Anda di halaman 1dari 39

LAPORAN PRAKTIKUM

ALAT UKUR DAN PENGUKURAN


Modul I : PENGUKURAN DENGAN MULTIMETER ANALOG
Modul II : PENGUKURAN DENGAN MULTIMETER DIGITAL
Modul III : PENGENALAN APLIKASI OSILOSKOP

DISUSUN OLEH :
Maulana Ihsan Lubis
D312066
Kelompok 20

PARTNER PRAKTIKUM :
Laela Ardiani D312064
Laela Kurniawati D312065

Maulana Ihsan Lubis D312066

Dikumpulkan Tanggal : 30 Oktober 2012


Asisten Praktikum : Andra Utama
Muhammad Nur Kholis Nasution
Purna Betaria

LABORATORIUM ELEKTRONIKA & TEKNIK DIGITAL


AKADEMI TEKNIK TELEKOMUNIKASI SANDHY PUTRA
JL. DI. PANJAITAN 128 PURWOKERTO

2012
LAPORAN PRAKTIKUM
ALAT UKUR DAN PENGUKURAN
Modul I : PENGUKURAN DENGAN MULTIMETER ANALOG
DISUSUN OLEH :
Maulana Ihsan Lubis

D312066
Kelompok 20

PARTNER PRAKTIKUM :
Laela Ardiani : D312043
Laela Kurniawati : D312045
Tanggal Praktikum : 18 Oktober 2012
Asisten Praktikum : Andra Utama
Muhammad Nur Kholis Nasution
Purna Betaria
LABORATORIUM ELEKTRONIKA & TEKNIK DIGITAL
AKADEMI TEKNIK TELEKOMUNIKASI SANDHY PUTRA
JL. DI. PANJAITAN 128 PURWOKERTO

