Anda di halaman 1dari 18

PROPOSAL DOPS

“PEMERIKSAAN EKG”

KEL A’18 :

Puti Lenggo Geni, S. Kep

Widia Handayani, S. Kep

Yossy Amelia Faradea, S. Kep

Alya Syafkorina, S. Kep

PROGRAM STUDI PROFESI

FAKULTAS KEPEARAWATAN

UNIVERSITAS ANDALAS

2018
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Berdasarkan profil kesehatan kota padang, penyakit jantung dan penyakit
hipertensi merupakan penyebab kematian terbanyak pada tahun 2012. Pada
tahun 2013 penyakit jantung merupakan penyebab kematian kedua setelah
ketuaan/lansia. Hal ini dapat disebabkan karena perilaku seperti mengonsumsi
makanan siap saji (fast food) yang mengandung kadar lemak jenuh tinggi,
kebiasaan merokok, minuman beralkohol, kerja berlebihan, kurang berolah
raga, dan stress, telah menjadi gaya hidup manusia terutama di perkotaan.
Padahal semua perilaku tersebut dapat menyebabkan penyakit jantung dan
stroke (Dinkes Padang, 2013).

Jantung berfungsi sebagai pompa hisap, memiliki sistem konduksi yang


berawal dari adanya sumber denyut di nodus sinosus (nodus SA) yang berasal
dari sifat automatisasi jantung, menyebabkan atrium berkontraksi. Impuls
berlanjut ke ventrikel melalui nodus atrioventrikular (nodus AV) mengikuti
berkas His yang menyebar ke seluruh serabut Purkinje. Impuls pada serabut
Purkinje akan menyebar ke seluruh miokardium ventrikel, sehingga ventrikel
berkontraksi dan terjadilah masa refrakter yaitu masa dimana ventrikel tidak
merespon rangsang sama sekali. Ventrikel akan melakukan relaksasi untuk
netralisasi ion-ion kembali pada kondisi semula sebelum akhirnya siap
menerima rangsang kembali. Aktivitas bioelektrik ini dapat dideteksi dengan
melakukan pemasangan elektroda pada permukaan tubuh yang terpasang
pada elektrokardiograf (EKG) dengan hasil rekaman yang disebut dengan
elektrokardiogram (Thaler, 2013).

Elektrokardiogram adalah gambaran grafik variasi potensial listrik yang


dihasilkan oleh eksitasi otot jantung dan dideteksi di permukaan tubuh
(Dorland, 2012). Pemantauan EKG memiliki fungsi untuk mendeteksi
aritmia, iskemia, cedera, dan infark miokard. Elektrokardiogram merupakan
pemeriksaan diagnostik yang penting pada jantung. Saat ini pemeriksaan
jantung tanpa pemeriksaan EKG dianggap kurang lengkap (Pratanu et al,
2009). memperlihatkan keabnormalan pada rekaman EKG-nya (Gray et al,
2005)

Dari hasil studi pendahuluan yang penulis lakukan di ruangan CVCU


RSUP Dr. M djamil Padang didapatkan bahwa dari 8 orang pasien semua
pasien terpasang Elektrokardiogram (EKG).

B. Rumusan Masalah

1. Mahasiswa Dapat Menyebutkan Pengertian Elektrokardiogram (Ekg)

2. Mahasiswa Dapat Mengetahuai Tujuan Elektrokardiogram (Ekg)

3. Indikasi Elektrokardiogram (Ekg)

4. Cara Melakukan Elektrokardiogram (Ekg)

5. Analisa Elektrokardiogram (Ekg)

6. Interpretasi Dasar Elektrokardiogram (Ekg)

C. Tujuan

Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan:

1. Elektrokardiogram ( EKG )
2. Fungsi alat elektrokardiogram ( EKG )
3. Pemasangan elektrokardiogram (EKG)
BAB II

TINJUAN TEORITIS

A. Pengertian
Elektrokardiografi adalah ilmu yang mempelajari perubahan-perubahan
potensial atau perubahan voltase yang terdapat dalam jantung.
Elektrokardiogram adalah grafik yang merekam perubahan potensial listrik
jantung yang dihubungkan dengan waktu.
Pemasangan EKG adalah suatu tindakan merekam aktivitas listrik yang
berawal dari nodus sinoartia yang dikonduksikan melalui jaringan serat-serat
(sistem konduksi) dalam jantung yang menyebabkan jantug berkontraksi yang
dapat direkam melalui elektroda yang dilekatkan pada kulit (Sundana, 2008).
B. Tujuan elektrokardiografi (EKG)

