Anda di halaman 1dari 32

PROGRAM STUDI DILPOMA III KEPERAWATAN

FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

PENGKAJIAN KEPERAWATAN
KESEHATAN JIWA

RUANG RAWAT: 23 Empati Tanggal Dirawat : 20 Maret 2018

I. IDENTITAS KLIEN
Inisial : Tn. R Tanggal Pengkajian / jam: 21 Maret 2018
Umur : 63 tahun RM No. : 1031xxx
Pekerjaan : -
Alamat : Klayatan III
Informan : Pasien, Keluarga dan Rekam medis

II. ALASAN MASUK


Data Primer : Pasien mengatakan pasien marah marah sehingga dengan keluarga di bawa
ke Rumah sakit
Data Sekunder : Keluarga pasien mengatakan sejak 4 hari yang lalu tepatnya tanggal 17
Maret 2018 pasien bicaranya melantur, sering marah-marah, merusak
barang yang ada dirumah, tidak bisa tidur, dan tidak mau minum obat.
Rekam Medis : Sekitar pukul 03.30 pasien datang ke IGD dengan keluhan bicara
melantur, marah – marah dan membanting barang yang ada di rumah dan
tidak bisa tidur.

III. FAKTOR PRESIPITASI/ RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG


Keluarga pasien mengatakan sudah 1 minggu pasien tidak mau minum obat yang di
berikan dari RSSA, tetapi dari pihak keluarga masih bisa mengontrol dengan memberikan
terapi obat dengan cara di haluskan di campurkan dengan minuman. Sejak hari sabtu tanggal
17 Maret 2018 pasien gelisah karena pasien mengalami penolakan akan di lakukan cuci
darah, tetapi setelah di berikan obat injeksi pasien tenang dan dilakukan cuci darah, setelah
selesai dan sampai di rumah pasien marah-marah, mengamuk, merusak barang yang ada
dirumah dan bicara melantur. Sehingga pada hari selasa jam 03.30 pasien dibawa ke IGD
RSSA setelah dilakukan pemeriksaan pasien di rujuk ke ruang 23 Empati.

IV. FAKTOR PREDISPOSISI


 RIWAYAT PENYAKIT LALU
1. Pernah mengalami gangguan jiwa di masa lalu? √ ya tidak

Bila ya jelaskan : keluarga pasien mengatakan 2 tahun yang lalu pasien pernah di rawat ke
RSSA 3 kali karena pasien bicaranya melantur, marah marah an kurang lebih 1 minggu
pasien tidak bisa tidur dan gelisah. Setelah di rawat di RSSA dan keadaannya pasien
membaik, pasien diperbolehkan pulang dan diberi obat jalan. Namun dalam jangka lama

1
pasien tidak mau meminum obat dengan alasan pasien sudah tiak sakit jiwa, walaupun
pasien kambuh keluarga masih bisa mengendalikan. Pada hari sabtu pasien marah-marah
tak terkendali, merusak barang-barang yang ada disekililingnya. Pada akhirnya hari senin
tanggal 20 Maret 2018 pasien di bawa oleh keluarganya ke UGD RSSA dan dirawat di
ruang 23 empati.

2. Pengobatan sebelumnya √ Berhasil Kurang Berhasil Tidak Berhasil


Keluarga mengatakan setelah pulang dari RS Saiful Anwar 1 tahun yang lalu psien
sudah tidak pernah kambuh dan selalu rutin minum obat, tetapi setelah pasien periksa
untuk penyakit gagal ginjalnya pasien di anjurkan untuk cuci darah, dan dari situ pasien
tidak mau dan pasien selalu memikirkan tentang cuci darah sehingga penyakit jiwanya
kambuh.
3. Pernah mengalami penyakit fisik (termasuk gangguan tumbuh kembang) √ ya
tidak

Bila ya jelaskan : pasien mempunyai penyakit Diabetes Melitus, Hipertensi dan CKD

 RIWAYAT PSIKOSOSIAL
Pelaku/ usia Korban/ usia Saksi/ usia
1. Aniaya fisik
2. Aniaya seksual
3. Penolakan Tn. A (63)
4. Kekerasan dalam keluarga
5. Tindakan kriminal

Jelaskan : keluarga pasien mengatakan pasien tidak mau dilakukan cuci darah dan
menolak untuk minum obat
Masalah Keperawtan : resiko perilaku kekerasan

6. Pengalaman masa lalu lain yang tidak menyenangkan (bio, psiko, sosio, kultural,
spiritual):
Jelaskan : Pasien mengatakan tidak ada riwayat yang tidak menyenangkan

7. Kesan Kepribadian klien: extrovert √ introvert lain-lain:_____


Jelaskan : keluarga pasien mengatakan kalau ada masalah tidak pernah menceritakan
kepada orang lain bahkan istrinya, pasien hanya memilih untuk memendam
dan berdoa.

 RIWAYAT PENYAKIT KELUARGA

1. Adakah anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa? ya √ tidak


Hubungan keluarga Gejala Riwayat Pengobatan/ perawatan
_______________________ _________________ _______

2
Jelaskan : keluarga pasien mengatakan dari keluarga tidak ada yang mengalami penyakit
gangguan jiwa
Masalah Keperawatan: Tidak ada masalah.
V. STATUS MENTAL

1. Penampilan
tidak rapi √ penggunaan pakaian Cara berpakaian tidak seperti
tidak sesuai biasanya

Jelaskan : Pasien terlihat kusem belum mandi karena terfiksasi, rambut kotor dan
tampak berantakan, tidak bau, pasien menggunakan pakaian tidak sesuai
dengan fungsinya yaitu menggunakan sarung dan baju kaos.
Masalah Keperawatan: Defisit Perawatan diri

2. Kesadaran
 Kwantitatif/ penurunan kesadaran]
√ compos mentis apatis/ sedasi somnolensia
sopor subkoma koma

 Kwalitatif
tidak berubah √ berubah
meninggi gangguan tidur: sebutkan______________________________
hipnosa disosiasi: sebutkan___________________________________

Jelaskan : Kesadaran secara kuantitatif yaitu composmetis denga GCS 4-5-6


Kesadaran secara kualitatif :
Relasi : saat pengkajian pasien mampu mengadakan hubungan dengan
perawat, kontak mata terjaga dan pasien kooperatif meskipun
terdapat gangguan pendengaran dan terkadang menggunakan
kalimat yang berbelit dan tidak begitu jelas.
Limitasi : pasien tidak mampu membedakan cara berbicara pada keluarga
dan perawat. Pasien berinteraksi dengan sopan dan santun.
Penilaian realita : pasien mengatakan sering marah marah dan membuat
berantakan dengan meletakkan barang barang sembarangan. Pasien
juga sering mendengar suara yang menyuruhnya untuk marah
marah..

