Anda di halaman 1dari 39

1. Sebutkan 9 pertanyaan untuk anamnesis demam?

1) Demam sejak kapan?


2) Bagaimana sifat demamnya? Terus menerus demam, atau naik
turun?
3) Waktu kapan paling tinggi demamnya? Pagi, siang atau malam?
4) Gejala lain yang menyertai?
5) Apakah dalam keluarga ada juga yang sedang demam?
6) Keadaan lingkungan dan tempat tinggal bagaimana? Apakah ada
ternak burung atau unggas?
7) Apakah pernah bepergian ke suatu tempat yang diketahui endemik
penyakit tertentu? Apakah pernah kontak dengan penderita
penyakit dengan gejala demam?
8) Riwayat penyakit sebelumnya?
9) Riwayat pengobatan yang pernah diterima?
http://www.ichrc.org/61-anak-dengan-demam

2. Bakteri apakah yang dapat membuat diare berbau amis?


Vibrio cholera dapat menyebabkan diare berbau amis (Widoyono, 2008)
Widoyono. 2008. Penyakit Tropis, Epidemiologi, Penularan, Pencegahan
dan Pemberantasannya. Jakarta : Erlangga.

3. Apakah yang menyebabkan bau asam pada pasien diare?


Anus dan sekitarnya lecet karena seringnya defekasi dan tinja menjadi
lebih asam akibat banyaknya asam laktat. (Wijayaningsih, 2013)
Kartika Sari Wijayaningsih. 2013. Standar Asuhan Keperawatan : Jakarta.
TIM.

4. Pertanyaan apa saja yang diajukan pada kehamilan tentang anak?


Manfaat untuk janin adalah memelihara kesehatan ibu sehingga
mengurangi persalinan prematur, BBLR, juga meningkatkan kesehatan
bayi sebagai titik awal kualitas suber daya manusia (Manuaba, 1999).

1
Manuaba., I.B.G., 1999. Memahami Kesehatan Reroduksi Wanita. Jakarta:
Penerbit Arcan.

Standar Minimal Pelayanan Antenatal


Menurut Saifuddin (2002) pelayanan antenatal mencakup banyak hal
namun dalam penerapan operasional dikenal standar minimal “7T” yang
terdiri dari :
1. Timbang berat badan
Selama kehamilan antara 0,3 – 0,5 kg per minggu. Bila dikaitkan
dengan umur kehamilan kenaikan berat badan selama hamil muda ± 1
kg, selanjutnya pada trimester II dan III masing – masing bertambah 5
kg. Pada akhir kehamilan pertambahan berat total adalah 9 – 12 kg.
Bila ada kenaikan berat badan yang berlebihan perlu dipikirkan kearah
adanya resiko seperti bengkak, kehamilan kembar, hidramnion, dan
anak besar (Depkes, 1997).
2. Ukur tekanan darah
Selama hamil tekanan darah dikatakan tinggi bila lebih dari 140/90
mmHg. Bila tekanan darah meningkat, yaitu sistolik 30 mmHg atau
lebih dan atau diastolik 15 mmHg atau lebih. Kelainan ini dapat
berlanjut menjadi preeklamsia dan eklamsia kalau tidak ditangani
dengan tepat (Depkes, 1997).
3. Ukur tinggi fundus uteri
Ukuran tinggi fundus uteri normal adalah sebagai berikut:
12 Minggu : Tinggi fundus uteri 1 – 2 jari diatas symphysis.
16 Minggu : Tinggi fundus uteri pertengahan antara symphysis–pusat.
20 Minggu : Tinggi fundus uteri 3 jari dibawah pusat.
24 Minggu : Tinggi fundus uteri setinggi pusat.
28 Minggu : Tinggi fundus uteri 3 jari diatas pusat.
32 Minggu : Tinggi fundus uteri pertengahan pusat-Proc.xyphoideus.
36 Minggu : Tinggi fundus uteri 3 jari dibawah Proc.xyphoideus.

2
40 Minggu : Tinggi fundus uteri pertengahan antara Proc.xyphoideus-
pusat (Mochtar, 1998).
Rustam Mochtar, Prof, Dr, 1998, Sinopsi obstetric, Jakarta : EGC

5. Apakah definisi ASI eksklusif?


Air Susu Ibu (ASI) adalah suatu emulsi lemak dalam larutan
protein, laktosa dan garam-garam anorganik yang di sekresi oleh kelenjar
mamae ibu, yang berguna sebagai makanan bagi bayinya (WHO, 2004).
ASI eksklusif adalah pemberian ASI tanpa makanan dan minuman
tambahan lain pada bayi berumur nol sampai enam bulan. Bahkan air putih
tidak diberikan dalam tahap ASI eksklusif ini (Depkes RI, 2004) ASI
eksklusif selama enam bulan pertama hidup bayi adalah yang terbaik.
Dengan demikian, ketentuan sebelumnya (bahwa ASI eksklusif itu cukup
empat bulan) sudah tidak berlaku lagi (WHO, 2001).

6. Apa nama proses pertama kali bayi diberikan ASI?


IMD (Inisiasi Menyusui Dini) adalah proses membiarkan bayi
dengan nalurinya sendiri menyusu dalam 1 jam pertama setelah lahir,
bersamaan dengan kontak kulit (skin to skin contact) antara kulit ibu
dengan kulit bayinya (Nurtjahjo dan Paramitia, 2008 dalam Sunansari,
2008).
Sunansari,2008. Persepsi Bidan tentang Pelaksanaan IMD di Puskesmas
Kecamatan Pasar Minggu Jakarta Selatan 2008 [Tesis]. Fakultas
Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, Depok.
Roesli (2008), tahapan yang biasanya dilakukan bayi pada saat
IMD adalah : 1. Istirahat sebentar dalam keadaan siaga untuk
menyesuaikan diri dengan lingkungannya. 2. Memasukkan tangan ke
mulut 3. Menghisap tangan dan mengeluarkan suara 4. Bergerak ke arah
payudara dengan aerola sebagai sasaran. 5. Menyentuh puting susu dengan
tangannya. 6. Menemukan puting susu. 7. Melekat pada puting susu. 8.
Menyusu untuk pertama kalinya.

3
Roesli, Utami. 2000. Mengenal ASI Ekslusif, Trubus Agriwidya, Jakarta.

7. Bagaimana klasifikasi pertumbuhan dan berikan contohnya?


Pada dasarnya jenis pertumbuhan dapat dibagi dua yaitu
pertumbuhan yang bersifat linier dan pertumbuhan masa jaringan. Dari
sudut pandang antropometri, kedua jenis pertumbuhan ini mempunyai arti
yang berbeda. Pertumbuhan linier menggambarkan status gizi yang
dihubungkan pada saat lampau dan pertumbuhan massa jaringan
menggambarkan status gizi yang dihubungkan pada saat sekarang atau
saat pengukuran.

Pertumbuhan Linear
Bentuk dari ukuran linear adalah ukuran yang berhubungan dengan
panjang. Contoh ukuran linear adalah panjang badan, lingkar dada, dan
lingkar kepala. Ukuran linear yang rendah biasanya menunjukkan keadaan
gizi yang kurang akibat kekurangan energi dan protein yang diderita waktu
lampau. Ukuran linear yang paling sering digunakan adalah tinggi atau
panjang badan.

Pertumbuhan Massa Jaringan


Bentuk dan ukuran massa jaringan adalah massa tubuh. Contoh
ukuran masa jaringan adalah berat badan, lingkar lengan atas (LLA), dan
tebal lemak bawah kulit. Apabila ukuran ini rendah atau kecil,
menunjukkan keadaan gizi kurang akibat kekurangan energi dan protein
yang didertia pada waktu pengukuran dilakukan. Ukuran massa jaringan
yang paling sering digunakan adalah berat badan.

http://dormatiorumapea.blogspot.co.id/2014/01/jenis-jenis-
pertumbuhan.html

4
8. Bagaimana jadwal vaksinasi BCG?

http://www.idai.or.id/artikel/klinik/imunisasi/jadwal-imunisasi-2017

9. Bagaimana bila vaksinasi BCG lewat dari jadwal?


Bila vaksin ini diberikan saat bayi berusia lebih dari 3 bulan, maka
perlu dilakukan uji tuberkulin terlebih dahulu. Namun, jika uji tuberkulin
tidak memungkinkan untuk dilakukan, maka vaksin BCG tetap dapat
diberikan, tetapi anak harus diobeservasi selama 7 hari. Jika selama
observasi mucul reaksi lokal yang cepat di tempat suntikan, maka anak
perlu diperiksa lebih lanjut untuk melihat apakah terdapat infeksi
tuberkulosis atau tidak.
(Sumber: http://m.medicastore.com/index.php?mod=gejala&id=3502).

5
10. BCG singkatan dari?
Bacille Calmette-Guerin.
(Sumber:https://www.cdc.gov/tb/publications/factsheets/prevention/bcg.ht
m).

