Anda di halaman 1dari 15

BAB 3

PEMBAHASAN

3.1 Pengawasan Proyek


Pengawasan proyek yang mencakup bukan hanya segi Pengendalian Mutu
Proyek, tetapi juga pemantauan proyek secara umum, kemajuan menyeluruh dari
konsultan supervise dan staf biasanya memantau kemajuan tiap-tiap kegiatan
dengan menggunakan Jadwal Waktu yang dibuat Kontraktor seperti diminta
dalam PersyaratanUmum Kontrak. Jadwal ini digunakan sebagai patokan untuk
membandingkan kemajuan yang dicapai. Kontraktor harus membuat jadwal yang
Iebih terinci untuk semua kegiatan utama pada format yang sesuai. Jenis,
ketersediaan dan produktivitas dari alat Kontraktor harus dicatat dan dilaporkan.
Perubahan-perubahan penting dibicarakan dengan Kontraktor. Keterangan
mengenai klasifikasi serta jumlah pekerja proyek dikumpulkan untuk memastikan
bahwa Kontraktor mampu menyelesaikan tugas pada waktunya dengan mutu yang
diminta. Sebagai contoh, bila terlalu sedikit tukang kayu di lokasi pekerjaan maka
akan muncul masalah yang potensial dengan konstruksi perancah, dan sebagainya.
Catatan cuaca harus memasukkan keadaan cuaca sebenarnya seperti suhu
max dan min harian, curah hujan dan sebagainya, dan juga indikasi pengaruhnya
terhadap proyek. Kehilangan jam kerja/waktu (pada saat Kontraktor tidak dapat
bekerja) harus dimasukkan.
Catatan harus dibuat untuk kebutuhan kegiatan utama proyek harus
dianalisa.Jumlah orang persatuan pengukuran, jumlah jam alat per satuan
pengukuran dan keluaran per satuan waktu (mis.Meter pemancangan per jam)
harus dicatat untuk dipakai di masa datang.
Catatan tersebut berguna jika terjadi perselisihan dengan Kontraktor
mengenai tingkat kecepatan kemajuan dsb, tetapi juga berguna untuk membuat
data base atau pustaka informasi dalam mempersiapkan Rencana Biaya di masa
mendatang.

18
Rencana Biaya Pemilik Pekerjaan (Owner's Estimates) diminta untuk tiap
proyek yang akan dilelang. Rencana Biaya tersebut dipakai dalam tahap Evaluasi
Pelelangan sebagai kriteria untuk menentukan Pemenang Pelelangan.Catatan dari
proyek terdahulu yang serupa dapat dijadikan dasar persiapan Rencana Biaya
untuk proyek mendatang. Ini merupakan cara perkiraan yang lebih baik dari pada
dengan menggunakan harga satuan dari proyek sebelumnya.
Menurut A.D. Austen dan R.H. Neale (1984), kegiatan yang dilakukan
dalam tahapan ini adalah merencanakan, mengkoordinasi, dan mengendalikan
semua operasionaldilapanagan.Perencanaan dan pengendalian proyek secara
umum meliputi 4 macam :
1. Perencanaan dan pengendalian jadwal waktu proyek
2. Perencanaan dan pengendalian organisasi lapangan
3. Perencanaan dan pengendalian tenaga kerja
4. Perencanaan dan pengendalian peralatan dan material
Koordinasi seluruh operasi dilapangan meliputi 2 macam :
1. Mengkoordinasi seluruh kegiatan pembangunan, baik untuk bangunan
sementara maupun bangunan permanen, serta semua fasilitas dan
perlengkapan yang terpasang
2. Mengkoordinasi para sub kontraktor. Sedangkan masalah-masalah yang
berpengaruh terhadap waktu pelaksanaan konstruksi lebih banyak
disebabkan oleh mekanisme penyelenggaraan seperti keterlambatan
pengadaan material dan peralatan, keterlambatan jadwal perencanaan,
perubahan-perubahan pekerjaan selama berlangsungnya konstruksi,
kelayakan jadwal konstruksi, masalah-masalah produktifitas, peraturan-
peraturan dari pemerintah mengenai keamanan perencanaan dan metode
konstruksi, dampak lingkungan, kebijakan dibidang ketenaga kerjaan dan
lain sebagainya.

Studi Kasus : Di Manado Town Square III

19
Solusinya :
1. Faktor yang menjadi penyebab utama yang mempengaruhi
keterlambatan penyelesaian proyek pembangunan MANTOS III
(Manado Town Square III) adalah Kekurangan bahan konstruksi dan
jurangnya pengawasan proyek maka dari itu untuk mengatasi masalah
kekurangan bahan konstruksi sebaiknya menghitung kembali volume
pekerjaan dan memesan kembali bahan-bahan mana yang kurang agar
supaya tidak terjadi lagi kekurangan bahan konstruksi dan pengawasan
lebih terkendali.