2012
MODUL I
PENGUKURAN DENGAN MULTIMETER ANALOG
I. DASAR TEORI
Multimeter adalah alat test yang sangat berguna, dengan mengoperasikan sakelar banyak
posisi, meter dapat secara cepat dan mudah di jadikan sebagai voltmeter, sebuah ammeter atau
sebuah ohmmeter. Alat ini mempunyai berbagai penetapan pada setiap mempunyai pilihan AC
atau DC. Beberapa multimeter kelebihan tambahan layaknya sebagai pengukur transistor dan
range untuk pengukuran kapasitansi dan frekuensi.[1] Multimeter terbagi atas 2 jenis yaitu
Multimeter analog dan Multimeter Digital. Pada modul ini kita akan membahas tentang
multimeter analog.
A. Pengertian Multimeter Analog
Multimeter Analog atau Multimeter Jarum adalah alat pengkur besaran listrik yang
menggunakan tampilan dengan jarum yang bergerak ke range-range yang kita ukur dengan
probe. Analog tidak dii gunakan untuk mengukur secara detail suatu besaran nilai komponen
tetapi kebanyakan hanya di gunakan untuk baik atau jjeleknya komponen pada waktu
pengukuran atau juga di gunakan untuk memeriksa suatu rangkaian apakah sudah tersambung
dengan baik sesuai dengan rangkaian blok yang ada.[2]
B. Fungsi Multimeter Analog
1. Mengukur nilai Hambatan.
2. Mengukur nilai Dioda.
3. Mengukur nilai Transistor.
4. Mengukur tegangan AC.
C. Bagian – bagian Multimeter Analog
1. Sekrup pengatur kedudukan jarum penunjuk.
2. Tombol pengatur jarum penunjuk pada kedudukan zero.
3. Saklar pemilih.
4. Lubang kutub.
5. Saklar pemilih polaritas.
6. Kotak meter.
7. Jarum penunjuk meter.
8. Skala.[5]
D. Penggunaan Multimeter Analog
Sebelum mengukur perhatikan posisi nol jarum set bila di perlukan dan baca spesifikasi dan
perhatikan penempatan meter yang benar. Sesudah itu saat membaca nilainya manfaatkan
cermin.[3]
E. Pengkuran Multimeter Analog
1. Pengukuran pada dioda.
a. Atur jangkah pada pilihan simbol Ohm( Ω ).
b. Pilih jangkah pada pengukuran Ohm (x1, x10, x100, x1K / 10K ).
c. Hubungkan Probe Hitam pada Anado dan Probe Merah pada Katoda.
d. Pastikan bahwa pada layar jarum akan bergerak menuju nilai Resistansi rendah(forward).
e. Apabila pengukuran di balik Probe Hitam pada Katoda dan Probe Merah pada Anoda, Maka
pada layar jarum tidak akan bergerak (Reverse).
f. Begitulah sifat Dioda sebagai komponen semi konduktor.
( menghantarkan dalam satu arah/ forward bias/ bias maju, kalau pada posisi reverse bias/
bias terbalik maka dioda tidak dapat menghantarkan arus/ menghambat arus)
2. Pengukuran pada Resistansi.
a. Atur jangkah pada pilihan simbol Ohm ( Ω ).
b. Pilih jangkah pada pengukuran Ohm (x1, x10, x100, x1K / 10K).
c. Tiap kali jangkah di pindah pada posisi Ohm (x1, x10, x100, x1K / 10K) maka harus selalu
melakukan calibrasi agar pengukuran resistansinya akurat.
d. Cara melakukan calibrasi pada pengukuran resistansi, Probe Merah & Hitam kita hubungkan
maka jarum akan menyimpang ke posisi Nol.
e. Apabila jarum belum sampai pada posisi Nol maka knop ADJ untuk Ohm Meter dapat di putar
untuk mengatur jarum supaya tepat pada posisi Nol.
f. Kalau knop ADJ Ohm Meter sudah di putar-putar tetapi tidak mau sampai pada posisi Nol
berarti batu baterai yang ada pada Multimeter harus di ganti.
g. Hubungkan Probe Hitam & Probe Merah pada resistor yang akan di ukur resistansinya(probe di
bolak balik tidak masalah).
h. Setelah Probe terhubung maka di layar Multimeter Jarum akan bergerak yang menunjukan nilai
resistansinya.
3. Pengukuran tegangan AC.
a. Atur jangkah pada posisi ACV.
b. Usahakan pengukuran pada skala yang paling besar supaya jarum Multitester menyimpangnya
tidak over apabila nilai tegangan belum di ketahui.
c. Hubungkan Probe Hitam dan Probe Merah pada rangkaian yang akan di ukur tegangannya
secara paralel(Probe di bolak balik tidak masalah karena pengukuran tegangan bolak balik/AC)
d. Hasil pengukuran dapat di lihat pada layar Multimeter Analog pada skala warna merah.

II. HASIL DATA

A. Resistor
Nilai Sebenarnya Hasil Pengukuran Tombol Putar
47 Ω 34 Ω X1
220 Ω 210 Ω X10
5.6 kΩ 5.1 kΩ X1k
47 kΩ 45 kΩ X1k
Gambar pengukurun resistor.

B. Dioda
Jenis Dioda Hasil
- Kondisi Baik
IN4007
- Tidak Bocor

Gambar pengukuran dioda.

C. Kapasitor
Jenis Transistor Hasil
- Kondisi Baik
10µF (Polar)
- Tidak Bocor
- Kondisi Baik
1µF (Non-Polar)
- Tidak Bocor
Gambar pengukuran kapasitor.

D. Transistor
Jenis Transistor Hasil
PNP Kondisi
Baik
NPN Kondisi Baik

Gambar pengukuran transistor.

