PEMBAHASAN
18
Rencana Biaya Pemilik Pekerjaan (Owner's Estimates) diminta untuk tiap
proyek yang akan dilelang. Rencana Biaya tersebut dipakai dalam tahap Evaluasi
Pelelangan sebagai kriteria untuk menentukan Pemenang Pelelangan.Catatan dari
proyek terdahulu yang serupa dapat dijadikan dasar persiapan Rencana Biaya
untuk proyek mendatang. Ini merupakan cara perkiraan yang lebih baik dari pada
dengan menggunakan harga satuan dari proyek sebelumnya.
Menurut A.D. Austen dan R.H. Neale (1984), kegiatan yang dilakukan
dalam tahapan ini adalah merencanakan, mengkoordinasi, dan mengendalikan
semua operasionaldilapanagan.Perencanaan dan pengendalian proyek secara
umum meliputi 4 macam :
1. Perencanaan dan pengendalian jadwal waktu proyek
2. Perencanaan dan pengendalian organisasi lapangan
3. Perencanaan dan pengendalian tenaga kerja
4. Perencanaan dan pengendalian peralatan dan material
Koordinasi seluruh operasi dilapangan meliputi 2 macam :
1. Mengkoordinasi seluruh kegiatan pembangunan, baik untuk bangunan
sementara maupun bangunan permanen, serta semua fasilitas dan
perlengkapan yang terpasang
2. Mengkoordinasi para sub kontraktor. Sedangkan masalah-masalah yang
berpengaruh terhadap waktu pelaksanaan konstruksi lebih banyak
disebabkan oleh mekanisme penyelenggaraan seperti keterlambatan
pengadaan material dan peralatan, keterlambatan jadwal perencanaan,
perubahan-perubahan pekerjaan selama berlangsungnya konstruksi,
kelayakan jadwal konstruksi, masalah-masalah produktifitas, peraturan-
peraturan dari pemerintah mengenai keamanan perencanaan dan metode
konstruksi, dampak lingkungan, kebijakan dibidang ketenaga kerjaan dan
lain sebagainya.
19
Solusinya :
1. Faktor yang menjadi penyebab utama yang mempengaruhi
keterlambatan penyelesaian proyek pembangunan MANTOS III
(Manado Town Square III) adalah Kekurangan bahan konstruksi dan
jurangnya pengawasan proyek maka dari itu untuk mengatasi masalah
kekurangan bahan konstruksi sebaiknya menghitung kembali volume
pekerjaan dan memesan kembali bahan-bahan mana yang kurang agar
supaya tidak terjadi lagi kekurangan bahan konstruksi dan pengawasan
lebih terkendali.
20
2. Melakukan tindakan perbaikan (corrective), jika terdapat penyimpangan-
penyimpangan (deviasi).
3. Supaya tujuan yang dihasilkan sesuai dengan rencana.
21
7. Pengendalian penjualan (Sales control)
Pengendalian ini ditujukan untuk mengetahui apakah produksi yang
dihasilkan terjual sesuai rencana yang ditentukan.
8. Pengendalian inventaris (inventory control)
Pengendalian ini ditujukan untuk mengetahui apakah inventaris
perusahaan masih ada semuanya atau ada yang hilang.
9. Pengendalian pemeliharaan (maintenance control)
Pengendalian ini ditujukan untuk mengetahui apakah semua inventaris
perusahaan dan kantor terprlihara atau tidak,dan mengetahui kerusakan.
Cara-cara pengendalian
1. Pengawasan langsung
Pengawasan yang dilakukan sendiri secara langsung oleh seorang
manajer. Manajer memeriksa pekerjaan yang sedang dilakukan untuk
mengetahui apakah apakah dikerjakan dengan benar dan hasilnya sesuai
dengan yang dikehendakinya.
Kebaikan :
22
1. Jika ada kesalahan dapat diketahui sedini mungkin,sehingga
perbaikanya dilakukan dengan cepat.
2. Akan terjadi kontak langsung antara bawahan dan atasan,sehingga
akan memperdekat hubungan antara atasan dan bawahanya.
3. Akan memberikan kepuasan tersendiri bagi bawahan,karena merasa
diperhatikan atasanya.
4. Akan tertampung sumbangan pikiran dari bawahan yang mungkin
bisa berguna bagi kebijaksanaan selanjutnya.
5. Akan dapat menghindari timbulnya kesan laporan “asal Bapak
senang” (ABS).
Keburukan :
1. Waktu seorang manajer banyak tersita,sehingga waktu untuk
pekerjaan lainya berkurang,misalnya planning lain-lainya.
2. Mengurangi inisiatif bawahan,karena mereka merasa bahwa atasanya
selalu mengamatinya.
3. Ongkos semakin besar karena adanya biaya perjalanan dan lain-
lainya.
4. Pengendalian ini dapat dilakukan dengan cara inspeksi langsung,
observasi di tempat (on the spot observation) dan laporan di tempat
(on the spot report)
23
3. Memberikan kesempatan inisiatif bawahan berkembang dalam
melaksanakan pekerjaan.
Keburukan :
1. Laporan kadang-kadang kurang objective,karena ada kecendrungan
untuk melaporkan yang baik-baik saja.
2. Jika ada kesalahan-kesalahan terlambat mengetahuinya,sehingga
perbaikanya pun terlambat.
3. Kurang menciptakan hubungan-hubungan antara atasan dan
bawahan.
3. Pengawasan berdasarkan kekecualian
Pengendalian yang dikhususkan untuk kesalahan-kesalahan yang luar
biasa dari hasil atau standar yang diharapkan,pengendalian ini dilakukan
dengan cara kombinasi langsung dan tidak langsung oleh manajer.
