Anda di halaman 1dari 7

ANALISIS GEOKIMIA LOGAM Cu, Fe PADA BATUAN DASIT

KABUPATEN BARRU SULAWESI SELATAN

1. PENDAHULUAN

Batuan ultramafik di Kabupaten Barru termasuk East Ophiolite


Sulawesi dan tersingkap pada kondisi geologi melange, sedimen flysch dan
intrusi. Peta geologi regional Lembar Pangkajene dan Watampone Bagian
Barat Sulawesi (Sukamto, 1982), menunjukkan bahwa batuan ultramafik
mengalami kontak dengan batuan yang berbeda. Pada bagian utara daerah
penelitian, dijumpai batuan ultramafik tersingkap dengan batugamping
(Formasi Tonasa), ke arah barat kontak dengan batuan gunung api (Formasi
Camba) dan arah selatan menerus ke timur kontak dengan batugamping
(Formasi Tonasa).
Kenampakan lapangan menunjukkan bahwa pada bagian baratdaya
batuan ultramafik juga mengalami kontak dengan batuan intrusi dasit.
Meskipun sebaran kontak dasit relatif kecil, namun keterdapatan xenolith
batuan ultramafik merupakan petunjuk dalam berbagai penelitian, baik dari
analisis petrografis, geokimia maupun struktur geologi.
Penelitian dilakukan di Daerah Songkowe Kabupaten Barru Provinsi
Sulawesi Selatan (Gambar 1), dan bertujuan menganalis keterdapatan intrusi
dasit terhadap batuan ulramafik. Selain itu penelitian ini diharapkan dapat
menunjang analisis lanjutan, utamanya intrusi dasit dan keterdapatan
sumberdaya mineral logam.

1
Gambar 1. Peta lokasi daerah penelitian

2. KAJIAN PUSTAKA

Bagian selatan Daerah Barru tersingkap batuan ultrabasa, sekis


berumur 111 juta tahun batuan ultrabasa yang menunjukkan peristiwa
tektonik zaman Kapur. Kedua jenis batuan ini termasuk batuan tertua yang
mengalami kontak sesar dan ketidakselarasan dengan batuan sekitarnya
(Sukamto, 1982).
Diatas batuan tertua ini diendapkan ketidak selarasan batuan rijang
radiolaria kemudian tidak selaras batuan gunung api yang menindihnya dan
sedimen endapan darat. Secara berangsur terjadi pengendapan batuan
karbonat Formasi Tonasa pada Eosen Awal hingga ke Miosen Tengah.
Formasi Tonasa menindih tidak selaras dengan Formasi camba, dan

2
diterobos oleh sill, retas, dan stock batuan beku yang tersusun atas basal,
trakit serta diorit. Pada Miosen Awal terjadi aktivitas magma tipe calc alcaline
yang berasosiasi dengan Formasi Tonasa.
Stratigrafi regional daerah Barru cukup kompleks bila dihubungkan
dengan stratigrafi Indonesia, utamanya obduksi keterdapatan batuan kerak
samudera ofiolit ultramafik dan aktifitas tektonik yang sangat kuat pada
Mezosoikum, Paleogen Awal serta Neogen Akhir.
Beberapa pedoman analisis data SEM EDX yaitu pada tekstur
permukaan batuan. Analisis tekstur permukaan didasarkan pada perbedaan
kristalisasi maupun kesan aliran. Perubahan pada kristal utama umumnya
dicirikan oleh tekstur pararel ridges, pararel groves, scratches. Perubahan
yang masih menujukkan kelenturan kristal termasuk dalam tekstur :
scratcher, fractures, percusion marks terbentuk pada kelenturan perubahan
kristal.

3. METODE PENELITIAN

Penelitian dilakukan dengan beberapa kegiatan, yaitu : kaian pustaka,


pengamatan lapangan, pengambilan sampel, analisis laboratorium dan
Interpretasi data.
3.1 Kajian Pustaka
Langkah awal kajian pustaka pada Peta geologi regional Lembar
Pangkajene dan Watampone Bagian Barat Sulawesi (Sukamto, 1982),
penelitian ofiolit serta hubungannya dengan batuan dasit.
3.2 Kegiatan Lapangan

3
Melakukan pengamatan terhadap singkapan batuan ultramafik dan dasit
dan menentukan titik pengambilan sampel. Pengambilan sampel dilakukan
pada singkapan batuan ultramafik segar, ultramafik alterasi, batuan dasit
segar dan batuan dasi alterasi.
3.3 Analisis laboratorium dan Interpretasi
Sampel yang diperoleh dari analisis SEM EDX, selanjutnya dilakukan
pengamatan tekstur dan struktur yang dilanjutkan dengan pengolahan data
laboratorium.

