PENGKAJIAN KEPERAWATAN
KESEHATAN JIWA
I. IDENTITAS KLIEN
Inisial : Tn. R Tanggal Pengkajian / jam: 21 Maret 2018
Umur : 63 tahun RM No. : 1031xxx
Pekerjaan : -
Alamat : Klayatan III
Informan : Pasien, Keluarga dan Rekam medis
Bila ya jelaskan : keluarga pasien mengatakan 2 tahun yang lalu pasien pernah di rawat ke
RSSA 3 kali karena pasien bicaranya melantur, marah marah an kurang lebih 1 minggu
pasien tidak bisa tidur dan gelisah. Setelah di rawat di RSSA dan keadaannya pasien
membaik, pasien diperbolehkan pulang dan diberi obat jalan. Namun dalam jangka lama
1
pasien tidak mau meminum obat dengan alasan pasien sudah tiak sakit jiwa, walaupun
pasien kambuh keluarga masih bisa mengendalikan. Pada hari sabtu pasien marah-marah
tak terkendali, merusak barang-barang yang ada disekililingnya. Pada akhirnya hari senin
tanggal 20 Maret 2018 pasien di bawa oleh keluarganya ke UGD RSSA dan dirawat di
ruang 23 empati.
Bila ya jelaskan : pasien mempunyai penyakit Diabetes Melitus, Hipertensi dan CKD
RIWAYAT PSIKOSOSIAL
Pelaku/ usia Korban/ usia Saksi/ usia
1. Aniaya fisik
2. Aniaya seksual
3. Penolakan Tn. A (63)
4. Kekerasan dalam keluarga
5. Tindakan kriminal
Jelaskan : keluarga pasien mengatakan pasien tidak mau dilakukan cuci darah dan
menolak untuk minum obat
Masalah Keperawtan : resiko perilaku kekerasan
6. Pengalaman masa lalu lain yang tidak menyenangkan (bio, psiko, sosio, kultural,
spiritual):
Jelaskan : Pasien mengatakan tidak ada riwayat yang tidak menyenangkan
2
Jelaskan : keluarga pasien mengatakan dari keluarga tidak ada yang mengalami penyakit
gangguan jiwa
Masalah Keperawatan: Tidak ada masalah.
V. STATUS MENTAL
1. Penampilan
tidak rapi √ penggunaan pakaian Cara berpakaian tidak seperti
tidak sesuai biasanya
Jelaskan : Pasien terlihat kusem belum mandi karena terfiksasi, rambut kotor dan
tampak berantakan, tidak bau, pasien menggunakan pakaian tidak sesuai
dengan fungsinya yaitu menggunakan sarung dan baju kaos.
Masalah Keperawatan: Defisit Perawatan diri
2. Kesadaran
Kwantitatif/ penurunan kesadaran]
√ compos mentis apatis/ sedasi somnolensia
sopor subkoma koma
Kwalitatif
tidak berubah √ berubah
meninggi gangguan tidur: sebutkan______________________________
hipnosa disosiasi: sebutkan___________________________________
3
3. Disorientasi
waktu tempat orang
Peningkatan:
√ hiperkinesia, hiperaktivitas √ gaduh gelisah katatonik
TIK grimase tremor gagap
stereotipi mannarism katalepsi akhopraxia
command automatism atomatisma nagativisme reaksi konversi
verbigerasi berjalan kaku/ rigit kompulsif lain-2 sebutkan
Penjelasan : pasien tampak tidak tenang, gelisah, berbicara keras dan melantur
5. Afek/ Emosi
adequat tumpul dangkal/ datar labil
√ inadequat anhedonia marasa kesepian eforia
ambivalen apati marah depresif/ sedih
cemas: ringan sedang berat
panik
Masalah Keperawatan: Resiko perilaku kekerasan
6. Persepsi
√ halusinasi ilusi depersonalisasi derealisasi
Macam Halusinasi
√ pendengaran √ penglihatan perabaan
pengecapan penghidu/ pembauan lain-lain, sebutkan...................
Jelaskan :
4
Isi : pasien mengatakan mendengar suara yang menyuruhnya untuk
marah – marah.
Frekuensi : sering, setiap hari
Waktu : malam ketika pasien tidak ada aktivitas (tidak tidur)
Respon : pasien mengatakan hanya istighfar ketika suara-suara itu datang.
apabila suara-suara itu muncul terus-menerus pasien akan
bingung dan ketakutan dengan adanya suara tersebut, sehingga
pasien terkadang marah-marah
Masalah Keperawatan: gangguan persepsi sensori halusianasi pendengaran dan
penglihatan
7. Proses Pikir
Arus Pikir
koheren inkoheren √ asosiasi longgar
fligt of ideas blocking pengulangan pembicaraan/ persevarasi
tangansial sirkumstansiality √ logorea
neologisme bicara lambat bicara cepat irelevansi
main kata-kata afasi assosiasi bunyi lain2 sebutkan..
