Disusun oleh:
Andreyanoor (A1C515025)
Erawan (A1C515005)
M. Anwar Mubaraq (A1C515009)
M. Hafizh Syaukani (A1C515207)
M. Rezky Firdaus (A1C515208)
M.Muhajir Luthfi (A1C515012)
Dosen Pengampu:
Syubhan Annur, M.Pd
Ellyna Hafizah, M.Pd
Fluida adalah kumpulan molekul yang tersusun secara acak dan melekat bersama – sama akibat
suatu gaya kohesi lemah akibat gaya – gaya yang dikerjakan oleh dinding – dinding wadah. Baik
benda cair maupun gas tergolong sebagai fluida.
14.1 Tekanan
Fluida tidak dapat menahan tegangan geser ataupun tegangan tarik. Oleh karena itu, satu – satunya
tekanan yang dapat diberikan pada benda yang dibenamkan dalam fluida yang statis adalah tekanan
yang cenderung menekan bendanya dari semua sisi. Dengan kata lain, gaya yang dipengaruhi fluida
statis pada benda selalu tegak lurus dengan permukaan benda , seperti pada Figur 14.1.
Tekanan dalam fluida dapat diukur dengan alat yang ditunjukkan pada Figur 14.2. alat ini terdiri dari
atas silinder kosong yang melingkupi suatu piston ringan yang dihubungkan ke sbuah pegas. Ketika
alat ini ditenggelamkan ke dalam sebuah fluida, maka fluida akan menekan bagian atas piston dan
menekan pegas hingga gaya masuk dari fluida diseimbangkan oleh gaya keluar dari pegas. Tekanan
fluida dapat diukur secara langsung jika pegasnya telah dikalibrasi terlebih dahulu. Jika F adalah
besar gaya yang bekerja pada piston dan A adalah luas permukaan piston, maka P, atau tekanan dari
fluida pada kedalaman di mana alat tersebut telah ditenggelamkan didefinisikan sebagai rasio F/A :
𝐹
𝑃=
𝐴
Ingatlah bahwa tekanan merupakan besaran skalar karena
sebanding dengan besar gaya piston. Jika tekanan pada suatu luas
tidak sama, maka kita dapat menghitung dF pada sebuah elemen
permukaan dengan luas dA sebagai
𝑑𝐹 = 𝑃𝑑𝐴
Dimana P adalah tekanan pada letak luas dA. Tekanan yang diberikan oleh fluida berubah
berdasarkan kedalaman. Oleh sebab itu, untuk menghitung gaya total dari dinding vertikal datar
pada wadah, kita harus mengintegralkan Persamaan 14.2 terhadap luas permukaan dinding. Oleh
karena tekanan adalah gaya per satuan luas, maka satuannya adalah newton per meter persegi
(𝑁/𝑚2 ) dalam sistem atau Satuan Internasional (SI). Nama lain satuan SI untuk tekanan adalah
Pascal (Pa).
Seperti yang diketahui dengan baik oleh para penyelam, tekanan air bertambah seiring dengan
bertambahnya kedalaman. Demikian pula, tekanan atmosfer berkurang seiring dengan
bertambahnya ketinggian. Untuk itulah, sebuah pesawat yang terbang tinggi harus memiliki kabin
yang mampu menyesuaikan tekanan.
Massa Jenis Beberapa Bahan Umum pada Suhu dan Tekanan Standar (0O C dan 1 atmosfer)
Bahan 𝝆 (kg/m3) Bahan 𝝆 (kg/m3)
Air 1,29 Es 0,917 x 103
Aluminium 2, 70 x 103 Besi 7,86 x 103
3
Benzena 0,879 x 10 Timbal 11,3 x 103
Tembaga 8,92 x 103 Raksa 13,6 x 103
3
Etil alkohol 0,806 x 10 Kayu 0,710 x 103
Air murni 1,00 x 103 Gas oksigen 1,43
Cliserin 1,26 x 103 Pinus 0,373 x 103
3
Emas 19,3 x 10 Platina 21,4 x 103
Gas Hellium 1,79 x 10-1 Air laut 1,03 x 103
-2
Gas Hidrogen 8,99 x 10 perak 10,3 x 103
Kini akan dijelaskan bagaimana tekanan dalam zat cair bertambah seiring dengan kedalamannya.