Masalah Keperawatan : Gangguan persepsi sensori : halusianasi pendengaran dan


penglihatan

3
3. Disorientasi
waktu tempat orang

P : Bapak tau sekarang P : Bapak sekarang tau P : sekarang yang


sudah jam berapa ? sedang berada di mana? menemani bapak disini
K : sama seperti K : Dirumah sakit mbak siapa?
kemarin mbak P : Bapak sebelumnya K : ada istri dan anak
P : Berarti Sekarang pernah di rawat dirumah saya mbak,
ini pagi, sore atau sakit karena apa? P : nama istri bapak
malam pak? K : Pernah mbak, ya karena siapa?
K : sore mbak. jiwa. K : Ny. M mbak

Masalah Keperawatan: Tidak terdapat masalah

4. Aktivitas Motorik/ Psikomotor


Kelambatan:
hipokinesia, hipoaktivitas sub stupor katatonik
katalepsi flexibilitas serea

Peningkatan:
√ hiperkinesia, hiperaktivitas √ gaduh gelisah katatonik
TIK grimase tremor gagap
stereotipi mannarism katalepsi akhopraxia
command automatism atomatisma nagativisme reaksi konversi
verbigerasi berjalan kaku/ rigit kompulsif lain-2 sebutkan

Penjelasan : pasien tampak tidak tenang, gelisah, berbicara keras dan melantur

5. Afek/ Emosi
adequat tumpul dangkal/ datar labil
√ inadequat anhedonia marasa kesepian eforia
ambivalen apati marah depresif/ sedih
cemas: ringan sedang berat
panik
Masalah Keperawatan: Resiko perilaku kekerasan

6. Persepsi
√ halusinasi ilusi depersonalisasi derealisasi

Macam Halusinasi
√ pendengaran √ penglihatan perabaan
pengecapan penghidu/ pembauan lain-lain, sebutkan...................

Jelaskan :

4
Isi : pasien mengatakan mendengar suara yang menyuruhnya untuk
marah – marah.
Frekuensi : sering, setiap hari
Waktu : malam ketika pasien tidak ada aktivitas (tidak tidur)
Respon : pasien mengatakan hanya istighfar ketika suara-suara itu datang.
apabila suara-suara itu muncul terus-menerus pasien akan
bingung dan ketakutan dengan adanya suara tersebut, sehingga
pasien terkadang marah-marah
Masalah Keperawatan: gangguan persepsi sensori halusianasi pendengaran dan
penglihatan

7. Proses Pikir
 Arus Pikir
koheren inkoheren √ asosiasi longgar
fligt of ideas blocking pengulangan pembicaraan/ persevarasi
tangansial sirkumstansiality √ logorea
neologisme bicara lambat bicara cepat irelevansi
main kata-kata afasi assosiasi bunyi lain2 sebutkan..

Jelaskan : Saat berbicara pasien sulit untuk di pahami, berbicaranya cepat dan tidak
terkontrol, terkadang cerita ngelantur kemana-mana dan kata keluarga
pembicaraannya tidak sesuai dengan kenyataan. selain itu pasien sulit
menjawab pertanyaan dengan baik karena ada sedikit gangguan
pendengaran.
Masalah Keperawatan: gangguan proses fikir

 Isi Pikir
obsesif ekstasi fantasi
bunuh diri ideas of reference pikiran magis
alienasi √ phobia rendah diri
preokupasi pesimisme fobia sebutkan.........................
waham: sebutkan jenisnya
agama somatik, hipokondrik kebesaran √ curiga
nihilistik sisip pikir siar pikir kontrol pikir
kejaran dosa

Jelaskan : Pasien setiap di berikan obat atau disuntikkan obat pasien selalu
mengatakan bahwa akan di suntik mati.
Masalah Keperawatan: gangguan proses fikir

 Bentuk Pikir
realistik √ nonrealistik
autistik dereistik

5
Jelaskan : Pasien mengatakan jika pasien tidak sakit. Keluarga mengatakan apa yang
dikatakan pasien tidak benar, pasien sampai merusak barang-barang yang ada di
sekitar rumahnya.

8. Memori
gangguan daya ingat jangka panjang gangguan daya ingat jangka pendek
gangguan daya ingat saat ini amnesia, sebutkan.........................
paramnesia, sebutkan jenisnya........................................................
hipermnesia, sebutkan ...................................................................

Jelaskan :
P : ”bapak ingat kapan pertama kali ke sini ?”
K : ”sau tahun yang lalu mbk
P : ”bapak kesini kapan ?”
K : ”.kemaren mbak
P :” bapak tau kenapa di bawa kesini?”
K : ”ngamuk mbk di rumah.
P : ”hari ini sudah minum obat pak?”
K : ”sudah mbak
Pasien mampu mengingat kejadian jangka panjang, pendek dan saat ini.
Masalah Keperawatan: Tidak ada masalah

9. Tingkat Konsentrasi dan Berhitung


mudah beralih tidak mampu berkonsentrasi tidak mampu berhitung sederhana

Jelaskan :
P : Kalau bapak maksimal di rawat di sini 14 hari, dan sudah berjalan 2 hari
kurang berapa hari lagi ya pak untuk di rawatnya?
K : 12 mbak
Pasien mampu berhitung sederhana dengan baik
Masalah Keperawatan: tidak ada masalah

10. Kemampuan Penilaian


gangguan ringan gangguan bermakna

Jelaskan : pasien mampu menentukan sendiri ingin melakukan sesuatu. Pasien


menentukan ingin makan dulu baru minum obat.
Masalah Keperawatan: tidak ada masalah
11. Daya Tilik Diri/ Insight
√ mengingkari penyakit yang diderita menyalahkan hal-hal diluar dirinya

6
Jelaskan : pasien mengatakan tidak sedang sakit, pasien datang kerumah sakit hanya
ingin kontrol tentang kejiwaan
Masalah Keperawatan: resiko regimen terapi inefektif (kekambuhan)