E. Tegangan 1 phasa
Hasil pengukuran = (500/2) x 4.2 = 1050V.

Gambar hasil pengukuran tegangan 1 phasa


III. ANALISIS DAN PEMBAHASAN
Multimeter adalah suatu alat perhitungan yang berfungsi untuk mengukur tegangan,
hambatan dan arus serta untuk mengetahui baik atau tidaknya suatu komponen tertentu. Dalam
pratikum ini kita akan membahas Multimeter Analog.
Multimeter Analog selain di gunakan untuk menghitung besarnya nilai dari suatu
tegangan,hambatan dan arus, multimeter ini juga di gunakan untuk mengetahui baik atau
tidaknya suatu komponen seperti komponen dioda, kapasitor, dan transistor serta mengukur
tegangan AC 1 phasa.
Dalam perhitungan menggunakan multimeter analog kita harus melakukan kalibrasi pada
multimeter analog yang kita gunakan. Kalibrasi adalah mengembalikan kedudukan jarum pada
kedudukan nol, hal ini dilakukan agar perhitungan kita menjadi akurat. Baik dalam pengukuran
ohm meter, volt meter dan amp meter.
Pada pratikum ini kita harus bisa mengukur sebuah resistor dan mengetahui baik atau
tidaknya suatu komponen dioda, transistor PNP dan NPN dan kapasitor polar dan bipolar.
Resistor adalah terminal dua komponen elektornik yang menghasilkan tegangan pada
terminal yang sebanding dengan arus listrik. Komponen resistor termasuk ke dalam komponen
pasif yaitu komponen yang bekerja tanpa memerlukan arus panjar. Pada komponen resistor
biasanya terdapat 4 warna. 3 warna sebagai nilai dan 1 warna sebagai toleransi. Apabila kita
ingin mengukur besarnya nilai dari suatu komponen resistor terlebih dahulu kita harus mengatur
tombol putar pada multimeter yang kita gunakan sesuai dengan kapasitas nilai dari resistornya,
setelah itu lakukan kalibrasi supaya dapat menghasilkan nilai yang baik. Sedangkan untuk
pemasangan probenya kita dapat memasangnya secara bolak balik.
Dioda adalah jenis komponen pasif yang berfungsi terutama sebagai penyearah.
Dioda memiliki dua kutub yaitu kutub anoda sebagai kutub positif dan kutub katoda sebagai
kutub negatif. Pada pratikum yang kami lakukan kami menggunakan dioda jenis 1N4007.
Pengecekan dioda dilakukan untuk mengetahui baik atau rusaknya dan bocor atau tidaknya
skomponen dioda tersebut. Sebelum melakukan pengecekan pada sebuah dioda kita harus
mengatur tombol putarnya pada x1. Setelah itu kita lakukan kalibrasi pada multimeter analog,
kemudian atur probe hitam ke anoda dan probe merah ke katoda untuk mengetahui baik atau
tidaknya suatu komponen setelah itu atur probe hitam ke katoda dan probe merah ke anado untuk
mengetahui bocor atau tidaknya komponen dioda tersebut.
Selanjutnya pada pratikum ini kita juga mengukur komponen kapasitor, nama lain dari
komponen kapasitor adalah condensator. Sama hal nya dengan komponen resistor, komponen
kapasitor termasuk ke dalam komponen pasif yaitu komponen yang bekerja tanpa memerlukan
arus panjar. Kapasitor menurut polaritasnya terbagi atas dua yaitu kapasitor polar dan kapasitor
bipolar.
Perbedaan kapasitor polar dan bipolar adalah pada kapasitor polar memiliki polaritas
positif dan negativ sehingga dalam pemasangannya maupun pengukurannya harus
memperhatikan kaki – kakinya. Sedangkan pada kapasitor bipolar tidak sehingga dalam
pemasangannya maupun pengukurannya dapat di ukur dan di pasang bolak balik.
Dalam pengecekan komponen kapasitor kita hanya untuk mengetahui baik atau tidaknya
komponen kapasitor. Cara pengecekannya sama dengan pengecekan dioda yang berbeda pada
komponen kapasitor kita dapat mengatur probe sesuai dengan keinginan kita.
Dalam pratikum ini kita juga melakukan pengecekan pada transistor. Transistor adalah
suatu komponen alat semikonduktor yang dipakai sebagai penguat, sebagai sirkuit pemutus dan
penyambung (switching), stabilisasi tegangan, modulasi sinyal atau sebagai fungsi lainnya.
Transistor dapat berfungsi semacam kran listrik, dimana berdasarkan arus inputnya (BJT) atau
tegangan inputnya (FET), memungkinkan pengaliran listrik yang sangat akurat dari sirkuit
sumber listriknya.
Pada umumnya transitor memiliki 3 terminal yaitu basis,emitor dan kolektor. Tegangan
yang di satu terminalnya misalnya Emitor dapat dipakai untuk mengatur arus dan tegangan yang
lebih besar daripada arus input Basis, yaitu pada keluaran tegangan dan arus output Kolektor.
Transistor terbagi atas 2 jenis yaitu transistor PNP (positif negatif positif) dan transistor NPN
(negatif positif negatif).
Dalam pegecekan transistor sama halnya dengan pengecekan kapasitor tetapi yang
berbeda adalah pada transistor PNP letak probe hitam di hubungkan pada kaki emitor atau kaki
kolektor sedangkan probe merah di hubungkan pada kaki basis. Sedangkan pada transistor NPN
letak probe hitam di hubungkan pada kaki basis sedangkan pada probe merah di hubungkan pada
kaki emitor dan kolektor.
Pada pengukuran tegangan 1 phasa kita atur tombol putar pada posisi 500 ACV, setelah
itu kita lakukan kalibrasi. Letakkan probe pada lobang stop kontak dan lihatlah nilainya pada
display multimeter. Setelh kita mengetahui nilai pada multimeter kita masukkan ke dalam rumus
yang telah di beritahukan supaya mendapatkaan nilai dari hasil pengukurannya.
IV. KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN.
1. Multimeter dapat di operasikan dengan sakelar banyak posisi, meter dapat di ubah menjadi
Ampmeter, Voltmeter dan Ohmmeter secara cepat dan mudah.
2. Multimeter analog biasanya di gunakan untuk mengetahui baik atau tidaknya suatu komponen di
karenakan apabila mengukur nilai suatu komponen, multimeter analog kurang akurat dalam hasil
pengukurannya.
3. Kalibrasi adalah cara yang di lakuakan untuk mengembalikan kedudukan jarum pada kedudukan
nol.