Seperti dijelaskan dalam persamaan 1.1 massa jenis zat atau bahan didefinisikan sebagai massa per
satuan volume, Tabel 14.1 mendaftarkan massa jenis dan berbagai zat. Nilai ini berubah sedikit
seiring dengan berubahnya suhu, karena volume zat bergantung pada suhu (seperti ditunjukkan bab
19). Pada kondisi standar (00 C dan tekanan atmosfer), massa jenis gas sekitar 1/1000 massa jenis
benda padat dan cair. Perbedaan massa jenis ini menyatakan bahwa jarak molekul rata – rata di
dalam gas pada kondisi ini sekitar sepuluh kali lebih besar daripada dalam benda padat atau cair.
Kini, perhatikan suatu benda cair dengan masa jenis 𝜌 yang berada pada keadaan diam, seperti pada
Figur 14.3. kita asumsikan bahwa 𝜌 sama untuk semua bagian cairannya; ini berarti benda cair tidak
dapat ditekan (incompressible). Marilah kita memilih suatu sampel benda cair yang berada di dalam
suatu tabung yang luas penampang silangnya adalah A, dari kedalaman d ke d + h. Benda cair yang
berada di luar sampel memberikan gaya pada seluruh titik di permukaan sampel, tegak lurus dengan
permukaannya. Tekanan yang dikerjakan oleh benda cair pada permukaan bagian bawah sampel
adalah P, dan tekanan pada permukaan bagian atasnya adalah P0. Oleh karena itu, gaya ke atas yang
dikerjakan oleh cairan di luar sampel pada bagian bawah tabung adalah P0A. Oleh karena massa
cairan di dalam tabung adalah M = 𝜌V = 𝜌Ah, maka berat cairan pada slinder adalah Mg = 𝜌Ahg.
Begitu juga tabung yang berada dalam keseimbangan, maka gaya netto yang bekerja padanya harus
nol. Dengan memilih arah ke atas sebagai arah y positif, kita lihat bahwa
PA - PoA = pAhg
P = Po + pgh (14,3)
Artinya, tekanan P pada kedalam h di bawah suatu titik di dalam cairan yang tekanannya Po adalah
lebih besar sebanyak pgh. Jika cairannya berhubungan langsungg dengan atmosfer dan Po adalah
tekanan di permukaan cairan, maka Po adalah tekanan atmosfer. Dalam perhitungan-perhitungan
dan soal-soal di akhir bab, kita biasanya menggunakan tekanan atmosfer
Persamaan 14.4 menyatakan bahwa tekanan di semua titik dengan kedlaman yang sama adalah
sama, tidak bergantung pada bentuk wadahnya.
Berdasarkan fakta bahwa tekanan fluida bergantung pada kedalaman dan nilai dari Po, maka setiap
pernambahan pada tekanan permukaan pastilah diteruskan ke
semua titik lainnya dalam fluida. Konsep ini pertama kali diamati oleh seorang ilmuan Prancis, Blaise
Pascal (1623-1662) dan disebit dengan Hukum Pascal : Perubahan dalam tekanan yang bekerja
pada fluida diteruskan, tanpa berkurang sama sekali, ke semua titik pada fluida dan juga pada
dinding-dinding wadahnya.
Semua penerapan penting dari Hukum Pascal adalah dongkrak hidraulis yang digambarkan pada
Figur14.4a. Sebuah gaya dengan besar F1 diberikan pada sebuah piston kecil pada luas daerah A1.
Tekanan tersebut diteruskan ke benda cair yang tidak dapat ditekan ke sebuah piston yang lebih
besar luasnya,A2. Oleh karena tekanan harus sama di kedua sisinya, maka P = F1/A1 = F2/A2. Maka
gaya F2 lebih besar daripada gaya F1 sebesar faktor A2/A1. Dengan merancang suatu dongkrak
gidraulis dengan luas daerah yang tepat, A1 dan A2, maka sebuah gaya keluaran yang lebih besar
dapat diwujudkan hanya dengan menggunakan gaya masukan yang kecil. Rem hidraulis, dongkrak
hidraulis, dan mesin pengangkat (forklift), semuanya memakai prinsip ini (Figur 14.4b).
