1
Manuaba., I.B.G., 1999. Memahami Kesehatan Reroduksi Wanita. Jakarta:
Penerbit Arcan.
2
40 Minggu : Tinggi fundus uteri pertengahan antara Proc.xyphoideus-
pusat (Mochtar, 1998).
Rustam Mochtar, Prof, Dr, 1998, Sinopsi obstetric, Jakarta : EGC
3
Roesli, Utami. 2000. Mengenal ASI Ekslusif, Trubus Agriwidya, Jakarta.
Pertumbuhan Linear
Bentuk dari ukuran linear adalah ukuran yang berhubungan dengan
panjang. Contoh ukuran linear adalah panjang badan, lingkar dada, dan
lingkar kepala. Ukuran linear yang rendah biasanya menunjukkan keadaan
gizi yang kurang akibat kekurangan energi dan protein yang diderita waktu
lampau. Ukuran linear yang paling sering digunakan adalah tinggi atau
panjang badan.
http://dormatiorumapea.blogspot.co.id/2014/01/jenis-jenis-
pertumbuhan.html
4
8. Bagaimana jadwal vaksinasi BCG?
http://www.idai.or.id/artikel/klinik/imunisasi/jadwal-imunisasi-2017
5
10. BCG singkatan dari?
Bacille Calmette-Guerin.
(Sumber:https://www.cdc.gov/tb/publications/factsheets/prevention/bcg.ht
m).
6
leher, tanpa disertai nyeri tekan maupun demam, yang akan menghilang
dalam waktu 3-6 bulan.
http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/47295/Chapter%20
II.pdf?sequence=4
7
pertumbuhan maksimal diperoleh pada suasana aerob. Pembiakan kuman
dapat dilakukan dengan perbenihan Pai, perbenihan serum Loeffler atau
perbenihan agar darah. Pada perbenihan-perbenihan ini, strain mitis
bersifat hemolitik, sedangkan gravis dan intermedius tidak. Dibanding
dengan kuman lain yang tidak berspora, C. diphtheriae lebih tahan
terhadap pengaruh cahaya, pengeringan dan pembekuan. Namun, kuman
ini mudah dimatikan oleh desinfektan.
Ciri khas bakteri ini adalah pembengkakan tidak teratur pada salah
satu ujungnya, yang menghasilkan bentuk seperti ”gada”. Di dalam batang
tersebut (sering di dekat ujung) secara tidak beraturan tersebar granula-
granula yang dapat diwarnai dengan jelas dengan zat warna anilin (granula
metakromatik) yang menyebabkan batang tersebut berbentuk seperti
tasbih. Tiap korinebakteria pada sediaan yang diwarnai cenderung terletak
paralel atau membentuk sudut lancip satu sama lain. Percabangan jarang
ditemukan dalam biakan.
http://hmpd.fk.ub.ac.id/difteria/
8
molekul dapat terbagi menjadi 2 fragmen, yaitu fragmen A dan fragmen B.
Fragmen B tidak mempunyai aktivitas tersendiri, tetapi diperlukan untuk
pemindahan fragmen A ke dalam sel. Fragmen A menghambat
pemanjangan rantai polipeptida (jika ada NAD) dengan menghentikan
aktivitas faktor pemanjangan EF-2.
Faktor ini diperlukan untuk translokasi polipeptidil-RNA transfer
dari akseptor ke tempat donor pada ribosom eukariotik. Fragmen toksin A
menghentikan aktivitas EF-2 dengan mengkatalisis reaksi yang
menhasilkan nikotinamid bebas ditambah suatu kompleks adenosin
difosfat-ribosa-EF-2 yang tidak aktif. Diduga bahwa efek nekrotik dan
neurotoksik toksin difteria disebabkan oleh penghentian sintesis protein
yang mendadak
http://hmpd.fk.ub.ac.id/difteria/
9
3. Difteri laring : Difteri laring dapat berupa perpanjangan bentuk faring.
Gejala termasuk demam, suara serak, dan batuk menggonggong.
membran dapat menyebabkan obstruksi jalan napas, koma, dan
kematian.