12. Interaksi selama Wawancara


bermusuhan tidak kooperatif mudah tersinggung
kontak mata kurang defensif curiga

Jelaskan : selama pengkajian pasien mampu berinteraksi dan kooperatif kepada


perawat, kontak mata baik, mau menjawab semua pertanyaan perawat
walaupun menjawabnya berbelit belit
Masalah Keperawatan: tidak ada masalah

VI. FISIK
1. Keadaan umum : kesadaran composmentis dengan GCS 4-5-6 pasien tampak rapi, bersih
turgor kulit baik, nampak gelisah apabila mendengar suara-suara tetangga yang
mengganggunya datang.
2. Tanda vital: TD: 140/90 mmhg N: 84 x/m S: 37 P: 20 x/m
3. UKur: TB: 150 cm BB:40 kg turun naik
4. Keluhan fisik: tidak ya jelaskan...............................
Pasien mempunyai penyakit glaukoma
5. Pemeriksaan fisik:
A Kulit
Warna/Tekstur Kulit wajah dan tangan bersih dan bersih , kuning
sawo matang . Wajah agak pucat.
Suhu/Turgor/Edema 36 1°C, turgor kulit baik (CRT< 2 detik), edema (-)
B Struktur Asesoris
Warna/ Tidak terkaji
Kebersihan/Distribusi
Tekstur/kualitas rambut Gondrong Hitam dan kasar
Warna/tekstur /hygiene Warna putih, bersih, pendek
kuku
C Kelenjar Limfe
Submaksila Tidak ada inflamasi/ hipersalivasi
Cervikal Tidak ada pembengakakan/pembesaran
Aksila Tidak ada pembengkakan/pembesaran
Inguinal Tidak ada benjolan
D Kepala
Bentuk/Kesimetrisan Bentuk bulat lonjong, simetris,
Posisi & kontrol kepala Posisi paten, normal, kontrol kepala baik
Kulit kepala -
E Wajah
Bentuk Simetris, bibir agak pucat, pipi tirus
F Leher
Bentuk Normal.

7
Trakea/Tiroid Tidak ada pembesaran kelenjar thyroid
Arteri karotis Teraba jelas.
G Mata
Letak/Kesimetrisan Mata kanan dan kiri posisi simetris/ sejajar
Letak, gerakan, warna Simetris kanan dan kiri, Klien mampu membuka dan
kelopak mata menutup mata dengan baik, kelopak mata normal,
Konjungtiva/sklera Konjungtiva berwarna agak pucat
Kornea/Iris Kornea jernih
Pupil Isokor
H Telinga
Kebersihan/Kotoran/Bau Bersih
Letak pinna -
Kanal -

I Hidung
Letak dan ukuran Letak paten, ukuran normal tidak jadi pembesaran,
bentuk simetris. Bersih
Anterior Vestibula Bersih
J Mulut
Warna/tekstur/lesi bibir Warna agak pucat, mukosa bibir kering tampak kering
Membran mukosa/gusi Membrane mukosa lembab, gusi berwarna pink
Lidah Normal
K Dada
Ukuran/bentuk/kesimetrisa simetris kanan dan kiri/ pengembangan dada optimal
n/gerakan perkembangan
payudara
L Paru-paru
Jumlah/Irama/Kedalaman/ RR 22x/menit, irama regular, kedalaman dan kualitas
Kualitas/ Karakteristik normal.
Vokal Vremitus Getaran kiri kanan sama
Perkusi area paru Suara vaskuler dikedua lapang paru
Auskultasi : Intensitas, Suara nafas vasikuler, tidak terdapat suara nafas
pola, kualitas, durasi suara tambahan wheezing (-), ronkhi (-)
nafas
M Jantung
Inspeksi : ukuran dan Tidak tampak adanya benjolan, dan lesi.
kesimetrisan dada, apikal
impuls
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan, tidak ada massa
Perkusi Terdengan suara dullnes
Auskultasi suara jantung : S1 s2 tunggal
N Abdomen
Inspeksi : Bentuk datar

8
bentuk/ukuran/tonus
Palpasi : Distensi abdomen tidak ada
Perkusi -
O Genetalia Pria
Inspeksi Ukuran tidak dapat dikaji
Penis/gland pelvis/
prepusium/ meatus uretra
Kuran /lokasi/ kulit & Tidak dapat dikaji
distribusi rambut skrotum
Testis Tidak dapat di kaji
P Anus
Inspeksi kerapatan/ kulit Tidak dapat terkaji
anus/ lipatan bokong
Reflek anus Tidak dapat terkaji
Q Punggung
Inspeksi lengkungan & Tidak dapat dikaji
kesimetrisan tulang
belakang
Pergerakan tulang Tidak dapat dikaji
belakang
R Ekstremitas
Inspeksi kesimetrisan/ Ektremitas simetris. Jumlah jari-jari kanan dan kiri
ukuran/ suhu/ warna/ lengkap.. Akral hangat. Capilarry refill time < 2 detik
ketegangan/ pergerakan
ekstremitas bawah

Inspeksi posisi kaki Posisi kaki lurus


Inspeksi gaya berjalan Normal
Reflek plantar -
Tonus otot, kekuatan 5/5/5/5
Lengan/ Tungkai/ Tangan/
Kaki

Jelaskan : pemeriksaan fisik dalam batas normal


Masalah Keperawatan : tidak ada masalah

VII. PENGKAJIAN PSIKOSOSIAL (sebelum dan sesudah sakit)


1. Konsep Diri
a. Citra tubuh : pasien mengatakan paling suka bagian otak
b. Identitas : pasien mengatakan bersyukur menjadi seorang laki laki dan pasien memiliki
peran sebagai kepala rumah tangga.

9
c. Peran :pasien tidak memiliki pekerjaan, karena usia pasien tidak mampu
melakukan pekerjaan yang berat sehingga setiap hari pasien hanya
melakukan pekerjaan rumah untuk membantu istrinya.
d. Ideal diri :Pasien berusia 63 tahun dan mempunyai istri yang berusia 58 tahun, pasien
sudah lama menikah, mempunyai 3 orang anak dan cucu 4. Pasien
menginginkan kehidupan yang tentram, sehat dan bahagia.
e. Harga diri : pasien malu dengan keadaannya sekarang dan ingin cepat sembuh

Masalah Keperawatan : tidak ada masalah

2. Genogram

ket : : meninggal : klien


Tn R
: laki- laki : Menikah

: perempuan : satu rumah

Jelaskan : Pasien merupakan anak pertama dari 3 bersaudara, oran tua pasien sudah
meninggal ketika pasien masih SMA..
 Pola asuh
Gaya pengasuhan dengan karakteristik orang tua membuat aturan yang ditaati
bersama anak, mengawasi anak dan kalau ada masalah selalu di bicarakan bersama.
 Pola komunikasi
Proses penyampaian pesan di lakukan secara langsung atau musyawarah apabila
ada masalah keluarga tetapi tidak semua masalah di komunikasikan terkadang
pasien hanya memendamnya dan hanya di selesaikan secara berdoa.
 Orang yang terdekat
Pasien mempunyai anak 3 dan cucu 4. Sejak semua anak pasien sudah menikah
semua, pasien hanya tinggal berdua dengan istrinya. Jadi pasien hanya dekat
dengan istrinya.
 Penentu kebijakan
Pasien sebagai kepala keluarga dan seorang suami, sehingga keputusan diambil
dengan musyawarah antara pasien dengan istrinya.