B. SARAN.
1. Sebelum kita melakukan pengukuran ataupun pengecekan suatu komponen, kita harus
melakukan kalibrasi terlebih dahulu.
2. Apabila kita ingin mengukur suatu tegangan kita harus mengatur tombol putar pada posisi ACV.
3. Berhati-hati dalam penggunaan multieter, di karenakan apabila kita salah dalam mengatur
tombol putar dapat mengakibatkan rusaknya multimeter tersebut.

V. DAFTAR PUSTAKA
1. http://www.reocities.com/pengukuran_listrik/Multimeters.htm
2. http://elektronika-dasar.com/instrument/multimeter-elektronik-analog/
3. http://labdasar.ee.itb.ac.id/lab/EL2193/0910/kuliah/EL2193%20Edit/Percobaan%201a.pdf
VI. LAMPIRAN
Pertanyaan dan Jawaban
 Carilah hambatan pengganti dari rangkaian berikut :

Jawab :
R1 = 47 R3 = 5600
R2 = 220 R4 = 47000
R seri = R1 + R2 + R3 + R4
R seri = 47 + 220 + 5600 + 47000 = 52867  = 52,867 k
 Carilah hambatan penganti dari rangkaian berikut:

Jawab :
R1 = 47 R3 = 5600
R2 = 220 R4 = 47000
=

= 0. 02602

Rparalel = 38.42 
LAPORAN PRAKTIKUM
ALAT UKUR DAN PENGUKURAN
Modul II : PENGUKURAN DENGAN MULTIMETER DIGITAL

DISUSUN OLEH :
Maulana Ihsan Lubis

D312066
Kelompok 20

PARTNER PRAKTIKUM :
Laela Ardiani : D312043
Laela Kurniawati : D312045
Tanggal Praktikum : 18 Oktober 2012
Asisten Praktikum : Andra Utama
Muhammad Nur Kholis Nasution
Purna Betaria
LABORATORIUM ELEKTRONIKA & TEKNIK DIGITAL
AKADEMI TEKNIK TELEKOMUNIKASI SANDHY PUTRA
JL. DI. PANJAITAN 128 PURWOKERTO

2012
MODUL II
PENGUKURAN DENGAN MULTIMETER DIGITAL
I. DASAR TEORI
A. Pengertian.
Multimeter digital adalah alat ukur yang dapat mengukur besar-besaran elektronik dimana
besaran tersebut dapat di baca dengan jelas sehingga mengurangi tingkat kesalahan dalam
menentukan nilai besaran kelistrikan.[1] Dalam multimeter digital hasil pengukuran langsung
dapat di baca dalam bentuk angka yang tampil pada layar display.[2]

