BAB 1 PENDAHULUAN
Rumus Struktur :
Pemerian : Serbuk hablur, putih atau kuning sangat
pucat
Kelarutan : Larut pada suhu 60º dalam 20 bagian air
Kegunaan : Sebagai pereaksi
Rumus Struktur :
Pemerian : Hablur warna merah delima
Kelarutan : Mudah larut dalam air
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik.
Kegunaan : Sebagai pereaksi
6. Asam Trikloroasetat (Dirjen POM, 1979)
Nama Resmi : ACIDUM TRICHLOROASETAT
Nama Lain : Asam Trikloroasetat
RM / BM : CClCOOH/163,39
Rumus Struktur :
Pemerian : Hablur atau massa hablur
Kelarutan : Sangat mudah larut dalam air
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
Kegunaan : Sebagai pereaksi
7. Asam Nitrat (Dirjen POM, 1979)
Nama Resmi : Acidum Nitricum
Nama Lain : Asam Nitrat
RM / BM : HNO3/63,01
Rumus Struktur :
Pemerian : Cairan jernih, tidak berwarna, bau khas,
rasa asam tajam
Kelarutan : Dapat bercampur dengan air, etanol dan
gliserol
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
Kegunaan : Sebagai pereaksi
8. Cystine (Ditjen POM, 1979)
Nama Resmi : CYSTINE
Nama Lain : Sistina
BM/RM : 240,29/ HOOC(NH2)CHCH2SCH2CH(NH)
COOH
Rumus Struktur :
3) Cystein
1. Disiapkan alat dan bahan
2. Dilarutkan cystein dilarutkan dalam 5 ml NaOH 0,1 N (1 M tidak
tersedia)
3. Dimasukkan kedalam tabung reaksi
4. Ditambahkan kedalam tabung reaksi dengan Pb Act
5. Panaskan hingga mendidih danamati perubahan yang terjadi
b. Uji Spesifik
1) Termokoagulasi
1. Disiapkan alat dan bahan
2. Diambil sampel larutan protein sebanyak 3 ml (susu dan telur)
3. Dimasukkan kedalam tabung reaksi
4. Dimasukkan larutan susu kedalam tabung reaksi 1
5. Dimasukkan larutan putih telur kedalam tabung reaksi 2
6. Ditambahkan masing-masing tabung reaksi dengan 1 tetes
NaOH
7. Dipanaskan larutan hingga mendidih kemudian amati
perubahan yang terjadi
2) Pengendapan dengan Asam Kuat
a. Pengendapan dengan Asam Nitrat
1. Disiapkan alat dan bahan
2. Diambil sampel larutan protein sebanyak 3 ml (susu dan telur)
3. Dimasukkan kedalam tabung reaksi
4. Dimasukkan larutan susu kedalam tabung reaksi 1
5. Dimasukkan larutan putih telur kedalam tabung reaksi 2
6. Ditambahkan masing-masing tabung reaksi dengan 1 ml HNO3
7. Diamati cincin flokulasinya
NH3
Cysteina Cystein +5 ml Dilarutkan + Hijau
NaOH 1 M Didihkan kehitaman
+Pb ACt
4.2 Pembahasan
Protein adalah senyawa penting menyusun sel hidup. Senyawa ini.
tedapat semua jaringan hidup baik tumbuhan maupun tumbuhan.
Fungsin protein sangat beragam antara lain sebagai pembangun,
pengatur, pertahanan, dan sebagai sumber energi. Dalam bahasa yunani
protein berarti “pengikat satu” dan “yang utama”. Asam amino adalah
satu golongan senyawa karbon yang setidaknya Mengandung satu
karboksil (-COOH) dan satu gugusan animo (-NH2). (Addi Krisbyanto,
2008)
Protein adalah suatu senyawa organik yang tersusun oleh unsur-unsur
C,H,O,N dan kadang-kadang juga mengandung S dan P (Syamsuri
2004).
Rantai polipeptida melipat sedemikian rupa membentuk suatu struktur
yang khas (konformasi) dalam protein. Konformasi tersebut merupakan
bentuk tiga dimensi suatu protein. Terdapat empat struktur pada protein,
yaitu struktur primer, sekunder, tersier, dan quartener. Suatu urutan linier
asam amino yang bergabung melalui ikatan peptide disebut struktur
primer protein. Setiap jenis protein memiliki struktur primer yang unik,
suatu urutan asam-asam amino yang tepat. Perubahan yang sedikit
sekali pun dalam struktur primer akan dapat mempengaruhi konformasi
protein dan kemampuannya untuk digunakan (Suhara, 2008)
Dalam praktikum ini akan dilakukan uji asam amino dan uji spesifik. Uji
asam amino terdiri atas uji ninhydrin, cysteine, dan cysteine. Uji Ninhidrin
dikatakan bahwa reaksi itu terjadi karena adanya Pb asetat yang bereaksi
terhadap sistin yang dilarutkan dalam larutan NaOH.
Sehingga dapat disimpulkam bahwa pengujian yang dilakukan
hasilnya adalah positif mengandung asam amino.
Pengujian spesifik yaitu termokoagulasi, pengendapan dengan asam
nitrat, dan pengendapan dengan asam trikloroasetat. Pada umumnya
protein akan mengendap dan mengalami denaturasi dengan pemanasan
mendidih larutannya (kecuali kaseina dalam suasana netral). pH netral
diperlukan untuk termokoagulasi ini. Sehingga NaOH menyebabkan
larutan bersifat netral sehingga terjadi penggumpalan pada keseluruhan
protein pada telur. Kecuali pada susu tidak terjadi pengendapan terjadi
akibat kesalahan dalam menakar reagen dan sampel yang diganakan.
Pengujian pengendapan asam HNO3 Pekat akan terjadi pembentukan
3 lapisan tiga lapisan, atas putih keruh, Hijau, bawah Bening, Setelah di
kocok endapan Kuning, Berbau Menyengat. Namun berdasarkan hasil
pengamatan terjadi pembentukan 3 lapisan pada sampel telur bening
putih dan bening ketika dididihkan, hal tersebut terjadi bias diakibatkan
karena kesalahan dalam penambahan reagen. Pembentukan 3 lapisan
terjadi akibat pemanasan hingga mendidih pada protein.
Pada percobaan pengendapan dengan asam organik, albumin yang
direaksikan dengan CH3COOH akan menghasilkan endapan putih. Hal ini
terjadi karena untuk mengendapkan diperlukan pH larutan di atas titik
isoelektrik sedangkan pengendapan oleh ion negatif memerlukan pH di
bawah titik isoelektriklarutan albumin akan membentuk endapan karena
adanya gugus sulfurhidril yang dikandung oleh protein. Hasil yang
diperoleh dari percobaan adalah susu ultramilk dan telur bebek positif
mengandung protein karena keduanya mengalami pengendapan.
Sehingga hasil yang didapatkan telah sesuai dengan literature bahwa
protein susu terdenaturasi pada saat pemanasan dan protein pada telur
terkoagulasi pada pemanasan atau suhu tinggi.
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN GAMBAR
Uji pH 5,4
Uji pH 8
Uji enzim
pada suhu
kamar
Uji pH 4,5
Uji pH 6,2