Anda di halaman 1dari 12

Orchidee

MINGGU, 12 MEI 2013

Makalah Analisis Risiko Lingkungan

MAKALAH HUKUM
LINGKUNGAN
(Mengenai Analisis Risiko Lingkungan)

Oleh
Ria agustari B1A011037
Jelita Sari B1A011000
Trya Faramitha B1A011098
Heru B1A011000

Fakultas Hukum
Universitas Bengkulu
2013

KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kita panjatkan atas kehadiran Tuhan yang maha Esa karena
berkat karunia-Nya lah sehingga kami dapat menyelesaikan tugas hukum
lingkungan ini tepat waktu. Makalah hukum lingkungan yang kami buat ini berkaitan
dengan Analisis Resiko Lingkungan yang tujuannya adalah untuk memenuhi nilai
tugas yang diberikan oleh dosen kami ibu Patricia Ekowati Suryaningsih. S.H.MHum.
Selain itu kami berharap agar makalah yang kami buat ini dapat bermanfaat bagi
pembaca, sehingga dapat menambah wawasan berkaitan dengan analisis resiko
lingkungan
Kami menyadari bahwa tugas yang kami buat ini tidaklah sempurna, oleh
karena itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca yang
sifatnya membangun, sehingga dapat menyempurnakan tugas yang kami buat ini.

Bengkulu, 13 MEI 2013


HormatKami

KELOMPOK 9

DAFTAR ISI
Kata pengantar............................................................................................. i
Daftar isi..................................................................................................... ii
Bab IPENDAHULUAN................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang.......................................................................................1

Bab IIPEMBAHASAN..................................................................................... 4
2.1 Ekologi................................................................................................. 4
2.2 Analisis Risiko Lingkungan...................................................................... 6

Bab IIIPENUTUP.......................................................................................... 11
3.1 Kesimpulan........................................................................................... 11
Daftar Pustaka.............................................................................................. 13