Gambar multimeter digital[2]


B. Catatan Penggunakan Multimeter Digital.
Perhatikan baik – baik beberapa catatan dalam penggunaan multimeter digital. Kesalahan
dalam penggunaan multimeter dapat menyebabkan fuse pada multimeter putus. Putusnya fuse
dapat mengakibatkan pemotongan nilai sebesar minimal 10.[3]
1. Dalam keadaan tidak di pakai, selector sebaiknya pada kedudukan AC volt pada harga skala
cukup besar (misalnya 250 volt). Hal ini di maksudkan untuk menghindari kesalahan pakai yang
membahayakan multimeter.
2. Sebelum mulai mengukur suatu besaran listrik perhatikanlah lebih dahulu besaran apakah yang
mau di ukur dan kira – kira berapakah besarannya, kemudian pilihlah kedudukan selector dan
skala manakah yang akan di gunakan.
3. Pada waktu mulai melakukan pengukuran arus dan tegangan, bila tidak dapat di passtikan
besarnya arus / tegangan tersebut, maka mulailah dari bataas ukur yang paling besar.
4. Pada pengukuran tegangan dan arus, pembacaan meter akan paling teliti bila penujukan jarum
terletak di daerah dekat skala penuh, sedangkan pada pengukuran resistansi jarum terletak pada
pertengahan skala.
5. Harus diperhatikan pengukuran resistansi hanya boleh di lakukan pada komponen atau rangkaian
tidak mengandung sumber tegangan.[3]
C. Pengukuran Komponen.
1. Persiapaan awal.
Sebelum melakukan pengukuran kita harus melakukan persiapan awal, persiapan awal
sebelum anda melakukan Multimeter Digital adalah :
a. Baca buku petunjuk penggunaan (manual instruction)
b. Multimeter adalah alat ukur yang dapat di gunakan untuk mengukur tegangan (Multimeter
sebagai Voltmeter), mengukur arus (Multimeter sebagai Amperemeter), mengukur tahanan
(Multimeter sebagai Ohmmeter).
c. Sebelum dan sesudah Multimeter di gunakan, posisi saklar jangkauan ukur harus selalu berada
pada posisi ACV dengan batas ukur (range) 250ACV atau lebih.
d. Kabel probe selalu berwarna merah dan hitam. Hubungka probe merah pada ke lubang yang
bertanda (+) pada multimeter dan probe hitam ke lubang (-) pada multimeter.
e. Jangan sekali – kali mengukur kuat arus listrik, kecuali kita sudah dapat memperkirakan
besarnya kuat arus yang mengalir.
f. Berhati – hatilah pada ssaat mengukur tegangan listrik sebesar 220V.[2]
2. Pengukuran komponen Resistor.
a. Atur multimeter untuk range yang lebih besar dari yang anda harapkan untuk di ukur
resistensinya.
b. Perhatikan bahwa multimeter menunjukan layar “off the scale” (biasanya kosong kecuali untuk
1 sebelah kiri).
c. Sentuh probe multimeter bersama-sama dan periksa bahwa multimeter membaca angka nol.
d. Jika tidak membaca nol, putar saklar ke Set Zero jika multimeter anda memiliki fungsi ini dan
coba lagi.
e. Pasang probe di antara komponen.
f. Hindari sentuhan lebih dari satu kontak pada waktu bersamaan atau akan terjadi salah
pembacaan. [1]
3. Pengujian komponen Dioda.
a. Multimeter digital memiliki pengaturan khusus untuk pengujian dioda, biasanya diberi label
dengan simbol dioda.
b. Hubungkan kabel merah ke anoda dan kabel hitam ke katoda. Dioda harus terjadi konduksi dan
multimeter akan menampilkan nilai.
c. Balikkan koneksi, dioda tidak harus terjaddi konduksi sehingga multimeter akan menampilkan
“off the scale”(biasanya kosong kecuali untuk sebelah kiri).[1]