10
 Stressor dalam keluarga
Keluarga mengatakan tidak ada masalah dalam ekonomi, keluarga dan pasien
selalu bersyukur dengan semua yang sudah diberikan dari yang Maha Kuasa.
Masalah Keperawatan : tidak ada masalah

3. Hubungan Sosial
a. Hubungan terdekat :
pasien hanya tinggal berdua sama istrinya, semua anak tinggal jauh dengan keluarga
masing-masing sehingga pasien hanya dekat dengan istrinya.
b. Peran serta dalam kelompok/ masyarakat
pasien mengikuti dalam kegiatan masyarakat karena faktor usia, pasien hanya mengikuti
kumpulan di masjid.
c. Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain
Pasien jarang berkumpul dengan masyarakat kecuali hanya untuk ibadah ke masjid

Masalah Keperawatan: ketidakefektifan hubungan

4. Spiritual dan kultural


a. Nilai dan keyakinan
Pasien menganut agama islam. Keluarga mengatakan sakit pasien adalah sebagai cobaan
dari Tuhan dan orang-orang yang ada di lingkungan pasien tidak menjauhi tetapi malah
khawatir akan status kesehatan dan keselamatan istrinya.
b. Konflik nilai/ keyakinan/ budaya
Tidak ada nilai, keyakinan ataupun budaya tertentu yang di anut oleh pasien dan
keluarga terkait status kesehatan pasien, ketika pasien kambuh keluarga langsung
membawanya ke rumah sakit.
c. Kegiatan ibadah
Pasien rajin sekali menjalankan sholat 5 waktu, pasien tidak keluar rumah kecuali
kegiatan ibadah, pasien juga mengikuti kumpulan terkait dengan kegiatan di
lingkunganya.
Masalah Keperawatan: tidak ada masalah

VIII. AKTIVITAS SEHARI-HARI (ADL)

1. Makan
√ Bantuan minimal Sebagian Bantuan total

2. BAB/BAK
√ Bantuan minimal Sebagian Bantuan total

3. Mandi
√ Bantuan minimal Sebagian Bantuan total

4. Berpakaian/berhias

11
√ Bantuan minimal Sebagian Bantuan total

Jelaskan : pasien tidak mampu makan, BAK dan BAB , mandi serta berpakaian secara mandiri
karena tangan terfksasi.

5. Istirahat dan tidur


Tidur siang lama : 12.00 s/d 13.30
Tidur malam lama : 20.00 s/d 03.30
Aktivitas sebelum / sedudah tidur : -

6. Penggunaan obat
√ Bantuan minimal Sebagian Bantuan total

7. Pemeliharaan kesehatan
Perawatan Lanjutan √ Ya Tidak
Sistem pendukung √ Ya Tidak

8. Aktivitas di dalam rumah


Mempersiapkan makanan Ya √ Tidak
Menjaga kerapihan rumah Ya Tidak
Mencuci pakaian Ya √ Tidak
Pengaturan keuangan Ya √ Tidak

9. Aktivitas di luar rumah


Belanja Ya Tidak
Transportasi Ya Tidak
Ibadah √ Ya Tidak

Jelaskan : pasien hanya keluar rumah untuk beribadah dan kalau ada keperluan.

IX. MEKANISME KOPING


Adatif Maladaptif
Bicara dengan orang lain Minum Alkohol
Mampu menyelesaikan masalah √ Reaksi lambat / berlebih
Teknik relokasi Bekerja berlebihan
Aktivitas konstruktif Menghindar
Olah raga Mencederai diri
√ Lainnya : berdoa √ Lainnya : marah-marah

Diagnosa Keperawatan : Gangguan Pola Pikir

X. MASALAH PSIKOSOSIAL DAN LINGKUNGAN


Masalah dengan dukungan kelompok, uraikan

12
Pasien tinggal bersama istrinya, pasien kehilangan anggota keluarga kedua orang yaitu
kedua orangtuanya yang sudah meninggal. Dan ke tiga anaknya yang sudah menikah
Masalah berhubungan dengan lingkungan, uraikan
Pasien tidak pernah keluar rumah kecuali untuk beribadah (jumatan)
Masalah dengan pendidikan, uraikan
Pasien terakhir Kuliah di UM jurusan Pertanian
Masalah dengan pekerjaan, uraikan
Pasien tidak bekerja, dulu pasien bekerja di Perhutani.
Masalah dengan perumahan, uraikan
Pasien tinggal dirumah milik sendiri hanya berdua dengan istrinya.
Masalah dengan ekonomi, uraikan
Kondisi ekonomi cukup untuk kebutuhan sehari hari dan kebutuhan keluarganya.
Masalah dengan pelayanan kesehatan, uraikan
Pasien tidak menolak jika dibawa ke pelayanan kesehatan karena untuk kesembuhan
pasien.
Masalah Keperawatan : tidak ada masalah

XI. KURANG PENGETAHUAN TENTANG


Penyakit jiwa Sistem pendukung
√ Faktor presiptasi Penyakit fisik
√ Koping Obat-obatan

Masalah Keperawatan : kurangnya pengetahuan

XII. ASPEK MEDIK


Diagnosa medik : Psikotik Organik

Terapi medik :

Tanggal Nama Obat Dosis Sediaan Warna Indikasi Kontra Indikasi


20 Maret 1. Haloperidol 2 x 0,5 Tablet Biru 1. Meredakan 1. Wanita hamil dan
2018 mg gejala menyusui, penderita
skizofrenia gangguan hati, ginjal,
2. Tpyhexilpendil 1 x 2 mg Tablet Putih dan masalah penyakit pembuluh
(THP) perilaku atau darah
emosional 2. Hipersensitifitas
3. Lorazepam 1 x 1 mg Tablet Putih serta masalah Terhadap komponen
kejiwaan lain dalam sediaan,
2x500mg Tablet Putih lainnya glaukoma