3.2 Kualitas Pengontrolan Kerja


Pengendalian adalah pengukuran dan koreksi kinerja bawahan,agar rencana-
rencana yang telah dibuat untuk mencapai tujuan-tujuan perusahaan dapat
terselenggara.

3.2.1 Tujuan Pengontrolan


Tujuan pengendalian :
1. Supaya proses pelaksanaan dilakukan sesuai dengan ketentuan-ketentuan
dari rencana.

20
2. Melakukan tindakan perbaikan (corrective), jika terdapat penyimpangan-
penyimpangan (deviasi).
3. Supaya tujuan yang dihasilkan sesuai dengan rencana.

3.2.2 Jenis-Jenis Pengontrolan


Berdasarkan bagian yang akan diawasi pengawasan dibedakan atas :
1. Pengendalian karyawan (Personal control).
Pengendalian ini ditujukan kepada hal-hal yang ada hubungannya dengan
kegiatan pegawai, apakah pegawai bekerja sesuai dengan perintah,
rencana, tata kerja, absensi pegawai dan lain-lain.
2. Pengendalian keuangan (financial control)
Pengendalian ini ditujukan untuk hal-hal yang menyangkut keuangan,
tentang pemasukan dan pengeluaran, biaya-biaya perusahaaan termasuk
pengendalian anggaranya.
3. Pengendalian produksi (Production control).
Yaitu pengendalian yang difokuskan untuk mengetahui kualitas dan
kuantitas produksi yang dihasilkan, apakah sesuai dengan standar atau
rencananya.
4. Pengendalian waktu (Time control)
Pengendalian ini ditujukan kepada penggunaan waktu, artinya apakah
waktu untuk mengerjakan suatu pekerjaan sesuai atau tidak dengan
rencana.
5. Pengendalian teknis (Technical control)
Pengendalian ini ditujukan kepada hal-hal yang bersifat fisik, yang
berhubungan dengan tindakan dan teknis pelaksanaan.
6. Pengendalian kebijaksanaan (Policy control).
Pengendalian ini ditujukan untuk mengetahui dan menilai apakah
kebijaksanaan organisasi telah dilaksanakan sesuai dengan yang
digariskan.

21
7. Pengendalian penjualan (Sales control)
Pengendalian ini ditujukan untuk mengetahui apakah produksi yang
dihasilkan terjual sesuai rencana yang ditentukan.
8. Pengendalian inventaris (inventory control)
Pengendalian ini ditujukan untuk mengetahui apakah inventaris
perusahaan masih ada semuanya atau ada yang hilang.
9. Pengendalian pemeliharaan (maintenance control)
Pengendalian ini ditujukan untuk mengetahui apakah semua inventaris
perusahaan dan kantor terprlihara atau tidak,dan mengetahui kerusakan.

3.2.3 Proses, Cara Pengontrolan, dan Solusi


Langkah-langkah proses pengendalian :
1. Menentukan standar-standar yang akan digunakan sebagai dasar
pengendalian.
2. Mengukur pelaksanaan atau hasil yang telah dicapai.
3. Membandingkan pelaksanaan atau hasil dengan standard an menentukan
penyimpangan jika ada.
4. Melakukan tindakan perbaikan, jika terdapat penyimpangan agar
pelaksanaan dan tujuan sesuai dengan rencana.
Rencana juga perlu dinilai ulang dan dianalisis kembali, apakah sudah benar-
benar realistis atau tidak jika belum benar atau realistis maka rencana itu harus
diperbaiki.

Cara-cara pengendalian

1. Pengawasan langsung
Pengawasan yang dilakukan sendiri secara langsung oleh seorang
manajer. Manajer memeriksa pekerjaan yang sedang dilakukan untuk
mengetahui apakah apakah dikerjakan dengan benar dan hasilnya sesuai
dengan yang dikehendakinya.
Kebaikan :

