Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Sejalan dengan prinsip-prinsip dan tujuan pengembangan kawasan perikanan budidaya di atas, maka
pembangunan kawasan tersebut memerlukan penentuan lokasi atau kawasan yang tepat. Oleh karena
itu, diperlukan suatu perencanaan yang matang yang melibatkan partisipasi masyarakat di kawasan
tersebut atau setidak-tidaknya mengakomodasi seluruh aspirasi masyarakat. Sedangkan hasil
36
rumusannya tidak bersifat kaku, berupa
dokumen yang senantiasa dapat
diperjuangkan untuk diubah, jika
memang dikehendaki atau tidak sejalan
lagi dengan kepentingan masyarakat.
Meskipun demikian, dalam hal yang
masyarakat belum memiliki kemampuan,
pemerintah harus mengambil prakarsa
untuk memfasilitasinya tanpa memberi
kesan mendikte. Dalam hal-hal yang
bersifat teknis, biasanya partisipasi
pemerintah lebih dapat diharapkan dan
diandalkan daripada partisipasi
masyarakat.
Rencana Pola Pemanfaatan Ruang menggambarkan letak, ukuran, fungsi dari kegiatan-kegiatan
kawasan budidaya maupun kawasan lindung.
37
Isi Rencana Pola Pemanfaatan Ruang adalah delineasi (batas-batas) kawasan kegiatan sosial, ekonomi,
budaya dan kawasan lainnya di dalam kawasan budidaya dan delineasi kawasan lindung seperti di
bawah ini:
1. Kawasan Lindung
a. Kawasan yang memberikan perlindungan kawasan bawahannya:
1. Kawasan hutan lindung
2. Kawasan bergambut
3. Kawasan konservasi dan resapan air
b. Kawasan perlindungan setempat:
1. Sempadan pantai
2. Sempadan sungai
3. Kawasan sekitar danau/waduk
4. Kawasan sekitar mata air kawasan terbuka hijau termasuk didalammya hutan kota
c. Kawasan suaka alam:
1. Cagar alam
2. Suaka margasatwa
d. Kawasan pelestarian alam:
1. Taman nasional
2. Kawasan cagar budaya
e. Kawasan rawan bencana alam:
1. Kawasan rawan letusan gunung api
2. Kawasan rawan gempa bumi
3. Kawasan rawan tanah longsor
4. Kawasan rawan gelombang pasang dan banjir
f. Kawasan lindung lainnya:
1. Taman buru
2. Cagar biosfer
3. Kawasan perlindungan plasma nutfah
4. Kawasan pengungsian satwa
5. Kawasan pantai berhutan bakau
38
2. Kawasan Budidaya
a. Kawasan hutan produksi:
b. Kawasan perikanan
c. Kawasan pariwisata
d. Kawasan permukiman
39
2. Rencana Sistem Prasarana Pengairan
Rencana Sistem Prasarana Pengairan ini dirumuskan dalam rangka pengembangan sistem
prasarana pengairan untuk penyediaan air baku bagi pengembangan perikanan serta
kebutuhan domestik dan industri. Isi Rencana Sistem Prasarana Pengairan adalah sistem
jaringan pengairan, fungsi dan pelayanan prasarana pengairan.
3. Rencana Sistem Prasarana Telekomunikasi
Rencana Sistem Prasarana Telekomunikasi dirumuskan untuk meningkatkan kemudahan
pelayanan telekomunikasi bagi dunia usaha dan masyarakat.
4. Rencana Sistem Prasarana Energi
Rencana Sistem Prasarana Energi dirumuskan untuk meningkatkan pelayanan terhadap
kebutuhan energi dan kelistrikan bagi kegiatan permukiman, produksi, jasa, dan kegiatan
sosial ekonomi lainnya.
5. Rencana Sistem Prasarana Pengelolaan Lingkungan
Rencana Sistem Prasarana Pengelolaan Lingkungan dirumuskan untuk meningkatkan
pelayanan terhadap kebutuhan sanitasi lingkungan bagi kegiatan permukiman, produksi,
jasa, dan kegiatan sosial ekonomi lainnya melalui pengembangan sistem prasarana
pengelolaan lingkungan yang terdiri dari Tempat Pembuangan Sementara (TPS), Tempat
Pembuangan Akhir (TPA), serta sistem pengelolaan limbah cair.
40
! Pengaturan kebutuhan air untuk masing-masing kegiatan kawasan;
! Penetapan prioritas kebutuhan air berdasarkan rencana tata ruang kawasan;
! Pengaturan tata cara dan prosedur pengelolaan sumber-sumber air;
! Pengaturan tata cara dan prosedur pengolahan air serta teknologi yang diterapkan;
41
E. Rencana Sistem Kegiatan Pembangunan
42
2. Indikasi Program Pembangunan
Rencana Pengembangan Kawasan merupakan acuan bagi penyusunan program
pembangunan kawasan. Oleh karena itu, arahan yang ditetapkan dalam rencana tata ruang
perlu dilengkapi dengan indikasi program pembangunan tahunan pada skala besar yang
akan mendorong perkembangan sektor-sektor strategis untuk memberikan dampak positif
terhadap kabupaten secara keseluruhan. Kriteria umum dalam menentukan indikasi
program pembangunan secara keseluruhan adalah: o Mengintegrasikan usaha-usaha
pengembangan dan pembangunan;
! Mempertimbangkan aspirasi masyarakat serta potensi dan masalah yang ada di daerah
agar tercapai segi efisiensi dari usaha-usaha pengembangan wilayah;
! Konsisten dengan arahan tata ruang yang telah ditetapkan.
43
BAB VI
RENCANA PENGEMBANGAN USAHA
Pengembangan usaha merupakan implementasi dari pemanfaatan semua potensi dan sumber daya
yang dimiliki oleh suatu kawasan. Pengembangan usaha perikanan budidaya di kawasan minapolitan
merupakan penjabaran dari strategi pengembangan kawasan. Kegiatan usaha yang berkembang di
kawasan perikanan budidaya adalah
- Perbenihan;
- Pembesaran;
- Pengolahan;
- Pembuatan pakan.
45
Rencana pengembangan usaha ini merupakan penjabaran dari pengembangan kawasan, dimana
kegiatan-kegiatan produksi atau pengolahan produk perikanan yang dilaksanakan di kawasan sentra
di integrasikan dengan pengembangan pusat kawasan (minapolis).
Dalam penyusunan rencana pengembangan usaha, beberapa faktor yang harus diperhatikan yaitu:
- Skala usaha
- Pasar
- Permodalan
- SDM
46
BAB VII
PENUTUP
A. Indikator Keberhasilan
Pedoman perencanaan kawasan sentra
perikanan (minapolitan) bisa dinyatakan
berhasil apabila dalam implementasi
lapangan terjadi:
1. Tersusunnya rencana
pengembangan kawasan sentra
perikanan di berbagai daerah yang
sesuai kaidah pedoman ini;
2. Terdapatnya paradigma baru di
jajaran departemen teknis terkait
dan pemerintah daerah, dimana
dalam perencanaan kawasan
sentra perikanan (minapolitan),
akan selalu merujuk pada RTRWN,
RTRW, peraturan dan pedoman terkait.
3. Pedoman perencanaan kawasan sentra perikanan nasional dan daerah (minapolitan) ini
tersosialisasi dengan baik kepada semua pihak yang berkepentingan
4. Tidak terjadi benturan dan kesimpangsiuran di tataran teknis atas model pengelolaan ruang
dan kawasan suatu wilayah.
48