Anda di halaman 1dari 13

Audit Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit

(Studi Kasus Pada RSUD Kota Tasikmalaya)

Nizar Rabbi Radliya, Ana Hadiana, Irawan Afrianto

Program Studi Magister Sistem Informasi


Universitas Komputer Indonesia
Jl Dipati Ukur No 112-116, Bandung 40132
e-mail: nizar.radliya@yahoo.com, ana.hadiana@lipi.go.id, irawan@unikom.ac.id

ABSTRAK
Sejak tahun 2008, RSUD (Rumah Sakit Umum Daerah) Kota Tasikmalaya sudah
menerapkan SIMRS (Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit). Sistem aplikasi yang sudah
digunakan terbatas pada lingkup sistem untuk pelayanan kesehatan terhadap pasien, terutama
sistem administrasi pembayaran. Implementasi SIMRS pada RSUD Kota Tasikmalaya masih
tedapat masalah-masalah yang dapat menghambat tujuan dari SIMRS yang digunakan saat ini.
Selain hal tersebut, pihak RSUD Kota Tasikmalaya juga terkendala dalam pembuatan rekomendasi
pengembangan SI (Sistem Informasi) ke depan. Rekomendasi tersebut bersifat penting karena
dapat membuat RSUD Kota Tasikmalaya lebih kompetitif dibandingkan dengan institusi
kesehatan lainnya. Guna membuat rekomendasi pengembangan SI dibutuhkan pengetahuan
mengenai tingkat kematangan (maturity level) SIMRS saat ini di RSUD Kota Tasikmalaya.
Pengetahuan mengenai permasalahan serta tingkat kematangan SIMRS dapat diperoleh melalui
kegiatan audit terhadap SIMRS saat ini di RSUD Kota Tasikmalaya. Kedepannya dokumentasi
penelitian ini dapat dijadikan sebagai pedoman dalam melakukan audit sistem informasi
manajemen rumah sakit di RSUD Kota Tasikmalaya.
Pada penelitian ini, terdapat prosedur dan alat bantu yang digunakan sebagai acuan dalam
melakukan penelitian. Prosedur yang digunakan dalam pelaksanaan audit sistem informasi pada
SIMRS RSUD Kota Tasikmalaya mengacu pada tahapan audit SI secara umum dan framework
COBIT 4.1 (Control Objectives for Information and related Technology). Sedangkan untuk alat
bantu dalam pengumpulan data menggunakan cara observasi, wawancara, kuesioner, studi pustaka
dan telaah dokumen. Alat bantu lainnya pada penelitan ini adalah model BSC (Balanced
Scorecard) yang digunakan dalam penentuan ruang lingkup penelitian.
Hasil dari penelitian ini diketahui beberapa proses TI COBIT 4.1 yang menjadi cakupan
audit diantaranya: PO8 (mengelola kualitas), AI4 (memungkinkan operasional dan penggunaan),
DS1 (mendefinisikan dan mengelola tingkat pelayanan), DS2 (mengelola layanan pihak ketiga),
DS4 (memastikan layanan yang berkelanjutan), DS7 (mendidik dan melatih pengguna). Secara
umum, implementasi SIMRS saat ini di RSUD Kota Tasikmalaya pada proses TI COBIT 4.1
belum cukup baik dilakukan. Hal tersebut dapat dilihat dari rata-rata tingkat kematangan berada
pada level 2 (repeatable but intuitive). Tingkat kematangan SIMRS yang ingin dicapai oleh RSUD
Kota Tasikmalaya secara umum yaitu berada pada level 4 (managed and measurable). Untuk
mencapai pada tingkat kematangan yang diharapkan, maka diperlukan suatu strategi perbaikan
pada masing-masing atribut kematangan secara bertahap dimana atribut yang berada pada level
paling rendah merupakan prioritas untuk dilakukan peningkatan terlebih dahulu hingga seluruh
atribut berada pada level yang diharapkan.

Kata Kunci: Audit, Sistem Informasi, SIMRS, RSUD Kota Tasikmalaya, COBIT 4.1, Tingkat
Kematangan, BSC.

