Anda di halaman 1dari 65

PENGARUH PEMBERIAN WARFARIN SELAMA 7 HARI TERHADAP

STATUS HIPERKOAGULASI PENDERITA ULKUS KAKI DIABETIK

BAGIAN / SMF ILMU PENYAKIT DALAM FAKULTAS KEDOKTERAN USU


/ RS H ADAM MALIK MEDAN

DESEMBER 2008 – JUNI 2009

TESIS

OLEH

NINA KARMILA

DEPARTEMEN ILMU PENYAKIT DALAM


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
RSUP H ADAM MALIK / RSUD DR PIRNGADI
MEDAN
2009

Nina Karmila : Pengaruh Pemberian Warfarin Selama 7 Hari Terhadap Status Hiperkoagulasi Penderita Ulkus Kaki
Diabetik, 2010.
DIAJUKAN DAN DIPERTAHANKAN DI DEPAN
SIDANG LENGKAP DEWAN PENILAI BAGIAN ILMU PENYAKIT DALAM
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
DAN DITERIMA SEBAGAI SALAH SATU SYARAT UNTUK MENDAPATKAN
KEAHLIAN DALAM BIDANG PENYAKIT DALAM

Pembimbing Tesis

( Dr. Dairion Gatot, SpPD-KHOM ) ( Dr. Dharma Lindarto, SpPD-KEMD )

Disahkan oleh :

Ketua Departemen Ketua Program Studi PPDS


Ilmu Penyakit Dalam Ilmu Penyakit Dalam
Fakultas Kedokteran USU Fakultas Kedokteran USU

( Dr. Salli R. Nasution, SpPD-KGH ) ( Dr. Zulhelmi Bustami, SpPD-KGH )

Nina Karmila : Pengaruh Pemberian Warfarin Selama 7 Hari Terhadap Status Hiperkoagulasi Penderita Ulkus Kaki
Diabetik, 2010.
DEWAN PENILAI

1. Prof. Dr. Sutomo Kasiman, SpPD, SpJP ( K )


2. Dr. Sri Maryuni Sutadi, SpPD-KGEH
3. Dr.Abdurrahim Rasyid Lubis, SpPD-KGH
4. Dr. Zulhelmi Bustami, SpPD-KGH
5. Dr. Dharma Lindarto, SpPD-KEMD
6. Dr. Ermanta Ngirim Keliat, SpPD-KP

Nina Karmila : Pengaruh Pemberian Warfarin Selama 7 Hari Terhadap Status Hiperkoagulasi Penderita Ulkus Kaki
Diabetik, 2010.
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah memberikan

kekuatan dan rahmatNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis ini yang

berjudul : PENGARUH PEMBERIAN WARFARIN TERHADAP STATUS

HIPERKOAGULASI PADA PENDERITA ULKUS KAKI DIABETIK, yang

merupakan persyaratan dalam menyelesaikan pendidikan dokter ahli dibidang Ilmu

Penyakit Dalam pada Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara Medan.

Dengan selesainya karya tulis ini, maka penulis ingin menyampaikan terima

kasih dan rasa hormat serta penghargaan yang setinggi-tingginya kepada:

1. Dr Salli R Nasution, SpPD-KGH, selaku Kepala Departemen Ilmu Penyakit

Dalam FK USU/ RSUP H. Adam Malik Medan yang telah memberikan

kemudahan dan perhatian yang besar terhadap pendidikan penulis.

2. Dr Zulhelmi Bustami, SpPD-KGH dan Dr Dharma Lindarto, SpPD-KEMD

sebagai ketua dan sekretaris program studi Ilmu Penyakit Dalam yang dengan

sungguh-sungguh telah membantu dan membentuk penulis menjadi ahli

penyakit dalam yang berilmu, handal dan berbudi luhur.

3. Prof. Dr. Lukman Hakim Zain SpPD, KGEH selaku ketua Departemen Ilmu

Penyakit Dalam USU pada saat penulis diterima sebagai Peserta Program

Pendidikan Dokter Spesialis yang telah memberikan kesempatan dan

bimbingan dalam menyelesaikan pendidikan.

4. Prof. Dr. Harun Rasyid Lubis SpPD KGH, selaku Ketua TKP PPDS yang

telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk diterima sebagai peserta

Program Pendidikan Dokter Spesialis

5. Khusus mengenai karya tulis ini, penulis mengucapkan terima kasih yang

sebesar-besarnya kepada Dr. Dairion Gatot, SpPD KHOM selaku kepala

Divisi Hematologi dan Onkologi Medik Departemen Ilmu Penyakit Dalam dan
Nina Karmila : Pengaruh Pemberian Warfarin Selama 7 Hari Terhadap Status Hiperkoagulasi Penderita Ulkus Kaki
Diabetik, 2010.
sebagai pembimbing tesis serta kepada Dr. Dharma Lindarto, SpPD KEMD

sebagai pembimbing kedua tesis yang penulis rasakan benar-benar dengan

tulus membantu penulis menyelesaikan penelitian dan karya tulis ini, hanya

doa yang dapat penulis berikan kiranya berkat berlimpah dari Yang Maha

Kuasa selalu beserta mereka dan keluarga.

6. Seluruh staf Departemen Ilmu Penyakit Dalam FK USU/RSUD Dr Pirngadi/

RSUP H. Adam Malik Medan : Prof Dr Harun Rasyid Lubis, SpPD-KGH,

Prof Dr T Renardi Haroen SpPD-KKV, MPH, Prof Dr Bachtiar Fanani Lubis,

SpPD-KHOM, Prof Dr Habibah Hanum, SpPD-KPsi, Prof Dr Sutomo

Kasiman SpPD-KKV, Prof Dr Azhar Tanjung, SpPD-KP-KAI-SpMK, Prof Dr

Pengarapen Tarigan, SpPD-KGEH, Prof Dr OK Moehadsyah, SpPD-KR, Prof

Dr Lukman Hakim Zain, SpPD-KGEH, Prof Dr M Yusuf Nasution, SpPD-

KGH, Prof Dr Azmi S Kar, SpPD-KHOM, Prof Dr Gontar A Siregar, SpPD-

KGEH, Prof Dr Harris Hasan, SpPD-SpJP(K), Dr Rusli Pelly, SpPD-KP

(alm), Dr Nur Aisyah SpPD-KEMD, Dr A Adin St Bagindo SpPD-KKV, Dr

Lufti Latief, SpPD-KKV, Dr Syafii Piliang, SpPD-KEMD, Dr T Bachtiar

Panjaitan, SpPD, Dr Abiran Nababan, SpPD-KGEH, Dr H OK Alfien Syukran

SpPD-KEMD (alm), Dr Betthin Marpaung, SpPD-KGEH, Dr Sri M Sutadi

SpPD-KGEH, Dr Mabel Sihombing, SpPD-KGEH, Dr Salli R Nasution

SpPD-KGH, Dr Juwita Sembiring, SpPD-KGEH, Dr Alwinsyah Abidin,

SpPD, Dr Abdurrahim Rasyid Lubis, SpPD-KGH, Dr Chairul Bahri, SpPD

(alm), Dr Mardianto, SpPD ,Dr Umar Zein SpPD-KPTI-DTM&H-MHA, Dr

Yosia Ginting, SpPD-KPTI, Dr Refli Hasan SpPD-SpJP (FIHA)(K), Dr EN

Keliat SpPD-KP, Dr Blondina Marpaung SpPD-KR, Dr Leonardo Dairy,

SpPD-KGEH yang merupakan guru-guru penulis yang telah banyak

memberikan arahan dan petunjuk kepada penulis selama mengikuti

pendidikan.
Nina Karmila : Pengaruh Pemberian Warfarin Selama 7 Hari Terhadap Status Hiperkoagulasi Penderita Ulkus Kaki
Diabetik, 2010.
7. Dr Armon Rahimi, SpPD KPTI, Dr Heriyanto Yoesoef SpPD (alm), Dr R

Tunggul Ch Sukendar, SpPD-KGH (alm), Dr Daud Ginting SpPD, Dr Tambar

Kembaren SpPD, Dr Saut Marpaung SpPD, Dr Zuhrial SpPD, Dr Dasril

Efendi SpPD KGEH, Dr Ilhamd SpPD, Dr Calvin Damanik, SpPD, Dr Zainal

Safri, SpPD SPJP, Dr Rahmat Isnanta, SpPD, Dr Santi Safril, SpPD, Dr

Soegiarto Gani SpPD, Dr Franciscus Ginting, SpPD, Dr Savita Handayani,

SpPD, Dr. Hariyani Adin, SpPD, Dr. Endang, SpPD, Dr. Deske Muhadi,

SpPD, dan Dr. Syafrizal Nasution SpPD sebagai dokter kepala ruangan /

senior yang telah sangat banyak membimbing saya selama mengikuti

pendidikan ini.

8. Rektor Universitas Sumatera Utara dan Dekan Fakultas Kedokteran

Universitas Sumatera Utara yang telah memberikan izin dan menerima saya,

sehingga dapat mengikuti pendidikan keahlian ini.

9. Direktur RSUP H Adam Malik Medan, RSUD Dr Pirngadi Medan dan

Direktur RS Tembakau Deli Medan yang telah memberikan begitu banyak

kemudahan dan izin dalam menggunakan fasilitas dan sarana Rumah Sakit

untuk menunjang pendidikan keahlian ini.

10. Direktur RSUD Kota Langsa yang telah memberikan kesempatan dan

bimbingan kepada saya selama ditugaskan sebagai Konsultan Penyakit Dalam

di RSUD Kota Langsa dalam rangka pendidikan ini.

11. Kepada Drs Abdul Jalil Amri Arma, MKes yang telah memberikan bantuan

yang tulus kepada penulis khususnya dalam metodologi penelitian ini.

12. Para sejawat PPDS-Interna, Paramedis dan seluruh karyawan/ti bagian

Penyakit Dalam RSUD. Dr. Pirngadi dan RSUP. H. Adam Malik Medan :

Lely Husna, Syariffruddin Abdullah, Yanti, Theresia, Fitri, Ita, Wanti, Sari,

Tika dan Deni yang telah banyak membantu dan bekerjasama dengan baik

selama ini.
Nina Karmila : Pengaruh Pemberian Warfarin Selama 7 Hari Terhadap Status Hiperkoagulasi Penderita Ulkus Kaki
Diabetik, 2010.
13. Para penderita rawat inap dan rawat jalan di SMF/Departemen Ilmu Penyakit

Dalam RSUD. Dr. Pirngadi dan RSUP. H. Adam Malik Medan, karena tanpa

mereka mustahil penulis dapat menyelesaikan pendidikan ini.

14. Buat para senior yang sangat membantu penelitian ini Dr Suhartono, SpPD, Dr

Imelda Rey, SpPD, Dr Faizal Drissa Hasibuan SPPD. Untuk Class Mate

penulis, Dr.Suvianto, Dr. Libya, dan Dr. Henny Syahrini, Dr. Suherdi, Dr. Eric

Halim Sumampow SpPD, Dr. Wahyu Diansyah, Dr Jenda Maulana, yang

memberi bantuan, dukungan dan dorongan selama menjalani pendidikan

sehingga terjalin rasa persaudaraan yang erat.

15. Kepada kedua orang tua saya Dr Alex M. Zulkarnain ( alm ) dan Dr. Sri

Banoen ( almh ), yang sangat saya kasihi, dan hormati tiada kata-kata yang

dapat mengungkapkan perasaan hati, rasa terima kasih atas segala pengajaran,

pengasuhan, dan semua yang telah diberikan pengorbanan jasa-jasa yang tiada

mungkin terucap dan terbalaskan.

16. Kepada ke tiga abang saya yang telah banyak membantu, memberi semangat

dan dorongan selama pendidikan, terimakasihku yang tak terhingga untuk

segalanya.

17. Kepada kedua mertua saya yang telah banyak membantu memberi dukungan

moril dan materil, rasa terima kasihku yang setinggi-tingginya.

Khusus untuk suamiku tercinta Dr Abu Almauzun Parnaungan Matondang,

terima kasih yang tak terhingga saya ucapkan atas kesabaran, pengertian,

keikhlasan, dukungan dan pengorbanan selama ini, yang memberikan kekuatan

dan ketabahan kepada saya. Semoga dapat memberi kebahagiaan dan

kesejahteraan bagi kita. Dan untuk anak-anakku Ivan Hamonangan Matondang,

Raja Fattah Nabil Matondang dan Fawwaz Muammar Matondang, selama ini

Nina Karmila : Pengaruh Pemberian Warfarin Selama 7 Hari Terhadap Status Hiperkoagulasi Penderita Ulkus Kaki
Diabetik, 2010.
merupakan pendorong dan pembangkit semangat dalam hidup untuk mencapai

cita-cita yang lebih baik lagi.

Sebenarnya masih banyak lagi kata ucapan terima kasih yang ingin penulis

sampaikan buat berbagai pihak yang tidaklah mungkin disebutkan satu persatu,

dan pada kesempatan ini izinkanlah penulis menyampaikan rasa terimakasih yang

setulusnya secara menyeluruh.

Akhirnya izinkanlah penulis memohon maaf yang sebesar-besarnya kepada

semua pihak atas kesalahan dan kekurangan selama mengikuti pendidikan ini,

semoga segala bantuan, dorongan dan petunjuk yang diberikan kepada penulis

selama mengikuti pendidikan kiranya mendapat balasan dari Allah SWT . Amin

ya Rabbal Alamin.

Medan, Oktober 2009

Penulis,

Dr. Nina Karmila

Nina Karmila : Pengaruh Pemberian Warfarin Selama 7 Hari Terhadap Status Hiperkoagulasi Penderita Ulkus Kaki
Diabetik, 2010.
Abstrak

Pengaruh Pemberian Warfarin selama 7 Hari terhadap Status


Hiperkoagulasi Penderita Ulkus Kaki Diabetik.

