Pengertian
Populasi adalah keseluruhan dari unit didalam pengamatan yang akan kita lakukan
atau kumpuan individu dimana hasil suatu penelitian akan dilakukan generalisasi.
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas; objek yang mempunyai
kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari
dan kemudian ditarik kesimpulannya.
Jadi populasi bukan hanya orang, tetapi juga benda-benda alam yang lain. Populasi
juga bukan sekedar jumlah yang ada pada objek yang dipelajari, tetapi meliputi
seluruh karakteristik/sifat yang dimiliki objek atau sebjek itu.
Contoh populasi :
Misalnya akan melakukan penelitian dilembaga X, maka lembaga X ini merupakan
populasi. Lembaga X mempunyai sejumlah orang/subjek dan objek yang lain. Hal
ini berarti populasi dalam arti jumlah/kuantitas. Tepai lembaga X mempunyai
karakteristik orang-orangnya, misalnya motivasi kerjanya, disiplin kerjanya,
kepemimpinannya, iklim organisasinya, dan lain-lain; dan mempunyai karakteristik
objek yang lain, misalnya kebijakan, prosedur kerja, tata ruang, produk yang
dihasilkan dan lain-lain. Yang terakhir berarti populasi dalam arti karakteristik.
LANJUTAN HAL 58
Jawaban :
Diketahui : n1=5, n2=5, s1=20, s2=15, d=5, Z=1,96
Sehingga varians gabungan dapat dihitung :
2
(5 − 1)202 + (5 − 1)152
𝑆𝑝 = = 312,5
(5 − 1) + (5 − 1)
Besar sampel dapat dihitung dengan rumus (6) yaitu :
1,962 . 2 . 312,5
𝑛= = 96,4
52
Jadi diperlukan 97 pasien untuk masing-masing kelompok pengobatan.
Besar sampel untuk uji hepotesis
Besar sampel untuk uji hipotesis untuk proporsi
7. uji hipotesis untuk proporsi populasi tunggal (one tail)
rumusnya :
[𝑍𝛼 √𝑃𝑜(1 − 𝑃𝑜) + 𝑍1−𝛽 √𝑃𝑎(1 − 𝑃𝑎) ]2
𝑛=
(𝑃𝑎 − 𝑃𝑜)2
Dimana n :besar sampel
Zα :Nilai Z pada derajat kepercayaan tertentu
Z1-β :nilai Z pada kekuatan uji tertentu
Po : proporsi yang diteliti (dari pustaka yang ada, atau dari
penelitian pendahuluan)
Pa : Proporsi alternatif/taksiran proporsi yang sesungguhnya
Contoh :
Selama masa wabah tetanus neonatorum yang virulm, petugas kesehatan
menginginkan untuk menentukan apakah prevalensinya turun setelah
sebelumnya naik sampai 150/1000 kelahiran hidup. Berapa besar sampel yang
diinginkan untuk menguji Ho = 0,15 pada α = 0,05 bila diinginkan 90%
kemungkinan dapat mendeteksi angka kesakitan 100/1000 jika ini prevalensi
yang sesungguhnya.
Jawaban :
Po = 0,005 , Pa = 0,10
Ho : P = 0,15
Ha : P < 0,15
2
[𝑍𝛼 √𝑃𝑜(1 − 𝑃𝑜) + 𝑍1−𝛽 √𝑃𝑎(1 − 𝑃𝑎)]
𝑛=
(𝑃𝑎 − 𝑃𝑜)2
* dalam uji hipotesis untuk proporsi populasi tunggal (two tailed) tidak dapat
ditentukan bahwa Pa
Contoh :
Prevalensi balita status gizi kurang, dipedesaan Indonesia dari Susenas
adalah 33%= ),33. Dijawa Tengah Akan diadakan penelitian tentang status
gizi balita. Berapa jumlah balita yang harus diambil sebagai sampel jika Ho:
P=0,33 dan Ha: P≠ 0,33, α = 0,05. Jika diinginkan kekuatan uji atau atau
power = 95% untuk mendeteksi perbedaan prevalensi sebesar 10%.
Jawaban :
Dengan Pa 10% > Po (berarti Pa = 0,43 karena Po = 0,33)
Contoh :
Obat A dikatakan dapat menghilangka nyeri pada 80% pasie osteoporosis.
Sedangkan paracetamol dapat menghilangkan nyeri pada 50% pasien
osteoporosis. Seorang peneliti ingin menguji obat A memang lebih efektif
dari paracetamol. Beberapa besar sampel yang dibutuhkan jika peneliti
menginginkan derajat kemaknaan 1% dan uji 80%.
Jawaban :
P1 = 0,8 Ho : P1 = P2
P2 = 0,5 Ho : P1>P2
P = P1 + P2 / 2 = (0,8 + 0,5) / 2 = 0,65
2
[(2,33√2. 0,65(1 − 0,65) + 0,84√0,8(1 − 0,8) + 0,5(1 − 0,5)]
𝑛=
(0,8 − 0,5)2
n = 49,45
Contoh :
Penelitian pendahuluan memperlihatkan bahwa kadar glukosa darah
merupakan faktor prognostic pada pasien dengan trauma kepala berat. Pada
penelitian itu dari 20 pasien trauma kepala berat dengan kadar glukosa darah
tinggi, 12 orang meninggal dalam 7 hari perawatan. Sedangkan pada 20
pasien trauma kepala berat dengan kadar glukosa darah rendah, 6 orang
meninggal dalam 7 hari perawatan. Seorang peneliti ingin mengetahui
apakah ada perbedaan proporsi kematian pasien antara kadar glukosa tinggi
dengan kadar glukosa darah rendah.
Berapa besar sampel yang diperlukan jika peneliti menginginkan derajat
kemaknaan 5% dan kekuatan uji 80%
Jawaban :
P1 = 12/20 =60%, P2 = 6/20 =30%
P = (P1+ P2) /2 = (60%+30%)/2 = 45%
2
[(1,96√2 . 0,45(1 − 0,45) + 0,84√0,86(1 − 0,6) + 0,3(1 − 0,3)]
𝑛=
(𝑃1 + 𝑃2 )2
n = 41,97
Contoh :
Suatu survei telah mengungkapkan bahwa rata-rata berat badan pria berusia
diatas 55 tahun yang menderita penyakit jantung = 90 kg. Berapa besar
sampel yang diperlukan untuk menguji (α = 5%, 1-β = 90%): apakah rata-
rata berat badan tidak beruba melawan hipotesis alternatif bahwa rata-rata
telah turun dari 90 kg menjadi 85 kg dengan simpangan baku 20 kg.
Jawaban :
Ho : μo = 90 σ2 = 20 Z1-β = 1,28
Ha : μo < 90 Zα = 1,64
20(1,64 + 1,28)2
𝑛= = 137,08
(90 − 85)2
Contoh :
Sama dengan soal pada satu arah, dengan perbedaan 5 kg
Ho : μo = 90 σ2 = 20 Z1-β = 1,28
Ha : μo ≠ 90 Zα/2 = 1,96
20(1,96 + 1,28)2
𝑛= = 168,17
(90 − 85)2
2
(20 − 1)122 + (20 − 1)102
2
𝜎 = 𝑆𝑝 =
(20 − 1) + (20 − 1)
2 . 122(1,96 + 0,84)2
𝑛= = 39,04
(82 − 75)2