Oleh karena cairannya tidak ditambahkan ataupun dikurangi dari sistem, maka volumme cairan yang
ditekan ke bawah di sebelah kiri dari Figur 14.4a ketika piston bergerak ke bawah sejauh jarak ∆x1
sama dengan volume cairan yang ditekan ke atas di sebekag jabab jetika piston kanan bergerak ke
atas sejauh ∆x2. Artinya, A1/∆x1 = A2/∆x2; maka, A1/A2 = A1/∆x2. Telah ditunjukkan bahwa A2/A1 = F2/F1.
Jadi, F2/F1 = ∆x1/∆x2, sehingga F1∆x1 = F2∆x2. Masing-masing sisi dari persamaan ini adalah usaha
yang dilakukan oleh gayanya. Jadi, usaha yang dilakukan oleh F1 pada piston masukan sama dengan
usaha yang dilakukan oleh F2 pada piston keluaran, sebagaimana seharusnya agar energinya kekal.
Kuis Cepat 14.2 Tekanan pada bagian bawah gelas yang diisi air (p = 1000 kg/m3) adalah P. Air
tersebut dibuang dan gelas diisi dengan etil alkohol (p = 806 kg/m3). Jadi, tekanan pada bagian
bawah gelas menjadi (a) lebih kecil daripada P. (b) sama dengan P. (c) lebih besar daripada P. (d)
tidak dapat ditemukan.
Jawabnya adalah (a) lebih kecil daripada P. (Alasannya = oleh karena kedua cairan memiliki kedalam
yang sama, maka cairan yang massa jenisnya lebih kecil (alkohol) akan memberikan tekanan yang
lebih kecil).
Saat alat digunakan untuk menghitung tekanan atmosfer adalah barometer umum, yang diciptakan
oleh Evangelista Torricelli (1608-1647). Sebuah tabung panjang yang ditutup di salah satu sisinya diisi
dengan raksa dan kemudian dijungkirbalikkan pada suatu mampan berisi raksa (Figur 14.6a). ujung
yang tertutup dari tabung nyaris hampa, sehingga tekanan pada titik A, akibat kolom raksa, haruslah
sama dengan tekanan di titik B, akibat dari atmosfer. Jika tidak demikian, maka akan ada gaya netto
yang akan memindahkan raksa dari satu titik ke titik lainnya sampai kondisi
keseimbangannya tercapai. Dengan demikian, dapat kita simpulkan bahwa P0 = pHggh,
dimana phg adalah massa jenis raksa dan h adalah ketinggian olam raksa. Ketika tekanan
atmosfernya berubah, maka tinggi kolam raksanya juga berubah sehingga ketinggiannya
dapat dikalibrasi untuk menghitung tekanan atmosfer. Mari kita menentukan ketinggian dari
kolam raksa untuk satu tekanan atmosfer, P0 = 1 atm = 1,013 x 105 Pa:
𝑃0 1,013 𝑥 105
P0 = pHggh h=𝑝 = 𝑚 = 0,760 m
𝐻𝑔 𝑔 (13,6 𝑥 103 𝑘𝑔/𝑚3 )(9,80 2 )
𝑠
Berdasarkan perhitungan seperti ini, satu tekanan atmosfer diartikan sebagai tekanan yang
setara dengan kolom raksa yang tingginya tepat 0,0760 m pada 0oC.
Sebuah alat untuk mengukur tekanan gas di dalam kapal laut adalah minimeter tabung
terbuka yang ditunjukkan pada Figur 13.6b. salah satu ujung dari pipa U yang berisi cairan
berhubungan langsung dengan atmosfer, dan ujung lainnya berhubungan dengan sistem yang
tekanannya tiidak diketahui, P. Tekanan di titik A dan B harus sama (jika tidak, bagian dari
cairan yang membentuk kurva akan mengalami sebuah gaya natto dan akan bergerak
dipercepat), dan tekanan yang tidak diketahui, P, dengan tekanan di titik B, kita lihat bahwa P
= P0 + pgh. Selisih tekanan P – P0 sama dengan pgh.Tekanan P disebut tekanan mutlak,
sedangkan selisih P – P0 disebut tekanan gauge. Tekanan yang Anda ukur pada ban sepeda,
misalnya, adalah tekanan gauge.
Sekarang bayangkan dengan mengganti parsel pantai berukuran bola air dengan bola
pantai dengan ukuran yang sama. Gaya total yang diterapkan oleh cairan yang mengelilingi
bola pantai adalah sama, terlepas dari apakah itu diterapkan pada bola pantai atau sebidang air.