4. Difteri kulit : Difteri kulit cukup umum di daerah tropis. Infeksi kulit
dapat terlihat oleh ruam atau ulkus dengan batas tepi dan membran
yang jelas. Situs lain keterlibatan termasuk selaput lendir dari
konjungtiva dan daerah vulvo-vagina, serta kanal auditori eksternal.
http://hmpd.fk.ub.ac.id/difteria/
10
(Sumber: Soedarmo, Sumarno S. Purwo, dkk. Infeksi Virus:Poliomyelitis.
2015. Dalam : Buku Ajar Infeksi dan Pediatri Tropis. Edisi Kedua.Badan
Penerbit IDAI. Jakarta).
http://eprints.unlam.ac.id/208/1/HULDANI%20-%20MYELITIS.pdf
11
26. Mengapa program pemerintah menganjurkan vaksin campak <9 bulan?
Indonesia telah berkomitmen untuk mencapai Eliminasi Campak
pada tahun 2020. Oleh karena itu, diperlukan upaya untuk meningkatkan
status kekebalan pada kelompok rentan dan meningkatkan kekebalan
masyarakat dengan melaksanakan Crash Program Campak di 183
Kabupaten/Kota di 28 provinsi yang merupakan daerah berisiko
tinggi campak.
Kegiatan ini merupakan pemberian imunisasi campak tambahan
kepada anak usia 9 sampai 59 bulan tanpa memperhatikan status imunisasi
campak sebelumnya. Dengan demikian, kekebalan masyarakat di daerah
tersebut akan meningkat sehingga dapat menurunkan kejadian penyakit
campak.
Imunisasi merupakan salah satu program kesehatan yang paling
efektif dalam pembangunan kesehatan, utamanya untuk mencegah
kesakitan, kecacatan, dan kematian yang disebabkan penyakit yg bisa
dicegah dengan imunisasi (PD3I).
http://www.depkes.go.id/article/view/16080600002/menkes-canangkan-
crash-program-campak-diintegrasikan-bulan-pemberian-kapsul-vitamin-a-
dan-obat-cacin.html#sthash.OSdhWnPb.dpuf
12
campak diberikan lagi pada saat masuk sekolah SD atau yang disebut
dengan program BIAS (Ranuh, 2008).
http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/20098/Chapter%20
II.pdf?sequence=4
13
IMT 1 8,5-25 menunjukkan berat badan yang ideal, bila IMT < 18,5
berarti berat badan kurang, IMT > 25 menunjukkan berat badan lebih
dan IMT >30 adalah obesitas.
2. Kesadaran. Kesadaran pasien dapat diperiksa secara inspeksi dengan
melihat reaksi pasien yang wajar terhadap stimulus visual, auditor
maupun taktil. Seorang yang sadar dapat tertidur, tapi segera terbangun
bila dirangsang. Bila perlu, tingkat kesadaran dapat diperiksa dengan
memberikan rangsang nyeri. Macam-macam tingkat kesadaran pasien :
a. Kompos mentis, yaitu sadar sepenuhnya, baik terhadap dirinya
maupun terhadap lingkungannya. Pasien dapat menjawab pertanyaan
pemeriksa dengan baik
b. Apatis, yaitu keadaan di mana pasien tampak segan dan acuh tak acuh
terhadap lingkungannya.
c. Delirium, yaitu penurunan kesadaran disertai kekacauan motorik dan
siklus tidur bangun yang terganggu. Pasien tampak gaduh gelisah,
kacau, disorientasi dan meronta-ronta.
d. Somnolen (letargia, obtundasi, hipersomnia), yaitu keadaan mengantuk
yang masih dapat pulih penuh bila dirangsang, tetapi bila rangsang
berhenti, pasien akan tertidur kembali.
e. Sopor (stupor), yaitu keadaan mengantuk yang dalam. Pasien niasih
dapat dibangunkan dengan rangsang yang kuat, misalnya rangsang
nyeri, tetapi pasien tidak terbangun sempurna dan tidak dapat
memberikan jawaban verbal yang baik.
f. Semi-koma (koma ringan), yaitu penurunan kesadaran yang tidak
memberikan respons terhadap ranging verbal, dan tidak dapat
dibangunkan sama sekali, tetapi refleks (kornea, pupil) masih baik.
