Anda di halaman 1dari 20

Kata pengantar

Assalamu’alaikum wr.wb

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
rahmat serta karunia-Nya kepada saya sehingga saya berhasil menyelesaikan tugas ekonomi
pembangunan ini yang berjudul” Modal dan arti penting pembangunan nasional “
Tugas ini berisikan tentang informasi arti modal dan arti penting pembangunan nasional .
Diharapkan tugas ini dapat memberikan informasi kepada pembaca.
Pada kesempatan yang baik ini saya ingin mengucapkan terimakasih kepada bapak
Manohara inggita selaku guru pembimbing pada mata kuliah Ekonomi pembangunan.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, kritik dan
saran dari dosen dan teman-teman yang bersifat membangun , selalu kami harapkan demi
lebih baiknya makalah ini.
Akhir kata, semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua dan semoga Allah SWT
senantiasa meridhoi segala usaha kita, Aamiin.

Wassalamu’alaikum Wr.Wb.

penyusun

purwakarta, 9 mei 2018


DAFTAR ISI

Kata Pengantar…………………………………………………………………………….
Daftar Isi…………………………………………………………………………………..
Bab I Pendahuluan………………………………………………………………………
1.1. Latar Belakang Masalah………………………………………………..
1.2. Perumusan Masalah…………………………………………………….
1.3. Tujuan penulisan ………………………………………….
Bab II Pembahasan………………………………………………………………………...
2.1.Apa pengertian modal…………………………………………………...
2.2.Bagaimana pembentukan modal…..............
2.3. Mengapa permintaan dan penawaran modal di Indonesia rendah……….
2.4.Mengapa pembangunan nasional penting …………………………………....
Bab III penutup………………………………………………………………………………
3.1 simpulan………………………………………………………………..
3.2.saran………………………………………………………………..…..
Daftar pustaka……………………………………………………………………………….
BAB I
PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang

Ekonomi pembangunan adalah suatu cabang ilmu ekonomi yang menganalisis


masalah-masalah yang dihadapi oleh negara-negara sedang berkembang dan mendapatkan
cara untuk mengatasi masalah-masalah tersebut agar negara-negara berkembang dapat
membangun ekonominya dengan lebih cepat lagi. Salah satu objek kajian dari studi ekonomi
pembangunan adalah modal atau kapital yang merupakan bentuk-bentuk kekayaan yang
digunakan langsung atau tidak langsung dalam produksi untuk menambah output (Siagian,
1989). Sering juga dikatakan, modal atau kapital adalah barang-barang yang digunakan untuk
produksi lebih lanjut.

Pembangunan merupakan suatu proses perubahan yang berlangsung secara sadar,


terencana dan berkelanjutan dengan sasaran utamanya adalah untuk meningkatkan
kesejahteraan hidup manusia atau masyarakat suatu bangsa. Ini berarti bahwa pembangunan
senantiasa beranjak dari suatu keadaan atau kondisi kehidupan yang kurang baik menuju
suatu kehdiupan yang lebih baik dalam rangka mencapai tujuan nasional suatu bangsa
(Tjokroaminoto & Mustopadidjaya, 1988; Siagian, 1985).Pembangunan Nasional bertujuan
untuk mewujudkan masyarakat adil dan makmur yang merata material dan spiritual
berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Republik Indonesia tahun 1945 serta
menjalankan roda perekonomian dan mewujudkan kesejahteraan sosial. Pasal 33 UUD 1945,
sebagai dasar untuk mewujudkan keadilan, kesejahteraan dan kemakmuran rakyat melalui
peranan dan keberpihakan negara dalam meningkatkan taraf hidup rakyat.

Pada saat ini, negara-negara sedang berkembang mengalami kemiskinan yang


disebabkan oleh rendahnya persediaan modal. Dari uraian tersebut penulis ingin mengetahui
penyebab rendahnya permintaan dan penawaran modal dan cara mengatasinya sebagai solusi
pembangunan nasional.

1.2.Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka dapat dibuat rumusan masalah sebagai berikut:

1.Apa pengertian Modal?


2.Bagaimana pembentukan modal?

3.Mengapa permintaan dan penawaran modal di Indonesia rendah?

4.Mengapa pembangunan nasional penting?

1.3.Tujuan Penulisan

Tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai salah satu pemenuhan tugas
kelompok mata kuliah Ekonomi agar pembaca mengetahui :

1. pengertian Modal?

2.pembentukan modal?

3.penyebab permintaan dan penawaran modal di Indonesia rendah?

4.Mengapa pembangunan nasional penting?


BAB II
PEMBAHASAN

2.1.Pengertian Modal

Modal berperan sebagai alat pendorong pembangunan ekonomi yang meliputi


investasi dalam pengetahuan teknik perbaikan dalam mutu pendidikan, kesehatan, dan
keahlian. Dengan demikian modal atau kapital dalam rangka pembangunan, tidak hanya
berwujud pabrik-pabrik dan perlengkapannya, namun sebenarnya meliputi human capital.