Nina Karmila, Dairion Gatot*, Dharma Lindarto**


*Divisi Hematologi-Onkologi Medik, **Divisi Endokrinologi Metabolik,
Departemen Penyakit Dalam
Fakultas Kedokteran USU-RSUP H Adam Malik Medan

Latar belakang
Ulkus kaki dan komplikasinya merupakan penyebab penting mortalitas dan
morbiditas penderita diabetes. Diabetes mellitus akan disertai dengan keadaan
protrombotik yaitu perubahan-perubahan proses trombosis dan fibrinolisis.
Sampai saat ini penggunaan antikoagulan belum menjadi perhatian dalam
penanganan ulkus kaki diabetik. Untuk itu kami ingin mengetahui efektifitas dari
Warfarin dalam penanganan hiperkoagulasi pada ulkus kaki diabetik.

Tujuan
Untuk mengetahui adanya pemanjangan status koagulasi pada penderita ulkus kaki
diabetik setelah pemberian warfarin dibandingkan dengan kontrol .

Metode
Dilakukan uji klinis dengan pemberian Warfarin 5 mg sehari selama 7 hari pada 16
subjek penderita ulkus kaki diabetik dengan status hiperkoagulasi dan dibandingkan
parameter koagulasi ( rasio PT, INR, TT, aPTT, fibrinogen dan D dimer ) dengan 16
orang kontrol yang tidak mendapat Warfarin,
Hasil
Setelah 7 hari terapi didapatkan peningkatan rerata rasio INR ( p = 0,040 ) dan rerata
rasio aPTT ( p = 0,016 ) pada subjek dibandingkan kontrol

Kesimpulan
Dijumpai pemanjangan status koagulasi yang signifikan setelah terapi warfarin 5 mg
sehari selama 7 hari pada ulkus kaki diabetik dengan status hiperkoagulasi.
Diperlukan penelitian lebih lanjut dengan jumlah sampel yang lebih banyak dan
jangka waktu lebih lama untuk menilai efek Warfarin sebagai trombolitik pada status
hiperkoagulasi pada penderita ukus kaki diabetik

Nina Karmila : Pengaruh Pemberian Warfarin Selama 7 Hari Terhadap Status Hiperkoagulasi Penderita Ulkus Kaki
Diabetik, 2010.
Abstract

The Effect of Warfarin Therapy for 7 Days on Hipercoagulation Status in


Patients with Diabetic Foot Ulcer

Nina Karmila, Dairion Gatot*, Dharma Lindarto**


*Division of Hematology-Oncology,**Division of Endocrinology and Metabolic
Internal Medicine Department
Medical Faculty of North Sumatera University - Adam Malik Hospital Medan

Background
Diabetic foot and its complication play roles in mortality and morbidity in diabetic
patients. Thrombosis influence the impact in diabetic foot management. Diabetes
will followed by prothrombotis state that change trhombolysis and fybrinolysis
processes. One of therapy was by anticoagulant and anti platelet.
Anticoagulant still doesn’t have attention in diabetic foot ulcer management.
anticoagulation and as antiplatelet. Therefore we wanted to investigate the
efffectiveness of Warfarins in diabetic foot ulcer management.

Objective
To assess the prolongation of hipercoagulation status in patients with diabetic
foot ulcer after Warfarin treatment compared with control

Method
We conduct clinical trial on 16 subjects diabetic foot ulcer patients with
hipercoagulation status and measured coagulation status parameter ( PT, INR, aPTT,
TT, fibrinogen and D dimmer ) after oral Warfarin 5 mg a day for 7 days and
compared with 16 controls.

Results
After 7 days therapy we had result prolongation of INR mean (p=0,040)and
aPTT mean ( p = 0,016 ).

Conclusion
Oral Warfarin given for 7 days resulted prolongation of coagulation parameter.
The further investigation with bigger samples and longer duration are needed to
assses the effect of Warfarin.

Nina Karmila : Pengaruh Pemberian Warfarin Selama 7 Hari Terhadap Status Hiperkoagulasi Penderita Ulkus Kaki
Diabetik, 2010.
DAFTAR ISI

Halaman

Kata pengantar ...................................................................................... i

Abstrak .................................................................................................. vi

Daftar isi ............................................................................................... viii

Daftar tabel dan gambar.......................................................................... xi

Daftar singkatan .................................................................................... xii

BAB I : P E N D A H U L U A N ............................................... 1

BAB II : TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Hemostasis ..................................................................................... 4

2.2. Patofisiologi Trombosis .................................................................. 8

2.3. Gangguan hemostasis pada Ulkus kaki diabetes .............................. 10

2.4. Peranan Warfarin ........................................................................... 12

2.5. Pemeriksaan penyaring hemostasis ................................................. 17

BAB III : PENELITIAN SENDIRI

3.1. Latar Belakang .............................................................................. 19

3.2. Perumusan Masalah ...................................................................... 21

3.3. Hipotesa ....................................................................................... 21

3.4. Tujuan Penelitian .......................................................................... 21

3.5. Manfaat Penelitian ....................................................................... 21

3.6. Kerangka Konsepsional ................................................................ 22

3.7. Bahan dan Cara

3.7.1. Desain Penelitian ................................................................ 22

3.7.2. Definisi operasional ............................................................ 22


Nina Karmila : Pengaruh Pemberian Warfarin Selama 7 Hari Terhadap Status Hiperkoagulasi Penderita Ulkus Kaki
Diabetik, 2010.
3.7.2.1.DM tipe2 (Perkeni 2006) ...................................... 22

3.7.2.2. Ulkus kaki diabetik .............................................. 23

3.7.2.3. Kriteria ulkus kaki diabetik menurut Wagner ....... 23

3.7.2.4. Pemeriksaan penyaring hemostasis ...................... 23

3.7.2.5. Hiperkoagulasi ..................................................... 23

3.7.3. Waktu dan Tempat Penelitian ............................................ 24

3.7.4. Populasi Terjangkau ........................................................... 25

3.7.5. Kriteria Inklusi ................................................................... 25

3.7.6. Kriteria Eksklusi ................................................................ 25

3.7.7. Populasi dan Sampel .......................................................... 25

3.7.8. Cara Penelitian ................................................................... 26

3.7.9. Analisa Data ....................................................................... 27

3.7.10. Kerangka Operasional ...................................................... 28

BAB IV : HASIL DAN PEMBAHASAN

4. 1. Hasil Penelitian ............................................................................ 29

4.1.1. Karakteristik Subek Penelitian ............................................ 29

4.1.2. Efek Terapi Warfarin selama 7 hari ................................... 31

4.1.3. Efek Samping ..................................................................... 32

4.2 . Pembahasan ................................................................................... 33

BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. K e s i m p u l a n .................................................................. ........... 37

5.2. S a r a n ............................................................................................. 37

Nina Karmila : Pengaruh Pemberian Warfarin Selama 7 Hari Terhadap Status Hiperkoagulasi Penderita Ulkus Kaki
Diabetik, 2010.
BAB VI : DAFTAR PUSTAKA .................................................. 38

LAMPIRAN

1. Master Tabel ..................................................................................... 45

2. Lembaran Penjelasan Kepada Subjek................................... ............ 47

3. Formulir Persetujuan Penjelasan .................................................... 48

4. Form Data Peserta Penelitian ......................................................... 49

5. Persetujuan Komite Etik ................................................................. 50

6. Daftar Riwayat Hidup .................................................................... 52

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Karakteristik Dasar Subyek Penelitian.......................................28

Tabel 2. Data status koagulasi kedua kelompok sebelum dan sesudah

pemberian lumbrokinase selama 7 hari....................................................29

Tabel 3. Data status koagulasi antara subjek dan kontrol setelah

pemberian Warfarin ................................................................................30

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Skema sistem koagulasi dan fibrinolisis...............................14

Gambar 2. Mekanisme Kerja Warfarin pada sistem koagulasi dan

fibrinolisis...............................................................................................15

Nina Karmila : Pengaruh Pemberian Warfarin Selama 7 Hari Terhadap Status Hiperkoagulasi Penderita Ulkus Kaki
Diabetik, 2010.
DAFTAR SINGKATAN

PAI-1 : Plasminogen Activator Inhibitor -1

KPTT : kaolin partial thromboplastin time

PT : Prothrombine Time

INR : International Normalised Ratio

ADP : Adenosine di phosphate

ATP : Adenosine tri phosphate

vWF : von Willebrand factor

HMWK : High Molecular Weight Kininogen

PK : Pre kallikrein

PF.3 : Platelet Factor 3

t-PA : tissue plasminogen aktivator (t-PA),

u-PA : urokinase plasminogen aktivator (u-PA)

FDP : Fibrinogen Degradation Product

Sicam-1 : soluble Intercellular Adhesion Molecule

TATcs : Thrombin Anti Thrombin complex

ABI : Ankle Brachial Index

PAD : Peripheral Arterial Disease

5-HT : 5 hydroxy tryptamine

aPTT : activated Partial Thromboplastin Time

TT : Thrombin Time

PGI2 : Prostaglandin I2

Nina Karmila : Pengaruh Pemberian Warfarin Selama 7 Hari Terhadap Status Hiperkoagulasi Penderita Ulkus Kaki
Diabetik, 2010.
BAB I

PENDAHULUAN

Dari berbagai penelitian epidemiologi, terbukti bahwa insidensi Diabetes

mellitus ( DM ) meningkat secara menyeluruh di dunia. Penelitian di Indonesia,

terutama di kota – kota besar di Indonesia juga menunjukkan kecenderungan yang

sama.1 Menurut perkiraan WHO, Indonesia akan menempati peringkat kelima dunia

dengan jumlah pengidap diabetes sebanyak 12,4 juta orang pada tahun 2025, naik 2

tingkat dibanding tahun 1995.2

Sekitar 80 % kematian pada penderita DM disebabkan oleh trombosis. Dari

jumlah ini, tiga perempatnya karena komplikasi kardiovaskular, berupa trombosis

yang terjadi pada pembuluh darah jantung, otak dan kaki yang bermanifestasi klinik

sebagai infark miokard, stroke, ulkus dan gangren kaki diabetik. Komplikasi vaskular

pada diabetes berhubungan dengan perubahan hemostasis, dimana terjadi keadaan

status hiperkoagulasi pada diabetisi.3,4

Daerah yang sering mengalami trombosis pada penderita DM adalah pada

pembuluh darah daerah ekstremitas bawah bagian distal. Terjadinya trombosis akan

menganggu suplai darah ke daerah luka sehingga akan menghambat proses

penyembuhan luka dan menyebabkan terjadinya gangren.5

Ulkus kaki, infeksi dan gangren adalah penyebab utama rawat inap penderita

diabetes, sekitar 15-20% dari 16 juta penduduk Amerika Serikat.6 Di Amerika Serikat,

diperkirakan bahwa 15% dari penderita diabetes akan mengalami penyakit kaki

diabetes, dimana insiden pertahun ulkus kaki 2-3%, dan 46% dari 162.000 penderita

diabetes yang dirawat inap di rumah sakit disebabkan oleh ulkus kaki diabetik. Ulkus

kaki dan komplikasinya merupakan penyebab penting mortalitas dan morbiditas

penderita diabetes, sehingga memberi dampak klinis dan ekonomi yang sangat besar.7

Nina Karmila : Pengaruh Pemberian Warfarin Selama 7 Hari Terhadap Status Hiperkoagulasi Penderita Ulkus Kaki
Diabetik, 2010.
Salah satu upaya untuk mengurangi kecacatan dan kematian akibat ulkus kaki

diabetik dapat dilakukan dengan mencegah terjadinya trombosis pada pembuluh darah

yang memberikan suplai darah ke daerah luka. Keadaan hiperkoagulasi sebagai faktor

resiko yang mempermudah dan memperberat trombosis dapat diketahui melalui

pemeriksaan laboratorium terhadap beberapa parameter fungsi hemostasis.8 Dengan

mengetahui adanya keadaan hiperkoagulasi maka dapat dilakukan upaya pencegahan

dan pengobatan terhadap kemungkinan terjadinya trombosis dengan pemberian

antikoagulan dan anti agregasi trombosit.9

Pada saat ini upaya untuk mencegah terjadinya trombosis dalam pengelolaan

ulkus kaki diabetik dilakukan dengan pemberian anti agregasi trombosit seperti

Aspirin, Clopidogrel dan Cilostazol.10 Sampai saat ini strategi untuk menangani

keadaan hiperkoagulasi sebagai faktor resiko terhadap kejadian trombosis masih

belum mendapat perhatian dalam upaya pengelolaan ulkus kaki diabetik.

Antikoagulan adalah obat yang dipakai untuk mencegah terjadinya trombosis,

yang kerjanya menghambat proses pembekuan darah. Yang termasuk antikoagulan

adalah heparin dan antikoagulan oral yaitu warfarin. Mekanisme kerja antikoagulan

oral adalah di jalur ekstrinsik pada kaskade koagulasi dengan menghambat sintesa

faktor – faktor pembekuan yang dipengaruhi vitamin K yaitu protrombin, VII,IX dan

X. 11,12

Pada penelitian – penelitian sebelumnya pemberian warfarin untuk profilaksis

VTE ( Venous thromboembolism ) biasanya dimulai dengan pemberian heparin atau

LMWH ( low molecular weight heparin ),11 sedang pemberian warfarin pada status

hiperkoagulasi pada ulkus diabetik sampai saat ini sepengetahuan penulis belum ada.

Oleh karena itu penulis tertarik untuk melakukan penelitian mengenai pemberian

warfarin pada kelompok ini.

Nina Karmila : Pengaruh Pemberian Warfarin Selama 7 Hari Terhadap Status Hiperkoagulasi Penderita Ulkus Kaki
Diabetik, 2010.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Hemostasis

Hemostasis adalah proses fisiologis dalam tubuh untuk menghentikan

perdarahan pada lesi vaskular. Komponen - komponen yang berperan dalam proses

hemostasis yaitu pembuluh darah, trombosit, faktor - faktor pembekuan darah, protein

antikoagulasi dan enzim fibrinolisis. Perubahan dalam keseimbangan antara aktivasi

dan inhibisi pada sistem hemostasis akan menyebabkan kelainan berupa perdarahan

atau trombosis.13

Peran sistem vaskuler dalam mencegah perdarahan meliputi proses kontraksi

pembuluh darah ( vasokonstriksi ), aktivasi trombosit dan pembekuan darah. Sel

endotel pembuluh darah yang utuh bersifat antikoagulan dengan menghasilkan

inhibitor trombosit ( Nitrogen oksida, prostasiklin, ADP-ase), inhibitor bekuan

darah/lisis (trombomodulin, heparan, tissue plasminogen activator, urokinase

plasminogen aktivator, inhibitor jalur faktor jaringan). Sel endotel ini dapat terluka

karena berbagai rangsangan seperti asidosis, hipoksia, endotoksin, oksidan, sitokin

dan shear stress. Jika lapisan endotel rusak, maka jaringan ikat dibawah endotel

seperti serat kolagen, serat elastin dan membrana basalis terbuka, sehingga di

mulainya aktivasi trombosit ( adesi, agregrasi sehingga terjadi sumbat trombosit ).