Respons terhadap rangsang nyeri tidak adekuat.
g. Koma, yaitu penurunan kesadaran yang sangat dalam, tidak ada
gerakan spontan dan tidak ada respons terhadap rangsang nyeri
14
3. Tanda – tanda vital
a. Suhu tubuh. Suhu tubuh yang normal adalah 3 6"-3 7"C. Pada pagi
hari suhu mendekati 36°C, sedangkan pada sore hari mendekati 37°C.
Pengukuran suhu di rektum juga akan lebih tinggi 0,50-1°C,
dibandingkan suhu mulut dan suhu mulut 0,5"C lebih tinggi
dibandingkan suhu aksila.. Pada keadaan demam, suhu akan
meningkat, sehingga suhu dapat dianggap sebagai termostat keadaan
pasien
b. Tekanan darah
c. Nadi
d. Pernafasan
Dalam keadaan normal, frekuensi pemapasan adalah 16-24 kali per
menit: Bila frekuensi pernapasan kurang dari 16 kali permenit, disebut
bradipneu.sedangkan bila lebih dari 24 kali permenit, disebut takipneu.
Pernapasan yang dalam disebut hiperpneu, terdapat pada pasien
asidosis atau anoksia; sedangkan pernapasan yang dangkal disebut
hipopneu, terdapat pada gangguan susunan saraf pusat.
15
Karnofsky dan Lansky membagi status keadaan umum pasien menjadi
3 kategori yaitu
1. Skor 0 – 40 kategori buruk
2. Skor 50 – 70 kategori sedang
3. Skor 80 – 100 kategori baik
16
40 = tidak mampu merawat diri sendiri, tidak dapat bekerja lagi
30 = sakit berat, indikasi perawatan di rumah sakit
20 = sakit sangat berat
10 = sekarat
0 = mati
17
dirasakan keras seperti mendorong jari tangan pemeriksa disebut pulsus
magnus.
http://fadhilaalizza.blogspot.co.id/2016/07/pemeriksaan-denyut-nadi-dan-
frekuensi.html
18
- D’effort ekspirasi seperti pada asthma bronchiale
- Orthopnea, lebih nyaman bernapas pada posisi duduk.
o Ada 2 hal lain yang dihubungkan dengan fungsi
pernapasan adalah;
Pengamatan Cyanosis disekitar bibir, mulut dan dasar kuku
Clubbing of the fingers (seperti ujung pemukul genderang).
o Amati suara batuk yang kita dengar (produktif, kering,
whooping, pendek-pendek/dehem-dehem)
Palpasi
Palpasi pada dinding thorax menggunakan seluruh telapak tangan dan jari
kiri dan kanan dengan maksud meraba dan merasakan getaran dinding
dada sewaktu pasien mengucapkan kata “tujuh puluh tujuh…….”
berulang-ulang.Getaran yang dirasakan disebut: Vocal fremitus, perabaan
dilakukan diseluruh permukaan dada (kiri, kanan, depan dan belakang).
Umumnya pemeriksaan ini bersifat membandingkan bagian mana yang
lebih bergetar atau kurang bergetar. Pemadatan jaringan baru (Pneumonia,
keganasan) akan terasa lebih bergetar. Pleural effusion dan pneumo thorax
akan terasa kurang bergetar.
Perkusi
Perkusi dinding thorax, dengan cara mengetuk dengan jari tengah tangan
kanan pada jari tengah-tangan kiri yang ditempelkan dengan erat di
dinding dada dicelah intercosta (kecuali pemeriksa kidal tentu sebaliknya).
Ilmu ini meniru para pembuat anggur yang bisa memeriksa tong-tong
anggur yang mereka perkusi dan memastikan dimana batas permukaan
cairan anggur mereka karena memberikan getaran suara yang jelas
berbeda.