Jelaskan : Saat berbicara pasien sulit untuk di pahami, berbicaranya cepat dan tidak
terkontrol, terkadang cerita ngelantur kemana-mana dan kata keluarga
pembicaraannya tidak sesuai dengan kenyataan. selain itu pasien sulit
menjawab pertanyaan dengan baik karena ada sedikit gangguan
pendengaran.
Masalah Keperawatan: gangguan proses fikir
Isi Pikir
obsesif ekstasi fantasi
bunuh diri ideas of reference pikiran magis
alienasi √ phobia rendah diri
preokupasi pesimisme fobia sebutkan.........................
waham: sebutkan jenisnya
agama somatik, hipokondrik kebesaran √ curiga
nihilistik sisip pikir siar pikir kontrol pikir
kejaran dosa
Jelaskan : Pasien setiap di berikan obat atau disuntikkan obat pasien selalu
mengatakan bahwa akan di suntik mati.
Masalah Keperawatan: gangguan proses fikir
Bentuk Pikir
realistik √ nonrealistik
autistik dereistik
5
Jelaskan : Pasien mengatakan jika pasien tidak sakit. Keluarga mengatakan apa yang
dikatakan pasien tidak benar, pasien sampai merusak barang-barang yang ada di
sekitar rumahnya.
8. Memori
gangguan daya ingat jangka panjang gangguan daya ingat jangka pendek
gangguan daya ingat saat ini amnesia, sebutkan.........................
paramnesia, sebutkan jenisnya........................................................
hipermnesia, sebutkan ...................................................................
Jelaskan :
P : ”bapak ingat kapan pertama kali ke sini ?”
K : ”sau tahun yang lalu mbk
P : ”bapak kesini kapan ?”
K : ”.kemaren mbak
P :” bapak tau kenapa di bawa kesini?”
K : ”ngamuk mbk di rumah.
P : ”hari ini sudah minum obat pak?”
K : ”sudah mbak
Pasien mampu mengingat kejadian jangka panjang, pendek dan saat ini.
Masalah Keperawatan: Tidak ada masalah
Jelaskan :
P : Kalau bapak maksimal di rawat di sini 14 hari, dan sudah berjalan 2 hari
kurang berapa hari lagi ya pak untuk di rawatnya?
K : 12 mbak
Pasien mampu berhitung sederhana dengan baik
Masalah Keperawatan: tidak ada masalah
6
Jelaskan : pasien mengatakan tidak sedang sakit, pasien datang kerumah sakit hanya
ingin kontrol tentang kejiwaan
Masalah Keperawatan: resiko regimen terapi inefektif (kekambuhan)
VI. FISIK
1. Keadaan umum : kesadaran composmentis dengan GCS 4-5-6 pasien tampak rapi, bersih
turgor kulit baik, nampak gelisah apabila mendengar suara-suara tetangga yang
mengganggunya datang.
2. Tanda vital: TD: 140/90 mmhg N: 84 x/m S: 37 P: 20 x/m
3. UKur: TB: 150 cm BB:40 kg turun naik
4. Keluhan fisik: tidak ya jelaskan...............................
Pasien mempunyai penyakit glaukoma
5. Pemeriksaan fisik:
A Kulit
Warna/Tekstur Kulit wajah dan tangan bersih dan bersih , kuning
sawo matang . Wajah agak pucat.
Suhu/Turgor/Edema 36 1°C, turgor kulit baik (CRT< 2 detik), edema (-)
B Struktur Asesoris
Warna/ Tidak terkaji
Kebersihan/Distribusi
Tekstur/kualitas rambut Gondrong Hitam dan kasar
Warna/tekstur /hygiene Warna putih, bersih, pendek
kuku
C Kelenjar Limfe
Submaksila Tidak ada inflamasi/ hipersalivasi
Cervikal Tidak ada pembengakakan/pembesaran
Aksila Tidak ada pembengkakan/pembesaran
Inguinal Tidak ada benjolan
D Kepala
Bentuk/Kesimetrisan Bentuk bulat lonjong, simetris,
Posisi & kontrol kepala Posisi paten, normal, kontrol kepala baik
Kulit kepala -
E Wajah
Bentuk Simetris, bibir agak pucat, pipi tirus
F Leher
Bentuk Normal.
7
Trakea/Tiroid Tidak ada pembesaran kelenjar thyroid
Arteri karotis Teraba jelas.
