Anda di halaman 1dari 22

A.

JENIS – JENIS AIR

Air merupakan sumber kehidupan yang tidak dapat tergantikan oleh apa
pun juga. Tanpa air manusia, hewan dan tanaman tidak akan dapat hidup.
Air di bumi dapat digolongkan menjadi dua, yaitu :

1. Air Tanah

Air tanah adalah air yang berada di bawar permukaan tanah. Air tanah
dapat kita bagi lagi menjadi dua, yakni air tanah preatis dan air tanah
artesis.

a) Air Tanah Preatis

Air tanah preatis adalah air tanah yang letaknya tidak jauh dari
permukaan tanah serta berada di atas lapisan kedap air / impermeable.

b) Air Tanah Artesis

Air tanah artesis letaknya sangat jauh di dalam tanah serta berada di
antara dua lapisan kedap air.

2. Air Permukaan

Air pemukaan adalah air yang berada di permukaan tanah dan dapat
dengan mudah dilihat oleh mata kita. Contoh air permukaan seperti laut,
sungai, danau, kali, rawa, empang, dan lain sebagainya. Air permukaan
dapat dibedakan menjadi dua jenis yaitu :

a. Perairan Darat

Perairan darat adalah air permukaan yang berada di atas daratan


misalnya seperti rawa-rawa, danau, sungai, dan lain sebagainya.

b. Perairan Laut

Perairan laut adalah air permukaan yang berada di lautan luas.


Contohnya seperti air laut yang berada di laut.
B. STANDAR BAKU MUTU AIR SECARA UMUM

Kualitas air secara umum menunjukkan mutu atau kondisi air yang
dikaitkan dengan suatu kegiatan atau keperluan tertentu. Sedangkan kuantitas
menyangkut jumlah air yang dibutuhkan manusia dalam kegiatan tertentu. Air
adalah materi esensial didalam kehidupan, tidak ada satupun makhluk hidup di
dunia ini yang tidak membutuhkan air. Sebagian besar tubuh manusia itu
sendiri terdiri dari air. Tubuh manusia rata-rata mengandung air sebanyak 90 %
dari berat badannya. Tubuh orang dewasa, sekitar 55-60%, berat badan terdiri
dari air, untuk anak-anak sekitar 65% dan untuk bayi sekitar 80% . Air bersih
dibutuhkan dalam pemenuhan kebutuhan manusia untuk melakukan segala
kegiatan mereka. Sehingga perlu diketahui bagaimana air dikatakan bersih dari
segi kualitas dan bisa digunakan dalam jumlah yang memadai dalam kegiatan
sehari-hari manusia. Ditinjau dari segi kualitas, ada bebarapa persyaratan yang
harus dipenuhi, di antaranya kualitas fisik yang terdiri atas bau, warna dan rasa,
kulitas kimia yang terdiri atas pH, kesadahan, dan sebagainya serta kualitas
biologi diman air terbebas dari mikroorganisme penyebab penyakit. Agar
kelangsungan hidup manusia dapat berjalan lancar, air bersih juga harus
tersedia dalam jumlah yang memadai sesuai dengan aktifitas manusia pada
tempat tertentu dan kurun waktu tertentu.

Ditinjau Dari Segi Kualitas (Mutu) Air Secara langsung atau tidak
langsung pencemaran akan berpengaruh terhadap kualitas air. Sesuai dengan
dasar pertimbangan penetapan kualitas air minum, usaha pengelolaan terhadap
air yang digunakan oleh manusia sebagai air minum berpedoman pada standar
kualitas air terutama dalam penilaian terhadap produk air minum yang
dihasilkannya, maupun dalam merencanakan sistem dan proses yang akan
dilakukan terhadap sumber daya air
1. Persyaratan Kualitas Air

Parameter Kualitas Air yang digunakan untuk kebutuhan manusia haruslah


air yang tidak tercemar atau memenuhi persyaratan fisika, kimia, dan
biologis.

a. Persyaratan Fisika Air

Air yang berkualitas harus memenuhi persyaratan fisika sebagai berikut:


