Anda di halaman 1dari 17

METODE PENGUJIAN TANAH

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Metode penyelidikan tanah di lapangan sangat penting dilakukan sebelum mendirikan
sebuah bangunan. Dengan melakukan pengujian tanah di lapangan kita akan mengetahui
keadaan tanah sehingga memudahkan dalam memberikan perlakuan terhadap tanah tersebut.
Pondasi merupakan bagian bangunan yang menyalurkan beban langsung ke dalam lapisan
tanah. Jika kondisi tanah di bawah struktur cukup kuat dan mampu mendukung beban yang
ada berarti pondasi plat setempat dapat digunakan untuk menyalurkan beban. Dilain pihak,
seandainya kondisi tanah permukaan adalah lunak berarti tiang atau pier dapat digunakan
untuk menyalurkan beban lebih dalam pada kondisi tanah yang paling sesuai. Pada tulisan ini
pembahasan dibatasi hanya pada pondasi dangkal.Dan di dalam makalah ini akan membahas
tentang tiga metode pengujian tanah. Karena mengingat pengujian tanah sangat penting
dilakukan sebelum mendirikan bangunan. Salah satu persyaratan yang harus diketahui
sebelum membangun sebuah bangunan adalah mengetahui jenis tanah di lokasi dimana akan
didirikan bangunan.Dengan mengetahui jenis tanah tersebut, dapat dilakukan analisis
stabilitas dan perhitungan desain fondasi dan dapat diketahui respon seismic lokasi, untuk
merancang bangunan tahan gempa.

1.2 Rumusan Masalah


Apakah yang membedakan ketiga metode pengujian tanah dan bagaiman pengaruh
pengujian tanah terhadap pondasi yang akan kita buat?

1.3 Tujuan dan Manfaat


Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah:
a. Untuk lebih memahami tentang pengujian tanah
b. Untuk dapat membedakan ketiga metode pengujian tanah
c. Memenuhi tugas dari mata kuliah Teknik Pondasi
d. Untuk mengetahui pentingnya metode pengujian tanah

1
Manfaat dari pembuatan makalah ini adalah :

a. Memberikan pemahaman tentang pengujian tanah


b. Dapat membedakan ketoga metode pengujian tanah

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Uji Sondir (Cone Penetration Test)


2.1.1. Pengertian Uji Sondir

Tes sondir merupakan salah satu tes dalam bidang teknik sipil yang
berfungsi untuk mengetahui letak kedalaman tanah keras, yang nantinya dapat
diperkirakan seberapa kuat tanah tersebut dalam menahan beban yang
didirikan di atasnya. Tes ini biasa dilakukan sebelum membangun pondasi
tiang pancang, atau pondasi-pondasi dalam lainnya. Data yang didapatkan dari
tes ini nantinya berupa besaran gaya perlawanan dari tanah terhadap konus,
serta hambatan pelekat dari tanah yang dimaksud. Hambatan pelekat adalah
perlawanan geser dari tanah tersebut yang bekerja pada selubung bikonus alat
sondir dalam gaya per satuan panjang.

Hasil dari tes sondir ini dipakai untuk:

 Menentukan tipe atau jenis pondasi apa yang mau dipakai


 Menghitung daya dukung tanah asli
 Menentukan seberapa dalam pondasi harus diletakkan nantinya

3
Metoda sounding/sondir terdiri dari penekanan suatu tiang pancang untuk
meneliti penetrasi atau tahanan gesernya. Alat pancang dapat berupa suatu tiang
bulat atau pipa bulat tertutup dengan ujung yang berbentuk kerucut dan atau suatu
tabung pengambil contoh tanah, sehingga dapat diperkirakan (diestimasi) sifat-
sifat fisis pada strata dan lokasi dengan variasi tahanan pada waktu pemancangan
alat pancang itu. Metoda ini berfungsi untuk eksplorasi dan pengujian di
lapangan. Uji ini dilakukan untuk mengetahui elevasi lapisan “keras” (Hard
Layer) dan homogenitas tanah dalam arah lateral. Hasil Cone Penetration
Test disajikan dalam bentuk diagram sondir yang mencatat nilai tahanan konus
dan friksi selubung, kemudian digunakan untuk menghitung daya dukung pondasi
yang diletakkan pada tanah tersebut.

