Kelompok : 10A
Kelas : 2A - TKI
Nama : Muhammad Muhlis Rifa’i (161411020)
Ririn Fitiana (161411025)
RUN-1
Kc=2, τi= 0.2, τd=0.1
50.00
45.00
40.00
35.00
30.00
25.00
0 5 10 15 20 25 30
Karena jenis responnya sangat teredam. maka tidak dapat mencari decay ratio. settling time
dan overshoot
= 5.370C + 26.260C
= 31.63 0C
= 12 0C + 26.260C
= 38.260C
𝜏𝑝 = 1.5 (t2-t1)
= 5.7 detik
𝜃𝑃 = t2 – 𝜏𝑝
= 3.7 detik
𝐾𝑝 = 0,422
RUN-2
Kc=2, τi= 0.4, τd=0.1
50.00
45.00
40.00
35.00
30.00
25.00
0 50 100 150 200 250
Karena jenis responnya sangat teredam. maka tidak dapat mencari decay ratio. settling time
dan overshoot
= 5.10C + 26.360C
= 31.46 0C
= 11.38 0C + 26.360C
= 37.740C
Waktu saat 28.3% (t2) = 10 sekon
𝜏𝑝 = 1.5 (t2-t1)
= 1.5 ( 10 – 4 ) detik
= 9 detik
𝜃𝑃 = t2 – 𝜏𝑝
= (10 – 9) detik
= 1 detik
𝐾𝑝 = 0,4
RUN-3
Kc=2, τi= 0.8, τd=0.1
50.00
45.00
40.00
35.00
30.00
25.00
0 10 20 30 40 50 60 70 80 90
Karena jenis responnya sangat teredam. maka tidak dapat mencari decay ratio. settling time
dan overshoot
Mencari dead time. konstanta waktu
= 4.370C + 26.150C
= 30.52 0C
= 9.76 0C + 26.150C
= 35.910C
𝜏𝑝 = 1.5 (t2-t1)
= 6.75 detik
𝜃𝑃 = t2 – 𝜏𝑝
= 4.25 detik
𝐾𝑝 = 0,34
RUN-4
35
30
25
20 Series1
15 Series2
10
5
0
0 5 10 15 20
waktu (s)
Karena jenis responnya menunjukan sifat teredam, maka tidak dapat mencari decay ratio,
settling time dan overshoot
= 36,520C
= 40,65 0C
𝜏𝑝 = 1.5 (t2-t1)
= 1.5 (9,5-9) detik
= 0,75 detik
𝜃𝑃 = t2 – 𝜏𝑝
= 8,75 detik
𝐾𝑝 = 0,337
RUN-5
35
30
25
20 Series1
15 Series2
10
5
0
0 5 10 15
waktu (s)
Karena jenis responnya menunjukan sifat teredam, maka tidak dapat mencari decay ratio, dan
settling time.
Overshoot = 0.1
= 32,43 0C
t1 = 6 detik
= 39,10 oC
t2 = 10 detik
𝜏𝑝 = 1.5 (t2-t1)
= 1.5 ( 10 – 6 ) detik
= 6 detik
Deadtime (𝜃𝑃 )
𝜃𝑃 = t 2 – 𝜏𝑝
= (10 – 6) detik
= 4 detik
𝐾𝑝 = 0, 424
RUN-6
35
30
25
20 Series1
15 Series2
10
5
0
0 5 10 15
waktu (s)
Karena jenis responnya menunjukan sifat teredam, maka tidak dapat mencari decay ratio,
settling time dan overshoot
= 33,330C
= 39,85 0C
= 1.5 ( 8 – 5 ) detik
= 4,5 detik
𝜃𝑃 = t2 – 𝜏𝑝
= (8 – 4,5) detik
= 3,5 detik
𝐾𝑝 = 0.414
RUN-7
Kc=8, τi= 0.2, τd=0.1
50.00
45.00
PV, Set point
40.00 PV
SP
35.00
Linear (SP)
30.00
25.00
0 5 10 15 20 25 30 35 40 45 50 55 60 65 70 75 80
waktu
Variable Proses saat 28.3%
= 36,130C
= 44,19 0C
𝜏𝑝 = 1.5 (t2-t1)
= 6,6 detik
𝜃𝑃 = t2 – 𝜏𝑝
= 3,9 detik
∆𝑦
𝐾𝑝 =
∆𝑥
52,69 – 29,61
𝐾𝑝 =
45
𝐾𝑝 = 0,512
RUN-8
Kc=8, τi= 0.4, τd=0.1
45.00
PV
40.00
SP
35.00
Linear (SP)
30.00
25.00
0 10 20 30 40 50 60 70 80 90
waktu
= 36,040C
= 44,79 0C
𝜏𝑝 = 1.5 (t2-t1)
𝜃𝑃 = t2 – 𝜏𝑝
= 5,9 detik
∆𝑦
𝐾𝑝 =
∆𝑥
54,03 – 28,94
𝐾𝑝 =
45
𝐾𝑝 = 0,557
RUN-9
Kc=8, τi= 0.8, τd=0.1
45.00
40.00 PV
35.00 SP
30.00 Linear (SP)
25.00
20.00
0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 110 120 130 140 150 160
waktu
Ʈp = 1,5 (t2-t1)
= 1,5 (15-10)s
= 7,5s
Θ = t2 - Ʈp
= 15s -7,5s
= 7,5s
Static gain (Kp)
Δ𝑦
Kp = Δ𝑥
(55 – 32)°C
= 45
= 0,511
Pada praktikum kali ini dilakukan pengendalian suhu dengan metode PID
(Proporsional-Integral-Derivatif) sebanyak 9 run. Variasi yang diberikan pada run 1-3 adalah
P=2, run 4-6 P=4, run 7-9 P=8. Untuk nilai I pada setiap Kc yang berbeda divariasikan
sebesar 0.2, 0.4 dan 0.8. Sedangkan nilai D pada semua run sama yaitu 0.1.