19
Pada praktek laboratorium dan bangsal, diminta berlatih baik sampai
trampil dengan cara yang benar. Penilaian suara yang ditimbulkan oleh
perkusi:
1. Sonor adalah suara perkusi jaringan paru yang normal.
2. Redup adalah suara perkusi jaringan yang lebih padat/konsolidasi paru-
paru seperti pneumonia.
3. Pekak adalah suara perkusi jaringan yang padat seperti pada;
o Adanya cairan di rongga pleura
o Perkusi daerah jantung
o Perkusi daerah hepar
4. Hipersonor/tympany adalah suara perkusi pada daerah yang lebih
berongga kosong seperti : daerah Caverne-caverne paru, penderita asthma
kronik terutama dengan bentuk dada barrel-chest akan terdengar seperti
ketukan benda-benda kosong, bergema. Perkusi dilakukan dengan cara
membandingkan kiri-kanan pada setiap daerah permukaan thorax.
Catatan:
1. Dengan perkusi juga bisa diperiksa tentang turunnya diafragma, sejak
akhir ekspirasi sampai inspirasi maksimal yang normalnya berkisar 3-5cm.
Rentang turunnya diafragma diperiksa di :
o Thorax bagian belakang
o Atas di batas paru-hepar/ICS-4 kanan
o Bila paru-paru collaps, maka diafragma sisi yang bersangkutan
tidak turun pada inspirasi maksimal
20
o Batas kiri jantung linea medio-clavicularis kiri (pada pasien dengan
dada lebar batas kiri jantung : 1 jari medial dari linea mid-clav
kiri).
Auskultasi
Auskultasi paru adalah mendengarkan suara pada dinding thorax dengan
menggunakn stetoskop, caranya : pasien diminta bernafas cukup dalam
dengan mulut terbuka dan letakan stetoskop secara sistematik dari atas
kebawah dengan membandingkan kiri-kanan.
21
Bila terdengar suara seperti tiupan pada mulut botol, disebut suara amforik
merupakan suara resonansi dari rongga-rongga Caverne yang ada dalam
paru-paru.
2. Suara ucapan (= vocal resonans)
o Penderita diminta mengucapkan “tujuh puluh tujuh…” berulang-
ulang setiap sesudah inspirasi secara berbisik dengan intonasi yang
sama kuat. Pemeriksa mendengarkan dengan stetoskop secara
sistematik di semua lapangan paru serta membandingkannya kiri
dan kanan.
o Suara normal, perlu mengenal atau membiasakan mendengar pada
orang sehat. Intensitas dan kualitas di kiri sama dengan kanan
o Brochoponi, suara terdengar jelas ucapannya dan lebih keras
dibandingkan daerah sisi lain. Umumnya, ini akibat dari adanya
proses pemadatan/konsolidasi paru.
o Pectoriloquy, suara terdengar “jauh” dan tidak jelas (= ngereyem).
Bisa terdapat pada effusion atau atelaktasis.
o Egophony, sura bergema seperti seorang yang hidungnya
tersumbat(= bindeng) dan terasa dekat. Suara semacam ini bisa
didapat pada pemadatan paru yang disertai caverne/berongga-
rongga besar.
o Tidak jarang ditemui pada sebuah paru sekaligus ada daerah
effusion, ada daerah konsolidasi, mempunyai caverne ada daerah
yang masih normal maka vocal resonansnya bercampur sesuai
distribusi kelainan parunya.
3. Suara tambahan
o Pada pernfasan normal tidak didapati suara tambahan. Suara
tambahan menun jukan ada kelainan. Macam-macam suara
tambahan :
o Rales, bunyi yang dihasilkan oleh exudat lengket saat saluran-
saluran halus pernfasan mengembang pada inspirasi :
22
o Rales halus, terdengar “meritik” halus pada akhir inspirasi jadi
pendek saja.
o Rales sedang, terdengar lebih kasar dan di tengah fase akhir
inspirasi.
o Rales kasar, terdengar lebih lama, yaitu pada seluruh fase
inspirasi
o Suara rales tidak hilang bila pasien disuruh batuk. Rales
seringkali ditemui pada peradangan jaringan paru (pneumonia
t.b.c).