11. DPT singkatan dari?


DPT adalah singkatan dari difteri, pertusis, dan tetanus.
http://www.alodokter.com/imunisasi-dpt-manfaat-dan-efek-sampingnya

12. Bagaimana cara penyuntikan vaksin BCG?


Disuntikkan secara intrakutan di daerah lengan kanan atas (insertio
musculus deltoideus), dengan menggunakan ADS 0,05 ml)
http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/47295/Chapter%20
II.pdf?sequence=4

13. Bagaimana dosis vaksin BCG?


Sebelum disuntikkan vaksin BCG harus dilarutkan terlebih dahulu.
Melarutkan dengan menggunakan alat suntik steril (ADS 5 ml). Dosis
pemberian 0,05 ml, sebanyak 1 kali. Dosis : bayi < 1th (0,05 cc), > 1 th
(0,1 cc).
http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/47295/Chapter%20
II.pdf?sequence=4

14. Bagaimana reaksi dari vaksin BCG?


Reaksi lokal : 1-2 minggu setelah penyuntikan, pada tempat
penyuntikan timbul kemerahan dan benjolan kecil yang teraba keras.
Kemudian benjolan ini berubah menjadi pustula (gelembung berisi nanah),
lalu pecah dan membentuk luka terbuka (ulkus). Luka ini akhirnya sembuh
secara spontan dalam waktu 8-12 minggu dengan meninggalkan jaringan
parut. Reaksi regional : pembesaran kelenjar getah bening ketiak atau

6
leher, tanpa disertai nyeri tekan maupun demam, yang akan menghilang
dalam waktu 3-6 bulan.
http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/47295/Chapter%20
II.pdf?sequence=4

15. Bagaimana cara penyuntikan vaksin DPT?


Diberikan secara intramuskular, anterolateral paha M. Deltoid
http://bidan.fk.ub.ac.id/wp-content/uploads/2013/08/IMUNISASI-
DASAR.pdf

16. Bagaimana dosis vaksin DPT?


Sebelum digunakan vaksin harus dikocok terlebih dahulu agar suspensi
menjadi homogen kemudian disuntikkan secara intramuskuler dengan
dosis pemberian 0,5 ml sebanyak 3 dosis. Dosis pertama diberikan pada
umur 2 bulan, dosis selanjutnya diberikan dengan interval paling cepat 4
minggu (1 bulan).
http://bidan.fk.ub.ac.id/wp-content/uploads/2013/08/IMUNISASI-
DASAR.pdf

17. Bagaimana efek dari vaksin DPT?


Efek samping : bengkak, nyeri, kemerahan, demam > 38,5 derajat Celcius,
diare dan muntah. Penanganan : tetap berikan Asi, bekas suntikan
dikompres air dingin, pamol 15 mg/kgbb tiap 3-4 jam jika perlu tau dosis
maksimal 6x dlam 24 jam.
http://bidan.fk.ub.ac.id/wp-content/uploads/2013/08/IMUNISASI-
DASAR.pdf

18. Bagaimana sifat kuman difteri?


Corynebacteria berdiameter 0,5 – 1 μm dan panjangnya beberapa
mikrometer, tidak berspora, tidak bergerak, termasuk Gram positif, dan
tidak tahan asam. C. diphtheriae bersifat anaerob fakultatif, namun

7
pertumbuhan maksimal diperoleh pada suasana aerob. Pembiakan kuman
dapat dilakukan dengan perbenihan Pai, perbenihan serum Loeffler atau
perbenihan agar darah. Pada perbenihan-perbenihan ini, strain mitis
bersifat hemolitik, sedangkan gravis dan intermedius tidak. Dibanding
dengan kuman lain yang tidak berspora, C. diphtheriae lebih tahan
terhadap pengaruh cahaya, pengeringan dan pembekuan. Namun, kuman
ini mudah dimatikan oleh desinfektan.
Ciri khas bakteri ini adalah pembengkakan tidak teratur pada salah
satu ujungnya, yang menghasilkan bentuk seperti ”gada”. Di dalam batang
tersebut (sering di dekat ujung) secara tidak beraturan tersebar granula-
granula yang dapat diwarnai dengan jelas dengan zat warna anilin (granula
metakromatik) yang menyebabkan batang tersebut berbentuk seperti
tasbih. Tiap korinebakteria pada sediaan yang diwarnai cenderung terletak
paralel atau membentuk sudut lancip satu sama lain. Percabangan jarang
ditemukan dalam biakan.
http://hmpd.fk.ub.ac.id/difteria/

19. Bagaimana timbulnya gejala klinis akibat kuman difteri?


Di alam, Corynebacterium diphtheriae terdapat dalam saluran
pernapasan, dalam luka-luka, pada kulit orang yang terinfeksi, atau orang
normal yang membawa bakteri. Bakteri disebarkan melalui droplet atau
kontak dengan individu yang peka. Bakteri kemudian tumbuh pada selaput
mukosa atau kulit yang lecet, dan bakteri mulai menghasilkan toksin.
Pembentukan toksin ini secara in vitro terutama bergantung pada kadar
besi. Pembentukan toksin optimal pada kadar besi 0,14 μg/ml perbenihan
tetapi benar-benar tertekan pada 0,5 μg/ml. Faktor lain yang
mempengaruhi timbulnya toksin in vitro adalah tekanan osmotik, kadar
asam amino, pH, dan tersedianya sumber-sumber karbon dan nitrogen
yang cocok.
Toksin difteri adalah polipeptoda tidak tahan panas (BM 62.000)
yang dapat mematikan pada dosis 0,1 μg/kg. Bila ikatan disulfida dipecah,

8
molekul dapat terbagi menjadi 2 fragmen, yaitu fragmen A dan fragmen B.
Fragmen B tidak mempunyai aktivitas tersendiri, tetapi diperlukan untuk
pemindahan fragmen A ke dalam sel. Fragmen A menghambat
pemanjangan rantai polipeptida (jika ada NAD) dengan menghentikan
aktivitas faktor pemanjangan EF-2.
Faktor ini diperlukan untuk translokasi polipeptidil-RNA transfer
dari akseptor ke tempat donor pada ribosom eukariotik. Fragmen toksin A
menghentikan aktivitas EF-2 dengan mengkatalisis reaksi yang
menhasilkan nikotinamid bebas ditambah suatu kompleks adenosin
difosfat-ribosa-EF-2 yang tidak aktif. Diduga bahwa efek nekrotik dan
neurotoksik toksin difteria disebabkan oleh penghentian sintesis protein
yang mendadak
http://hmpd.fk.ub.ac.id/difteria/

20. Berdasarkan lokasi, kuman difteri ada dimana saja?


Masa inkubasi difteri adalah 2-5 hari (jangkauan, 1-10 hari). Untuk
tujuan klinis, akan lebih mudah untuk mengklasifikasikan difteri menjadi
beberapa manifestasi, tergantung pada tempat penyakit.
1. Anterior nasal difteri : Biasanya ditandai dengan keluarnya cairan
hidung mukopurulen (berisi baik lendir dan nanah) yang mungkin
darah menjadi kebiruan. Penyakit ini cukup ringan karena penyerapan
sistemik toksin di lokasi ini, dan dapat diakhiri dengan cepat oleh
antitoksin dan terapi antibiotik.
2. Pharyngeal dan difteri tonsillar : Tempat yang paling umum adalah
infeksi faring dan tonsil. Awal gejala termasuk malaise, sakit
tenggorokan, anoreksia, dan demam yang tidak terlalu tinggi. Pasien
bisa sembuh jika toksin diserap. Komplikasi jika pucat, denyut nadi
cepat, pingsan, koma, dan mungkin mati dalam jangka waktu 6 sampai
10 hari. Pasien dengan penyakit yang parah dapat ditandai terjadinya
edema pada daerah submandibular dan leher anterior bersama dengan
limfadenopati.

9
3. Difteri laring : Difteri laring dapat berupa perpanjangan bentuk faring.
Gejala termasuk demam, suara serak, dan batuk menggonggong.
membran dapat menyebabkan obstruksi jalan napas, koma, dan
kematian.
4. Difteri kulit : Difteri kulit cukup umum di daerah tropis. Infeksi kulit
dapat terlihat oleh ruam atau ulkus dengan batas tepi dan membran
yang jelas. Situs lain keterlibatan termasuk selaput lendir dari
konjungtiva dan daerah vulvo-vagina, serta kanal auditori eksternal.
http://hmpd.fk.ub.ac.id/difteria/

21. Apa nama lain pertusis?


Nama lain tussis quinta, wooping cough, batuk rejan, batuk 100 hari.
http://mediskus.com/penyakit/batuk-rejan-pertusis-atau-batuk-100-hari

22. Apakah kuman yang menyebabkan pertusis?


Bordetella pertussis.
http://www.alodokter.com/batuk-rejan

23. Dapat menyebabkan penyakit apakah kuman polio?


Poliomyelitis
http://www.chp.gov.hk/files/pdf/poliomyelitis_bahasa_indonesia.pdf

24. Sebutkan jenis-jenis kuman polio?


Poliomielitis disebabkan oleh infeksi virus dari genus enterovirus
yang dikenal sebagai Virus Polio, Virus Polio adalah RNA virus ultra
microscopic dengan ukuran 27 mikro, termasuk Enterovirus, dalam famili
Piconaviridae, terbagi dalam 5 genera, diantaranya yang patogenik pada
manusia adalah Enterovirus, Hepatovirus dan Rhinovirus. Enterovirus
terbagi dalam 71 species, yaitu berbagai virus Polio, virus Coxsackie,
virus ECHO dan Enterovirus 68-71.

