Anda di halaman 1dari 5

SEMINAR NASIONAL ELECTRICAL, INFORMATICS, AND IT’S EDUCATIONS 2009

MENEKAN ANGKA SAIDI MELALUI POLA KOORDINASI YANG EFEKTIF DAN


MENINGKATKAN KINERJA SAIFI
DENGAN PEMELIHARAAN PREDIKTIF
Ir. Suhadi
Teknik Elektro Universitas Negeri Surabaya

ABSTRAK
Tingkat kehandalan (standard kinerja) jaringan distribusi tenaga listrik, pada umumnya
diukur dengan SAIDI (System Average Interruption Duration Index ), yaitu rata-rata lama padam
per pelanggan per tahun ( Jam / pelanggan / tahun ) dan SAIFI ( System Average Interruption
Frequency Index) yaitu rata-rata jumlah gangguan per pelanggan per tahun ( kali / pelanggan /
tahun ).
Kinerja SAIDI dan SAIFI yang buruk disamping akan berdampak pada kepuasan
pelanggan terhadap pelayanan pasokan tenaga listrik yang berujung pada tingkat pengaduan yang
tinggi, juga kerugian secara finansial berupa tuntutan ganti rugi, hilangnya Kwh jual, kerusakan
asset, dll bagi pemasok dalam hal ini adalah PT.PLN sendiri.
Ada beberapa cara untuk menekan angka SAIDI tersebut dapat dilakukan, diantaranya; 1)
Dengan penambahan sistem remote kontrol pada Jaringan Tegangan Menengah, 2) Pemasangan
Ground Fault Detector pads garde-garde distribusi, 3) Pemasangan Recloser , Sectionalizes dan
lain-lain. Strategi yang dapat dilakukan dalam usaha menekan angka SAIFI salah satunya adalah
melalui strategi pemeliharaan yang efektif.
Makalah ini akan membahas perihal menekan kinerja SAIDI melalui pola koordinasi dan
komunikasi yang efektif, utamanya pada saat petugas pelaksana gangguan melakukan pengusutan
dan pemulihan jaringan akibat gangguan baik pada Jaringan Tegangan Rendah ( JTR ) maupun
Jaringan Tegangan Menengah ( JTM ), dan juga dianalisa penyebab angka SAIFI tinggi dan
bagaimana solusi untuk menekan angka SAIFI melalui strategi pemeliharaan prediktif yang efektif.
Melalui Keppres No. 89/2002, diberlakukan penerapan sanksi terhadap PLN berupa
kompensasi biaya beban sebesar 10 persen apabila pasokan tenaga listrik ke pelanggan tidak
sesuai Tingkat Mutu Pelayanan ( TMP ) yang ditentukan. Di dalam TMP hanya tiga indikator yang
ditetapkan pemerintah untuk dipenuhi PLN, yaitu Jumlah Gangguan ( Kali/plg/bln ), Lama
Gangguan (jam/plg/bln ) dan kesalahan baca meter (kali/plg/tahun ). Kedua indikator TMP yaitu
Jumlah dan Lama gangguan selama ini telah diukur melalui indikator SAIFI dan SAIDI.
Nilai kinerja SAIFI pada unit tertentu rata-rata 0,623 kali / pelanggan / bulan, sehingga
prediksi SAIFI yang terjadi adalah 7,45 kali/pelanggan/tahun . Pencapaian kinerja SAIFI tersebut
tidak memenuhi target yang telah ditetapkan yaitu 0,47 kali/pelanggan/bulan atau 5,64
kali/pelanggan/tahun, sedang kinerja SAIDI yang baik maksimal adalah 2,5 jam / pelanggan /tahun

Kata kunci : Kinerja SAIDI dan SAIFI

BAB I PENDAHULUAN pelayanan dengan salah satu kegiatan utamanya


A. Latar Belakang adalah mengendalikan waktu pemulihan gangguan
Dalam menyikapi kondisi PLN saat ini dan mengendalikan metode kerja petugas
dimana kritisnya masyarakat konsumen petanggan pelayanan gangguan.