Biasanya ahli-ahli ekonomi mengatakan, adanya kemiskinan dan pembangunan


ekonomi yang rendah di negara-negara sedang berkembang disebabkan oleh kekurangan
modal atau kapital sebab mereka memandang modal mempunyai kedudukan terpenting dalam
teori pembangunan ekonomi. Sebagian ahli ekonomi menganggap bahwa modal tidak saja
mempunyai kedudukan terpenting bagi proses pembangunan, melainkan strategis pula, dalam
arti proses pembentukan modal adalah saling pengaruh-mempengaruhi dan kumulatif.

Masalah pembentukan modal dapat ditinjau dari sudut permintaan maupun dari sudut
penawaran akan modal. Dari sudut permintaan pembentukan modal bertalian dengan ada
tidaknya daya tarik bagi usahawan atau wiraswasta untuk mempergunakan barang-barang
modal dalam proses produksi. Dari sudut penawaran, pembentukan modal berhubungan
dengan kemampuan masyarakat untuk menabung, tabungan kemudian dipakai untuk investasi
dan pembentukan modal. Dalam hubungan dengan pembentukan modal ini, negara-negara
sedang berkembang seolah-olah berada dalam lingkaran yang tak berujung pangkal, baik
dilihat dari segi permintaan maupun penawaran akan modal (Siagian, 1989).

Pembangunan ekonomi yang rendah di negara-negara sedang berkembang disebabkan


oleh kekurangan modal atau kapital, sebab modal mempunyai kedudukan terpenting dalam
teori pembangunan ekonomi (Kindleberger (1965) dalam Siagian (1989)). Dari
pengertiannya, modal adalah suatu bentuk kekayaan yang digunakan langsung atau tidak
langsung dalam produksi untuk menambah output (Siagian, 1989). Menurut Bourdieu (1986)
modal tidak hanya sekedar alat-alat produksi, tetapi juga memiliki pengertian yang lebih luas
dan dapat diklasifikasikan ke dalam 3 (tiga) golongan, yaitu: (a) modal ekonomi (economic
capital), (b) modal kultural (cultural capital), dan (c) modal sosial (social capital). Modal
ekonomi, dikaitkan dengan kepemilikan alat-alat produksi. Modal kultural
terinstitusionalisasi dalam bentuk kualifikasi pendidikan. Sedangkan menurut Coleman
(1990) modal sosial (social capital), yaitu kemampuan masyarakat untuk bekerja bersama
demi mencapai tujuan bersama dalam suatu kelompok dan organisasi.

Menurut Siagian (1989) pembangunan ekonomi di negara-negara sedang


berkembang dapat dilakukan dengan memperbaiki sistem pembentukan modal yang ditinjau
dari sudut penawaran maupun dari sudut pernintaan akan modal. Dalam hubungan dengan
pembentukan modal ini, negara-negara sedang berkembang seolah-olah berada dalam
lingkaran yang tak berujung pangkal. Dari sudut penawaran modal dapat digambarkan
demikian, kekurangan modal disebabkan karena kemampuan yang rendah dalam menabung,
sedangkan tabungan yang rendah diakibatkan oleh pendapatan yang rendah. Pendapatan yang
rendah merupakan pertanda produktivitas yang rendah, sedangkan produktivitas yang rendah
sebagian besar karena kekurangan modal. Kekurangan modal ini merupakan suatu akibat dari
tabungan yang rendah, dengan demikian lingkaran setan itu menjadi lengkap. Lingkaran
setan ini juga berlaku di sudut permintaan akan modal. Permintaan akan modal investasi
rendah disebabkan oleh daya beli yang rendah karena pendapatan yang rendah. Pendapatan
yang rendah merupakan cerminan dari produktivitas yang rendah, dan produktivitas yang
rendah disebabkan oleh modal yang dipergunakan dalam produksi rendah. Rendahnya modal
yang dipakai disebabkan oleh daya beli masyarakat yang rendah, demikian seterusnya.

Hampir semua ahli ekonomi menekankan arti penting pembentukan modal (Capital
Formation) sebagai penentu utama pertumbuhan ekonomi. Menurut Prof nurkse; Arti
pembentukan modal ialah masyarakat tidak mempergunakan seluruh aktifitas produktifnya
saat ini untuk kebutuhan dan keinginan konsumsi, tetapi menggunakan sebagian saja untuk
pembuatan barang modal; perkakas dan alat2, mesin dan fasilitas angkutan, pabrik dan
perlengkapannya –segala macam bentuk modal nyata yg dapat dengan cepat meningkatkan
manfaat upaya produktif. Inti proses itu kemudian adalah pengalihan sebagian sumber daya
yang sekarang ada pada masyarakat ketujuan untuk meningkatkan persedian barang modal
begitu rupa sehingga memungkinkan perluasan output yang dapat dikonsumsi pada masa
depan.

Definisi Prof Nurkse diatas hanya menyangkut pemupukan modsal material dan
mengabaikan modal manusia. Setiap definisi yang tepat harus menyangkut keduanya,
menurut Dr Singer; pembentukan modal terdiri dari barang yang nampak seperti pabrik, alat2
dan mesin, maupun barang yang tidak nampak seperti pendidikan yang bermutu tinggi,
kesehatan, tradisi ilmiah dan penelitian. Pendapat yang sama juga dikemukakan oleh Simon
Kuznet dalam ungkapan berikut; “pembentukan modal domestik tidak hanya menyangkut
biaya untuk konstruksi, peralatan dsan persediaan dalam negeri, tetapi juga peralatan lain
kecuali pengeluaran yang dibutuhkan untuk mempertahankan output pada tingkat yang ada.
Ia juga mencakup pembiayaan untuk pendidikan, rekreasi dan barang mewah yang
memberikan kesejahteraan dan produkitifitas lebih pada individu dan semua pengeluaran
masyarakat yang berfungsi untuk meningkatkan moral penduduk yang bekerja”. Jadi istilah
pembentukan modal meliputi material dasn modal manusia.