10
(Sumber: Soedarmo, Sumarno S. Purwo, dkk. Infeksi Virus:Poliomyelitis.
2015. Dalam : Buku Ajar Infeksi dan Pediatri Tropis. Edisi Kedua.Badan
Penerbit IDAI. Jakarta).

25. Bagaimana patofisiologi terjadinya penyakit polio?


Virus polio masuk melalui mulut dan hidung, berkembang biak di
dalam tenggorokkan dan saluran pencernaan, diserap dan disebarkan
melalui sistem pembuluh darah dan getah bening. Virus ini dapat
memasuki aliran darah dan dan mengalir ke sistem saraf pusat
menyebabkan melemahnya otot dan kadang kelumpuhan (paralisis).
Virus hanya menyerang sel-sel dan daerah susunan syaraf tertentu.
Tidak semua neuron yang terkena mengalami kerusakan yang sama dan
bila ringan sekali dapat terjadi penyembuhan fungsi neuron dalam 3-4
minggu sesudah timbul gejala. Daerah yang biasanya terkena poliomyelitis
ialah medula spinalis terutama kornu anterior, batang otak pada nucleus
vestibularis dan inti-inti saraf kranial serta formasio retikularis yang
mengandung pusat vital, serebelum terutama inti-inti vermis, otak tengah
“midbrain” terutama gray matter substansi nigra dan kadang-kadang
nukleus rubra.

http://eprints.unlam.ac.id/208/1/HULDANI%20-%20MYELITIS.pdf

11
26. Mengapa program pemerintah menganjurkan vaksin campak <9 bulan?
Indonesia telah berkomitmen untuk mencapai Eliminasi Campak
pada tahun 2020. Oleh karena itu, diperlukan upaya untuk meningkatkan
status kekebalan pada kelompok rentan dan meningkatkan kekebalan
masyarakat dengan melaksanakan Crash Program Campak di 183
Kabupaten/Kota di 28 provinsi yang merupakan daerah berisiko
tinggi campak.
Kegiatan ini merupakan pemberian imunisasi campak tambahan
kepada anak usia 9 sampai 59 bulan tanpa memperhatikan status imunisasi
campak sebelumnya. Dengan demikian, kekebalan masyarakat di daerah
tersebut akan meningkat sehingga dapat menurunkan kejadian penyakit
campak.
Imunisasi merupakan salah satu program kesehatan yang paling
efektif dalam pembangunan kesehatan, utamanya untuk mencegah
kesakitan, kecacatan, dan kematian yang disebabkan penyakit yg bisa
dicegah dengan imunisasi (PD3I).

http://www.depkes.go.id/article/view/16080600002/menkes-canangkan-
crash-program-campak-diintegrasikan-bulan-pemberian-kapsul-vitamin-a-
dan-obat-cacin.html#sthash.OSdhWnPb.dpuf

27. Bagaimana cara penyuntikan imunisasi campak?


Di Indonesia, digunakan vaksin campak yang dilemahkan yaitu
TCID50 sebanyak 0,5 ml, untuk vaksin hidup pemberian dengan 20
TCID50 mungkin sudah dapat memberikan hasil yang baik. Vaksin
campak diberikan pada bayi umur sembilan bulan secara subkutan
walaupun demikian dapat diberikan secara intramuskular. Daya proteksi
vaksin campak diukur dengan berbagai berbagai macam cara, salah satu
indikator pengaruh vaksin terhadap proteksi adalah penurunan angka
kejadian kasus campak sesudah pelaksanaan program imunisasi. Imunisasi

12
campak diberikan lagi pada saat masuk sekolah SD atau yang disebut
dengan program BIAS (Ranuh, 2008).

http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/20098/Chapter%20
II.pdf?sequence=4

28. Mengapa vaksin hepatitis B tidak dilakukan di bokong?


Jangan memberikan vaksinasi didaerah bokong atau pantat
(gluteal), yang banyak jaringan lemaknya daripada massa ototnya, karena
dijaringan lemak tidak banyak mengandung pembuluh darah kapiler untuk
mengabsorbsi vaksin yang disuntikkan didaerah tersebut, akibatnya vaksin
akan lama tertimbun disana dan ini mudah menyebabkan terjadinya abses
setelah vaksinasi, dan menyebabkan terjadinya KIPI pasca vaksinasi. Atau
bisa juga terjadi vaksin yang disuntikkan didaerah pantat ini menjadi
kurang efektif, karena absorbsi lambat dan sebagian besar akan di non
aktifkan oleh enzim dari jaringan lemak tadi.
http://selukbelukvaksin.com/vaksinasi-di-lengan-atau-paha-mana-yang-
lebih-baik/

29. Apa yang dinilai dari keadaan umum?


Keadaan umum pasien dapat dibagi atas ringan, sedang, dan berat.
Keadaan umum pasien seringkali dapat menilai apakah keadaan pasien
dalam keadaan darurat medik atau tidak. Hal-hal yang harus diperhatikan
dalam menentukan kondisi umum pasien adalah :
1. Status keadaan gizi dan habitus. Pasien dengan berat badan dan bentuk
badan yang ideal disebut memiliki habitus atletikus; pasien yang kurus
memiliki habitus astenikus; dan pasien yang gemuk memiliki habitus
piknikus. Keadaan gizi pasien juga harus dinilai, apakah kurang, cukup
atau berlebih. Dengan menilai berat badan dan tinggi badari, maka
dapat diukur indeks
Massa Tubuh (IMT) = berat badan (kg)
( tinggi badan (cm) ) 2

13
IMT 1 8,5-25 menunjukkan berat badan yang ideal, bila IMT < 18,5
berarti berat badan kurang, IMT > 25 menunjukkan berat badan lebih
dan IMT >30 adalah obesitas.
2. Kesadaran. Kesadaran pasien dapat diperiksa secara inspeksi dengan
melihat reaksi pasien yang wajar terhadap stimulus visual, auditor
maupun taktil. Seorang yang sadar dapat tertidur, tapi segera terbangun
bila dirangsang. Bila perlu, tingkat kesadaran dapat diperiksa dengan
memberikan rangsang nyeri. Macam-macam tingkat kesadaran pasien :
a. Kompos mentis, yaitu sadar sepenuhnya, baik terhadap dirinya
maupun terhadap lingkungannya. Pasien dapat menjawab pertanyaan
pemeriksa dengan baik
b. Apatis, yaitu keadaan di mana pasien tampak segan dan acuh tak acuh
terhadap lingkungannya.
c. Delirium, yaitu penurunan kesadaran disertai kekacauan motorik dan
siklus tidur bangun yang terganggu. Pasien tampak gaduh gelisah,
kacau, disorientasi dan meronta-ronta.
d. Somnolen (letargia, obtundasi, hipersomnia), yaitu keadaan mengantuk
yang masih dapat pulih penuh bila dirangsang, tetapi bila rangsang
berhenti, pasien akan tertidur kembali.
e. Sopor (stupor), yaitu keadaan mengantuk yang dalam. Pasien niasih
dapat dibangunkan dengan rangsang yang kuat, misalnya rangsang
nyeri, tetapi pasien tidak terbangun sempurna dan tidak dapat
memberikan jawaban verbal yang baik.
f. Semi-koma (koma ringan), yaitu penurunan kesadaran yang tidak
memberikan respons terhadap ranging verbal, dan tidak dapat
dibangunkan sama sekali, tetapi refleks (kornea, pupil) masih baik.
Respons terhadap rangsang nyeri tidak adekuat.
g. Koma, yaitu penurunan kesadaran yang sangat dalam, tidak ada
gerakan spontan dan tidak ada respons terhadap rangsang nyeri

14
3. Tanda – tanda vital
a. Suhu tubuh. Suhu tubuh yang normal adalah 3 6"-3 7"C. Pada pagi
hari suhu mendekati 36°C, sedangkan pada sore hari mendekati 37°C.
Pengukuran suhu di rektum juga akan lebih tinggi 0,50-1°C,
dibandingkan suhu mulut dan suhu mulut 0,5"C lebih tinggi
dibandingkan suhu aksila.. Pada keadaan demam, suhu akan
meningkat, sehingga suhu dapat dianggap sebagai termostat keadaan
pasien
b. Tekanan darah

c. Nadi

d. Pernafasan
Dalam keadaan normal, frekuensi pemapasan adalah 16-24 kali per
menit: Bila frekuensi pernapasan kurang dari 16 kali permenit, disebut
bradipneu.sedangkan bila lebih dari 24 kali permenit, disebut takipneu.
Pernapasan yang dalam disebut hiperpneu, terdapat pada pasien
asidosis atau anoksia; sedangkan pernapasan yang dangkal disebut
hipopneu, terdapat pada gangguan susunan saraf pusat.