1. Untuk mengetahui adanya kelainan irama jantung/aritmia


2. Untuk mengetahui adanya kelainan miokardium seperti infark, hipertropi
atrial atau ventrikel
3. Untuk mengetahui pengaruh/efek obat-obat jantung terutama digitalis
4. Untuk mengetahui adanya gangguan elektrolit
5. Untuk mengetahui adanya perikarditis
C. Indikasi elektrokardiografi (EKG)
1. Kelainan miokard seperti infark
2. Pasien dengan pengaruh obat-obat jantung terutama digitalis
3. Gangguan elektrolit
4. Perikarditis
5. Pembesaran jantung
6. Kelainan penyakit inflamasi pada jantung.
7. pasien di ruang icu

D. Kontraindikasi
Tidak ada
E. Cara melakukan perekaman elektrokardiografi (EKG)

Tahap Pre Interaksi

1. Lakukan verifikasi order untuk pemeriksaan EKG


2. Siapkan alat – alat
3. Siapkan lingkungan klien: jaga privacy klien, tutup pintu dan jendela/
korden
Tahap Orientasi

1. Berikan salam, panggil klien dengan namanya, serta memperkenalkan


diri
2. Jelaskan prosedur dan tujuan tindakan pada klien/keluarga
3. Klarifikasi kontrak waktu pemeriksaan EKG
4. Beri kesempatan klien untuk bertanya
5. Minta persetujuan dari klien/keluarga
6. Persiapan alat didekatkan klien
Tahap Kerja

1. Membaca basmalah sebelum melakukan tindakan


2. Perawat cuci tangan
3. Bantu klien dalam posisi supine. Posisi semi fowler dapat
digunakan untuk klien dengan masalah respirasi
4. Lepaskan semua perhiasan dari logam yang dikenakan oleh pasien:
cincin, kalung, gelang, jam tangan, gesper, dl
5. Berikan privasi dan minta klien untuk melepaskan pakaiannya
terutama di bagian dada, pergelangan tangan dan mata kaki
6. Instruksikan klien untuk tetap berbaring, tidak bergerak, batuk atau
berbicara saat dilakukan perekaman EKG
PASANG ELEKTRODA PADA TUBUH KLIEN DENGAN
LEBIH DAHULU MEMBERIKAN GEL PADA PERMUKAAN
ELEKTRODA:*
7. Kabel RA (Right Arm, merah) dihubungkan dengan elektroda di
pergelangan lengan kanan*
8. Kabel LA (Left Arm, kuning) dihubungkan dengan elektroda di
pergelangan kiri*
9. Kabel LL (Left Leg, hijau) dihubungkan dengan pergelangan kaki
kiri*\
10. Kabel RL (Right Leg, hitam) dihubungkan dengan pergelangan
kaki kanan*
11. V1 : di ruang interkostal 4 kanan, ditepi kanan sternum*
12. V2 : di ruang interkostal 4 kiri di tepi kiri sternum*
13. V3 : di pertengahan V2 dan V4*
14. V4 : perpotongan antara linea medioklavikularis kiri dengan ruang
interkostal 5 kiri*
15. V5 : di perpotongan antara linea axillaris anterior kiri dengan
interkostal 5 kiri*
16. V6 : diperpotongan antara linea axillaris media kiri dengan
interkostalis 5 kiri*
17. Hidupkan mesin EKG. Putar pengatur lead pada daerah netral (huruf
C) dan aturlah agar jarum pencatat menunjukkan ke tengah grafik
18. Jalankan kertas grafik. Lakukan kalibrasi dengan menekan tombol
kalibrasi beberapa kali; gunakan kalibrasi dengan menggunakan angka
1. Kemudian hentikan kertas grafik
19. Putar tombol pengatur lead pada pengatur lead I dan aturlah agar garis
dasar terletak di tengah-tengah kertas grafik
20. Jalankan kembali kertas grafik sampai sepanjang 15 cm (minimal 3
gambaran EKG pada setiap lead), lalu hentikan kembali kertas grafik
21. Ulangi prosedur 5 dan 6 untuk lead II, III, aVR, aVL, aVF, V1, V2,
V3, V4, V5, dan V6
22. Matikan mesin EKG.
23. Lepaskan elektroda dan bersihkan kulit dari gel yang tersisa
menggunakan tissue atau handuk.
24. Merapikan pasien dan lingkungannya serta mengembalikan benda-
benda logam yang dipakai pasien jika ada.
25. Merapikan alat dan membuang sampah
26. Perawat mencuci tangan
Tahap Terminasi

