Anda di halaman 1dari 22

TUGAS UAS MATA KULIAH

ILMU KEPOLISIAN dan PERSPEKTIF

IMPLEMENTASI TEKNOLOGI INFORMASI PADA TUGAS DAN


FUNGSI POLRI SERTA HASIL PENELITIAN TERDAHULU
YANG BERKAITAN DENGAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN
KEPOLISIAN

EKO BUDIMAN, S.I.K.


NO MHS : 2017226005

MAGISTER ILMU KEPOLISIAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KEPOLISIAN

JAKARTA

2017
0
BAB I
PENDAHULUAN

I.1. Latar belakang

Pada era digital saat ini, dimana pemanfaatan sistem informasi dan teknologi informasi
pada berbagai sendi kehidupan menjadi bagian yang amat vital dan tidak terpisahkan dan
menjadi sebuah kebutuhan masyarakat. Penerapan sistem informasi dan teknologi informasi pada
berbagai sektor pelayanan publik dan lembaga negara bukan lagi dipandang sebagai sebuah
pemborosan anggaran, namun sudah menjadi sebuah kebutuhan dan sebuah investasi bagi
lembaga negara untuk mendukung tugas dan fungsinya dalam memberikan pelayanan dan
perlindungan kepada masyarakat yang menjadi konsumen dan pelanggan aplikasi atau program
tersebut.

Polri sebagai salah satu lembaga negara dan institusi birokrasi pemerintahan yang
memiliki tugas pokok di bidang penegakkan hukum, pemeliharaan keamanan dan ketertiban
masyarakat serta sebagai pelindung, pengayom dan pelayan masyarakat memandang teknologi
informasi dan sistem informasi sebagai suatu kebutuhan yang mendesak untuk diterapkan
disemua lini satuan, unit dan fungsi Polri guna menghasilkan bentuk-bentuk tugas pokok dan
fungsi kepolisian serta pelayanan publik yang sesuai efektif dan efisien sesuai dengan tuntutan
dan program pemerintah serta tuntutan masyarakat.

Pada makalah ini akan dibahas implementasi dan penerapan sistem informasi dan
teknologi di jajaran Polri dan hasil-hasil penelitian terdahulu yang berkaitan dengan teknologi
informasi dan kepolisian. Pembahasan tersebut sejalan dengan jurnal internasional yang pernah
diberikan oleh dosen pengampu mata kuliah Ilmu Kepolisian dan perspektif Prof. Dr. Adrianus
E. Meliala, M. Si., Ph.D, yang membahas tentang teknologi kepolisian yang berjudul National
Policing Improvement Agency: Swift Justice and Reduced costs thanks to police science.

1
I.2 Rumusan Permasalahan

Dari susunan latar belakang dan berbagai permasalahan diatas, kemudian penulis membuat
suatu rumusan permasalahan sebagai berikut:

a. Bagaimana implementasi dan penerapan sistem informasi dan teknologi di jajaran Polri?
b. Bagaimana hasil dan temuan penelitian terdahulu yang berkaitan dengan teknologi
informasi dan kepolisian?

I.3. Tujuan Penulisan

Penulisan makalah ini bertujuan dalam rangka

a. Untuk mengetahui implementasi dan penerapan sistem informasi dan teknologi di jajaran
Polri.
b. Untuk mengetahui hasil dan temuan penelitian terdahulu yang berkaitan dengan teknologi
informasi dan kepolisian.

2
BAB II

PEMBAHASAN

II.1. Implementasi/Penerapan Sistem Informasi dan Teknologi di Jajaran Polri Serta Analisis
Fungsional dan Keamanan Serta Rekomendasinya

Salah satu penerapan tujuan dari sistem informasi dan teknologi informasi pada tugas dan
fungsi kepolisian adalah agar tugas-tugas kepolisian sehari-hari dapat berjalan dengan efektif dan
efisien, terdata, tersimpan dan dikelola berbasis komputer dan dapat digunakan setiap saat oleh
setiap anggota Polri pada fungsi operasional, fungsi pembinaan dan fungsi pengawasan. Adapun
prinsip-prinsip teknologi kepolisian yaitu implementatif/bisa diimplementasikan, handy (mudah
dibawa), accessible (mudah diakses), cepat dan berguna bagi masyarakat. Beberapa program
aplikasi kepolisian berbasis sistem informasi dan teknologi informasi komputer serta
kegunaannya sebagai berikut:

a. Halo Polisi pada Polres Kota Depok

Adalah aplikasi program kepolisian yang diluncurkan oleh Polres Kota Depok di awal
tahun 2017 yang lalu. “Halo Polisi merupakan
sebuah layanan aplikasi berbasis mobile dan web,
yang bisa diunduh masyarakat. Halo Polisi
merupakan aplilkasi berupa media sosial yang
berfungsi untuk melaporkan berbagai kejadian yang
berhubungan dengan tindak kriminalitas,
kemacetan dan lainnya, di tengah masyarakat”1.
Adapun aplikasi ini dapat di unduh pada perangkat
handphone yang digunakan oleh masyarakat.
Kegunaan dari aplikasi ini yaitu terdapat fitur-fitur
seperti:

1. Laporan masyarakat, namun pada saat penulis berusaha menggunakan, ternyata fitur
tersebut crash/tidak berfungsi

1
Tempo.co (https://m.tempo.co/read/news/2017/01/24/064839213/begini-cara-kerja-aplikasi-hallo-polisi-dan-
panic-button, diakses 22 November 2017)
3
2. Laporan saya, pada fitur ini pengguna aplikasi dapat melaporkan suatu
permasalahan/informasi yang dialaminya, dilihatnya, didengarnya dan diketahuinya
(secara empiris) dan dapat secara langsung dikirimkan kepada server atau operator
dari aplikasi tersebut. Namun pada saat penulis mencoba aplikasi ini, terdapat kendala
yaitu tidak bisa mengklik send karena tertutup oleh keyboard di layar dan keyboard
tersebut menghalangi tombol send.