15
Karnofsky dan Lansky membagi status keadaan umum pasien menjadi
3 kategori yaitu
1. Skor 0 – 40 kategori buruk
2. Skor 50 – 70 kategori sedang
3. Skor 80 – 100 kategori baik

Penilaian skor tersebut berupa :


100 = normal, tidak ada keluhan, tidak ada penyakit
90 = mampu aktivitas normal, tanda-tanda minimal penyakit
80 = aktivitas normal dengan sedikit kesukaran, beberapa tanda penyakit
70 = mampu menjalankan keperluan sendiri, tidak mampu menjalankan
pekerjaan
60 = mampu menjalankan sebagian besar keperluan sendiri, selalu
memerlukan bantuan
50 = memerlukan bantuan cukup banyak, juga pertolongan medis

16
40 = tidak mampu merawat diri sendiri, tidak dapat bekerja lagi
30 = sakit berat, indikasi perawatan di rumah sakit
20 = sakit sangat berat
10 = sekarat
0 = mati

30. Kesadaran komposmentis merupakan penilaian berdasarkan apa?


Hasil pemeriksaan tingkat kesadaran berdasarkan GCS disajikan
dalam simbol E-V-M dan selanjutnya nilai GCS tersebut dijumlahkan.
Nilai GCS yang tertinggi atau GCS normal adalah 15 yaitu E4V5M6 ,
sedangkan yang terendah adalah 3 yaitu E1V1M1. Berikut beberapa
penilaian GCS dan interpretasinya terhadap tingkat kesadaran :
Nilai GCS (15-14) : Composmentis
http://mediskus.com/dasar/penilaian-tingkat-kesadaran-berdasarkan-nilai-
gcs

31. Apakah yang dinilai dari nadi?


Pada pemeriksaan denyut nadi yang dinilai adalah :
1. Frekuensi
Frekuensi nadi orang dewasa normal adalah 60-100 kali/menit.
Denyut nadi yang lambat (di bawah 60 kali/menit) disebut bradikardia
sedangkan denyut nadi yang cepat (di atas 100 kali/menit) disebut
takikardia.
2. Irama
Dinilai irama nadi apakah reguler atau ireguler. Bila teraba denyut
yang ireguler, lakukan konfirmasi dengan cara mendengar suara jantung
pasien.
3. Volume
Dinilai apakah isi nadi cukup, kurang atau berlebihan. Bila denyut
nadi dirasakan lemah disebut pulsus parvus, sebaliknya bila denyut nadi

17
dirasakan keras seperti mendorong jari tangan pemeriksa disebut pulsus
magnus.
http://fadhilaalizza.blogspot.co.id/2016/07/pemeriksaan-denyut-nadi-dan-
frekuensi.html

32. Apakah definisi pernafasan? Apa saja jenis pernafasan?


Secara berurutan pemeriksaan thorax harus meliputi; inspeksi, palpasi,
perkusi dan auskultasi.
o Inspeksi
1. Diamati bentuk thorax, apakah biasa/normal ataukah ada
kelainan bentuk seperti;
o Kifosis, Iordosis, scoliosis gibbus (kiposis yang ekstrim).
o Bentuk dada burung (pigeon chest)-sternum menonjol
o Bentuk dada tukang sepatu/cekung (funnel chest)
o Barrel chest (besar-mengembung muka-belakang)
2. Diamati pernapasan pasien seperti:
o Terdengar stridor inspirasi/ekspirasi
Menghitung frekuensi pernapasan, yang normalnya 16-
24x/menit dan juga ada perbandingan frekuensi napas,
dengan HR yang kira-kira 1 : 4. Napas lebih dari 24x/menit
disebut Tachypnea. Bila kurang dari 16 disebut Bradipnea.
Catat pola/irama pernapasannya. Teratur, periodic ceynes
stokes, periodic biot, Kussmaul ( cepat-dalam),
Hiperventilasi (hanya dalam) atau irama satu-satu pada
pasien sebelum meninggal.
o Amati ada tidaknya Dyspnea (setiap ketidaknyamanan
bernapas dalam bentuk apapun);
- Tanda-tanda retraksi intercostals
- Tanda-tanda retraksi supra sterna
- Pernapasan cuping hidung
- D’effort inspirasi seperti pada disteria.

18
- D’effort ekspirasi seperti pada asthma bronchiale
- Orthopnea, lebih nyaman bernapas pada posisi duduk.
o Ada 2 hal lain yang dihubungkan dengan fungsi
pernapasan adalah;
Pengamatan Cyanosis disekitar bibir, mulut dan dasar kuku
Clubbing of the fingers (seperti ujung pemukul genderang).
o Amati suara batuk yang kita dengar (produktif, kering,
whooping, pendek-pendek/dehem-dehem)

Palpasi
Palpasi pada dinding thorax menggunakan seluruh telapak tangan dan jari
kiri dan kanan dengan maksud meraba dan merasakan getaran dinding
dada sewaktu pasien mengucapkan kata “tujuh puluh tujuh…….”
berulang-ulang.Getaran yang dirasakan disebut: Vocal fremitus, perabaan
dilakukan diseluruh permukaan dada (kiri, kanan, depan dan belakang).
Umumnya pemeriksaan ini bersifat membandingkan bagian mana yang
lebih bergetar atau kurang bergetar. Pemadatan jaringan baru (Pneumonia,
keganasan) akan terasa lebih bergetar. Pleural effusion dan pneumo thorax
akan terasa kurang bergetar.

Perkusi
Perkusi dinding thorax, dengan cara mengetuk dengan jari tengah tangan
kanan pada jari tengah-tangan kiri yang ditempelkan dengan erat di
dinding dada dicelah intercosta (kecuali pemeriksa kidal tentu sebaliknya).
Ilmu ini meniru para pembuat anggur yang bisa memeriksa tong-tong
anggur yang mereka perkusi dan memastikan dimana batas permukaan
cairan anggur mereka karena memberikan getaran suara yang jelas
berbeda.

19
Pada praktek laboratorium dan bangsal, diminta berlatih baik sampai
trampil dengan cara yang benar. Penilaian suara yang ditimbulkan oleh
perkusi:
1. Sonor adalah suara perkusi jaringan paru yang normal.
2. Redup adalah suara perkusi jaringan yang lebih padat/konsolidasi paru-
paru seperti pneumonia.
3. Pekak adalah suara perkusi jaringan yang padat seperti pada;
o Adanya cairan di rongga pleura
o Perkusi daerah jantung
o Perkusi daerah hepar
4. Hipersonor/tympany adalah suara perkusi pada daerah yang lebih
berongga kosong seperti : daerah Caverne-caverne paru, penderita asthma
kronik terutama dengan bentuk dada barrel-chest akan terdengar seperti
ketukan benda-benda kosong, bergema. Perkusi dilakukan dengan cara
membandingkan kiri-kanan pada setiap daerah permukaan thorax.

Catatan:
1. Dengan perkusi juga bisa diperiksa tentang turunnya diafragma, sejak
akhir ekspirasi sampai inspirasi maksimal yang normalnya berkisar 3-5cm.
Rentang turunnya diafragma diperiksa di :
o Thorax bagian belakang
o Atas di batas paru-hepar/ICS-4 kanan
o Bila paru-paru collaps, maka diafragma sisi yang bersangkutan
tidak turun pada inspirasi maksimal

2. Dengan perkusi thorax-depan, sekaligus menilai batas-batas jantung


(perkusi di atas jantung terdengar pekak). Pada keadaan normal :
o Batas atas jantung ICS 2-3
o Batas kanan jantung linea sternalis kanan

20
o Batas kiri jantung linea medio-clavicularis kiri (pada pasien dengan
dada lebar batas kiri jantung : 1 jari medial dari linea mid-clav
kiri).
Auskultasi
Auskultasi paru adalah mendengarkan suara pada dinding thorax dengan
menggunakn stetoskop, caranya : pasien diminta bernafas cukup dalam
dengan mulut terbuka dan letakan stetoskop secara sistematik dari atas
kebawah dengan membandingkan kiri-kanan.