2.2.Pembentukan Modal

Pembentukan atau pengumpulan modal dipandang sebagai salah satu faktor sekaligus
faktor utama dalam pembangunan ekonomi. Menurut Nurkse, lingkaran setan kemiskinan di
negara berkembang dapat digunting melalui pembentukan modal, sebagai akibat dari
rendahnya pendapatan di negara berkembang maka permintaan, produksi, dan investasi
menjadi rendah atau kurang. Hal ini menyebabkan kekurangan di bidang barang modal dan
dapat diatasi dengan pembentukan modal. Lewat itu persedian mesin, alat2 dan perlengkapan
meningkat, sekala produksi meluas sehingga overhead ekonomi dasn sosial tercipta.
Pembentukan modal membawa pada pemanfaatan penuh sumber2 yang ada sehingga dapat
menaikan besarnya output nasional, pendapatan dasn pekerjaan, menekan angka inflasi dan
defisit neraca pembayaran, serta membuat perekonomian bebas dari bebn utang luar negeri.

Tujuan pokok pembangunan ekonomi adalah untuk membangun peralatan modal


dalam skala yang cukup untuk meningkatkan produktifitas di bidang pertanian,
pertambangan, perkebuna, industri dan bidang lainnya.modal juga diperlukan untuk
pembangunan sekolah, rumah sakit, jalan raya dsan kereta api, dan juga infrastrukur lain.
Singkatnya, pembangunan ekonomi adalah penciptaan modal overhead sosial dan ekonomi.
Hal ini hanya mungkin jika laju pembentukan modal didalam negeri cukup cepat, yaitu jika
bagian dari pendapatan atau output yang ada di masyarakat hanya sedikit saja yang
dipergunakan untuk konsumsi dan sisanya ditabung dan diinvestasikan dalam peralatan
modal.

Sebagaimana ditunjukan oleh Lewis, masalah pokok dalam teori pembangunan


ekonomi adalah proses peningkatan tabungan dan investasi nasional. Investasi dalam
peralatan modal tidak hanya meningkatkan produksi tetapi juga kesempatan kerja,
pembentukan modal menghasilkan kemajuan teknik yang menunjang tercapainya ekonomi
produksi skala luas dan meningkatkan spesialisasi. Pembentukan modal memberikan mesin,
alat dan perlengkapan bagi tenaga kerja yang semakin meningkat. Intinya pembentukan
modal memberikan pengaruh yang positif bagi kesempatan kerja.

1. Pembentukan modal menciptakan perluasan pasar

Dialah yang membantu menyingkirkan ketidaksempurnaan pasar melalui


penciptaan modal overhead sosial dan ekonomi –memotong lingkaran setan
kemiskinan baik dari sisi penawaran maupun sisi permintaan-. Lebih jauh
pembentukan modal membuat pembangunan menjadi mungkin kendati jumlah
penduduk terus meningkat dengan pesat. Di negara berkembang yang berpenduduk
tinggi seperti di Indonesia mempunyai keterkaitan antara kenaikan output perkapita
dengan rasio modal-tenga kerja. Tetapi di negara2 yang bermaksud meningkatkan
rasio modal-buruh terpaksa menghadapi dua masalah; pertama, rasio modal-buruh
jatuh akibat naiknya penduduk sehingga diperlukan investasi netto yang besar untuk
mengatasi kemerosotan rasio tersebut. Kedua, pada waktu penduduk meningkat
dengan pesat, menjadi sulit untuk mendapatkan tabungan yang cukup untuk
memperoleh sejumlah tingkat investasi yang diperlukan karena disebabkan rendahnya
pendapatan perkapita yang membuat kecenderungan marginal menabung tetap rendah
sehingga satu2 jalan ialah dengan mempertinggi laju pembentukan modal.

2. Pembentukan modal mengatasi masalah neraca pembayaran

Negara berkembang juga dihadapkan pada masalah neraca pembayaran, sebab


kebanyakan negara tersebut mengekspor barang primer (seperti bahan mentah dan
hasil pertanian) dan mengimpor hampir semua barang manufaktur dan barang modal.
Pembentukan modal domestik merupakan salah satu pemecahan pokok kesulitan
neraca pembayaran ini. Dengan mendirikan industri pengganti impor, impor atas
barang-barang tersebut dapat dikurangi, pada pihak lain dengan meningkatnya
prodiksi segala macam barang konsumsi dan barang modal maka komposisi ekspor
menjadi berubah. Bersama-sama dengan hasil pertanian dan bahan mentah industri,
ekspor barang manufaktur juga bermula. Jadi pembentukan modal membanut
memecahkan masalah neraca pembayaran.