Endotel pembuluh darah yang tidak utuh akan bersifat prokoagulan dengan

menyebabkan vasokonstriksi lokal, menghasilkan faktor koagulasi (tromboplastin,

faktor von Willebrand, aktivator dan inhibitor protein C, inhibitor aktivator


14-16
plasminogen tipe 1), serta mengaktifkan faktor XI dan XII.

Nina Karmila : Pengaruh Pemberian Warfarin Selama 7 Hari Terhadap Status Hiperkoagulasi Penderita Ulkus Kaki
Diabetik, 2010.
Trombosit berperan penting dalam proses hemostasis yaitu pembentukan dan

stabilisasi sumbat trombosit. Pembentukan sumbat trombosit melalui beberapa tahap

reaksi yaitu aktivasi trombosit : adhesi trombosit pada daerah yang mengalami

kerusakan, aggregasi trombosit dan reaksi degranulasi. Trombosit akan teraktivasi jika

terpapar dengan berbagai protein prokoagulan yang dihasilkan oleh sel endotel yang

rusak. Adhesi trombosit ialah suatu proses melekatnya trombosit pada permukaan

asing, terutama serat kolagen. Adesi trombosit terutama tergantung pada protein

plasma yang disebut faktor von Willebrand (vWF), yang menjembatani trombosit

dengan jaringan subendotel. Aggregasi trombosit ialah proses melekatnya trombosit

dengan trombosit lain, yang mula – mula dicetuskan oleh ADP yang dikeluarkan oleh

trombosit yang melekat pada serat subendotel. Selama proses agregasi, trombosit

berubah bentuk menjadi bulat disertai pembentukan pseudopodi, yang mengakibatkan

granula trombosit akan terkumpul di tengah dan akhirnya trombosit akan melepaskan

isi granul ( degranulasi ). Pada proses degranulasi, trombosit akan melepaskan

berbagai senyawa yang terdapat dalam granul sitoplasma trombosit (serotonin,

katekolamin, histamin, ADP, ATP, siklik AMP, ion kalsium dan kalium, faktor

trombosit 3 dan 4, B-tromboglobulin, PDGF, plasminogen, fibrinogen, protein

plasma, tromboksan A2). Senyawa-senyawa ini akan menstimulasi aktivasi dan

aggregasi trombosit lebih lanjut hingga menghasilkan sumbat trombosit yang stabil,

mengaktifkan membran fosfolipid dan memfasilitasi pembentukan komplek protein

koagulasi yang terjadi secara berurutan.17

Teori yang banyak dianut untuk menerangkan proses pembekuan darah adalah

teori cascade atau waterfall yang dikemukakan oleh Mac Farlane, Davie dan Ratnoff.

Faktor pembekuan beredar dalam darah sebagai prekursor yang akan diubah menjadi

enzim bila diaktifkan. Enzim ini akan mengubah prekursor selanjutnya untuk menjadi

Nina Karmila : Pengaruh Pemberian Warfarin Selama 7 Hari Terhadap Status Hiperkoagulasi Penderita Ulkus Kaki
Diabetik, 2010.
enzim. Jadi mula-mula faktor pembekuan darah bertindak sebagai substrat dan

kemudian sebagai enzim. Proses pembekuan darah dimulai melalui dua jalur yaitu

jalur intrinsik yang dicetuskan oleh adanya fase kontak dan pembentukan kompleks

aktivator F.X. Kemudian jalur ini akan meliputi diaktifkannya F.XII, F.XI, F.IX,

F.VIII, High Molecular Weight Kininogen (HMWK), Pre Kallikrein (PK), PF.3 dan

ion kalsium. Jalur ekstrinsik terdiri dari reaksi tunggal yaitu dengan adanya ion

kalsium, faktor kallikrein dan faktor tromboplastin jaringan oleh karena adanya

pembuluh darah yang luka, maka faktor VII akan teraktifasi menjadi faktor VIIa.

Kedua jalur ini kemudian akan bergabung menjadi jalur bersama, yaitu faktor VIIa (

jalur ekstrinsik ), faktor Ixa, PF3, ion Ca ( jalur intrinsik ) akan mengaktifkan faktor X

menjadi Xa, serta melibatkan F.V, PF-3, protrombin dan fibrinogen. Rangkaian reaksi

koagulasi ini akan membentuk trombin dan mengubah fibrinogen menjadi benang-

benang fibrin yang tidak larut. Fibrin sebagai hasil akhir dari proses pembekuan darah

akan menstabilkan sumbatan trombosit.18,19

Perlu ada mekanisme kontrol untuk mencegah aktivasi dan pemakaian faktor

pembekuan darah secara berlebihan yaitu melalui aliran darah, mekanisme

pembersihan seluler dan inhibitor alamiah. Aliran darah yang stabil akan

menghilangkan dan mengencerkan faktor pembekuan darah yang aktif dari tempat

luka, sehingga faktor pembekuan darah yang aktif ini akan dibersihkan dari sirkulasi

darah oleh hati. Plasma darah mengandung sejumlah protein yang dapat menghambat

enzim proteolitik yang disebut sebagai inhibitor seperti antitrombin, alfa 2

makroglobulin, alfa 1 antitripsin, C1 esterase inhibitor, protein C, protein S. Inhibitor

ini berfungsi untuk membatasi reaksi koagulasi agar tidak berlangsung secara

berlebihan sehingga pembentukan fibrin hanya terbatas disekitar daerah yang

mengalami luka. Antitrombin akan menghambat aktivitas trombin, F.XIIa, F.XIa,

Nina Karmila : Pengaruh Pemberian Warfarin Selama 7 Hari Terhadap Status Hiperkoagulasi Penderita Ulkus Kaki
Diabetik, 2010.
F.Xa, F.IXa, F.VIIa, plasmin dan kalikrein. Protein C yang diaktifkan oleh trombin

dengan kofaktor trombomodulin akan memecah F.Va dan F.VIIIa menjadi bentuk

yang tidak aktif dengan adanya kofaktor protein S. Alfa 1 antitripsin akan berperan

dalam menginaktifkan trombin, F.XIa, kalikrein dan HMWK. C1 inhibitor akan

menghambat komponen pertama dari sistem komplemen, F.XIIa, F.XIa dan

kalikrein.17,19

Fibrinolisis adalah proses penghancuran deposit fibrin, sehingga aliran darah

akan terbuka kembali. Sistem fibrinolisis mulai bekerja sesaat setelah terbentuknya

bekuan fibrin. Sistem fibrinolisis terdiri dari 3 komponen utama yaitu : plasinogen

yang akan diaktifkan menjadi plasmin, aktifator plasminogen dan inhibitor plasmin.

Deposisi fibrin akan merangsang aktivasi plasminogen menjadi plasmin oleh aktivator

plasminogen seperti tissue plasminogen aktivator (t-PA), urokinase plasminogen

aktivator (u-PA), F.XIIa dan kallikrein. Plasmin yang terbentuk akan memecah

fibrinogen dan fibrin menjadi fibrinogen degradation product (FDP). Dengan proses

ini fibrin yang tidak diperlukan dilarutkan sehingga hambatan terhadap aliran darah

dapat dicegah. Untuk menghindari terjadinya aktivitas fibrinolisis yang berlebihan,

tubuh mempunyai mekanisme kontrol berupa inhibitor aktivator plasminogen (PAI-1)

yang akan menginaktivasi t-PA maupun u-PA, dan alfa 2 antiplasmin yang akan

menetralkan aktivitas plasmin yang masuk ke sirkulasi.14,19

2.2. Patofisiologi Trombosis

Trombosis adalah pembentukan suatu massa abnormal yang berasal dari

komponen-komponen darah ( trombus ) dalam pembuluh darah dan ruang jantung.

Berdasarkan teori triad of Virchow`s, terdapat 3 hal yang berperan dalam patofisiologi

trombosis yaitu kelainan dinding pembuluh darah, perubahan aliran darah, dan

Nina Karmila : Pengaruh Pemberian Warfarin Selama 7 Hari Terhadap Status Hiperkoagulasi Penderita Ulkus Kaki
Diabetik, 2010.
perubahan daya beku darah. Trombosis terjadi bila terdapat gangguan keseimbangan

antara faktor resiko trombosis dan inhibitor trombosis14,20,21

Sel endotel pembuluh darah yang utuh yang bersifat nontrombogenik,

sehingga mencegah trombosit menempel pada permukaannya. Sifat non trombogenik

ini akan hilang bila endotel mengalami kerusakan/terkelupas karena berkurangnya

produksi senyawa antitrombotik dan meningkatnya produksi senyawa protrombotik.

Berbagai senyawa protrombotik yang dilepaskan ini akan mengaktifkan sistem

pembekuan darah dan menyebabkan menurunnya aktifitas fibrinolisis sehingga

meningkatkan kecenderungan untuk terjadi trombosis. Bila kerusakan endotel terjadi

sekali dan dalam waktu singkat, maka lapisan endotel normal akan terbentuk kembali,

proliferasi sel otot polos berkurang dan intima menjadi tipis kembali. Bila kerusakan

endotel terjadi berulang-ulang dan berlangsung lama, maka proliferasi sel otot polos

dan penumpukan jaringan ikat serta lipid berlangsung terus sehingga dinding arteri

akan menebal dan terbentuk bercak aterosklerosis. Bila bercak aterosklerotik ini robek

maka jaringan yang bersifat trombogenik akan terpapar dan terjadi pembentukan

trombus.14,20

Aliran darah yang melambat bahkan stagnasi menyebabkan gangguan

pembersih faktor koagulasi aktif, mencegah bercampurnya faktor koagulasi aktif

dengan penghambatnya, mencegah faktor koagulasi aktif dilarutkan oleh darah yang

tidak aktif. Keadaan ini akan mengakibatkan terjadinya akumulasi faktor-faktor

pembekuan yang aktif dan dapat merusak dinding pembuluh darah. Stagnasi aliran

darah ini dapat diakibatkan oleh imobilisasi, obstruksi vena dan meningkatnya

viskositas darah.20,22

. Menurut beberapa peneliti, darah penderita trombosis lebih cepat membeku

dibandingkan orang normal dan pada penderita-penderita tersebut dijumpai

Nina Karmila : Pengaruh Pemberian Warfarin Selama 7 Hari Terhadap Status Hiperkoagulasi Penderita Ulkus Kaki
Diabetik, 2010.
peningkatan kadar berbagai faktor pembekuan terutama fibrinogen, F.V, VII, VIII dan

X. Menurut Schafer penyebab lain yang dapat menimbulkan kecenderungan

trombosis yaitu defisiensi AT, defisiensi protein C, defisiensi protein S,

disfibrinogenemia, defisiensi F.XII dan kelainan struktur plasminogen.20,22,23

2.3. Gangguan hemostasis pada Ulkus kaki diabetes

Gangguan pada sistem hemostatik dapat tejadi jauh sebelum DM terdiagnosis.

Pada kondisi sindroma metabolik, gangguan sistem hemostatik sering kali sudah

terjadi. Pasien DM sering disertai sindrom metabolik : hipertensi, dislipidemia,

obesitas, disfungsi endotel dan faktor protrombotik yang semuanya akan memicu dan

memperberat komplikasi kardiovaskuler.14

Dari penelitian – penelitian diketahui bahwa pada diabetisi terdapat keadaan

status hiperkoagulasi yang disebabkan hiperglikemia, hiperinsulinemia dan resistensi

insulin yang mana keadaan – keadaan tersebut dapat mencetuskan terjadinya

perubahan dalam faal hemostasis yaitu terjadi peningkatan aktifitas koagulasi dan

penurunan aktifitas fibrinolisis.2,6,7

Hiperglikemia juga akan menyebabkan gangguan fungsi – fungsi trombosit,

sehingga akan memperbesar kemungkinan terjadinya keadaan prokoagulasi.3

Perubahan faal hemostasis ( keadaan protrombotik ) yaitu disebabkan karena

adanya resistensi insulin terutama yang terjadi pada pasien DM Tipe 2. Peningkatan

fibrinogen serta aktivitas faktor VII, faktor VIII dan Plasminogen Activator Inhibitor