G Mata
Letak/Kesimetrisan Mata kanan dan kiri posisi simetris/ sejajar
Letak, gerakan, warna Simetris kanan dan kiri, Klien mampu membuka dan
kelopak mata menutup mata dengan baik, kelopak mata normal,
Konjungtiva/sklera Konjungtiva berwarna agak pucat
Kornea/Iris Kornea jernih
Pupil Isokor
H Telinga
Kebersihan/Kotoran/Bau Bersih
Letak pinna -
Kanal -
I Hidung
Letak dan ukuran Letak paten, ukuran normal tidak jadi pembesaran,
bentuk simetris. Bersih
Anterior Vestibula Bersih
J Mulut
Warna/tekstur/lesi bibir Warna agak pucat, mukosa bibir kering tampak kering
Membran mukosa/gusi Membrane mukosa lembab, gusi berwarna pink
Lidah Normal
K Dada
Ukuran/bentuk/kesimetrisa simetris kanan dan kiri/ pengembangan dada optimal
n/gerakan perkembangan
payudara
L Paru-paru
Jumlah/Irama/Kedalaman/ RR 22x/menit, irama regular, kedalaman dan kualitas
Kualitas/ Karakteristik normal.
Vokal Vremitus Getaran kiri kanan sama
Perkusi area paru Suara vaskuler dikedua lapang paru
Auskultasi : Intensitas, Suara nafas vasikuler, tidak terdapat suara nafas
pola, kualitas, durasi suara tambahan wheezing (-), ronkhi (-)
nafas
M Jantung
Inspeksi : ukuran dan Tidak tampak adanya benjolan, dan lesi.
kesimetrisan dada, apikal
impuls
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan, tidak ada massa
Perkusi Terdengan suara dullnes
Auskultasi suara jantung : S1 s2 tunggal
N Abdomen
Inspeksi : Bentuk datar
8
bentuk/ukuran/tonus
Palpasi : Distensi abdomen tidak ada
Perkusi -
O Genetalia Pria
Inspeksi Ukuran tidak dapat dikaji
Penis/gland pelvis/
prepusium/ meatus uretra
Kuran /lokasi/ kulit & Tidak dapat dikaji
distribusi rambut skrotum
Testis Tidak dapat di kaji
P Anus
Inspeksi kerapatan/ kulit Tidak dapat terkaji
anus/ lipatan bokong
Reflek anus Tidak dapat terkaji
Q Punggung
Inspeksi lengkungan & Tidak dapat dikaji
kesimetrisan tulang
belakang
Pergerakan tulang Tidak dapat dikaji
belakang
R Ekstremitas
Inspeksi kesimetrisan/ Ektremitas simetris. Jumlah jari-jari kanan dan kiri
ukuran/ suhu/ warna/ lengkap.. Akral hangat. Capilarry refill time < 2 detik
ketegangan/ pergerakan
ekstremitas bawah
9
c. Peran :pasien tidak memiliki pekerjaan, karena usia pasien tidak mampu
melakukan pekerjaan yang berat sehingga setiap hari pasien hanya
melakukan pekerjaan rumah untuk membantu istrinya.
d. Ideal diri :Pasien berusia 63 tahun dan mempunyai istri yang berusia 58 tahun, pasien
sudah lama menikah, mempunyai 3 orang anak dan cucu 4. Pasien
menginginkan kehidupan yang tentram, sehat dan bahagia.
e. Harga diri : pasien malu dengan keadaannya sekarang dan ingin cepat sembuh
2. Genogram
Jelaskan : Pasien merupakan anak pertama dari 3 bersaudara, oran tua pasien sudah
meninggal ketika pasien masih SMA..
Pola asuh
Gaya pengasuhan dengan karakteristik orang tua membuat aturan yang ditaati
bersama anak, mengawasi anak dan kalau ada masalah selalu di bicarakan bersama.
Pola komunikasi
Proses penyampaian pesan di lakukan secara langsung atau musyawarah apabila
ada masalah keluarga tetapi tidak semua masalah di komunikasikan terkadang
pasien hanya memendamnya dan hanya di selesaikan secara berdoa.
Orang yang terdekat
Pasien mempunyai anak 3 dan cucu 4. Sejak semua anak pasien sudah menikah
semua, pasien hanya tinggal berdua dengan istrinya. Jadi pasien hanya dekat
dengan istrinya.
Penentu kebijakan
Pasien sebagai kepala keluarga dan seorang suami, sehingga keputusan diambil
dengan musyawarah antara pasien dengan istrinya.
10
Stressor dalam keluarga
Keluarga mengatakan tidak ada masalah dalam ekonomi, keluarga dan pasien
selalu bersyukur dengan semua yang sudah diberikan dari yang Maha Kuasa.
Masalah Keperawatan : tidak ada masalah
3. Hubungan Sosial
a. Hubungan terdekat :
pasien hanya tinggal berdua sama istrinya, semua anak tinggal jauh dengan keluarga
masing-masing sehingga pasien hanya dekat dengan istrinya.
b. Peran serta dalam kelompok/ masyarakat
pasien mengikuti dalam kegiatan masyarakat karena faktor usia, pasien hanya mengikuti
kumpulan di masjid.
c. Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain
Pasien jarang berkumpul dengan masyarakat kecuali hanya untuk ibadah ke masjid
1. Makan
√ Bantuan minimal Sebagian Bantuan total
2. BAB/BAK
√ Bantuan minimal Sebagian Bantuan total
3. Mandi
√ Bantuan minimal Sebagian Bantuan total
4. Berpakaian/berhias
11
√ Bantuan minimal Sebagian Bantuan total
Jelaskan : pasien tidak mampu makan, BAK dan BAB , mandi serta berpakaian secara mandiri
karena tangan terfksasi.