Di Indonesia alat sondir sebagai alat tes di lapangan yang sangat terkenal
karena di negara ini banyak dijumpai tanah lembek (misalnya lempung) hingga
kedalaman yang cukup besar sehingga mudah ditembus dengan alat sondir. Di dunia
penggunaan Sondir ini semakin populer terutama dalam menggantikan SPT untuk test
yang dilakukan pada jenis tanah liat yang lunak dan untuk tanah pasir halus sampai
tanah pasir sedang/kasar. Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk mengetahui
perlawanan penetrasi konus (qc), hambatan lekat (fs) tanah dan friction ratio (rf)
untuk memperkirakan jenis tanah yang diselidiki

2.1.2. Keuntungan dan Kerugian Uji Sondir

 Keuntungan:

1. Cukup ekonomis.
2. Apabila contoh tanah pada boring tidak bisa diambil (tanah lunak / pasir).
3. Dapat digunakan manentukan daya dukung tanah dengan baik.
4. Adanya korelasi empirik semakin handal.
5. Dapat membantu menentukan posisi atau kedalaman pada pemboran.

4
6. Dalam prakteknya uji sondir sangat dianjurkan didampingi dengan uji
lainnya baik uji lapangan maupun uji laboratorium, sehingga hasil uji sondir
bisa diverifikasi atau dibandingkan dengan uji lainnya.
7. Dapat dengan cepat menentukan lekat lapisan tanah keras.
8. Dapat diperkirakan perbedaan lapisan
9. Dapat digunakan pada lapisan berbutir halus
10. Baik digunakan untuk menentukan letak muka air tanah.

 Kerugian:

1. Jika terdapat batuan lepas biasa memberikan indikasi lapisan keras yang
salah.
2. Jika alat tidak lurus dan tidak bekerja dengan baik maka hasil yang diperoleh
diperoleh bisa merugikan.
3. Tidak dapat diketahui tanah secara langsung

2.1.3. Alat dan Bahan Pengujian Sondir

1. Mesin sondir
2. Satu set batang sondir lengkap dengan stang dalam yang panjangnya 1 meter
3. Manometer 2 buah
 Kapasitas 0-50 kg/cm²
 Kapasitas 0-250 kg/cm²

4. Satu buah Bikonus dan satu buah paten konus.


5. Pelat persegi 2 batang
6. Satu set (2) buah angker

Bahan :

1. Minyak Hidrlolik
2. Tanah

5
2.1.4. Langkah Kerja Pengujian Sondir

1. Menentukan lokasi yang permukaannya datar


2. Memasang empat buah angker ke dalam tanah dengan memutarnya
menggunkan kunci pemutar angker (kunci T). kemudian memasang 2 pelat
persegi yng memanjang di saming angker. Jarak antar angker dan jarak kedua
pelat disesuaikan dengan ukuran mesin sondir.
3. Memasang mesin sondir tegak lurus dan perlengkapannya pada lokasi
pengujian, yang diperkuat dengan pelat besi pendek untuk menjepit mesin
dan diperkuat dengan mor pengunci angker yang dipasang ke dalam tanah.
4. Memasang Traker,tekan stang dalam. Pada penekanan pertama ujung konus
akan bergerak ke bawah sedalam 4 cm, kemudian manometer dibaca yang
menyatakan perlawanan ujung. Pada penekanan berikutnya konus dan
mantelnya bergerak

4cm. Nilai pada manometer yang terbaca adalah nilai tekanan ujung dan
perlawanan lekat.

5. Menekan stang luar sampai kedalaman baru, penekanan stang dilakukan


sampai setiap kedalaman tambahan sebanyak 20 cm.
6. Melakukan hal yang sama dengan langkah kerja di atas sampai pembacaan
manometer tiga kali berturut-turut menunjukkan nilai ≥150 kg/cm2 dan jika
penekanan mesin sondir sudah mencapai maksimalnya atau dirasa telah
mencapai tanah keras, maka pengujian ini dapat dihentikan.