3. Tampilan utama yang berisi informasi keberadaan petugas polisi di lapangan yang
dominan informasinya berisi petugas lalu lintas yang sedang melakukan pengaturan
arus lalu lintas di jalan dan petugas Babinkamtibmas yang sedang melakukan
sambang masyarakat terhadap warga masyarakat yang menjadi mitranya. Hal ini
sangat berguna bagi para pengguna jalan dan warga masyarakat, karena mereka dapat
mengetahui keberadaan petugas polisi di lapangan dan dapat melaporkan secara
langsung permasalahan kepolisian dan informasi terkait kamtibmas kepada petugas
polisi di lapangan.

4. Fitur komunitas saya, namun amat disayangkan pada saat penulis mencoba meng klik
aplikasi tersebut, ternyata tidak berfungsi sebagaimana mestinya.

5. Fitur diskusi saya, fitur yang satu ini juga tidak berfungsi sebagaimana mestinya
ketika penulis mencoba mengklik fitur tersebut.

6. Fitur kantor polisi yaitu pengguna aplikasi dapat mengetahui informasi alamat Polres
kota Depok dan alamat ke tujuh Polsek yang ada di wilayah hukum Polresta Depok.

7. Fitur buat laporan, fitur ini berguna bagi pengguna aplikasi untuk melaporkan
kejadian atau peristiwa dan informasi yang berkaitan dengan kamtibmas dan
memerlukan kehadiran polisi. Pada fitur ini, pengguna diharuskan mengisi format
laporan yang berisi lokasi kejadian, bisa menambahkan foto dan video serta detail
kejadian dan setelah itu dikirimkan langsung kepada operator aplikasi tersebut.

Adapun ancaman yang dapat ditimbulkan dari penerapan Halo Polisi terhadap
keselamatan petugas Polri khusunya Polresta Depok diantaranya (1) Laporan yang diberikan
masyarakat tidak akurat dan tepat karena keterbatasan informasi yang diberikan sehingga dalam
menyiapkan petugas dan peralatan tidak sesuai dengan laporan/aduan yang dilaporkan sehingga
4
salah penanganan dan menimbulkan keragu-raguan dalam menyelesaikan masalah yang dihadapi
dan dapat menimbulkan korban jiwa dari petugas. (2) Dengan tampilan awal aplikasi yang berisi
informasi tentang keberadaan para petugas kepolisian di lapangan, sehingga hal ini memberikan
informasi bagi para pelaku kejahatan dan pelanggar lalu lintas untuk menghindari petugas
kepolisian di lapangan ataupun memberikan informasi bagi pelaku kejahatan yang sengaja
mencari korban dari pihak kepolisian.

Adapun rekomendasi terhadap program Halo Polisi adalah (1) Untuk fitur-fitur yang
tidak berfungsi seperti ‘Laporan Masyarakat’, ‘Laporan Saya’, ‘Komunitas Saya’, dan ‘Diskusi
Saya’, agar segera diperbaiki dan mencari penyebab permasalahannya serta dilakukan
maintenance secara berkala, (2) Untuk ketiga fitur ‘Laporan Saya’, ‘Laporan Masyarakat’ dan
‘Buat Laporan’ memiliki konsep dan fungsi yang sama yaitu menampung laporan/aduan
masyarakat. Agar lebih efektif dan efisien, hendaknya disederhanakan menjadi satu fitur saja
namun satu fitur itu benar-benar dikelola dengan baik dan diberi perawatan/maintenance secara
berkala. (3) Pada aplikasi ini, dapat ditambahkan juga fitur informasi tentang arus lalu lintas di
dalam wilayah Kota Depok dan jalan-jalan yang dianjurkan untuk menghindari kemacetan. (4)
Perlunya ditambahkan fitur tentang informasi-informasi atau pesan-pesan kamtibmas kepada
pengguna aplikasi tersebut. (5) Perlunya penambahan server agar aplikasi bisa berjalan cepat
tanpa adanya crash, perlunya tempat penyimpanan yang terpisah antara server, bank data dan
tempat operasional untuk menghindari server atau bank data hangus secara bersama-sama bila
terjadi kebakaran ataupun gempa bumi. (6) Perlunya penghapusan informasi terkait keberadaan
petugas di lapangan, nama dan kepangkatan petugas dilapangan. (7) Operator Halo Polisi
hendaknya menanyakan dengan detail informasi dan aduan dari masyarakat berdasarkan kriteria
yang ada dan memastikan bahwa laporan tersebut benar adanya.

b. Panic Button yang terdapat di Polres Kota Depok

Adalah “aplikasi dengan konsep laporan cepat untuk mendapatkan penanganan langsung
dari polisi. Kalau menekan tombol Panic Button setelah diunduh, polisi akan segera menelepon
balik orang yang menekan tombolnya, sebagai bentuk respon cepat, Petugas akan segera datang
sekitar 15-30 menit setelah tombol Panic Button dipencet”2. Aplikasi ini berfungsi sebagai
respon cepat terhadap setiap laporan masyarakat sesuai dengan kriteria laporannya semisal
2
Tempo.co (https://m.tempo.co/read/news/2017/01/24/064839213/begini-cara-kerja-aplikasi-hallo-polisi-dan-
panic-button, diakses 22 November 2017)
5
tentang kejahatan, kecelakaan lalu lintas, kerusuhan massa dan sebagainya, kemudian petugas
yang sudah di siagakan akan merespon sesuai dengan kriteria laporan tersebut dengan
mengirimkan petugas dan material yang memiliki keahlian dan spesifikasi sesuai dengan laporan
yang dilaporkan.