1) Jernih atau tidak keruh
Air yang keruh disebabkan oleh adanya butiran-butiran koloid dari
tanah liat. Semakin banyak kandungan koloid maka air semakin
keruh.
2) Tidak berwarna
Air untuk keperluan rumah tangga harus jernih. Air yang berwarna
berarti mengandung bahan-bahan lain yang berbahaya bagi kesehatan.
3) Rasanya tawar
Secara fisika, air bisa dirasakan oleh lidah. Air yang terasa asam,
manis, pahit atau asin menunjukan air tersebut tidak baik. Rasa asin
disebabkan adanya garam-garam tertentu yang larut dalam air,
sedangkan rasa asam diakibatkan adanya asam organik maupun asam
anorganik.
4) Tidak berbau
Air yang baik memiliki ciri tidak berbau bila dicium dari jauh maupun
dari dekat. Air yang berbau busuk mengandung bahan organik yang
sedang mengalami dekomposisi (penguraian) oleh mikroorganisme
air.
5) Temperaturnya normal
Suhu air sebaiknya sejuk atau tidak panas terutama agar tidak terjadi
pelarutan zat kimia yang ada pada saluran/pipa, yang dapat
membahayakan kesehatan dan menghambat pertumbuhan mikro
organisme.
6) Tidak mengandung zat padatan
Air minum mengandung zat padatan yang terapung di dalam air.
b. Persyaratan Kimia

Kandungan zat atau mineral yang bermanfaat dan tidak mengandung zat
beracun.
1) pH (derajat keasaman)
Penting dalam proses penjernihan air karena keasaman air pada
umumnya disebabkan gas Oksida yang larut dalam air terutama
karbondioksida. Pengaruh yang menyangkut aspek kesehatan dari pada
penyimpangan standar kualitas air minum dalam hal pH yang lebih
kecil 6,5 dan lebih besar dari 9,2 akan tetapi dapat menyebabkan
beberapa senyawa kimia berubah menjadi racun yang sangat
mengganggu kesehatan.
2) Kesadahan
Kesadahan ada dua macam yaitu kesadahan sementara dan
kesadahanvnonkarbonat (permanen). Kesadahan sementara akibat
keberadaan Kalsium dan Magnesium bikarbonat yang dihilangkan
dengan memanaskan air hingga mendidih atau menambahkan kapur
dalam air. Kesadahan nonkarbonat (permanen) disebabkan oleh sulfat
dan karbonat, Chlorida dan Nitrat dari Magnesium dan Kalsium
disamping Besi dan Alumunium. Konsentrasi kalsium dalam air minum
yang lebih rendah dari 75 mg/l dapat menyebabkan penyakit tulang
rapuh, sedangkan konsentrasi yang lebih tinggi dari 200 mg/l dapat
menyebabkan korosifitas pada pipa-pipa air. Dalam jumlah yang lebih
kecil magnesium dibutuhkan oleh tubuh untuk pertumbuhan tulang,
akan tetapi dalam jumlah yang lebih besar 150 mg/l dapat menyebabkan
rasa mual.
3) Besi
Air yang mengandung banyak besi akan berwarna kuning dan
menyebabkan rasa logam besi dalam air, serta menimbulkan korosi
pada bahan yang terbuat dari metal. Besi merupakan salah satu unsur
yang merupakan hasil pelapukan batuan induk yang banyak ditemukan
diperairan umum. Batas maksimal yang terkandung didalam air adalah
1,0 mg/l
4) Aluminium
Batas maksimal yang terkandung didalam air menurut Peraturan
Menteri Kesehatan No 82 / 2001 yaitu 0,2 mg/l. Air yang mengandung
banyak aluminium menyebabkan rasa yang tidak enak apabila
dikonsumsi.
5) Zat organik
Larutan zat organik yang bersifat kompleks ini dapat berupa unsur hara
makanan maupun sumber energi lainnya bagi flora dan fauna yang
hidup di perairan.
6) Sulfat
Kandungan sulfat yang berlebihan dalam air dapat mengakibatkan
kerak air yang keras pada alat merebus air (panci / ketel)selain
mengakibatkan bau dan korosi pada pipa. Sering dihubungkan dengan
penanganan dan pengolahan air bekas.
7) Nitrat dan nitrit
Pencemaran air dari nitrat dan nitrit bersumber dari tanah dan tanaman.
Nitrat dapat terjadi baik dari NO2 atmosfer maupun dari pupuk-pupuk
yang digunakan dan dari oksidasi NO2 oleh bakteri dari kelompok
Nitrobacter. Jumlah Nitrat yang lebih besar dalam usus cenderung
untuk berubah menjadi Nitrit yang dapat bereaksi langsung dengan
hemoglobine dalam daerah membentuk methaemoglobine yang dapat
menghalang perjalanan oksigen didalam tubuh.
8) Chlorida
Dalam konsentrasi yang layak, tidak berbahaya bagi manusia. Chlorida
dalam jumlah kecil dibutuhkan untuk desinfektan namun apabila
berlebihan dan berinteraksi dengan ion Na+ dapat menyebabkan rasa
asin dan korosi pada pipa air.
9) Zink atau Zn
Batas maksimal Zink yang terkandung dalam air adalah 15 mg/l.
penyimpangan terhadap standar kualitas ini menimbulkan rasa pahit,
sepet, dan rasa mual. Dalam jumlah kecil, Zink merupakan unsur yang
penting untuk metabolisme, karena kekurangan Zink dapat
menyebabkan hambatan pada pertumbuhan anak.