(Mark. H. Swart.1995.Buku Ajar Diagnostik Fisik.Jakarta:EGC)

33. Apakah tipe suara nafas?


Ada 3 suara yang di dengar pada pemeriksaan auskultasi :
1. Suara nafas :
o Vesicular, suara nafas vesicular terdengar di semua lapangan paru
yang normal. Barsifat halus, nada rendah, inspirasi lebih panjang
dari ekspirasi.
o broncho-vesicular, suara nafas broncho-vesicular terdengar di
daerah percabangan broncus dan trache. Jadi sekitar sternum dan
region interscapular, nadanya sedang lebih kasar di bandingkan
vesicular, inspirasi sama panjang dengan ekspirasi.
o bronchial, suara nafas bronchial terdengar di daerah trachea (leher)
dan supra sternal notch. Bersifat kasar, nada tinggi/inspirasi lebih
pendek di bandingkan dengan ekspirasi.
Catatan :
bila didapat suara broncho-vesicular atau bronchial dilapangan paru (yang
semestinya vesicular), tentu merupakan suatu kelainan bila tidak terdengar
suara sama sekali, hal ini bisa karna paru-parunya colaps/atelektasis atau
pleural effusion yang banyak jumlahnya. Jumlah cairan pleura yang tidak
banyak bisa menimbulkan suara vesicular yang melemah.

21
Bila terdengar suara seperti tiupan pada mulut botol, disebut suara amforik
merupakan suara resonansi dari rongga-rongga Caverne yang ada dalam
paru-paru.
2. Suara ucapan (= vocal resonans)
o Penderita diminta mengucapkan “tujuh puluh tujuh…” berulang-
ulang setiap sesudah inspirasi secara berbisik dengan intonasi yang
sama kuat. Pemeriksa mendengarkan dengan stetoskop secara
sistematik di semua lapangan paru serta membandingkannya kiri
dan kanan.
o Suara normal, perlu mengenal atau membiasakan mendengar pada
orang sehat. Intensitas dan kualitas di kiri sama dengan kanan
o Brochoponi, suara terdengar jelas ucapannya dan lebih keras
dibandingkan daerah sisi lain. Umumnya, ini akibat dari adanya
proses pemadatan/konsolidasi paru.
o Pectoriloquy, suara terdengar “jauh” dan tidak jelas (= ngereyem).
Bisa terdapat pada effusion atau atelaktasis.
o Egophony, sura bergema seperti seorang yang hidungnya
tersumbat(= bindeng) dan terasa dekat. Suara semacam ini bisa
didapat pada pemadatan paru yang disertai caverne/berongga-
rongga besar.
o Tidak jarang ditemui pada sebuah paru sekaligus ada daerah
effusion, ada daerah konsolidasi, mempunyai caverne ada daerah
yang masih normal maka vocal resonansnya bercampur sesuai
distribusi kelainan parunya.
3. Suara tambahan
o Pada pernfasan normal tidak didapati suara tambahan. Suara
tambahan menun jukan ada kelainan. Macam-macam suara
tambahan :
o Rales, bunyi yang dihasilkan oleh exudat lengket saat saluran-
saluran halus pernfasan mengembang pada inspirasi :

22
o Rales halus, terdengar “meritik” halus pada akhir inspirasi jadi
pendek saja.
o Rales sedang, terdengar lebih kasar dan di tengah fase akhir
inspirasi.
o Rales kasar, terdengar lebih lama, yaitu pada seluruh fase
inspirasi
o Suara rales tidak hilang bila pasien disuruh batuk. Rales
seringkali ditemui pada peradangan jaringan paru (pneumonia
t.b.c).
o Ronchi, ciri khas ronchi adalah pada rendah dan sangat kasar
terdengar baik pada inspirasi maupun ekspirasi. Ciri lain ronchi
adalah akan hilang bila pasien disuruh batuk. Ronchi terjadi
akibat terkumpulnya cairan mucus dalam trachea atau
bronchus-bronchus besar (misalnya pada edema paru).
o Wheezing, adalah bunyi musical terdengar “ngiii….ik” atau
pendek ngiik. Yang bisa didapat pada fase inspirasi dan atau
ekspirasi, bahkan biasanya lebih jelas pada ekspirasi. Wheezing
terjadi karena adanya exsudat lengket tertiup aliran udara dan
bergetar nyaring.

(Mark. H. Swart.1995.Buku Ajar Diagnostik Fisik.Jakarta:EGC)

34. Bagaimana menghitung suhu dengan fahrenheit?


Celcius ke Fahrenheit = (9/5 x celcius) + 32
(9/5 x 37,3) + 32 = 99,14 Fahrenheit
http://fisikablogscience.blogspot.co.id/2012/11/rumus-konversi-suhu.html

35. Sebutkan 9 lokasi pengukuran suhu?


1) Arteri pulmonalis
Suhu tubuh yang diangap palin mendekati suhu yang terukur oleh
thermostat di hipotalamus adalah suhu darah arteri pulmonalis, tetapi

23
pengukuran tersebut merupakan cara invasiv, menggunakan kateter arteri
pulmonal sehingga hanya sesuai digunakan untuk perawatan intensif tau
pasien badan tertentu.

2) Esofagus
Suhu esofagus dianggap suhu yang mendekati suhu inti karena
dekat dengan arteri yang membawa darah dari jantung ke otak, dan lebih
tidak invasive dibandingkan dengan pengukuran suhu arteri pulmonalis.
Namun suhu esofagus tidak sama sepanjang esophagus. Pada esofagus
bagian atas dipengaruhi udara trakeal sedankan bagian 1/3 bawah paralel
dengan suhu aliran daerah arteri pulmonalis.

3) Kandung kemih
Kandung kemih merupakan tempat lain yang digunakan untuk
pengukuran suhu tubuh, karena diasumsikan bahwa urin merupakan hasil
filtrasi darah yang ekuivalen dengan 20% curah jantung dan
merefleksikan suhu rata-rata aliran darah yang melalui ginjal pada satuan
waktu tertentu. Namun tingkat keakuratan pengukuran suhu sangat
tergantung dari jumlah urin yang keluar.

4) Rektal
Suhu rektal diangap sebagai baku emas dalam pengukuran suhu
karena bersifat praktis dan akurat dalam estimasi rutin suhu tubuh.
Namun demikian ditemukan beberapa kelemahan. Bezinger dkk
menyatakan pada rektum tidak ditemukan sistem termoregulasi. Suhu
rektal lebih tinggi dibandingkan tempat lain (arteri pulmonalis), hal ini
mungkin akibat aktivitas metabolik bakteri feses. Nilai suhu rektal
dipengaruhi oleh kedalaman insersi termometer, kondisi aliran darah, dan
ada atau tidaknya feses. Selain itu terapat risiko perforasi rektal dan
infeksi nosokomial.

24
5) Oral
Pengukuran oral lebih disukai karena kemudahan dalam teknik
penukurannya, demikian juga dengan responnya terhadap perubahan
suhu inti tubuh. Suhu sublingual cukup dapat diterima secara klinis
karena arteri utamanya merupakan cabang arteri karotid eksterna dan
mempunyai respon yang cepat terhadap perubahan suhu ini.

6) Aksila
Pengukuran suhu aksila relative mudah bagi pemeriksa, nyaman
bagi pasien, dan mempunyai risiko yang paling kecil untuk penyebaran
penyakit. Kelemahan pengukuran suhu aksila terletak pada
sensitivitasnya yang rendah dan mempunyai variasi suhu yan tinggi dan
sangat sipengaruhi suhu lingkungan.

7) Membran timpani
Secara teoritis membran timpani merupakan tempat yang ideal
untuk pengukuran suhu inti karena terdapat arteri yang berhubungan
dengan pusat termoregulasi. Termometer membran timpani saat ini
menggunakan metode infrared radiation emitted detectors (IRED).
Walaupun dari segi kenyaman cukup baik, pengukuran suhu membran
timpani hingga saat ini jarang dipergunakan karena variasi nilai suhu
yang berkorelasi denga suhu oral atau rektal cukup besar.

8) Kulit
Proses kehilangan panas melalui kulit dimungkinkan karena panas
diedarkan melalui pembuluh darah dan juga disuplai langsung ke fleksus
arteri kecil melalui anastomosis arteriovenosa yang mengandung banyak
otot. Kecepatan aliran dalam fleksus arteriovenosa yang cukup tinggi
menyebabkan konduksi panas dari inti tubuh ke kulit menjadi sangat
efisien. Dengan demikian, kulit merupakan radiator panas yang efektif
untuk keseimbangan suhu tubuh.