Adapun ancaman yang dapat ditimbulkan dari penerapan Panic Button terhadap
keselamatan petugas Polri khusunya Polresta Depok diantaranya (1) Dengan adanya klaim waktu
15-30 menit untuk sampai ke lokasi yang dilaporkan, maka hal ini dapat menjadi dilema bagi
petugas dilapangan yaitu sifat terburu-buru sehingga menyepelekan SOP dan peralatan yang
harusnya dibawa, belum lagi petugas cenderung untuk ngebut dijalan hanya sekedar memenuhi
target waktu tersebut. Tentunya hal ini akan berdampak pada keselamatan petugas karena tidak
membawa peralatan yang memadai dan ngebut di jalan dengan membahayakan diri sendiri dan
pengguna jalan yang lain. (2) Dengan tidak jelasnya informasi yang disampaikan oleh pelapor,
sehingga petugas tidak sesuai dengan keahlian yang dilaporkan dan tidak membawa peralatan
yang sesuai dengan kriteria permasalahan yang dihadapi. Hal ini sangat rawan terhadap
keselamatan petugas dan petugas cenderung akan melanggar SOP yang ada karena tidak
memiliki kualifikasi dan peralatan yang tepat. (3) Aplikasi ini juga sangat rawan di salahgunakan
oleh pelaku kejahatan yang memiliki dendam terhadap anggota polisi dan modus untuk
menimbulkan korban dari pihak kepolisian dengan memberikan informasi palsu dan lokasi palsu
sehingga pelaku sudah menunggu di lokasi yg dilaporkan

Adapun rekomendasi terhadap program Panic Button adalah (1) Dalam mengantisipasi
ketepatan dan kecepatan waktu untuk datang kesuatu lokasi yang dilaporkan hendaknya perlu
kerjasama yang solid antara petugas panic button dengan petugas lalu lintas dalam memberikan
informasi arus lalu lintas sepanjang perjalanan petugas panic button menuju ke lokasi yang
dilaporkan, sehingga petugas dapat mengantisipasi dari awal dan memilih jalur yang terbaik agar
terhindar dari kemacetan dan kendala selama perjalanan. (2) Kecepatan dan ketepatan waktu
untuk datang kelokasi yang dilaporkan hendaknya selalu dilatihkan secara berkala agar
didapatkan gambaran yang jelas terkait kendala dan hambatan yang dihadapi terkait sumber daya
manusia, sumber daya materil, metode dan cara bertindak di lapangan dan mencari solusi akan
hambatan dan kendala tersebut untuk perbaikan kedepan serta agar petugas menjadi terbiasa
akan hal tersebut bahwasanya selalu siap sedia kapanpun dan dimanapun dibutuhkan. (3)
Perlunya selalu double check terhadap sumber daya manusia dan materil yang disiagakan serta
6
melakukan perawatan terhadap sumber daya tersebut dengan melakukan pelatihan dan perawatan
secara berkala. (4) Perlunya sarana dan parasarana yang memadai bagi petugas yang siaga
semisal barak/tempat istirahat selama mereka melaksanakan tugasnya. (5) Perlunya pembagian
shift-shift jaga untuk petugas yang melaksanakan tugas dengan ideal waktu jaga selama 8 jam.
(6) Hendaknya petugas diberikan pelatihan secara berkala guna melatih ketepatan dan kecepatan
waktu untuk datang ke lokasi yang dilaporkan sehingga mereka mengetahui kendala dan
hambatan yang akan terjadi dan hal ini menjadi kebiasaan. (7) Hendaknya petugas selalu berhati-
hati dijalan selama pelaksanaan tugas berlangsung. Utamakan faktor keselamatan diri sendiri dan
orang lain dan perlunya kerjasama dengan petugas Lantas yang berada di lapangan terkait
informasi arus lalu lintas. (8) Operator hendaknya menanyakan secara detail kepada pelapor
terkait kejadian atau permasalahan yang dilaporkan.

c. Sim Online oleh Korlantas Mabes Polri

Adalah pendaftaran SIM baru secara online berbasis web dan


sistem online yang dapat diakses dengan komputer dan handphone
sehingga dapat memberikan kemudahan akses dimanapun dan
kapanpun. Adapun fungsi dari aplikasi ini adalah untuk memudahkan
masyarakat yang memenuhi syarat untuk mendapatkan SIM secara
online. Website tersebut sangat berguna bagi pemohon karena dapat
diakses secara cepat dimanapun dan kapanpun serta mengurangi
percaloan pembuatan SIM. Website ini diluncurkan pada akhir tahun
2016 yang lalu.

Adapun ancaman yang dapat ditimbulkan dari penerapan Sim Online diantaranya (1)
Adanya hacker yang meretas website SIM online sehingga data dan informasi pemohon dapat
disalahgunakan dan dijual belikan. (2) Server dan peralatan elektronik pendukung dapat dengan
mudah cepat panas dan dapat menimbulkan kebakaran di ruang kontrol maupun diruang server
sehingga membahayakan keselamatan petugas dan hilangnya data pemohon.

Adapun rekomendasi terhadap program Panic Button adalah (1) Perlunya sosialisasi dan
waktu yang cukup bagi masyarakat untuk mengerti dan paham tentang proses SIM online. (2)
Perlunya penguatan dan perawatan dari segi server dan bank data sehingga kendala terhadap
sistem tersebut dapat teratasi. (3) Perlunya antisipasi terhadap serangan hacker dengan
7
memasang sistem keamanan website dan online. (4) Untuk mencegah kebakaran, perlunya sarana
dan prasarana pemadam kebakaran yang memadai dan kerjasama dengan petugas pemadam
kebakaran yang terdekat serta melatihkan skenario kebakaran kepada anggota yang
berkepentingan serta maintenance terhadap server dan peralaran elektronik yang dimiliki.

d. E- Tilang oleh Korlantas Mabes Polri

Adalah sebuah program Polri di bidang lalu lintas yang memiliki kegunaan yaitu
memudahkan masyarakat dalam pengurusan tilang. Melalui program atau sistem ini, masyarakat
tidak perlu lagi mengikuti sidang pengadilan yang banyak menyita waktu. Sistem pembayaran
dapat dilakukan secara real time dan
langsung diketahui oleh pihak
kepolisian dan pelaku yang terkena
tilang. “Dengan adanya e-tilang,
diharapkan bisa memudahkan
pelanggar lalu lintas dalam membayar
denda. Wakil Kepala Korps Lalu Lintas
(Wakakorlantas) Polri, Brigadir
Jenderal Indrajit mengatakan, selain
memudahkan pembayaran, nantinya tilang tidak akan masuk ke dalam denda pidana, melainkan
berubah menjadi denda administrasi”3. Dijelaskan lebih lanjut bahwa “e-tilang memberikan suatu
kesempatan kepada pelanggar untuk menitipkan denda langsung ke bank dengan fasilitas yang
dia miliki, mungkin dengan e-banking, ATM, atau datang sendiri ke teller”4.