6
2.2 Standart Penetration Test
2.2.1 Pengertian Standart Penetration Test

Uji penetrasi standar akan dilakukan dengan tujuan untuk mendapatkan


sampel tanah representatif dan mengukur resistansi tanah untuk penetrasi
sampler. Uji penetrasi standar dibuat sesuai dengan spesifikasi E-21 dari
USBR yang disajikan dalam Manual Bumi atau ASTM D-420 dan 1586-
1584 pada interval 2 m kedalaman di bagian lubang bor atau seperti yang
diarahkan oleh Engineer, yang dibor melalui deposito dikonsolidasi dan
zona batuan didekomposisi menjadi kondisi tanah residual, mengikuti
kemajuan pekerjaan pemboran inti

Tujuan percobaan Alat dinamis (uji SPT) yang berasal dari Amerika
Serikat adalah untuk mengetahui kedalaman lapisan tanah keras serta sifat
daya dukung setiap kedalaman.

Uji penetrasi standar (SPT) adalah penyelidikan tanah dengan uji dinamis
yang berasal dari Amerika Serikat. SPT adalah metoda pengujian di lapangan
dengan memasukkan (memancangkan) sebuah Split Spoon Sampler (tabung
pengambilan contoh tanah yang dapat dibuka dalam arah memanjang) dengan

7
diameter 50 mm dan panjang 500 mm. Split spoon sampler dimasukkan
(dipancangkan) ke dalam tanah pada bagian dasar dari sebuah lobang bor.
Metoda SPT adalah metoda pemancangan batang (yang memiliki ujung
pemancangan) ke dalam tanah dengan menggunakan pukulan palu dan
mengukur jumlah pukulan perkedalaman penetrasi.

Cara kerja alat uji SPT ini: Membuat lubang bor hingga ke kedalaman uji
SPT akan dilakukan. Suatu alat yang dinamakan ”standard split-barrel spoon
sampler” dimasukan ke dalam tanah pada dasar lubang bor dengan memakai
suatu beban penumbuk (drive weight) seberat 140 pound (63,5kg) yang
dijatuhkan pada ketinggian 30 in (762 cm). Setelah split spoon ini dimasukkan
6 in (15 cm) jumlah pukulan ditentukan untuk memasukkannya 12 in (30 cm)
berikutnya. Jumlah pukulan ini disebut nilai N (N number or N value) dengan
satuan pukulan per kaki (blows per foot). Pemboran menunjukan “penolakan”
dan pengujian diberhentikan apabila ; diperlukan 50 kali pukulan untuk setiap
pertambahan 150 mm, atau telah mencapai 100 kali pukulan, atau 10 pukulan
berturut-turut tidak menunjukan kemajuan.

Setelah percobaan selesai, split spoon dikeluarkan dari lubang bor dan
dibuka untuk mengambil contoh tanah yang tertahan didalamnya. Contoh ini
dapat dipakai untuk percobaan klasifikasi semacam batas Atterberg dan
ukuran butir, tetapi kurang sesuai untuk percobaan lain karena diameter
terlampau kecil dan tidak dapat dianggap sungguh-sungguh asli.

Alat ini sudah populer penggunaanya di dunia karena sederhana, praktis,


cepat dan dapat mengetahui jenis tanah secara langsung. Alat ini perlu
distandarisasi karena hasil yang didapat berupa nilai N (jumlah pukulan/30
Cm) sangat bergantung pada tipe alat yang digunakan.

8
Faktor Penyebab SPT perlu Distandarisasi
1. Dengan menggunakan tipe hammer yang berbeda, ternyata mentransfer
energy yang berbeda.
2. Dengan tipe panjang tabung (rod) yang berbeda, akan menyebabkan
pengaruh energi yang ditransfer ke batang juga berbeda.
3. Dengan tinggi jatuh yang berbeda akan mempengaruhi besarnya energi
hammer yang berbeda yang ditransfer ke batang.
4. Tali yang telah lapuk dapat mengurangi kelancaran terjadinya tinggi jatuh
bebas.
5. Penggunaan tali hammer yang berbeda mempengaruhi perlawanan SPT

2.2.2 Keuntungan Uji Standart Penetrasi

Kegunaan Hasil Penyelidikan SPT adalah untuk menentukan kedalaman


dan tebal masing-masing lapisan tanah, contoh tanah terganggu dapat diperoleh
untuk identifikasi jenis tanah, berbagai korelasi empiris dengan parameter tanah
dapat diperoleh dan dapat dilakukan pada semua jenis tanah. Kelebihan
penyelidikan SPT ini antara lain test ini dapat dilakukan dengan cepat dan
operasinya relatif sederhana, biaya relatif murah. Kekurangan penyelidikan SPT
ini antara lain hasil yang didapat contoh tanah terganggu, interpretasi hasil SPT
bersifat empiris dan ketergantungan pada operator dalam menghitung.