tenaga listrik PLN, serta mulai berlakunya secara Kehandalan pendistribusian tenaga listrik
efektif UU No.8 Tahun 1999 tentang Perlindungan ke konsumen, sangat ditentukan oleh kuantitas
Konsumen pada tanggal 20 April tahun 2000, dan kualitas asset peralatan, faktor lingkungan dari
maka dirasa perlu memperhatikan sekaligus peralatan tersebut dan faktor pengelolaan asset /
melaksanakan program-program antisipasi dengan peralatan yang ada. Nilai kinerja SAIFI rata-rata
selalu mewaspadainya untuk melakukan tugas 0,623 kali / pelanggan / bulan sehingga prediksi
pokok dengan sebaik-baiknya diantaranya adalah SAIFI adalah 7,45 kali/pelanggan/tahun.
meningkatkan mutu pelayanan PLN kepada Pencapaian kinerja SAIFI tersebut tidak memenuhi
pelanggan dan mengantisipasi timbulnya tuntutan (dibawah) target yang telah ditetapkan yaitu 0.47
hukum atas pelayanan petugas PLN. kali/pelanggan/bulan atau 5,64
Dari beberapa aspek penyebab belum kali/pelanggan/tahun. Angka SAIFI yang tinggi
terpenuhinya standar SAIDI yang ditargetkan PLN menunjukkan tingkat kehandalan pendistribusian
penulis hanya akan menyorotinya dari sisi tenaga listrik ke konsumen sangat buruk.
pelayanan gangguan tentang tingkat mutu Sekaligus ukuran tingkat pengelolaan asset /

A1-38
SEMINAR NASIONAL ELECTRICAL, INFORMATICS, AND IT’S EDUCATIONS 2009 A1-39
peralatan yang tidak baik. Angka kinerja SAIFI Penyebab gangguan pada gardu distribusi
diatas 7 kali/pelanggan/tahun adalah sangat tinggi adalah Trafo menduduki urutan tertinggi yaitu
jika dibandingkan dengan angka kinerja SAIFI 44%, kemudian karena kubikel sebesar 31% dan
rata-rata negara lain yang dibawah 1,5. Nilai sisanya 25% lain-lain.
kinerja SAIFI secara berkelanjutan harus Dari keempat penyebab gangguan diatas maka
diturunkan, bukan hanya harus mencapai target penyumbang SAIFI yang dominan adalah :
yang ditetapkan oleh kantor Distribusi, tetapi terus  Jointing 81% dari SUTM atau 32% dari
ditingkatkan sampai titik optimum karena angka total kontribusi SAIFI.
SAIFI akan sangat berpengaruh pada :  Gangguan tidak jelas 54% dari SUTM atau
 Kerusakan asset / peralatan 17% dari total kontribusi SAIFI.
 Adanya Kwh tak terjual  Transformator Distribusi 44% dari Gardu
distribusi atau 7% dari total kontribusi
 Kebutuhan Sumber Daya Manusia. SAIFI.
 Kinerja SAIDI turun.  Kubikel 31% dari gardu distribusi atau 5%
 Citra perusahaan yang buruk kepuasan dari total kontribusi SAIFI.
pelanggan, dll
B. Saidi dan Saifi
Urutan penyumbang terbesar dari angka B-1. Saidi
SAIFI adalah SKTM (39%), SUTM(31%), Gardu Salah satu indikator untuk mengukur
Distribusi (16%), pekerjaan Pemeliharaan (11%), tingkat kehandalan distribusi tenaga fistrik adalah
terakhir adalah masing-masing JTR dan SR. SAIDI ( System Average Interruption Duration
Tabel 1. Kontribusi penyebab gangguan terhadap Index ) yaitu rata-rata lama padam per pelanggan
kinerja SAIFI per tahun ( jam / pelanggan / tahun ).