22
1. Jika ada kesalahan dapat diketahui sedini mungkin,sehingga
perbaikanya dilakukan dengan cepat.
2. Akan terjadi kontak langsung antara bawahan dan atasan,sehingga
akan memperdekat hubungan antara atasan dan bawahanya.
3. Akan memberikan kepuasan tersendiri bagi bawahan,karena merasa
diperhatikan atasanya.
4. Akan tertampung sumbangan pikiran dari bawahan yang mungkin
bisa berguna bagi kebijaksanaan selanjutnya.
5. Akan dapat menghindari timbulnya kesan laporan “asal Bapak
senang” (ABS).
Keburukan :
1. Waktu seorang manajer banyak tersita,sehingga waktu untuk
pekerjaan lainya berkurang,misalnya planning lain-lainya.
2. Mengurangi inisiatif bawahan,karena mereka merasa bahwa atasanya
selalu mengamatinya.
3. Ongkos semakin besar karena adanya biaya perjalanan dan lain-
lainya.
4. Pengendalian ini dapat dilakukan dengan cara inspeksi langsung,
observasi di tempat (on the spot observation) dan laporan di tempat
(on the spot report)

2. Pengawas tidak langsung


Pengawasan jarak jauh dengan melalui laporan oleh bawahan baik secara
lisan maupun tulisan tentang pelaksanaan pekerjaan dan hasi-hasil yang
dicapai.
Kebaikan :
1. Waktu manajer untuk mengerjakan tugas-tugas lainya semakin
banyak, misalnya perencanaan,kebijaksanaan,dan lain-lain.
2. Biaya pengawasan relatif kecil.

23
3. Memberikan kesempatan inisiatif bawahan berkembang dalam
melaksanakan pekerjaan.
Keburukan :
1. Laporan kadang-kadang kurang objective,karena ada kecendrungan
untuk melaporkan yang baik-baik saja.
2. Jika ada kesalahan-kesalahan terlambat mengetahuinya,sehingga
perbaikanya pun terlambat.
3. Kurang menciptakan hubungan-hubungan antara atasan dan
bawahan.
3. Pengawasan berdasarkan kekecualian
Pengendalian yang dikhususkan untuk kesalahan-kesalahan yang luar
biasa dari hasil atau standar yang diharapkan,pengendalian ini dilakukan
dengan cara kombinasi langsung dan tidak langsung oleh manajer.

3.3 Pengalaman Manajerial Lapangan


Proses manajemen itu bertujuan mencapai sasarantertentu dengan
menjalankan fungsi-fungsi manajemen dan mendayagunakan sumber daya yang
tersedia Pada proyek konstruksi, penerapan fungsi-fungsi manajemen (planning,
organizing, staffing, leading,controlling) dalam pelaksanaan proyek adalah hal
yang penting untuk menunjang keberhasilan proyek.

3.4 Perhitungan Keperluan Material

24
Solusi :
Berdasarkan hasil perhitungan Rencana Anggaran Biaya oleh pelaksana
pada proyek rumah tinggal tipe 60 di perumahan Green Hill Residance dengan
hasil perhitungan Rencana Anggaran Biaya berdasarkan perhitungan biaya nyata
adalah:
1. Biaya yang digunakan oleh pelaksana adalah: Rp 197.919.260,58
2. Biaya berdasarkan perhitungan biaya nyata adalah: Rp 182.190.442.12,
3. Dari hasil jumlah biaya pelaksanaan proyek dengan jumlah biaya nyata
maka didapat nilai keuntungan kontraktor pelaksana adalah: Rp
15.728.81846

3.5 Perubahan Desain / Asbuilt Drawing

Pelaksanaan proyek konstruksi umumnya mempunyai rencana dan jadwal.


Pembuatan rencana proyek mengacu pada perkiraan saat rencana pembangunan
dibuat. Masalah dapat timbul apabila ada ketidaksesuaian antara rencana dengan

25
pelaksanaannya.Dampaknya adalah keterlambatan pelaksanaan dan meningkatnya
biaya.
Walaupun setiap pelaksanaan konstruksi bersifat unik tetapi garis besar
langkah-langkahnya tetap membentuk pola yang mirip. Perbedaaannya terletak
pada alokasi rentang waktu dan penekanan untuk setiap tahapannya. Proyek
konstruksi membutuhkan perencanaan desain awal dan detail desain yang tepat
yang nanti dipakai untuk menuntun pelaksanaaan proyek. Apabila mengabaikan
rancangan desain awal, detail desain dan perencanaan durasi dan biaya dalam alur
pelaksanaan proyek, maka sangat rentan mengalami risiko kegagalan. Menurut
Iman Soeharto (1999) kegagalan dan keberhasilan suatu proyek konstruksi
sangat bergantung pada keterlibatan pemilik proyek/owner, karena pemilik harus
terlibat dalam perencanaan desain dan pelaksanaan proyek. Dan juga owner harus
memiliki komitmen terhadap keputusan pada kesepakatan awal. Sedangkan
Proyek yang sukses berarti proyek yang dilaksanakan sesuai dengan biaya, jadwal
dan keberhasilan mencapai sasaran teknis, proyek yang berhasil juga berarti
sukses menerapkan strategi yang telah dirancang. Sedangkan kegagalan proyek
berarti proyek yang tidak sesuai dengan rencana pembiayaan, jadwal dan tidak
mencapai sasaran yang diinginkan (David I. Cleland, 1995).

