PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Di era otonomi daerah seperti sekarang ini, semua potensi yang di miliki
daerah sangat diperlukan untukdigerakkan secara bersama untuk mencapai tujuan
pembanguan daerah yang di harapkan melalui pengambilan kebijakan
pembangunan yang tepat.Salah satu potensi yang tidak bisa dikecualikan adalah
potensi penduduk.Tidak bisa dipungkiri bahwa penduduk selain sebagai subjek
atau pelaku sekaligus juga sebagai objek dari pembangunan. Karena itu
keberadaan penduduk, termasuk penduduk usia lanjut, perlu mendapatkan
perhatian dalam menghadapi era otonomi daerah sekarang ini.
Salah satu dampak dari keberhasilan pembangunan yang telah dilaksanakan,
terutama di bidang kesehatan dan kesejahteraan social antara lain meningkatkan
angka rata rata umur harapan hidup pendudukyang mencerminkan bertambahnya
panjang masa hidup penduduk secara keseluruhan dengan konsekuensi makin
bertambahnya jumlah penduduk lanjut usia (LANSIA).
Penduduk lansia pada umumnya memiliki fisik maupun non fisik yang
mengalami penurunan akibat prose salami yang disebut menua. Proses menua
adalah prose salami yang disertai penurunan kondisi fisik, psikologis maupaun
sosial yang saling berinteraksi satu sama yang lain. Kondisi ini mensyaratkan
bahwa peningkatan jumlah penduduk lansia membawa konsekensi makin
meningkatnya kebutuhan pelayanan bagi penduduk lansia, khususnya pelayanan
sosial.
Melalui Visi Lansia yaitu “Lansia berguna dan berkualitas”, telah di susun
berbagai upaya dan kegiatan yang telah dilakukan untuk mewujudkan masyarakat
lansia yang sehat, mandiri, berkeadilan serta produktif secara sosial dan ekonomi.
Hal ini berarti bahwa setiap upaya untuk meningkatkan derajat kesehatan lanjut
usia merupakan investasi bagi pembangunan daerah.
Komitmen pemerintah untuk melindungi seluruh penduduknya sudah sangat
jelas, seperti yang tercantum dalam pembukaan Undang Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945 yaitu melindungi segenap bangsa Indonesia,
meningkatkan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut
melaksanakan ketertiban dunia yang merupakan cita cita bangsa.
Seluruh penduduk artinya termasuk masyarakat lanjut usia, karena
masyarakat lanjut usia merupakan bagian dari intergral dari penduduk yang
mempunyai hak dan kesempatan yang sama di dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara.
Untuk itu semua pihak di haruskan bahu membahu, bersama sama dengan
menerapkan prinsip koordinatif yang baik antar semua elemen, sehingga bisa
menyusun upaya upaya untuk lansia.
B. TUJUAN PEDOMAN
1. Tujuan Umum
Meningkatkan kesejahteraan lanjut usia melalui kegiatan kelompok lanjut usia
yang mandiri oleh masyarakat.
2. Tujuan Khusus
a. Meningkatkan kemudahan bagi lanjut usia dalam mendapatkan pelayanan
dasar dan rujukan.
b. Meningkatan cakupan dan kualitas pelayanan kesehatan lansia, khusunya
aspek peningkatan dan pencegahan tanpa mengabaikan aspek pengobatan
dan pemulihan.
c. Berkembangnya kelompok lanjut usia yang aktif melaksanakan kegiatan
dengan kualitas yang baik secara berkesinambungan.
1
C. SASARAN PEDOMAN
Sasaran pedoman ini adalah :
1. Pra lanjut usia ( umur 45-59 tahun )
2. Lanjut usia ( umur 60-69 tahun )
3. Lanjut usia resiko tinggi ( umur > 70 tahun )
4. Keluarga dimana lanjut usia berada
5. Masyarakat di lingkungan lanjut usia
D. RUANG LINGKUP
Ruang lingkup upaya kesehatan lansia adalah :
1. Kesehatan pra lansia
2. Kesehatan lansia
3. Kesehatan lanjut usia resiko tinggi
E. BATASAN OPERASIONAL
Kesehatan lansia mengacu pada status kesehatan dan pelayanan kesehatan yang
diberikan kepada lansia.Penekaanannya pada lansia yang berguna dan
berkualitas.Pengertian kelompok lanjut usia adalah suatu wadah pelayanan
kepada usia lanjutdi masyarakat dimana proses pembentukan dan
pelaksanaannya dilakukan oleh masyarakat bersama lembaga swadaya
masyarakat, lintas sektoral pemerintah dan non pemerintah, swasta, organisasi
sosial dan lain lain, dengan memberikan pelayanan promotif dan preventif.