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Undang – Undang tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup ( UUPLH ) dan aturan
pelaksanaannya merupakan instrument yang ada pada pemerintah untuk mewujudkan
kebijaksanaan dibidang lingkungan hidup nasional.[1] Salah satu hal yang penting pada
kebijakan lingkungan adalahberperannya penilaian risiko (risk assement) dan penilaian
manajemen (risk manajemen) dalam mengambil keputusan di bidang
lingkungan.Pemerintah Republik Indonesia juga telah mengeluarkan peraturan
tentang analisis mengenai dampak lingkungan dan pedoman penetapan baku mutu
lingkungan. Pada ketetapan baku mutu lingkungan sudah ditentukan batas yang
aman untuk melindungi kesehatan masyarakat dan lingkungan. Di Indonesia hal
tersebut sudah ada dan sudah dimulai sejak 1982, yaitu dengan dikeluarkannya UU No. 4 Tahun
1982 tentang ketentuan-ketentuan Pokok Pengelelolaan Lingkungan Hidup, kemudian dikeluarkannya
UU No. 23 tahun 1997 tentang Pengolahan lingkungan Hidup dan yang terbaru
sekarang UU No. 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan
Hidup.
Analisis resiko lingkungan diatur dalam Pasal 47 yang berbunyi :
(1) Setiap usaha dan/atau kegiatan yang berpotensi menimbulkan dampak penting
terhadap lingkungan hidup, ancaman terhadap ekosistem dan kehidupan, dan/atau
kesehatan dan keselamatan manusia wajib melakukan analisis risiko lingkungan
hidup.
(2) Analisis risiko lingkungan hidup sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi:
a. pengkajian risiko;
b. pengelolaan risiko; dan/atau
c. komunikasi risiko.
(3) Ketentuan lebih lanjut mengenai analisis risiko lingkungan hidup diatur dalam
Peraturan Pemerintah.[2]
Yang dimaksud dengan "analisis risiko lingkungan" adalah prosedur yang
antara lain digunakan untuk mengkaji pelepasan dan peredaran produk rekayasa
genetik dan pemembersihan (clean up) limbah B3.[3]
Mengenai maksud dari analisis risiko lingkungan ini, dijelaskan dalam
Penjelasan UU No 32 Tahun 2009 Ayat (2) yang berbunyi:
Huruf a
Dalam ketentuan ini "pengkajian risiko" meliputi seluruh proses mulai dari identifikasi
bahaya, penaksiran besarnya konsekuensi atau akibat, dan penaksiran
kemungkinan munculnya dampak yang tidak diinginkan, baik terhadap keamanan
dan kesehatan manusia maupun lingkungan hidup.
Huruf b
Dalam ketentuan ini "pengelolaan risiko" meliputi evaluasi risiko atau seleksi risiko
yang memerlukan pengelolaan, identifikasi pilihan pengelolaan risiko, pemilihan
tindakan untuk pengelolaan, dan pengimplementasian tindakan yang dipilih.
Huruf c
Yang dimaksud dengan "komunikasi risiko" adalah proses interaktif dari pertukaran
informasi dan pendapat di antara individu, kelompok, dan institusi yang berkenaan
dengan risiko.
Penerapan pasal 47 UU No. 32 Tahun 2009 ini biasanya diterapkan dalam industry
– industry pabrik kimia yang menggunakan bahan beracun, alat angkut bahan berbahaya
seperti LNG, gas yang berpotensi meledak, radioaktif, dll, kemudian Industri Pembangkit
Listrik Tenaga Nuklir bahkan juga wajib dipenuhi oleh kegiatan atau usaha yang bergerak
dibidang rekayasa genetika yang menghasilkan produk rekayasa genetika karena pada
prinsipnya seluruh usaha atau kegiatan itu memiliki risiko, termasuk kegiatan rekayasa
genetika. Oleh karena itu, Produk Rekayasa Genetik yang hendak diedarkan atau dilepas ke
lingkungan harus mendapatkan sertifikat keamanan hayati terlebih dahulu, dari instasi yang
berwewenang.
Risiko merupakan perkiraan kemungkinan terjadinya konsekuensi kepada manusia
atau lingkungan. Risiko yang terjadi kepada manusia disebut sebagai risiko kesehatan,
sedangkan risiko yang terjadi kepada lingkungan disebut sebagai risiko ekologi.
Risiko lingkungan ( ekologi ) merupakan risiko terhadap kesehatan manusia
yang disebabkan oleh karena faktor lingkungan, baik lingkungan fisik, hayati, maupun
social ekonomi- budaya. Secara umum dapat dikatakan bahwa risiko lingkungan merupakan suatu
faktor atau proses dalam lingkungan yang mempunyai kemungkinan (probability) tertentu untuk
menyebabkan konsekuensi yang merugikan manusia dan lingkungannya. Berdasarkan penjelasan
tersebut risiko lingkungan mengandung unsur yang tidak pasti, kemungkinan terjadinya dapat tinggi
atau rendah dan tidak dapat dikatakan pasti terjadi.
Resiko lingkungan memperkirakan resiko terhadap organisme, sistem, atau populasi (
sub ) dengan segala ketidakpastian yang menyertainya, setelah terpapar oleh agen tertentu,
dengan memperhatikan karakteristik agen dan sasaran yang spesifik. Menekankan proses
keseimbangan antara biaya yang dikeluarkan untuk mengurangi risiko lingkungan dengan
keuntungan yang diperoleh dari berkurangnya risiko lingkungan tersebut. Jadi intinya
Analisis risiko lingkungan adalah proses prediksi kemungkinan dampak negatif yang terjadi
terhadap lingkungan sebagai akibat dari kegiatan tertentu.
Penggunaan Analisis Resiko Lingkungan ini, akan mempermudah pihak managemen
kegiatan atau usaha dalam pengelolaan audit atau evaluasi yang menjadi patokan dalam
penilaian ketaatan suatu usaha atau kegiatan.