3. Pembentukan modal dapat menyelesaikan masalah utang luar negeri


Laju pembentukan modal yang cepat, lambat laun dapat mengurangi
kebutuhan akan modal asing karena pembentukan modal pada kenyataannya
membantu tercapainya swasembada suatu negara dan mengurangi beban utang luar
negeri. Jika suatu negara meminjam dari negara lain untuk jangka panjang, utang
tersebut merupakan beban yang berat bagi generasi mendatang. Pada setiap
peminjaman, beban utang dari hari ke hari semakin membesar dan hanya bisa dibayar
kembali dengan mengenakan pajak yang lebih tinggi. Beban pajak meningkat dan
uang mengalir keluar dalam bentuk pembayaran utang. Dan hanya dengan
pembentukan modal suatu negara dapat terlepas dari masalah utang luar negeri.

2.3.Rendahnya Permintaan Modal di Indonesia dan Cara Mengatasinya

Rendahnya permintaan modal dalam negara-negara sedang berkembang termasuk


Indonesia, disebabkan oleh hasrat golongan wiraswasta melakukan investasi rendah, sebab
daya beli masyarakat atau keadaan pasar dalam negeri yang terbatas merupakan hambatan
untuk permintaan akan modal. Seperti diketahui faktor-faktor yang menentukan fluktuasi
investasi adalah:

a. efisiensi marginal dari investasi,


b. ongkos barang-barang modal, dan
c. tingkat bunga.

Efisiensi marginal suatu investasi adalah jumlah pendapatan suatu barang modal yang
akan diperoleh di masa depan selama usia barang modal tersebut atau sebagai rangkaian balas
jasa sesuatu barang modal (Siagian, 1989). Balas jasa ini diperoleh dari hasil penjualan
produksi setelah dikurangi dengan biaya atau harga pokok. Balas jasa ini haruslah lebih besar
dari harga pembelian modal tersebut, jika tidak, tidak ada gunanya atau tidak menarik untuk
menjalankan investasi. Biasanya balas jasa tiap tahun dinyatakan secara persentase.
Persentase ini harus lebih besar dari tingkat bunga umum yang berlaku sebab kalau tidak,
lebih baik dan lebih menguntungkan membungakan uang tersebut daripada membeli barang
modal.

Umumnya tingkat bunga ini merupakan faktor pembanding mengenai balas jasa
sesuatu investasi modal, dalam arti makin rendah tingkat bunga dibanding dengan tingkat
keuntungan maka semakin menarik menjalankan investasi dan demikian sebaliknya, semakin
tinggi tingkat bunga dibanding dengan tingkat keuntungan maka semakin kurang menarik
mengadakan investasi.

Pada umumnya tingkat bunga di Indonesia tinggi sekali. Hal ini diperkuat dengan
pendapat Alvin Hansen dalam Siagian (1989) yang mengatakan bahwa banyak investasi di
negara-negara sedang berkembang tidak terlaksana, terutama karena tingkat bunga yang
tinggi. Walaupun pendapatan ini cukup tajam, namun tidak seluruhnya dapat dibenarkan.
Faktanya, penurunan tingkat bunga merupakan segi penting untuk investasi, tetapi unsur lain
yang tidak kalah penting adalah kekurangan permintaan efektif dalam masyarakat sehingga
balas jasa investasi masa depan sangat rendah. Oleh sebab itu, dari sudut permintaan akan
modal di Indonesia, kekurangan tenaga beli merupakan penghambat yang lebih besar
daripada tingkat bunga yang tinggi.

Pada awal pembahasan telah dipaparkan bahwa hasrat usahawan mengadakan


investasi tertekan oleh faktor kekurangan tenaga beli, terutama jika ditinjau dari sudut
investasi dalam satu cabang produksi tertentu. Hambatan ini dapat dikurangi jika investasi
dijalankan secara bersamaan atau serentak di lapangan yang meliputi berbagai proyek.
Penyebab hal tersebut adalah hasil investasi yang dapat memperluas pasar penjualan, dalam
arti pekerja pada suatu proyek akan menjadi pembeli dari hasil proyek lain.

Pembangunan jenis ini disebut pembangunan yang seimbang. Pembangunan yang


seimbang mempunyai arti yang bermacam-macam, seperti : a) keseimbangan antara
pertambahan produksi bahan makanan dan pertambahan penduduk, b) keseimbangan antara
produksi agraria dan industri, c) keseimbangan antara kebutuhan jasmani dan rohani, dan d)
keseimbangan pembangunan antar daerah. Melalui pembangunan yang seimbang terutama
antara produksi bahan makanan dan produksi industri, akan menciptakan kesempatan kerja
yang luas untuk golongan penganggur dan setengah penganggur terutama di sektor pertanian.