Kesehatan lanjut usia adalah kesehatan mereka yang berumur 60 tahun atau
lebih.
2
BAB II
STANDAR KETENAGAAN
3
BAB III
STANDAR FASILITAS
A. Standar Fasilitas
Surat keputusan menkes nomor 128/2004 tentang kebijakan dasar pusat
kesehatan masyarakat, menyatakan bahwa puskesmas adalah unit pelaksana
teknis Dinas keshatan Kabupaten/Kota yang bertanggungjawab
menyelenggarakan pembangunan kesehatan di suatu wilayah kerja. Puskesmas
memiliki fungsi sebagai pusat penggerak pembangunan berwawasan kesehatan,
pusat pemberdayaan masyarakat, pusat pelayanan kesehatan strata pertama
meliputi pelayanan kesehatan perorangan (private goods) dan pelayanan
masyarakat (public goods).
Standart Fasilitas Upaya kesehatan Lansia :
1. Saran dan prasarana
a. Tempat
1) Puskesmas
2) Puskesmas Pembantu
3) PKD
4) Posyandu
b. Transportasi
1) Kendaraan Pusling
2) Sepeda motor
c. Peralatan
1) Tensi meter
2) Stetokop
3) Metlin
4) Timbangan berat badan dewasa
5) Pengukur tinggi badan
6) Pita Lila
7) ATK
8) Laptop
9) LCD
10) Camera digital / HP
11) Poster / leaflet
12) Buku Data Lansia
13) Buku Kunjungan Lansia
14) Form Laporan Kesehatan Lansia
4
BAB IV
TATALAKSANA PELAYANAN
B. MANAJEMEN / PLAN
Dalam menyelenggarakan upaya kesehatan lansia agar mencapai tujuan yang
berhasil dan berdaya guna, maka perlu di tetapkan manajemen sebagai berikut :
1. perencanaan.
Langkah langkah perencanaan upaya kesehatan lansia yang dilakukan oleh
puskesmas mencakup Identifikasi masalah
Identifikasi masalah dilakukan :
a. Berdasarkan hasil cakupan kegiatan di tahun yang lalu.
b. Berdasarkan hasil identifikasi kebutuhan masyarakat melalui masukan dari
kader / perangkat desa
c. Berdasarkan ada tidaknya masalah yang berkaitan dengan kesehatan
lansia.
2. Plan atau Menyusun Rencana Usulan Kegiatan ( RUK )
Langkah puskesmas dalam menyusun usulan kegiatan kesehatan lansia
dilakukan dengan menetapkan :
a. Kegiatan
b. Tujuan
c. Sasaran
5
d. Volume / besar kegiatan
e. Waktu
f. Lokasi
3. Mengajukan Rencana Usulan Kegiatan ( RUK )
Rencana usulan kegiatan diajukan ke Dinas Kesehatan Kabupaten
4. Menyusun Rencana Pelaksanaan Kegiatan ( RPK )
Setelah disetujui dari Dinas Kesehatan Kabupaten, maka puskesmas melakukan
menyusun rencana pelaksanaan kegiatan ( RPK ) di :
a. Tingkat kecamatan
Advokasi dan sosialisasi tentang upaya kesehatan lansia agar pihak-pihak
terkait paham dan memberikan dukungan secara optimal dalam
menyelenggarakan upaya kesehatan lansia.
Pihak-pihak terkait yang dimaksud adalah :
1) Camat beserta jajarannya
2) Muspika kecamatan
3) Lintas sector kecamatan terkait
4) TP PKK Kecamatan
Selanjutnya dalam penyusunan rencana pelaksanaan kegiatan ( RPK ) di
bahas :
1) Prioritas kesehatan
2) Prioritas sasaran ( orang dan Lokasi
3) Waktu Pelaksanaan
4) Pembiayaan
5) Pembagian tugas kepada unsur / sektor terkait
b. Tingkat Desa
Advokasi dan sosialisasi tentang upaya kesehatan lansia agar pihak-pihak
terkait paham dan memberikan dukungan secara optimal dalam
menyelenggarakan upaya kesehatan lansia.