Beberapa hambatan proses e-tilang yang terjadi di fungsi Lalu Lintas Polda Metro (hasil
wawancara dengan kasi Sim Polda Metro Jaya, AKP Endah Pusparini) adalah (1) kuota internet
dan gadget untuk menggunakan aplikasi e-tilang, masih menggunakan kuota internet dan
handphone yang dimiliki oleh anggota. Pengadaan kuota dan gadget e-tilang akan direalisasikan
di tahun 2018. (2) Petugas e-tilang yang berusia diatas 45 tahun, memiliki kecenderungan gaptek

3
Cermati.com (https://www.cermati.com/artikel/mengenal-e-tilang-layanan-tilang-berbasis-online-dari-kepolisan,
diakses 22 November 2017)
4
Kompas.com (http://megapolitan.kompas.com/read/2016/12/15/06590831/mulai.besok.polisi.berlakukan.e-
tilang.apa.itu, diakses 22 November 2017)
8
(gagap teknologi) atau tidak terlalu bisa mengaplikasikan smartphone dan program e-tilang. (3)
pihak pelanggar masih mengambil secara manual surat pengantar dari kejaksaan dan pengadilan
untuk mengambil sisa denda yang disetorkan dan membawa surat pengantar tersebut ke Bank
BRI untuk dapaty mengambil sisa dana tersebut. seharusnya surat pengantar tersebut sudah dapat
dikirim via email ke pelanggar. (4) Di duga, masih terdapat petugas dan pelanggar yang ‘main
mata’ sehingga praktek pungli dan suap masih berlangsung. (5) Masyarakat belum sepenuhnya
mendapatkan sosialisasi yang memadai terhadap program/aplikasi e-tilang tersebut

Adapun rekomendasi terhadap program e-tilang adalah (1) Perlunya sosialisasi dan
waktu yang cukup bagi masyarakat untuk mengerti dan paham tentang proses e-tilang bisa
berupa iklan di media massa online ataupun iklan di televisi maupun pada website Polri. (2)
Pimpinan Polri dapat mengambil kebijakan berupa pemberian dana talangan bagi kuota internet
dan pengadaan gadget untuk aplikasi/program tersebut sehingga tidak memberatkan anggota di
lapangan. (3) Mengadakan pelatihan bagi petugas yang gaptek dengan kecenderungan petugas
diatas usia 45 tahun. (4) perlunya pengawasan kepada anggota dilapangan untuk mengurangi
praktek-praktek pungli dari penerapan program tersebut. (5) Perlunya dilakukan kerjasama
dengan pihak kejaksaan dan pengadilan serta bank-bank yang ditunjuk untuk memudahkan
menyempurnakan dan mengatasi dari permasalahan program/aplikasi tersebut khusunya yang
berkaitan dengan surat pengantas dan sisa denda. (6) Perlunya sistem keamanan online sehingga
dapat mencegah para hacker mencuri data para pelanggar. (7) Untuk mengantisipasi para
pelanggar yang protes, hendaknya petugas dilapangan melengkapi kemampuan beladiri dan
peralatan keselamatan ayng memadai serta penerapan buddy system atau di damping rekan tugas

e. e- personalia oleh Polda Jabar

adalah sistem aplikasi berbasis web dan online yang dapat di unduh di handphone yang
berisi tentang data-data setiap personil Polri yang berdinas di Polda Jawa Barat. Adapun fungsi
dari aplikasi ini yaitu untuk memudahkan setiap anggota polisi Polda Jabar yang memerlukan
informasi personel untuk tujuan tertentu secara cepat dan update. Sebagai contoh sebagai
informasi bagi pimpinan untuk mengetahui data awal personel yang dilibatkan dalam suatu
operasi kepolisian ataupun data dari suatu personel yang terlibat suatu latihan.

9
II.2. Hasil dan Temuan Penelitian Terdahulu Yang Berkaitan Dengan Teknologi Informasi dan
Kepolisian.

II. 2. A. jurnal internasional yang berjudul: Technology and the Police: On your bike

Jurnal ini ditulis dalam jurnal The Economist ; London Vol. 329, Iss. 7831, (Oct 2,
1993): 28,31 di tahun 1993. Pada jurnal ini membahas tentang
penggunaan kendaraan sepeda oleh 50 orang petugas patroli
kepolisian di 5 (lima) daerah di kota NewYork. Penggunaan
sepeda untuk patrol kepolisian dipilih oleh kepolisian New York
saat itu karena mereka merasa patroli dengan menggunakan
kendaraan mobil menimbulkan sebuah jarak dan pembatas
antara petugas patroli dan masyarakat kota New York. Pada saat
itu metode dan pendekatan tersebut menjadi sebuah revolusi
Police Constable 614, Ted Moore sdg
melaksanakan patroli di Cirencester 1979
atau terobosan di dalam pendekatan patroli dan menjaga
keamanan serta ketertiban dan masyarakat di kota New York. Dan akhirnya metode dan
pendekatan tersebut diaplikasikan dan di ujicoba di beberapa departemen kepolisian di Amerika
Serikat bahkan direncanakan setahun setelahnya akan ditambah menjadi 500 buah sepeda dengan
500 petugas patrol di beberapa daerah di Amerika Serikat semisal di Seattle-Washington State,
mereka sudah menjalankan pendekatan tersebut 6 (enam) tahun yang lalu (1987) ketika 2 (dua)
orang polisi mempelopori penggunaan sepeda untuk melaksanakan patrol dan ternyata
memberikan menfaat dalam penangkapan pelaku kriminal dan meningkatkan respon/kecepatan
untuk datang ketempat kejadian perkara. Dan pada tahun itu (1993), di Seattle memiliki 70
petugas polisi bersepeda.