13
4. Ca Carbonate 2. Rileks dan 3. Mempunyai atau
menghindari pernah mempunyai
1x25mg Tablet Kuning kekauan paru-paru, jantung dan
5. Amlodipin
3. Untuk penyakit hati.
2x 0,5 Ampul Putih gangguan
6. Lodomer mg bening kecemasan, 4. Hiperkalsemia berat
untuk dan hiperkalsiuria,
pengobatan insufisiensi ginjal berat
imsomnia
jangka 5. Penderita yang
pendek, mengalami syook
4. Pencegahan kardiogenik,stenosis
dan terapi aorta, atau angina
untuk pektoris yang tidak
gangguan stabil dan penderita
metabolisme yang sedang hamil atau
atau defesiensi menyusui.
Ca seperti
rickets,
6. Depresi endogen tanpa
osteomalasia
agitasi, gangguan saraf
karena
dengan gejala
malabsorbsi,
piramidal atau
osteoporosis
ekstrapiramidal,
5. Pengobatan
kondisi koma, depresi
hipertensi ,
Saluran saraf Pusat,
pengobatan
hipersensitif, anak < 3
iskemia
tahun.
miokardia
termasuk
pengobatan
angina
pektoris dan
atau
vasokonstriksi
pembuluh
darah koroner
6. Agitasi
psikomotor
pada kelainan
tingkah laku
22 Maret 1. Haloperidol 2 x 0,5 Tablet Biru 1.Meredakan 1. Wanita hamil dan
2018 mg gejala menyusui, penderita
Tablet putih skizofrenia gangguan hati,
2. Tpyhexilpendil 2 x 2 mg dan masalah ginjal, penyakit

14
(THP) perilaku atau pembuluh darah
emosional 2. Hipersensitifitas
3. Lorazepam 1 x 1 mg Tablet merah. serta masalah terhadap komponen
Putih kejiwaan lain dalam sediaan,
lainnya glaukoma.
4. Ca Carbonate
2x500mg Tablet Putih 2. rileks dan 3. Mempunyai atau
menghindari pernah mempunyai
5. Amplodipin 1x25 mg Tablet Kuning kekakuan paru-paru, jantung
3. Untuk dan penyakit hati.
gangguan 4. Hiperkalsemia berat
kecemasan, dan hiperkalsiuria,
untuk insufisiensi ginjal
pengobatan berat
imsombia
jangka 5. Penderita yang
pendek. mengalami syook
4. Pencegahan kardiogenik,stenosis
dan terapi aorta, atau angina
untuk pektoris yang tidak
gangguan stabil dan penderita
metabolisme yang sedang hamil
atau defesiensi atau menyusui.
Ca seperti
rickets,
osteomalasia
karena
malabsorbsi,
osteoporosis
5. Pengobatan
hipertensi ,
pengobatan
iskemia
miokardia
termasuk
pengobatan
angina
pektoris dan
atau
vasokonstriksi
pembuluh
darah koroner

15
23 Maret 1. Haloperidol 2x0,5 mg tablet Biru 1. Meredakan 1. Wanita hamil dan
2018 gejala menyusui, penderita
2. Tpyhexilpendil 2 x 2 mg tablet Putih skizofrenia gangguan hati,
(THP) dan masalah ginjal, penyakit
3. Lorazepam 1 x 1 mg tablet Putih perilaku atau pembuluh darah
emosional 2. Hipersensitifitas
serta masalah terhadap komponen
4. Ca Carbonate 2x500mg Tablet Putih kejiwaan lain dalam sediaan,
lainnya glaukoma
5. Amplodipin 1x25mg Tablet Kuning 2. rileks dan 3. Mempunyai atau
menghindari pernah mempunyai
kekakuan paru-paru, jantung
3. Untuk dan penyakit hati.
gangguan
kecemasan, 4. Hiperkalsemia berat
untuk dan hiperkalsiuria,
pengobatan insufisiensi ginjal
imsombia berat
jangka
pendek. 5. Penderita yang
4. Pencegahan mengalami syook
dan terapi kardiogenik,stenosis
untuk aorta, atau angina
gangguan pektoris yang tidak
metabolisme stabil dan penderita
atau defesiensi yang sedang hamil
Ca seperti atau menyusui.
rickets,
osteomalasia
karena
malabsorbsi,
osteoporosis
5. Pengobatan
hipertensi ,
pengobatan
iskemia
miokardia
termasuk
pengobatan
angina
pektoris dan
atau
vasokonstriksi
pembuluh

16
darah koroner

Pemeriksaan Penunjang
1. Cek laboratorium
Dari hasil Lab pemeriksaan darah pada tanggal 20 maret 2018 di dapatkan
Jenis Pemeriksaan Hasil Saatuan Nilai Rujukan
HEMATOLOGI
Hemoglobin (HGB) 9,20 g/dl 13,4 – 17,7
Eritrosit (RBC) 3,30 10.6/ul 4,0 – 5,5
Leukosit (WBC) 5,63 10.3/ul 4,3 – 10,3
Hematokrit 27,70 % 40 – 47
Trombosit (PLT) 254 0.3/ul 142 – 424
MCV 83,90 fL 80 – 93
MCH 27,90 pg 27 – 31
MCHC 33,20 g/dl 32 – 36
RDW 12,90 % 11,5 – 14,5
PDW 9,7 fL 9 – 13
MPV 9,8 fL 7,2 – 11,1
P-LCR 23,0 % 15,0 - 25,0
PCT 0,25 % 0,150 – 0,400
NRBC Absolute 0,01 10.3/ul
NRBC Percent 0,2 %
Hitung Jenis
 Eosinofil 2,3 % 0–4
 Basofil 0,4 % 0–1
 Neutrofil 81,8 % 51 – 67