(PAI) – 1 didalam plasma maupun didalam plak aterosklerotik akan menyebabkan

penurunan urokinase, kadar tPA dan kadar PGI2 dan meningkatkan agregasi

trombosit.24-26 Terjadi juga peningkatan Tromboxan A4 dan B2 dan soluble

Intercellular Adhesion Molecule (sICAM-1) dan kadar s-E-selectin.26,27 Penanda

Nina Karmila : Pengaruh Pemberian Warfarin Selama 7 Hari Terhadap Status Hiperkoagulasi Penderita Ulkus Kaki
Diabetik, 2010.
aktivasi koagulasi, seperti trombin-anti trombin kompleks (TATcs), dijumpai

meningkat penderita DM tipe 2.24,28

Peningkatan fibrinogen diduga karena meningkatnya aktivitas faktor VII yang

berhubungan dengan terjadinya hiperlipidemi post prandial. Over ekspresi PAI-1

diduga terjadi akibat pengaruh langsung dari insulin dan proinsulin.28,29

Gangguan hemostasis ini akan mempermudah terjadinya aktivasi proses

hemostasis dan menyebabkan respon koagulasi yang terjadi berlangsung secara

berlebihan. Status hiperkoagulasi ini akan menyebabkan diabetisi cenderung untuk

mengalami trombosis dibandingkan dengan non diabetisi.26,31,32 Suhartono di Medan

melaporkan, pada 37 pasien ulkus kaki diabetik didapati keadaan hiperkoagulasi

sebanyak 65% (24 orang). 33

Sekitar 80% penyebab kematian pada DM berhubungan dengan trombosis

yang terjadi pada pembuluh darah jantung, otak dan kaki yang bermanifestasi klinik

sebagai infark miokard, stroke, ulkus dan gangren kaki diabetik.3,4

Pembuluh darah pada daerah ekstremitas bawah bagian distal merupakan salah satu

daerah yang sering mengalami trombosis pada diabetisi. Adanya trombosis akan

menganggu pendistribusian darah ke daerah luka sehingga menghambat proses

penyembuhan luka dan menyebabkan terjadinya gangren. Trombosis merupakan

penyulit yang meningkatkan angka morbiditas dan mortalitas dalam pengelolaan

komplikasi ulkus kaki diabetik. Mardi dkk (2004) mendapatkan ulkus kaki diabetik

sebanyak 28,4% dari penderita kaki diabetik yang menjalani perawatan di RSUD

Koja Jakarta Utara dari tahun 1999 – 2004, dimana 72,1% diantaranya telah terjadi

gangren.34 Sedangkan Tseng (2003) dalam survei yang dilakukan pada populasi kaki

diabetes di Taiwan menemukan 26,9% ulkus kaki diabetik akhirnya berkembang

menjadi gangren.35 Sekitar 50 - 70% amputasi pada ulkus kaki diabetik disebabkan

Nina Karmila : Pengaruh Pemberian Warfarin Selama 7 Hari Terhadap Status Hiperkoagulasi Penderita Ulkus Kaki
Diabetik, 2010.
oleh adanya gangren. Sebanyak 11-41% akan meninggal dalam setahun setelah

mengalami amputasi, 20–50% setelah 3 tahun pasca amputasi dan 39-68 % setelah 5

tahun pasca amputasi.8-10

Keadaan hiperkoagulasi pada diabetes berhubungan dengan peningkatan

produksi faktor jaringan, suatu prokoagulan poten oleh sel endotel dan VSMS, serta

peningkatan faktor koagulasi plasma seperti faktor VII. Hiperglikemi juga

berhubungan dengan penurunan kadar antikoagulan endogen seperti antitrombin dan

protein C, gangguan fungsi fibrinolitik, dan peningkatan produksi PAI-1.10,25

Kelainan tersebut terlihat pada peningkatan viskositas darah dan fibrinogen.

Peningkatan viskositas darah dan fibrinogen berkorelasi dengan abnormalitas Ankle

Brachial Index(ABI) pada pasien dengan Peripheral Arterial Disease (PAD), dan

peningkatan fibrinogen dan produk degradasinya berhubungan dengan perkembangan

dan komplikasi PAD.25

Aktivasi koagulasi pada ulkus kaki diabetik juga dapat terjadi oleh karena

adanya invasi mikroba pada dinding pembuluh darah atau adanya edema jaringan di

sekitar daerah luka.36 Infeksi berperan penting pada perkembangan gangren.37

2.4. Peranan warfarin

Warfarin (anti koagulan oral) diperkenalkan pertama kali pada tahun 1948.

Obat ini bekerja dengan mempengaruhi sintesis faktor pembekuan darah tergantung

dari vitamin K seperti faktor pembekuan II, VII, IX dan X dan pembekuan protein

induced by vitamin K absent or antagonist (PIVKA).11,12,38,39

Warfarin diabsorbsi diusus halus dan memasuki sirkulasi darah,

dimetabolisme di mikrosom sel hati, dan akan menghambat kerja vitamin K.

Penghambatan kerja vitamin K meyebabkan penurunan sintesis faktor pembekuan II,

VII, IX dan X serta pembentukan PIVKA. 11,12,39

Nina Karmila : Pengaruh Pemberian Warfarin Selama 7 Hari Terhadap Status Hiperkoagulasi Penderita Ulkus Kaki
Diabetik, 2010.
Warfarin termasuk ke dalam golongan obat antikoagulan yang dipakai untuk

mencegah terjadinya trombosis.39,40

Pemberian antikoagulan oral (warfarin) akan mempengaruhi kerja vitamin K

pada sintesa faktor pembekuam II, VII, IX dan X di dalam sel hati. Menurut Deykin

dan Verstraete, kerja utama dari obat antikoagulan oral adalah menghambat kerja

enzim epoksid reduktase, sehingga perubahan vitamin K epoksid menjadi vitamin K

terganggu, akibatnya terjadi penumpukan prekursor faktor-faktor tergantung vitamin

K. Menurut Deykin, antikoagulan oral juga dapat menghambat vitamin K menjadi

vitamin K 1 hidrokuinon. Penghambatan kerja vitamin K menyebabkan terjadinya

penurunan sintesis faktor II, VII, IX dan X.11,40

Penurunan aktivitas faktor VII terjadi dalam 2 hari setelah pemberian

antikoagulan oral dengan dosis yang besar. Diikuti penurunan faktor IX, X dab II

secara berturut-turut. Setelah pemakaian selama 7 hari aktivitas ke 4 pembekuan

tersebut akan sangat rendah di dalam darah.11

Warfarin mempunyai rentang dosis terapi yang sempit. Dimana dosis

inadekuat menyebabkan efikasi menurun, dan dosis yang berlebihan akan

menyebabkan perdarahan.41,42 Crowther dkk membandingkan dosis inisial antara 5

mg (32 subjek) dan 10 mg warfarin (21 subjek) untuk mencapai target INR 2,0-3,0

setelah 5 hari perlakuan. Didapati 24 % grup 10 mg dan 7 % grup 5 mg mempunyai

nilai INR > 3,0 pada hari ke 4 perlakuan, yang memperbesar resiko perdarahan.43

Raskob G dkk, membandingkan efek terapi warfarin dosis rendah (3 mg)

dengan aspirin 80 mg terhadap faktor VII yang teraktifasi pada 33 pasien penyakit

jantung koroner stabil. Didapati peningkatan mean INR dan penurunan faktor VII

setelah 1 minggu perlakuan dengan p < 0,05.44.

Nina Karmila : Pengaruh Pemberian Warfarin Selama 7 Hari Terhadap Status Hiperkoagulasi Penderita Ulkus Kaki
Diabetik, 2010.
Hull dkk melaporkan bahwa terapi warfarin dengan intensitas moderat (

dengan hasil INR 2,0 – 3,0 ) adalah regimen yang sama efektif dibanding terapi

warfarin dengan intensitas tinggi ( INR 3,0 – 4,5 ) untuk mencegah tromboemboli

vena rekuren. Terapi dengan intensitas moderat juga berhubungan dengan resiko

perdarahan yang lebih rendah.45

Levine dkk, melaporkan bahwa menjaga rasio INR berkisar 1,3 – 1,9

menurunkan resiko untuk terjadinya tromboemboli vena sebanyak 85 %, tanpa

meningkatkan resiko perdarahan.46 Ridker dkk melaporkan profilaksis warfarin

dengan target INR 1,5 – 2,0, lebih superior dibanding plasebo untuk mencegah

tromboemboli rekuren pada pasien yang telah mendapat terapi warfarin selama 3

bulan dengan intensitas konvensional ( target INR 2,0 – 3,0 ), dimana tidak

didapatkan peningkatan signifikan untuk komplikasi perdarahan mayor.47

Studi studi di AS dan Kanada menilai resiko dan keuntungan pemakaian

warfarin dan dan aspirin untuk pencegahan stroke emboli pada pasien dengan fibrilasi

atrial tanpa kelainan valvular, seperti : SPAF ( The Stroke Prevention in Atrial

Fibrillation ) study, BAATAF ( The Boston Area Anticoagulation Trial in Atrial

Fibrillation ) study, SPINAF ( The Stroke Prevention in Nonrheumatic Atrial

Fibrillation ) study dan AFASAK ( The Atrial Fibrillation, Aspirin, and

Anticoagulation ) study di Copenhagen. Studi – studi tersebut menyimpulkan bahwa

terapi warfarin dengan target terapeutik INR 2,0 – 3,0 , mengurangi resiko stroke

sebanyak 79 %, tanpa meningkatkan resiko perdarahan.48,49

Nina Karmila : Pengaruh Pemberian Warfarin Selama 7 Hari Terhadap Status Hiperkoagulasi Penderita Ulkus Kaki
Diabetik, 2010.
Pada gambar 1 terlihat skema sistem koagulasi dan fibrinolisis.

Nina Karmila : Pengaruh Pemberian Warfarin Selama 7 Hari Terhadap Status Hiperkoagulasi Penderita Ulkus Kaki
Diabetik, 2010.
Gambar 2. Mekanisme kerja warfarin pada sistem koagulasi dan (dalam lingkaran

merah)

Nina Karmila : Pengaruh Pemberian Warfarin Selama 7 Hari Terhadap Status Hiperkoagulasi Penderita Ulkus Kaki
Diabetik, 2010.
2.5. Pemeriksaan penyaring hemostasis

Adanya gangguan hemostasis dapat diketahui dengan melakukan beberapa

pemeriksaan laboratorium yang dapat mengevaluasi aktivitas koagulasi dan aktivitas

fibrinolisis. Pemeriksaan yang secara rutin dapat dilakukan antara lain : plasma

prothrombin time, INR , activated partial thromboplastin time, thrombine time dan

kadar D-Dimer.8,50

Masa prothrombin plasma (PT) digunakan untuk menguji pembekuan darah

melalui jalur ekstrinsik dan jalur bersama yang melibatkan faktor pembekuan VII, X,

V, protrombin dan fibrinogen. Pemeriksaan ini adalah mengukur lamanya terbentuk

bekuan bila ke dalam plasma yang diinkubasi pada suhu 37o ditambahkan reagan

tromboplastin jaringan dan kalsium. Nilai normal dari pemeriksaan ini berkisar antara

10-14 detik .8,50

Masa thromboplastin parsial teraktivasi (apTT) digunakan untuk menguji

pembekuan darah melalui jalur intrinsik dan jalur bersama yang melibatkan faktor

XII, prekalikrein, kininogen, faktor XI, IX, VIII, X, V, protrombin dan fibrinogen.

Prinsip pemeriksaan ini adalah mengukur lama terbentuknya bekuan bila kedalam

plasma ditambahkan reagen tromboplastin parsial dan aktivator serta ion kalsium pada

suhu 37oC. Reagen tromboplastin parsial adalah fosfolipid sebagai pengganti PF-3.

Nilai normal dari pemeriksaan in berkisar antara 30 – 40 detik.8,50

Masa trombin digunakan untuk menguji perubahan fibrinogen menjadi fibrin.

Prinsip pemeriksaan ini adalah mengukur lama terbentuk nya bekuan pada suhu 37oC

bila ke dalam plasma ditambahkan reagen trombin. Nilai normal dari pemeriksaan ini

berkisar antara 14 – 16 detik.8,50

D-Dimer merupakan suatu protein yang dilepaskan kedalam sirkulasi selama

proses penghancuran bekuan fibrin. D-Dimer digunakan untuk mendeteksi cross

Nina Karmila : Pengaruh Pemberian Warfarin Selama 7 Hari Terhadap Status Hiperkoagulasi Penderita Ulkus Kaki
Diabetik, 2010.
linked fibrin dari fragmen protein yang dihasilkan oleh aktivitas proteolitik plasmin

terhadap fibrin atau fibrinogen. Kadar D-dimer normal < 500 ng/dl.8 Meningkatnya

kadar D-dimer berhubungan dengan meningkatnya aktivitas sistem koagulasi.8,50

Sebelum terapi antikoagulan oral diberikan maka harus diperiksa jumlah

trombosit, serta data awal tes hemostasis antara lain seperti PT, INR, aPTT, Trombin

Time, Fibrinogen plasma, FDP/D dimer dll.8,11

Nina Karmila : Pengaruh Pemberian Warfarin Selama 7 Hari Terhadap Status Hiperkoagulasi Penderita Ulkus Kaki
Diabetik, 2010.
BAB III

PENELITIAN SENDIRI

3.1. Latar Belakang

Hiperglikemia dan resistensi insulin pada penderita diabetes melalui berbagai

mekanisme akan menyebabkan peningkatan aktivitas koagulasi dan penurunan

aktivitas fibrinolisis, sehingga penderita diabetes mengalami keadaan hiperkoagulasi

dimana darah lebih mudah untuk membeku atau mengalami trombosis dibandingkan

dengan keadaan fisiologi normal.23,24,29

Trombosis menjadi salah satu penyulit yang meningkatkan angka morbiditas

dan mortalitas dalam pengelolaan komplikasi ulkus kaki diabetik. Terjadinya

trombosis akan mengganggu suplai darah ke daerah luka sehingga akan menghambat

proses penyembuhan luka dan menyebabkan terjadinya gangren. Salah satu upaya

untuk mengurangi kecacatan dan kematian akibat ulkus kaki diabetik dapat dilakukan

dengan mencegah terjadinya trombosis pada pembuluh darah yang memberikan suplai

darah ke daerah luka melalui pemberian antikoagulan dan anti aggregasi trombosit.8

Upaya untuk mencegah terjadinya trombosis dalam pengelolaan ulkus kaki

diabetik pada saat ini dilakukan dengan pemberian anti agregasi trombosit seperti

aspirin, clopidogrel dan cilostazol.10,54,55 Pemberian antikoagulan belum menjadi

perhatian. Tatalaksana ini menunjukkan bahwa keadaan hiperkoagulasi sebagai faktor

risiko terhadap kejadian trombosis masih belum mendapat perhatian dalam upaya

pengelolaan ulkus kaki diabetik.