c. Persyaratan mikrobiologis

Persyaratan mikrobiologis yangn harus dipenuhi oleh air adalah sebagai


berikut:

1. Tidak mengandung bakteri patogen, missalnya: bakteri golongan coli;


Salmonella typhi, Vibrio cholera dan lain-lain. Kuman-kuman ini
mudah tersebar melalui air.

2. Tidak mengandung bakteri non patogen seperti: Actinomycetes,


Phytoplankton colifprm, Cladocera dan lain-lain. (Sujudi,1995)

 COD (Chemical Oxygen Demand)

 BOD (Biochemical Oxygen Demand)

C. STANDAR BAKU MUTU AIR MENURUT WHO,


STANDAR AIR MINUM

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO)


Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), menyiapkan beberapa pedoman untuk
minum kualitas air yang merupakan titik acuan internasional untuk
menetapkan standar dan keselamatan air minum.
standar air minum WHO, Pedoman Kualitas Air Minum, didirikan di Jenewa,
1993, sebagai titik acuan internasional untuk menetapkan standar dan mutu
air minum.
Elemen / Simbol / Biasanya Mutu berdasarkan pedoman oleh
zat rumus ditemukan di WHO
air tawar / air
permukaan /
air tanah
Aluminium Al 0,2 mg / l
Amonia NH 4 <0,2 mg / l Tidak ada pedoman
(sampai 0,3
mg / l pada
perairan
anaerob)
Antimon Sb <4 ug / l 0,005 mg / l
Arsenikum Sebagai 0,01 mg / l
Asbes Tidak ada pedoman
Barium Ba 0,3 mg / l
Berillium Jadilah <1 ug / l Tidak ada pedoman
Boron B <1 mg / l 0,3 mg / l
Kadmium CD <1 ug / l 0.003 mg / l
Khlorida Cl 250 mg / l
Khrom Cr Cr +6
+3,
<2 ug / l 0,05 mg / l
Warna Tidak disebutkan
Tembaga Cu 2 mg / l
Sianida CN - 0,07 mg / l
Terlarutoksigen O2 Tidak ada pedoman
Fluor F <1,5 mg / l 1,5 mg / l
(hingga 10)
Kekerasan mg / Tidak ada pedoman
l CaCO 3
Hidrogen H2S Tidak ada pedoman
sulfida
Besi Fe 0,5 - 50 mg / l Tidak ada pedoman
Memimpin Pb 0,01 mg / l
Manggan Mn 0,5 mg / l
Air raksa Hg <0,5 ug / l 0.001 mg / l
Molibdenum Mb <0,01 mg / l 0,07 mg / l
Nikel Ni <0,02 mg / l 0,02 mg / l
Nitrat dan nitrit NO 3, NO 2 50 nitrogen mg / l Total
Kekeruhan Tidak disebutkan
pH Tidak ada pedoman
Selenium Se <<0,01 mg / l 0,01 mg / l
Perak Ag 5-50 ug / l Tidak ada pedoman
Sodium Na <20 mg / l 200 mg / l
Sulfat SO 4 500 mg / l
Anorganik Sn Tidak ada pedoman
timah
TDS Tidak ada pedoman
Uranium U 1,4 mg / l
Seng Zn 3 mg / l