Uji SPT terdiri atas uji pemukulan tabung belah dinding tebal ke dalam
tanah, disertai pengukuran jumlah pukulan untuk memasukkan tabung belah
sedalam 300 mm vertikal. Dalam sistem beban jatuh ini digunakan palu dengan
berat 63,5 kg, yang dijatuhkan secara berulang dengan tinggi jatuh 0,76 m.
Pelaksanaan pengujian dibagi dalam tiga tahap, yaitu berturut-turut setebal 150
mm untuk masing-masing tahap. Tahap pertama dicatat sebagai dudukan,
sementara jumlah pukulan untuk memasukkan tahap ke-dua dan ke-tiga
dijumlahkan untuk memperoleh nilai pukulan N atau perlawanan SPT (dinyatakan
dalam pukulan/0,3 m).

9
2.3 Pile Draving Analyze
Salah satu pengujian pada pekerjaan pondasi tiang (pancang maupun bor) adalah
dengan melaksanakan PDA Test dan analisa CAPWAP.

Untuk saat ini akan dicoba diberikan informasi dasar tentang pengujian PDA (Case
Method) dan CAPWAP.

PDA Test termasuk salah satu jenis pengujian dinamik dengan menggunakan metoda
wave analysis dan sering disebut dengan re-strike test sesuai dengan sifat
pengujiannya yang melakukan re-strike atau pemukulan ulang pondasi tiang yang
diuji.

PDA Test termasuk salah satu jenis pengujian dinamik dengan


menggunakan metoda wave analysis dan sering disebut dengan re-strike test sesuai
dengan sifat pengujiannya yang melakukanre-strike atau pemukulan ulang pondasi
tiang yang diuji. Analisa data PDA dilakukan dengan prosedurCase Method, yang
meliputi pengukuran data kecepatan (velocity) dan gaya (force) selama pelaksanaan
pengujian (re-strike) dan perhitungan variabel dinamik secara real time untuk
mendapatkan gambaran tentang daya dukung pondasi tiang tunggal.

10
2.3.1 Tujuan Pengujian PDA Test
Tujuan pengujian tiang dengan Pile Driving Analyzer ( PDA ) adalah untuk
mendapatkan data tentang :

1. Daya dukung aksial tiang.


2. Keutuhan / integritas tiang.
3. Efisiensi enerji yang ditransfer.

Jenis pondasi tiang yang dapat diuji dengan ‘PDA’ tidak terbatas pada tiang
pancang saja. ‘PDA’ juga dapat digunakan untuk tiang yang dicor di tempat
seperti tiang bor, tiang franki dan jenis fondasi tiang lainnya.

Penentuan daya dukung aksial tiang didasarkan pada karakteristik dari


pantulan gelombang yang diberikan oleh reaksi tanah ( lengketan dan tahanan ujung ).
Korelasi yang baik antara daya dukung tiang yang diberikan dari hasil ‘PDA’
dengan cara statis yang konvensional telah diakui, yang membawa pada pengakuan ‘PDA’
sebagai metode yang sah dalam ASTM D-4945-1996. Meski demikian, harus dicatat
korelasi yang ditujukan dalam grafik didasar-kan
pada hasil pengujian jika daya dukung batas ( ultimate ) dicapai baik

11
dengan ‘PDA’ maupun dengan pengujian statis yang konvensional. Keutuhan Tiang
Kerusakan pada fondasi tiang dapat terjadi karena beberapa hal antara lain pada saat pen
gangkatan tiang atau selama pemancangan tiang. Untuk tiang bor, pengecilan penampang
danlongsornya tanah adalah kerusakan yang paling umum dijumpai. Kerusakan ini dapat
dideteksi dengan ‘PDA’. Berdasarkan ‘F’ ( gaya ) dan ‘V’ ( kecepatan
) yang terekam dari gelombang selama perambatannya sepanjang tiang, lokasi dari kerusa
kan dapat dideteksi dan luas penampang sisa dari tiang dapat diperkirakan.
Jika hanya keutuhan tiang saja yang dibutuhkan, sebuah sub-
sistem dari ‘PDA’ yang disebut ‘ Pile Integrity Tester
‘ lebih ekonomis untuk digunakan dari pada ‘PDA’. Efisiensi Palu Pancang ‘PDA’
mengukur enerji pemancangan actual yang ditranfer selama pengujian. Karena berat palu
pancang dan tinggi jatuh palu pancang dapat diketahui,
maka efisiensi enerji yang ditransfer dapat dihitung.