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Ekologi
Kata ekologi berasal dari bahasa Yunani, oikos berarti rumah atau ilmu tentang
makhluk hidup dan tempat hidupnya. logos artinya ilmu. Ekologi berarti ilmu pengetahuan
rumahnya atau ilmu tentang rumah tangga makhluk hidup, ilmu yang mengkaji tentang
hubungan antara organisme dan lingkungannya mempelajari hubungan antara tumbuhan,
binatang dan manusia dengan lingkungan hidupnya, bagaimana kehidupannya dan mengapa
mereka ada di situ.[4] jadi ekologi adalah pengkajian hubungan organisme-organisme atau
kelompok organisme terhadap lingkungannya yang ada dan yang terjadi di alam tanpa unsur
percobaan.
Menurut Odum dan Cox (1971), ekologi adalah suatu studi yang mempelajari struktur
dan fungsi ekosistem atau alam dimana manusia adalah bagian dari alam. Struktur
mencirikan keadaan sistem tersebut. Fungsi menggambarkan hubungan sebab
akibatnya.[5] Jadi pokok utama ekologi adalah ilmu dasar yang berkaitan dengan berbagai
ilmu pengetahuan yang relevan dengan kehidupan (peradaban).
Ekologi merupakan disiplin ilmu baru dari biologi yang merupakan mata rantai fisik
dan proses biologi serta bentuk-bentuk yang menjembatani antara ilmu alam dan ilmu
sosial Hubungan Ekologi dengan Ilmu LainEkologi dan ekonomi mempunyai banyak
persamaan dan perbedaan.[6]Dalam ekologi, yang dipakai dalam transaksi adalah materi,
energi dan informasi. Manusia tidak cukup memperhatikan materi, energi dan sudut
kepentingan manusia. Dalam kehidupan modern, arus uang-lah yang lebih penting, tetapi
bukan satu-satunya masukan untuk mengambil keputusan dalam permasalahan LH. Faktor
lainnya adalah ekonomi, teknologi, politik, dan sosial budaya.
Ekologi adalah salah satu komponen dalam sistem pengelolaan lingkungan hidup
yang harus ditinjau bersama dengan komponen lain untuk mendapatkan keputusan yang
seimbang. Dalam hal ini, ekologilah yang menjadi titik pusat perhatian.
Ekosistem adalah suatu sistem ekologi yang terbentuk oleh hubungan timbal-balik
antara makhluk hidup dengan lingkungannya; terbentuk oleh komponen hidup dan tak hidup
di suatu tempat yang berinteraksi membentuk suatu kesatuan yang teratur. Unsur-unsur dalam
ekosistem tidak secara tersendiri, terintegrasi sebagai komponen yang berkaitan dalam suatu
kesatuan. Pendekatan ekositem/holistik, hubungan fungsional antara komponen yang
mengikat dalam kesatuan yang teratur.[7]
Suatu ekosistem diatur dan dikendalikan secara alamiah. Mempunyai daya
kemampuan yang optimal dalam keadaan berimbang. Terdapat interaksi antara seluruh unsur-
unsur lingkungan yang saling mempengaruhi dan bersifat timbal-balik. Interaksi terjadi
antara : komponen2 biotis dgn abiotis sesama komponen biotis sesama komponen abiotis.
Setiap ekositem tergantung dan dapat dipengaruhi oleh faktor-faktor tempat, waktu dan
masing-masing perbedaan dari ekositem itu sendiri sebagai pencerminan sifat-sifat yang
khas. Keterkaitan dan ketergantungan dalam ekosistem dapat dipelajari dalam :
 Siklus / daur hidrologi
 Siklus mineral / biogeokimia
 Aliran energi
 Rantai dan jaring makanan Makhluk hidup dan lingkungannya.