Dengan cara ini produktivitas pertanian dapat dinaikkan, yang berarti juga dapat
menaikkan tenaga beli dalam arti nyata. Kenaikan tenaga beli kaum tani ini, sebagian akan
diberdayakan untuk membeli hasil industri seperti pakaian, alat-alat pertanian, dan
sebagainya. Hal ini terjadi sebab dari sudut industri, golongan petani merupakan pasar hasil
produksinya yang utama. Naiknya pasar bagi produksi industri akan mendorong tambahan
investasi di sektor ini. Sebaliknya golongan industri merupakan pasar bagi sektor pertanian,
dengan bertambah luasnya sektor industry akan mendorong kenaikan produksi di bidang
pertanian, baik melalui usaha perluasan area maupun melalui intensifikasi. Kedua cara ini
memerlukan peralatan dan hasil industri, sehingga mendorong tambahan investasi di bidang
ini. Demikianlah pembangunan proyek-proyek ini saling melengkapi dan saling menunjang
perkembangan masing-masing ke taraf yang lebih tinggi.

2.4.Arti Penting Pembangunan Nasional

1. Pengertian Pembangunan Nasional

Pengertian Pembangunan Nasional merupakan usaha peningkatan kualitas manusia


dan masyarakat Indonesia yang dilakukan secara berkelanjutan, berdasarkan kemampuan
nasional dengan memanfaatkan ilmu pengetahuan dan teknologi, serta memperhatikan
tantangan perkembangan global (Tap. MPR No. IV/MPR/1999). Dalam
mengimplementasikan Pembangunan Nasional senantiasa mengacu pada kepribadian bangsa
dan nilai luhur yang universal untuk mewujudkan kehidupan bangsa yang berdaulat, mandiri,
berkeadilan, sejahtera, maju, serta kokoh, baik kekuatan moral maupun etika bangsa
Indonesia.

 Pengalaman Sila Ketuhanan Yang Maha Esa, antara lain mencakup tanggung jawab
bersama dari semua golongan beragama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha
Esa secara bersama-sama meletakkan landasan spiritual, moral, dan etik yang kukuh
bagi pembangunan nasional.

 Pengalaman Sila Kemanusiaan yang Adil dan Beradab, antara lain mencakup
poeningkatan martabat serta hak dan kewajiban asasi warga Negara serta
penghapusan penjajahan, kesengsaraan dan ketidakadilan dari muka bumi.

 Pengalaman Sila Persatuan Indonesia antara lain mencakup peningkatan pembinaan


bangsa di semua bidang kehidupan manusia, masyarakat, bangsa dan Negara sehingga
rasa kesetiakawanan semakin kuat dalam ragnka memperkukuh persatuan dan
kesatuan bangsa.

 Pengalaman Sila Kerakyatan yang Dipimpin Oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam


Permusyawaratan/Perwakilan anatara lain mencakup upaya makin menumbuhkan dan
mengembangkan system politik Demokrasi Pancasila yang makin mampu memelihara
stabilitas nasional yang dinamis.

 Pengalaman Sila Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia antara lain
mencakup upaya untuk mengembangkan pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi
yang dikaitkan dengan pemerataan pembangunan dan hasil-hasilnya menuju kepada
terciptanya kemakmuran yang berkeadilan. Berdasarkan pokok pikiran diatas, maka
hakikat pembangunan nasional adalah pembangunan manusia Indonesia seutuhnya
dan pembangunan masyarakat Indonesia seluruhnya dengan Pancasila sebagai dasar,
tujuan dan pedoman pembangunan nasional. Pembangunan nasional dilaksanakan
merata diseluruh tanah air dan tidak hanya untuk satu golongan atau sebagian dari
masyarakat, tetapi untuk seluruh masyarakat.

Keseluruhan semangat arah dan gerak pembangunan dilaksanakan sebagai


pengalaman semua sila Pancasila secara serasi dan sebagai kesatuan yang utuh, yang
meliputi: Pembangunan nasional dilaksanakan secara berencana, menyeluruh, terpadu,
terarah, bertahap dan berlanjut untuk memacu peningkatan kemampuan nasional dalam
rangka mewujudkan kehidupan yang sejajar dan sederajat dengan bangsa lain yang telah
maju. Pembangunan nasional adalah pembangunan dari, oleh dan untuk rakyat dilaksanakan
semua aspek kehidupan bangsa yang meliputi aspek politik, ekonomi, social-budaya dan
aspek pertahanan keamanan dengan senantiasa harus merupakan perwujudan Wawasan
Nusantara serta memperkukuh Ketahanan Nasional yang diselenggarakan dengan sasaran
jangka panjang yang ingin diwujudkan.

2. Hakikat Pembangunan Nasional

Hakikat Pembangunan Nasional adalah pembangunan manusia Indonesia seutuhnya


dan pembangunan masyarakat Indonesia seluruhnya. Ini berarti dalam pelaksanaan
pembangunan nasional diperlukan hal-hal sebagai berikut:

1. Ada keselarasan, keserasian, kesimbangan, dan kebulatan yang utuh dalam seluruh
kegiatan pembangunan. Pembangunan adalah untuk manusia dan bukan sebaliknya
manusia untuk pembangunan. Dalam pembangunan dewasa ini, unsur manusia, unsur
sosial-budaya, dan unsur lainnya harus mendapatkan perhatian yang seimbang.
2. Pembangunan harus merata untuk seluruh masyarakat dan di seluruh wilayah tanah
air.
3. Subjek dan objek pembangunan adalah manusia dan masyarakat Indonesia, sehingga
pembangunan harus berkepribadian Indonesia pula.
4. Pembangunan dilaksanakan bersama oleh masyarakat dan pemerintah. Masyarakat
adalah pelaku utama pembangunan dan pemerintah berkewajiban untuk mengarahkan,
membimbing, serta menciptakan suasana yang menunjang. Kegiatan masyarakat dan
kegiatan pemerintah mesti saling mendukung, saling mengisi, dan saling melengkapi
dalam satu kesatuan langkah menuju tercapainya tujuan pembangunan nasional.