6. Penggunaan obat
√ Bantuan minimal Sebagian Bantuan total
7. Pemeliharaan kesehatan
Perawatan Lanjutan √ Ya Tidak
Sistem pendukung √ Ya Tidak
Jelaskan : pasien hanya keluar rumah untuk beribadah dan kalau ada keperluan.
12
Pasien tinggal bersama istrinya, pasien kehilangan anggota keluarga kedua orang yaitu
kedua orangtuanya yang sudah meninggal. Dan ke tiga anaknya yang sudah menikah
Masalah berhubungan dengan lingkungan, uraikan
Pasien tidak pernah keluar rumah kecuali untuk beribadah (jumatan)
Masalah dengan pendidikan, uraikan
Pasien terakhir Kuliah di UM jurusan Pertanian
Masalah dengan pekerjaan, uraikan
Pasien tidak bekerja, dulu pasien bekerja di Perhutani.
Masalah dengan perumahan, uraikan
Pasien tinggal dirumah milik sendiri hanya berdua dengan istrinya.
Masalah dengan ekonomi, uraikan
Kondisi ekonomi cukup untuk kebutuhan sehari hari dan kebutuhan keluarganya.
Masalah dengan pelayanan kesehatan, uraikan
Pasien tidak menolak jika dibawa ke pelayanan kesehatan karena untuk kesembuhan
pasien.
Masalah Keperawatan : tidak ada masalah
Terapi medik :
13
4. Ca Carbonate 2. Rileks dan 3. Mempunyai atau
menghindari pernah mempunyai
1x25mg Tablet Kuning kekauan paru-paru, jantung dan
5. Amlodipin
3. Untuk penyakit hati.
2x 0,5 Ampul Putih gangguan
6. Lodomer mg bening kecemasan, 4. Hiperkalsemia berat
untuk dan hiperkalsiuria,
pengobatan insufisiensi ginjal berat
imsomnia
jangka 5. Penderita yang
pendek, mengalami syook
4. Pencegahan kardiogenik,stenosis
dan terapi aorta, atau angina
untuk pektoris yang tidak
gangguan stabil dan penderita
metabolisme yang sedang hamil atau
atau defesiensi menyusui.
Ca seperti
rickets,
6. Depresi endogen tanpa
osteomalasia
agitasi, gangguan saraf
karena
dengan gejala
malabsorbsi,
piramidal atau
osteoporosis
ekstrapiramidal,
5. Pengobatan
kondisi koma, depresi
hipertensi ,
Saluran saraf Pusat,
pengobatan
hipersensitif, anak < 3
iskemia
tahun.
miokardia
termasuk
pengobatan
angina
pektoris dan
atau
vasokonstriksi
pembuluh
darah koroner
6. Agitasi
psikomotor
pada kelainan
tingkah laku
22 Maret 1. Haloperidol 2 x 0,5 Tablet Biru 1.Meredakan 1. Wanita hamil dan
2018 mg gejala menyusui, penderita
Tablet putih skizofrenia gangguan hati,
2. Tpyhexilpendil 2 x 2 mg dan masalah ginjal, penyakit
14
(THP) perilaku atau pembuluh darah
emosional 2. Hipersensitifitas
3. Lorazepam 1 x 1 mg Tablet merah. serta masalah terhadap komponen
Putih kejiwaan lain dalam sediaan,
lainnya glaukoma.
4. Ca Carbonate
2x500mg Tablet Putih 2. rileks dan 3. Mempunyai atau
menghindari pernah mempunyai
5. Amplodipin 1x25 mg Tablet Kuning kekakuan paru-paru, jantung
3. Untuk dan penyakit hati.
gangguan 4. Hiperkalsemia berat
kecemasan, dan hiperkalsiuria,
untuk insufisiensi ginjal
pengobatan berat
imsombia
jangka 5. Penderita yang
pendek. mengalami syook
4. Pencegahan kardiogenik,stenosis
dan terapi aorta, atau angina
untuk pektoris yang tidak
gangguan stabil dan penderita
metabolisme yang sedang hamil
atau defesiensi atau menyusui.
