dinas Perikanan Kota Semarang;
3. Kepala Bappeda Kota Semarang;
4. Kepala DPKD Kota Semarang;
5. Kabag Pembangunan Kota Semarang;
6. Kabag Hukum Kota Semarang;
7. Pertinggal.

Anda mungkin juga menyukai