Studi kasus : Gedung DPRD Riau

26
Solusi :
Dari hasil pembahasan yang diperoleh dilakukan beberapa metoda untuk
menganalisa dampak keterlambatan proyek. Berdasarkan hasil analisa,
pemendekkan durasi yang dilakukan selama 53 hari kerja pada 4 (empat) uraian
pekerjaan yang mengalami perubahan desain, peningkatan biaya yang terjadi
sebagai berikut :
1. Pemendekkan durasi dengan kerja lembur meningkatkan biaya pelaksanaan
sebesar tigaratus tujuh puluh juta rupiah.
2. Pemendekan durasi dengan kerja bergantian/shift meningkatkan biaya
pelaksanaan sebesar enampuluh juta rupiah.
3. Pemendekkan durasi dengan menambah tenaga kerja baru meningkatkan
biaya pelaksanaan sebesar seratus tujuh puluh juta rupiah.
4. Pemindahan sebagian pekerja dari kegiatan lain diluar jalur kritis
meningkatkan biaya pelaksanaan sebesar dua ratus juta rupiah.

3.6 Komunikasi Antar Konsultan dan kontraktor


faktor yang paling dominan dalam mempengaruhi komunikasi antara
konsultan dengan kontraktor terhadap keberhasilan proyek adalah aspek kejelasan
laporan bulanan mengenai kemajuan proyek kemudian Kontraktor wajib
melaksanakan pembangunan proyek tersebut dengan mengacu pada desain
rencana yang dibuat oleh Konsultan Perencana. Jika terjadi hal-hal yang akan
merubah perencanaan, maka dikonsultasikan kepada Konsultan Perencana terlebih
dahulu.

27
3.7 Komunikasi Antar Kontraktor dengan Pemilik
Kontraktor dan pemilik(owner) Terdapat ikatan kontrak. Kontraktor
berkewajiban melaksanakan pekerjaan proyek dengan baik dan hasil yang
memuaskan serta harus mampu dipertanggung jawabkan kepada pemilik (owner).
Sebaliknya pemilik (owner) membayar semua biaya pelaksanaan sesuai dengan
yang tertera didalam dokumen kontrak kepada Kontraktor agar proyek berjalan
lancar sesuai dengan ketentuan yang telah menjadi kesepakatan diantara kedua
belah pihak. Biasanya koordinasi ini dilakukan secara rutin seminggu sekali,
terutama jika terdapat perubahan rencana baik bermula dari pemilik(owner)
maupun sebaliknya.

3.8 Jadwal Pengiriman Material dan Peralatan

Gambar 3.1 Surat Pengantar Barang Rencana (SPtB)


Sumber: Data Olahan 2018

28
Gambar 3.2 Surat Pengantar Barang akibat Keterlambatan (SPtB)
Sumber: Data Olahan 2018

3.9 Jadwal Pekerjaan yang harus diselesaikan


Penjadwalan merupakan pengalokasian waktu yang tersedia untuk melaksanakan
masing-masing pekerjaan dalam rangkamenyelesaikan suatu proyek
hinggatercapai hasil optimal dengan mempertimbangkanketerbatasan-keterbatasan
yangada (Husen, 2009).
Penjadwalan menentukan kapan aktivitas itu dimulai, ditunda dan
diselesaikan, sehingga pembiayaan dan pemakaian sumber daya bisa disesuaikan
waktunya menurut kebutuhan yang telah ditentukan.Untuk menyelenggarakan
proyek, salah satu sumber daya yang menjadi factor penentu keberhasilan adalah
tenaga kerja (Mertha Jaya dkk, 2007).Dalam sebuah proyek konstruksi,
penjadwalan memainkan peranan yang signifikan dalam menentukan keberhasilan
proyek secara keseluruhan. Dengan penjadwalan yang baik, aktivitas-aktivitas
dalam sebuah proyekakan berjalan dengan lancar, misalnya mobilisasi dan
demobilisasi tenaga kerja dan peralatan dapat terlaksana dalam kerangka waktu
yang tepat untuk menghindari terjadinya penundaan dan pemborosan. Sebagai
hasil akhir akan diperoleh sebuah kombinasi yang optimal antara waktu
pelaksanaan, biaya yang dikeluarkan, dan kualitas yang dihasilkan. Untuk
merencanakan dan melukiskan secara grafis dari aktivitas pelaksanaan pekerjaan
konstruksi dikenal beberapa diagram diantaranya Diagram Balok, Diagram Panah,
dan Diagram Precedence.