25
9) Vagina
Suhu tubuh basal adalah suhu terendah yang dicapai oleh tubuh
selama istirahat atau dalam keadaan istirahat (tidur). Pengukuran suhu
basal dilakukan pada pagi hari segera setelah bangun tidur dan sebelum
melakukan aktivitas lainnya.
Tujuan pencatatan suhu basal untuk mengetahui kapan terjadinya masa
subur atau ovulasi. Suhu basal tubuh diukur dengan alat yang berupa
termometer basal. Termometer basal ini dapat digunakan secara per
vagina, atau melalui dubur dan ditempatkan pada lokasi serta waktu yang
sama selama 5 menit. Suhu normal tubuh sekitar 35,5-36 derajat Celcius.
Pada waktu ovulasi, suhu akan turun terlebih dahulu dan naik menjadi
37-38 derajat kemudian tidak akan kembali pada suhu 35 derajat Celcius.
Pada saat itulah terjadi masa subur atau ovulasi.
(Sumber : Wahidiyat Iskandar, Pemeriksaan Fisis, Dalam buku Diagnosis
Fisis Pada Anak Edisi Ke-2. Jakarta, 2003. Halaman 18)

36. Singkatan dari CDC dan NCHS adalah?


Centers for Disease Control and Prevention
http://www.idai.or.id/professional-resources/growth-chart/cdc-modified-
21-april-2001
National Center for Health Statistics
http://www.idai.or.id/professional-resources/growth-chart/cdc-modified-
21-april-2001

37. Bagaimana cara terjadinya scar setelah vaksin BCG?


Imunisasi BCG pada umumnya menimbulkan bekas suntikan di area
yang penyuntikan. Sebenarnya bekas parutan (benjolan) yang ditimbulkan setelah
imunisasi BCG itu tidak perlu dirisaukan, karena akan hilang dengan sendirinya
seiring dengan bertambahnya usia. Selain itu imunisasi BCG juga menimbulkan
beberapa reaksi seperti:

26
1. Reaksi normal

Bakteri BCG ditubuh bekerja dengan sangat lambat. Setelah 2 minggu


akan terjadi pembengkakan kecil merah di tempat penyuntikan dengan
garis tengah 10 mm. Setelah 2-3 minggu kemudian, pembengkakan
menjadi abses kecil yang kemudian menjadi luka dengan garis tengah 10
mm, jangan berikan obat apapun pada luka dan biarkan terbuka atau bila
akan ditutup gunakan kasa kering. Luka tersebut akan sembuh dan
meninggalkan jaringan parut tengah 37 mm.

2. Reaksi berat

Kadang terjadi peradangan setempat yang agak berat atau abses yang lebih
dalam, kadang juga terjadi pembengkakan di kelenjar limfe pada
leher/ketiak, hal ini disebabkan kesalahan penyuntikan yang terlalu dalam
dan dosis yang terlalu tinggi.

3. Reaksi yang lebih cepat

Jika anak sudah mempunyai kekebalan terhadap TBC, proses


pembengkakan mungkin terjadi lebih cepat dari 2 minggu, ini berarti anak
tersebut sudah mendapat imunisasi BCG atau kemungkinan anak tersebut
telah terinfeksi BCG.

Bekas parutan (benjolan) yang ditimbulkan setelah imunisasi BCG itu


tidak perlu dirisaukan, karena akan hilang dengan sendirinya seiring
dengan bertambahnya usia. Benjolan yang timbul di lengan kanan atas
bayi setelah disuntik BCG itu merupakan salah satu indikator keberhasilan
dari imunisasinya. Bisul ini awalnya berupa bentol besar yang kemudian
berbentuk bisul kecil yang mengeluarkan nanah. Bisul kecil yang bernanah
ini tidak boleh dipencet karena dikhawatirkan akan menimbulkan infeksi
atau luka baru, lebih baik dibiarkan saja pecah sendiri. Setelah itu akan
muncul tanda keberhasilan imunisasi yaitu berupa benjolan kecil atau

27
seperti digigit nyamuk.Keberhasilan imunisasi BCG ini akan terlihat
paling lambat 3 bulan atau paling cepat 1 bulan setelah imunisasi.

http://infoimunisasi.com/news/bekas-suntikan-imunisasi-bcg-aman/

38. Definisi normocephal adalah?


Secara normal, pertambahan ukuran lingkar pada setiap tahap relatif
konstan dan tidak dipengaruhi oleh factor ras, bangsa dan letak geografis.
Saat lahir, ukuran lingkar kepala normalnya adalah 34-35 cm. Kemudian
akan bertambah sebesar + 0,5 cm/bulan pada bulan pertama atau menjadi
+ 44 cm. Pada 6 bulan pertama ini, pertumbuhan kepala paling cepat
dibandingkan dengan tahap berikutnya, kemudian tahun-tahun pertama
lingkar kepala bertambah tidak lebih dari 5 cm/tahun, setelah itu sampai
usia 18 tahun lingkar kepala hanya bertambah + 10 cm. Adapun cara
pengukuran lingkar kepala adalah :
pengukuran pada daerah glabella (frontalis) atau supra orbita bagian
anterior menuju oksiput pada bagian posterior.
http://keperawatanpediatrik.blogspot.co.id/2009/06/cara-pengukuran-
pengukuran-antropometri.html

39. Bagaimana bentuk-bentuk kepala tidak normal?


Mikrosefali dan Makrosefali
Gangguan ukuran kepala dikatakan tidak normal bila besar ukuran
lingkar kepala bayi kurang atau lebih dari 2 Standard Deviasi sesuai usia
menurut skala Nelhaus. Jika ukuran lingkar kepala bayi lebih kecil dengan
perbedaan sebesar 2 standar deviasi dari ukuran normal, maka disebut
kelainan mikrosefali.
Namun, bila ukuran lingkaran kepala si bayi lebih besar daripada
ukuran normalnya, disebut makrosefali.
Mikrosefali atau gangguan pertumbuhan lingkar kepala yang kurang
sesuai normal sering disebabkan gangguan saat dalam kandungan bisa

28
karena infeksi kehamilan seperti infeksi TORCH (toksoplasma, rubella,
sitomegalo virus, dan herpes), kelainan kromosom atau kelainan genetik.
Penyebab lainnya karena gangguan secara keseluruhan, pertumbuhan fisik
bayi kecil maka kepalanya juga kecil. Hal ini biasanya disebabkan karena
faktor genetik atau asupan gizi ibu ke bayi kurang.
Kelainan mikrosefali bisa mempengaruhi kemampuan otak bayi.
Kalau perkembangan otak nggak sempurna, maka kemampuan
berpengaruh pada kemampuan intelegensi, kemampuan motorik,
kemampuan emosi, sosial, dan sebagainya.
Bila ukuran lingkaran kepala si bayi lebih besar daripada 2 standar ukuran
normal dikatakan kelainan makrosefali.
https://klinikbayi.com/2016/03/17/10038/

40. Kapan ubun-ubun besar tertutup?


Ukuran ubun-ubun besar sangat bervariasi, demikian pula saat
penutupannya. Seringkali ubun-ubun tampak membesar dalam beberapa
bulan pertama. Pada umur 6 bulan sebagian kecil (3%) bayi normal
tertutup ubun-ubunnya, pada umur 9 bulan lebih kurang 15% dan umur 1
tahun 40%. Pada umur 19 bulan 90% bayi normal sudah tertutup ubun-
ubunnya.
http://skillslab.fk.uns.ac.id/wp-content/uploads/2016/02/Manual-semester-
6-thn-2016-1.pdf

41. Bagaimana cara mengukur lingkar kepala?


Yang diukur ialah lingkaran kepala terbesar. Caranya dengan
meletakan pita melingkari kepala melalui glabela pada dahi, bagian atas
alis mata, dan bagian belakang kepala pasien yang paling menonjol yaitu
protuberansia oksipitalis.
(S. Matondang Corry, Wahidiyat Iskandar, Sastroasmoro Sudigdo,
Diagnosa Fisik pada Anak. Edisi ke dua, Sagung seto jakarta :2003. Hal.
180)

29
42. Mengapa pemeriksaan anemis dilihat dari konjungtiva?
Karena pada anemia kekurangan eritrosit sehingga darah yang
harusnya dialirkan ke seluruh tubuh dengan cukup jadi tidak merata
sementara itu konjungtiva merupakan salah satu area sensitive yang
apabila tidak teraliri darah dengan sempurna akan tampak pucat sama
seperti halnya dengan sklera, bibir dan area kuku, sehingga selain
konjungtiva, bibir dan kuku juga tampak pucat.
(Sumber:http://anti-remed.blogspot.co.id/2013/04/skenario-1-tutorial-
blok-11.html)

43. Mengapa ikterus dapat terlihat dari sklera?


Karena sklera merupakan tempat yang banyak sekali mengandung kolagen
dan elastin, sehingga dapat dengan mudah melihat adanya ikterik.
(http://forensik093.blogspot.com/2012/10/ikterus-neonatorum-bayi-
kuning.html)

44. Apakah bahasa latin dari cuping hidung?


Ala Nasi
Sumber: Sobotta

45. Apakah bunyi murmur anak normal? Apa saja syaratnya?


Bunyi jantung abnormal, atau Murmur (bising jantung) biasanya
(tetapi tidak selalu) berkaitan dengan penyakit jantung. Murmur yang tidak
berkaitan dengan patologi jantung, yangdisebut murmur fungsional, lebih
sering dijumpai pada orang berusia muda.
Dalam keadaan normal darah mengalir secara laminar; yaitu cairan
mengalir dengan mulus dalam lapisan-lapisan yang berdampingan satu
sama lain. Namun, apabila aliran darah menjadi turbulen (bergolak), dapat