II. HASIL DATA


1. Resistor
Langkah – langkah pengukuran Resistor.
 Hubungkan probe merah pada tanda ohm atau V dan hitam pada tanda com pada multimeter
digital.
 Tekan tombol power.
 Tekan tombol Ω (ohm) pada multimeter.
 Kalibrasi alat ukur dengan menempelkan kedua probe.
 Atur skala range yang digunakan, dengan menekan tombol range.
 Hubungkan probe dengan kaki resistor.
 Tekan hold untuk mencatat pengukuran.
 Catat hasil pengukuran besar tahanan resistor.
Nilai Komponen Hasil Pengukuran
47Ω 46.7Ω
47kΩ 46.6kΩ
220Ω 219.6kΩ
5.6kΩ 5.57kΩ

46.7Ω
219.6kΩ

46.6kΩ
5.57kΩ
Gambar Simulasi Pengukuran Resistor
2. Dioda
Langkah – langkah pengukuran pada Dioda.
 Hubungkan probe merah pada tanda V atau ohm dan probe hitam pada tanda com.
 Tekan tombol power.
 Tekan tombol pada multimeter.
 Hubungkan kedua probe untuk melakukan kalibrasi multimeter.
 Hubungkan probe merah pada anoda dan probe hiram pada kaki katoda.
 Atur skala range yang digunakan dengan tekan tombol range.
 Tekan hold untuk mencatat hasil pengukuran.
 Catat hasil pengukuran.
 Tipe Komponen : 1N4007
Probe : Merah – Anoda
Hitam – Katoda
Indikator : Menunjukan nilai pengukuran sebesar 0.554V
Kondisi : Baik tidak bocor
 Tipe Komponen : 1N4007
Probe : Merah – Katoda
Hitam – Anoda
Indikator : Tidak menunjukkan nilai
Kondisi : Baik tidak bocor

0.554V
0.554V
Gambar Simulasi Pengukuran Dioda
3. Kapasitor
Langkah – langkah pengukuran pada Kapasitor.
 Hubungkan probe merah pada tanda ohm dan probe hitam pada tanda com.
 Tekan tombol power.
 Tekan C pada multimeter.
 Atur skala range sesuai yang akan digunakan dengan menekan tombol range.
 Hubungkan probe dengan kaki – kaki kapasitor.
 Tekan tombol hold untuk mencatat hasil pengukuran.
 Catat hasil pengukuran.
Jenis Kapasitor Hasil Pengukuran
10µF (Polar) 13.78 µF
1µF (Non Polar) 1.044 µF

13.78 µF 1.044 µF
Gambar Simulasi Pengukuran Kapasitor
4. Transistor
Langkah – langkah pengukuran pada transistor
 Hubungkan probe merah pada tanda V dan probe hitam pada tanda com
 Tekan tombol power.
 Tekan tombol pada multimeter.
 Hubungkan probe merah pada kaki basis dan hitam pada emitor untuk tipe NPN dan probe
merah pada kaki emitor dan hitam pada kaki basis untuk tipe PNP.
 Atur skala range yang digunakan dengan tekan tombol range.
 Tekan hold untuk mencatat hasil pengukuran.
 Catat hasil pengukuran.
 Tipe komponen : NPN
Probe : 1. Merah – Basis
Hitam – Emitor
2. Merah – Emitor
Hitam – Basis
Indikator : 1. Menunjukkan angka pada pengukuran sebesar 0.469V.
2. Tidak menunjukkan nilai.
Kondisi : Baik
 Tipe komponen : PNP
Probe : 1. Merah – Emitor
Hitam – Basis
2. Merah – Basis
Hitam – Emitor
Indikator : 1. Menunjukkan angka pada pengukuran sebesar 0.690V
2. Tidak menunjukkan nilai
Kondisi : Baik