No SAIDI dihitung dengan rumus sebagai berikut :
. JTM Penyebab Prosen Kontribusi
Jointing 81 SAIDI = Total Jumlah Jam Pelanggan Padam
Total Jumlah pelanggan
1 SKTM Kabel 14 39
Terminal 5 Yang termasuk dalam perhitungan SAIDI adalah :
1. Semua gangguan yang mempengaruhi satu
GTJ 54 atau lebih pelanggan, selama 5 menit atau
2 SUTM 31 lebih, akan dicatat dan dihitung.
Lain-Lain 33
2. Waktu gangguan akan mulai dihitung pada
Cut Out 13 saat setelah mengetahui informasi adanya
gangguan baik dari indikasi alarm maupun dari
Trafo 44
telepon konsumen.
3 Gardu Kubikel 31 16 3. Semua padam akibat pekerjaan terencana
masuk dalam hitungan.
Lain-lain 25
4. Industri besar dihitung sebagai satu
4 Lain-lain 14 pelanggan.
Yang tidak termasuk dalam perhitungan SAIDI
adalah :
Kinerja SAIFI ditentukan oleh banyaknya 1. Gangguan yang disebabkan karena force
gangguan dan jumlah pelanggan yang padam, major ( kerusuban, bencana alam, dll ).
artinya satu kali gangguan yang menyebabkan 2. Padam kurang dari 5 menit tidak masuk dalam
banyak pelanggan padam maka akan berpengaruh perhitungan.
besar pada SAIFI ( semakin buruk ). Gangguan 3. Padam setempat dimana pelanggan setuju
pada jaringan tegangan menengah ( JTM ) untuk tetap padam sampai waktu tertentu.
meskipun secara jumlah kecil tetapi akan 4. Padam setempat dimana ada masalah atau
berpengaruh besar pada SAIFI karena hal-hal yang menyangkut keamanan terhadap
berpengaruh banyak pelanggan padam. Maka data peralatan pelanggan.
berikut disusun berdasarkan tingkat kontribusi
terhadap SAIFI.
5. Padam setempat yang disebabkan karena
instalasi dalam bangunan milik pelanggan
Penyumbang terbesar Penyebab gangguan
tidak masuk dalam perhitungan SAIDI.
SKTM adalah jointing / sambungan sebesar 81%
kemudian karena kabel SKTM 14% dan 6. Padam karena permintaan pelanggan.
termination 5%. Gangguan tidak jelas (GTJ)
B-2. Saifi
adalah penyumbang terbesar 54% dari
keseluruhan penyebab gangguan SUTM, SAIFI ( System Average Interruption
kemudian lain-lain 33% terdiri dari : jumper putus Frequency Index ) adalah jumlah rata-rata
dan gangguan out door, sedangkan gangguan gangguan per pelanggan per tahun ( kali /
SUTM karena cut out adalah 13%. pelanggan / tahun ).
SEMINAR NASIONAL ELECTRICAL, INFORMATICS, AND IT’S EDUCATIONS 2009 A1-40
SAIFI dihitung dengan rumus sebagai Beberapa metode untuk meningkatkan kehandalan
berikut: tersebut diatas dapat dilakukan melalui : 1) Desain
SAIFI = Jumlah total pelanggan padam system, 2) Prosedur operasi, 3) Metode
Jumlah total pelanggan pemeliharaan
Termasuk dalam perhitungan SAIFI adalah sama C. Pembahasan
dengan perhitungan yang digunakan pada pada Jenis gangguan yang menyumbangkan
SAIDI atau kontribusi yang dominan adalah Jointing,
Pemeliharaan adalah suatu usaha yang gangguan tidak jelas, transformator distribusi, dan
berkelanjutan untuk menjaga agar peralatan tetap kubikel, maka kemungkinan penyebab jenis
beroperasi normal sesuai umur hidup, dari gangguan tersebut dan tindakan apa yang telah
peralatan tersebut. Kebijakan pemeliharaan dapat dilakukan adalah seperti tabel 2 terlampir. Pada
dikelompokkan sebagai berikut : tabel 2 menunjukkan bahwa sebab-sebab
 Breakdown/corrective maintenance gangguan telah teridentifikasi dan semua ada pola
Pemeliharaan hanya akan dilakukan tindakan baik korektif maupun preventifnya.