Ca seperti
rickets,
osteomalasia
karena
malabsorbsi,
osteoporosis
5. Pengobatan
hipertensi ,
pengobatan
iskemia
miokardia
termasuk
pengobatan
angina
pektoris dan
atau
vasokonstriksi
pembuluh
darah koroner
15
23 Maret 1. Haloperidol 2x0,5 mg tablet Biru 1. Meredakan 1. Wanita hamil dan
2018 gejala menyusui, penderita
2. Tpyhexilpendil 2 x 2 mg tablet Putih skizofrenia gangguan hati,
(THP) dan masalah ginjal, penyakit
3. Lorazepam 1 x 1 mg tablet Putih perilaku atau pembuluh darah
emosional 2. Hipersensitifitas
serta masalah terhadap komponen
4. Ca Carbonate 2x500mg Tablet Putih kejiwaan lain dalam sediaan,
lainnya glaukoma
5. Amplodipin 1x25mg Tablet Kuning 2. rileks dan 3. Mempunyai atau
menghindari pernah mempunyai
kekakuan paru-paru, jantung
3. Untuk dan penyakit hati.
gangguan
kecemasan, 4. Hiperkalsemia berat
untuk dan hiperkalsiuria,
pengobatan insufisiensi ginjal
imsombia berat
jangka
pendek. 5. Penderita yang
4. Pencegahan mengalami syook
dan terapi kardiogenik,stenosis
untuk aorta, atau angina
gangguan pektoris yang tidak
metabolisme stabil dan penderita
atau defesiensi yang sedang hamil
Ca seperti atau menyusui.
rickets,
osteomalasia
karena
malabsorbsi,
osteoporosis
5. Pengobatan
hipertensi ,
pengobatan
iskemia
miokardia
termasuk
pengobatan
angina
pektoris dan
atau
vasokonstriksi
pembuluh
16
darah koroner
Pemeriksaan Penunjang
1. Cek laboratorium
Dari hasil Lab pemeriksaan darah pada tanggal 20 maret 2018 di dapatkan
Jenis Pemeriksaan Hasil Saatuan Nilai Rujukan
HEMATOLOGI
Hemoglobin (HGB) 9,20 g/dl 13,4 – 17,7
Eritrosit (RBC) 3,30 10.6/ul 4,0 – 5,5
Leukosit (WBC) 5,63 10.3/ul 4,3 – 10,3
Hematokrit 27,70 % 40 – 47
Trombosit (PLT) 254 0.3/ul 142 – 424
MCV 83,90 fL 80 – 93
MCH 27,90 pg 27 – 31
MCHC 33,20 g/dl 32 – 36
RDW 12,90 % 11,5 – 14,5
PDW 9,7 fL 9 – 13
MPV 9,8 fL 7,2 – 11,1
P-LCR 23,0 % 15,0 - 25,0
PCT 0,25 % 0,150 – 0,400
NRBC Absolute 0,01 10.3/ul
NRBC Percent 0,2 %
Hitung Jenis
Eosinofil 2,3 % 0–4
Basofil 0,4 % 0–1
Neutrofil 81,8 % 51 – 67
17
Limfosit 7,5 % 25 – 33
Monosit 8,0 % 2–5
Immature Granulosit (%) 0,40 %
Immature Granulosit 0,02 10.3/ul
Lain – lain
KIMIA KLINIK
FAAL HATI
AST/SGOT 21 U/L 0 – 14
ALT/SGPT 24 U/L 0 – 41
FAAL GINJAL
Ureum 84,70 mg/dl 16,6 – 48,5
Kreatinin 7,83 mg/dl < 1,2
ELEKTROLIT
Natrium (Na) 132 mmol/L 136 – 145
Kalium (K) 4,42 mmol/L 3,5 – 5,0
Klorida (Cl) 100 mmol/L 98 – 106
METABOLISME
KARBOHIDRAT
Glukosa darah 2 jam pp 187 mg/dl <130
Gula Darah Puasa 193 mg/dl 60 - 100
Interpretasi hasil lab diatas adalah Nilai Ureum tinggi dan Kreatinin, Hematokrit dan
Eritrosit Rendah
2. konsultasi ke dokter mata
Hasil dari konsultasi ke dokter IPD diberikan obat yaitu Amlodipin 10 mg, Acorbone
2x 50mg
18
No DATA MASALAH
Ds: keluarga pasien mengatakan
bahwa pasien sering marah-marah.
Jika marah pasien merusak barang-
barang yang ada di rumah,
memecahkan kaca, menyiram anak
dengan air, membawa benda tajam
dan mengancam suami akan di Resiko Perilaku kekerasan Berulang
1.
bunuh.
Do:
Pasien Hiperaktif
Pasien Bingung
Ketika di tanya pasien tidak
mengakui
Do:
Pasien gelisah
Ketika mendengar suara itu
datang pasien marah-marah
TD: 170/90
N : 85 x/m
19
RR : 20 x/m
S : 36,6 ^C
Ds :
pasien mengatakan tidak
merasa sakit, datang kerumah
sakit hanya ingin kontrol
jiwanya
Keluarga pasien mengatakan
3. tidak mengetahui tentang Defisiensi pengetahuan
penyakitnya, penyebab dan
cara mengatasinya.