30
terdengar bunyi. Bunyi abnormal tersebut disebabkan oleh getaran yang
terbentuk di struktur-struktur di sekitar aliran yang bergolak tersebut.
Penyebab tersering turbulensi adalah malfungsi katup, baik katup
stenotik atau insufisien.
Katup stenotik adalah katup yang kaku dan menyempit dan tidak
membuka secara sempurna. Darah harus dipaksa melewati lubang yang
menyempit dengan kecepatan yang sangat tinggi, sehingga terjadi
turbulensi yang menimbulkan suara siulan abnormal serupa dengan bunyi
yang dihasilkan sewaktu memaksa udara melewati bibir yang menyempit
untuk bersiul.
Katup insufisien adalah katup yang tidak dapat menutup sempurna,
biasanya karena tepi-tepi daun katup mengalami jarigan parut dan tidak
pas satu sama lain. Turbulensi terjadi sewaktu darah mengalir berbalik
arah melalui katup yang insufisien dan bertumbukan dengan darah
yangmengalir dalam arah berlawanan, menimbulkan murmur yang
berdesir atau berdeguk. Aliran balik darah demikian dikenal sebagai
regurgitasi. Biasanya katup jantung yang insufisiendisebut, katup bocor,
karena memungkinkan darah mengalir balik pada saat katup seharusnya
tertutup.
Suatu murmur yang terjadi antara bunyi jantung I dan II (lub-
murmur-dup, lub-murur-dup) mengisyaratkan murmur sistolik. Terdapat 2
macam murmur sistolik, yaitu :

Tipe ejeksi (ejection systolic) : timbul akibat aliran darah yang


dipompakan (ejected) melalui bagian yang menyempit dan mengisi
sebagian fase sistolik, misal : pada stenosis aorta.
Tipe pansistolik (pansystolic) : timbul akibat aliran balik yang melalui
bagian jantung yang masih terbuka dan mengisi seluruh fase sistolik, misal
: pada insufisiensi mitral. Jika terjadi antara bunyi jantung II dan I (lub-
dup-murmur, lub-dup-murmur) merupakan murmur diastolik. Macam-
macam murmur diastolik, yaitu :

31
Mid-diastolic : terdengar pada pertengahan fase diastolic.
Early diastolic : terdengar segera sesudah bunyi jantung II, timbul akibat
aliran balik pada katupaorta.
Pre-systolic : terdengar pada akhir fase distolik, tepat sebelum bunyi
jantung I.

Bunyi murmur menandakan apakah murmur tersebut bersifat


stenotik (bunyi siulan) atau insufisien (bunyi derik).

Derajat intensitas murmur (bising jantung) :


Derajat 1 : bising yang sangat lemah
Derajat 2 : bising yang lemah tetapi mudah terdengar
Derajat 3 : bising agak keras tetapi tidak disertai getaran bising
Derajat 4 : bising cukup keras dan disertai getaran bising
Derajat 5: bising sangat keras yang tetap terdengar bila stetoskop
ditempelkan sebagiansaja pada dinding dada
Derajat 6 : bising paling keras dan tetap terdengar meskipun stetoskop
diangkat daridinding dada
https://www.scribd.com/doc/173244311/BISING-JANTUNG

46. Apa yang dinilai dari murmur?


Dalam pemeriksaan bising jantung harus diperhatikan:
 Fase dimana bising itu terjadi dan saat bising tersebut
 Intensitas dan nada bising
 Bentuk (tipe) bising serta lama dan saatnya bising
 Lokasi bising dengan punctum maximum-nya serta arah penjalaran
bising (punctum maximum) adalah tempat dimana bising itu
terdengar paling keras
 Apakah bising yang terdengar berubah-ubah menurut posisi badan
atau pernafasan
 Tinggi nada
 Kualitas

32
 Hubungan dengan pernafasan
 Hubungan dengan posisi tubuh 1,2
 Terlebih dahulu ditetapkan dengan tepat dalam fase mana bising
jantung itu terdengar
Price Sylvia, Wilson Lorraine. Patofisiologi Konsep Klilnis Proses-proses
Penyakit.

47. Apakah definis dan jenis ronkhi?


Ronki kering, merupakan bunyi yang terputus, terjadi oleh getaran
dalam lumen saluran nafas akibat penyempitan. Kelainan ini terjadi pada
mukosa atau adanya sekret yang kental dan lengket. Terdengar lebih jelas
pada ekspirasi walaupun pada inspirasi sering terdengar juga. Suara ini
dapat terdengar di semua bagian bronkus, makin kecil diameter lumen,
makin tinggi dan makin keras nadanya. Wheezing merupakan ronki kering
yang tinggi nadanya dan panjang yang biasa terdengar pada serangan
asma.
Ronki basah. Ronki basah sering juga disebut dengan suara krekels
(crackles) atau rales. Ronki basah merupakan suara berisik dan terputus
akibat aliran udara yang melewati cairan. Ronki basah halus, sedang atau
kasar tergantung pada besarnya bronkus yang terkena dan umumnya
terdengar pada inspirasi. Ronki basah halus biasanya terdapat pada
bronkiale, sedangkan yang lebih halus lagi berasal dari alveolus yang
sering disebut krepitasi, akibat terbukanya alveoli pada akhir inspirasi.
Sifat ronki basah ini dapat nyaring (infiltrat)atau tidak nyaring (pada
edema paru). Krekel dapat dihilangkan dengan batuk, tapi mungkin juga
tidak. Krekels mencerminkan inflamasi atau kongesti yang mendasarinya
dan sering timbul pada kondisi seperti pneumonia,bronkitis, gagal jantung
kongesti, bronkiektasis, dan fibrosis pulmonal serta khas pada pneumonia
dan interstitial atau fibrosis.Timing (waktu) ronkhi ini sangat penting.
Ronki inspirasi awal menunjukan kemungkinan penyakit pada jalan napas
kecil, dan khas untuk hambatan jalan napas kronis. Ronki lainnya

33
terdengar pada inspirasi awal dan bersifat kasar sedang. Ronki berbeda
dengan yang terdengar pada gagal ventrikel kiri yang terjadi di akhir siklus
pernapasan.
http://www.medicinesia.com/kedokteran-dasar/respirasi/bunyi-nafas/

48. Bagaimana perbedaan suara ronki basah kasar dengan suara lendir?
Apabila pasien batuk suara lendir akan menghilang, sedangkan
suara ronki tetap menetap apabila pasien batuk.
Rhonchi basah (moist rales). Timbul letupan gelembung dari aliran
udara yang lewat cairan. Bunyi di fase inspirasi.
 ronkhi basah halus (suara timbul di bronchioli),
 ronkhi basah sedang (bronchus sedang),
 ronkhi basah kasar (suara berasal dari bronchus besar).
 ronkhi basah meletup. Sifatnya musikal, khas pada infiltrat,
pneumonia, tuberculosis.
 Krepitasi. Suara halus timbul karena terbukanya alveolus
secara mendadak, serentak terdengar di fase inspirasi.
(contoh: atelectase tekanan)
 Suara gesekan (wrijfgeruisen, friction-rub). Ada gesekan
pleura dan gesek perikardial sebabnya adalah gesekan dua
permukaan yang kasar (mis: berfibrin)

Ronkhi basah sering juga disebut sebagai crackles, rhonchi kering


disebut sebagai wheezes dan gesek pleura atau gesek perikard sebagai
pleural dan pericardial rubs.

http://fk.unsoed.ac.id/sites/default/files/img/modul%20labskill/modul%20
ganjil%20I/Ganjil%20I%20-%20Pemeriksaan%20Fisik%20paru.pdf

49. Apa saja kelainan kongenital pada dinding perut?


1. Omfalokel
2. Gastroschizis

34
3. Buli-Buli ektopik
4. Divertikulum meckel
5. Hernia umbilikus
(Keadaan Bayi dan Balita di Indonesia sampai dengan Kelainan Darurat
bedah dan neonatus, 2008)

50. Apakah definisi trofi?


Trofi otot adalah ukuran otot.
(Sumber:http://wisatailmu.blogspot.co.id/2008/12/pemeriksaanfisik.html).