Senyawa organik
Grup Zat Rumus Mutu
berdasarkan
pedoman
oleh WHO
Diklorinasi Karbon tetraklorida C Cl 4 2 ug / l
alkana Diklorometana CH 2 Cl 2 20 ug / l
1,1-Dichloroethane C 2 H 4 Cl 2 Tidak ada
pedoman
1,2-Dichloroethane CH 2 Cl CH 2 Cl 30 ug / l
1,1,1-Trichloroethane CH 3 Cl 3 C 2000 ug / l
Diklorinasi 1,1-Dichloroethene C 2 H 2 Cl 2 30 ug / l
ethenes 1,2-Dichloroethene C 2 H 2 Cl 2 50 ug / l
Trichloroethene C 2 H 3 Cl 70 ug / l
Tetrachloroethene C 2 Cl 4 40 ug / l
Hidrokarbon Benzena C6H6 10 mg / l
aromatik Toluena C7H8 700 ug / l
Xilena C 8 H 10 500 ug / l
Etilbenzena C 8 H 10 300 mg / l
Styrene C8H8 20 ug / l
Hidrokarbon Aromatik polynuclear C 2 H 3 N 1 O 5 P 1 0,7 ug / l
(PAH) 3

Diklorinasi Monochlorobenzene (MCB) C 6 H 5 Cl 300 mg / l


benzenes Dichlorobenzenes 1,2- C 6 H 4 Cl 2 1000 ug / l
Dichlorobenzene
(DCBs) (1,2-DCB)
1,3- C 6 H 4 Cl 2 Tidak ada
Dichlorobenzene pedoman
(1,3-DCB)
1,4- C 6 H 4 Cl 2 300 mg / l
Dichlorobenzene
(1,4-DCB)
Trichlorobenzenes (TCBS) C 6 H 3 Cl 3 20 ug / l
Miscellaneous Di (2-ethylhexyl) adipat (DEHA) C 22 H 42 O 4 80 ug / l
konstituen Di (2-ethylhexyl) phthalate C 24 H 38 O 4 8 ug / l

organik (DEHP)
Akrilamida C 3 H 5 NO 0,5 ug / l
Epiklorohidrin (ech) C 3 H 5 Cl O 0,4 ug / l
Hexachlorobutadiene (HCBD) C 4 Cl 6 0,6 ug / l
Ethylenediaminetetraacetic acid C 10 H 12 N 2 O 8 200 mg / l
(EDTA)
Nitrilotriacetic asam (NTA) N (CH 2 COOH) 3 200 mg / l
Organotins Dialkyltins R 2 Sn X 2 Tidak ada
pedoman
Tributil oksida C 24 H 54 O 2 Sn 2 ug / l
(TBTO)