Pada saat itu (1993) kepolisian Seattle banyak dimintai saran dan pendapat bagi program
dan pendekatan serupa oleh berbagai kepolisian di seluruh dengan segala kelebihan
program/pendekatan mereka berupa penggunaan sepeda Raleigh dengan 18 kecepatan, seragam
yang dapat digunakan di berbagai kondisi cuaca, rencana pelatihan yang dilaksanakan setiap 2
(dua), sarung tangan dan kacamata yang fashionable dan functionable. Dan 2 tahun terakhir
pendekatan dan sarana prasarana yang digunakan di Seattle di adopsi di London, Manchester,
Liverpool dan hamper semua Negara di uni eropa. Tapi di kepolisian California dan Los Angeles

10
merasa wilayah yurisdiksinya terlalu luas bagi penerapan polisi bersepeda sedangkan di San
Fransisco, petugas polisi disana sangat antusias dengan pemberlakuan dan pendekatan tersebut.

Terkait masalah keamanan petugas yang melaksanakan patroli bersepeda, jurnal ini
menjelaskan bahwa tidak ada satu kotapun di Amerika yang melaporkan tentang penyerangan
terhadap petugas kepolisian bersepeda, walaupun mereka terlihat lebih rentan dibandingkan
dengan petugas polisi yang melaksanakan patrol dengan menggunakan kendaraan roda empat
atau mobil. Disisi lain, menurut kepala kepolisian kota New York, patrol bersepeda membuat
anak buahnya tetap sehat, bugar dan bahagia serta hal ini mempengaruhi cara pandang dan
kegiatan masyarakat untuk ikut bersepeda.

Kembali ke Indonesia, sejarah penggunaan sepeda untuk mendukung tugas dan fungsi
kepolisian modern amatlah sulit untuk ditelusuri dan dicari referensi tertulisnya, namun
setidaknya terdapat satu pemberitaan online yang memberitakan hal tersebut diantaranya di
tahun 2011 menurut nasional.republik.co.id5. “Polisi bersepeda ini diresmikan Kapolsek Sepong,
Kompol Heribertus Omposunggu. Heribertus mengatakan, patroli bersepeda ini hanya beroperasi
pada Sabtu-Minggu. Patroli ini dilakukan karena acapkali terjadi tindak pencurian sepeda ketika
warga melakukan aktivitas bersepeda di kawasan Serpong di sekitar Jalur Pipa Gas (JPG) pada
Sabtu-Minggu. "Sementara jumlah petugas patroli bersepeda ada empat orang, namun ke
depannya akan ditambah sesuai kebutuhan”. Di tubuh Polri, penerapan patroli bersepeda oleh
petugas polri pernah menjadi trend bagi kebijakan para pimpinan kewilayahan Polri khusunya
pada level Polres kota atau kabupaten. Namun, yang menjadi kendala dan permasalahan adalah
kebijakan dan penerapan pendekatan tersebut hanyalah bersifat lokal dan tergantung dari
kebijakan masing-masing pimpinan kewilayahan sehingga tak ayal kendala seperti anggaran
menjadi isu yang utama di dalam penerapan polisi patrol bersepeda. Itulah mengapa saat ini
sudah tidak terdengar lagi pendekatan kepolisian kepada masyarakat dengan menggunakan
sarana tersebut.

5
(http://nasional.republika.co.id/berita/ nasional/umum/11/09/11/lrc97x-polisi-bersepeda-cara-baru-polisi-
berpatroli, diakses 22 November 2017)
11
II. 2. B. jurnal internasional yang berjudul: How 'Heavy Investment' In Technology Is Paying Off
For Cincinnati Ohio Police FCU (Blumenfeld, Matt . Credit Union Journal ; New York Vol. 13,
Iss. 19, (May 11, 2009): 4.).
Pada jurnal ini menjelaskan tentang bagaimana kepolisian Cincinnati di Negara bagian
Ohio Amerika Serikat dalam melakukan investasi di bidang teknologi kepolisian secara besar-
besaran selama satu dekade (1999-2009) dengan melakukan kreditur/peminjaman utang sebesar
72 juta Dollar Amerika Serikat kepada jasa peminjaman Callahan credit union. Investasi secara
besar-besaran yang dilakukan oleh kepolisian Cincinnati bertujuan untuk meningkatkan
pelayanan kepolisian kepada masyarakat. Namun yang amat disayangkan bahwa di dalam jurnal
ini tidak dibahas secara mendetail bentuk dan contoh teknologi kepolisian yang dikembangkan
dan seberapa besar signifikansi peningkatan pelayanan kepolisian Cincinnati kepada
masyarakatnya.

II. 2. C. jurnal internasional yang berjudul: Government Works, Inc.; Florida State Police Signs
Contract to Implement Brain Fingerprinting Technology Publication info: Bioterrorism Week ;
Atlanta [Atlanta]01 Sep 2014: 14.
Pada jurnal ini menyebutkan tentang lahirnya ilmu pengetahuan di bidang gelombang
otak dalam mengembangkan teknologi brain fingerprint (sidik jari otak) yang di klaim dapat
menghemat dana penanggulangan kejahatan dan terorisme yang menghabiskan beberapa triliun
Dollar Amerika di seluruh dunia.
Teknologi brain fingerprinting (sidik jari otak) dikembangkan oleh sebuah perusahaan
Brainwave Science yang dikembangkan oleh seorang ahli dibidang neuroscientist yang bernama
Dr. Lawrence Farwell sejak tahun 1990-an dan bertujuan untuk memenuhi sebuah kebutuhan
yang mendasar untuk mencegah berbagai bencana, memberikan kebenaran dan keadilan kepada
para lembaga pemerintah, lembaga keamanan nasional, penegak hukum, berbagai perusahaan
dan perorangan serta telah mendapatkan kontrak untuk melatih dan menerapkan teknologi sidik
jari otak kepada kepolisian di negara bagian Florida pada bulan Juni 2014.
Pihak perusahaan mengklaim bahwa teknologi ini dapat memberikan hasil dengan
keakuratan hingga 99,9%, sangat menghemat biaya untuk departemen kepolisian yang terkendala
dana dan biaya, menghemat waktu dan dapat menyelamatkan nyawa manusia yang tidak ternilai
harganya.