o Ronchi, ciri khas ronchi adalah pada rendah dan sangat kasar
terdengar baik pada inspirasi maupun ekspirasi. Ciri lain ronchi
adalah akan hilang bila pasien disuruh batuk. Ronchi terjadi
akibat terkumpulnya cairan mucus dalam trachea atau
bronchus-bronchus besar (misalnya pada edema paru).
o Wheezing, adalah bunyi musical terdengar “ngiii….ik” atau
pendek ngiik. Yang bisa didapat pada fase inspirasi dan atau
ekspirasi, bahkan biasanya lebih jelas pada ekspirasi. Wheezing
terjadi karena adanya exsudat lengket tertiup aliran udara dan
bergetar nyaring.
23
pengukuran tersebut merupakan cara invasiv, menggunakan kateter arteri
pulmonal sehingga hanya sesuai digunakan untuk perawatan intensif tau
pasien badan tertentu.
2) Esofagus
Suhu esofagus dianggap suhu yang mendekati suhu inti karena
dekat dengan arteri yang membawa darah dari jantung ke otak, dan lebih
tidak invasive dibandingkan dengan pengukuran suhu arteri pulmonalis.
Namun suhu esofagus tidak sama sepanjang esophagus. Pada esofagus
bagian atas dipengaruhi udara trakeal sedankan bagian 1/3 bawah paralel
dengan suhu aliran daerah arteri pulmonalis.
3) Kandung kemih
Kandung kemih merupakan tempat lain yang digunakan untuk
pengukuran suhu tubuh, karena diasumsikan bahwa urin merupakan hasil
filtrasi darah yang ekuivalen dengan 20% curah jantung dan
merefleksikan suhu rata-rata aliran darah yang melalui ginjal pada satuan
waktu tertentu. Namun tingkat keakuratan pengukuran suhu sangat
tergantung dari jumlah urin yang keluar.
4) Rektal
Suhu rektal diangap sebagai baku emas dalam pengukuran suhu
karena bersifat praktis dan akurat dalam estimasi rutin suhu tubuh.
Namun demikian ditemukan beberapa kelemahan. Bezinger dkk
menyatakan pada rektum tidak ditemukan sistem termoregulasi. Suhu
rektal lebih tinggi dibandingkan tempat lain (arteri pulmonalis), hal ini
mungkin akibat aktivitas metabolik bakteri feses. Nilai suhu rektal
dipengaruhi oleh kedalaman insersi termometer, kondisi aliran darah, dan
ada atau tidaknya feses. Selain itu terapat risiko perforasi rektal dan
infeksi nosokomial.
24
5) Oral
Pengukuran oral lebih disukai karena kemudahan dalam teknik
penukurannya, demikian juga dengan responnya terhadap perubahan
suhu inti tubuh. Suhu sublingual cukup dapat diterima secara klinis
karena arteri utamanya merupakan cabang arteri karotid eksterna dan
mempunyai respon yang cepat terhadap perubahan suhu ini.
6) Aksila
Pengukuran suhu aksila relative mudah bagi pemeriksa, nyaman
bagi pasien, dan mempunyai risiko yang paling kecil untuk penyebaran
penyakit. Kelemahan pengukuran suhu aksila terletak pada
sensitivitasnya yang rendah dan mempunyai variasi suhu yan tinggi dan
sangat sipengaruhi suhu lingkungan.
7) Membran timpani
Secara teoritis membran timpani merupakan tempat yang ideal
untuk pengukuran suhu inti karena terdapat arteri yang berhubungan
dengan pusat termoregulasi. Termometer membran timpani saat ini
menggunakan metode infrared radiation emitted detectors (IRED).
Walaupun dari segi kenyaman cukup baik, pengukuran suhu membran
timpani hingga saat ini jarang dipergunakan karena variasi nilai suhu
yang berkorelasi denga suhu oral atau rektal cukup besar.
