SAP Hipertensi Suci
SAP Hipertensi Suci
HIPERTENSI
OLEH :
KADEK WENDAYUNI KARTIKA PUTRI
17.901.1701
A. LATAR BELAKANG
Penuaan merupakan proses normal adanya perubahan yang berhubungan
dengan waktu, sudah dimulai sejak lahir dan dimulai sejak lahir dan berlanjut
sepanjang hidup. Bertambahnya usia harapan hidup orang Indonesia, jumlah usia
lanjut (lansia) di Indonesia akan bertambah banyak. Dengan demikian, banyak hal
yang akan mempengaruhi kualitas kehidupan para lansia, antara lain adalah status
kesehatan. Para lansia pun tidak lepas dari beragam penyakit, penyakit akibat
penuaan akan semakin banyak dihadapi. Salah satu penyakit yang sering mengintai
para lansia adalah hipertensi.
Hipertensi adalah keadaan dimana tekanan darah sistolik ≥ 140 mmHg dan
tekanan darah diastolic ≥ 90 mmHg, atau bila pasien mengkonsumsi obat
antihipertensi (Arif Mansjoer,2001). Selain itu, hipertensi juga merupakan
peninggian tekanan darah kadang merupakan satu-satunya gejala. Bila demikian,
gejala baru muncul setelah terjadi komplikasi pada ginjal, mata, otak, atau jantung.
Gejala lain yang sering ditemukan adalah sakit kepala, epiktasis, marah, telinga
berdengung, rasa berat di tengkuk, sukar tidur, mata berkunang-kunang, dan pusing.
Saat ini hipertensi tidak hanya menyerang para lansia tetapi juga mereka yang
berusia muda. Pola hidup yang tidak sehat ditengarai sebagai salah satu pemicu
penyebabnya.
Sekitar 20 % populasi dewasa mengalami hipertensi, lebih dari 90 % diantara
mereka menderita hipertensi primer, dimana tidak ditentukan penyebab medisnya.
Sisanya mengalami kenaikkan tekanan darah dengan penyebab tertentu (sekunder) ;
seperti penyempitan arteri renalis, berbagai obat, disfungsi organ dan tumor.
(Smeltzer, Suzanne, 2001)
Perawat sebagai bagian integral dari pelayanan kesehatan masyarakat,
memiliki peran penting dalam upaya promotif, preventif, kuratif dan rehabilitative
pada kasus hipertensi, maka dari itu seorang perawat harus memiliki kemampuan
yamg memadai dalam konsep penyakit, pengkajian keperawatan, penegakkan
diagnose keperawatan, intervensi, implementasi serta evaluasi keperawatan penyakit
hipertensi demi memberikan pelayanan terbaik bagi masyarakat.
B. TUJUAN UMUM
Setelah mengikuti proses penyuluhan selama 30 menit, keluarga diharapkan
dapat mengetahui lebih dalam mengenai penyakit Hipertensi
C. TUJUAN KHUSUS
Setelah mengikuti penyuluhan selama 30 menit keluarga dapat :
1. Mengetahui pengertian penyakit Hipertensi.
2. Mengetahui penyebab terjadinya penyakit Hipertensi.
3. Mengetahui gejala dari penyakit Hipertensi.
4. Mengetahui penatalaksanaan penyakit Hipertensi.
D. METODE
1. Ceramah
2. Diskusi
3. Tanya jawab.
F. ISI MATERI
1. Pengertian penyakit Hipertensi.
2. Penyebab terjadinya penyakit Hipertensi.
3. Gejala dari penyakit Hipertensi.
4. Penatalaksanaan penyakit Hipertensi.
G. PROSES PELAKSANAAN
No Tahap Waktu Kegiatan penyuluh Kegiatan peserta Media
1 Pembukaan 5 menit a. Salam Menjawab
b. Perkenalan salam
c. Menjelaskan Mendengarkan
tujuan dari
pertemuan Menjawab
d. Kontrak waktu
e. Apersepsi
H. SETTING TEMPAT
3 2
1
Ket : 1 : Mahasiswa
2 : Pasien
3 : Keluarga pasien
I. PENGORGANISASIAN
1. Penyaji :
J. EVALUASI
1. EVALUASI STRUKTUR
a. SAP sudah siap 1 hari sebelum kegiatan.
b. Alat dan tempat siap.
c. Sudah dibuat struktur.
d. Penyaji dan peserta siap.