24
Solusi :
Berdasarkan hasil perhitungan Rencana Anggaran Biaya oleh pelaksana
pada proyek rumah tinggal tipe 60 di perumahan Green Hill Residance dengan
hasil perhitungan Rencana Anggaran Biaya berdasarkan perhitungan biaya nyata
adalah:
1. Biaya yang digunakan oleh pelaksana adalah: Rp 197.919.260,58
2. Biaya berdasarkan perhitungan biaya nyata adalah: Rp 182.190.442.12,
3. Dari hasil jumlah biaya pelaksanaan proyek dengan jumlah biaya nyata
maka didapat nilai keuntungan kontraktor pelaksana adalah: Rp
15.728.81846
25
pelaksanaannya.Dampaknya adalah keterlambatan pelaksanaan dan meningkatnya
biaya.
Walaupun setiap pelaksanaan konstruksi bersifat unik tetapi garis besar
langkah-langkahnya tetap membentuk pola yang mirip. Perbedaaannya terletak
pada alokasi rentang waktu dan penekanan untuk setiap tahapannya. Proyek
konstruksi membutuhkan perencanaan desain awal dan detail desain yang tepat
yang nanti dipakai untuk menuntun pelaksanaaan proyek. Apabila mengabaikan
rancangan desain awal, detail desain dan perencanaan durasi dan biaya dalam alur
pelaksanaan proyek, maka sangat rentan mengalami risiko kegagalan. Menurut
Iman Soeharto (1999) kegagalan dan keberhasilan suatu proyek konstruksi
sangat bergantung pada keterlibatan pemilik proyek/owner, karena pemilik harus
terlibat dalam perencanaan desain dan pelaksanaan proyek. Dan juga owner harus
memiliki komitmen terhadap keputusan pada kesepakatan awal. Sedangkan
Proyek yang sukses berarti proyek yang dilaksanakan sesuai dengan biaya, jadwal
dan keberhasilan mencapai sasaran teknis, proyek yang berhasil juga berarti
sukses menerapkan strategi yang telah dirancang. Sedangkan kegagalan proyek
berarti proyek yang tidak sesuai dengan rencana pembiayaan, jadwal dan tidak
mencapai sasaran yang diinginkan (David I. Cleland, 1995).
26
Solusi :
Dari hasil pembahasan yang diperoleh dilakukan beberapa metoda untuk
menganalisa dampak keterlambatan proyek. Berdasarkan hasil analisa,
pemendekkan durasi yang dilakukan selama 53 hari kerja pada 4 (empat) uraian
pekerjaan yang mengalami perubahan desain, peningkatan biaya yang terjadi
sebagai berikut :
1. Pemendekkan durasi dengan kerja lembur meningkatkan biaya pelaksanaan
sebesar tigaratus tujuh puluh juta rupiah.
2. Pemendekan durasi dengan kerja bergantian/shift meningkatkan biaya
pelaksanaan sebesar enampuluh juta rupiah.
3. Pemendekkan durasi dengan menambah tenaga kerja baru meningkatkan
biaya pelaksanaan sebesar seratus tujuh puluh juta rupiah.
4. Pemindahan sebagian pekerja dari kegiatan lain diluar jalur kritis
meningkatkan biaya pelaksanaan sebesar dua ratus juta rupiah.
27
3.7 Komunikasi Antar Kontraktor dengan Pemilik
Kontraktor dan pemilik(owner) Terdapat ikatan kontrak. Kontraktor
berkewajiban melaksanakan pekerjaan proyek dengan baik dan hasil yang
memuaskan serta harus mampu dipertanggung jawabkan kepada pemilik (owner).
Sebaliknya pemilik (owner) membayar semua biaya pelaksanaan sesuai dengan
yang tertera didalam dokumen kontrak kepada Kontraktor agar proyek berjalan
lancar sesuai dengan ketentuan yang telah menjadi kesepakatan diantara kedua
belah pihak. Biasanya koordinasi ini dilakukan secara rutin seminggu sekali,
terutama jika terdapat perubahan rencana baik bermula dari pemilik(owner)
maupun sebaliknya.
28
Gambar 3.2 Surat Pengantar Barang akibat Keterlambatan (SPtB)
Sumber: Data Olahan 2018
29
3.10 Persiapan/penetapan Rancangan Tempat
Sebelum melakukan proyek konstruksi terlebih dahulu kita melakukan
persiapan baik itu persiapan alat, bahan, gambar rencana, persiapan lahan dan lain
sebagainya. Akan tetapi sebelum melakukan perencanaan perlu lah kita
mempersiapkan dan merancang penempatan tempat terlaksana proyek konstruksi
itu sendiri.
30
sumber daya, serta penempatan dan hubungan masing-masing dalam
proyek konstruksi.
6. Tujuan perencanaan tata letak lapangan adalah untuk mengembangkan
produktifitas di lapangan sehingga dapat mencapai kebutuhan kapasitas
dan kualitas dengan rencana yang paling ekonomis.
7. Untuk menerapkan suatu standard untuk pengaturan tata letak lapangan
untuk berbagai lokasi dan type proyek adalah suatu hal yangtidak mungkin
karena saling ketergantungan antara ketiga faktor di bawah ini (R.A.
Burges) :
8. Metode yang diterapkan
9. Pengaturan tata letak lapangan
10. Program keseluruhan proyek.
31
karena perlu pertimbangan-pertimbangan lain yang di arahkan untuk
kelancaran jalannya kegiatan pembangunan konstruksi.
4. Untuk mengangkut material ke lokasi pekerjaan, terutama jika
menggunakan alat-alat konvensional maka haruslah memperhitungkan
jarak ke lokasi pekerjaan dan banyaknya material yang akan di angkut.
32