Kelentingan merupakan sifat suatu ekosistem yang memungkinkannya kembali


kepada stabilitas/keseimbangan semula, bahkan untuk menyerap dan memanfaatkan
gangguan yang menimbulkan dinamika / perubahan kecil. Sifat ini menunjukkan kemampuan
suatu sistem untuk pulih setelah ia terkena gangguan.
 Daya Dukung Lingkungan
Batas teratas dari pertumbuhan suatu populasi diatas mana jumlah populasi itu tidak
lagi dapat didukung oleh sarana, sumber daya dan lingkungan yang ada. Jumlah individu
yang dapat didukung oleh suatu habitat
 Peranan Vegetasi Dalam Ekosistem
Sebagai perubah terbesar dari lingkungan, berfungsi sebagai perlindungan yang dapat
mengurangi radiasi matahari, mengurangi temperatur ekstrim, dll. Sebagai sumber hara
mineral. Sebagai pengikat energi untuk ekosistem.
 Pengelolaan Lingkungan
Usaha secara sadar untuk memelihara dan atau memperbaiki mutu lingkungan agar
kebutuhan dasar terpenuhi. Kelenturan dalam pengelolaan lingkungan tidak memberikan
akomodasi/tempat pada adaptasi yang buruk/tidak sehat . Bersifat lentur, untuk mendapatkan
mutu lingkungan yang baik memperbesar manfaat lingkungan dan atau memperkecil risiko
lingkungan.

2.2 Analisis Resiko Lingkungan (ARL)


Risiko merupakan perkiraan kemungkinan terjadinya konsekuensi kepada manusia
atau lingkungan. Risiko yang terjadi kepada manusia disebut sebagai risiko kesehatan,
sedangkan risiko yang terjadi kepada lingkungan disebut sebagai risiko ekologi.
Analisis Risiko Lingkungan ( ARL ) adalah proses memperkirakan resiko pada
organisme, sistem, atau populasi ( sub ) dengan segala ketidakpastian yang menyertainya,
setelah terpapar oleh agen tertentu, dengan memperhatikan karakteristik agen dan sasaran
yang spesifik. Menekankan proses keseimbangan antara biaya yang dikeluarkan untuk
mengurangi risiko lingkungan dengan keuntungan yang diperoleh dari berkurangnya risiko
lingkungan tersebut. Jadi intinya Analisis risiko lingkungan adalah proses prediksi
kemungkinan dampak negatif yang terjadi terhadap lingkungan sebagai akibat dari kegiatan
tertentu.
Beragam permasalahan dalam lingkup sistem sosial, proses sosial,dan relasi sosial
telah memunculkan tiga macam risiko ekologis, yaitu:
1. Risiko fisik-ekologis (physical-ecological risk), yaitu aneka risiko kerusakan fisik pada
manusia dan lingkungannya;
2. Risiko mental (mental risk), yaitu aneka risiko kerusakan mental akibat perlakuan
buruk pada tatanan psikis;
3. Risiko sosial (social risk), yaitu aneka risiko yang menggiring pada rusaknya bangunan dan
lingkungan sosial (eco-social).
Resiko fisik-ekologis berupa kerusakan arsitektur homo humanus dan oikos, yang
dapat disebabkan oleh proses alam (seperti gempa, tsunami, letusan gunung) atau yang
diakibatkan oleh kegiatan manusia (man made risks). Banjir bandang merupakan kejadian
yang paling sering menimbulkan kerusakan fisik-ekologis. Aneka risiko biologis yang
diproduksi melalui aneka makanan, sayuran, hewan ternak, buah-buahan yang menciptakan
aneka penyakit kanker, tumor ganas, syaraf, kulit disebabkan oleh intervensi proses artifisial-
kimiawi terhadap proses alam yang melampaui batas. Misalnya, risiko akibat penggunaan zat
kimia dalam proses reproduksi hewan atau tanaman, atau zat kimia (seperti formalin dan
boraks) pada makananhyper-artificiality.
Risiko mental berupa hancurnya bangunan psyche, berupa perkembangan aneka
bentuk abnormalitas, penyimpangan (deviance) atau kerusakan psikis lainnya, baik yang
disebabkan faktor eksternal maupun internal. Pembiaran berbagai bentuk kelainan psikis
(seksual, kekerasan, kriminalitas) dengan membiarkan berbagai risikonya telah menciptakan
manusia-manusia yang kehilangan rasa kemanusiaannya sendiri, yaitu manusia yang tanpa
perasaan, rasa malu, empati, simpati dan tanggung jawab. Kerusakan parah ekosistem mental
disebabkan pembiaran aneka risiko mental dari berbagai tindakan sosial, misalnya pembiaran
kekerasan, korupsi, seks bebas dalam waktu yang lama inhuman condition.
Risiko sosial berupa kerusakan bangunan sosial, sebagai akibat dari faktor-faktor
eksternal kondisi alam, teknologi, industri. Resiko fisik kecelakaan (lalu lintas jalan, pesawat
terbang, kecelakaan laut), bencana (banjir, longsor, kebakaran hutan, kekeringan)
menciptakan pula secara bersamaan risiko sosial, berupa tumbuhnya aneka penyakit sosial
ketakpedulian, ketakacuhan, indisipliner, fatalitas, selfishness, egoisme dan immoralitas.
Risiko sosial paling besar sebagai akibat dari berbagai risiko fisik lainnya adalah mulai
terkikisnya rasa sosial itu sendiri, yang menciptakan masyarakat tanpa rasa, kepekaan,
kebersamaan dan tanggung jawab sosial asocial
Tiga macam risiko ekologis tersebut di atas menciptakan sebuah kondisi ruang
kehidupan yang sarat ancaman, ketakutan, dan paranoia. Kondisi sarat risiko ini tidak dapat
dibiarkan terus membiak dan berlipat ganda secara eksponensial, yang dapat menggiring pada
kerusakan total fisik, mental dan sosial. Tidak saja diperlukan pikiran-pikiran reflexive dalam
mengantisipasi, mengurangi atau mengatasi dampak-dampak risiko, tetapi juga diperlukan
renungan-renungan reflective melalui sentuhan halus kemanusiaan dalam mencari
pemecahan-pemecahan lebih fundamental di balik aneka risiko yang dihadapi masyarakat,
maka dari ini diperlukan analisis lingkungan untuk menncegah atau mengurangi kerusakan
lingkungan yang memang wajib kita jaga keberadaan dan keberlangsungannya untuk penerus
bangsa selanjutnya.
adapun tahapan tahapannya yaitu :
 Tahapan Analisis Resiko lingkungan
1. Tentukan batasan studi atau analisis
2. Tentukan area yang ingin diperdalam dan informasi yang ingin di dapat
3. Lakukan uji dampak lingkungan berdasarkan informasi data dan pengkategorian data yang
telah dikumpulkan
4. Evaluasi informasi yang diperoleh dari uji data, dengan melakukan uji aspek dan dampak
lingkungan lingkungan. Indentifikasi dari kegiatan pada masa lalu, masa kini dan masa yang
akan datang memiliki potensi memiliki dampak negatif terhadap lingkungan.