3. Visi dan Misi Pembanguanan Nasional

Dalam mewujudkan visi Pembangunan Nasional tersebut ditempuh delapan misi


Pembangunan Nasional sebagai berikut:

1. Mewujudkan masyarakat berakhlak mulia, bermoral, beretika, berbudaya, dan


beradab berdasrkan falsafah Pancasila adalah memperkuat jati diri dan karakter
bengsa melalui pendidikan yang bertujuan membentuk manusia yang bertakwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa, mematuhi aturan hukum, memelihara kerukunan
internal dan antarumat beragama, melaksanakan interaksi antarbudaya,
mengembangkan modal sosial, menerapkan nilai-nilai luhur budaya bangsa, dan
meiliki kebanggab sebagai bangsa Indonesia dalam rangka memantapkan landasan
spiritual, moral, dan etika pembangunan bangsa
2. Mewujudkan bangsa yang berdaya-saing adalah mengedepankan pembangunan
sumber daya manusia berkualitas dan berdaya saing; meningkatkan penguasaan dan
pemanfaatan IPTEK melalui penelitian, pengembangan , dan penerapan menuju
inovasi secara berkelanjutan; membangun infrastruktur yang maju serta reformasi
dibidang hukum dan aparatur negara; dan memperkuat perekonomian domestik
berbasis keunggulan setiap wilayah menuju keunggulan kompetitif dengan
membangun keterkaitan sistem produksi, distribusi, dan pelayanan termasuk
pelayanan jasa dalam negeri
3. Mewujudkan masyarakat demokratis berlandaskan hukum adalah memantapkan
kelembagaan demokrasi yang lebih kokoh; memperkuat peran masyarakat sipil;
memperkuat kualitas desentralisasi dan otonomi daerah; menjamin pengembangan
media dan kebebasan media dalam mengomunikasikan kepentingan masyarakat; dan
melakukan pembenahan struktur hukum dan meningkatkan budaya hukum dan
menegakkan hukum secara adil, konsekuen, tidak diskriminatif, dan memihak pada
rakyat kecil
4. Mewujudkan Indonesia aman, damai, dan bersatu adalah membangun kekuatan TNI
hingga melampaui kekuatan esensial minimum serta disegani dikawasan regional dan
internasional; memantapkan kemampuan dan meningkatkan profesionalisme Polri
agar mampu melindungi dan mengayomi masyarakat; mencegah tindak kejahatan, dan
menuntaskan tindak kriminalitas; membangun kapabilitas lembaga intelejen dan
kontra intelejen negara dalam penciptaan kemanan nasional; serta meningkatkan
kesiapan komponen cadangan, komponen pendukung pertahanan dan kotribusi
industri pertahanan nasional dalam sistem pertahanann semesta
5. Mewujudkan pemerataan pembangunan dan berkeadilan adalah meningkatkan
pembangunan daerah; mengurangi kesenjangan sosial secara menyeluruh,
keberpihakan kepada masyarakat, kelompok dan wilayah/daerah yang masih lemah;
menanggulangi kemiskinan dan pengangguran secara drastis; menyediakan akses
yang sama bagi masyarakat terhadap berbagai pelayanan sosial serta sarana dan
prasarana ekonomi; serta menghilangkan diskriminasi dalam berbagai aspek termasuk
gender
6. Mewujudkan Indonesia asri dan lestari adalah memperbaiki pengelolaan pelaksanaan
pembangunan yang dapat menjaga keseimbangan antara pemanfaatan, keberlanjutan,
keberadaan, dan kegunaan sumber daya alam dan lingkungan hidup dengan tetap
menjaga fungsi, daya dukung, dan kenyamanan dalam kehidupan pada masa kini dan
masa depan, melalui pemanfaatab ruang yang serasu antara penggunaan untuk
permukiman, kegiatan sosial ekonomi, dan upaya konservasi; meningkatkan
pemanfaatan ekonomi sumber daya alam dan lingkungan yang berkesinambungan;
memperbaiki pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan hidup untuk mendukung
kualitas kehidupan; memberikan keindahan dan kenyamanan kehidupan; serta
meningkatkan pemeliharaan dan pemanfaatan keanekargaman hayati sebagai modal
dasar pembangunan
7. Mewujudkan Indonesia menjadi negara kepualauan yang mandiri, maju, kuat, dan
berbasiskan kepentingan nasional adalah menumbuhkan wawasan bahari bagi
masyarakat dan pemerintah agar pembangunana Indonesia berorientasi kelautan;
meningkatkan kapasitas sumber daya manusia yang berwawasan kelauatan melalui
pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi kelautan; mengelola wilayah laut
nasional untuk mempertahankan kedaulatan dan kemakmuran; dan membangun
ekonomi kelautan secara terpadu dengan mengoptimalkan pemanfaatab sumber
kekayaan laut secara berkelanjutan
8. Mewujudkan Indonesia berperan penting dalam pergaulan dunia internasional adalah
memantapkan diplomasi Indonesia dalam rangka memperjuangkan kepentinagn
nasional; melanjutkan komitmen Indonesia terhadap pembentukan identitas dan
pemantapan integrasi internasional dan regional; dan mendorong kerja sama
internasional, regional dan bilateral antarmasyarakat, antarkelompok, serta
antarlembaga di berbagai bidang

4. Tujuan Pembangunan Nasional

Tujuan nasional, sebagaimana yang termaktub dalam Pembukaan Undang-Undang


Dasar 1945, yaitu:

“Melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia, memajukan


kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, serta ikut melaksanakan ketertiban
dunia yang berlandaskan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial".