Do :
pasien terlihat marah-marah
Pasien terlihat bingung dan
gelisah
Ds:
Pasien juga mengatakan
bahwa perawatan sebelumnya
tidak di berikan obat oleh
rumah sakit
Keluarga pasien mengatakan
pasien tidak mau minum obat
malah marah-marah kalau
dipaksa. Resiko Regimen Terapeutik in Efektif
4.
Do:
Pasien tidak mengatakan
yang terjadi sebenarnya
perilaku tidak berubah
kemajuan klien kurang
pengingkaran terhadap
penyakit yang diderita
20
- Kuku pasien terlihat panjang
dan kotor
- Bau badan Tidak enak
Ds :
-pasien mengatakan jika di berikan
pasien mengatakan bahwa akan di
suntik mati
- pasien mengatakan bahwa dirinya
tidak sedang sakit
Do :
21
Halusinasi pendengaran dan penglihatan core problem
Kekacauan neurotransmitter
Isolasi soaial
22
6. Gangguan Pola Pikir
______________________________
Mahasiswa
Novitasari
NIM. 201510300511030
23
NO Tanggal &
IMPLEMENTASI KEPERAWATAN EVALUASI
Dx Jam
1. 21/3/2018 Sp 1 pasien : S:
09.00 Fase orientasi Pasien mengatakan ingin
1. Mengucapkan salam terapeutik berjabat tangan.
2. Berjabat tangan Pasien mengatakan ingin
3. Menjelaskan tujuan interaksi berdiskusi tetntang
4. Membuat kontrak topik, waktu, keluhannyadi dalam ruangan
dan tempat. agar lebih nyaman.
Fase kerja Pasien mengatakan mau
5. Membantu pasien mengenal dilatih cara mengontrol
halusinasi. halusinasi dengan cara
6. Menjelaskan tentang apa yang menghardik.
dialami pasien dan 4 cara Pasien merasa lega dan
mengontrol halusinasinya tenang setelah berdiskusi.
dengan cara menghardik, O :
bercakap-cakap dengan orang Pasien mnyebutkan namanya
lain, beraktivitas yang positif Pasien berjabat tangan dengan
serta minum obat secara teratur. mahasiswi.
7. Mengajarkan pasien cara Pasien aktif berdiskusi
mengontrol halusinasi dengan dengan mahasiswi.
cara menghardik Pasien kooperatif berdiskusi.
8. Memberi reinforcement positif. Kontak mata baik.
Fase terminasi Pasien mengungkapkan
9. Mengevaluasi kemampuan keluhannya.
secara subjektif maupun Pasien dapat menerapkan cara
objektif mengntrol halusinasi yang
10. Menganjurkan pasien sudah diajarkan.
memasukkan kedalam jadwal A :
kegiatan Kognitif
11. Melakukan rencana tindak Pasien dapat menyebutkan
lanjut apa yang disarankan
12. Melakukan kontrak yang akan perawat.
datang. Afektif
Pasien mendengarkan dan
memahami apa yang
dijelaskan oleh perawat.
Kontak mata baik.
Pasien memperhatikan
ketika berdiskusi.
Psikomotor
Pasien bisa berjabat
tangan dengan
24
mahasiswi perawat
Pasien mampu
menerapkan cara
mengontrol halusinasi
dengan cara
menghardik.
P:
Evaluasi intervensi SP 1
Lanjutkan intervensi SP 2
2. 16/12/2017 Sp 2 pasien : S:
10.00 Fase orientasi Pasien mengatakan ingin
1. Mengucapkan salam terapeutik berjabat tangan.
2. Menjelaskan tujuan interaksi Pasien mengatakan mau
3. Membuat kontrak topik, dilatih cara mengontrol
waktu, dan tempat. halusinasi dengan cara
Fase kerja bercakap-cakap.
4. Mengevaluasi kegiatan sp 1 Pasien merasa lega dan
yaitu latihan mengontrol tenang setelah evaluasi
halusinasi dengan cara validasi.
menghardik dan memberi O :
pujian Pasien menyebutkan namanya
5. Mengajarkan pasien cara Pasien berjabat tangan dengan
mengontrol halusinasi dengan mahasiswi.
cara bercakap-cakap dengan Pasien aktif berdiskusi
orang lain. dengan mahasiswi.
6. Memberi reinforcement positif. Pasien kooperatif berdiskusi.
Fase terminasi Kontak mata baik.
7. Mengevaluasi kemampuan Pasien mengungkapkan
secara subjektif maupun keluhannya.
objektif Pasien dapat menerapkan cara
8. Menganjurkan pasien mengntrol halusinasi yang
memasukkan kedalam jadwal sudah diajarkan.
kegiatan A:
9. Melakukan rencana tindak Kognitif
lanjut Pasien dapat menyebutkan
10. elakukan kontrak yang akan apa yang disarankan
datang perawat.