29
3.10 Persiapan/penetapan Rancangan Tempat
Sebelum melakukan proyek konstruksi terlebih dahulu kita melakukan
persiapan baik itu persiapan alat, bahan, gambar rencana, persiapan lahan dan lain
sebagainya. Akan tetapi sebelum melakukan perencanaan perlu lah kita
mempersiapkan dan merancang penempatan tempat terlaksana proyek konstruksi
itu sendiri.

Karakteristik tempat (site characteristic) adalah tanggapan


lingkungan sekitar terhadap adanya pelaksanaan proyek, karakteristik fisik
bangunan sekitar lokasi proyek dan tempat penyimpanan bahan material dan
akses ke lokasi proyek. Ini harus di perhatikan karena akses menuju ke lokasi
proyek dan pelaksanaan nya harus lah dengan persiapan dan rancangan yang
tepat.
Hal yang perlu diketahui dalam perencanaan tata letak lapangan terkait dengan
dua pertanyaan yang harus terjawab dengan adanya perencanaan tata letak lapangan
tersebut, yaitu;

1. Penggunaan akhir dari ruang (lahan) kosong tersebut


2. Kapan lokasi yang ada dikosongkan untuk memenuhi kebutuhan program
pembangunan
3. Dalam upaya untuk mengatasi kendala pelaksanaan pembangunan perlu
dilakukan suatu evaluasi perencanaan yang terus menerus dan mencari
alternatif-alternatif pemecahan yang efektif dan efisien

4. Evaluasi perencanaan dapat dilakukan melalui rapat-rapat perencanaan,


koordinasi, dan rapat khusus yang selalu terjadwal dan selalu diadakan
pada saat pelaksanan pekerjaan
5. Instalasi di lapangan (site lay out) pada bidang konstruksi dapat diartikan
sebagai perencanaan dan pengorganisasian dari luas lapangan yang
diusulkan dalam pelaksanaan konstruksi, misalnya penyediaan alat-alat
sementara dan atau alat-alat permanen, pengembangan dan keperluan

30
sumber daya, serta penempatan dan hubungan masing-masing dalam
proyek konstruksi.
6. Tujuan perencanaan tata letak lapangan adalah untuk mengembangkan
produktifitas di lapangan sehingga dapat mencapai kebutuhan kapasitas
dan kualitas dengan rencana yang paling ekonomis.
7. Untuk menerapkan suatu standard untuk pengaturan tata letak lapangan
untuk berbagai lokasi dan type proyek adalah suatu hal yangtidak mungkin
karena saling ketergantungan antara ketiga faktor di bawah ini (R.A.
Burges) :
8. Metode yang diterapkan
9. Pengaturan tata letak lapangan
10. Program keseluruhan proyek.

Studi kasus : Pengaman Pantai Pulau Gangga Likupang


Solusi :
Setelah membahas pengaruh dari penem-patan material pada suatu proyek
konstruksi maka dapat disimpulkan bahwa:
1. Penempatan material merupakan salah satu pekerjaan yang penting bagi
progam pencapaian waktu pelaksanaan proyek konstruksi. Karena dapat
mempengaruhi lamanya waktu dari suatu pekerjaan
2. Waktu yang di perlukan untuk menyelesaikan semua pekerjaan akibat dari
pengaruh penempatan material adalah:
1. Lokasi A ke areal I, 97 hari kerja,1384 jam kerja
2. Lokasi A ke areal II, 97 hari kerja, 1440 jam kerja
3. Lokasi A ke areal III, 98 hari kerja, 1488 jam kerja
4. Lokasi B ke areal I , 98 hari kerja, 1328 jam kerja
5. Lokasi B ke areal I , 100 hari kerja, 1592 jam kerja
6. Lokasi B ke areal I , 97 hari kerja, 1161 jam kerja
3. Lokasi / areal penempatan material yang terdekat dengan pusat kegiatan
pembangunan belum dapat menjamin bahwa itu yang menguntungkan,oleh

31
karena perlu pertimbangan-pertimbangan lain yang di arahkan untuk
kelancaran jalannya kegiatan pembangunan konstruksi.
4. Untuk mengangkut material ke lokasi pekerjaan, terutama jika
menggunakan alat-alat konvensional maka haruslah memperhitungkan
jarak ke lokasi pekerjaan dan banyaknya material yang akan di angkut.

32

Anda mungkin juga menyukai