menunggu/setelah terjadi gangguan, Berdasarkan realisasi pemeliharaan korektif
dianut sejak mengenal pemeliharaan maupun preventif ada ketidak pastian bahwa
sampai akhir tahun 1950. semua pola solusi tersebut dilakukan misalnya : oil
 Preventive maintenance treatment, pengawasan pekerjaan pihak III,
Pemeliharaan yang dilakukan secara ventilasi gardu, pasang heater, dll. Mengapa
teratur untuk mencegah terjadinya frekuensi gangguan masih tinggi?
kerusakan peralatan. Dianut perusahaan Untuk menganalisis dari prespektif yang lain
(PLN) pada tahun 1950 sampai tahun misalnya : apakah sasaran pemeliharaan tepat
1960. sesuai dengan kondisi kinerja asset saat itu ?,
 Predictive maintenance seberapa cepat dan tepat tindakan pemeliharaan
Pemeliharaan ini dilakukan dengan cara dibandingkan kecepatan degradasi dari kinerja
memonitor / memantau kondisi peralatan asset itu sendiri ?, ada prioritas sesuai urgenitas
jaringan, analisis data dan pengukuran, kondisi kinerja asset ?, dll.
juga melalukan evaluasi tanda-tanda Dalam melakukan pengusutan gangguan Jaringan
penting terhadap kondisi peralatan. Tegangan Menengah ( JTM) dan Jaringan
 Total Productive maintenance (TPM) "Tegangan Rendah (JTR) koordinasi
Melibatkan dan partisipasi setiap orang komunikasinya belum serempak sehingga fungsi
dalam organisasi kearah optimalisasi MASTER pengendali belum dapat berfungsi
kinerja peralatan. Model TPM merupakan secara normal. Pelaksana gangguan Tegangan
konsep perbaikan berkelanjutan diseluruh Menengah (TM) dan Tegangan Rendah ( TR )
aspek. Dianut dan terbukti efektif pada yang berada di posko-posko Unit Pelayanan ( UP )
tahun 1987. belum berfungsi maksimal disebabkan antara lain :
Secara histories keempat model Pembagian petugas yang belum seimbang antara
pemeliharaan tersebut diatas dilakukan orang pelaksana JTM dan JTR yang berada di posko
berdasarkan pengalaman. Mulai dari pemeliharaan dengan pelaksana yang berada di posko-posko
breakdown yang sekarang sudah banyak UP. Terdapatnya pengelompokkan kunci-kunci
ditinggalkan karena sangat tidak efektif sampai ke gardu distribusi antar posko gangguan. Untuk
pemeliharaan produktif yang terbukti paling efektif. memudahkan analisis, harus dilakukan
Beberapa metode yang secara umum dilakukan inventarisasi dan meringkaskan kekuatan,
untuk meningkatkan kehandalan jaringan tegangan kelemahan seperti diatas yang ada di bidang
menengah adalah: Opyanggu dengan mempergunakan analisis
 Mengurangi jumlah gangguan dengan : SWOT. Strategi SO,WO,ST,WT adalah beberapa
tebang pohon kapanpun bila memungkinkan, solusi yang dapat diimplementasikan untuk
potong dahan pohon sampai jarak yang mengatasi beberapa permasalahan yang ada di
aman bagi jaringan hal ini perlu keahlian Opyanggu sehingga kinerja SAIDI dapat
khusus, pasang pengaman pohon atau diperbaiki. Strategi hasil analisis SWOT dapat
binatang, pasang arrester, ada pengawas dibuat rangking berdasarkan prioritas, yang
jaringan, dll. mendesak dan sangat berpengaruh terhadap
 Batasi jumlah pelanggan yang padam kinerja SAIDI baik dalam jangka pendek maupun
dengan : pasang lebih banyak fuse, recloser dalam jangka panjang untuk segera ditindak
dan sectionalizers. lanjuti.