 Ada 4 langkah dalam menentukan aspek dan dampak lingkungan, yaitu :


1. Identifikasi secara menyeluruh aktifitas dari suatu kegiatan dengan menggunakan diagra alir
atau table
2. Identifikasi aspek lingkungan dari kegiatan yang dilakukan sebanyak-banyaknya
3. Identifikasi dampak yang ditimbulkan berdasarkan aspek-aspek yang telah dibuat
4. Evaluasi dampak yang signifikan[8]
Proses evalusi dapat dilakuakan dengan mengkombinasikan opini pribadi dengan
matrik evaluasi resiko. Matrik evaluasi resiko dapat dilakukan dengan analisis kulitatif dan
kuatitatif.

 Analisis kualitatif : menggolongkan tingkat resiko berdasarkan hirarki probabilitas


risiko dan tingkat risiko akibat dampat.
 Analisis semi kuatitatif : konsepnya sama dengan yang kualitatif, tapi memakai
angka untuk menentukan tingkat potensial risiko. tujuan untuk mempermudah
memberikan detail tingkat resiko untuk lebih mempermudah dalam menentukan
prioritas masalah.
 Analisa kuantitatif : Menggunakan angka dan perhitungan matematis dalam
menentukan tingkat risiko. Data dapat diperoleh dari : Data base, pengalaman
sebelumnya, eksperimen, literature, pemodelan.