Kalani dkk dalam penelitiannya pada penderita ulkus kaki diabetika kronik di

Swedia, mendapatkan adanya hubungan antara kepadatan struktur gel fibrin yang

terbentuk dengan fungsi hemostasis. Pada kelompok penderita yang mendapat

dalteparin dan aspirin dijumpai perbaikan fungsi mikrosirkulasi kulit dan angka

Nina Karmila : Pengaruh Pemberian Warfarin Selama 7 Hari Terhadap Status Hiperkoagulasi Penderita Ulkus Kaki
Diabetik, 2010.
amputasi yang lebih rendah dibandingkan dengan kelompok yang memperoleh aspirin

dan plasebo.56,57

Beberapa literatur menyebutkan bahwa warfarin bekerja dengan

memperlihatkan efek antikoagulan dan efek anti trombosis. Wessler dan Gitel

melaporkan efek antitrombosis dapat dilihat setelah 6 hari terapi, sedangkan efek

antikoagulan dapat diamati setelah 2 hari terapi warfarin. Hal ini diduga karena pada

fase induksi terapi warfarin penurunan dari faktor faktor pembekuan berakibat pada

pemanjangan rasio PT pada 2 hari pertama, sedang efek antitrombosis didapatkan

setelah hari ke 4 atau ke 5.43

Data mengenai pemberian warfarin pada penderita ulkus kaki diabetik dengan

status hiperkoagulasi sampai saat ini sepengetahuan penulis belum ada di Indonesia,

khususnya di Medan. Oleh karena itu penulis tertarik untuk melakukan penelitian ini.

Nina Karmila : Pengaruh Pemberian Warfarin Selama 7 Hari Terhadap Status Hiperkoagulasi Penderita Ulkus Kaki
Diabetik, 2010.
3.2. Perumusan Masalah

Apakah terdapat pemanjangan status koagulasi pada penderita ulkus kaki

diabetik setelah diberikan warfarin dibanding kontrol.

3.3. Hipotesa

Terdapat pemanjangan status koagulasi pada penderita ulkus kaki diabetik

setelah pemberian warfarin dibanding kontrol.

3,4. Tujuan penelitian

Untuk mengetahui adanya pemanjangan status koagulasi pada penderita ulkus

kaki diabetik setelah pemberian warfarin dibandingkan dengan kontrol .

3.5. Manfaat penelitian

- Untuk mengetahui manfaat pemberian warfarin terhadap status

hiperkoagulasi pada penderita ulkus kaki diabetik sehingga dapat

menambah modalitas dalam pengelolaan ulkus kaki diabetik.

- Sebagai data dasar untuk penelitian selanjutnya dalam upaya menurunkan

morbiditas dan mortalitas gangren kaki diabetik

Nina Karmila : Pengaruh Pemberian Warfarin Selama 7 Hari Terhadap Status Hiperkoagulasi Penderita Ulkus Kaki
Diabetik, 2010.
3.6. Kerangka Konsepsional

Anti agregasi Status


+ Warfarin Koagulasi
Selama 7 hari Akhir

DM+
ulkus Status Random
Hiper sampling Dibanding
kaki kan
diabetik koagulasi sederhana

Anti agregasi Status


Tanpa Warfarin Koagulasi
Selama 7 hari Akhir

3.7. BAHAN DAN CARA

3.7.1. Desain Penelitian

Penelitian dilakukan secara uji klinis dengan perlakuan ulang (pre dan post

test design).

3.7.2. Definisi Operasional

3.7.2.1. DM tipe 2 (Perkeni 2006) :

• Keluhan klasik diabetes + KGD sewaktu≥ 200 mg/dl atau KGD puasa

≥ 126 mg/dl.

• ≥ 200 mg/dl atau KGD


Dalam 2 masa pemeriksaan : KGD sewaktu

puasa ≥ 126 mg/dl.

3.7.2.2. Ulkus kaki diabetik :

Adanya manifestasi ulkus pada kaki penderita DM berdasarkan

kriteria Wagner.

Nina Karmila : Pengaruh Pemberian Warfarin Selama 7 Hari Terhadap Status Hiperkoagulasi Penderita Ulkus Kaki
Diabetik, 2010.
3.7.2.3. Kriteria ulkus kaki diabetik menurut Wagner :

Grade 1 : ulkus superfisial tanpa terlibat jaringan dibawah kulit

Grade 2 : ulkus dalam tanpa terlibat tulang / pembentukan abses.

Grade 3 : ulkus dalam dengan selulitis/abses atau osteomielitis

Grade 4 : gangren lokal

Grade 5 : gangren luas / melibatkan keseluruhan kaki

3.7.2.4. Pemeriksaan penyaring hemostasis :

Pemeriksaan laboratorium yang terdiri dari hitung trombosit, aPTT,

INR, PT, TT, kadar fibrinogen dan D-dimer.

PT : Pemeriksaan ini adalah mengukur lamanya terbentuk bekuan bila

ke dalam plasma yang diinkubasi pada suhu 37o ditambahkan

reagan tromboplastin jaringan dan kalsium.

Nilai normal berkisar antara 10-14 detik

INR : Di dapat dari rasio PT plasma yang di pangkatkan dengan ISI (

International Sensitivity Index ) dari reagen tromboplastin yang

dipakai.

aPTT : Pemeriksaan ini adalah mengukur lama terbentuknya bekuan bila

ke dalam plasma ditambahkan reagen tromboplastin parsial dan

aktivator serta ion kalsium pada suhu 37oC. Reagen tromboplastin

parsial adalah fosfolipid sebagai pengganti PF-3.

Nilai normal antara 30 – 40 detik

TT : Pemeriksaan ini adalah mengukur lama terbentuknya bekuan pada

suhu 37oC bila ke dalam plasma ditambahkan reagen trombin.

Nilai normal berkisar antara 14 – 16 detik

Nina Karmila : Pengaruh Pemberian Warfarin Selama 7 Hari Terhadap Status Hiperkoagulasi Penderita Ulkus Kaki
Diabetik, 2010.
D-Dimer digunakan untuk mendeteksi cross linked fibrin dari fragmen

protein yang dihasilkan oleh aktivitas proteolitik plasmin terhadap fibrin

atau fibrinogen. Kadar D-dimer normal < 500 ng/dl

Fibrinogen : Pemeriksaan lama terbentuknya bekuan fibrin dari fibrinogen

secara enzimatik bila di dalam plasma di tambahkan reagen trombin.

3.7.2.5. Hiperkoagulasi :

Bila satu atau lebih dari hasil pemeriksaan hemostasis dengan nilai

: aPTT < 0,8 x nilai kontrol

PT < 0,8 x nilai kontrol

INR < 0,9

Kadar D-dimer > 500 ng/l

Kadar fibrinogen > 400 mg/dl.

3.7.3. Waktu dan Tempat Penelitian

Waktu penelitian antara bulan Desember 2008 – Juli 2009 RSUP H Adam

Malik Medan, RSU Dr.Pirngadi Kota Medan dan beberapa rumah sakit lain.

3.7.4. Populasi Terjangkau

Semua penderita DM tipe 2 dengan ulkus pada kaki berdasarkan kriteria

Wagner grade 1-5 yang menjalani perawatan di RSU Dr.Pirngadi Kota Medan,

RSUP H.Adam Malik dan beberapa rumah sakit lain.

3.7.5. Kriteria Inklusi

- Penderita DM tipe 2 dengan ulkus di kaki menurut kriteria Wagner grade

1-5 dengan status hiperkoagulasi.

- Bersedia mengikut i penelitian.

Nina Karmila : Pengaruh Pemberian Warfarin Selama 7 Hari Terhadap Status Hiperkoagulasi Penderita Ulkus Kaki
Diabetik, 2010.
3.7.6. Kriteria Eksklusi

- Menggunakan antikoagulan

- Penderita hemofilia

- Penderita sirosis hati

- Kreatinin serum > 2 mg/dl

- Riwayat amputasi kaki

- Kehamilan

- Sedang menderita penyakit keganasan, stroke dan miokard infark.

3.7.7. Populasi dan Sampel

Perkiraan besar sampel :


2
 ( Zα + Zβ )S 
Rumus yang digunakan η =  x 1 − x2 
 

 

zα = nilai baku normal berdasarkan α = 0,05  Zα = 1,96

zβ = nilai baku normal berdasarkan β = 0,05  Zβ = 1,64

S = simpangan baku kedua perkiraan perbedaan = 0,18

x1 − x 2 = selisih rerata minimal yang dianggap bermakna = 0,26

2
 (1,96 + 1,282)(0,293) 
n= 
 0,26 

η = 14,4 ≈ 15

Jadi besar sampel dan kontrol masing masing minimal 15 orang

3.7.8 . Cara Penelitian

- Seluruh subjek penelitian dimintakan persetujuan secara tertulis tentang kesediaan

mengikuti penelitian (informed consent).

Nina Karmila : Pengaruh Pemberian Warfarin Selama 7 Hari Terhadap Status Hiperkoagulasi Penderita Ulkus Kaki
Diabetik, 2010.
- Dilakukan pengambilan data subjek penelitian meliputi : umur, jenis kelamin,

lamanya menderita diabetes dan ulkus di kaki, pengobatan yang diperoleh.

- Dilakukan pengambilan darah vena sebanyak 5 ml untuk pemeriksaan penyaring

hemostasis meliputi hitung trombosit, PT, aPTT, INR, TT, kadar fibrinogen dan

D-dimer pada subyek dan kontrol

- Dilakukan pengambilan sampel dengan cara random sampling sederhana, dimana

sampel dengan hasil pemeriksaan penyaring hemostasis yang termasuk dalam

kriteria status hiperkoagulasi akan dibagi menjadi 2 grup. Sampel dengan nomor

urut ganjil masuk ke dalam grup kontrol dan sampel dengan nomor urut genap

masuk ke dalam grup subjek.

- Pada grup subjek diberikan kapsul yang berisi warfarin 5 mg, dan pada grup

kontrol diberikan kapsul plasebo yang berisi saccharum lactis . Ke 2 grup

mendapatkan terapi standar lain untuk ulkus kaki diabetik, seperti pemberian

antibiotik, obat anti diabetik oral / insulin, antiagregasi trombosit, dan perawatan

ulkus.

- Setelah 7 hari perlakuan, diambil darah vena sebanyak 5 ml untuk pemeriksaan

penyaring hemostasis kembali pada subjek dan kontrol

Nina Karmila : Pengaruh Pemberian Warfarin Selama 7 Hari Terhadap Status Hiperkoagulasi Penderita Ulkus Kaki
Diabetik, 2010.
3.7.9. Analisa Data

Data kuantitatif ditampilkan dalam bentuk mean ± SD. Data kategorikal

ditampilkan dalam bentuk jumlah dan persentase. Untuk membandingkan

perbaikan status hiperkoagulasi sebelum dan sesudah 7 hari antara subjek dan

kontrol dengan menggunakan uji t berpasangan. Hasil analisa statistik memiliki

kemaknaan jika nilai p < 0,05. Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan

program SPSS.

Nina Karmila : Pengaruh Pemberian Warfarin Selama 7 Hari Terhadap Status Hiperkoagulasi Penderita Ulkus Kaki
Diabetik, 2010.
3.7.10. Kerangka Operasional

DM tipe 2 + Ulkus kaki


Diabetik

- ANAMNESA
- PEMERIKSAAN FISIK
Kriteria inklusi
Kriteria eksklusi
PEMERIKSAAN HEMOSTASIS
aPTT,INR, PT,TT,
Kadar fibrinogen, Kadar D-dimer

normokoagulasi hipokoagulasi

hiperkoagulasi

randomisasi

KONTROL : SUBJEK PENELITIAN :


Anti agregasi Selama 7 hari Anti agregasi + Warfarin
Tanpa Warfarin

Status koagulasi

Analisa Data

Hasil

Nina Karmila : Pengaruh Pemberian Warfarin Selama 7 Hari Terhadap Status Hiperkoagulasi Penderita Ulkus Kaki
Diabetik, 2010.
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. HASIL PENELITIAN

4.1.1. Karakteristik Subyek Penelitian

Seluruh peserta yang ikut menyelesaikan penelitian berjumlah 16 orang subjek

dan 16 orang kontrol. Seluruh pasien baik subjek maupun kontrol mendapat anti

agregasi yaitu Asam Asetil Salisilat 1x 80 mg sebagai tatalaksana standar ulkus kaki

diabetik.

Pada Tabel 1 diperlihatkan data dasar seluruh penderita ulkus kaki diabetes

baik subjek maupun kontrol. Umur rerata grup subjek 50,1 ± 5,7 tahun , tidak berbeda

bermakna dengan rerata umur grup kontrol (53,75 ± 7,6, p=0,134) . grup Subjek

terdiri dari 9 orang laki – laki dan 7 orang perempuan., tidak berbeda bermakna

dengan kontrol yaitu 4 orang laki – laki dan 12 orang perempuan (p=0,072). Rerata

lama menderita DM subjek 6,5 ± 4,6 tahun , tidak berbeda bermakna dengan kontrol

(8,5 ± 6,7 tahun , p=0,319). Pada grup subjek dengan ulkus kaki grade 3 berjumlah 4

orang, grade 4 berjumlah 8 orang, dan grade 5 berjumlah 4. Pada grup kontrol dengan

ulkus kaki grade 3 berjumlah 6 orang, grade 5 berjumlah 4 orang, dan grade 5

berjumlah 5 orang. Tidak dijumpai perbedaan bermakna untuk parameter IMT, KGD

ad random dan parameter koagulasi seperti ratio PT, INR. aPTT,TT dan D dimer

antara subjek dan kontrol sebelum pemberian terapi

Dijumpai perbedaan bermakna antara kedua grup untuk parameter jumlah

trombosit, lamanya ulkus dan fibrinogen.