Pestisida
Zat Rumus Mutu berdasarkan
pedoman oleh WHO
Alachlor C 14 H 20 NO 2 Cl 20 ug / l
Aldicarb C 7 H 14 N 2 O 4 S 10 mg / l
Aldrin dan dieldrin C 12 H 8 Cl 6 / 0,03 ug / l
C 12 H 8 Cl 6 O
Atrazin C 8 H 14 N 5 Cl 2 ug / l
Bentazone C 10 H 12 N 2 O 3 S 30 ug / l
Carbofuran C 12 H 15 NO 3 5 ug / l
Chlordane C 10 H 6 Cl 8 0,2 ug / l
Chlorotoluron C 10 H 13 N 2 O Cl 30 ug / l
DDT C 14 H 9 Cl 5 2 ug / l
1,2-Dibromo-3-chloropropane C 3 H 5 Br 2 Cl 1 ug / l
2,4-Dichlorophenoxyacetic asam C 8 H 6 Cl 2 O 3 30 ug / l
(2,4-D)
1,2-Dichloropropane C 3 H 6 Cl 2 Tidak ada pedoman
1,3-Dichloropropane C 3 H 6 Cl 2 20 ug / l
1,3-Dichloropropene CH 3 Cl CHClCH 2 Tidak ada pedoman
Ethylene dibromide (EDB) CH CH 2 Br 2 Br Tidak ada pedoman
Heptachlor dan heptachlor C 10 H 5 Cl 7 0,03 ug / l
epoksida
Hexachlorobenzene (HCB) C 10 H 5 Cl 7 O 1 ug / l
Isoproturon C 12 H 18 N 2 O 9 ug / l
Lindane C 6 H 6 Cl 6 2 ug / l
MCPA C 9 H 9 Cl O 3 2 ug / l
Methoxychlor (C 6 H 4 och 3) 20 ug / l
2 CHCCl 3
Metolachlor C 15 H 22 NO 2 Cl 10 mg / l
Molinate C 9 H 17 NOS 6 ug / l
Pendimethalin C 13 H 19 O 4 U 3 20 ug / l
Pentachlorophenol (PCP) C 6 H 5 Cl O 9 ug / l
Permetrin C 21 H 20 Cl 2 O 3 20 ug / l
Propanil C 9 H 9 Cl 2 TIDAK 20 ug / l
Pyridate C 19 H 23 CLN 2 O 2 S 100 ug / l
Simazine C 7 H 12 N 5 Cl 2 ug / l
Trifluralin C 13 H 16 F 3 U 3 O 4 20 ug / l
Chlorophenoxy 2,4-DB C 10 H 10 Cl 2 O 3 90 ug / l
herbisida Dichlorprop C 9 H 8 Cl 2 0 3 100 ug / l
Fenoprop C 9 H 7 Cl 3 O 3 9 ug / l
(termasuk 2,4-D
MCPB C 11 H 13 O 3 Cl Tidak ada pedoman
dan MCPA) Mecoprop C 10 H 11 Clo 3 10 mg / l
2,4,5-T C 8 H 5 Cl 3 O 3 9 ug / l

Desinfektan dan disinfektan dengan produk


Grup Zat Rumus Mutu
berdasarka
n pedoman
oleh WHO
Desinfekta Chloramines NH n Cl (3-n), 3 mg / l
n mana
n = 0,
1 atau 2
Klorin Cl 2 5 mg / l
Klorin dioksida Clo 2 Tidak ada
pedoman
Yodium Aku 2 Tidak ada
pedoman
-
Desinfekta Bromat Br O 3 25 ug / l
n dengan Klorat Cl O 3 - Tidak ada