Berdasarkan percobaan yang dilakukan dari setiap run dapat dilihat bahwa pada
variasi Kc=2 pada run 1 dan 2 variable proses stabil dan cenderung mendekati set-point
sehingga hampr tidak ada error. Namun pada run ke-3 dengan P=2, I=0.8 dan D=0.1 nilai
variable proses tidak dapat mencapai set-point (450C) dan mulai stabil pada detik ke 35
dengan suhu sekitar 420C. Pada run 4 sampai 6 (Kc=4) nilai variable proses dapat mencapai
set-point disekitar detik ke 25 namun terus melampaui nya (450C) dan stabil pada suhu
disekitar 500C. Pada run 7 sampai 9 (Kc=8) nilai variable proses dapat mencapai setpoint
disekitar detik ke 10 (respon cepat) namun terus melampaui nilai SP dan stabil pada suhu
disekitar 550C. Ada rentang perbedaan suhu sebesar 100C dengan setpoint sehingga errornya
cukup besar.
Dalam modul pengendalian suhu ini, dilakukan percobaan sebanyak 9 run dengan
menggunakan model pengendalian PID (proporsional-integral-derivatif). Pada run 1 sampai 3
dilakukan pengendalian dengan nilai P=2, run 4 sampai 6 dilakukan pengendalian dengan
nilai P=4, run 7 sampai 9 dilakukan pengendalian dengan nilai P=8. Untuk nilai I pada setiap
nilai Kc yang berbeda divariasikan yaitu sebesar 0,2; 0,4 dan 0,8. Sedangkan nilai D pada
semua run disamakan sebesar 0,1.
Pada run 4 sampai 6 (Kc=4) nilai variable proses dapat mencapai setpoint
disekitar detik ke 25 namun terus melampaui nilai SP(450C) dan stabil pada suhu disekitar
500C. Pada run 7 sampai 9 (Kc=8) nilai variable proses dapat mencapai setpoint disekitar
detik ke 10 (respon cepat) namun terus melampaui nilai SP dan stabil pada suhu disekitar
550C. Ada rentang perbedaan suhu sebesar 100C dengan setpoint sehingga errornya cukup
besar.
Dari bentuk kurva yang didapatkan antara waktu terhadap nilai PV, dapat diketahui
jenis respon berupa redaman kritik (tidak dapat mencari decay ratio, settling time dan
overshoot) maka data yang dapat dihitung adalah dead time, time constant dan Kp. Kurva
cukup stabil dan tidak mengalami osilasi Dari data tersebut dapat disimpulkan pengendalian
suhu dengan model PID (proposional-integral-derivatif) ini lebih cocok dengan menggunakan
Kc sebesar 2.
IV. KESIMPULAN
1. Model PID (proposional-integral-derivatif) ini cocok untuk pengendalian suhu dengan
nilai proposional gain sebesar 2 karena nilai PV stabil dengan hampir tidak ada error.
2. Untuk nilai Kc sebesar 4 dan 8, error cukup besar dengan nilai PV di suhu sekitar 50-
550C.
DAFTAR PUSTAKA
Copper. D.J. (2004). Practical Process Control. Control Station.
Heriyanto. (2010). Pengendalian Proses. Jurusan Teknik Kimia. Bandung: Politeknik Negeri
Bandung
Wade. H. L. (2004). Basic and Advanced Regulatory Control: System Design and
Application. Ed. 2. ISA. NC.