Dan rumusan masalah bidang Opyanggu
 Melakukan koreksi terhadap peralatan yang utamanya adalah PERCEPATAN PEMULIHAN
kinerjanya memburuk, monitoring peralatan
GANGGUAN, maka hal yang sangat mungkin
adalah bertujuan untuk mengetahui kondisi
dapat menunjang proses tersebut salah satunya
kinerja peralatan secara tepat sehingga
adalah KOORDINASI OPERASI yang baik,
tindakan koreksi yang diperlukan untuk
ditunjang oleh kemampuan pelaksana yang
memulihkan kesehatan / kinerja peralatan
memadai dan hubungan komunikasi yang efektif
secara tepat dan efisien.
dan produktif, diharapkan TARGET SAIDI di UPJ
SEMINAR NASIONAL ELECTRICAL, INFORMATICS, AND IT’S EDUCATIONS 2009 A1-41
Kramat Jati yang ditetapkan PLN dapat ditekan berdekatan, agar petugas Opyanggu dari
dan memenuhi target kinerjanya . posko yang berdekatan. Diharapkan dengan
Oleh karena itu beberapa solusi dari persoalan dilaksanakannya solusi-solusi di atas, maka
tersebut adalah antara lain indeks SAIDI dapat ditekan menuju ke arah
1. Pembagian Tugas dan Tanggung Jawab perbaikan secara berkelanjutan.
yang Seimbang
Personil yang sudah menguasai dan
mempunyai pengalaman bidang Tegangan D. Simpulan dan Saran
Menengah harus dibagi seimbang diantara D-1. Simpulan
posko-posko yang ada, hal ini untuk 1. Pengetahuan dan kemampuan operasional
memberikan motivasi, membagi pengalaman, 60% personil bidang Opyanggu perlu
pengetahuan sekaligus sebagai on the job ditingkatkan atau ditambah dengan inhouse
training bagi personil yang tidak tahu / training melalui diskusi, class room, training
menguasai Jaringan Tegangan Menengah. operasional ke supplier, on the job training
2. Penggabungan Personil TM dan TR dengan personil yang lebih mampu atau
Antara personil TM dan TR digabung training ke DIKLAT.
menjadi satu fungsi opersonal Opyanggu 2. Pengelompokkan kunci di setiap posko,
yang bertugas menanggulangi gangguan menyebabkan kesulitan bagi petugas
baik Tegangan Menengah maupun Opyanggu untuk saling membantu, dimana
Tegangan Rendah sehingga lebih efisien seringkali satu posko banyak gangguan
dan efektif sementara di posko yang berdekatan tidak
3. Inhouse Training ada gangguan.
Mendata ulang petugas pelaksana dan 3. Program pemeliharaan saat ini kurang
kompetensinya, selanjutnya diadakan efektif, tidak tepat sasaran, kurang
TRAINING untuk menyeimbangkan berkorelasi positip terhadap angka SAIFI,
kemampuan antara petugas pelaksana TM / tidak sesuai dengan realitas kondisi asset
TR, pada tahap awal hal ini dapat jaringan tenaga listrik, hal ini dibuktikan
dilaksanakan oleh Asisten Manager dengan adanya realisasi anggaran korektif
Opyanggu dengan dibantu oleh para jauh lebih besar dari realisasi anggaran
penanggung jawab, sedangkan untuk hal-hal pemeliharaan.
yang bersifat khusus seperti cara 4. Strategi pemeliharaan prediktif lebih cocok
pengoperasian LBS dari beberapa tips dapat diimplementasikan dan sesuai dengan
dilakukan di Diktat-diktat atau Vendor-vendor kondisi pada umumnya dan strategi prediktif
tertentu sesuai dengan tips-tips LBS yang yang kuat merupakan pondasi yang baik
pada umumnya terpasang di gardu-gardu untuk implementasi model.