8) Kulit
Proses kehilangan panas melalui kulit dimungkinkan karena panas
diedarkan melalui pembuluh darah dan juga disuplai langsung ke fleksus
arteri kecil melalui anastomosis arteriovenosa yang mengandung banyak
otot. Kecepatan aliran dalam fleksus arteriovenosa yang cukup tinggi
menyebabkan konduksi panas dari inti tubuh ke kulit menjadi sangat
efisien. Dengan demikian, kulit merupakan radiator panas yang efektif
untuk keseimbangan suhu tubuh.
25
9) Vagina
Suhu tubuh basal adalah suhu terendah yang dicapai oleh tubuh
selama istirahat atau dalam keadaan istirahat (tidur). Pengukuran suhu
basal dilakukan pada pagi hari segera setelah bangun tidur dan sebelum
melakukan aktivitas lainnya.
Tujuan pencatatan suhu basal untuk mengetahui kapan terjadinya masa
subur atau ovulasi. Suhu basal tubuh diukur dengan alat yang berupa
termometer basal. Termometer basal ini dapat digunakan secara per
vagina, atau melalui dubur dan ditempatkan pada lokasi serta waktu yang
sama selama 5 menit. Suhu normal tubuh sekitar 35,5-36 derajat Celcius.
Pada waktu ovulasi, suhu akan turun terlebih dahulu dan naik menjadi
37-38 derajat kemudian tidak akan kembali pada suhu 35 derajat Celcius.
Pada saat itulah terjadi masa subur atau ovulasi.
(Sumber : Wahidiyat Iskandar, Pemeriksaan Fisis, Dalam buku Diagnosis
Fisis Pada Anak Edisi Ke-2. Jakarta, 2003. Halaman 18)
26
1. Reaksi normal
2. Reaksi berat
Kadang terjadi peradangan setempat yang agak berat atau abses yang lebih
dalam, kadang juga terjadi pembengkakan di kelenjar limfe pada
leher/ketiak, hal ini disebabkan kesalahan penyuntikan yang terlalu dalam
dan dosis yang terlalu tinggi.
27
seperti digigit nyamuk.Keberhasilan imunisasi BCG ini akan terlihat
paling lambat 3 bulan atau paling cepat 1 bulan setelah imunisasi.
http://infoimunisasi.com/news/bekas-suntikan-imunisasi-bcg-aman/
28
karena infeksi kehamilan seperti infeksi TORCH (toksoplasma, rubella,
sitomegalo virus, dan herpes), kelainan kromosom atau kelainan genetik.
Penyebab lainnya karena gangguan secara keseluruhan, pertumbuhan fisik
bayi kecil maka kepalanya juga kecil. Hal ini biasanya disebabkan karena
faktor genetik atau asupan gizi ibu ke bayi kurang.
Kelainan mikrosefali bisa mempengaruhi kemampuan otak bayi.
Kalau perkembangan otak nggak sempurna, maka kemampuan
berpengaruh pada kemampuan intelegensi, kemampuan motorik,
kemampuan emosi, sosial, dan sebagainya.
Bila ukuran lingkaran kepala si bayi lebih besar daripada 2 standar ukuran
normal dikatakan kelainan makrosefali.
https://klinikbayi.com/2016/03/17/10038/
29
42. Mengapa pemeriksaan anemis dilihat dari konjungtiva?
Karena pada anemia kekurangan eritrosit sehingga darah yang
harusnya dialirkan ke seluruh tubuh dengan cukup jadi tidak merata
sementara itu konjungtiva merupakan salah satu area sensitive yang
apabila tidak teraliri darah dengan sempurna akan tampak pucat sama
seperti halnya dengan sklera, bibir dan area kuku, sehingga selain
konjungtiva, bibir dan kuku juga tampak pucat.
(Sumber:http://anti-remed.blogspot.co.id/2013/04/skenario-1-tutorial-
blok-11.html)
30
terdengar bunyi. Bunyi abnormal tersebut disebabkan oleh getaran yang
terbentuk di struktur-struktur di sekitar aliran yang bergolak tersebut.
Penyebab tersering turbulensi adalah malfungsi katup, baik katup
stenotik atau insufisien.
