Anda di halaman 1dari 3

NAMA : Luli Saputri

NIM : B1J014151

BIOGEOGRAFI TUMBUHAN RAMBUTAN (Nephelium sp.)

1. Sejarah Tanaman Rambutan


Rambutan (Nephelium sp.) merupakan tanaman asli kepulauan Asia Tenggara,
mencakup Indonesia dan Malaysia. Dari kawasan ini menyebar ke negara tetangganya
seperti Thailand, Vietnam dan Filipina. Di luar Asia Tenggara rambutan ditanam di
Australia, Amerika Selatan, Amerika Tengah, Kepulauan Karibia, Kepulauan Hawaii,
Florida, India dan Srilangka.1 Rambutan mulai menyebar ke berbagai penjuru dunia
pada abad ke-20, terutama ke daerah Australia, Amerika dan Afrika yang memiliki
iklim tropis (Rukmana, 2002).
Tidak ada catatan rinci mengenai perkembangan awal budidaya rambutan.
Diketahui tanaman rambutan yang ada di Thailand dibawa dari Malaysia sekitar 100
tahun yang lalu. Sedangkan di Filipina, rambutan mulai diperkenalkan sejak pada
tahun 1913-1914 dari biji asal Indonesia. Pada tahun 1939 tercatat biji rambutan dari
Jakarta dengan nama populer Maharlika dibawa ke Filipina. Hingga saat ini tanaman
ini menjadi induk bagi rambutan yang dikembangkan secara komersial di Filipina
(Rukmana, 2002).
2. Distribusi Geografis Rambutan
Distribusi geografi tanaman ini yaitu melalui persebaran biji. Penyebaran biji
adalah pergerakan biji atau benih tumbuhan dari tumbuhan induknya. Persebaran biji
rambutan bisa terjadi dengan bantuan air (hidrokori) dan melalui bantuan manusia
(antropokori). Perkembangbiakan melalui biji dinamakan perkembangan secara
generatif. Selain itu persebaran tanaman ini juga dapat melalui perkembangbiakan
vegetatif. Perbanyakan vegetatif pada buah rambutan dilakukan dengan cara
mencangkok, sedang perbanyakan vegetatif – generatif dilakukan dengan okulasi.
Untuk menanam rambutan perlu dipilih bibit yang baik, karena tanaman rambutan
bukanlah jenis tanaman yang mampu menghasilkan dalam jangka waktu yang pendek.
Apabila salah dalam memilih bibit maka akan rugi waktu dan biaya, sebab tidak
diimbangi dengan perolehan hasil yang baik (Prance ,2005).
3. Ekologi
Rambutan merupakan tanaman tropis, suhu yang dikehendaki tanaman ini ada
pada kisaran 22-35ºC dengan curah hujan 2000-3000 mm per tahun. Pohon rambutan
tidak tahan terhadap suhu dingin, pada suhu kurang dari 4°C tanaman ini tidak akan
bertahan lama. Kalaupun bertahan pasti mengalami kerusakan yang parah. Habitat
yang cocok untuk tanaman ini adalah dataran rendah daerah tropis dengan ketinggian
sekitar 30-500 meter di atas permukaan laut. Pada ketinggian lahan kurang dari 30
meter produksi buahnya kurang begitu baik. Keadaan tanah yang disukai rambutan
adalah tanah gembur dan sedikit berpasir dengan tingkat keasaman pH 5,5-6,7.9
Namun tanaman ini masih bisa tumbuh pada tanah yang kurang subur dan memiliki
drainase yang buruk, asalkan bukan tanah tergenang (Tindall, 1994).
4. Riset Biogeografi Terkini
Berdasarkan penelitian terbaru yang dilakukan oleh berbagai institusi dan ahli
kesehatan menunjukkan jika buah rambutan memiliki manfaat dan kandungan gizi
yang tinggi. Berdasarkan penelitian dari Murti dkk pada tahun 2016 dibuktikan bahwa
ekstrak kulit dapat digunakan sebagai antioksidan alami untuk kulit dengan cara
dibuat masker. Antioksidan merupakan salah satu penangkal radikal bebas. Ekstrak
metanol kulit buah rambutan yang mengandung senyawa fenolik seperti asam ellagat,
corilagin dan geraniin berpotensi sebagai antioksidan. Kosmetika wajah tersedia
dalam berbagai bentuk sediaan, salah satunya berbentuk masker gel peel-off (Murti,
dkk., 2016).
DAFTAR PUSTAKA

Prance, Sir Ghilean and Mark Nesbitt. 2005. The Cultural History of Plants.
Routledge, New York (NY, USA)/London (UK).

Tindall, H. D. 1994. Rambutan Cultivation. Food and Agriculture Organization


(FAO).

Murti, R.W., Nabila Annisa Praditia., Hanuriza U.H., Ratna, K., Fahmi N., Rani
Wijayanti. 2016. Aktivitas Antioksidan Dan Uji Iritasi Sediaan Masker Gell
Peel-Off Ekstrak Metanol Kulit Buah Rambutan (Nephelium lappaceum L.).
Prodi Farmasi Fakultas Kedokteran Universitas Islam Sultan Agung Semarang.

Rukmana, Rahmat & Yuyun Y.N. 2002. Rambutan Komonditas Unggulan dan
Peluang Agribisnis. Jakarta : Kasinus.

Anda mungkin juga menyukai