2. Fase lanjutan
a. Meningkatkan interaksi sosial .
1. Meningkatkan sikap penerima.
2. Menggunakan teknik komunikasi terapeutik sebagai cara
pemecahan dan dalam menjalin hubungan kerjasama.
b. Meningkatkan faktor fungsional komunikasi terapeutik.
1. Melanjutkan pengkajian dan evaluasi
2. Meningkatkan komunikasi pasien dan mengurangi
ketergantungan pasien pada perawat.
3. Mempertahankan tujuan yang telah disepakati.
3. fase terminasi
a. merupakan fase persiapan mental untuk membuat kesimpulan dan
mempertahankan batas hubungan.
b. mengantisipasi masalah yang akan timbul.
c. fase ini memungkinkan ingatan pasien pada pengalaman
perpisahansebelumnya sehingga pasien merasa sunyi, menolak, dan
depresi.
4. Tahap Terminasi
a. Menyimpulkan hasil wawancara
b. Melakukan reinforcement
c. Mengakhiri wawancara dengan baik
5. Dimensi respon
a. Berhadapan
b. Mempertahankan kontak mata
c. Tersenyumpadfa saat yang tepat
d. Membungkuk ke arah klien
e. Mempertahankan sikap terbuka
9. Fasilitas Komunikasi Terapeutik
1. Komponen komunikasi (menurut Potter and Perry, 1993)
a. Komunikaator (penyampaian informasi)
b. Komunikan (penerima informasi)
c. Pesan (gagasan atau pendapat atau stimulus yang disampaikan)
d. Media komunikasi (saluran yang dipakai untuk menyampaikan pesan)
e. Encoding (perumusan pesan oleh komunikator sebelum disampaikan)
f. Decoding (penafsiran pesan oleh komunikan saat menerima pesan)
2. Tingkat hubungan komunikasi (menurut Potter and Perry, 1993)
a. Komunikasi intra personal
Merupakan komunikasi yang terjadi dalam diri individu sendiri
b. Komunikasi inter personal
Merupakan interaksi antara dua orang atau kelompok kecil
c. Komunikasi massa
Merupakan interaksi yang terjadi dalam kelompok besar
10. Perilaku Verbal
Beberapa hal penting dalam komunikasi Verbal (Ellis,1994) meliputi :
1. Penggunaan bahasa
a. Kejelasan memilih kata
b. Keringkasan
c. Sederhana
2. Kecepatan
11. Komunikasi Verbal Efektif
Mempunyai karakteristik :
1. Jelas dan ringkas
Komunikasi berlangsung efektif, sederhana, pendek dan langsung.
Makin sedikit kata-kata yang digunakan, makin kecil kemungkinan
terjadi kerancuan. Kejelasan dapat dicapai dengan bicara secara
lambat dan mengucapkannya dengan jelas.
2. Perbendaharaan kata
Penggunaan kata-kata yang mudah dimengerti oleh klien. Komunikasi
tidak akan berhasil jika pengirim pesan tidak mampu menerjemahkan
kata dan ucapan. Banyak istilah teknis yang digunakan oleh perawat,
klien menjadi bingung dan tidak mampu mengikuti pentunjuk atau
mempelajari informasi penting. Ucapan pesan istilah yang dimengerti
klien.
3. Arti denotatif dan konotatif
Dalam berkomunikasi dengan klien dan keluarganya, perawat harus
mampu memilih kata-kata yang tidak banyak disalah tafsirkan,
terutama sangat penting ketika menjelaskan tujuan terapi, terapi dan
kondisi klien. Arti denitatif memberikan pengertian yang sama
terhadap kata yang digunakan, sedangkan, arti konotatif merupakan
pikiran, perasaan atau ide yang terdapat dalam suatu kata.
4. Intonasi
Suara komunikator mampu mempengaruhi arti pesan. Nada suara
pembicaraan mempunyai dampak yang besar terhadap arti pesan
yang dikirimkan karena emosi seseorang dapat secara langsung
mempengaruhi nada suaranya. Perawat harus menyadari emosinya
ketika sedang berinteraksi dengan klien karena maksud untuk
menyampaikan rasa tertarik yang tulus terhadap klien dapat terhalang
oleh intonasi nada suara perawat.
5. Kecepatan berbicara
Keberhasilan komunikasi verbal dipengaruhi oleh kecepatan bicara
dan tempobicara yang tepat.
6. Humor
Humor meningkatkan keberhasilan perawat dalam memberikan
dukungan emosional terhadap klien.
12. Interpretasi/penafsiran
Penafsiran adalah kesan yang kita berikan terhadap yang kita lihat
(amati) dan kita dengar. Misalnya :
1. Kesal karena terlalu lama menunggu
2. Marah karena tidak diperhatikan oleh perawat sedih karena abortus.
13. `membina hubungan baik
Membina hubungan baik adalah dasar dari pemberian komunikasi pada
klien. Dengan adanya hubungan yang baik akan menciptakan
keterbukaan dari klien terhadap perawat.