1. Evaluasi respon, perasaan, dan kondisi klien


2. Simpulkan hasil kegiatan
3. Lakukan kontrak untuk kegiatan selanjutnya
4. Mengucapkan Alhamdulillah setelah selesai tindakan
Dokumentasi

1. Cantumkan nama di kertas EKG


2. Cantumkan umur klien di kertas EKG
3. Cantumkan nomor rekam medis di kertas EKG
4. Cantumkan waktu (jam dan tanggal) pelaksanaan pemeriksaan EKG di
kertas EKG
5. Catat identitas pasien, waktu pelaksanaan dan kemungkinan
adanya abnormalitas hasil EKG dalam catatan medis (RM)
6. Laporkan adanya kondisi abnormal
7. Respon klien

F. Analisa Irama EKG


KERTAS EKG :

a. Kertas EKG merupakan kertas grafik dengan jarak 1 mm (disebut kotak kecil),
garis yang lebih tebal berjarak 5 mm (disebut kotak sedang)
b. Garis horisontal menggambarkan waktu, kecepatan kertas 25 mm/detik
c. Maka 1 detik = 25 kotak kecil,
d. 1 menit = 60 x 25 = 1500 kotak kecil = 300 kotak sedang
e. 1 kotak kecil = 1/25 = 0,04 detik
f. 5 kotak kecil = 1 kotak sedang = 0,004 x 5 = 0,2 detik
g. Garis vertikal menggambarkan voltase, dimana 1 mm = 0,1 mVolt
Kotak EKG

1 mm =

Kotak kecil 5 mm =

SADAPAN EKG Kotak sedang

a. Sadapan ekstremitas : Lead I, II, III, AVR, AVL, AVF


b. Sadapan prekordial : Lead V1, V2, V3, V4, V5, V6
c. Sadapan ekstremitas menggambarkan aktivitas listrik jantung bidang frontal
d. Sadapan prekordial menggambarkan aktifitas listrik jantung bidang horisontal
e. Berdasarkan bidang tersebut, maka lead bisa menggambarkan kondisi jantung
f. Lokasi jantung anterior : V1 s.d. V6, dengan rincian :
i. Antero septal : V1 - V4
ii. Anterolateral : V5 - V6
iii. Lokasi jantung high lateral : 1, dan AVL
iv. Lokasi jantung inferior : II, III, dan AVF (lihat gambar di bawah)
v.
KURVA EKG

Gelombang EKG terdiri dari gelombang PQRST

Gelombang P

a) Gelombang P merupakan gambaran proses depolarisasi atrium (atrium


berkontraksi)
b) Lebar kurang dari 0,12 detik
c) Tinggi kurang dari 0,3 mVolt
d) P selalu positif di lead II
e) P selalu negatif di lead AVR

Gelombang QRS

a) Gelombang QRS merupakan gambaran proses depolarisasi ventrikel


(ventrikel berkontraksi)
b) Lebar 0,06 – 0,12 detik
c) Tinggi tergantung lead
d) Gel Q merupakan defleksi negatif I dari gel QRS
e) Lebar gel Q kurang dari 0,04 detik
f) Dalamnya gel Q kurang dari 1/3 R
g) Q yang tidak normal adalah Q patologis
h) Gel R merupakan defleksi positif I sesudah Q dari gel QRS
i) Gel S merupakan defleksi negatif sesudah gel R

Gelombang T

a) Gelombang T merupakan gambaran proses repolarisasi ventrikel

Interval PR

a) Diukur dari permulaan gel P sampai permulaan gel QRS


b) Normal antara 0,12 – 0,20 detik
c) Merupakan waktu yang dibutuhkan untuk depolarisasi atrium dan jalannya
impuls melalui berkas his sampai pada permulaan depolarisasi ventrikel
d) Nilai klinis untuk mengetahui apakah hantaran impuls di berkas his normal
atau mengalami gangguan
Segmen ST

a) Diukur dari akhir gelombang S sampai awal gelombang T


b) Nilai klinis untuk mengukur adanya infark atau iskhemik

PENILAIAN EKG

Cara menilai EKG adalah :

1. Tentukan frekwensi jantung


2. Tentukan irama jantung
3. Tentukan aksis jantung
4. Tentukan adanya hipertropi
5. Tentukan adanya tanda iskhemik
6. Tentukan adanya gangguan pembentukan impuls
7. Tentukan adanya gangguan penghantaran impuls
8. Khusus EKG kegawatan, pertama kali yang dilihat, tentukan adakah EKG
kegawatan berupa : Ventrikel takikardi (VT), Ventrikel Vibrilasi (VF), Atrial
Fibrilasi (AF) dan Ventrikel ekstra sistole (VES)