 Cara Menganalisis Risiko Lingkungan


1. Analisis Risiko Lingkungan Pemukiman
 Pemukiman adalah bagian dari lingkungan hidup diluar hutan lindung, dapat berupa
perkotaan atau perdesaan. Berfungsi untuk tempat tinggal atau hunian tempat
melaksanakan kegiatan perikehidupan dang penghidupan.
 Perumahan adalah kelompok rumah yang berfungsi sebagai tempat tinggal atau
hunian yang dilengapi dengan prasarana lingkungan yaitu kelengkapan dasar
lingkungan fisik dan sarana lingkungan yaitu fasililitas penunjang yang mendukung
penyelenggaraan dan pengembangan kehidupan.
 Persyaratan kesehatan lingkungan perumahan dan lingkungan pemukiman adalah
ketentuan teknis yang wajib dipenuhi dalam rangka melindungi penghuni atau
masayrakat yang bermukim dan /atau masyarakat sekitar dari bahaya dan ganguan
kesehatan.
ARL perumahan dan pemukiman dapat dialakukan berdasarkan Persyaratan
kesehatan pemukimannya Yang umum di analisa yaitu, berdasarkan Kepmenkes no
829/Menkes/SK/VII/1999 antara lain :

 Lokasi

 Kualitas Udara

 Kebisingan dan Getaran

 Kualitas tanah daerah pemukiman dan Perumahan


 Prasarana dan sarana Lingkungan

 Vektor Penyakit

 Penghijauan

2. Analisis Risiko Lingkungan Perusahaan

ARL di perusahaan dilakukan pada proses dan kegiatan perusahaan yang


berisiko menimbulkan bahaya bagi lingkungan perusahaan dan lingkugan sekitarnya.
Dapat dilakuakn dengan menggunakan diagram alir ataupun audit lingkungan.
 Fungsi Audit Lingkungan :
 Merupakan dokumen suatu usaha atau kegiatan tentang pelaksanaan pengelolaan,
pemantauan, pelaporan atau rencana perubahan peratuaran dan proses internal
perusahaan
 Alat untuk melakukan identifikasi masalah lingkungan internal
 Alat untuk melakukan evaluasi kenerja organisasi dan divisi lingkungan
 Manfaat Audit Lingkungan intinya :
 untuk mengindentifikasi masalah lingkungan
 menghindari sanksi karena kesalahan prosedur pengelolaan
 menghindari kerugian materi
 Mengindentifikasi potensi penghematan biaya
 Sebagai dokumen perushaan[9]
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Analiss resiko lingkungan merupakan kegiatan untuk mengkaji perkiraan kemungkinan
terjadinya konsekuensi kepada manusia atau lingkungan. Dimana resiko tersebut terbagi
menjadi dua, yakni Risiko yang terjadi kepada manusia disebut sebagai risiko kesehatan,
sedangkan risiko yang terjadi kepada lingkungan disebut sebagai risiko ekologi. Ekologi
merupakan cabang dari ilmu biologi, dimana Ekologi adalah salah satu komponen dalam
sistem pengelolaan lingkungan hidup yang harus ditinjau bersama dengan komponen lain
untuk mendapatkan keputusan yang seimbang. Jd dalam hal ini, Ekologilah yang menjadi
titik pusat perhatian.
Analisis Resiko Lingkungan (ARl) adalah proses prediksi kemungkinan dampak negatif
yang terjadi terhadap lingkungan sebagai akibat dari kegiatan tertentu. Analisis resiko
lingkungan (ARI) diatur dalam UU No. 32 Tahun 2009. Dengan melakukam Analisis resiko
lingkunngan (ARL) diharapkan piihak manajemen akan lebih mudah untuk melakukan
pengelolaan lingkungannya dan akan sangat bermanfaat dalam audit lingkungan. Penerapan
dari ARI ini sendiri diperuntukkan kepada industri-industri yang banyak menggunakan
bahan-bahan kimia yag beracun.
Dalam hal yang berkaitan dengan aspek sosial, terdapat tiga macam risiko ekologis
yang dimnuculkan dari hal tersebut, yakni :
1. Risiko fisik-ekologis (physical-ecological risk), yaitu aneka risiko
kerusakan fisik pada manusia dan lingkungannya;
2. Risiko mental (mental risk), yaitu aneka risiko kerusakan mental akibat perlakuan buruk pada
tatanan psikis;
3. Risiko sosial (social risk), yaitu aneka risiko yang menggiring pada rusaknya bangunan dan
lingkungan sosial (eco-social).
Tiga macam resioko yng dirtimbulkan diatas, dapat menimblkan suatu keadaan yang tidAK
Baik, dimana resiko tersebut dapat enimbulkan keadaan yang berupa ketakutan, ancaman,
paranoia,. Keadaan seperti ini tidak dapat dibiarkan terus-menerus, untuk itu diperlukan
adanya upaya analisis lingkungan untuk menncegah atau mengurangi kerusakan lingkungan
yang memang wajib kita jaga keberadaan dan keberlangsungannya untuk penerus bangsa
selanjutnya adabun tahapan tahapannya yaitu :
 Tahapan Analisis Resiko lingkungan
 Melakukan Proses evalusi dapat dilakuakan dengan mengkombinasikan opini pribadi dengan
matrik evaluasi resiko. Matrik evaluasi resiko dapat dilakukan dengan analisis kulitatif dan
kuatitatif.
 Analisis Risiko Lingkungan Pemukiman
 Analisis Risiko Lingkungan Perusahaan