Nina Karmila : Pengaruh Pemberian Warfarin Selama 7 Hari Terhadap Status Hiperkoagulasi Penderita Ulkus Kaki
Diabetik, 2010.
Tabel 1. Karakteristik Dasar Subyek Penelitian

Parameter Subjek (n=16) Kontrol (n=16) P

Rerata Rerata

Umur (tahun) 50,1 ± 5,7 53,75 ± 7,6 0,134

Jenis kelamin P:L 9:7 12:4 0,072

IMT (kg/m2) 22,7 ± 2,9 22,9 ± 3,2 0,851

KGD Adr (mg/dl) 239 ± 85 277 ± 85 0,217

Lama DM (tahun) 6,5 ± 4,6 8,5 ± 6,7 0,319

Lama ulkus (bulan) 6,2 ± 4,2 2,9 ± 3,7 0,029*

Hb (gr/dl) 11,4 ± 2,3 10,2 ± 1,2 0,071

Leukosit (103/mm3) 13,3 ± 4,9 10,75 ± 4,6 0,144

Trombosit (103/mm3) 393,9 ± 116,6 296,5 ± 101,1 0,017*

Rasio PT 1,05 ± 0,12 1,05 ± 0,1 0,826

INR 1,03 ± 0,18 1,06 ± 0,09 0,513

Rasio aPTT 0,99 ± 0,10 0,96±0,18 0,576

Rasio TT 1,06 ± 0,12 0,99 ± 0,28 0,416

Fibrinogen (mg/dl) 323 ± 112 417 ± 93 0,016*

D dimer (ng/ml) 1420 ± 836 1218 ± 815 0,502

Ulkus Grade 3 4 6

Ulkus Grade 4 8 5

Ulkus Grade 5 4 5

Asam asetil salisilat 80 mg 16 16

Keterangan : * bermakna secara statistik p < 0,05

Nina Karmila : Pengaruh Pemberian Warfarin Selama 7 Hari Terhadap Status Hiperkoagulasi Penderita Ulkus Kaki
Diabetik, 2010.
4.1.2. Efek Pemberian Warfarin selama 7 hari

Perubahan parameter status koagulasi kelompok subjek dan kontrol antara hari

ke-0 dan hari ke-8 ditunjukkan pada Tabel 2.

Tabel 2. Data status koagulasi kedua kelompok sebelum dan sesudah pemberian

warfarin selama 7 hari

Subjek Kontrol
Parameter
Ho H8 P H0 H8 P
x ± SD x ± SD x ± SD x ± SD
Rasio PT 1,05 ± 0.,12 1,24 ± 0,28 0,010* 1,05 ± 0,1 1,08±0,14 0,354

INR 1,03 ±0,18 1,34 ± 0,39 0,001* 1,06 ± 0,09 1,11±0,12 0,236

RasioaPTT 0,99 ± 0,10 1,12 ± 0,12 0,0001* 0,96±0,18 0,985±0,17 0,523

Rasio TT 1,06 ±0,12 1,12 ± 0,96 0,57 0,99 ± 0,28 1,08±0,24 0,295

Fibrinogen 323 ±112 341 ± 99 0,383 417 ± 93 487 ± 187 0,100

D Dimer 1420 ±836 1463 ±990 0,740 1218 ± 815 1190 ± 823 0,804
Keterangan : * bermakna secara statistik p < 0,05

Pada kelompok kontrol yang tidak mendapat warfarin, tidak satupun dijumpai

perbedaan yang signifikan antara hari 0 dan hari kedelapan baik pada rasio PT, INR,

rasio aPTT, rasio TT, Fibrinogen maupun D dimer .

Pada kelompok subjek yang mendapat warfarin, perbedaan yang signifikan

antara hari 0 dan hari kedelapan dijumpai pada rasio PT (1,05 ± 0,12 vs 1,24±0,28,

p=0,010), INR (1,03 ± 0,18 vs 1,34±0,39, p=0,001), ratio aPTT (0,99±0,10 vs

1,12±0,12, p=0,0001). Sementara pada rasio TT, Fibrinogen dan D Dimer tidak

dijumpai perbedaan yang bermakna antara hari 0 dan hari kedelapan.

Pada tabel 3 terlihat perbandingan data status koagulasi pada hari kedelapan

antara kelompok subjek dan kelompok kontrol. Perbedaan yang signifikan antara

kelompok subjek dan kelompok kontrol dijumpai pada ratio INR (1,34±0,39 vs

Nina Karmila : Pengaruh Pemberian Warfarin Selama 7 Hari Terhadap Status Hiperkoagulasi Penderita Ulkus Kaki
Diabetik, 2010.
1,11±0,12, p=0,040) dan ratio aPTT (1,12±0,12 vs 0,985 ± 0,17 p=0,016) dan

fibrinogen ( 314±99 vs 487±187, p=0,010).

Sementara rasio PT, INR, rasio aPTT, dan rasio TT pada hari kedelapan antara

kelompok subjek dan kelompok kontrol tidak dijumpai perbedaan yang signifikan.

Tabel 3. Data status koagulasi antara subjek dan kontrol setelah pemberian

warfarin

Parameter Subjek (H8) Kontrol (H8) p

x ± SD x ± SD

Rasio PT 1,24 ± 0,28 1,08 ± 0,14 0,064

Rasio INR 1,34 ± 0,39 1,11 ± 0,12 0.040*

Rasio aPTT 1,12 ± 0,12 0,985 ± 0,17 0.016*

Rasio TT 1,12 ± 0,06 1,08 ± 0,24 0,609

Fibrinogen (mg/dl) 314 ± 99 487 ± 187 0,010*

D dimer (ng/ml) 1463 ± 990 1190 ± 823 0,403


Keterangan : * bermakna secara statistik p < 0,05

4.1.3. Efek Samping

Efek samping pemberian warfarin, seperti perdarahan dan nekrosis kulit tidak

dijumpai.

Nina Karmila : Pengaruh Pemberian Warfarin Selama 7 Hari Terhadap Status Hiperkoagulasi Penderita Ulkus Kaki
Diabetik, 2010.
4.2. PEMBAHASAN

Pada saat ini upaya untuk mencegah terjadinya trombosis dalam pengelolaan

ulkus kaki diabetik dilakukan dengan pemberian anti agregasi trombosit seperti

aspirin, clopidogrel dan cilostazol.10,48,49 Pemberian antikoagulan belum menjadi

perhatian. Strategi ini menunjukkan bahwa keadaan hiperkoagulasi sebagai faktor

risiko terhadap kejadian trombosis masih belum mendapat perhatian dalam upaya

pengelolaan ulkus kaki diabetik.

Pada penelitian ini dilakukan penilaian resiko trombosis dengan pengukuran

PT, INR, aPTT, TT, Fibrinogen dan D-Dimer yang merupakan parameter koagulasi.

Pada kelompok subjek didapatkan pemanjangan PT, INR dan aPTT yang bermakna

setelah pemberian warfarin selama 7 hari. Pada kelompok kontrol seluruh parameter

tersebut tidak mengalami perubahan signifikan. Bila dibandingkan antara kedua

kelompok didapatkan perbedaan bermakna setelah 7 hari pada nilai fibrinogen ( 314

± 99 vs 487 ± 187;p= 0,010 ), rasio INR (1,34 ± 0,39 vs 1,11 ± 0,12 ;p= 0,040), dan

rasio aPTT ( 1,12 ± 0,12 vs 0,985 ± 0,17, p=0,016 )

Kearon dkk, melaporkan aPTT yang memanjang karena terjadi inhibisi faktor

II, IX dan X, dan warfarin bekerja dengan menghambat sintesis faktor II,VII, IX dan

X. Setiap peningkatan INR 1,0 akan meningkatkan nilai aPTT sebanyak 16 detik ( CI

95 % ) pada 24 pasien VTE yang diterapi dengan heparin IV dan warfarin.51

Uji PT adalah metode yang paling sering dipakai untuk pemantauan terapi

antikoagulan oral. PT bereaksi terhadap pengurangan 3 dari 4 faktor pembekuan

bergantung vitamin K yaitu faktor II, VII dan X. Selama beberapa hari pertama terapi

warfarin pemanjangan PT terutama mencerminkan penurunan faktor VII.11,12

Nina Karmila : Pengaruh Pemberian Warfarin Selama 7 Hari Terhadap Status Hiperkoagulasi Penderita Ulkus Kaki
Diabetik, 2010.
Pada penelitian ini, didapatkan pemanjangan nilai PT pada grup subjek setelah

terapi warfarin selama 7 hari, tetapi pemanjangan ini tidak bermakna secara statistik

jika dibandingkan antara grup subjek dan grup kontrol pada H8.

Untuk memantau efek antikoagulan oral dengan hasil laboratorium yang

berbeda-beda dipakai ratio INR. Sehingga perbandingan pemeriksaan PT yang

dilaporkan dalam INR dapat dibandingkan antara satu laboratorium dengan

laboratorium lain. INR juga digunakan untuk menetapkan dosis obat antikoagulan

dengan memakai target rentang terapi.11,12,40

Nilai fibrinogen berbeda bermakna pada ke 2 kelompok setelah 7 hari

perlakuan mungkin disebabkan pada H0, perbedaan yang bermakna juga sudah terjadi

pada ke 2 kelompok, dimana pada kelompok kontrol didapatkan nilai fibrinogen yang

lebih tinggi. Tetapi jika diperbandingkan dalam kelompok, tidak ada perbedaan

bermakna antara H0 dan H8.

Pada uji klinis efektivitas anti agregasi trombosit masih diperdebatkan tetapi

obat tersebut tidak dapat dipakai untuk mencegah trombosis secara umum pada semua

pasien yang mengalami hiperkoagulasi. Salah satu alasan adalah karena respon pasien

terhadap dosis standar obat anti agregasi bersifat heterogen.52

Penelitian The US Physicians Health Study (1989) melaporkan pengurangan

resiko gangguan kardiovaskular sebesar 44% pada penderita diabetes yang mendapat

325 mg aspirin setiap harinya. Demikian juga yang dilaporkan penelitian The

Hypertensive Optimal treatmet (HOT) tahun 1992, pemberian 75 mg aspirin setiap

hari dapat mengurangi resiko kardiovaskular sebesar 15% dan infark miokard sebesar

36%.53

The Antiplatelet Trialists Collaboration meninjau 145 penelitian yang

menggunakan anti aggregasi trombosit jangka panjang (kebanyakan menggunakan

Nina Karmila : Pengaruh Pemberian Warfarin Selama 7 Hari Terhadap Status Hiperkoagulasi Penderita Ulkus Kaki
Diabetik, 2010.
aspirin) untuk menilai efikasi penggunaannya pada penderita diabetes. Dari lebih

100.000 pasien didapat penurunan resiko gangguan kardiovaskular (Infark Miokard,

stroke, kematian vaskular) sebesar 27% pada kelompok yang mendapat terapi

dibanding kelompok kontrol. Namun pada penderita yang mengalami klaudikasio,

efek terapi anti aggregasi trombosit tidak bermakna.55 Pada penelitian The

Clopidogrel Versus Aspirin in Patients At risk of Ischemic Events (CAPRIE) didapat

efek pemberian 75 mg clopidogrel dapat menurunkan resiko stroke, infark miokard

(MI) dan penyakit arteri perifer (PAD) sebesar 8,7% dibanding pemberian 325 mg

aspirin. Pada kasus PAD clopidogrel dapat mengurangi resiko sebesar 24% dibanding

aspirin. Dan American Diabetes Association menganjurkan pemberian anti aggregasi

trombosit sebagai pencegahan terhadap gangguan kardiovaskuler pada penderita

diabetes.54 Penelitian Primary Prevention Project (2003) menemukan pemberian

aspirin tidak bermanfaat dalam pencegahan primer kejadian kardiovaskular pada

diabetes.57

Diabetes menimbulkan keadaan hiperkoagulasi yang meningkatkan produksi

faktor-faktor di jaringan seperti peningkatan faktor VII. Hiperglikemia juga

menyebabkan penurunan antitrombin dan protein C, gangguan fibrinolisis dan

produksi PAI-1 berlebihan. Dijumpai juga peningkatan fibrinogen yang berhubungan

dengan timbulnya PAD.54 Reiber (2000) melaporkan target penurunan amputasi

sebesar 40% tidak tercapai selama lebih kurang 10 tahun sebelumnya. Terdapat

300.000 kasus selulitis, ulkus dan infeksi pada kaki penderita diabetes setiap tahunnya

di Amerika Serikat dengan amputasi sebanyak 92.000 kasus dan 20% penderitanya

akan meninggal dunia dalam 6 bulan.54-56 Dilaporkan oleh Brem (2007) sebanyak

lebih kurang 100.000 amputasi tungkai bawah pada penderita diabetes dilakukan

setiap tahunnya di Amerika Serikat, dengan ulkus kaki terjadi pada 4-10% penderita

Nina Karmila : Pengaruh Pemberian Warfarin Selama 7 Hari Terhadap Status Hiperkoagulasi Penderita Ulkus Kaki
Diabetik, 2010.
diabetes. Dilaporkan juga separuh dari kasus amputasi diakibatkan iskemik pada

tungkai.56

Resiko aterosklerosis semakin meningkat pada penderita diabetes, seperti

dilaporkan penelitian Verona Diabetes Study (2000) sebesar 44% mortalitas pada

diabetes disebabkan kardiovaskular. Penelitian Framingham mendapat resiko

klaudikasio intermitten 3,5 kali pada pria dan 8,6 kali pada wanita penderita diabetes

dibanding bukan diabetes. Faglia dkk (1998) melaporkan korelasi positif keparahan

PAD dengan kekerapan amputasi pada penderita diabetes sebesar 15 kali cenderung

mengalami amputasi dibanding bukan penderita diabetes. Untuk klaudikasio

intermitten telah dianjurkan pemberian cilostazol sebagai terapi dimana didapatkan

perbaikan jarak tempuh berjalan sebesar 40-50% dibanding plasebo.58

Pada penelitian ini tidak ditemukan perdarahan pada pemberian warfarin 5 mg

oral selama 7 hari. Dari literatur, dikatakan bahwa pemakaian warfarin dengan aspirin

akan meningkatkan resiko perdarahan.11,12,40

Nina Karmila : Pengaruh Pemberian Warfarin Selama 7 Hari Terhadap Status Hiperkoagulasi Penderita Ulkus Kaki
Diabetik, 2010.
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. KESIMPULAN

5.1.1. Pada penelitian ini didapati pemanjangan status koagulasi yang

signifikan setelah pemberian Warfarin 5 mg / hari selama 7 hari .

5.1.2. Pada 16 orang subjek tidak ditemukan efek samping selama pemberian

warfarin 7 hari.

5.2. SARAN

Diperlukan penelitian lebih lanjut dengan jumlah sampel yang lebih besar dan

jangka waktu yang lebih lama untuk mendapatkan efikasi sebenarnya dari

warfarin sebagai antitrombosis dan antikoagulan.