Katup stenotik adalah katup yang kaku dan menyempit dan tidak
membuka secara sempurna. Darah harus dipaksa melewati lubang yang
menyempit dengan kecepatan yang sangat tinggi, sehingga terjadi
turbulensi yang menimbulkan suara siulan abnormal serupa dengan bunyi
yang dihasilkan sewaktu memaksa udara melewati bibir yang menyempit
untuk bersiul.
Katup insufisien adalah katup yang tidak dapat menutup sempurna,
biasanya karena tepi-tepi daun katup mengalami jarigan parut dan tidak
pas satu sama lain. Turbulensi terjadi sewaktu darah mengalir berbalik
arah melalui katup yang insufisien dan bertumbukan dengan darah
yangmengalir dalam arah berlawanan, menimbulkan murmur yang
berdesir atau berdeguk. Aliran balik darah demikian dikenal sebagai
regurgitasi. Biasanya katup jantung yang insufisiendisebut, katup bocor,
karena memungkinkan darah mengalir balik pada saat katup seharusnya
tertutup.
Suatu murmur yang terjadi antara bunyi jantung I dan II (lub-
murmur-dup, lub-murur-dup) mengisyaratkan murmur sistolik. Terdapat 2
macam murmur sistolik, yaitu :
31
Mid-diastolic : terdengar pada pertengahan fase diastolic.
Early diastolic : terdengar segera sesudah bunyi jantung II, timbul akibat
aliran balik pada katupaorta.
Pre-systolic : terdengar pada akhir fase distolik, tepat sebelum bunyi
jantung I.
32
Hubungan dengan pernafasan
Hubungan dengan posisi tubuh 1,2
Terlebih dahulu ditetapkan dengan tepat dalam fase mana bising
jantung itu terdengar
Price Sylvia, Wilson Lorraine. Patofisiologi Konsep Klilnis Proses-proses
Penyakit.
33
terdengar pada inspirasi awal dan bersifat kasar sedang. Ronki berbeda
dengan yang terdengar pada gagal ventrikel kiri yang terjadi di akhir siklus
pernapasan.
http://www.medicinesia.com/kedokteran-dasar/respirasi/bunyi-nafas/
48. Bagaimana perbedaan suara ronki basah kasar dengan suara lendir?
Apabila pasien batuk suara lendir akan menghilang, sedangkan
suara ronki tetap menetap apabila pasien batuk.
Rhonchi basah (moist rales). Timbul letupan gelembung dari aliran
udara yang lewat cairan. Bunyi di fase inspirasi.
ronkhi basah halus (suara timbul di bronchioli),
ronkhi basah sedang (bronchus sedang),
ronkhi basah kasar (suara berasal dari bronchus besar).
ronkhi basah meletup. Sifatnya musikal, khas pada infiltrat,
pneumonia, tuberculosis.
Krepitasi. Suara halus timbul karena terbukanya alveolus
secara mendadak, serentak terdengar di fase inspirasi.
(contoh: atelectase tekanan)
Suara gesekan (wrijfgeruisen, friction-rub). Ada gesekan
pleura dan gesek perikardial sebabnya adalah gesekan dua
permukaan yang kasar (mis: berfibrin)
http://fk.unsoed.ac.id/sites/default/files/img/modul%20labskill/modul%20
ganjil%20I/Ganjil%20I%20-%20Pemeriksaan%20Fisik%20paru.pdf
34
3. Buli-Buli ektopik
4. Divertikulum meckel
5. Hernia umbilikus
(Keadaan Bayi dan Balita di Indonesia sampai dengan Kelainan Darurat
bedah dan neonatus, 2008)
35
(muscle stretch reflex). Nama lain bagi refleks dalam ini ialah refleks
tendon, refleks periosteal, refleks miotatik dan refleks fisiologis.