Pernyataan di atas merupakan cerminan bahwa pada dasarnya tujuan Pembangunan


Nasional adalah untuk mewujudkan kehidupan masyarakat Indonesia yang sejahtera, lahiriah
maupun batiniah. Untuk mewujudkan hal tersebut, maka pembangunan yang dilaksanakan
oleh bangsa Indonesia merupakan pembangunan yang berkesinambungan, yang meliputi
seluruh aspek kehidupan masyarakat, bangsa dan negara.

Agar pembangunan yang dilaksanakan lebih terarah dan memberikan hasil dan daya
guna yang efektif bagi kehidupan seluruh bangsa Indonesia maka pembangunan yang
dilaksanakan mengacu pada perencanaan yang terprogram secara bertahap dengan
memperhatikan perubahan dan perkembangan yang terjadi dalam kehidupan masyarakat.
Oleh karena itu pemerintah merancang suatu perencanaan pembangunan yang tersusun dalam
suatu Repelita (Rencana Pembangunan Lima Tahun), dan mulai Repelita VII diuraikan dalam
suatu Repeta (Rencana Pembangunan Tahunan), yang memuat uraian kebijakan secara rinci
dan terukur tentang beberapa Propenas (Program Pembangunan Nasional). Rancangan APBN
tahun 2001 adalah Repeta pertama dari pelaksanaan Propenas yang merupakan
penjabaran GBHN 1999-2004, di samping merupakan tahun pertama pelaksanaan otonomi
daerah dan desentralisasi fiskal.

Sejak repelita pertama (tahun 1969) hingga repelita sekarang (tahun1999) telah
terealisasi beberapa program pembangunan yang hasilnya telah menyentuh seluruh aspek
kehidupan masyarakat, baik aspek politik, ekonomi, sosial dan budaya. Meskipun realisasi
pembangunan telah menyentuh dan dinikmati oleh hampir seluruh masyarakat, namun tidak
berarti terjadi secara demokratis. Dengan kata lain, hasil-hasil pembangunan tersebut belum
mampu menjangkau pemerataan kehidupan seluruh masyarakat. Masih banyak terjadi
ketimpangan atau kesenjangan pembangunan maupun hasil-hasilnya, baik antara pusat dan
daerah atau dalam lingkup yang luas adalah kesenjangan antara Kawasan Timur Indonesia
(KTI) dan Kawasan Barat Indonesia (KBI), khususnya pada sektor ekonomi. Salah satu
kesenjangan di sektor ekonomi tersebut diantaranya adalah tidak meratanya kekuatan
ekonomi di setiap wilayah, seperti tidak meratanya tingkat pendapatan (per kapita) penduduk,
tingkat kemiskinan dan kemakmuran, mekanisme pasar dan lain-lain.

Dampak dari kesenjangan tersebut telah menimbulkan beberapa gejolak dalam bentuk
tuntutan adanya pemerataan pembangunan maupun hasil-hasilnya, dari dan untuk setiap
wilayah di Indonesia. Untuk mengurangi bahkan menghilangkan kesenjangan tersebut
pemerintah telah menempuh beberapa kebijaksanaan pembangunan diantaranya dengan
memberlakukan Undang-undang Nomor 22 tahun 1999 tentang Otonomi Daerah yang pada
prinsipnya merupakan pelimpahan wewenang pusat ke daerah untuk mengurus rumah
tangganya sendiri sesuai dengan potensi yang dimiliki oleh masing-masing daerah.

5. Asas-Asas Pembangunan Nasional

Asas Pembangunan Nasional adalah prinsip pokok yang harus diterapkan dan
dipegang teguh dalam perencanan dan pelaksanaan Pembangunan Nasional :

 Asas Keimanan dan Ketakwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa


 Asas Manfaat Kegiatan pembangunan memberikan manfaat bagi peningkatan
kesejahteraan
 Asas Demokrasi Pancasila Kegiatan Pembangunan Nasional dilakukan berdasarkan
kekeluargaan
 Asas Keseimbangan, Keserasian, dan Keselarasan dalam Perikehidupan
Dalam Pembangunan Nasional adanya keseimbangan, keserasian dan keselarasan
antara dunia dan akhirat, materil dan spiritual dan lain-lain
 Asas Hukum Dalam penyelenggaraan Pembangunan Nasional, masyarakat harus taat
dan patuh kepada hukum
 Asas Kemandirian Pembangunan Nasional berlandaskan kepercayaan akan
kemampuan diri sendiri
 Asas Kejuangan Dalam penyelenggaraan Pembangunan Nasional masyarakata harus
memiliki mental, tekad, jiwa dan semangat
 Asas Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Pembangunan Nasional dapat memberikan
kesejahteraan rakyat lahir dan batin yang setinggi-tingginya