Peralatan PDA Test , Peralatan untuk pengujian ‘PDA’ terdiri dari :

1 Pile Driving Analyzer ( PDA ),


2 Dua (2) strain transducer.
3 Dua (2) accelerometer
4 Kabel Penghubung.

12
Gambar Posisi Accelerometer dan Strain Transducer Pada Elemen Pile

Peralatan dapat dimasukkan Peralatan dapat dimasukkan yang cukup kuat. Setiap set PDA dan
perlengkapannya membutuhkan satu atau dua kotak yaitu berukuran sekitar 600 mm x 500 mm x
400 mm dengan berat sekitar 30 kg.

2.3.2 Prosedur Pengujian PDA Test

Pengujian dinamis tiang didasarkan pada analisis gelombang satu dimensi


yang terjadi ketika tiang dipukul oleh palu. Regangan
dan percepatan selama pemancangan diukur menggunakan strain
transducer dan accelerometer. Dua buah strain transducer dan dua buahaccelerometer dip
asang pada bagian atas dari tiang yang diuji.

Pemasangan kedua instrument pada setiap pengukuran dimaksudkan untuk


menjamin hasilrekaman yang baik dan pengukuran tambahan jika salah satu instrument ti
dak bekerja dengan baik. Pengukuran direkam oleh ‘PDA’ dan dianalisis dengan ‘ Case
Method’ yang sudah umum dikenal, berdasarkan teori gelombang satu dimensi.

13
Waktu Pengujian PDA test

Pengujian ‘PDA’ dapat dilakukan selama pemancangan untuk memonitori perkembangan


daya dukung tiang sejalan dengan tiang masuk makin dalam,
kenerja dari sistem pemancangan atau memonitor tegangan pada saat pemancangan
yang ekstrim. Tetapi umumnya ‘PDA’ digunakan untuk menentukan daya dukung
jangka panjang tiang fondasi. Untuk tujuan ini, pengujian ‘PDA’ sebaiknya dilakukan beb
erapa hari setelah pemancangan, setelah gaya lengketan tanah mulai bekerja.

14
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa pengujian tanah sangat dibutuhkan
sebelum mendirikan bangunan, karena jika kita mengetahui spesifikasi tanahnya maka
kita akan mengetahui apa yang harus kita lakukan pada kondisi tanah seperti itu.
Sehingga bangunan yang akan kita dirikan dapat berdiri dengan kokoh. Sehingga
pengujian tanah kita lakukan agar mendapat klasifikasi dari tanah tersebut. Di dalam
makalah ini dibahas tiga pengujian tanah, seperti uji sondir, Standart Penetrasi Test dan
Pile Draving Analyze. Dari ketiga pengujian tersebut memiliki kelebihan maupun
kekurangannya sendiri. Namun ketiga pengujian tanah tersebut memberikan spesifikasi
tanah yang kita butuhkan. Jadi kita menggunakan salah satu atau ketiga dari uji tersebut
akan saling membantu atau saling melengkapi.

3.2 Saran
Sebaiknya jika ingin lebih memahami tentang berbagai metode pengujian tanah
kita harus bisa melihat langsung. Sehingga ada bayangan tentang pengujian tanah
tersebut.

15
DAFTAR PUSTAKA

http://tanya-konstruksi.blogspot.com/2013/02/apa-itu-tes-sondir.html

http://tukangsondir.blogspot.com/2013/02/cara-kerja.html

eprints.unsri.ac.id/1771/1/pondasi_dangkal01.doc

http://rickyhamzah.blogspot.com/2011/04/sondir.html

http://labmektansipilusu.blogspot.com/2011/02/pemeriksaan-kekuatan-tanah-dengan.html

www.ilmusipil.com/wp-content/uploads/2010/01/alat-tes-sondir1.jpg

https://tekniksipil006.files.wordpress.com/2014/10/27c78-caratekniskerjaujisondir1.jpg

16

Anda mungkin juga menyukai