Anda di halaman 1dari 3

F1.

Upaya Pencegahan Penyakit Menular

KEGIATAN PENYULUHAN TB (TUBERCULOSIS) PARU

I. LATAR BELAKANG
Penyakit Tuberculosis (TB) paru disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis dan telah
menginfeksi sepertiga penduduk dunia, sehingga merupakan salah satu masalah dunia. Kejadian
TB paru di negara industri 40 tahun terakhir ini menunjukkan angka prevalensi yang sangat
kecil.
TB Paru merupakan masalah kesehatan masyarakat yang penting di dunia ini. Pada tahun 1992
World Health Organization (WHO) telah mencanangkan TB Paru sebagai “Global Emergency”.
Sepertiga penduduk dunia telah terinfeksi kuman TB Paru dan menurut Regional WHO jumlah
terbesar kasus TB Paru di dunia. Laporan WHO tahun 2004 menyebutkan bahwa jumlah terbesar
kematian akibat TB Paru terdapat di Asia Tenggara yaitu 625.000 orang dan angka mortality
tertinggi terdapat di Afrika yaitu 83 per 100.000. Indonesia menempati urutan ke-3 di dunia
untuk jumlah kasus TB Paru setelah India dan Cina. Setiap tahun terdapat 250.000 kasus baru
TB Paru dan sekitar 140.000 kematian akibat TB Paru.
Konsekuensi yang dapat terjadi pada penderita TB paru yang tidak melakukan pengobatan,
setelah lima tahun menderita diprediksikan 50% dari penderita TB paru akan meninggal.
Sedangkan sekitar 25% akan sembuh sendiri dengan daya tahan tubuh tinggi dan 25% lainnya
sebagai "kasus kronis" yang tetap menular (WHO, 1996).

II. PERMASALAHAN DI MASYARAKAT


Di Indonesia TB Paru adalah merupakan pembunuh nomor satu diantara penyakit menular dan
merupakan penyebab kematian nomor tiga setelah jantung dan penyakit pernapasan akut pada
seluruh kalangan usia (Soedarsono, 2006).

Pengobatan TB Paru dilakukan secara bertahap dan teratur, tahapan pengobatan TB Paru
diantaranya tahap intensif dan tahap lanjutan. Untuk itu para penderita harus mengenal,
memahami, bagaimana cara pencegahan, tanda gejala dan penatalaksanaan dari TB Paru.
Regimen Terapeutik TB Paru merupakan pengobatan yang bertahap dan dilakukan secara teratur,
dan di lakukan sesuai dengan penjelasan yang standard (Jhon 2000).

Akibat kurang baiknya penanganan pengobatan penderita TB Paru dan lemahnya implementasi
strategi DOTS (Drug Observed Treatmen Strategy), pasien yang mengidap BTA (Bakteri Tahan
Asam) yang resisten terhadap OAT (Obat Anti Tuberkulosis) akan menyebarkan infeksi TB Paru
dengan kuman yang bersifat resisten. Sehingga membutuhkan obat lain selain obat standard TB
Paru dan perlunya PMO (Pengawas Makan Obat) memperhatikan para penderita TB Paru dalam
penggunaan obat-obat TB Paru selama di Rumah Sakit maupun setelah perawatan di rumah
untuk memperhatikan perkembangan dari pengobatan penderita TB Paru.
III. PEMILIHAN INTERVENSI

Berdasarkan permasalahan yang telah disebutkan di atas, maka kami bermaksud mengadakan
penyuluhan kesehatan dengan materi ‘TB Paru dan Penanggulangannya”. Pada penyuluhan
tersebut, diuraikan tentang definisi, faktor resiko, cara penularan penyakit, gejala, pengobatan
dan pencegahan, dan pengawas minum obat (PMO) TB.
Penyuluhan ini bagaimana gambaran pengetahuan penderita TB Paru terhadap regimen
terapeutik TB

Pada penyuluhan ini, diberikan pula kesempatan kepada para peserta untuk bertanya seputar
pentingnya ASI eksklusif.

IV. PELAKSANAAN
Kegiatan ini dilaksanakan di SMAN 3 Watansoppeng pada tanggal 11 Juni 2011.
1. Tahap Perkenalan dan Penggalian Pengetahuan Peserta
Acara dibuka dengan perkenalan diri kemudian menyampaikan maksud dan tujuan dari
penyuluhan.
2. Penyajian Materi
Materi penyuluhan disajikan melalui media LCD dengan presentasi power point. Power
point yang telah disiapkan dipresentasikan kepada siswa-siswi di dalam ruangan
laboratorium selama 30 menit dilanjutkan dengan sesi diskusi.

V. EVALUASI
1. Evaluasi Struktur
Persiapan kegiatan penyuluhan dilakukan satu minggu sebelumnya. Materi dan alat
bantu untuk penyuluhan berupa LCD dan laptop disediakan oleh puskesmas.
Penyuluhan ini diadakan atas permintaan pihak SMAN 3 Watansoppeng.

2. Evaluasi Proses
Dokter bersama tim promkes dari puskesmas tiba di sekolah pada Pkl. 11.00 Wita dan
langsung mendatangi laboratorium tempat penyuluhan akan dilaksanakan. Peserta
yang hadir kurang lebih 110 orang dari perwakilan kelas yang ditunjuk. Penyuluhan
berjalan sebagaimana yang diharapkan.
3. Evaluasi Hasil
Hampir sebagian besar siswa-siswi yang hadir cukup mengetahui materi penyuluhan
yang akan disampaikan dan setelah penyuluhan, siswa-siswi cukup antusias dan kritis
untuk berdiskusi terkait materi penyuluhan.

PESERTA PENDAMPING

dr. Sander Sonambela dr. A. Nildawaty

Anda mungkin juga menyukai