Nina Karmila : Pengaruh Pemberian Warfarin Selama 7 Hari Terhadap Status Hiperkoagulasi Penderita Ulkus Kaki
Diabetik, 2010.
BAB VI

DAFTAR PUSTAKA

1. Waspadji S. Komplikasi Kronik Diabetes: Mekanisme Terjadinya Diagnosis dan

Strategi Pengelolaan. Dalam : Aru W Sudoyo, dkk, (editor). Buku Ajar Ilmu

Penyakit Dalam. Edisi ke empat. Jakarta: BP FKUI; 2006. hal.1906-10

2. Suyono S. Diabetes Mellitus di Indonesia. Dalam : Aru W Sudoyo, dkk, (editor).

Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Edisi keempat. Jakarta: BP FKUI; 2006. hal.

1874-8

3. Carr ME. Diabetes Mellitus A hypercoagulable State. Journal of Diabetes and Its

Complications 2001 ; 15: 44-54

4. Onbasi K, Efe B. Diabetes Mellitus and The Natural Anticoagulant. Turkish

Journal of Endocrinology and Metabolism 1999; 2:53-63.

5. Shahab A. Komplikasi kronik DM Penyakit Jantung Koroner. Dalam : Aru W

Sudoyo, dkk, (editor). Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Edisi keempat. Jakarta:

BP FKUI; 2006. hal.1916-9.

6. Frykberg RG. Diabetic Foot Ulcers: Pathogenesis and Management. American

Family Physician 2002; 66:1655-62.

7. Knox RC, Dutch W, Blume P, Sumpio BE. Diabetic Foot Disease. International

Journal of Angiology 2000; 9:1-6.

8. Aulia D. Pemeriksaan penyaring pada kelainan hemostasis. Dalam : Rahayu D

Setiabudy, (editor). Hemostasis dan Trombosis. Edisi Ketiga. Jakarta: Balai

Penerbit FKUI; 2007. hal.23-33.

9. Jackson MR, Clagett GP. Antithrombotic Therapy in Peripheral Arterial Occlusive

Disease. Chest 2001;119:283S-299S

Nina Karmila : Pengaruh Pemberian Warfarin Selama 7 Hari Terhadap Status Hiperkoagulasi Penderita Ulkus Kaki
Diabetik, 2010.
10. Beckmen JA, Cieager MA, Libby P. Diabetes and Atherosclerosis. JAMA 2002 ;

287 : 2570 – 80.

11. Wirawan R. Pemeriksaan laboratorium untuk pemantauan antikoagulan oral.

Dalam : Rahayu D Setiabudy (editor). Hemostasis dan Trombosis. Edisi Ketiga.

Balai Penerbit FKUI. Jakarta. 2007. 91-107

12. Wirawan R. Monitoring Penggunaan Antikoagulan Oral. Dalam: Suryaatmadja M,

editor. Pendidikan Berkesinambungan Patologi Klinik. Jakarta: Penerbit FK UI;

2004. hal.97-107

13. Benyamin AF, Gustaviani R. Gangguan Hemostasis pada Diabetes Mellitus.

Dalam: Aru W Sudoyo, dkk, (editor). Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Edisi ke

empat. Jakarta: BP FKUI; 2006. hal.778.

14. Tambunan KL. Patogenesis Trombosis. Dalam : Aru W Sundaru dkk, (editor).

Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Edisi ke empat. Jakarta: BP FKUI; 2006.

hal.765-8

15. Viles-Gonzalez JF, Fuster V, Badimon JJ. Atherothrombosis: A Widespread

Disease with Unpredictable and life-threatening Consequences. European Heart

Journal 2004; 25:1197-1207

16. Furie BC. Mechanism of Thrombus Formation. NEJM 2008; 359: 938-49

17. Oesman F, Setiabudy RD. Fisiologi Hemostasis dan Fibrinolisis. Dalam :

Rahajuningsih D Setiabudy (editor). Hemostasis dan Trombosis. Edisi ketiga.

Jakarta: Balai Penerbit FKUI; 2007. hal.1-15

18. Riddle JP, Aouizerat BE, Miaskowski CM, Lillicrap DP. Theories of Blood

Coagulation. Journal of Pediatric Oncology Nursing 2007; 24:123-31

19. Roberts HR, Monroe DM, Hoffman M. Molecular Biology and Biochemistry of

The Coagulation Factors and Pathway of Hemostasis. In Lichtman MA, Kipps TJ,

Nina Karmila : Pengaruh Pemberian Warfarin Selama 7 Hari Terhadap Status Hiperkoagulasi Penderita Ulkus Kaki
Diabetik, 2010.
Kaushansky K, et al. ( editors ). Williams Hematology. Seventh edition. New

York : McGraw Hill; 2006. p.1655-93.

20. Setiabudy RD. Patofisiologi Trombosis. Dalam : Rahajuningsih D Setiabudy

(editor). Hemostasis dan Trombosis. Edisi ketiga. Jakarta: Balai Penerbit FKUI;

2007. hal.245-52.

21. Makin A, Silverman SH. Peripheral Vascular Disease and Virchow’s Triad for

Thrombogenesis. Q J Med 2002 ; 95: 199-210.

22. Goodnight SHG, Hathway WE. Disorders of Hemostasis and Thrombosis. New

York. McGraw Hill. 2001.

23. Grant PJ. Is hypercoagulability an issue in arterial thrombosis? Yes. Journal of

Thrombosis and Haemostasis 2004 ; 2: 690-1.

24. Stegenga ME. Hypergycemia Stimulates Coagulation, Whereas Hyperinsulinemia

Impairs Fibrinolysis in Healthy Humans. Diabetes 2006; 55: 1807-12

25. American Diabetes Association. Peripheral Arterial Disease in People with

Diabetes. Diabetes Care 2003; 26:3333-41.

26. Duncan BB, Schmidt MI, Offenbacher S, Wu KK, Savage PJ, Heiss G. Factor

VIII and other Hemostasis Variables are Related to Incident Diabetes in Adult,

The Atherosclerosis Risk in Communities (ARIC) Study. Diabetes Care 1999;

22:767-73.

27. Kluft C, Jespersen J. Diabetes as a Procoagulant Condition. The British Journal of

Diabetes and Vascular Disease 2002 ; 2 (5): 358 – 62.

28. Piemontino U, Ceriello A, Di Minno G,. Hemostatic and Metabolic Abnormalities

in Diabetes Mellitus. Haematologica 1994 ; 79 : 387 – 92.

29. Meigs JB. Hyperinsulinemia , Hyperglicemia and Impaired Hemostasis. JAMA

2000 ; 283 (2):221-8.

Nina Karmila : Pengaruh Pemberian Warfarin Selama 7 Hari Terhadap Status Hiperkoagulasi Penderita Ulkus Kaki
Diabetik, 2010.
30. Vinik AL. Platelet Dysfunction in Type 2 Diabetes. Diabetes Care 2001 ; 24 (8):

1476 – 85.

31. Kessler L, Wiesel ML, Attali P, Mossard JM, Cazenave JP, Pinget M. von

Willebrand Factor in Diabetic Angiopathy. Diabetes and Metabolism 1998; 24:

327-36.

32. Grant PJ. Diabetes Mellitus as A Prothrombotic Condition. Journal of Internal

Medicine 2007; 262:157-72.

33. Suhartono. Gangguan Hemostasis pada Penderita Ulkus Kaki Diabetik (tesis).

Medan: USU; 2009.

34. Santoso M, Yuliana M, Mujono W, Kusdiantomo. Pattern of Diabetic Foot at

Koja Regional General Hospital, Jakarta From 1999 – 2004. Acta Medica

Indonesiana 2005; 37 (4) :187 – 9.

35. Tseng CH. Prevalence and Risk Factors of Diabetic Foot Problems in Taiwan.

Diabetes Care 2003 ; 26 (12) : 3351.

36. Rauwerda JA. Acute Problem of the Diabetic Foot. Acta Chir Belg 2004;

104:140-47.

37. Anandi C. Bacteriology of Diabetic Foot Lesions. Indian Journal of Medical

Microbiology 2004 ; 22 (3):175-8.

38. Garipidou V. Oral anticoagulantion – Past, Present and Future. Haema 2005 ; 8 (

suppl. 1 ): S62 – S67.

39. Rosmiati H, Gan VHS. Antikoagulan, Antitrombosit, Trombolitik, dan Hemolitik.

Dalam: Ganiswara SG, editor. Farmakologi dan Terapi. Edisi 4. Jakarta: BP

FKUI; 2005. hal.747-61.

Nina Karmila : Pengaruh Pemberian Warfarin Selama 7 Hari Terhadap Status Hiperkoagulasi Penderita Ulkus Kaki
Diabetik, 2010.
40. Hirsh J, Dalen J, Poller L et al. Oral anticoagulants : Mechanism of Action,

Clinical Effectiveness, and Optimal Therapeutic Range. Chest 2001 ; 119 (

suppl.1 ): S8-S21.

41. Scully M. Warfarin Therapy – Rat Poison and The Prevention of Thrombosis. The

Biochemist Journal. 2002; 4:15-17.

42. Nilsson G, Bjorholt I, Johnsson H. Anticoagulant Treatment in Primary Health

Care in Sweden – Prevalence, Incidence and Treatment Diagnosis : A

Retrospective Study on Electronic Patient Records in A Registered Population.

BMC 2003; 4: 306-12.

43. Crowther M. A Randomised Trial Comparing 5 mg and 10 mg Warfarin Loading

Dose. Arch Intern Med 1999; 159: 46-8.

44. Raskob G. Et all. Effect of Treatment with Low dose Warfarin Aspirin on

Activated Factor VII. Blood Journal 1995; 85: 3034-9.

45. Hull R, Hirsh J, Jay R, Gent M, et al. Different Intensities of Oral Anticoagulant

Therapy in The Treatment of Proximal – vein thrombosis. N Engl J Med 1982 ;

307: 1676-81.

46. Levine M, Hirsh J, Gent M, et al. Double Blind Randomized Trial of Very Low

Dose Warfarin for Prevention of Thromboembolism in Stage IV breast cancer.

47. Ridker PM, Goldhaber SZ, Danielson E, et al. Long Term, Low Intensity Warfarin

Therapy for The Prevention of Recurrent Venous Thromboembolism. N Engl J

Med. 2003; 348: 435-9.

48. King AB, Lemaire GJ. Managing Anticoagulation in Patients with Atrial

Fibrillation. The Nurse Practitioner Journal 2002; 27: 17-25.

49. Ezekowitz, Levine JA. Preventing Stroke in Patients with Atrial Fibrillation.

JAMA 1999 ; 281 ( 19 ): 1830-5.

Nina Karmila : Pengaruh Pemberian Warfarin Selama 7 Hari Terhadap Status Hiperkoagulasi Penderita Ulkus Kaki
Diabetik, 2010.
50. Suharti C. Dasar-Dasar Hemostasis. Dalam : Aru W Sundaru dkk, (editor). Buku

Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Edisi ke empat. Jakarta: BP FKUI; 2006. hal.759-64

51. Kearon C., Johnston J., Moffat K., et al. Effect of Warfarin on Activated Partial

Thromboplastin Time in Patients Receiving Heparin. Arch Intern Med 1998; 158:

1140-3.

52. Timan IS. Pemeriksaan Laboratorium pada Terapi Trombolitik. Dalam:

Suryaatmadja M, editor. Pendidikan Berkesinambungan Patologi Klinik. Jakarta:

Penerbit FK UI; 2004. hal.134-45.

53. Acang N. Dalam : Aru W Sundaru dkk, (editor). Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam.

Edisi ke empat. Jakarta: BP FKUI; 2006. hal.2006. 805-7

54. Waspadji S. Kaki Diabetes. Dalam : Aru W Sundaru dkk, (editor). Buku Ajar Ilmu

Penyakit Dalam. Edisi ke empat. Jakarta: BP FKUI; 2006. hal.1933-6.

55. Marso SP, Hiatt WR. Peripheral Arterial Disease in patients with Diabetes.

Journal of the American College of Cardiology 2006;47:921-9.

56. Kalani M, et al. Effect of Dalteparin on Healing of Chronic Foot Ulcers in

Diabetic Patients With Peripheral Arterial Occlusive Disease. Diabetes Care 2003;

26: 2575-80.

57. Kalani M, et al. Beneficial Effects of Dalteparin on Haemostatic Function and

Local Tissue Oxygenation in Patients with Diabetes, Severe Vascular Disease and

foot Ulcers. Thrombosis Research 2007; 120: 653-61.

58. Setiabudy RD. Pemantauan Obat Anti Trombosit. Dalam: Suryaatmadja M, editor.

Pendidikan Berkesinambungan Patologi Klinik. Jakarta: Penerbit FK UI; 2004.

hal.121-33.