Akibatnya, besarnya gaya apung pada suatu benda selalu sama dengan berat fluida yang
dipindahkan oleh benda tersebut. Pernyataan ini dikenal sebagai prinsip Archimedes.
Dengan bola pantai di bawah air, gaya apung, sama dengan berat paket pantai berukuran
bola air, jauh lebih besar daripada berat bola pantai. Oleh karena itu, ada gaya angkat total yang
besar, yang menjelaskan mengapa sangat sulit untuk menahan bola pantai di bawah air.
Perhatikan bahwa prinsip Archimedes itu tidak mengacu pada susunan obyek yang mengalami
gaya apung. Komposisi benda bukanlah faktor dalam gaya apung karena gaya apung diberikan
oleh cairan sekitarnya.
Untuk lebih memahami asal-usul gaya apung, perhatikan sebuah kubus bahan padat direndam
dalam cairan seperti pada Gambar Menurut Persamaan, tekanan Pbot di bagian bawah kubus
lebih besar dari tekanan Ptopdi bagian atas dengan besar rfluidgh, di mana h adalah tinggi dari
kubus dan rfluid adalah densitas fluida. Tekanan di bagian bawah kubus menyebabkan gaya ke
atas sebesar PbotA, di mana A adalah luas dari sisi bagian bawah. Tekanan di bagian atas
kubus menyebabkan gaya ke bawah sebesar PtopA. Resultan dari dua gaya ini adalah gaya
apung B :
B = (Pbot - Ptop) A = (rfluidgh) A B= rfluid gVdisp (14.5)
di mana Vdisp = Ah adalah volume fluida yang dipindahkan oleh kubus. Karena produk
rfluidVdisp adalah sama dengan massa fluida yang dipindahkan oleh obyek,
B=Mg
di mana Mg adalah berat fluida yang dipindahkan oleh kubus. Hasil ini konsisten dengan
pernyataan awal tentang prinsip Archimedes di atas, berdasarkan pembahasan bola pantai.
Sebelum kita melanjutkan dengan beberapa contoh, adalah instruktif untuk membahas
dua situasi umum: objek yang benar-benar tenggelam dan objek mengambang (sebagian
terendam).
Kasus 1: Objek terendam total, Ketika sebuah objek benar-benar tenggelam dalam fluida
dengan kepadatan rfluid, volume fluida yang dipindahkan Vdisp sama dengan volume objek Vobj,
maka,dari
Persamaan, besarnya gaya apung ke atas adalah B = rfluidgVobj. Jika objek memiliki
massa M dan kepadatan robj, beratnya sama dengan Fg = Mg = robjgVobj, dan gaya total pada
benda tersebut adalah B - Fg = (rfluid - robj)gVobj. Oleh karena itu, jika densitas objek kurang dari
densitas fluida, gaya gravitasi ke bawah kurang dari gaya apung dan objek yang tidak didukung
dipercepat ke atas (Gambar 14.9a). Jika densitas objek lebih besar dari densitas fluida, gaya
apung ke atas kurang dari gaya gravitasi ke bawah dan objek tenggelam yang tidak didukung .
Jika densitas objek yang terendam sama dengan densitas fluida, gaya total pada benda adalah
nol dan objek tetap dalam keseimbangan. Oleh karena itu, arah gerakan dari suatu obyek
terendam dalam cairan hanya ditentukan oleh densitas objek dan cairan.
Kasus 2: Objek mengapung. Sekarang perhatikan suatu benda dengan volume Vobj dan
kepadatan robj < rfluid dalam kesetimbangan statis mengambang di permukaan cairan, yaitu
sebuah benda yang hanya sebagiannya terendam Dalam kasus ini, gaya apung ke atas
diseimbangkan oleh gaya gravitasi ke bawah yang bekerja pada benda tersebut. Jika
Vdisp adalah volume fluida yang dipindahkan oleh benda (volume ini adalah sama dengan
volume bagian dari objek di bawah permukaan cairan), gaya apung memiliki besaran B
= rfluidgVdisp. Karena berat benda adalah Fg = Mg = robj gVobj dan karena Fg = B, kita melihat
bahwa rfluid gVdisp = robj gVobj, atau:
Vdisp robj
=rfluid (14.6)
Vobj
Persaman ini menyatakan bahwa fraksi volume dari benda mengapung yang berada di
bawah permukaan fluida sama dengan perbandingan dari massa jenis benda dengan
massa jenis fluida.