12
Menurut daily.com6. Teknologi Brain Fingerprinting yang akan digunakan di Kepolisian
negara bagian Florida –AS, sebagai contoh dapat
diterapkan di dalam proses interogasi yang dilakukan
oleh penyidik kepolisian terhadap para tersangka
pelaku kriminal yaitu dengan memasang alat-alat dan
program Brain Fingerprinting pada kepala tersangka,
kemudian ketika penyidik melakukan interogasi
J.B. Grinder sang pembunuh berantai ketika diinterogasi oleh
penyidik dengan alat brain fingerprint
dengan mengajukan pertanyaan, alat dan program
Brain Fingerprinting akan mendeteksi dan mempelajari gelombang otak tersangka dan kemudian
menampilkan hasil analisa alat dan program tersebut berupa hasil apakah tersangka tersebut
menjawab dengan benar atau berbohong. Contoh nyata dari penggunaan teklnologi ini yaitu
ditahun 1999, ketika Dr. Farwell membantu memecahkan kasus pembunuhan berantai di
Missouri. Polisi percaya bahwa James Grinder/tersangka telah memperkosa dan membunuh
seorang wanita berusia 25 tahun dan membunuh seorang anak berusia 15 tahun.
Grinder/tersangka setuju untuk menjalani prosedur fingerprinting otak untuk membuktikan
bahwa dia tidak berada di tempat kejadian saat terjadi. Selama pengujian, Dr. Farwell
menunjukkan rincian kepada Grinder tentang adegan pembunuhan yang hanya bisa diketahui
bahwa dia adalah si pembunuh, seperti apa dampak pribadi yang dicuri dari tubuh wanita
tersebut. Tes Farwell menunjukkan bahwa Grinder memang memiliki pengetahuan tentang
kejahatan dan akhirnya dia mengaku beberapa hari kemudian. Contoh nyata lainnya yaitu ketika
di tahun 2000, teknologi ini dipakai di pengadilan untuk membantu membebaskan seorang
narapidana yang tidak bersalah yang telah menjalani hukuman penjara selama 25 tahun akibat
pembunuhan seorang penjaga keamanan yang tidak pernal dilakukannya. Dan berdasarkan alat
tersebut, narapidana tadi tidak terbukti memiliki pengetahuan tentang tempat kejadian perkara
dan pada akhirnya dibebaskan oleh pengadilan setelah menjalani 25 tahun hukuman penjara.
Penulis juga berpendapat bahwa teknologi tersebut dapat membantu pengungkapan berbagai
kasus yang terjadi dikepolisian, kejaksaan dan pengadilan bahkan kejahatan yang terkait dengan
terorisme.

6
(https://www.dailydot.com/layer8/brain-fingerprinting-brainwave-science-florida-police/,
diakses 22 November 2017)
13
Menurut daily.com7, namun disisi lain terdapat beberapa kalalangan yang meragukan
keakuratan dan kegunaan dari teknologi tersebut seperti Barry Steinhardt (direktur program
teknologi di American Civil Liberties Union) yang mengatakan “bahwa tidak ada bukti bahwa
anda dapat menentukan maksud jahat atau hal lain dari sidik jari otak”. Demikian pula, analisis
sidik jari otak yang diterbitkan oleh seorang peneliti di Northwestern University dalam jurnal
Scientific Review of Mental Health Practice, dengan mengatakan bahwa banyak klaim yang
dibuat oleh perusahaan (Brainwave Science) tentang keuntungan produknya "dilebih-lebihkan
dan kadang menyesatkan.
Bagaimana dengan di Indonesia? Di Indonesia sendiri khususnya di Polri, belumlah
menggunakan alat atau program tersebut, yang biasa digunakan di
Polri adalah Polygraph test atau yang umum dikenal dengan lie
detector atau alat pendeteksi kebohongan sebagaimana yang
disebutkan oleh Hellosehat.com (https://hellosehat.com/hidup-

Penerapan alat Lie Detector sehat/fakta-unik/fungsi-dan-cara-kerja-lie-detector/, diakses 23


November 2017) “Lie detector adalah sebuah mesin poligraf yang dirancang dengan sensor
khusus guna mendeteksi kebohongan pada manusia. Alat ini awalnya ditemukan pada awal tahun
1902. Seiring perkembangan zaman, lie detector sudah memiliki banyak versi yang lebih modern
dan lebih canggih”. Penggunaan alat ini masih dapat dimaklumi, karena reputasi yang sudah
mendunia akan manfaat alat tersebut dalam membantu aparat penegak hukum di seluruh dunia
dalam mengungkap berbagai kasus-kasus kejahatan.

II. 2. D. jurnal internasional yang berjudul: Surgical Technologies; Research in the Area of
Surgical Technologies Reported from Osaka Police Hospital Publication info: Medical Devices
& Surgical Technology Week ; Atlanta [Atlanta] 03 June 2012: 3732.
Pada jurnal ini menyebutkan tentang proses bedah yang dilakukan oleh rumah sakit polisi
di Osaka Jepang yang telah melakukan penelitian dan pengamatan terhadap teknik operasi bedah
Insidensi gastrektomi distal laparoskopi tunggal yang dilakukan kepada 20 orang pasien dengan
berbagai kondisi seperti pasien yang mengalami komplikasi pasca operasi, termasuk kebocoran
dan penyempitan anastomotor, atau kematian pasca operasi.