Ditambah lagi dengan maraknya kasus pengrusakan Lingkungan Hidup yang terjadi di
Indonesia, telah manyadarkan kita akan pentingnya menjaga Lingkungan Hidup. dengan
adanya Analisis resiko Lingkungan ini diharapkan dapat menjadi upaya untuk mendapatkan
lingkungkkungan yang lebih baik lagi, baik kini, maupun yang akan datang.

DAFTAR PUSTAKA

Tim pengasuh hukum lingkungan, 2004, Bahan ajar Hukum Lingkungan


Undang – Undang No.32 Tahun 2009 Tentang Perlindungan dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup
http://geoenviron.blogspot.com/2011/12/analisis-dampak-lingkungan-dan-
analisis.html
http://geoenviron.blogspot.com/2011/12/analisis-dampak-lingkungan-dan-analisis.html
http://id.wikipedia.org/wiki/Ekologi
http://id.wikipedia.org/wiki/Ekologi
http://id.wikipedia.org/wiki/Ekosistem

[1] Tim pengasuh hukum lingkungan, 2004, Bahan ajar Hukum Lingkungan, hlm 17

[2] Undang – Undang No.32 Tahun 2009 Tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan
Hidup
[3] Penjelasan UU No 32 Tahun 2009 Pasal 47 ayat 1
[4] http://id.wikipedia.org/wiki/Ekologi Diakses 8 Mei 2013 Pukul 19.00 WIB
[5]http://geoenviron.blogspot.com/2011/12/analisis-dampak-lingkungan-dan-
analisis.html Diakses 8 Mei 2013 Pukul 19.00 WIB

[6] http://id.wikipedia.org/wiki/Ekologi Diakses 8 Mei 2013 Pukul 19.00 WIB


[7] http://id.wikipedia.org/wiki/Ekosistem Diakses 8 Mei 2013 Pukul 19.00 WIB
[8] http://geoenviron.blogspot.com/2011/12/analisis-dampak-lingkungan-dan-
analisis.html Diakses 9 Mei 2013 Pukul 19.00 WIB
[9] http://geoenviron.blogspot.com/2011/12/analisis-dampak-lingkungan-dan-
analisis.html Diakses 11 Mei 2013 Pukul 16.00 WIB

Diposting oleh tryafaramitha di 06.58

Reaksi:
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke Pinterest

2 komentar:

1.

Eko Budiono3 Desember 2014 01.18

Thanks sangat bermanfaat


Balas

2.

streaming tv9 Juni 2015 09.36

sepertinya mudah dan lebih keren. Thanks infonya Gan.. salam dari TV Streaming
TV Online
Balas
Tambahkan komentar

Posting Lebih BaruPosting LamaBeranda


Langganan: Posting Komentar (Atom)
ARSIP BLOG

)
er (1)
er (3)
er (6)

wadataprint.com/
N JUAL BELI MOBIL TOYOTA AVANZA 1300 E
Teki Silang )
alisis Risiko Lingkungan

PH
warganegaraan ( Filsafat Hukum )
Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu)

Tema Jendela Gambar. Gambar tema oleh fpm. Diberdayakan oleh Blogger.

Anda mungkin juga menyukai