Dalam kondisi normal, berat ikan dalam foto pembukaan bab ini adalah sedikit lebih besar
dari gaya apung pada ikan. Oleh karena itu, ikan akan tenggelam jika tidak memiliki
beberapa mekanisme untuk menyesuaikan gaya apung. Ikan menyelesaikan bahwa dengan
mengatur regulasi internal ukuran kandung kemih yang berisi udara untuk meningkatkan
volume dan besarnya gaya apung yang bekerja padanya, menurut Persamaan. Dengan cara
ini, ikan dapat berenang ke berbagai kedalaman.
Contoh 14.5
Archimedes konon pernah diminta untuk menentukan apakah mahkota sang raja benar-benar
terbuat dari emas murni. Menurut lagenda bahwa ia menjawab pertanyaan ini dengan cara
mengukur beratnya diudara dan kemudian di air. Misalkan timbangan yang ia gunakan
menunjukkan nilai 7.84 N di udara dan 6.84 N di air. Apakah yang harus dikatakan archemedes
kepada raja?
Oleh karena pemahaman kita tentang gaya apung maka kita menyadari bahwa nilai yang
terbaca pada timbangan akan lebih kecil daripada yang terbaca. Pembacaan nilai dari
timbangan adalah ukuran dari salah satu gaya yang bekerja pada mahkota dan kita ketahui
bahwa mahkotanya tidak berubah. Oleh karena itu kita dapat mengklasifikasikan persoalan ini
sebagai masalah keseimbangan gaya. Untuk menganalisis persoalannya perhatikan bahwa
ketika mahkota digantung diudara maka timbangan akan membaca nilai berat yang
sesungguhnya T1=Fs (dengan mengabaikan gaya apung udara). Ketika mahkota
ditenggelamkan ke dalam air maka gaya apung B akan mengurangi hasil pembacaan
timbangannya menjadi berat tampak T2 = Fg – B. Oleh karena mahkotanya berada dalam
keseimbangan maka gaya netto yang bekerja padanya adalah nol. Ketika mahkota berada
didalam air.
∑ 𝐹 = 𝐵 + 𝑇2 − 𝐹𝑔 = 0
Oleh karena gaya apung ini sama dengan berat air yang dipindahkan maka kita dapatkan
𝑃𝜔 𝑔𝑉𝜔 = 1.00 𝑁 𝑑𝑖𝑚𝑎𝑛𝑎 𝑉𝜔 adalah volume air yang dipindahkan dan 𝑃𝜔 adalah massa
jenisnya. Selain itu mahkota Vc sama dengan volume air yang dipindahkan karena mahkota
sepenuhnya tenggelam. Oleh karena itu
1.00 𝑁 1.00 𝑁
Vc = 𝑉𝜔 = = (1000 𝑘𝑔/𝑚3 = 1.02 x 10−4 𝑚3
𝑃𝜔 𝑔 ) (9.80 𝑚/𝑠3 )
Untuk finalisasi soal ini kita lihat bahwa massa jenis emas adalah 19.3 x 103 kg/𝑚3 . Oleh
karena itu Archimedes seharusnya menyampaikan pada raja bahwa ia telah dibohongi. Bias
jadi dalam mahkotanya terdapat lubang atau mahkota itu tidak terbuat dari emas asli.
Lintasan yang diambil oleh partikel fluida dalam kondisi aliran lunak disebut sebagai garis
alir. Kecepatan partikel selalu merupakan garis singgung terhadap garis alirannya, seperti
pada Figur 14.16. sekelompok garis alir, seperti yang ditunjukkan pada Figur 14.16,
membentuk sebuah saluran aliran. Perhatikan bahwa partikel tidak dapat mengalir ke dalam
atau ke luar dari sisi saluran ini, jika tidak demikian, maka garis-garis alirannya akan saling
bertumbukan.
Perhatikan bahwa fluida yang mengalir melewati pipa yang bentuknya tidak teratur,
seperti gambar 14.17. pertikel fluida bergerak sepanjang garis garis air dalam aliran yang tunak.