25
Afektif
Pasien mendengarkan dan
memahami apa yang
dijelaskan oleh perawat.
Kontak mata baik.
Pasien memperhatikan
ketika berdiskusi.
Psikomotor
Pasien bisa berjabat
tangan dengan
mahasiswi perawat
Pasien mampu
menerapkan cara
mengontrol halusinasi
dengan cara bercakap-
cakap.
P:
Evaluasi intervensi SP 2
Lanjutkan intervensi SP 3
3. 18/12/2017 Sp 3 pasien : S:
10.00 Fase orientasi Pasien mengatakan ingin
1. Mengucapkan salam terapeutik berjabat tangan.
2. Menjelaskan tujuan interaksi Pasien mengatakan bersedia
3. Membuat kontrak topik, waktu, berdiskusi tentang evaluasi
dan tempat. kemampuan cara mengontrol
Fase kerja halusinasi di dalam ruangan
4. Mengevaluasi kegiatan pada SP agar lebih nyaman.
1 dan 2 dan memberi pujian. Pasien mengatakan mau
5. Mengajarkan pasien cara dilatih cara mengontrol
mengontrol halusinasi dengan halusinasi dengan melakukan
cara melakukan aktivitas yang aktivitas yang positif.
positif. Pasien merasa lega dan
6. Memberi reinforcement positif. tenang setelah evaluasi
Fase terminasi validasi.
7. Mengevaluasi kemampuan Pasien mengatakan mau
secara subjektif maupun menerapkan melakukan
objektif aktivitas yang positif.
8. Menganjurkan pasien O :
memasukkan kedalam jadwal Pasien mnyebutkan namanya
kegiatan Pasien berjabat tangan dengan
9. Melakukan rencana tindak mahasiswi.
lanjut Pasien aktif berdiskusi
10. Melakukan kontrak yang akan dengan mahasiswi.
26
datang Pasien kooperatif berdiskusi.
Kontak mata baik.
Pasien mengungkapkan
keluhannya.
Pasien dapat menerapkan cara
mengntrol halusinasi yang
sudah diajarkan.
A:
Kognitif
Pasien dapat menyebutkan
apa yang disarankan
perawat.
Afektif
Pasien mendengarkan dan
memahami apa yang
dijelaskan oleh perawat.
Kontak mata baik.
Pasien memperhatikan
sambil duduk ketika
berdiskusi.
Psikomotor
Pasien bisa berjabat
tangan dengan
mahasiswi perawat
Pasien mampu
menerapkan cara
melakukan aktivitas
positif
P:
Evaluasi intervensi SP 3
Lanjutkan intervensi SP 4
4. 19/12/2017 Sp 4 pasien : S:
20.00 Fase orientasi Pasien mengatakan ingin
1. Mengucapkan salam terapeutik berjabat tangan.
2. Menjelaskan tujuan interaksi Pasien mengatakan ingin
3. Membuat kontrak topik, waktu, berdiskusi tentang cara
dan tempat. minum obat yang teratur.
Fase kerja Pasien mengatakan mau
4. Mengevaluasi latihan kegiatan dilatih cara mengontrol
pada SP 1, 2 dan 3 dan halusinasi dengan cara minum
memberi pujian. obat yang teratur.
5. Mengajarkan pasien cara Pasien merasa lega dan
mengontrol halusinasi dengan tenang setelah berdiskusi.
27
cara minum obat secara teratur. Pasien mengatakn mau untuk
6. Menjelaskan 6 benar obat. minum obat secara teratur.
7. Menjelaskan manfaat dan O :
akibat apabila putus obat Pasien mnyebutkan namanya
8. Memberi reinforcement positif. Pasien berjabat tangan dengan
Fase terminasi mahasiswi.
9. Mengevaluasi kemampuan Pasien aktif berdiskusi
secara subjektif maupun dengan mahasiswi.
objektif Pasien kooperatif berdiskusi.
10. Menganjurkan pasien Kontak mata baik.
memasukkan kedalam jadwal Pasien mengungkapkan
kegiatan keluhannya.
11. Melakukan rencana tindak Pasien dapat menerapkan cara
lanjut mengntrol halusinasi yang
Melakukan kontrak yang akan sudah diajarkan.
datang A:
Kognitif
Pasien dapat menyebutkan
apa yang disarankan
perawat.
Afektif
Pasien mendengarkan dan
memahami apa yang
dijelaskan oleh perawat.
Kontak mata baik.
Pasien memperhatikan
ketika berdiskusi.
Psikomotor
Pasien bisa berjabat
tangan dengan
mahasiswi perawat
Pasien mampu
menerapkan cara
minum obat secara
teratur.