Modal dasar Pembangunan Nasional adalah keseluruhan sumber kekuatan nasional


baik yang efektif maupun potensial yang dimiliki dan didayagunakan bangsa Indonesia dalam
pembangunan nasional, yaitu:
1. Kemerdekaan dan kedaulatan bangsa dan Negara Indonesia
2. Jiwa dan semangat persatuan dan kesatuan bangsa
3. Wilayah nusantara yang luas yang berkedudukan di garis khatulistiwa
4. Kekayaan alam yang beraneka ragam
5. Penduduk yang besar sebagai sumber daya manusia yang potensuial
6. Rohaniah dan mental
7. Budaya bangsa Indonesia yang dinamais
8. Potensi dan kekuatan efektif bangsa
9. Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (ABRI)
BAB III
PENUTUP

3.1.Kesimpulan

Modal sebagai alat pendorong pembangunan ekonomi meliputi investasi dalam


pengetahuan teknik perbaikan dalam mutu pendidikan, kesehatan, dan keahlian. Dengan
demikian modal atau kapital dalam rangka pembangunan, tidak hanya berwujud pabrik-
pabrik dan perlengkapannya, namun sebenarnya meliputi human capital. Maka dapat
disimpulkan bahwa akumulasi modal sebagian besar ditentukan oleh permintaan modal,
disamping juga oleh penawaran modal. Penawaran modal cenderung mengikuti permintaan
untuk investasi. Pembentukan modal lebih ditarik oleh adanya permintaan dari para usahawan
yang penuh semangat dan kemauan untuk maju daripada dorongan penawaran modal yang
berasal dari pemilik uang yang pasif. Disinilah terlihat pentingnya peranan usahawan dalam
rangka pembangunan ekonomi suatu negara, dan terlihat perlunya mendorong timbulnya
golongan ini.

Pembangunan Nasional merupakan usaha peningkatan kualitas manusia dan


masyarakat Indonesia secara berkelanjutan dengan memanfaatkan kemajuan IPTEK serta
perhatikan tantangan perkembangan global. Pelaksanaannya mengacu pada kepribadian
bangsa dan nilai luhur yang universal untuk mewujudkan kehidupan bangsa yang berdaulat,
mandiri, berkeadilan, sejahtera, maju, serta kukuh kekuatan moral dan etikanya. Tujuan
Pembangunan Nasional itu sendiri adalah sebagai usaha untuk meningkatkan kesejahteraan
seluruh bangsa Indonesia. Dan pelaksanaannya bukan hanya menjadi tanggung jawab seluruh
rakyat Indonesia. Maksudnya adalah setiap warga negara Indonesia harus ikut serta dan
berperan dalam melaksanakan pembangunan sesuai dengan profesi dan kemampuan masing-
masing.

Keikutsertaan setiap warga negara dalam Pembangunan Nasional dapat dilakukan


dengan berbagai cara, seperti mengikuti program wajib belajar, melestarikan lingkungan
hidup, mentaati segala peraturan dan perundang-undangan yang berlaku, menjaga ketertiban
dan keamanan, dan sebagainya.

Pembangunan Nasional mencakup hal-hal yang bersifat lahiriah maupun batiniah


yang selaras, serasi, dan seimbang. Itulah sebabnya Pembangunan Nasional bertujuan untuk
mewujudkan manusia dan masyarakat Indonesia yang seutuhnya, yakni sejahtera lahir dan
batin.

Pembangunan yang bersifat lahiriah dilaksanakan untuk memenuhi kebutuhan hajat


hidup fisik manusia, misalnya sandang, pangan, perumahan, pabrik, gedung perkantoran,
pengairan, sarana dan prasarana transportasi dan olahraga, dan sebagainya. Sedangkan contoh
pembangunan yang bersifat batiniah adalah pembanguanan sarana dan prasarana ibadah,
pendidikan, rekreasi, hiburan, kesehatan, dan sebagainya.

3.1.Saran

Permintaan akan modal investasi rendah disebabkan oleh daya beli yang rendah
karena pendapatan yang rendah. Pendapatan yang rendah merupakan cerminan dari
produktivitas yang rendah, dan produktivitas yang rendah disebabkan oleh modal yang
dipergunakan dalam produksi rendah. Rendahnya modal yang dipakai disebabkan oleh daya
beli masyarakat yang rendah, demikian seterusnya. Oleh sebab itu untuk meningkatkan
pembangunan nasional diperlukan modal pembentukan modal untuk peningkatan
pembangunan nasional dan kejsejahteraan masyarakat.
DAFTAR PUSTAKA

http://www.ilmu-ekonomi-id.com/2016/09/pembangunan-nasional-pengertian-hakikat-
tujuan-pembangunan.html

http://www.sarjanaku.com/2012/12/pengertian-pembangunan-nasional-definisi.html

http://id.scribd.com/doc/15918195/pembangunan-nasional

Anda mungkin juga menyukai