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

Gambar 2a, 2b merupakan gambaran SEM pada batuan ultramafik


peridotit menunjukkan terdapat perubahan struktur kristal dan tekstur.
Struktur berlapis diidentifikasi sebagai terbentuknya mineral metamorf oleh
perubahan metamorfisme yang diikuti oleh tekstur scratcher silika. Proses ini
dicirikan oleh silika yang membatasi ubahan yang terjadi pada mineral
metamorf. Selanjutnya terjadi perubahan tekstur pararel dan fractures yang
berbentuk tidak beraturan. Kondisi ini menghasilkan Mg mengisi rongga
sehingga terjadi perubahan matriks dan kristal Si dan membentuk geometri
tangga. Fenomena tesktur dan struktur pada gambar 2a dan 2 b, merupakan
ciri efek tumbukan yang menimbulkan kerusakan masa dasar kristal dan
terjadi pada periode aktifitas batuan ultrabasa.

Gambar 3, menunjukkan kondisi permukaan kristalisasi teratur Si,


bukaan fractures yang menimbulkan rongga Mg dan jejak metamorfisme
pada tekstur pararel. Berdasarkan sistem kristalisasi silika, diindikasikan
bahwa kontak batuan dasit dan ultramafik, relatif kuat dipengaruhi oleh
batuan ultramafik yang mengalami metamorfisme.

4
Kenampakan permukaan batuan dasit segar menunjukkan efek
tumbukan yang menimbulkan fractures yang diikuti oleh sebaran Mg dan Si.
Kondisi ini umumnya terjadi apabila akumulasi Si dan K belum terurai serta
kondisi massa dasar tidak beraturan. Tekstur fractures terisi oleh kristal bebas
silika yang dapat diikuti oleh plagioklas (Gambar 4a). Gambaran dasit alterasi
menunjukkan perubahan yang terjadi dengan terurainya akumulasi Si dan K,
disertai sebaran Mg pada fractures (Gambar 4b). Ciri tekstur dan sifat kimia
diindikasikan sebagai kejadian perubahan kristalisasi relatif cepat.

Gambar 3. Kristalisasi silika dan tekstur pararel pada kontak batuan


dasi dan ultramafik (SEM HV 10.0kV,152 μm, 835x)

C 5 D
Gambar 4. Tekstur permukaan (a) Dasit segar (SEM HV 10.0kV,282
μm, 450x) (b) Dasit alterasi (SEM HV 10.0kV,126 μm,
1.01kx)

Komposisi kimia batuan dasit relatif tinggi, yaitu SiO 2 (± 56%), Al2O3
(± 20,51%) dan Na2O (± 6,98%). Komposisi kimia ini, diinterpretasikan bagian
oceanic crust yang mengalami tumbukan (collosion).

5. SIMPULAN
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kontak batuan dasit dan
ultramafik membentuk tekstur fractures, pararel dan kristalisasi Si, Mg.
Tekstur fractures, pararel dan struktur mikroskopis merupakan rekaman
aktifitas tumbukan dan erat kaitannya dengan tektonisme ofiolit. Keberadaan
logam Fe, Cu merupakan gambaran peraliminous FeO vs SiO 2 vs MgO
pada oceanic magma.
DAFTAR PUSTAKA

Balaram V,Singh SP,Satyanarayan M,Anjalah KV, 2013,Platinum group


elements geochemistry of ultramafic and associated rocks from Pindar
in Madarawa Igneous Complex, Bundelkhand massif, Central India,
J.Earth Syst.Sci.122,Indoan Academy of Sciences.

Elburg MA,Leeuwen TV,Foden J, Muhardjo, 2002, Origin of Geochemical


Variability Arc-Continent Collision in the Biru Area,Southern Sulawesi
(Indonesia), J.Petrology,43.no.4.Academic Research Library.

Eyuboglu Y,Santosh M,Yi K, Bektas O, Kwon S, 2012, Discovery of Miocene


adakitic dacite from the eastern Pontides Belt (NE Turkey) and a revised
geodynamic model for the late Cenozoic evolution of the Eastern
Mediterranean region, Lithos 146-147,Elsevier.

6
Sukamto R, 1982, Peta Geologi Regional Lembar Pangkajene dan
Watampone Bagian Barat Sulawesi,Pusat Penelitian Geologi Bandung

Anda mungkin juga menyukai