51. Apa saja pemeriksaan untuk menilai tonus dan trofi?


Refleks neurologik bergantung pada suatu lengkungan (lengkung
refleks) yang terdiri atas jalur aferen yang dicetus oleh reseptor dan sistem
eferen yang mengaktifasi organ efektor, serta hubungan antara kedua
komponen ini. Bila lengkung ini rusak maka refleks akan hilang. Selain
lengkungan tadi didapatkan pula hubungan dengan pusat-pusat yang lebih
tinggi di otak yang tugasnya memodifikasi refleks tersebut. Bila hubungan
dengan pusat-pusat yang lebih tinggi di otak yang tugasnya memodifikasi
refleks tersebut. Bila hubungan dengan pusat yang lebih tinggi ini terputus,
misalnya karena kerusakan pada sistem piramidal, hal ini akan
mengakibatkan refleks meninggi. Bila dibandingkan dengan pemeriksaan-
pemeriksaan lainnya, misalnya pemeriksaan sensibilitas, maka
pemeriksaan refleks kurang bergantung kepada kooperasi pasien. Ia dapat
dilakukan pada orang yang kesadarannya menurun, bayi, anak, orang yang
rendah inteligensinya dan orang yang gelisah. Dalam sehari-hari kita
biasanya memeriksa 2 macam refleks fisiologis yaitu refleks dalam dan
releks superfisial.
Refleks dalam (refleks regang otot). Refleks dalam timbul oleh
regangan otot yang disebabkan oleh rangsangan, dan sebagai jawabannya
maka otot berkontraksi. Refleks dalam juga dinamai refleks regang otot

35
(muscle stretch reflex). Nama lain bagi refleks dalam ini ialah refleks
tendon, refleks periosteal, refleks miotatik dan refleks fisiologis.
Refleks superfisialis. Refleks ini timbul karena terangsangnya kulit
atau mukosa yang mengakibatkan berkontraksinya otot yang ada di
bawahnya atau di sekitarnya. Jadi bukan karena teregangnya otot seperti
pada refleks dalam. Salah satu contohnya adalah refleks dinding perut
superfisialis (refleks abdominal). Tingkat jawaban refleks Jawaban refleks
dapat dibagi atas beberapa tingkat yaitu : - (negatif) : tidak ada refleks
sama sekali - ± : kurang jawaban, jawaban lemah + : jawaban normal - ++
: jawaban berlebih, refleks meningkat.
http://med.unhas.ac.id/kedokteran/wp-content/uploads/2015/08/Manual-
CSl-IV-Sistem-Motorik-Refleks-Fisiologis-Patologis-Dan-Primitif.pdf

52. Apa saja kelainan pada daerah perineum?


VULVA Himen imperforata: Himen yang tidak berlubang
Diketahui setelah menarche Darah dapat menumpuk di vagina, uterus dan
tuba Dapat teraba sebagai tumor kistik di abdomen bawah dan dirasakan
nyeri. Dari vagina terlihat tidak tampak lobang menonjol dan kebiruan.
Pengobatan:Himenektomi Bila diketahui sebelum menarce maka
dilakukan observasi saja sampai anatomi semakin jelas
Atresia kedua labium minus Akibat membrana urogenitalis yang
tidak menghilang.terdapat lubang untuk pengeluaran darah haid dan
kencing di belakang klitoris. Masih mungkin bisa hamil. Hipertrofi labium
minus Labium minus tumbuh berlebih.tidak ada terapi khusus dan tidak
mengganggu reproduksi Duplikasi vulva Jarang ditemukan.Kalau ada
biasanya terdapat kelainan berat lainnya sehingga bayi tidak bisa hidup.
Hipoplasia vulva Ditemukan bersamaan dengan genitalia interna
yang kurang berkembang.Terjadi pada keadaan hipoestrogenisme,
infatilisme. Ciri sex sekunder juga tidak berkembang. “Vulva
mencerminkan keadaan ovarium” Kelainan Perineum Bayi tidak beranus,

36
anus bermuara ke saluran genitalia, dan saluran air kencing dan feses pada
satu lubang
VAGINA Septum vagina Akibat gangguan fusi atau kanalisasi
kedua duktus muleri Pada persalinan dapat robek atau perlu diguntung dan
diikat bila berdarah Aplasia dan atresia vagina Duktus muler berfusi tapi
tidak membentuk kanal.teraba sebagai jaringan yang tebal saja.tidak ada
vagina, pada lubang masuk seperti cekungan saja.
Kista Vagina Sisa duktus muler Sisa duktus garner di anterolateral
vagina Pengobatan dengan pengangkatan UTERUS dan Tuba fallopii
Uterus: Uterus septus dan subseptus Dua uterus: Bikornis bikoli Bikornis
uni kollis Uterus arcuatus Uterus terdiri 2 bagian yang tidak simetris
Ovarium: Tidak ada ovarium Ovarium tambahan Sistim Genitalia dan
sistim Tr.Urogenitalis: Karena hubungan pertumbuhan dekat maka
kelainan dapat mengenai keduanya.Termasuk kloaka persisten, ekstrofi
kandung kencing, klitoris terbagi dua
http://veraditachristianadianhusada.blogspot.co.id/p/kelainan-
perineum.html

53. Pemeriksaan laboratorium apa saja yang mengarah pada dehidrasi?


 Peningkatan hematokrit
 Peningkatan kadar protein serum
 Na+ serum biasanya normal
 Rasio BUN/kreatinin serum >20:1 (normalnya 10:1)
 Osmolalitas urine >450 meq/L

http://kalbemed.com/Portals/6/23_224Praktis-
Strategi%20Terapi%20Cairan%20pada%20Dehidrasi.pdf

54. Apa saja pemeriksaan feses lengkap?


Pemeriksaan feses lengkap merupakan pemeriksaan feses yang terdiri atas:
 Pemeriksaan makroskopik (dapat dilihat dengan mata telanjang:
konsistensi, warna, darah, lendir). Adanya darah dan lendir

37
menandakan infeksi yang harus segera diobati, yaitu infeksi karena
amuba atau bakteri shigella.
 Pemeriksaan mikroskopik (hanya dapat dilihat melalui mikroskop:
leukosit, eritrosit, epitel, amilum, telur cacing dan amuba). Adanya
amuba menandakan adanya infeksi saluran cerna terhadap amuba
tersebut, dan adanya telur cacing menandakan harus diobatinya
pasien dari infeksi parasit tersebut.
 Pemeriksaan kimia: untuk mengetahui adanya Darah Samar,
Urobilin, Urobilinogen, Bilirubin dalam feses / tinja.
(Sumber:http://siska-theanalyst.blogspot.co.id/2012/05/pemeriksaan-
feses.html).

55. Mengapa dilakukan pemeriksaan elektrolit?


Pemeriksaan elektrolit adalah pemeriksaan untuk memantau
kesetimbangan cairan di dalam tubuh. Air/ cairan elektrolit ini berperan
penting dalam fungsi kerja saraf dan otot. Keabnormalan K dalam serum
atau plasma darah dapat mengindikasikan adanya gangguan kesehatan
tubuh. Biasanya pemeriksaan ini dilakukan bersamaan dengan
pemeriksaan elektrolit darah yang lain seperti natrium (Na), klorida (Cl),
kalsium (Ca), dan magnesium (Mg). Dengan tujuan mendiagnosa dan
mengukur manajemen ginjal, endokrin, asam-basa, keseimbangan air, dan
kondisi lainnya.
http://amaliamedicalcenter.com/prod/elektrolit/

56. Apakah kandungan dari Ringer Laktat?


Komposisi: Per 1000 mL Natrium laktat 3,1 gram, NaCl 6 gram, KCl 0,3
gram, CaCl2 0,2 gram, air untuk injeksi ad 1,000 mL
http://m.medicastore.com/index.php?mod=obat&id=9050

38
57. Bagaimana cara kerja dari zinc?
Zinc mampu menghambat sekresi kalium yang bekerja pada
sistem cAMP di enterosit usus halus, sehingga meningkatkan absorpsi
natrium dan mengurangi sekresi klorida. Dalam patogenesis diare, terjadi
kerusakan sel epitel usus.Zink juga berperan dalam perbaikan sel epitel
usus.
Zinc berperan di dalam sintesa Dinukleosida Adenosin (DNA) dan
Ribonukleosida Adenosin (RNA), dan protein. Maka bila terjadi defisiensi
Zinc dapat menghambat pembelahan sel, pertumbuhan dan perbaikan
jaringan. Zinc umumnya ada di dalam otak, dimana zinc mengikat protein.
Kekurangan zinc akan berakibat fatal terutama pada pembentukan struktur
otak, fungsi otak dan mengganggu respon tingkah laku dan emosi.
Mekanisme kerja Zinc untuk terapi diare diduga mempengaruhi
system imun (pertahanan tubuh) spesifik humoral ataupun selular dan
mempengaruhi proses penyerapan intestinal dan/atau proses transport
sekretorik. Sleian itu Zinc juga memiliki efek penghambatan antimikroba,
seperti Salmonella thypi, Salmonella parathypi A, Shigella flexneri,
Shogella sonnei.
https://dokterindonesiaonline.com/tag/manfaat-dan-peranan-zinc-dalam-
penanganan-diare-pada-anak/

39

Anda mungkin juga menyukai