114
pelayanan kesehatan terhadap pasien. Atas
1. PENDAHULUAN dasar itu, solusi yang ditawarkan adalah
Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) audit sistem informasi menggunakan
Kota Tasikmalaya termasuk pada klasifikasi framework COBIT 4.1. Alasan dipilihnya
Rumah Sakit Umum Kelas B Non framework COBIT 4.1, karena memberikan
Pendidikan. Sejak tahun 2008, RSUD Kota gambaran paling detil mengenai strategi dan
Tasikmalaya sudah menerapkan Sistem kontrol dalam pengaturan proses teknologi
Informasi Manajemen Rumah Sakit informasi yang mendukung keselarasan
(SIMRS). Hal tersebut merupakan tanggung strategi bisnis dan tujuan teknologi
jawab dari Sub Bagian SIMRS yang informasi (Sarno : 2009). Bagi auditor,
tercantum secara resmi pada struktur manfaat COBIT 4.1 adalah membantu dalam
organisasi RSUD Kota Tasikmalaya. SIMRS mengidentifikasi isu-isu kendali TI dalam
pada RSUD Kota Tasikmalaya sudah infrastruktur TI perusahaan. Hal ini juga
didukung oleh Teknologi Informasi (TI) membantu auditor dalam memverifikasi
berupa infrastruktur (perangkat komputer, temuan audit (Jogiyanto, Abdillah : 2011).
server dan jaringan), sistem aplikasi beserta Tahap awal dalam melakukan audit SI
basis data. Sistem aplikasi yang sudah adalah perencanaan untuk menentukan
digunakan terbatas pada lingkup sistem ruang lingkup (Isa : 2012). Penentuan ruang
untuk pelayanan kesehatan terhadap pasien, lingkup audit dilakukan dengan cara
terutama sistem administrasi pembayaran. mengidentifikasi tujuan strategi RSUD Kota
Dari hasil studi pendahuluan Tasikmalaya melalui implementasi Balanced
ditemukan bahwa sistem aplikasi untuk Scorecard (BSC). Penggunaan BSC
pelayanan kesehatan terhadap pasien di dikarenakan dapat mengukur strategi
RSUD Kota Tasikmalaya masih terkendala organisasi ke dalam empat perspektif;
oleh lambatnya proses Sistem Informasi (SI) diantaranya: pelanggan, keuangan, proses
yang menyebabkan pasien harus menunggu bisnis internal, pembelajaran dan
lama dalam memperoleh layanan. Lamanya pertumbuhan (Jogiyanto, Abdillah : 2011).
proses SI sering menyebabkan pasien harus Pada penelitian ini, penentuan ruang lingkup
antri cukup lama dalam memperoleh audit dilakukan berdasarkan perspektif
layanan. Layanan data dari SI juga sering pelanggan. Hal tersebut berdasarkan atas
dikeluhkan pasien karena ketidaksesuain sistem yang akan diaudit adalah sistem
dengan tagihan yang dikenakan kepada pelayanan kesehatan terhadap pasien,
pasien saat membayar di kasir. Penyebab dimana pasien merupakan pelanggan RSUD
terjadinya kesalahan dan keterlambatan Kota Tasikmalaya.
pemrosesan yang ada pada SI tersebut belum Solusi tersebut penulis realisasikan
diketahui dengan pasti. Sejauh ini, masalah- dalam bentuk penelitian dengan judul “Audit
masalah tersebut dapat menghambat tujuan Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit
dari SIMRS yang digunakan saat ini di (Studi Kasus pada RSUD Kota
RSUD Kota Tasikmalaya. Tasikmalaya)”. Penelitian ini menghasilkan
Pihak RSUD Kota Tasikmalaya rekomendasi perbaikan berdasarkan temuan-
terkendala dalam pembuatan rekomendasi temuan audit pada SIMRS RSUD Kota
pengembangan SI ke depan. Rekomendasi Tasikmalaya.
tersebut bersifat penting karena dapat
membuat RSUD Kota Tasikmalaya lebih 2. TINJAUAN PUSTAKA
kompetitif dibandingkan dengan institusi 2.1. Sistem Informasi Manajemen
kesehatan lainnya. Guna membuat Rumah Sakit
rekomendasi pengembangan SI dibutuhkan
pengetahuan mengenai tingkat kematangan Sistem Informasi Manajemen (SIM)
SIMRS saat ini di RSUD Kota Tasikmalaya. adalah sistem informasi yang digunakan
Pengetahuan tersebut dapat diperoleh untuk menyajikan informasi yang digunakan
melalui kegiatan audit terhadap SIMRS saat untuk mendukung operasi, manajemen, dan
ini di RSUD Kota Tasikmalaya. pengambilan keputusan dalam sebuah
Berdasarkan latar belakang tersebut organisasi. Biasanya SIM menyediakan
maka dapat disimpulkan bahwa RSUD Kota informasi untuk operasi organisasi (Kadir :
Tasikmalaya dituntut untuk melakukan audit 2003). Manajemen rumah sakit adalah
SIMRS, terutama pada lingkup sistem serangkaian kegiatan manajemen mulai dari

115
tahap perencanaan sampai tahap evaluasi divalidasikan atau dikonfirmasikan kepada
yang berorientasi pada aspek input orang yang menanganinya atau dengan
(pelanggan, dokter, sarana, prasarana dan pimpinan bagian terkait.
peralatan), proses (pelayanan medik) dan 4) Mencari Solusi
output (kepuasan pasien) (Soejitno, Alkatiri, Apabila auditor telah menemukan
Ibrahim : 2002). potensial issues dan telah memvalidasikan
Sistem Informasi Rumah Sakit hal tersebut dengan bagian terkait, maka
(SIRS) adalah suatu tatanan yang berurusan langkah selanjutnya adalah mencari solusi
dengan pengumpulan data, pengelolaan data, untuk menanggulangi dan atau
penyajian informasi, analisis dan mengantisipasi risiko yang dapat terjadi.
penyimpulan informasi serta penyampaian 5) Laporan
informasi yang dibutuhkan untuk kegiatan Tahap terakhir pada pelaksanaan
rumah sakit. SIRS ini meliputi: sistem lapangan adalah membuat laporan audit.
informasi klinik, sistem informasi Sebelum laporan ini dikeluarkan, auditor
administrasi dan sistem informasi harus memberikan laporan sementara
manajemen. Peran SIRS yang utama adalah kepada bagian terkait untuk persetujuannya.
dalam mendukung pengendalian mutu 6) Tindak Lanjut
pelayanan medis, penilaian produktivitas, Rekomendasi yang telah disetujui tidak
analisis pemanfaatan dan perkiraan akan berguna apabila tidak
kebutuhan, perencanaan dan evaluasi diimplementasikan atau tidak dengan benar
program, menyederhanakan pelayanan, implementasinya.
penilaian klinis dan serta pendidikan
(Sabarguna : 2008).
2.2.2. ICT Auditor
Tugas ICT Auditor adalah
2.2. Audit Sistem Informasi mengawasi dan mengontrol semua kegiatan
Audit Sistem Informasi (SI) yang berkaitan dengan ICT misalnya Sistem
merupakan mekanisme yang umum Informasi (SI), hardware, software, jaringan
digunakan untuk memeriksa dan komunikasi, peralatan untuk melindungi
mengevaluasi implementasi sistem asset perusahaan dan lain-lain. Secara
tatakelola TI. Dalam hal ini pemeriksa tradisional tanggung jawab ICT Auditor
(auditor) memegang peran penting dalam hal adalah meninjau ulang area manajemen dan
penilaian dan pengukuran terhadap dewan teknik yang berkaitan dengan ICT. Namun
direksi dan manajemen eksekutif (Jogiyanto, dengan kemajuan teknologi, maka ICT
Abdillah : 2011). Auditor dituntut untuk meluangkan lebih
2.2.1. Tahap Audit Sistem banyak waktu di bidang teknik ICT ( Irwan :
Informasi 2012).

Proses audit sistem informasi dapat 2.3. Framework COBIT 4.1


terdiri dari enam langkah (Isa : 2012): COBIT mengintegrasikan praktik-
1) Perencanaan praktik yang baik dalam mengelola
Tujuan dari perencanaan audit adalah Teknologi Informasi (TI) dan menyediakan
menentukan tujuan dan ruang lingkup dari kerangka kerja untuk tata kelola TI yang
pemeriksaan. dapat membantu pemahaman dan
2) Pelaksanaan dan Dokumentasi pengelolaan risiko serta memperoleh
Di dalam tahap ini auditor akan keuntungan terkait dengan TI (Surendro :
mengumpulkan semua data dan informasi 2009). Adapun keuntungan yang diperoleh
yang bisa dikumpulkan untuk menunjang dari penerapan COBIT 4.1 diantaranya (IT
penganalisisan risiko dan menentukan risiko Governance Institute : 2007):
yang mana sampai saat ini tidak ditangani 1) Penyelarasan yang lebih baik,
dengan benar. berdasarkan pada fokus bisnis.
3) Penemuan dan Validasi 2) Dapat dipahami oleh manajemen
Pada saat melaksanakan pekerjaan tentang hal yang dilakukan TI.
lapangan, auditor akan menemukan 3) Tanggungjawab dan kepemilikan yang
penemuan penemuan yang memiliki potensi jelas didasarkan pada orientasi proses.
untuk dirisaukan. Penemuan ini harus