Langkah menentukan frekwensi jantung :

1. Tentukan 2 puncak gelombang R di lead II


2. Hitung berapa jumlah kotak kecil antara 2 puncak gelombang R
3. Hitung frekwensi sesuai dengan rumus :
1500 300
frek  frek 
jml kotak kecil R  R atau jml kotak sedang R  R

4. Normal 60 – 100
5. Takikardi bila lebih dari 100 x/menit
6. Bradikardi bila kurang dari 60 x/menit

Langkah menentukan irama jantung

1. Tentukan irama jantung apakah reguler (jarak R-R sama) atau ireguler
2. Tentukan apakah irama sinus atau tidak, dengan kriteria :
3. Irama reguler/teratur
4. Gel P normal
5. Gel P selalu diikuti gel QRS
6. Gel P selalu positif di lead II dan negatif di lead AVR
7. Interval PR normal
8. Gelombang QRS normal
9. Irama yang tidak memenuhi ketentuan tersebut dinamakan disritmia
10. Penyebab disritmia : (1) gangguan pembentukan impuls dan
(2) gangguan penghantaran impuls

Aksis jantung

1) Aksis jantung adalah sudut arah aliran impuls jantung


2) Menghitung dengan QRS di bidang frontal
3) Aksis normal terletak antara -30 s.d. +110 derajat
4) Deviasi aksis ke kiri (LAD) antara -30 s.d. -90 derajat
5) Deviasi aksis ke kanan (RAD) antara + 110 s.d. -180 derajat
Langkah menentukan aksis jantung

1) Seperti menghitung 2 vektor, yaitu vektor lead I dan vektor lead AVF
2) Tentukan selisih tinggi R dan S di lead I
3) Tentukan selisih tinggi R dan S di lead AVF
4) Tentukan jumlah kedua vektor tersebut

Langkah menentukan tanda-tanda hipertrofi

1) Hipertrofi atrium kanan


Ditandai gel P pulmonal : gel P yang lancip dan tinggi, paling jelas di lead I
dan II

2) Hipertrofi atrium kiri


Ditandai gel. P mitral : gel P yang lebar dan berlekuk, paling jelas di lead I
dan II

3) Hipertrofi ventrikel kanan


Ditandai gel R lebih besar dari gel S pada lead prekordial kanan

Gel S menetap di V5 V6

Depresi segmen ST dan gel T terbalik di V1-V3

4) Hipertrofi ventrikel kiri


Gel R pada V5 atau V6 lebih dari 27 mm atau gel S di V1 ditambah gel R di
V5 atau V6 lebih dari 35 mm

Depresi segmen ST dan gel T terbalik di V5 V6

Tanda iskhemik dan infark

1) Iskemik : depresi segmen ST atau gel T terbalik


2) Infark akut : elevasi segmen ST, sering disertai dengan gel Q patologis
3) Fase recent/sub akut : gel Q patologis disertai gel T terbalik
4) Infark old (OMI) : gel Q patologis disertai segmen ST dan gel T normal
BAB III
SATUA ACARA PENYULUHAN

I. PENGORGANISASIAN

1. Penyaji : Widia Handayani, S.Kep


2. Anggota :
 Puti Lenggo Geni, S. Kep
 Yossy Amelia Faradea, S. Kep
 Alya Syafkorina, S. Kep

II. KEGIATAN
NO TAHAP KEGIATAN SASARAN
1. Pembukaan a. Salam dan Perkenalan a. Menjawab salam
b. Menjelaskan tujuan umum b. Mendengarkan
(4 menit)
dan tujuan khusus dari c. Menjawab
pertemuan
c. Apersepsi (menggali
pengetahuan sasaran) tentang
pemeriksaan elektrokardiografi
(EKG)
2. Penyajian a. Menjelaskan pengertian a. Mendengarkan
(30 menit) elektrokardiografi (EKG) penjelasan
b. Menjelaskan tujuan b. Mendengarkan
elektrokardiografi (EKG) penjelasan
c. Menjelaskan indikasi c. Mendengarkan
elektrokardiogram (EKG) penjelasan

d. Menjelaskan cara melakukan d. Mencoba

pemasangan dan demonstrasi melakukan

elektrokardiogram (EKG) pemasangan


elektrokardiogram
(EKG)
3. Penutup a. Menyimpulkan materi a. Mendengarkan
b. Melakukan evaluasi dengan b. Menanyakan
(6 menit) memberikan kesempatan hal- hal yang
kepada audien untuk bertanya belum jelas
tentang pemasangan c. Mendengarkan &
elektrokardiografi (EKG) yang menjawab
telah disampaikan d. Menjawab salam
c. Menjelaskan kontrak untuk
pertemuan selanjutnya
d. Menutup pertemuan dengan
salam