Selama selang waktu ∆t, fluida di ujung dasar pipa bergerak sejauh jarak ∆x1 = v1∆t. Jika A1
adalah luas penampang pada daerah ini, maka massa fluida yang terdapat dibagian kiri yang
diasir pada figur 14.17 adalah m1 = pA1∆x1 = pA1v1∆t, dimana P adalah massa jenis (yang tidak
berubah) dari fluida ideal. Begitu pula, fluida yang bergerak melewati ujung atas pipa dalam
selang waktu ∆t memiliki massa m2 = pA2v2∆t. Meskipun demikian, karena fluida dapat ditekan
dan karna alirannya tunak, maka massa yang melewati A1 dalam selang waktu ∆t harus sama
dengan massa yang melewati A2 dalam selang waktu yang sama. Artinya, m1 = m2, atau pA1v1
= pA2v2, dengan demikian
A1v1 = A2v2= konstan (14.17)
Persamaan ini disebut dengan persamaan kontinuitas fluida, yang menyatakan hasil kali luas
dan kelajuan fluida pada semua titik disepanjang pipa adalah konstan untuk fluida yang tidak
dapat di tekan.
Persamaan 14.17 menyatakan bahwa kelajuan fluida meningkat apabila saluran dipersempit
dan menurun apabila salurannya diperlebar hasil kali Av yang berdimensi volume peratuan
waktu. Disebut sebagai fluks volum atau laju aliran. Kondisi Av = konstan ekuivalen dengan
pernyataan bahwa volume fluida yang masuk melalui salah satu ujung saluran dalam selang
waktu yang diberikan sama dengan volume yang keluar dari ujung saluran yang lain dalam
selang waktu yang sama, jika tidak terjadi kebocoran.
Sanda dapat memperagakan persamaan kontinuitas setiap kalo anda penyiram kebun
dengancara menemoatkan ibu jari anda di atas ujung sebuah selang penyiram, seperti pada figur
14.18. dengan menutup sebagian lubangnya dengan ibu jari anda, maka anda mengurangi luar
penampang saluran yang dilewati oleh air. Sebagai akibatnya, kelajuan air bertambah keetika
keluar dari selang, dan air dapat disemprokan cukup jauh.
Dengan mempertimbangkan energi potensial gravitasi dari sistem segmen – bumi, sekali lagi
tidak ada perubahan selama selang waktu tersebut untuk fluida yang bagiannya tidak diadir.
Perubahan netto nya adalah bahwa massa fluida dalam bagian 1 telah dipindah ke bagian 2 .
oleh karena itu perubahan energi potensial gravitasinya adalah
∆U = mgy2 – mgy1
Daniel Bernoulli Fisikawan Swiss (1700-1782) Daniel Bernoulli membuat banyak penemuan
penting bidang dinamika fluida. Karya Bernoulli yang terkenal, Hydrodinamica, diterbitkan
pada tahun 1738. Karya ini merupakan suatu penelitian teoritis sekaligus praktis tentang
keseimbangan tekanan, dan kelajuan fluida. Ia menunjukkan bahwa ketika kelajuan fluida
bertambah, maka tekanannya akan berkurang. Hal tersebut disebut sebagai “Prinsip Bernoulli”.
Usaha total yang dilakukkan pada sistem oleh fluida di luar segmen sama dengan perubahan
energy mekanik sistem : W = K+ U . Dengan melakukan substitusi untuk setiap suku dalam
persamaan ini, kita dapatkan
(P1 – P2)V = ½mv22 – ½mv12+mgy2 – mgy1
Jika kita bagi setiap sukunya dengan volume bagian V dan mengingat kembali bahwa ρ = m/V,
maka persamaan ini akan menjadi
P1 + P2= ½ ρv22 – ½ ρv12+ ρgy2 – ρgy1
Dengan menyusun kembali suku-sukunya, kita dapatkan
P1 + ½ ρv12 + ρgy1 = P2+½ ρv22+ ρgy2
(14.8)
Ini adalah persamaan Bernoulli sebagaimana diterapkan pada fluida ideal. Persamaan ini juga
terkadang ditulis
P1 + ½ ρv2 + ρgy = konstan
(14.9)
Persamaan ini menunjukkan bahwa tekanan fluida berkurang ketika kelajuan fluida bertambah.
Selain itu, tekanan juga berkurang ketika ketinggiannya bertambah. Hal ini menunjukkan
kecilnya tekanan air dari keran dilantai yang lebih tinggi pada bangunan tinggi, kecuali
dilakukan berbagai upaya untuk menghasilkan tekanan yang lebih besar untuk lantai-lantai
yang lebih tinggi.