116
4) Dapat diterima secara umum diantara entitas dan menjalankan fiduciary-nya
pihak ketiga dan pembuat aturan. dan tanggungjawab tata kelola.
5) Berbagi pemahaman diantara pihak Antara tujuan bisnis dan tujuan TI
yang berkepentingan, didasarkan pada (business goal and IT goal) dan kriteria
sebuah bahasa yang sama. informasi terdapat hubungan. Hubungan ini
6) Pemenuhan kebutuhan atau sebagai menunjukkan bahwa pada tujuan bisnis yang
pelengkap bagi COSO (Committee of diberikan, yang dikelompokkan kedalam
Sponsoring Organisations of the empat perspektif balanced scorecard,
Treadway Commision) untuk berhubungan dengan beberapa tujuan TI
lingkungan kendali TI. yang sesuai, dan kriteria informasi yang
berkaitan dengan tujuan bisnis tersebut.
2.3.1. Karakteristik Utama Hubungan yang lain adalah antara tujuan TI,
Framework COBIT 4.1 proses-proses TI dan kriteria informasi.
Adapun karakteristik utama Pencapaian kebutuhan bisnis, yang
framework COBIT 4.1 adalah (IT tercermin pada kebutuhan informasi,
Governance Institute : 2007): membutuhkan dukungan sumberdaya TI.
1) Fokus Bisnis Sumberdaya TI, dalam COBIT 4.1
Kebutuhan bisnis tercermin dengan diidentifikasi dan didefinisikan sebagai
adanya kebutuhan informasi. Informasi itu berikut:
sendiri perlu memenuhi kriteria kontrol a) Aplikasi adalah sistem user yang
tertentu, guna mencapai obyektif bisnis. diotomasikan dan prosedur manual
Kriteria untuk informasi sebagaimana yang memproses informasi.
dikemukakan COBIT 4.1 adalah: b) Informasi adalah data dalam semua
a) Effectiveness, berhubungan dengan bentuknya, dimasukkan, diproses dan
informasi yang relevan dan dikeluarkan oleh sistim informasi,
berhubungan pada proses bisnis seperti dalam bentuk apapun digunakan oleh
halnya disampaikan dengan suatu cara bisnis.
yang tepat waktu, benar, konsisten, dan c) Infrastruktur adalah teknologi dan
mudah digunakan. fasilitas (hardware, operating system,
b) Efficiency, berhubungan dengan database management systems,
ketentuan informasi melalui jaringan, multimedia, dan lain-lain, dan
penggunaan sumberdaya secara lingkungan penempatan dan
optimal. pendukungnya) yang memungkinkan
c) Confidentiality, berhubungan dengan pemrosesan aplikasi.
pengamanan informasi yang sensitif d) Orang adalah personel yang diperlukan
dari penyingkapan yang tidak sah. untuk merencanakan, mengorganisir,
d) Integrity, berhubungan dengan mendapatkan, menerapkan,
ketepatan dan kelengkapan informasi menyampaikan, mendukung,
seperti halnya keabsahannya menurut memonitor dan mengevaluasi layanan
nilai dan harapan bisnis. dan sistem informasi. Mereka bisa saja
e) Availability, berhubungan dengan internal, outsource, atau dikontrak
ketersediaan informasi pada saat ketika diperlukan.
diperlukan oleh proses bisnis saat ini 2) Orientasi Proses
dan mendatang. Ini juga berhubungan Aktivitas TI dalam COBIT
dengan pengamanan sumberdaya yang didefinisikan kedalam model proses yang
perlu dan kemampuan yang berkaitan. dikelompokkan kedalam 4 (empat) domain
f) Compliance, berhubungan dengan yaitu Planning and Organise (PO), Acquire
kepatuhan pada hukum, regulasi, and Implement (AI), Deliver and Support
perjanjian kontrak dimana proses bisnis (DS), Monitor and Evaluate (ME).
adalah pokok yaitu kriteria bisnis a) Plan and Organise (PO), mencakup
dikenakan secara eksternal, seperti strategi dan taktik, perhatian pada
halnya kebijakan internal. identifikasi cara TI dapat berkontribusi
g) Reliability, berhubungan dengan pada pencapaian objektif bisnis.
ketentuan informasi yang tepat bagi b) Acquire and Implement (AI),
manajemen untuk mengoperasikan merealisasikan strategi TI yang sudah