17
 Limfosit 7,5 % 25 – 33
 Monosit 8,0 % 2–5
 Immature Granulosit (%) 0,40 %
 Immature Granulosit 0,02 10.3/ul
 Lain – lain
KIMIA KLINIK
FAAL HATI
AST/SGOT 21 U/L 0 – 14
ALT/SGPT 24 U/L 0 – 41
FAAL GINJAL
Ureum 84,70 mg/dl 16,6 – 48,5
Kreatinin 7,83 mg/dl < 1,2
ELEKTROLIT
Natrium (Na) 132 mmol/L 136 – 145
Kalium (K) 4,42 mmol/L 3,5 – 5,0
Klorida (Cl) 100 mmol/L 98 – 106
METABOLISME
KARBOHIDRAT
Glukosa darah 2 jam pp 187 mg/dl <130
Gula Darah Puasa 193 mg/dl 60 - 100

Interpretasi hasil lab diatas adalah Nilai Ureum tinggi dan Kreatinin, Hematokrit dan
Eritrosit Rendah
2. konsultasi ke dokter mata
Hasil dari konsultasi ke dokter IPD diberikan obat yaitu Amlodipin 10 mg, Acorbone
2x 50mg

XIII. DAFTAR DIAGNOSA KEPERAWATAN


1. Resiko Perilaku Kekerasan Berulang
2. Gangguan Persepsi Sensori: Halusinasi Pendengaran dan penglihatan
3. Defisiensi pengetahuan
4. Resiko Regimen Terapeutik in Efektif
5. Defisit Perawatan Diri : Mandi dan berhias
6. Gangguan Pola Pikir

XIV. ANALISA DATA

18
No DATA MASALAH
Ds: keluarga pasien mengatakan
bahwa pasien sering marah-marah.
Jika marah pasien merusak barang-
barang yang ada di rumah,
memecahkan kaca, menyiram anak
dengan air, membawa benda tajam
dan mengancam suami akan di Resiko Perilaku kekerasan Berulang
1.
bunuh.
Do:
 Pasien Hiperaktif
 Pasien Bingung
 Ketika di tanya pasien tidak
mengakui

2. Ds: Gangguan Persepsi Sensori: Halusinasi


Isi : pasien mengatakan Pendengaran dan penglihatan
mendengar suara yang menyuruh
untuk marah marah.
Frekuensi : sering, setiap hari
Waktu : muncul pada waktu
malam ketika tidak ada aktivitas atau
tidak tidur
Respon : pasien mengatakan hanya
berdoa ketika suara-suara itu datang.
apabila suara-suara itu muncul terus-
menerus pasien akan bingung dan
ketakutan dengan adanya suara
tersebut, sehingga pasien terkadang
marah-marah
 Keluarga pasien mengatakan
setiap kali mendengar suara
itu pasien marah-marah dan
cemas, merusak barang-
barang

Do:
 Pasien gelisah
 Ketika mendengar suara itu
datang pasien marah-marah
 TD: 170/90
 N : 85 x/m

19
 RR : 20 x/m
 S : 36,6 ^C
Ds :
 pasien mengatakan tidak
merasa sakit, datang kerumah
sakit hanya ingin kontrol
jiwanya
 Keluarga pasien mengatakan
3. tidak mengetahui tentang Defisiensi pengetahuan
penyakitnya, penyebab dan
cara mengatasinya.
Do :
 pasien terlihat marah-marah
 Pasien terlihat bingung dan
gelisah
Ds:
 Pasien juga mengatakan
bahwa perawatan sebelumnya
tidak di berikan obat oleh
rumah sakit
 Keluarga pasien mengatakan
pasien tidak mau minum obat
malah marah-marah kalau
dipaksa. Resiko Regimen Terapeutik in Efektif
4.
Do:
 Pasien tidak mengatakan
yang terjadi sebenarnya
 perilaku tidak berubah
 kemajuan klien kurang
 pengingkaran terhadap
penyakit yang diderita

Ds : Defisit perawatan diri : Mandi dan


- Pasien mengatakan tidak bisa Berdandan
mandi karena difiksasi
- Pasien mengatakan badanya
terasa gatal dan berkeringat
DO :
- Wajah terlihat kusam, kulit
tampak kotor
- Rambut pasien terlihat acak –
acakan

20
- Kuku pasien terlihat panjang
dan kotor
- Bau badan Tidak enak

Ds :
-pasien mengatakan jika di berikan
pasien mengatakan bahwa akan di
suntik mati
- pasien mengatakan bahwa dirinya
tidak sedang sakit
Do :

6.  Saat berkomunikasi, cara Gangguan Pola Pikir


berbicara pasien ngelantur tetapi
masih dapat di pahami saat ditanya.
 Ide-idenya tidak sesuai
dengan realita
 Pasien terlihat bingung
 Terkadang terlihat seperti
berfikir di tengah-tengah
pembicaraan

XV. POHON MASALAH

Resiko PK pada diri Efek


Gangguan pola tidur sendiri dan orang lain

21
Halusinasi pendengaran dan penglihatan core problem

Peningkatan zat-zat halusinogen

Kekacauan neurotransmitter

Isolasi soaial

Gangguan konsep diri

Koping individe tidak efektif

Faktor presipitasi : Faktor predisposisi :


 ±2 bulan tidak minum obat  Riwayat gangguan
secara teratur. jiwa 2 tahun lalu
 Pasien pernah di
ceraikan oleh suami ETIOLOGI
dan rujuk kembali.
 Kepribadian
introvert

XVI. DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Resiko Perilaku Kekerasan Berulang


2. Gangguan Persepsi Sensori: Halusinasi Pendengaran dan penglihatan
3. Defisiensi pengetahuan
4. Resiko Regimen Terapeutik in Efektif
5. Defisit Perawatan Diri : Mandi dan berhias