III. MEDIA
Alat pemeriksaan elektrokardiografi (EKG) seperti:
 Mesin EKG
 Kabel untuk sumber listrik
 Kabel elektroda ekstremitas dan dada
 Plat elektroda ekstremitas
 Balon penghisap elektroda dada.
 Jelly
 Kertas tissue
 Kertas EKG

IV. METODE
Ceramah, demonstrasi dan tanya jawab

V. SETTING TEMPAT
Di ruangan CVCU RSUP. Dr. M. Djamil Padang
Keterangan :

Penyaji :

Audience :

Pembimbing :

VI. MATERI
(TERLAMPIR)

VII.EVALUASI
1. Evaluasi Struktur
a. Semua mahasiswa hadir dalam kegiatan
b. Penyelenggaraan pengajaran dilakukan oleh penyaji selama 1 x 45
menit
c. Materi tentang perekaman elektrokardiografi (EKG) sudah siap
disajikan dalam waktu 1 x 40 menit
d. Tempat, media dan alat bantu pengajaran sudah siap digunakan
selama 1 x 40 menit
2. Evaluasi Proses
a. Mahasiswa antusias terhadap materi yang disampaikan oleh penyaji
b. Mahasiswa tidak meninggalkan tempat selama pembelajaran
c. Mahasiswa terlibat aktif dalam kegiatan pembelajaran
3. Evaluasi Akhir
Mahasiswa dapat :
a. Jelaskan pengertian elektrokardiografi (EKG) ?
b. Jelaskan tujuan elektrokardiografi (EKG) ?
c. Jelaskan indikasi elektrokardiogram (EKG) ?
d. Jelaskan cara melakukan pemasangan elektrokardiogram (EKG) ?
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
 Elektrokardiografi adalahilmu yang mempelajari aktifitas listrik jantung.
Sedangkan Elektrokardiogram( EKG ) adalah suatu grafik yang
menggambarkan rekaman listrik jantung.
 Sebuah pendekatan metodik sederhana yang dapat diterapkan pada setiap
EKG. Setiap EKG harus didekati dengan cara berurutan, terutama kalau
seorang perawat yang masih baru di bidang ini, sehingga tidak ada hal
penting yang terlewatkan. Kalau perawat semakin banyak
mengenal,membaca kardiogram, hal yang pada mulanya mungkin
tampak terpaksa dan secara mekanik akan memberikan keuntungan besar
dan akan segera menjadi seperti kebiasaan.
 Gelombang P :gambaran proses depolarissi atrium.
 Gelombang QRS : gambaran proses depolarisasi ventrikel
 Gelombang T : gambaran proses repolarisasi ventrikel.
 Gelombang U : timbul setelah gelombang T dan sebelum gelombang P
berikutnya
 Interval PR : diukur dari permukaan gelombang P sampai permulaan
gelombang QRS.

B. Saran
Dengan adanya pembelajaran tentang EKG, maka kita sebagai perawat dapat
memaksimalkan asuhan keperawatan yang akan kita rencanakan dan kita
intervensikan kepada klien, sehingga dapat memenuhi kebutuhan dasar klien.
DAFTAR PUSTAKA

Thaler MS (2013). Satu-satunya buku EKG yang anda perlukan. Ed ketujuh,


Jakarta: EGC

Dorland, W.A. Newman. 2012. Kamus Kedokteran Dorland; Edisi 28. Jakarta:
Buku Kedokteran EGC.

Pratanu, S., Yamin, M., et al. 2009. Elektrokardiografi, dalam: Buku Ajar Ilmu
Pengetahuan Penyakit Dalam Jilid II. Sudoyo A. W, Setryohadi B, Alwi I,
Simadibrata M, Setiati S. Edisi V. Jakarta: Interna Publishing, pp 1455-64.

Gray, H.H., Dawkins, K.D., Morgan, J.M., dan Simpson, I.A. 2009. Kardiologi :
Lecture Notes edisi 4. Jakarta : Penerbit Erlangga

Anda mungkin juga menyukai