117
direncanakan, beserta solusi TI yang 2) Kondisi sekarang dari industri –
diperoleh, diimplementasikan dan perbandingan.
diintegrasikan ke dalam proses bisnis 3) Target peningkatan perusahaan –
organisasi. dimana kondisi yang diinginkan
c) Deliver and Support (DS), domain ini perusahaan atau kondisi ideal (to be).
menitikberatkan pada penyampaian Model kematangan dimaksudkan
layanan sesungguhnya yang untuk mengetahui keberadaan persoalan
diperlukan. yang ada dan bagaimana menentukan
d) Monitor and Evaluate (ME), seluruh prioritas peningkatan. Penggunaan model
proses TI perlu dilakukan pengawasan, kematangan yang dikembangkan untuk 34
penilaian, dan evaluasi secara berkala proses TI memungkinkan manajemen dapat
unuk memastikan proses TI dapat mengidentifikasi kinerja sesungguhnya
berjalan dengan baik. organisasi dimana kondisi TI saat ini, dan
3) Berbasis Kontrol target pengingkatan dimana kondisi TI yang
COBIT mendefinisikan kebijakan, diharapkan kedepannya. Tingkat
prosedur, praktik, dan struktur organisasi kematangan COBIT dimulai dari keadaan 0
yang dirancang untuk memberikan jaminan (tidak ada) hingga 5 (optimal) (IT
yang dapat diterima bahwa tujuan bisnis Governance Institute : 2007). Penjelasan
dapat tercapai dan kejadian yang tidak dari setiap tingkat kematangan COBIT ada
diharapkan dapat dicegah atau diketahui dan pada Tabel 2.1.
diperbaiki dalam suatu control/kendali. Agar Tabel 2.1. Tingkat Kematangan COBIT (IT
tata kelola TI menjadi efektif maka Governance Institute : 2007)
diperlukan penerapan kerangka kerja kontrol Tingkat Penjelasan
yang mencakup semua proses TI. Setiap 0 Non existent (tidak ada),
proses TI yang terdapat pada COBIT merupakan posisi kematangan
mempunyai tujuan kontrol tingkat tinggi dan terendah, dimana organisasi
Detailed Control Objective (DCO). merasa tidak peduli terhadap
4) Dikendalikan Oleh Pengukuran pentingnya TI untuk dikelola
Pemahaman terhadap status TI secara baik oleh manajemen.
diperlukan bagi organisasi untuk kontrol 1 Initial (inisialisasi), kondisi
mana yang perlu diberikan dalam upaya dimana organisasi secara reaktif
meningkatkan kinerjanya. Berkaitan dengan melakukan penerapan
hal tersebut, COBIT memberikan: implementasi TI sesuai dengan
a) Model kematangan, yang kebutuhan yang ada, tanpa
memungkinkan pembandingan dan dilakukan perencanaan terlebih
identifikasi kapabilitas yang dahulu.
diperlukan. 2 Repeatable (dapat diulang),
b) Tujuan dan ukuran kinerja untuk proses kondisi dimana organisasi telah
TI. memiliki kebiasaan yang terpola
c) Tujuan aktifitas untuk memungkinkan untuk merencanakan dan
kinerja proses yang efektif. mengelola IT Governance dan
2.3.2. Maturity Model dilakukan secara berulang-ulang
secara reaktif, namun belum
Tingkat maturity dirancang sebagai melibatkan prosedur dan
profile proses TI, sehingga organisasi akan dokumen formal.
dapat mengenali sebagai deskripsi 3 Defined (ditetapkan), pada
kemungkinan keadaan sekarang dan tahapan ini organisasi telah
mendatang. Penggunaan maturity model memiliki mekanisme dan
yang dikembangkan untuk setiap 34 proses prosedur yang jelas mengenai
TI dari COBIT 4.1, memungkinkan tata cara dan manajemen IT
manajemen dapat mengidentifikasi (IT Governance, tersosialisasikan
Governance Institute : 2007): dengan baik di seluruh jajaran
1) Performa sesungguhnya perusahaan – manajemen dan karyawan untuk
dimana kondisi perusahaan sekarang dipatuhi dan dikerjakan dalam
atau kondisi exixting (as is). aktivitas sehari-hari.

118
Tingkat Penjelasan tujuan tetapi sebagai pendukung sebagai
4 Managed (diatur), merupakan contoh (Guldentops : 2003):
kondisi dimana manajemen 1) Meningkatkan kepedulian
organisasi telah menerapkan 2) Identifikasi kelemahan
sejumlah indikator pengukuran 3) Identifikasi prioritas peningkatan.
kinerja kuantitatif untuk Beberapa cara yang umum dilakukan
memonitor dan mengukur dalam melaksanakan penilaian maturity
efektivitas pelaksanaan diantaranya adalah (Guldentops : 2003):
manajemen IT Governance. 1) Pendekatan multidisiplin kelompok
Proses diperbaiki terus menerus orang yang mendiskusikan dan
dan terdapat perangkat bantu dan menghasilkan kesepakatan level
otomatisasi untuk pengawasan. maturity kondisi sekarang.
5 Optimised (dioptimalisasi), 2) Dekomposisi deskripsi maturity
merupana level kematangan menjadi beberapa statement sehingga
tertinggi, organisasi dianggap manajemen dapat memberikan tingkat
telah mengimplementasikan tata persetujuannya (Pederiva : 2003).
kelola manajemen TI yang 3) Penggunaan atribut matriks
mengacu pada praktik terbaik sebagaimana didokumentasikan dalam
(best practice). Perbaikan Cobit’s Management Guidelines dan
dilakukan terus menerus memberikan nilai masing-masing
sehingga proses telah mecapai atribut dari setiap proses.
level terbaik.
2.3.3. Model Framework COBIT
Kematangan/maturity model yang 4.1
dibangun berawal dari generic qualitative Framework COBIT 4.1, mengikat
model, dimana prinsip dari atribut berikut kebutuhan bisnis untuk informasi dan tata
ditambahkan dengan cara bertingkat (IT kelola, pada obyektif fungsi layanan
Governance Institute : 2007): Teknologi Informasi (TI). Model proses
1) Awareness and Communication (AC) COBIT 4.1 memungkinkan IT activities dan
2) Policies, Standards and Procedures sumberdaya yang mendukungnya dikelola
(PSP) dan dikontrol dengan tepat berdasarkan
3) Tools and Automation (TA) COBIT’s control objectives, serta
4) Skills and Expertise (SE) diselaraskan dan dimonitor menggunakan
5) Responsibility and Accountability (RA) COBIT’s KGI and KPI metrics.
6) Goal Setting and Measurement (GSM) Secara lebih terinci keseluruhan
Secara umum dapat dikatakan bahwa framework COBIT 4.1 terdiri dari empat
AC merupakan atribut penggerak pertama domain mengandung 34 proses generik,
bagi keberadaan atribut yang lain. AC yang mengelola IT resources untuk
diwujudkan dalam bentuk PSP, dan untuk memberikan informasi pada bisnis sesuai
terlaksananya PSP dengan baik harus dengan kebutuhan bisnis dan tata kelola TI.
didukung keberadaan atribut lain yaitu TA,
SE, dan RA. Adapun pelaksanaan PSP harus 2.4. Model Balanced Scorecard
senantiasa dimonitor dan diukur terhadap Balanced Scorecard (BSC) dapat
tujuan yang telah ditetapkan dalam GSM. mengintegrasikan berbagai pandangan
Umpan balik dari GSM diperlukan oleh AC tentang perencanaan, implementasi dan
untuk dapat melakukan tindakan evaluasi pengukuran strategi organisasi ke dalam
serta perbaikan yang diperlukan. empat perspektif (Jogiyanto, Abdillah:
Dalam melakukan pengukuran 2011). Adapun empat perspektif dalam BSC
maturity untuk proses, terlebih dulu perlu dapat dilihat pada tabel 2.2.
kejelasan tentang tujuan pengukuran itu
sendiri. Pemahaman secara jelas, apa yang
diukur dan apa yang akan dilakukan pada
saat melakukan pengukuran, diperlukan.
Hal ini karena pengukuran
kematangan/maturity bukan merupakan