7
(https://www.dailydot.com/layer8/brain-fingerprinting-brainwave-science-florida-police/,
diakses 22 November 2017)
14
Hasil dari penelitian tersebut menyatakan bahwa teknik operasi bedah Insidensi
gastrektomi distal laparoskopi tunggal relatif aman dan layak dilakukan dan para peneliti
menyimpulkan bahwa teknik ini bisa menjadi pilihan bedah yang menarik untuk semua prosedur
rekonstruksi laparoskopi
menggunakan perangkat
stapel melingkar serta
dapat digunakan untuk
rekonstruksi Billroth I
intracorporeal di Indonesia.
Intracorporeal Billroth I anastomosis. (A) Gastroduodenostomi sisi-ke-sisi dibentuk dengan menembaki
stapler linier 45 mm; dan (B) enterotomi umum ditutup dengan dua pemotretan stapler lebih lanjut.
(Sumber: https://wjso.biomedcentral.com/articles/10.1186/1477-7819-10-267)
Menurut Biomedcentral.com8 menyebutkan bahwa “Laparoscopic gastrectomy has
recently been gaining popularity as a treatment for cancer”. (Laparoskopi gastrektomi baru-baru
ini mendapatkan popularitas sebagai pengobatan untuk kanker)

II. 2. E. Jurnal internasional yang berjudul: Embedding Hpt: Improving Police Performance By
Implementing Human Performance Technology In The Royal Canadian Mounted Police by
William Pullen & Wayne Gallant. (2008).
Jurnal ini bertujuan untuk menceritakan bagaimana langkah-langkah yang dilakukan oleh
Royal Canadian Mounted Police (RCMP) yang menggunakan human performance technology
(HPT) atau teknologi kinerja manusia untuk meningkatkan kinerja garis depan dan membangun
bakat kepemimpinan dari Royal Canadian Mounted Police (RCMP).
RCMP mengelola dan menjalankan lebih dari 250 undang-undang federal dan
kesepakatan/perjanjian serta memberikan layanan kontrak kepolisian kepada tiga wilayah dan
delapan provinsi (seluruh Kanada kecuali Ontario, Quebec, dan sebagian Newfoundland),
mengelola kira-kira 198 kotamadya, dan (di bawah 172 perjanjian individu) dan 192 komunitas
First Nations. RCMP adalah organisasi besar yang terdesentralisasisekitar 26.000 karyawan,
diatur ke dalam geografis daerah dan divisi dengan lebih dari 750 detasemen yang menyediakan
pelayanan kepada masyarakat. Perwira RCMP bekerja dalam berbagai macam bidang tugas dan
fungsi. Mulai dari kawasan masyarakat terpencil di Arktik dan untuk penugasan detasemen polisi

8
(https://wjso.biomedcentral.com/articles/10.1186/1477-7819-10-267, diakses 23 November
2017)
15
kota/urban police detachment adalah di selatan Kanada. Adapun tugas dan fungsi RCMP
memberikan penegakan hukum, upaya-upaya pencegahan kriminalitas/kejahatan, dan layanan
pendidikan kepada warga dan masyarakat. RCMP juga didukung oleh pegawai negeri sipil untuk
memberikan dukungan adminitratif, layanan teknis dan operasional.
HPT adalah sebuah teknologi di bidang kinerja manusia yang sistematik, sistemik, dan
disiplin dalam hasil yang berdasarkan proses yang mengidentifikasi dan menghilangkan
hambatan kinerja di dalam sebuah organisasi. Metode RCMP terdiri dari lima langkah, HPT
terlebih dahulu bekerja dengan membuat koneksi garis persepktif antara prioritas kepolisian dan
tugas yang dilakukan anggota kepolisian setiap harinya di tempat kerja. Selanjutnya, teknologi
ini mengidentifikasi dan menganalisis akar masalah dari penyebab yang menghambat kinerja dan
kemudian mengusulkan yang mendorong para pimpinan dan anggota kepolisian untuk
menghapus atau mengurangi hambatan kinerja yang dimaksud.
HPT awalnya digunakan pada tahun 2003 sebagai proses penggantian untuk proyek yang
telah ada dan dinyatakan
gagal. HPT bertujuan untuk
mengidentifikasi
kesenjangan kompetensi.
RCMP berpendapat bahwa
HPT merupakan bentuk
investasi teknologi
kepolisian dalam bidang
manajemen berbasis
kompetensi, secara nyata, Sumber: (https://www.youtube.com/watch?v=-umJYQfEwng)
HPT memiliki proses yang
cepat dan efisien dan terbukti bermanfaat dan kemudian proyek dialihkan menjadi upaya untuk
menyesuaikan HPT untuk menemukan dan menghapus hambatan kinerja yang terjadi di unit
operasional.
Selama 2 tahun (2003-2005), proyek ini ingin membuktikan konsep dari proyek uji coba
untuk menguji dan menyesuaikan HPT dengan praktik kepolisian.Serangkaian uji coba dilakukan
di detasemen operasional di Atlantik Kanada dan selanjutnya di wilayah Ontario. didapatkan
bahwa proses HPT membawa dampak yang signifikan dan efisien. Versi terakhir mulai
digunakandi provinsi Kanada Pasifik dan Prairie serta diprogram oleh federal seperti Financial
16
Crime and Protective Policing. Selama periode 2 tahun awal, total sekitar 50 unit polisi
berpartisipasi dalam adaptasi uji coba dari proses HPT tersebut.
Pada tahap awal pelaksanaan HPT, difokuskan pada tujuan agar detasemen dan unit siap
beroperasi dalam dukungan prioritas strategis RCMP, para staf dengan kemampuan individu dari
anggota reserse yang didukung oleh para pengawas dan manajer yang efektif. Strategi dan
konsep untuk menjalankan visi tersebut dinamakan sebagai "Watch One, Do One, Teach One. "
yaitu detasemen atau unit yang menjadi sasaran HPT, pertama-tama melakukan pengamatan dan
observasi serta melihat kinerja dan siklus dari detasemen dan unit yang lain yang serupa tugas
dan fugnsinya, lalu setelah melakukan observasi, satu kinerja yang baik diaplikasikan ke
detasemen atau unit yang telah melakukan pengamatan tadi. Dan langkah yang terakhir, unit
yang telah mengaplikasikan satu model kinerja yang baik akan mengajarkan hal tersebut kepada
detaemen atau unit yang lainnya. Strategi ini dimainkan dengan pendekatan pembelajaran ayng
bersifat lokal dan secara bertahap dan kemudian diperluas dalam skala dan ruang lingkup yang
aplikatif.