P:
Evaluasi intervensi SP 3
Evaluasi intervensi SP 1-4
NO Tanggal &
IMPLEMENTASI KEPERAWATAN EVALUASI
Dx Jam
28
1. 15/12/2017 Sp 1 keluarga : S:
09.00 Fase orientasi Keluarga mengatakan pasien sudah
1. Mengucapkan salam terapeutik bisa tidur, terkadang masih marah-
2. Berjabat tangan marah kalau mendengar suara-suara
3. Menjelaskan tujuan interaksi yang mengganggu datang.
4. Membuat kontrak topik, waktu, O:
dan tempat. Keluarga kooperatif
Fase kerja A:
5. Mendiskusikan maslah yang Kognitif
dialami pasien dan keluarga Keluarga mengerti dan
6. Menjelaskan pengertian, tanda memahami perihal
dan gejala, serta proses halusianasi, tanda gejala
terjadinya halusinasi. serta proses terjadinya
7. Menjelaskan cara merawat haluasinasi.
klien dengan halusinasi Keluarga mengerti dan
( menghardik). memahami cara merawat
8. Melatih cara marawat pasien pasien dengan halusinasi.
dengan halusinasi Afektif
( menghardik). Keluarga bersedia untuk
9. Menganjurkan keluarga untuk diajak berdiskusi tentang
membantu melaksanakan keadaan pasien.
kegiatan terjadwal dan beri Keluarga bersedia untuk
reinforcement. berlatih cara merawat
Fase terminasi pasien dengan halusinasi.
10. Mengevaluasi kemampuan Keluarga bersedia untuk
secara subjektif maupun dilakukan rencana kontrak
objektif. yang akan datang.
11. Melakukan rencana tindak Psikomotor
lanjut, Keluarga mempu
12. Melakukan kontrak yang akan melakukan cara
datang. merawat pasien
halusinasi dengan cara
menghardik
P:
Evaluasi intervensi SP 1
Lanjutkan implementasi sp 2
2. 16/12/2017 Sp 2 keluarga : S:
10.00 Fase orientasi Keluarga mengatakan ikut membantu
1. Mengucapkan salam terapeutik memotivasi pasien agar dapat
2. Menjelaskan tujuan interaksi mengontrol halusinasi.
3. Membuat kontrak topik, waktu, O:
dan tempat. Keluarga kooperatif
Fase kerja A:
29
4. Mengevaluasi kegiatan Kognitif
keluarga merawat pasien Keluarga mengerti dan
halusinasi dengan cara memahami tentang 6 benar
menghardik. cara pemberian obat
5. Menjelaskan 6 benar cara Keluarga Afektif
pemberian obat Keluarga bersedia untuk
6. Melatih cara memberi obat. diajak berdiskusi tentang
7. Menganjurkan keluarga untuk keadaan pasien.
membantu melaksanakan Keluarga bersedia untuk
kegiatan terjadwal dan beri berlatih cara merawat
reinforcement. pasien dengan halusinasi.
Fase terminasi Keluarga bersedia untuk
8. Mengevaluasi kemampuan dilakukan rencana kontrak
secara subjektif maupun yang akan datang.
objektif. Psikomotor
9. Melakukan rencana tindak Keluarga mempu
lanjut, melakukan cara
10. Melakukan kontrak yang akan merawat pasien
datang. halusinasi dengan cara
pemberian 6 benar
obat
P:
Evaluasi intervensi SP 2
Lanjutkan implementasi sp 3
3. 18/12/2017 Sp 3 keluarga : S:
10.00 Fase orientasi Keluarga mengatakan pasien sudah
1. Mengucapkan salam terapeutik bisa tidur, terkadang masih marah-
2. Menjelaskan tujuan interaksi marah kalau mendengar suara-suara
3. Membuat kontrak topik, waktu, yang mengganggu datang.
dan tempat. O:
Fase kerja Keluarga kooperatif
4. Menjelaskan kepada keluarga A:
tentang prosedur perawatan Kognitif
dirumah Keluarga mengerti dan
5. Menganjurkan keluarga memahami tentang
membantu melanjutkan jadwal perawatan pasien dengan
kegiatan selama di rumah sakit. halusinasi dirumah.
6. Menginformasikan kepada Keluarga mengerti dan
keluarga apabila terdapat tanda memahami indikasi pasien
dan gejala akibat putus obat, dibawa ke pelayanan
untuk membawa ke pelayanan kesehatan.
kesehatan terdekat. Afektif
Fase terminasi Keluarga bersedia untuk
30
7. Mengevaluasi kemampuan melanjutkan jadwal
secara subjektif maupun kegiatan pasien selama
objektif. dirumah.
8. Melakukan rencana tindak Keluarga bersedia untuk
lanjut. dilakukan rencana kontrak
9. Melakukan kontrak yang akan yang akan datang.
datang. Psikomotor
Keluarga mempu
menjelaskan kembali
prosedur perawatan
dirumah.
P:
Evaluasi intervensi SP 3
31
32