Ketika fluidanya diam, v1 = v2 = 0 dan persamaan 14.8 menjadi
P1 + P2 = ρ(y2 – y1) = ρgh
14.7 Penerapan Lain dari Dinamika Fluida
Gambar 14.22 Aliran garis alir disekeliling sayap pesawat yang sedang bergerak. Udara yang
mendekat dari kanan dibelokkan ke bawah oleh sayap. Berdasarkan Hukum III Newton, hal ini
harus sama dengan gaya angkat ke atas yang bekerja pada sayap oleh udara disebut gaya
angkat. Oleh karena hambatan udara, maka ada pula gaya yang berlawanan dengan kecepatan
sayap disebut tarikan (drag).
Gaya angkat bergantung pada beberapa faktor, seperti kelajuan pesawat, luas sayap,
kelengkungan sayap menyebabkan tekanan di atas sayap menjadi lebih kecil daripada di bawah
sayap, akibat efek Bernoulli. Hal ini membantu membuat sayapnya terangkat. Ketika sudut
antara sayap dan bidang horizontal bertambah maka aliran turbulen akan muncul di atas sayap
untuk mengurangi gaya angkat.
Pada umunya sebuah benda yang bergerak melalui suatu fluida mengalami gaya angkat
sebagai akibat dari efek apa pun yang menyebabkan fluidatersebut mengubah arahnya ketika
ia mengalir melewati benda. Sebagai contoh, bola golf yang dipukul dengan tongkat pemukul
mendapatkan suatu putaran balik akibat dari kemiringan tongkat pemukulnya. Lekukan-
lekukan pada bola menambah gaya gesek antara bola dan udara sehingga udara menempel pada
permukaan bola. Efek ini paling terasa pada setengah bagian atas dari bola, di mana permukaan
bola bergerak dalam arah yang sama dengan aliran udara. Gambar 14.23 menunjukan udara
yang menempel pada bola dan dibelokkan ke bawah sebagai hasilnya. Oleh karena bola
mendorong udara ke bawah, maka udara harus mendorong bola ke atas.
Gambar 14.23 Oleh karena pembelokan udara, bola golf yang berputar mengalami gaya angkat
ke atas yang menyebabkannya bergerak lebih jauh daripada jika bola tersebut tidak berputar.
Sejumlah peralatan bergerak dengan memanfaatkan perbedaan tekanan yang dihasilkan
dari perbedaan kelajuan pada suatu fluida. Contohnya adalah aliran udara yang melawati salah
satu ujung tabung terbuka, yang ujung lainnya ditenggelamkan dalam cairan, mengurai tekanan
di atas tabung seperti pada gambar 14.24.
Gambar 14.24 Aliran udara yang melewati tabung yang dicelupkan ke dalam cairan
menyebabkan cairan dalam tabung dapat naik.
Pengurangan tekanan ini menyebakan cairannya dapat naik dan melompat masuk ke dalam
aliran udara. Cairan tersebut kemudian terurai menjadi tetesan-tetesan yang kita sebut spray.
Anda mungkin mengetahui bahwa perangkat yang disebut dengan atomizer ini banyak
digunakan dalam botol parfum dan penyemprot cat.
KUMPULAN KUIS CEPAT
Kuis Cepat 14.1
Misalkan anda sedang berdiri dibelakang seseorang yang mundur kebelakang seraya menginjak kaki
anda dengan salah satu hak sepatunya.akankah lebih baik jika orang tersebut adalah
Jawab :
(a) Alasannya = oleh karena berat pemain basket di distribusikan pada luar permukaan sepatu
yang lebih besar, maka tekanan (F/A) yang diberikannya relatif kecil. Berat perempuan yang
lebih kecil di distribusikan pada luas penampang silang yang sangat kecil dari ujung hak
sepatunya yang tinggi dan kecil, jadi tekanannya lebih tinggi
Tekanan pada bagian bawah gelas yang diisi air (p = 1000 kg/m3) adalah P. Air tersebut dibuang dan
gelas diisi dengan etil alkohol (p = 806 kg/m3). Jadi, tekanan pada bagian bawah gelas menjadi
Jawab
Banyak barometer umum yang dibuat dari bermacam-macam fluida. Manakah diantara fluida
berikut yang kolom fluida dalam barometernya yang paling tinggi ?