Selama periode 2005-2007, HPT mulai memberikan hasil yang positif di berbagai
tingkatan. Pada level individu di garis depan, membantu anggota untuk mendapatkan dan
memperbaiki kemampuan pribadi dari kinerja mereka dalam tugas pokok kepolisian,
meningkatkan kemampuan mereka dengan memfasilitasi solusi dari permasalahan yang mereka
hadapi, dan memperkuat hubungan kerja dengan merealisasikan hasil diskusi tentang kinerja
menuju fakta yang lebih aplikatif dan bermakna dengan melihat kemampuan kompetensi umum
petugas dalam menjalankan tugas dan fungsinya. Kesempatan untuk berlatih, bersama dengan
pembinaan dan pendampingan, peningkatan kemampuan pengawasan. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa HPT memfasilitasi proses pembelajaran terhadap organisasi secara signifikan
di level individu baik untuk kemajuan kompetensi dan kinerja individu itu sendiri dan untuk para
supervisor.

Kesimpulan dari pelaksanaan HPT DI RCMP adalah menunjukkan hasil yang signifikan
dan sangat bermanfaat bagi pengembangan kinerja para anggota kepolisian dan staf di RCMP.
Dalam proses pengembangan kinerja, RCMP menjadi yang terdepan dibandingkan dengan
kepolisian nasional yang lain yang pernah mereka lakukan dan teknologi ini meningkatkan
kesiapan operasional dan kinerja pada anggota polisi barisan terdepan. Dari teknologi ini juga

17
dihasilkan talenta-talenta dari calon pimpinan RCMP yang memiliki kinerja dan kompetensi
yang dipersyaratkan oleh HPT.

18
BAB III
PENUTUP

III. 1. Kesimpulan

Implementasi penerapan sistem informasi dan teknologi informasi pada bidang tugas dan
fungsi kepolisian amatlah sangat dibutuhkan di dalam meningkatkan pelayanan kepada
masyararakat dan menjadi sebuah indikator dan wujud nyata bagi terlaksananya program
pemerintah yang dibebankan kepada Polri. Dengan melihat dan merasakan segala manfaat dan
hasil dari penerapan sistem informasi dan teknologi informasi pada bidang tugas dan fungsi
Polri, maka dapat disimpulkan penerapan teknologi informasi di tubuh Polri bukan lagi dianggap
sebagai sebuah pemborosan, akan tetapi lebih kepada suatu kebutuhan dan investasi ayng
diperlukan dalam meningkatkan pelayanan Polri kepada masyarakat.

Implementasi penerapan sistem informasi dan teknologi kepolisian di negara lain, dapat
memperkaya wawasan dan khasanah pengetahuan serta dapat menjadi contoh untuk diadopsi
bagi Polri khususnya bagi para pimpinan pengambil kebijakan dalam melakukan pembenahan
dan revisi bagi implementasi sistem informasi dan teknologi yang sudah berlaku di dalam
institusi Polri.

III. 2. Saran

Perlunya memperbaiki dan mencari solusi yang tepat bagi kendala internal yang ditemukan
di dalam penerapan sistem informasi dan teknologi kepolisian yang sudah berjalan sehingga
program yang sudah ada tidak terkesan mubazir atau sia-sia dan bahkan ditinggalkan.

Teknologi Brain fingerptinting yang telah dilakukan oleh kepolisian Florida dan teknologi
HPT (Human Performance Technology) pada Royal Canadian Mounted Police (RCMP). Dapat
di adopsi dan ditiru oleh Polri dalam mengembangkan dan meingkatkan proses
penyidikan/interogasi dan penegakkan hukum serta di bidang sumber daya manusia Polri.

19
DAFTAR PUSTAKA

E-Jurnal

How 'Heavy Investment' In Technology Is Paying Off For Cincinnati Ohio Police FCU
(https://e-resources.perpusnas.go.id:2171/docview/200512680?pq-origsite=summon)

Government Works, Inc.; Florida State Police Signs Contract to Implement Brain Fingerprinting
Technology Publication info: Bioterrorism Week
(http://tn5bn6xp5c.search.serialssolutions.com/?ctx_ver=Z39.88-2004&ctx_enc=info%3
Aofi% 2Fenc%3 AUTF)

Surgical Technologies; Research in the Area of Surgical Technologies Reported from Osaka
Police Hospital Publication info: Medical Devices & Surgical Technology Week ; Atlanta
[Atlanta] 03 June 2012: 3732. (http://e-resources.perpusnas.go.id/library.php?
id=10000&key=Embedding+Hpt
%3A+Improving+Police+Performance+By+Implementing+Human+Performance+Techn
ology+In+The+Royal+Canadian+Mounted+Police+)

Technology and the Police: On your bike (https://e-resources.perpusnas.go.id:2171/docview/


224138201?pq-origsite=summon)

William Pullen & Wayne Gallant. (2008). Embedding Hpt: Improving Police Performance By
Implementing Human Performance Technology In The Royal Canadian Mounted Police
(http://eresources.perpusnas.go.id/library.php?id=10000&key=Embedding+Hpt%3A+
Improving+Police+Performance+By+Implementing+Human+Performance+Technology+
In+The+Royal+Canadian+Mounted+Police+)

20
Internet

Biomedcentral.com (https://wjso.biomedcentral.com/articles/10.1186/1477-7819-10-267)

Cermati.com (https://www.cermati.com/artikel/mengenal-e-tilang-layanan-tilang-berbasis-
online-dari-kepolisan)
Daily.com (https://www.dailydot.com/layer8/brain-fingerprinting-brainwave-science-florida-
police/)

Kompas.com (http://megapolitan.kompas.com/read/2016/12/15/06590831/mulai.besok.polisi.
berlakukan. e-tilang.apa.itu)

Nasional republika (http://nasional.republika.co.id/berita/ nasional/umum/11/09/11/lrc97x-


polisi-bersepeda-cara-baru-polisi-berpatroli)

Tempo.co (https://m.tempo.co/read/news/2017/01/24/064839213/begini-cara-kerja-aplikasi-
hallo-polisi-dan-panic-button)

21

Anda mungkin juga menyukai