119
Tabel 2.2. Empat Perspektif dalam BSC 2) Menentukan ruang lingkup penelitian,
(Jogiyanto, Abdillah: 2011) dalam hal ini ruang lingkup audit
Perspektif Misi sistem informasi dengan cara sebagai
Pelanggan Mencapai misi dengan berikut:
menyampaikan nilai a) Menetapkan tujuan strategis
kepada pelanggan. RSUD Kota Tasikmalaya
Keuangan Sukses secara finansial berdasarkan perspektif pelanggan
dengan menyampaikan Balanced Scorecard (BSC).
nilai kepada pemegang b) Mengukur tingkat kepentingan
saham. tujuan bisnis pada COBIT 4.1
Proses Bisnis Memuaskan pemegang menggunakan kuesioner yang
Internal saham dan pelanggan dibuat berdasarkan tujuan
dengan meningkatkan strategis RSUD Kota
efisiensi dan keefektifan Tasikmalaya yang sudah
proses bisnis. ditetapkan dan tujuan bisnis
Pembelajaran Mencapai visi dengan perspektif pelanggan pada COBIT
dan mempertahankan inovasi 4.1.
Pertumbuhan dan mengubah c) Mengidentifikasi tujuan
kapabilitas, melalui Teknologi Informasi (TI)
perbaikan kontinu dan berdasarkan tujuan bisnis yang
persiapan menghadapi terpilih dari hasil pengukuran
masa depan. sebelumnya dan sesuai dengan
ketetapan yang ada dalam COBIT
Untuk konteks Sistem Informasi (SI), 4.1. Proses ini menghasilkan
aplikasi konsep BSC pada perspektif tujuan TI terpilih.
pelanggan diubah menjadi orientasi d) Mengidentifikasi proses TI
pengguna. Misi dari orientasi pengguna berdasarkan tujuan TI yang
adalah memberikan produk dan layanan terpilih dari hasil identifikasi
dengan nilai tambah kepada pelanggan. sebelumnya dan sesuai dengan
Pertanyaan yang sering diajukan adalah ketetapan yang ada dalam COBIT
sejauh mana produk dan jasa yang 4.1. Proses ini menghasilkan
dihasilkan oleh departemen atau fungsi proses TI terpilih.
Teknologi Informasi (TI) mampu memenuhi 3) Mengumpulkan data terkait ruang
kebutuhan pengguna. Tujuan dari perspektif lingkup penelitian audit SI pada
orientasi pengguna adalah membangun dan SIMRS RSUD Kota Tasikmalaya
mempertahankan citra dan reputasi di mata melalui proses wawancara, observasi,
pengguna dengan memanfaatkan peluang dan penyebaran kuesioner kepada
TI; membangun hubungan dengan auditi atau responden yang terkait dan
komunitas; memenuhi persyaratan pengguna relevan dengan penelitian.
(Jogiyanto, Abdillah: 2011). 4) Mengelola dan menganalisa data yang
telah dikumpulkan dengan cara sebagai
3. METODE berikut:
3.1. Alur Penelitian a) Menilai kematangan proses TI
terpilih. Penilaian kematangan
Alur penelitian yang dilaksanakan: proses TI bertujuan untuk
1) Meninjau kepustakaan sebagai langkah menentukan tingkat
awal untuk memahami proses kematangan/maturity dari setiap
penelitian tentang audit sistem proses yang dibutuhkan. Penilaian
informasi dengan mempelajari tersebut dilakukan dengan
literatur-literatur baik cetak maupun mengidentifikasi keberadaan dan
elektronik. Selain itu juga menelaah kondisi setiap proses TI terpilih
dokumen-dokumen yang terkait dengan pada pengelolaan SIMRS di
penelitian seperti RENSTRA RSUD RSUD Kota Tasikmalaya. Fakta
Kota Tasikmalaya Tahun 2013 s/d yang ditemukan kemudian
2017, dan lain sebagainya. dipetakan ke dalam COBIT 4.1.

120
Hasil yang diperoleh menunjukkan mengenai objek penelitian ini, dilakukan
tingkat kematangan/maturity setiap dengan cara:
proses TI pada kondisi saat ini (as- a) Observasi
is). Pengumpulan data dengan observasi
b) Menentukan target tingkat langsung adalah cara pengambilan data
kematangan/maturity proses TI dengan pengamatan langsung terhadap hal-
terpilih. Target hal yang berkaitan dengan masalah dan
kematangan/maturity proses TI tujuan penelitian (Nazir : 2009). Observasi
adalah kondisi ideal tingkat yang dilaksanakan dalam penelitian ini
kematangan dari setiap proses TI adalah observasi langsung karena peneliti
yang diharapkan (to-be) yang mengadakan pengamatan langsung ke
menjadi acuan dalam strategi lapangan untuk memperoleh data atau
perbaikan. Target informasi yang akurat mengenai SIMRS
kematangan/maturity untuk setiap yang diimplementasikan RSUD Kota
proses TI ditentukan dengan Tasikmalaya.
ekspektasi pihak manajemen b) Wawancara
RSUD Kota Tasikmalaya terhadap Wawancara adalah proses memperoleh
kebutuhan proses TI yang keterangan untuk tujuan penelitan dengan
didasarkan kepada tingkat cara tanya jawab, antara penanya dan
kematangan/maturity atribut penjawab dengan menggunakan panduan
Responsibility, Accountable, (Nazir : 2009). Dalam penelitian ini
Consulted, Informed (RACI) yaitu wawancara dilakukan terhadap direktur
Awareness Communication (AC), umum dan beberapa kepala bagian beserta
Policy, Standard, and Procedure anggotanya yang berkaitan dengan SIMRS
(PSP), Tool and Automation (TA), RSUD Kota Tasikmalaya, terutama Sub Bag
Skill and Expertise (SE), SIM-RS beserta anggotanya. Wawancara ini
Responsibility and Accountability berisikan pertanyaan-pertanyaan tentang
(RA), dan Goal and Setting sistem informasi manajemen rumah sakit
Measurement (GSM) pada yang diimplementasikan pada RSUD Kota
masing-masing proses TI terpilih. Tasikmalaya. Sehingga diidentifikasi
c) Menganalisis kesenjangan/gap beberapa permasalahan mengenai sistem
tingkat kematangan proses TI pada informasi manajemen rumah sakit di
kondisi saat ini (as-is) terhadap institusi tersebut.
tingkat kematangan proses TI pada c) Kuesioner
kondisi yang diharapkan (to-be). Kuesioner adalah daftar pertanyaan
5) Memberikan usulan berupa yang berguna untuk memperoleh keterangan
rekomendasi perbaikan terkait mengenai masalah pada penelitian (Nazir :
kesenjangan/gap guna mencapai 2009). Pada penelitian ini, kuesioner
kematangan proses TI sesuai yang dibentuk berdasarkan ketentuan yang ada
diharapkan atau yang akan datang (to- pada framework COBIT 4.1. Guna menjaga
be), sehingga SIMRS pada RSUD Kota objektivitas dalam penelitian ini, maka
Tasikmalaya dapat mendukung tujuan dilakukan penentuan siapa saja responden
strategi yang sudah ditetapkan. yang mengisi kuesioner. Pembuatan
6) Menarik kesimpulan dan memberikan kuesioner menggunakan skala Likert. Skala
saran. Likert dapat memperlihatkan item yang
dinyatakan dalam beberapa respon alternatif:
3.2. Jenis Teknik Pengumpulan sangat setuju, setuju, bimbang, tidak setuju,
Data sangat tidak setuju (Nazir : 2009).
Sumber data dan informasi penelitian 2) Data Sekunder
ini diperoleh dengan menggunakan metode Teknik pengumpulan data sekunder
tertentu dan dipilah berdasarkan jenis data dalam rangka pembentukan informasi
yang diperlukan. mengenai objek penelitian ini, dilakukan
1) Data Primer dengan cara:
Teknik pengumpulan data primer a) Studi Pustaka
dalam rangka pembentukan informasi