produk pedoman
-
Klorit Cl O 2 200 mg / l
Chlorophenols 2-chlorophenol (2-CP) C 6 H 5 Cl O Tidak ada
pedoman
2,4-Dichlorophenol C 6 H 4 Cl 2 O Tidak ada
(2,4-DCP) pedoman
2,4,6-Trichlorophenol C 6 H 3 Cl 3 O 200 mg / l
(2,4,6-TCP)
Formaldehida HCHO 900 ug / l
MX (3-Chloro-4-dichloromethyl-5- C 5 H 3 Cl 3 O 3 Tidak ada
hidroksi-2 (5H)-furanone) pedoman
Trihalomethanes Bromoform CH 3 Br 100 ug / l
Dibromochloromethane CH 2 Cl Br 100 ug / l
Bromodichloromethane CH Br Cl 2 60 ug / l
Khloroform CH 3 Cl 200 mg / l
Diklorinasi asam Monochloroacetic C 2 H 3 Cl 2 O Tidak ada
asetat asam pedoman
Dikloroasetat asam C 2 H 2 Cl 2 O 2 50 ug / l
Asam trikloroasetat C 2 H 3 Cl 2 O 100 ug / l
Kloral hidrat (trichloroacetaldehyde) C CH 3 Cl 10 mg / l
(OH) 2
Chloroacetones C 3 H 5 O Cl Tidak ada
pedoman
Terhalogenasi Dichloroacetonitrile C 2 H 2 Cl N 90 ug / l
acetonitriles Dibromoacetonitrile C 2 H 2 Br N 100 ug / l
Bromochloroacetonitril CH 2 Cl CN Tidak ada
e pedoman
Trichloroacetonitrile C 2 Cl 3 N 1 ug / l
Sianogen klorida Cl CN 70 ug / l
Chloropicrin C Cl 3 NO 2 Tidak ada
pedoman

D. PENGGOLONGAN AIR
Penggolongan air menurut peruntukkannya ditetapkan sebagai berikut :
Golongan A : Air yang dapat digunakan sebagai air minum secara langsung
tanpa
pengolahan terlebih dahulu;
Golongan B : Air yang dapat dighunakan sebagai air baku air minum;
Golongan C : Air yang dapat digunakan untuk keperluan perikanan dan
peternakan;
Golongan D : Air yang dapat digunakan untuk keperluan pertanian, dan dapat
dimanfaatkan untuk usaha perkotaan, industri, pembangkit listrik tenaga air.

E. PERSYARATAN AIR MINUM

Kualitas air yang digunakan sebagai air minum sebaiknya memenuhi


persyaratan secara fisik,kimia, dan mikrobiologi.

1. Persyaratan Fisik

Air yang berkualitas baik harus memenuhi persyaratan fisik seperti berikut :

a. Jernih atau tidak keruh


Air yang keruh disebabkan oleh adanya butiran-butiran kolioid dari
bahan tanah liat. Semakin banyak kandungan koloid maka air semakin
keruh. Derajat kekeruhan dinyatakan dengan satuan unit.

b. Tidak berwarna

Air untuk keperluan rumah tangga harus jernih. Air yang berwarna
berarti mengandung bahan-bahan lain yang berbahaya bagi kesehatan.

c. Rasanya tawar

Secara fisika, air bisa dirasakan oleh lidah. Air yang terasa
asam,manis,pahit,atau asin menunjukan bahwa kulitas air tersebut tidak
baik. Rasa asin disebabkan adanya garam-garam tertentu yang larut
dalam air, sedangakan rasa asam diakibatkan adanya asam organic
maupun asam anorganik.

d. Tidak Berbau.

Air yang baik memiliki cirri tidak berbau bila dicium dari jauh
maupun dari dekat. Air yang berbau busuk mengandung bahan-bahan
organic yang sedang mengalami dekomposi(penguraian) oleh
mikroorganisme.

e. Temperaturnya Normal

Air yang baik harus memiliki ciri temperature sama dengan


temperatur udara (20-26 ) derajat. Air yang secara mencolok mempunyai
temperature diatas atau dibawah temperatur udara berarti mengandung
zat-zat tertentu (misalnya fenol yang terlarut di dalam air cukup banyak)
atau sedang terjadi proses tertentu ( proses dekomposi bahan organic oleh
mikroorganisme yang manghasilkan energi) yang mengeluarkan atau
menyerap energi dalam air.
f. Tidak Megandung Zat padatan

Air minum yang baik tidak boleh mengandung zat padatan yang
terapung di dalam air. Walaupun jernih, tetapi bila air mengandung
padatan yang terapung maka tidak baik digunakan sebagai air minum.
Apabila air didihkan maka zat padat tersebut dapat larut sehingga
menurunkan kualitas air minum.