Nina Karmila : Pengaruh Pemberian Warfarin Selama 7 Hari Terhadap Status Hiperkoagulasi Penderita Ulkus Kaki
Diabetik, 2010.
LAMPIRAN 1
MASTER TABEL

SUBJEK
rPT INR raPTT rTT Fg D rPT INR raPTT rTT Fg D Grade KGD LAMA LAMA IMT Hb
Dimer Dimer Ulkus DM ULKUS
.891 0.86 1.111 0.828 220 1300 1.584 1.78 1.289 0.98 225 1380 3 195 3 2.00 25.91 14.9
.895 0.96 0.908 1.126 275 1700 1.037 1.04 0.996 1.076 280 3200 4 235 6 4.00 24.66 10.8
.286 1.54 0.873 0.992 390 1000 1.694 2.02 1.237 1.074 320 1300 3 317 6 2.00 20.40 7.9
.114 1.26 0.815 1.050 209 1700 1.972 2.37 1.006 0.975 380 510 5 375 4 3.00 20.61 11.0
.198 1.01 1.009 1.120 275 1700 1.130 1.08 1.070 1.068 375 1800 5 186 6 5.00 17.72 6.7
.035 1.20 1.157 1.148 460 510 1.048 1.29 1.251 1.310 365 580 5 117 2 6.00 22.49 10,5
.121 1.04 1.063 1.080 410 780 1.033 1.03 1.393 1.200 411 680 4 285 3 9.00 20.28 15.2
.098 0.87 1.131 1.124 176 620 1.331 1.37 1.241 1.252 186 740 5 295 7 14.00 28.40 11.9
.992 1.01 1.041 0.967 285 740 1.106 1.26 1.067 1.041 262 790 3 279 8 4.00 25.92 10.6
.978 0.90 0.970 1.129 263 670 1.068 1.06 1.019 1.127 276 540 3 325 4 4.00 21.67 13.1
.955 0.88 0.942 1.047 272 1300 1.053 1.03 1.075 1.029 268 1360 4 176 6 3.00 22.45 14.5
.917 0.90 1.006 0.885 248 2200 1.030 1.21 1.162 1.198 450 2300 4 217 5 3.00 19.37 11.1
.185 1.01 1.033 1.094 428 2100 1.258 1.20 1.020 1.087 389 1800 4 325 16 12.00 22.04 11.2
.966 0.90 0.842 0.904 610 4000 1.226 1.20 1.046 1.075 590 4000 4 79 5 12.00 20.20 11.2
.039 1.08 0.991 1.242 368 1300 1.102 1.12 1.013 1.185 385 1300 4 135 19 12.00 25.88 11.8
.054 1.09 0.991 1.215 287 1100 1.118 1.34 1.029 1.184 296 1130 4 286 4 4.00 25.40 10.7

Nina Karmila : Pengaruh Pemberian Warfarin Selama 7 Hari Terhadap Status Hiperkoagulasi Penderita Ulkus Kaki
Diabetik, 2010.
KONTROL
rPT INR raPTT rTT Fg D rPT INR raPTT rTT Fg D Grade KG LAMA LAMA IMT Hb
Dimer Dimer Ulkus D DM ULKUS
.119 1.14 0.607 1.031 329 500 1.126 1.13 0.664 0.936 450 490 4 231 1 0.5 21.60 9.5
.055 1.07 0.731 1.034 430 400 1.057 1.18 0.701 1.429 416 480 4 398 15 0.5 16.40 10.4
.023 1.04 1.118 0.983 444 1600 1.043 1.16 1.086 0.787 425 370 3 208 10 2.0 20.80 8.9
.285 1.10 0.827 1.025 391 510 1.396 1.20 0.812 0.712 385 900 5 378 7 0.5 23.80 11.2
.079 1.10 1.010 0.858 320 1800 1.103 1.10 1.011 0.887 350 1500 5 395 2 0.25 20.80 8.8
.916 0.90 1.000 0.885 247 2200 1.198 1.21 1.161 0.881 450 2100 3 174 7 1 18.00 7.9
.060 0.90 0.800 0.084 552 2400 1.105 1.10 0.973 1.104 428 2200 5 344 2 12 22.50 12.3
.200 0.90 0.917 0.962 573 550 0.992 0.90 0.966 1.104 952 350 3 276 7 0.5 26.60 10.0
.065 1.14 1.017 1.227 267 2400 1.057 1.18 1.010 1.250 320 2500 3 300 19 12 25.80 10.2
.142 1.10 0.789 0.839 420 1200 1.105 1.00 0.960 0.939 384 2200 4 350 2 5 24.90 11.2
.015 1.00 1.229 1.176 509 380 1.360 1.30 1.169 0.806 850 700 4 370 3 3 29.10 11.3
.930 1.12 1.179 1.112 400 2600 0.950 1.27 0.800 1.120 410 2500 3 191 5 3 21.80 9.1
.034 1.20 1.167 1.147 500 600 1.047 1.09 1.120 1.310 365 580 5 160 25 0.75 22.40 10.3
.936 1.10 0.930 1.340 420 650 0.869 0.90 1.040 1.412 731 600 5 239 10 3 24.90 11.3
.040 1.04 1.120 1.130 450 800 1.047 1.09 1.259 1.310 365 670 3 180 12 0.75 22.40 10.3
.960 1.20 0.980 1.120 420 900 0.900 1.00 1.040 1.340 520 900 4 240 10 3 24.90 11.3

Nina Karmila : Pengaruh Pemberian Warfarin Selama 7 Hari Terhadap Status Hiperkoagulasi Penderita Ulkus Kaki
Diabetik, 2010.
LAMPIRAN 2
LEMBARAN PENJELASAN KEPADA CALON SUBJEK

Assalamualaikum ww, salam sejahtera.


Saya Dr. Nina Karmila, saat ini saya sedang menjalani pendidikan
dokter spesialis Penyakit Dalam di Fakultas kedokteran Universitas Sumatera
Utara. Pada hari ini saya ingin menjelaskan kepada bapak/ibu tentang
penelitian yang akan saya lakukan. Adapun judul penelitian saya adalah:
“PENGARUH PEMBERIAN WARFARIN TERHADAP STATUS
HIPERKOAGULASI PADA PENDERITA ULKUS KAKI DIABETIK.”
Penelitian ini meneliti tentang pengaruh pemberian obat yang bernama
Warfarn pada kekentalan darah yang berlebihan yang terjadi pada penderita
sakit gula yang mengalami luka atau borok di kaki.
Tujuan penelitian ini dilakukan agar dapat dilakukan upaya
penanganan lebih lanjut terhadap kekentalan darah yang berlebihan tersebut
sehingga tidak terjadi penyumbatan pembuluh darah yang dapat
memperburuk luka atau borok di kaki.
Penelitian ini dilakukan dengan pengambilan darah vena (di lengan)
sebelum dan sesudah pemberian obat tersebut. Pemberian obat selama 7
hari (1 kapsul perhari yang berisi 5 mg warfarin). Efek samping pemberian
obat berupa perdarahan yang akan normal kembali bila pemberian obat
dihentikan. Biaya pemeriksaan dan obat ditanggung oleh peneliti.
Keikut - sertaan bapak/ibu adalah suka rela. Bila sewaktu -waktu
ibu/bapak sebagai pihak yang diteliti merasa dirugikan oleh pihak peneliti
maka ibu/bapak berhak membatalkan persetujuan ini tanpa menuntut ganti
kerugian Bila keterangan yang saya berikan masih belum jelas atau ada hal -
hal yang belum jelas, bapak/ibu dapat langsung bertanya kepada saya ke no :
061-77500657

Wassalam

(dr. Nina Karmila)

Nina Karmila : Pengaruh Pemberian Warfarin Selama 7 Hari Terhadap Status Hiperkoagulasi Penderita Ulkus Kaki
Diabetik, 2010.
LAMPIRAN 3
SURAT PERSETUJUAN BERSEDIA IKUT PENELITIAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama :
Umur :
Jenis kelamin :
Alamat :
No telp :

Setelah mendapat penjelasan dari peneliti tentang kebaikan dan


keburukan prosedur penelitian ini, menyatakan bersedia untuk ikut dalalm
penelitian tentang : ”PENGARUH PEMBERIAN WARFARIN TERHADAP
STATUS HIPERKOAGULASI PADA PENDERITA ULKUS KAKI DIABETIK”
Bila sewaktu -waktu saya sebagai pihak yang diteliti merasa dirugikan
oleh pihak peneliti maka saya berhak membatalkan persetujuan ini tanpa
menuntut ganti kerugian.
Demikian surat pernyataan bersedia ikut dalam penelitian ini saya
perbuat untuk dapat digunakan seperlunya.

Medan, .........................2009..

(...............................................)

Nina Karmila : Pengaruh Pemberian Warfarin Selama 7 Hari Terhadap Status Hiperkoagulasi Penderita Ulkus Kaki
Diabetik, 2010.
LAMPIRAN 5
Data Peserta Penelitian No:

I. Anamnese Pribadi
Nama : …………………………………
Tanggal lahir/tempat : …………………………..........
Jenis Kelamin : …………………………………
Tanggal berobat : ..............................................
No. Rekam medis : ...............................................
Alamat : …………………………………
No telp/hp : …………………………...........
- Lama menderita DM:.................. bulan / tahun
- Lama mendapat luka di kaki :............. minggu/ bulan/ tahun
- Tinggi Badan : cm
- Berat Badan : kg
- ulkus kaki diabetik menurut Wagner grade: 1 / 2 / 3 / 4 / 5
II. Pemeriksaan
Status koagulasi (H.0):
(tanggal.............)
H.0 (Tgl............) H.8 (Tgl..............)
- PT kontrol : - PT kontrol :
- INR - INR
- aPTT kontrol: - aPTT kontrol:
- TT kontrol: - TT kontrol:
- D dimer: N; - D dimer: N;
- Fibrinogen N: - Fibrinogen N:
Kesan : hipokoagulasi / Kesan : hipokoagulasi /
normokoagulasi / normokoagulasi /
hiperkoagulasi hiperkoagulasi

Nina Karmila : Pengaruh Pemberian Warfarin Selama 7 Hari Terhadap Status Hiperkoagulasi Penderita Ulkus Kaki
Diabetik, 2010.
Hb :............g/dl
Leukosit : .......103/mm3
Trombosit:...... 103/mm3
KGD Adr:.............mg/dl
ureum:..................mg/dl
creatinin:..............mg/dl
asam urat:..............mg/dl
SGOT: ................U/l
SGPT:..................U/l
Alkaline p:...............U/l
Bil.direk:..............mg/dl
Bil.total:...............mg/dl

III. Efek samping Warfarin :


- Perdarahan

Nina Karmila : Pengaruh Pemberian Warfarin Selama 7 Hari Terhadap Status Hiperkoagulasi Penderita Ulkus Kaki
Diabetik, 2010.
LAMPIRAN 5
PERSETUJUAN KOMITE ETIK

Nina Karmila : Pengaruh Pemberian Warfarin Selama 7 Hari Terhadap Status Hiperkoagulasi Penderita Ulkus
Kaki Diabetik, 2010.
LAMPIRAN 6
DAFTAR RIWAYAT HIDUP

I. DATA PRIBADI
Nama : Dr Nina Karmila
Tempat / tanggal lahir : Medan, 1 Januari 1971
Alamat kantor : Fakultas Kedokteran USU
Jln Dr Mansur no 5, Medan
Departemen Penyakit Dalam
RSUP H Adam Malik
Jln Bunga Lau no 17, Medan
Alamat : Jln Panci no 10 A
Medan
No Telp : 081260666639

II. RIWAYAT PENDIDIKAN


1. SD Harapan II Medan, Ijazah 1982
2. SMP Harapan II Medan Ijazah 1985
3. SMA Negeri 1 Medan Ijazah 1988
4. Fakultas Kedokteran UISU Medan Ijazah 1997
5. PPDS Ilmu Penyakit Dalam FK USU Juli 2004 - sekarang

KEANGGOTAAN PROFESI
1. Ikatan Dokter Indonesia (IDI).
2. Persatuan Ahli Penyakit Dalam Indonesia (PAPDI).

KARYA ILMIAH DI BAGIAN ILMU PENYAKIT DALAM


1. Nina Karmila, Ilhamd, Mardianto, Dharma Lindarto, Chairul Bahri,
OK Alfien Syukran. Pengaruh Merokok Terhadap Kadar Gula
Darah Diabetes. Temu Ilmiah Perkeni. Batu Malang, Juli 2006
2. Nina Karmila, R. Tunggul C. Sukendar, Abdurrahim Lubis. Edema
Intraktabel pada Sindroma Nefrotik. KOPAPDI, Juli 2006

Nina Karmila : Pengaruh Pemberian Warfarin Selama 7 Hari Terhadap Status Hiperkoagulasi Penderita Ulkus
Kaki Diabetik, 2010.
PARTISIPASI DALAM KEGIATAN ILMIAH
1. Peserta Gastroentero – hepatologi Update II 2004. medan, 17 – 18
September 2004.
2. Peserta Pertemuan Ilmiah Tahunan VI Bagian Ilmu Penyakit Dalam FK
USU. Medan, 3 – 5 Maret 2005.
3. Peserta Simposium The 3rd New Trend Cardiovascular Management.
Medan, 6 Juni 2005.
4. peserta Safari Nasional Peralmuni II 2005. Medan.30 Juli 2005
5. Peserta Gastroentero-Hepatologi Update III 2005. Medan. 6 – 7
Agustus 2005.
6. Peserta Pertemuan Ilmiah Tahunan VII Departemen Ilmu Penyakit
Dalam FK USU. Medan, 3 – 5 Maret 2006.
7. Peserta The 11th National Congress of Indonesian Heart Association
(NCIHA). Medan, 19 – 20 April 2006.
8. Peserta workshop Management of Chronic Hepatitis C in Daily Pratice.
Medan 10 Juni 2006
9. Peserta symposium Neuroprotectant Revisited. Medan 5 Agustus 2006
10. Peserta symposium Thyroid Update. Medan 26 Agustus 2006
11. Peserta Workshop USG .Medan 7 Septeber 2007
12. Peserta Gastroentero-Hepatologi Update IV 2006. Medan. 8-9
September 2006.
13. peserta symposium The Scientific Evidence to Date: Reduction of
Events in Cardiovascular Disease. Medan 9 Desember 2006
14. Peserta DHF Course II. Medan 24 Februari 2007.
15. Peserta Pertemuan Ilmiah Tahunan VIII Departemen Ilmu Penyakit
Dalam FK USU, Medan, 8 – 10 Maret 2007.
16. Peserta workshop shock dan DVT. Medan 7 maret 2007
17. Peserta simposium Trombosis-Hemostasis Regional Pertama. Medan
1-2 Mei 2007
18. Peserta simposium New Paradigma in maintenance Fluid Therapy.
Medan 17 November 2007

Nina Karmila : Pengaruh Pemberian Warfarin Selama 7 Hari Terhadap Status Hiperkoagulasi Penderita Ulkus
Kaki Diabetik, 2010.
19. Peserta Gastroentero-Hepatologi Update IV. Medan, 8 - 9 September
2006.
20. Peserta Pertemuan Ilmiah Tahunan IX. Departemen Ilmu Penyakit
Dalam FK – USU. Medan, 17 – 19 April 2008.
21. Peserta Diabetes Management Training for Internist. Medan 7-9
Agustus 2008.
22. Peserta Gastroentero-Hepatologi Update VI. Medan 17 - 18 Oktober
2008.

Nina Karmila : Pengaruh Pemberian Warfarin Selama 7 Hari Terhadap Status Hiperkoagulasi Penderita Ulkus
Kaki Diabetik, 2010.

Anda mungkin juga menyukai