121
Metode pengumpulan data dengan Perspektif No. Kode Tujuan
mencari data kepustakaan yang menunjang. Strategis
Kepustakaan tersebut dapat berupa buku, integritas dan
jurnal ilmiah, e-book, dan lain sebagainya efisiensi proses
yang ada kaitannya dengan penelitian. layanan.
b) Rencana Strategis (RENSTRA) RSUD
Kota Tasikmalaya Tahun 2013-2017
Data diperoleh dari penjelasan dan 4.1.2. Hasil Pengukuran Tingkat
penjabaran rencana strategis RSUD Kota Kepentingan Tujuan Bisnis
Tasikmalaya dalam kurun waktu tertentu COBIT 4.1
dan yang telah ditentukan sehingga Pengukuran tingkat kepentingan
memudahkan dalam pengklasifikasian tujuan bisnis pada COBIT 4.1 dilakukan
terhadap masalah yang diteliti. menggunakan kuesioner yang dibuat
4. HASIL DAN PEMBAHASAN berdasarkan tujuan strategis RSUD Kota
Tasikmalaya yang sudah ditetapkan dan
4.1. Penetapan Ruang Lingkup tujuan bisnis perspektif pelanggan pada
Audit COBIT 4.1.
Penentuan ruang lingkup audit 4.1.3. Hasil Pemetaan Tujuan
dilakukan dengan cara sebagai berikut.
Bisnis dan Tujuan TI COBIT
4.1.1. Hasil Penetapan Tujuan 4.1
Strategis RSUD Kota Dari tujuan bisnis COBIT 4.1 yang
Tasikmalaya sudah teridentifikasi maka tahapan
Rangkuman dari lampiran tersebut selanjutnya adalah melakukan pemetaan
ditunjukan pada tabel 4.1. Penetapan tujuan terhadap tujuan TI (Teknologi Informasi)
strategis ini dilakukan dengan cara meninjau COBIT 4.1. Pemetaan ini sudah tersedia
ulang dokumen Rencana Strategis dalam COBIT 4.1 yang ditunjukan pada
(RENSTRA) RSUD Kota Tasikmalaya tabel 4.2.
Tahun 2013-2017, serta melakukan Tabel 4.2. Hasil Pemetaan Tujuan Bisnis
wawancara terhadap direktur umum untuk Terpilih dan Tujuan TI Berdasarkan
menetapkan tujuan strategis RSUD Kota COBIT 4.1
Tasikmalaya berdasarkan perspektif Tujuan
pelanggan Balanced Scorecard (BSC). Kod Bisnis Kod Tujuan TI
Tabel 4.1. Tujuan Strategis RSUD Kota e COBIT 4.1 e COBIT 4.1
Tasikmalaya Berdasarkan Perspektif Terpilih
Pelanggan BSC Menjamin
Perspektif No. Kode Tujuan kepuasan
Strategis pengguna
1. TS1 Meningkatkan akhir dengan
TI1
citra RSU untuk penawaran
meminimalkan Meningkatk layanan dan
black image an layanan tingkat
masyarakat. dan layanan.
TB1
2. TS2 Penyuluhan orientasi Menjamin
untuk terhadap layanan
meningkatkan pelanggan. teknologi
Pelanggan informasi
kesadaran TI2
pelanggan. yang tersedia
3. TS3 Meningkatkan sesuai dengan
pengawasan yang
evaluasi dibutuhkan.
pembayaran Menetapka Menjamin
pasien. n kepuasan yang
TB2 TI3
4. TS4 Meningkatkan ketersediaa saling
n dan menguntungka

