1. PENDAHULUAN
1
Gambar 1. Peta lokasi daerah penelitian
2. KAJIAN PUSTAKA
2
diterobos oleh sill, retas, dan stock batuan beku yang tersusun atas basal,
trakit serta diorit. Pada Miosen Awal terjadi aktivitas magma tipe calc alcaline
yang berasosiasi dengan Formasi Tonasa.
Stratigrafi regional daerah Barru cukup kompleks bila dihubungkan
dengan stratigrafi Indonesia, utamanya obduksi keterdapatan batuan kerak
samudera ofiolit ultramafik dan aktifitas tektonik yang sangat kuat pada
Mezosoikum, Paleogen Awal serta Neogen Akhir.
Beberapa pedoman analisis data SEM EDX yaitu pada tekstur
permukaan batuan. Analisis tekstur permukaan didasarkan pada perbedaan
kristalisasi maupun kesan aliran. Perubahan pada kristal utama umumnya
dicirikan oleh tekstur pararel ridges, pararel groves, scratches. Perubahan
yang masih menujukkan kelenturan kristal termasuk dalam tekstur :
scratcher, fractures, percusion marks terbentuk pada kelenturan perubahan
kristal.
3. METODE PENELITIAN
3
Melakukan pengamatan terhadap singkapan batuan ultramafik dan dasit
dan menentukan titik pengambilan sampel. Pengambilan sampel dilakukan
pada singkapan batuan ultramafik segar, ultramafik alterasi, batuan dasit
segar dan batuan dasi alterasi.
3.3 Analisis laboratorium dan Interpretasi
Sampel yang diperoleh dari analisis SEM EDX, selanjutnya dilakukan
pengamatan tekstur dan struktur yang dilanjutkan dengan pengolahan data
laboratorium.
4
Kenampakan permukaan batuan dasit segar menunjukkan efek
tumbukan yang menimbulkan fractures yang diikuti oleh sebaran Mg dan Si.
Kondisi ini umumnya terjadi apabila akumulasi Si dan K belum terurai serta
kondisi massa dasar tidak beraturan. Tekstur fractures terisi oleh kristal bebas
silika yang dapat diikuti oleh plagioklas (Gambar 4a). Gambaran dasit alterasi
menunjukkan perubahan yang terjadi dengan terurainya akumulasi Si dan K,
disertai sebaran Mg pada fractures (Gambar 4b). Ciri tekstur dan sifat kimia
diindikasikan sebagai kejadian perubahan kristalisasi relatif cepat.
C 5 D
Gambar 4. Tekstur permukaan (a) Dasit segar (SEM HV 10.0kV,282
μm, 450x) (b) Dasit alterasi (SEM HV 10.0kV,126 μm,
1.01kx)
Komposisi kimia batuan dasit relatif tinggi, yaitu SiO 2 (± 56%), Al2O3
(± 20,51%) dan Na2O (± 6,98%). Komposisi kimia ini, diinterpretasikan bagian
oceanic crust yang mengalami tumbukan (collosion).
5. SIMPULAN
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kontak batuan dasit dan
ultramafik membentuk tekstur fractures, pararel dan kristalisasi Si, Mg.
Tekstur fractures, pararel dan struktur mikroskopis merupakan rekaman
aktifitas tumbukan dan erat kaitannya dengan tektonisme ofiolit. Keberadaan
logam Fe, Cu merupakan gambaran peraliminous FeO vs SiO 2 vs MgO
pada oceanic magma.
DAFTAR PUSTAKA
6
Sukamto R, 1982, Peta Geologi Regional Lembar Pangkajene dan
Watampone Bagian Barat Sulawesi,Pusat Penelitian Geologi Bandung