Refleks superfisialis. Refleks ini timbul karena terangsangnya kulit
atau mukosa yang mengakibatkan berkontraksinya otot yang ada di
bawahnya atau di sekitarnya. Jadi bukan karena teregangnya otot seperti
pada refleks dalam. Salah satu contohnya adalah refleks dinding perut
superfisialis (refleks abdominal). Tingkat jawaban refleks Jawaban refleks
dapat dibagi atas beberapa tingkat yaitu : - (negatif) : tidak ada refleks
sama sekali - ± : kurang jawaban, jawaban lemah + : jawaban normal - ++
: jawaban berlebih, refleks meningkat.
http://med.unhas.ac.id/kedokteran/wp-content/uploads/2015/08/Manual-
CSl-IV-Sistem-Motorik-Refleks-Fisiologis-Patologis-Dan-Primitif.pdf
36
anus bermuara ke saluran genitalia, dan saluran air kencing dan feses pada
satu lubang
VAGINA Septum vagina Akibat gangguan fusi atau kanalisasi
kedua duktus muleri Pada persalinan dapat robek atau perlu diguntung dan
diikat bila berdarah Aplasia dan atresia vagina Duktus muler berfusi tapi
tidak membentuk kanal.teraba sebagai jaringan yang tebal saja.tidak ada
vagina, pada lubang masuk seperti cekungan saja.
Kista Vagina Sisa duktus muler Sisa duktus garner di anterolateral
vagina Pengobatan dengan pengangkatan UTERUS dan Tuba fallopii
Uterus: Uterus septus dan subseptus Dua uterus: Bikornis bikoli Bikornis
uni kollis Uterus arcuatus Uterus terdiri 2 bagian yang tidak simetris
Ovarium: Tidak ada ovarium Ovarium tambahan Sistim Genitalia dan
sistim Tr.Urogenitalis: Karena hubungan pertumbuhan dekat maka
kelainan dapat mengenai keduanya.Termasuk kloaka persisten, ekstrofi
kandung kencing, klitoris terbagi dua
http://veraditachristianadianhusada.blogspot.co.id/p/kelainan-
perineum.html
http://kalbemed.com/Portals/6/23_224Praktis-
Strategi%20Terapi%20Cairan%20pada%20Dehidrasi.pdf
37
menandakan infeksi yang harus segera diobati, yaitu infeksi karena
amuba atau bakteri shigella.
Pemeriksaan mikroskopik (hanya dapat dilihat melalui mikroskop:
leukosit, eritrosit, epitel, amilum, telur cacing dan amuba). Adanya
amuba menandakan adanya infeksi saluran cerna terhadap amuba
tersebut, dan adanya telur cacing menandakan harus diobatinya
pasien dari infeksi parasit tersebut.
Pemeriksaan kimia: untuk mengetahui adanya Darah Samar,
Urobilin, Urobilinogen, Bilirubin dalam feses / tinja.
(Sumber:http://siska-theanalyst.blogspot.co.id/2012/05/pemeriksaan-
feses.html).
38
57. Bagaimana cara kerja dari zinc?
Zinc mampu menghambat sekresi kalium yang bekerja pada
sistem cAMP di enterosit usus halus, sehingga meningkatkan absorpsi
natrium dan mengurangi sekresi klorida. Dalam patogenesis diare, terjadi
kerusakan sel epitel usus.Zink juga berperan dalam perbaikan sel epitel
usus.
Zinc berperan di dalam sintesa Dinukleosida Adenosin (DNA) dan
Ribonukleosida Adenosin (RNA), dan protein. Maka bila terjadi defisiensi
Zinc dapat menghambat pembelahan sel, pertumbuhan dan perbaikan
jaringan. Zinc umumnya ada di dalam otak, dimana zinc mengikat protein.
Kekurangan zinc akan berakibat fatal terutama pada pembentukan struktur
otak, fungsi otak dan mengganggu respon tingkah laku dan emosi.
Mekanisme kerja Zinc untuk terapi diare diduga mempengaruhi
system imun (pertahanan tubuh) spesifik humoral ataupun selular dan
mempengaruhi proses penyerapan intestinal dan/atau proses transport
sekretorik. Sleian itu Zinc juga memiliki efek penghambatan antimikroba,
seperti Salmonella thypi, Salmonella parathypi A, Shigella flexneri,
Shogella sonnei.
https://dokterindonesiaonline.com/tag/manfaat-dan-peranan-zinc-dalam-
penanganan-diare-pada-anak/
39