(a) Raksa
(b) Air
(c) Etil Alkohol
(d) Benzena
Jawab
(c) Semua barometer akan menunjukkan tekanan yang sama dibagian bawah kolom fluida yaitu
tekanan atmosfer. Oleh karena itu, pada bagian kolom paling atas akan sama dengan massa
jenis larutan.
Anda telah menemukan sebuah pakaian luar angkasa dengan sebuah sedotan melewati tudung
wajahnya, sehingga anda dapat minum dari gelas ketika anda sedang berada di permukaan sebuah
planet. Diluar permukaan bulan, anda akan berusaha untuk minum melewati sedotan dari gelas air
yang terbuka. Nilai g di bulan sekitar seperenam g di bulan. Dibandingkan dengan kesulitan minum
menggunakan sedotan di bumi, anda akan mendapati bahwa minum dengan sedotan di bukan
menjadi
Jawab
Alasannya = karena tidak ada atmosfer di bulan maka tidak ada tekanan atmosfer yang memberikan
gaya untuk mendorong air naik ke atas sedotan
Sebuah apel tenggelam tepat di bawah permukaan air. Apel itu kemudian dipndahkan ke titik yang
lebih dalam.dibandingkan dengan gaya yang dibuthkan untuk menekan apel agar tepat berada di
bawah permukaan air. Gaya yang dibutuhkan untuk menekan apel ketitik yang lebih dalam haruslah
Jawab
(b) Sama
Alasannya = untuk benda yang tenggelam sepenuhnya, gaya apungnya tidak bergantung pada
kedalaman, jika fluidanya tidak dapat di tekan (nonkompresibel)
Sebuah gelas berisi air mengandung sebuah es batu yang mengapung. Ketika esnya mencair maka
ketinggian airnya akan
(a) Naik
(b) Turun
(c) Sama
Jawab
(c) Sama
Alasannya = es batu memindahkan volume air yang beratnya sama dengan berat es batu tersebut.
Saat esnya batu meleleh, maka es batu itu akan menjadi suatu bagian dari air yang beratnya sama
dan volumenya tetap sama dengan yang dipindahkan oleh es batu itu sebelumnya.
Anda terdampar dan sedang terapung di tengah laut pada sebuah rakit. Barang-barang anda di atas
rakit adalah kotak karta karun penuh dengan emas yang anda temukan sebelum kapal anda
tenggelam, dan rakitnya hanya terapung sedikit. Untuk membuat anda terapung lebih tinggi di atas
air, haruskah anda
(a) Membiarkan kotak harta karun di atas rakit
(b) Mengikat kotak harta karun di bagian bawah rakit
(c) Mengikat kotak harta karun dengan tali yang terhubung dengan rakit (asumsikan bahwa tentu
saja anda tidak mau melemparkan kotak harta karun itu dari rakit)
Jawab
Alasanya = dalam ketiga kasus ini, berat harta karunnya memberikan suatu gaya kebawah pada rakit
yang membuatnya tengggelam kedalam air. Akan tetapi, di (b) dan (c), peti harta karunnya juga
memindahkan air, yang memberikan suatu gaya apung ke arah atas sehingga mengurangi efek dari
berat peti tersebut.
Anda menempelkan dua buah sedotan (ujung dari sedotan yang satu dengan ujung dari sedotan
yang lainnya) untuk membuat sedotan yang lebih panjaang tanpa bocor. Masing-masing sedotan
memiliki jari-jari 3 mm dan 5 mm. Anda meminum soda dari sebotan gabungan tersebut. Sedotan
manakah yang kelajuan cairannya tertinggi ?
Jawab
Alasanya = cairan bergerak dengan kelajuan tertinggi pada sedotan yang luas penampangnya paling
kecil
Anda mengamati dua buah balon helium yang terbang berdekatan pada ujung-ujung tali yang diikat
padakan pada meja. Permukaan yang saling berhadapan dari kedua balon itu terpisah 1-2 cm. Anda
meniupkan udara pada ruang kosong di antara kedua balon itu. Apa yang terjadi dengan balon ?
Jawab
Alasannya = udara berkelajuan tinggi di antara balon-balon tersebut akan menghasilkan tekanan
yang rendah di daerah ini. semakin tinggi tekanan di permukaan luar balon-balon itu, semakin dekat
balon-balon itu akan saaling mendekat satu sama lain.