22
6. Gangguan Pola Pikir

______________________________
Mahasiswa

Novitasari
NIM. 201510300511030

IMPLEMENTASI DAN EVALUASI


KEPERAWATAN KESEHATAN JIWA

Nama : Tn R Ruangan : 23 EMPATI RM No. : 1031xxx

23
NO Tanggal &
IMPLEMENTASI KEPERAWATAN EVALUASI
Dx Jam
1. 21/3/2018 Sp 1 pasien : S:
09.00 Fase orientasi  Pasien mengatakan ingin
1. Mengucapkan salam terapeutik berjabat tangan.
2. Berjabat tangan  Pasien mengatakan ingin
3. Menjelaskan tujuan interaksi berdiskusi tetntang
4. Membuat kontrak topik, waktu, keluhannyadi dalam ruangan
dan tempat. agar lebih nyaman.
Fase kerja  Pasien mengatakan mau
5. Membantu pasien mengenal dilatih cara mengontrol
halusinasi. halusinasi dengan cara
6. Menjelaskan tentang apa yang menghardik.
dialami pasien dan 4 cara  Pasien merasa lega dan
mengontrol halusinasinya tenang setelah berdiskusi.
dengan cara menghardik, O :
bercakap-cakap dengan orang  Pasien mnyebutkan namanya
lain, beraktivitas yang positif  Pasien berjabat tangan dengan
serta minum obat secara teratur. mahasiswi.
7. Mengajarkan pasien cara  Pasien aktif berdiskusi
mengontrol halusinasi dengan dengan mahasiswi.
cara menghardik  Pasien kooperatif berdiskusi.
8. Memberi reinforcement positif.  Kontak mata baik.
Fase terminasi  Pasien mengungkapkan
9. Mengevaluasi kemampuan keluhannya.
secara subjektif maupun  Pasien dapat menerapkan cara
objektif mengntrol halusinasi yang
10. Menganjurkan pasien sudah diajarkan.
memasukkan kedalam jadwal A :
kegiatan  Kognitif
11. Melakukan rencana tindak  Pasien dapat menyebutkan
lanjut apa yang disarankan
12. Melakukan kontrak yang akan perawat.
datang.  Afektif
 Pasien mendengarkan dan
memahami apa yang
dijelaskan oleh perawat.
 Kontak mata baik.
 Pasien memperhatikan
ketika berdiskusi.
 Psikomotor
 Pasien bisa berjabat
tangan dengan

24
mahasiswi perawat
 Pasien mampu
menerapkan cara
mengontrol halusinasi
dengan cara
menghardik.
P:
 Evaluasi intervensi SP 1
 Lanjutkan intervensi SP 2

2. 16/12/2017 Sp 2 pasien : S:
10.00 Fase orientasi  Pasien mengatakan ingin
1. Mengucapkan salam terapeutik berjabat tangan.
2. Menjelaskan tujuan interaksi  Pasien mengatakan mau
3. Membuat kontrak topik, dilatih cara mengontrol
waktu, dan tempat. halusinasi dengan cara
Fase kerja bercakap-cakap.
4. Mengevaluasi kegiatan sp 1  Pasien merasa lega dan
yaitu latihan mengontrol tenang setelah evaluasi
halusinasi dengan cara validasi.
menghardik dan memberi O :
pujian  Pasien menyebutkan namanya
5. Mengajarkan pasien cara  Pasien berjabat tangan dengan
mengontrol halusinasi dengan mahasiswi.
cara bercakap-cakap dengan  Pasien aktif berdiskusi
orang lain. dengan mahasiswi.
6. Memberi reinforcement positif.  Pasien kooperatif berdiskusi.
Fase terminasi  Kontak mata baik.
7. Mengevaluasi kemampuan  Pasien mengungkapkan
secara subjektif maupun keluhannya.
objektif  Pasien dapat menerapkan cara
8. Menganjurkan pasien mengntrol halusinasi yang
memasukkan kedalam jadwal sudah diajarkan.
kegiatan A:
9. Melakukan rencana tindak  Kognitif
lanjut  Pasien dapat menyebutkan
10. elakukan kontrak yang akan apa yang disarankan
datang perawat.

25
 Afektif
 Pasien mendengarkan dan
memahami apa yang
dijelaskan oleh perawat.
 Kontak mata baik.
 Pasien memperhatikan
ketika berdiskusi.
 Psikomotor
 Pasien bisa berjabat
tangan dengan
mahasiswi perawat
 Pasien mampu
menerapkan cara
mengontrol halusinasi
dengan cara bercakap-
cakap.
P:
 Evaluasi intervensi SP 2
 Lanjutkan intervensi SP 3
3. 18/12/2017 Sp 3 pasien : S:
10.00 Fase orientasi  Pasien mengatakan ingin
1. Mengucapkan salam terapeutik berjabat tangan.
2. Menjelaskan tujuan interaksi  Pasien mengatakan bersedia
3. Membuat kontrak topik, waktu, berdiskusi tentang evaluasi
dan tempat. kemampuan cara mengontrol
Fase kerja halusinasi di dalam ruangan
4. Mengevaluasi kegiatan pada SP agar lebih nyaman.
1 dan 2 dan memberi pujian.  Pasien mengatakan mau
5. Mengajarkan pasien cara dilatih cara mengontrol
mengontrol halusinasi dengan halusinasi dengan melakukan
cara melakukan aktivitas yang aktivitas yang positif.
positif.  Pasien merasa lega dan
6. Memberi reinforcement positif. tenang setelah evaluasi
Fase terminasi validasi.
7. Mengevaluasi kemampuan  Pasien mengatakan mau
secara subjektif maupun menerapkan melakukan
objektif aktivitas yang positif.
8. Menganjurkan pasien O :
memasukkan kedalam jadwal  Pasien mnyebutkan namanya
kegiatan  Pasien berjabat tangan dengan
9. Melakukan rencana tindak mahasiswi.
lanjut  Pasien aktif berdiskusi
10. Melakukan kontrak yang akan dengan mahasiswi.

26
datang  Pasien kooperatif berdiskusi.
 Kontak mata baik.
 Pasien mengungkapkan
keluhannya.
 Pasien dapat menerapkan cara
mengntrol halusinasi yang
sudah diajarkan.
A:
 Kognitif
 Pasien dapat menyebutkan
apa yang disarankan
perawat.
 Afektif
 Pasien mendengarkan dan
memahami apa yang
dijelaskan oleh perawat.
 Kontak mata baik.
 Pasien memperhatikan
sambil duduk ketika
berdiskusi.
 Psikomotor
 Pasien bisa berjabat
tangan dengan
mahasiswi perawat
 Pasien mampu
menerapkan cara
melakukan aktivitas
positif
P:
 Evaluasi intervensi SP 3
Lanjutkan intervensi SP 4
4. 19/12/2017 Sp 4 pasien : S:
20.00 Fase orientasi  Pasien mengatakan ingin
1. Mengucapkan salam terapeutik berjabat tangan.
2. Menjelaskan tujuan interaksi  Pasien mengatakan ingin
3. Membuat kontrak topik, waktu, berdiskusi tentang cara
dan tempat. minum obat yang teratur.
Fase kerja  Pasien mengatakan mau
4. Mengevaluasi latihan kegiatan dilatih cara mengontrol
pada SP 1, 2 dan 3 dan halusinasi dengan cara minum
memberi pujian. obat yang teratur.
5. Mengajarkan pasien cara  Pasien merasa lega dan
mengontrol halusinasi dengan tenang setelah berdiskusi.