2. Persyaratan kimia
Kualitas air tergolong baik bila memenuhi persyaratan kimia sebagai
berikut :
a. pH normal
b. tidak mengadung bahan kimia beracun
c. tidak mengandung garam atau ion-ion logam
d. kesadahan rendah
e. tidak mengandung bahan organik
3. Persyaratan mikrobiologis
Persyaratan mikrobiologos yang harus dipenuhi oleh air adalah sebagai
berikut :
a. Tidak mengandung bakteri patogen, misalnya bakteri golongan coli,
salmonellatyphi, vibrio chlotera, dan lain-lain. Kuman-kuman ini
mudah tersebar melalui air (transmitted by water).
b. Tidak mengandung bakteri nonpatogen, seperti actinomycetes,
phytoplankton coliform, cladocera, dan lain-lain.
Peraturan Menteri Kesehatan R.I
No : 416/MENKES/PER/IX/1990
Tanggal : 3 September 1990

DAFTAR PERSYARATAN KUALITAS AIR MINUM


Ditetapkan di : Jakarta
Pada tanggal : 13 September
1990

Menteri Kesehatan Republik


Indonesia,
ttd

Dr. Adhyatma, MPH


Peraturan Menteri Kesehatan R.I
No : 416/MENKES/PER/IX/1990
Tanggal : 3 September 1990

DAFTAR PERSYARATAN KUALITAS AIR BERSIH


Ditetapkan di : Jakarta
Pada tanggal : 13 September 1990
Menteri Kesehatan Republik
Indonesia, ttd

Dr. Adhyatma, MPH


F. KESIMPULAN

Masalah air bersih merupakan hal yang sangat penting bagi kehidupan
manusia. Dimana setiap hari kita membutuhkan air bersih untuk minum,
memasak, mandi, mencuci dan sebagainya. Penggunaan air yang bersih untuk
kegiatan sehari-hari tentunya membuat manusia terhindar dari penyakit.
Sebagia besar tubuh manusia terdiri atas air, yang berfungsi sebagai pelarut
dan peyusun segala system tubuh manusia. Agar air yang digunakan untuk
kegiatan manusia tidak berdampak negative bagi manusia, maka perlu
diketahui persyaratan air bersih. Kualitas air bersih dapat ditinjau dari segi
fisik, kimia dan biologis. Kualitas fisik ditinjau bau, rasa, dan warna. Kualitas
kimia dapat diteliti melalui pengamatan tentang kesadahan, pH, kandungan
ion dan sebagainya. Sedangkan ada aatu tidaknya mikroorganisme penyebab
penyakit pada air merupakan syarat biologi air bersih. Selain dari segi
kualitas, jumlah air juga harus memadai dalam rangka pemenuhan kebutuhan
manusia. Air digunakan manusia untuk mandi, minum, mencuci, pertanan,
perikanan dan lain sebagainya. Masing-masing kegiatan tersebut memerlukan
jumlah air yang beragam. Sumber air yang ada di permukaan bumi dapat
diolah menjadi air minum dengan berbagai teknik yang telah berkembang,
sehingga kebutukhan air minum yang memenuhi persyaratan Menteri
Kesehatan Republik Indonesia dapat terpenuhi bagi seluruh lapisan
masyarakat.
KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA
STANDAR BAKU AIR BERSIH DAN AIR MINUM

DOSEN PEMBIMBING :
Ir. Basyar Bustam, MT.

OLEH :
KELOMPOK 5 KELAS 1C TRANSPORTASI
ANDI RAHMAT ASHAR (21/31212071/1C
TRANSPORTASI)
YUDISTIRA EKA PUTRA (22/31212072/1C
TRANSPORTASI)
ADI SUTRISMAN ABIDIN (23/31212073/1C
TRANSPORTASI)
EVY FATIMAH SARI (24/31212074/1C
TRANSPORTASI)
DENDI PURWANTO (25/31212075/1C
TRANSPORTASI)
JURUSAN TEKNIK SIPIL, PROGRAM STUDI KONSTRUKSI SIPIL
(TRANSPORTASI)
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG
2012

Anda mungkin juga menyukai