Distribusi.
4. Menyatukan Turjasi D-2. Saran
Modifikasi kondisi ruang POSKO 1. Agar ke enam solusi diatas dapat
GANGGUAN antara pelayanan gangguan diimplementasikan secara serentak sehingga
TM dan TR menjadi satu dengan areal yang dapat dilihat pengaruhnya pada kinerja SAIDI
cukup memadai sehingga PUSAT bersamaan dilakukan evaluasi terhadap
pengendaliannya menjadi lebih efektif kekurangan program tersebut dan dilakukan
karena antara petugas piket pengatur TM / koreksi dan perbaikan segera.
TR dapat seketika berkoordinasi) dan 2. Pemerataan/keseimbangan pembagian
memantau kondisi proses pengendaliannya antara wilayah posko satu dengan posko
secara bersamaan. lainya.
5. Menyeragamkan Kanal Komunikasi 3. Ikut memonitor dan peduli terhadap
Memperbaiki pola dari sistem peralatan kontrol seperti GFD dan fungsi
komunikasi yang lebih terpadu dan peralatan Remote Control, Radio Komunikasi
meminimalkan daerah BLANK SPOT ( yang juga berfungsi untuk menekan angka
tempat dimana hubungan komunikasi SAIDI yang efektif.
mengalami kesulitan ) dengan
mempergunakan saluran komunikasi yang
sama antar posko dan Piket Pengatur UPJ. DAFTAR PUSTAKA
1. DR. Jangkung Karvantoro, MBA. 2002. Materi
Training Program Kaderisasi Asman "Peduli
6. Membuat Kunci Master Tambahan
Masalah dan Rancangan Solusi
Masing-masing posko dibuatkan kunci
2. Lembaga Pendidikan dan Pembmaan
master dengan posko dapat saling
Manajemen ( PPM ). Minaut Indonesia.
membantu dalam menanggulangi gangguan
Tegangan Menengah. Koordinator posko 3. Lembar Negara. 2002. "UUAlo.20 Tahun 2002
sebagai penanggung jawab terhadap Tentang Ketenaga Listrikan
penggunaan kunci master tersebut yang 4. Lembar Negara. 1999. "NI No. 8 Tahun 1999
Tentang Perlindungan Konsumen.
SEMINAR NASIONAL ELECTRICAL, INFORMATICS, AND IT’S EDUCATIONS 2009 A1-42
5. Wayne Merris, Northeast Utilities. 2002. SAIDI
and SAIFI, Meet Your New Owner.
6. www.nepo.go.th " Thailand distribution
Utilities”
7. www.reliabi.lity.sandia.gov " Predictive
Maintenance "

DAFTAR ISTILAH
APP Alat Pembatas dan Pengukur.
BATEM Bagian Tegangan Menengah.
CHI Kanal I saluran komunikasi
radio.
DCC Distribution Control Center.
GFD Ground Fault Detector.
LBS Load Break Switch.
MCB Mini Circuit Breaker.
OpVanggu Operasi dan Pelayanan
Gangguan.
PPG123 Pusat Pelayanan Gangguan.
SAIFI System Average Interruption
Frequency Index.
SAIDI System Average Interruption
Duration Index
SWOT Analisis yang didasarkan pada
Strength Weakness Opportunity
Threat dan mencari strategi
yang diperlukan.
SIPA Seksi Pelayanan.
TURJASI Pengatur Jaringan dan Deteksi.
UUPK Undang-undang Perlindungan
Konsumen No.8 Tahun 1999.
UUTK Undang-undang Tentang
Ketenagalistrikan No.20 Tahun 2002.

Anda mungkin juga menyukai