122
kelancaran n dengan 6. DS7 Mendidik dan melatih pengguna.
layanan. pihak ketiga.
Mengurangi
ketidaklengka
4.2. Analisis Tingkat Kematangan
pan dan Pada tahap ini dilakukan pengukuran
pengolahan nilai kematangan untuk menentukan tingkat
TI4 kematangan SIMRS RSUD Kota
kembali dari
solusi dan Tasikmalaya sesuai dengan proses TI
penyampaian COBIT 4.1 yang menjadi ruang lingkup
layanan. audit. Deskripsi tingkat kematangan dari
Memastikan setiap proses TI yang menjadi cakupan
minimnya audit, didasarkan pada Management
dampak bisnis Guidelines yang diadopsi dari framework
dalam COBIT 4.1.
kejadian 4.2.1. Pengumpulan Data
TI5
gangguan
layanan atau Kuesioner Tingkat
perubahan Kematangan
teknologi Penentuan nilai dan tingkat
informasi. kematangan menggunakan kuesioner yang
Menjamin disebar kepada responden yang sudah
layanan ditentukan. Penentuan responden mengacu
teknologi pada RACI (Responsibility, Accountable,
informasi Consulted, Informed) yang diadopsi dari
TI6
yang tersedia framework COBIT 4.1. Responden untuk
sesuai dengan kuesioner ini ditunjukan pada tabel 4.4.
yang Tabel 4.4. Responden Kuesioner Tingkat
dibutuhkan. Kematangan
Jum
Dari pemetaan tujuan bisnis terhadap N Fungsional lah
tujuan TI berdasarkan COBIT 4.1, maka Ko Responde
o Struktur Resp
diidentifikasi tujuan TI terpilih sebanyak 5 de n
. COBIT 4.1 onde
(TI1, TI2, TI3, TI4, TI5). Tujuan TI kode n
TI6 dihilangkan karena sama dengan kode Bagi
TI2. an
Chief
4.1.4. Hasil Pemetaan Tujuan TI Peren
Inform
1 CI canaa
dan Proses TI COBIT 4.1 .
ation
O
BPI
n
IT 1
Office
Dari tujuan TI COBIT 4.1 yang Dan
r
sudah teridentifikasi maka tahapan Infor
selanjutnya adalah melakukan pemetaan masi
terhadap proses TI COBIT 4.1. Pemetaan ini Wadi N
sudah tersedia dalam COBIT 4.1. r O
Maka dapat disimpulkan proses TI Busine WP 1
Pelay N
COBIT 4.1 yang akan diaudit dan dijadikan ss B
2 anan IT
sebagai ruang lingkup audit ditunjukan pada Proce P
. Bida N
tabel 4.3. ss O
ng O
Tabel 4.3. Proses TI COBIT 4.1 Sebagai Owner BP 1
Pelay N
Ruang Lingkup Audit anan IT
No. Kode Proses TI COBIT 4.1 Terpilih Sub
1. PO8 Mengelola kualitas. Chief
3 C SB Bag
Archit IT 1
2. AI4 Memungkinkan operasional dan penggunaan.
. A S1 SIM-
ect
3. DS1 Mendefinisikan dan mengelola tingkat pelayanan. RS
4. DS2 Mengelola layanan pihak ketiga. 4 Head H SB Sub
IT 1
5. DS4 . Devel
Memastikan layanan yang berkelanjutan. D S2 Bag

123
Jum terhadap tingkat kematangan proses TI pada
N Fungsional lah kondisi yang diharapkan (to-be).
Ko Responde Representasi kesenjangan (gap) setiap
o Struktur Resp
de n proses TI COBIT 4.1 yang menjadi cakupan
. COBIT 4.1 onde
n audit ditunjukan pada gambar 4.1.
opmen SIM-
t RS As-Is To-Be
Head PO8
Sub
IT HI 5.00
5 SB Bag 4.00
Admin T IT 1
. S3 SIM- 3.00
istrati A DS7 AI4
RS 2.00
on
1.00
Total 0.00
6
Responden

Pemilihan responden tersebut DS4 DS1


berdasarkan pertimbangan bahwa pihak-
pihak tersebut terlibat dalam kelangsungan DS2
Sistem Infomasi Manajemen Rumah Sakit
(SIM-RS), terutama pada lingkup sistem Gambar 4.1. Representasi Kesenjangan
pelayanan kesehatan terhadap pasien. Nilai Kematangan pada Proses TI
Dimana untuk pihak dari bagian TI Dari nilai kematangan yang ada pada
bertindak sebagai pengelola TI dan bagian gambar 4.3 dapat dilihat tingkat kematangan
Non-TI betindak sebagai pengguna sehingga proses TI saat ini pada SIMRS RSUD Kota
memiliki kemampuan dalam memberikan Tasikmalaya berada pada tingkat 2
penilaian terkait dengan implementasi SIM- (repeatable but intuitive) dan 3 (defined).
RS di RSUD Kota Tasikmalaya. Sedangkan pihak RSUD Kota Tasikmalaya
mengharapkan proses TI kedepannya dapat
4.2.2. Analisis Data Kuesioner mencapai tingkat 3 (defined) dan 4
Tingkat Kematangan (managed and measurable). Analisis
Setelah data kuesioner tingkat kesenjangan juga dilakukan pada nilai dan
kematangan terkumpul maka selanjutnya tingkat kematangan proses TI pada setiap
adalah melakukan analisis terhadap data atribut kematangan.
tersebut. Pengolahan data kuesioner dimulai
4.5. Rekomendasi Perbaikan
dengan melakukan pemetaan hasil jawaban
yang diberikan oleh responden. Hasil kegiatan analisis yang sudah
dilakukan dapat dijadikan sebagai dasar
4.3. Analisis Kondisi dalam merancang rekomendasi perbaikan
Setelah mengetahui tingkat pada proses TI COBIT 4.1 yang menjadi
kematangan dari proses TI COBIT 4.1 yang ruang lingkup audit.
menjadi cakupan audit, selanjutnya 4.5.1. Strategi Perbaikan
dilakukan analisis kondisi yang terjadi dari
masing-masing atribut kematangan. Analisis Setelah mengetahui kesenjangan
kondisi dilakukan dengan cara wawancara antara tingkat kematangan saat ini dan yang
dan observasi langsung, dimana peneliti diharapkan, maka selanjutnya menyusun
mengadakan pengamatan langsung ke strategi pencapaian perbaikan. Perbaikan
lapangan untuk memperoleh data atau akan dilakukan secara bertahap dimana
informasi yang akurat mengenai kondisi atribut yang memiliki nilai kematangan
SIMRS yang diimplementasikan RSUD terendah akan dijadikan prioritas pertama
Kota Tasikmalaya. untuk dilakukan perbaikan.
4.4. Analisis Kesenjangan 4.5.2. Perancangan Solusi
Pada tahap ini dilakukan analisis Pada tahap ini dilakukan perancangan
kesenjangan (gap) tingkat kematangan solusi perbaikan terkait kesenjangan (gap)
proses TI pada kondisi saat ini (as-is) guna mencapai tingkat kematangan proses
TI sesuai yang diharapkan atau yang akan