2. EVALUASI PROSES
a. Alat dan tempat sudah sesuai rencana.
b. Peserta mampu menyimak dan merespon materi penyuluhan.
c. Tidak ada peserta yang meninggalkan ruang berlangsungnya penyuluhan.
d. Peserta antusias terhadap materi penyuluhan.
3. EVALUASI HASIL
a. Jumlah peserta yang hadir sesuai dengan jumlah peserta yang di undang.
b. Peserta mampu menyebutkan pengertian penyakit Hipertensi.
c. Peserta mampu menyebutkan penyebab terjadinya penyakit Hipertensi
d. Peserta mampu menyebutkan gejala dari penyakit Hipertensi.
e. Peserta mengetahui cara perawatan penyakit Hipertensi.
K. REFERENSI
Moerdowo FRSA, Prof dr, Masalah Hipertensi (Tekanan darah tinggi) BHRATARA
KARYA AKSARA. JKT 1984.
Mesinem. Askep Keluarga Pada Tn H. dengan Resiko Tinggi Hipertensi. Malang
2002
Departemen Kesehatan RI, Tata Laksana Perawatan Kesehatan Masyarakat, Jakarta,
1997
Lampiran
1. PENGERTIAN HIPERTENSI
Hipertensi adalah suatu keadaan dimana didapatkan tekanan darah > 150/90 mmHg
pada orang yang berusia >45 tahun dan atau lebih dari 130/90 mmHg pada orang
yang berusia kurang dari 45 tahun . tinggi rendahnya tekanan darah ditentukan oleh
dua faktor yaitu curah jantung ( cardiac output ) dan tekanan resistensi pembuluh
darah perifeer. Tekanan darah ini selalu berubah-ubah tergantung waktu dan keadaan
si penderita.
3. PENYEBAB
Faktor psikologis ( strees )
Genetik /keturunan ( riwayat keluarga )
Kebiasaan minum alkohol
Kebiasaan merokok atau kopi
Obesitas / kegemukan
Pola makan / diet
Aktivitas
4. PENCEGAHAN
Menurunkan berat badan ( untuk yang obesitas )
Menghindari strees ( faktor psikologis )
Diet yang sesuai
Olah raga secara teratur
Menghindari minuman yang beralkohol
Berhenti merokok
Mengurangi kosumsi garam
5. DAMPAK HIPERTENSI
Komplikasi yang mungkin terjadi antara lain :
1. Mata : spasme fokal, penyempinan arteri okule, perdarahan
2. Otak : pecahnya pembuluh darah otak yang dapat menyebabkan kematian
3. Jantung : gagal jantung
4. Ginjal : gagal ginjal kronik
6. PERAWATAN HIPERTENSI
Sebaiknya cek kesehatan satu tahun sekali
Bila diketahui ada tekanan darah tinggi sebaiknya harus kontrol rutin
tidak perlu menunggu bila ada keluhan
Minum obat secara teratur sesuai anjuran dokter
Diet rendah garam/kolesterol/lemak jenuh.
Ciptakan keadaan rileks
Melakukan olah raga seperti senam aerobik atau jalan cepat selama 30-45 menit
sebanyak 3-4 kali seminggu.
Berhenti merokok dan mengurangi konsumsi alkohol
Pasien dengan tekanan darah lebih dari 200 /120 mmHg Harus diberikan terapi
dengan segera dan jika terdapat gejala kerusakan organ harus dirawat dirumah
sakit.
7. Pengobatan Tradisional Hipertensi
Lima lembar daun alpukat, dua gelas berisi air lalu rebus hingga mendidih
diamkan beberapa saat lalu di minum.
Dua buah timun dimakan pagi dan sore atau diparut, diperas, diambil airnya
diminum pagi dan sore.
Dua buah belimbing dimakan pagi dan sore atau diparut, diperas dan diambil
airnya diminum pagi dan sore
Sepuluh lembar daun salam direbus dalam 2 gelas air sampai rebusannya
tinggal 1 gelas, diminum pagi dan sore hari
Sepuluh lembar daun alpukat direbus dalam 2 gelas air sampai airnya tinggal
satu gelas
Satu genggam daun seledri ditumbuk dengan sedikit air diperas lalu diminum
pagi dan sore.
Buah melon dimakan pagi dan sore atau diparut, diperas, diambil airnya
diminum pagi dan sore.