Pihak-pihak terkait yang dimaksud adalah :
1) Kepala Desa / Kelurahan
2) Perangkat Desa
3) Kader
4) Tokoh Masyarakat
5) Tokoh Agama
6) TP PKK Desa / Kelurahan
Selanjutnya dalam penyusunan rencana pelaksanaan kegiatan ( RPK ) di
bahas :
1) Petugas Pelaksana Kegiatan
2) Sasaran Kegiatan
3) Lokasi Kegiatan
4) Peralatan
5) Pembiayaan
6) Sumber Dana
7) Sektor Terkait
6
1) Mengkaji ulang rencana kegiatan yang telah disusun, mencakup jadwal
pelaksanaan, target pencapaian, lokasi dan rincian tugas para
penanggungjawab dan pelaksana kegiatan.
2) Menyusun jadwal kegiatan bulanan untuk tiap petugas sesuai dengan
rencana pelaksanaan.
3) Menyelenggarakan kegiatan sesuai dengan jadwalyang telah
ditetapkan.
Pada waktu menyelaenggarakankegiatan harus di perhatikan hal sebagai
berikut :
1) Azas penyelenggaraan puskesmas
2) Berbagai standar pedoman pelayanan kesehatan
3) Standar dan pedoman ketenagaan
4) Kendali mutu
5) Kendali biaya
c. Pemantauan
Pemantauan dilakukan secara berkala, mencakup hal-hal sebagai berikut :
1) Melakukan telaahan penyelenggaraan kegiatan dan haasil yang dicapai.
2) Mengumpulkan masalah, hambatan dan saran-saran untuk peningkatan
penyelenggaraan serta memberikan umpan balik.
d. Penilaian
Penilaian dilakukan pada akhir tahun anggaran, mencakup :
1) Pelaksanaan dan hasil kegiatan yang telah dicapai, dibandingkan
dengan rencana kegiatan tahunan dan standar pelayanan.
2) Menyusun saran-saran sesuai pencapaian, masalah, hambatan yang
ditemukan untuk meningkatkan mutu menyelenggarakan upaya
kesehatan lansia serta rencana kegiatan tahun berikutnya.
7
BAB V
LOGISTIK
Manajemen logistic alat kesehatan adalah suatu pengetahuan atau seni serta
proses mengenai perencanaan, penentuan kebutuhan, pengadaan, penyimpanan,
pemeliharaan serta penghapusan material atau alat-alat kesehatan. Tujuan dari
manajemen logistic adalah tersedianya bahan setiap saat dibutuhkan, baik mengenai
jenis, jumlah maupun kualitas yang dibutuhkan secara efisien. Dengan demikian
manajemen logistik dapat di pahami sebagai proses penggerakkan dan pemberdayaan
semua sumber daya yang dimiliki dan atau potensial dimanfaatkan untuk operasional,
secara efektif dan efisien.
Logistik upaya lansia adalah sebagai berikut :
1. Tensi meter
2. Stetoskop
3. Metlin
4. Timbangan BB dewasa
5. Pengukur TB
6. ATK
7. Laptop
8. LCD
9. Camera digital / HP
10. Poster / leaflet
11. KMS lansia
12. Buku lansia
13. Formulir lap lansia
8
BAB VI
KESELAMATAN PASIEN
10
BAB VII
KESELAMATAN KERJA
11
BAB VIII
PENGENDALIAN MUTU
12
BAB IX
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pedoman LANSIA dapat digunakan oleh petugas kesehatan dalam
memberikan pelayanan kesehatan Lansia agar meningkatkan kesejahteraan lanjut
usia melalui kegiatan kelompok lanjut usia yang mandiri oleh masyarakat, serta
sebagai pedoman dalam meningkatkan kemampuan dan peran serta masyarakat ,
keluarga dan seluruh anggotanya untuk mengatasi masalah kesehatan Lansia,
terutama melalui peningkatan peran keluarga dan masyarakat.
B. Saran
Untuk mencapai tujuan Pedoman LANSIA harus melaksanakan kegiatan
sesuai pedoman yang ada. Selain dengan menggunakan pedoman pelayanan
Lansia, petugas kesehatan juga harus memberdayakan masyarakat agar
masyarakat lebih sadar akan pentingnya kesehatan.
Mengetahui Penanggungjawab
Kepala puskesmas Wadaslintang I Upaya Lansia
13