27
cara minum obat secara teratur.  Pasien mengatakn mau untuk
6. Menjelaskan 6 benar obat. minum obat secara teratur.
7. Menjelaskan manfaat dan O :
akibat apabila putus obat  Pasien mnyebutkan namanya
8. Memberi reinforcement positif.  Pasien berjabat tangan dengan
Fase terminasi mahasiswi.
9. Mengevaluasi kemampuan  Pasien aktif berdiskusi
secara subjektif maupun dengan mahasiswi.
objektif  Pasien kooperatif berdiskusi.
10. Menganjurkan pasien  Kontak mata baik.
memasukkan kedalam jadwal  Pasien mengungkapkan
kegiatan keluhannya.
11. Melakukan rencana tindak  Pasien dapat menerapkan cara
lanjut mengntrol halusinasi yang
Melakukan kontrak yang akan sudah diajarkan.
datang A:
 Kognitif
 Pasien dapat menyebutkan
apa yang disarankan
perawat.
 Afektif
 Pasien mendengarkan dan
memahami apa yang
dijelaskan oleh perawat.
 Kontak mata baik.
 Pasien memperhatikan
ketika berdiskusi.
 Psikomotor
 Pasien bisa berjabat
tangan dengan
mahasiswi perawat
 Pasien mampu
menerapkan cara
minum obat secara
teratur.
P:
 Evaluasi intervensi SP 3
 Evaluasi intervensi SP 1-4

NO Tanggal &
IMPLEMENTASI KEPERAWATAN EVALUASI
Dx Jam

28
1. 15/12/2017 Sp 1 keluarga : S:
09.00 Fase orientasi Keluarga mengatakan pasien sudah
1. Mengucapkan salam terapeutik bisa tidur, terkadang masih marah-
2. Berjabat tangan marah kalau mendengar suara-suara
3. Menjelaskan tujuan interaksi yang mengganggu datang.
4. Membuat kontrak topik, waktu, O:
dan tempat.  Keluarga kooperatif
Fase kerja A:
5. Mendiskusikan maslah yang  Kognitif
dialami pasien dan keluarga  Keluarga mengerti dan
6. Menjelaskan pengertian, tanda memahami perihal
dan gejala, serta proses halusianasi, tanda gejala
terjadinya halusinasi. serta proses terjadinya
7. Menjelaskan cara merawat haluasinasi.
klien dengan halusinasi  Keluarga mengerti dan
( menghardik). memahami cara merawat
8. Melatih cara marawat pasien pasien dengan halusinasi.
dengan halusinasi  Afektif
( menghardik).  Keluarga bersedia untuk
9. Menganjurkan keluarga untuk diajak berdiskusi tentang
membantu melaksanakan keadaan pasien.
kegiatan terjadwal dan beri  Keluarga bersedia untuk
reinforcement. berlatih cara merawat
Fase terminasi pasien dengan halusinasi.
10. Mengevaluasi kemampuan  Keluarga bersedia untuk
secara subjektif maupun dilakukan rencana kontrak
objektif. yang akan datang.
11. Melakukan rencana tindak  Psikomotor
lanjut,  Keluarga mempu
12. Melakukan kontrak yang akan melakukan cara
datang. merawat pasien
halusinasi dengan cara
menghardik
P:
 Evaluasi intervensi SP 1
 Lanjutkan implementasi sp 2
2. 16/12/2017 Sp 2 keluarga : S:
10.00 Fase orientasi Keluarga mengatakan ikut membantu
1. Mengucapkan salam terapeutik memotivasi pasien agar dapat
2. Menjelaskan tujuan interaksi mengontrol halusinasi.
3. Membuat kontrak topik, waktu, O:
dan tempat.  Keluarga kooperatif
Fase kerja A:

29
4. Mengevaluasi kegiatan  Kognitif
keluarga merawat pasien  Keluarga mengerti dan
halusinasi dengan cara memahami tentang 6 benar
menghardik. cara pemberian obat
5. Menjelaskan 6 benar cara  Keluarga Afektif
pemberian obat  Keluarga bersedia untuk
6. Melatih cara memberi obat. diajak berdiskusi tentang
7. Menganjurkan keluarga untuk keadaan pasien.
membantu melaksanakan  Keluarga bersedia untuk
kegiatan terjadwal dan beri berlatih cara merawat
reinforcement. pasien dengan halusinasi.
Fase terminasi  Keluarga bersedia untuk
8. Mengevaluasi kemampuan dilakukan rencana kontrak
secara subjektif maupun yang akan datang.
objektif.  Psikomotor
9. Melakukan rencana tindak  Keluarga mempu
lanjut, melakukan cara
10. Melakukan kontrak yang akan merawat pasien
datang. halusinasi dengan cara
pemberian 6 benar
obat
P:
 Evaluasi intervensi SP 2
Lanjutkan implementasi sp 3
3. 18/12/2017 Sp 3 keluarga : S:
10.00 Fase orientasi Keluarga mengatakan pasien sudah
1. Mengucapkan salam terapeutik bisa tidur, terkadang masih marah-
2. Menjelaskan tujuan interaksi marah kalau mendengar suara-suara
3. Membuat kontrak topik, waktu, yang mengganggu datang.
dan tempat. O:
Fase kerja  Keluarga kooperatif
4. Menjelaskan kepada keluarga A:
tentang prosedur perawatan  Kognitif
dirumah  Keluarga mengerti dan
5. Menganjurkan keluarga memahami tentang
membantu melanjutkan jadwal perawatan pasien dengan
kegiatan selama di rumah sakit. halusinasi dirumah.
6. Menginformasikan kepada  Keluarga mengerti dan
keluarga apabila terdapat tanda memahami indikasi pasien
dan gejala akibat putus obat, dibawa ke pelayanan
untuk membawa ke pelayanan kesehatan.
kesehatan terdekat.  Afektif
Fase terminasi  Keluarga bersedia untuk

30
7. Mengevaluasi kemampuan melanjutkan jadwal
secara subjektif maupun kegiatan pasien selama
objektif. dirumah.
8. Melakukan rencana tindak  Keluarga bersedia untuk
lanjut. dilakukan rencana kontrak
9. Melakukan kontrak yang akan yang akan datang.
datang.  Psikomotor
 Keluarga mempu
menjelaskan kembali
prosedur perawatan
dirumah.
P:
 Evaluasi intervensi SP 3

31
32

Anda mungkin juga menyukai