124
datang (to-be), sehingga SIMRS pada RSUD terkelola dengan baik oleh pihak
Kota Tasikmalaya dapat mendukung tujuan manajemen institusi, keberlangsungan
strategi yang sudah ditetapkan. Perancangan layanan kesehatan masih terkendala
solusi didasarkan pada hasil analisis kondisi oleh kurangnya kemampuan dan
dan strategi perbaikan yang telah disusun pengetahuan pengguna atas
sebelumnya. fungsionalitas sistem aplikasi, tidak
adanya fasilitas dan agenda untuk
4.6. Penetapan Indikator program pelatihan dan penggunaan
Pengukuran Perbaikan sistem aplikasi layanan kesehatan.
Sebagai tindak lanjut dari 2) Diketahuinya tingkat kematangan
pendefinisian usulan rekomendasi proses TI COBIT 4.1 (PO8, AI4, DS1,
perbaikan, perlu dilakukan pedoman DS2, DS4, DS7) pada SIMRS saat ini
pengawasan dalam bentuk indikator (as-is) berada pada tingkat 2
pengukuran. Hal ini diperlukan untuk (repeatable but intuitive) dan 3
mengetahui kemajuan yang terjadi sehingga (defined). Sedangkan tingkat
tindakan yang diperlukan dapat diambil, kematangan yang diharapkan (to-be)
yang mengarah pada pencapaian tujuan yang berada pada tingkat 3 (defined) dan 4
diharapkan. Pengukuran dilakukan baik pada (managed and measurable).
proses pelaksanaannya maupun Rekomendasi perbaikan akan
pencapaiannya. Untuk itu perlu didefinisikan dilakukan secara bertahap dimana
beberapa indikator pengukuran, yaitu Key tingkat kematangan terendah akan
Performance Indicator (KPI) dan Key Gol dijadikan prioritas pertama untuk
Indicator (KGI), dimana KGI dapat diberikan rekomendasi perbaikan.
diuraikan lagi dalam Process Key Goal
5.2. Saran
Indicator (PKGI) dan IT Key Goal Indicator
(ITKGI), yang berkaitan dengan proses TI Berikut beberapa saran berdasarkan
COBIT 4.1 yang menjadi ruang lingkup pertimbangan penulis yang diperuntukkan
audit. bagi pihak lain yang ingin memanfaatkan
hasil penelitian atau yang akan melakukan
5. KESIMPULAN DAN SARAN penelitian lanjutan dengan tema yang sama,
5.1. Kesimpulan diantaranya adalah:
1) Sebagai tindak lanjut dari pendefinisian
Berdasarkan penelitian mengenai usulan rekomendasi perbaikan, perlu
audit Sistem Informasi Manajemen Rumah dilakukan pedoman pengawasan dalam
Sakit (SIMRS) pada Rumah Sakit Umum bentuk indikator pengukuran. Hal ini
Daerah (RSUD) Kota Tasikmalaya, maka diperlukan untuk mengetahui sejauh
diperoleh beberapa kesimpulan diantaranya mana proses peningkatan kematangan
adalah: sudah dilakukan.
1) Diketahuinya beberapa masalah pada 2) Adanya penelitian lain mengenai audit
implementasi SIMRS di RSUD Kota SIMRS menggunakan metode
Tasikmalaya mencakup Proses TI Balanced Scorecard (BSC) dengan
COBIT 4.1 yang menjadi ruang perspektif lainnya (keuangan, proses
lingkup audit, diantaranya adalah: bisnis, pembelajaran dan pertumbuhan)
kurangnya fasilitas pengawasan dan sehingga cakupan audit (proses TI
pemeliharaan sistem aplikasi pelayanan terpilih COBIT 4.1) menjadi lebih luas.
kesehatan, beberapa sistem aplikasi
pelayanan kesehatan tidak dilengkapi 6. UCAPAN TERIMAKASIH
dengan buku manual program, serta (Acknowledgement)
dokumen operasional dan penggunaan
Penulis mengucapkan terima kasih
yang ada saat ini tidak terdistribusi
yang sebesar-besarnya kepada Dr. Eng. Ana
dengan baik, beberapa sistem aplikasi
Hadiana dan Irawan Afrianto, S.T., M.T.
pelayanan kesehatan tidak terintegrasi
selaku pembimbing, serta kepada semua
satu sama lain (baik secara proses
pihak yang telah membantu dalam
maupun data), proyek pembangunan
menyelesaikan penelitian ini.
sistem aplikasi layanan kesehatan yang
dilaksanakan oleh pihak ketiga, tidak

125
7. DAFTAR PUSTAKA Volume 3. Information Systems Audit
(References) and Control Association.
Rajab, M.F. 2013. Evaluasi Tata Kelola
Guldentops, E. 2003. Maturity Measurement Teknologi Informasi di Kantor Badan
- First the Purpose, Then the Method, Pengawasan Keuangan dan
Information Systems Control. Journal Pembangunan (BPKP) Perwakilan
Volume 4. Information Systems Audit Jawa Barat Menggunakan
and Control Association. Framework COBIT Domain Deliver
Isa, I. 2012. Evaluasi Pengontrolan Sistem and Support. Tesis. Bandung:
Informasi. Yogyakarta: Graha Ilmu. Universitas Komputer Indonesia.
IT Governance Institute. 2007. “COBIT 4.1: RSUD Kota Tasikmalaya. 2013. Rencanan
Framework, Control Objectives, Strategis (RENSTRA) RSUD Kota
Management Guidelines, Maturity Tasikmalaya Tahun 2013-2017.
Models”. IT Governance Institute. Tasikmalaya: RSUD Kota
Jogiyanto, H.M. & Abdillah, W. 2011. Tasikmalaya.
Sistem Tatakelola Teknologi Sabarguna, B.S. 2003. Sistem Informasi
Informasi. Yogyakarta: Andi. Manajemen Rumah Sakit.
Kadir, A. 2003. Pengenalan Sistem Yogyakarta: Konsorsium RSI Jateng-
Informasi. Yogyakarta: Andy Offset. DIY.
Maynardo, M. & Lianto, J.B. & Tjahyanto, Sabarguna, B.S. 2008. Sistem Informasi
A. 2012. Perancangan Tata Kelola Rumah Sakit. Yogyakarta:
Teknologi Informasi untuk Konsorsium RSI Jateng-DIY.
Perencanaan dan Organisasi TI Sarno, R. 2009. Strategi Sukses Bisnis
dengan Menggunakan COBIT Studi dengan Teknologi Informasi Berbasis
Kasus di Rumah Sakit XYZ Surabaya. Balanced Scorecard & COBIT.
Prosiding Seminar Nasional Surabaya: ITS Press.
Manajemen Teknologi XV. 978-602- Soejitno, S. & Alkatiri, A. & Ibrahim, E.
97491-4-4. 2002. Reformasi Perumahsakitan
Nazir, M. 2009. Metode Penelitian. Bogor: Indonesia. Jakarta: Grasindo.
Ghalia Indonesia. Surendro, K. 2009. Implementasi Tata
Pederiva, A. 2003. The COBIT Maturity Kelola Teknologi Informasi.
Model in a Vendor Evaluation Case, Bandung: Informatika.
Information Systems Control. Journal

126

Anda mungkin juga menyukai