0.469V

0.690V
Tipe NPN Tipe PNP

Gambar Simulasi Pengukuran Transistor


5. Tegangan Listrik
Langkah – langkah pengukuran tegangan listrik 1 fase dan 3 fase.
 Hubungkan probe merah pada tanda V dan probe hitam pada tanda com
 Tekan tombol power.
 Tekan tombol V pada multimeter.
 Tekan tombol AC/DC untuk mengganti tegangan yang akan di ukur menjadi AC.
 Atur skala range dengan menekan tombol range.
 Untuk 1 fase hubungkan kedua probe dengan stop kontak listrik.
 Untuk tegangan listrik 3 phasa hubungkan kedua probe ke klem R,S,T dan N di dalam Box
KWH meter.
 Tekan hold untuk mencatat besar tegangan.
 Catat hasil pengukuran
Jenis Tegangan Hasil Pengukuran
 1 Fase 224V
 3 Fase
R–N 201V
S-N 225V
T-N 221V
R–S 310V
R–T 375V
S-T 221V

6. Arus Listrik 3 fase


Langkah – langkah pengukuran arus listrik 3 fase.
 Hubungkan probe merah pada tanda A dan hitam pada tanda com.
 Putar skala menggunakan Ampere pada tang meter.
 Klem pada kabel 3 fase menggunakan tang meter untuk mengukur arus.
 Tekan hold untuk mencatat hasil.
 Catat hasil pengukuran
Jenis Arus 3 fase Hasil Pengukuran
R 3.0A
S 2.2A
T 0.4A
N 2.0A
7. Tegangan dan Arus Baterai
Langkah – langkah mengukur tegangan pada baterai.
 Hubungkan probe merah pada tanda V dan hitam pada tanda com.
 Tekan power.
 Tekan V pada multimeter.
 Tekan jenis arus dengan tombol AC/DC untuk mendapatkan DC.
 Hubungkan probe merah pada + dan hitam pada –.
 Tekan hold untuk mencatat hasil.
 Catat hasil pengukuran.
Langkah – langkah mengukur arus pada baterai.
 Hubungkan probe merah pada tanda A dan hitam pada tanda com.
 Tekan power.
 Tekan 20mA pada multimeter.
 Pilih jenis arus yang akan di ukur dengan tekan tombol AC/DC.
 Hubungkan probe merah pada + dan hitam pada –.
 Tekan hold untuk mencatat hasil.
 Catat hasil pengukuran.
Tegangan 1.515V
Arus 2.90A
III. ANALISA DAN PEMBAHASAN
Multimeter adalah suatu alat perhitungan yang berfungsi untuk mengukur tegangan,
hambatan dan arus serta untuk mengetahui baik atau tidaknya suatu komponen tertentu.
Sebelumnya kita telah membahas tentang multimeter analog dan pada pratikum ini kita akan
membahas multimeter digital.
Multimeter digital adalah alat ukur yang dapat mengukur besar-besaran elektronik
dimana besaran tersebut dapat di baca dengan jelas sehingga mengurangi tingkat kesalahan
dalam menentukan nilai besaran kelistrikan. Dalam multimeter digital hasil pengukuran langsung
dapat di baca dalam bentuk angka yang tampil pada layar display. Perbedaan multimeter analog
dengan multimeter digital terletak pada cara penggunaannya dan membaca nilai hasil
pengukuran pada displaynya. Pada multimeter analog untuk menujukan hasil pengukurannya
dengan cara melihat jarum pada display multieter analog, sedangkan pada multimeter digitak
hasil pengukurannya dalam bentuk digit atau angka.
Sebenarnya fungsi dari multimeter digital sama dengan fungsi dari multimeter analog
tapi dalam keakuratannya dalam mengukur suatu komponen, multimeter digital lebih baik
daripada multimeter analog.
Dalam melakukan pengukuran dengan menggunakan multimeter digital, sama hal nya
dengan melakukan pengukuran pada multimeter analog, kita harus melakukan kalibrasi terlebih
dahulu pada multimeter digital. Kalibrasi pada multimeter digital adalah mengembalikan posisi
atau kedudukan nilai pada display multimeter digital pada keadaan nol.
Sama halnya pada pratikum sebelumnya pada pratikum ini kita akan mengukur resistor
dan tegangan serta melakukan pengecekan pada komponen dioda, kapasitor polar, kapasitor
bipolar, transistor PNP(Positif Negatif Positif) dan transistor NPN(Negatif Positif Negatif).
Resistor adalah terminal dua komponen elektornik yang menghasilkan tegangan pada
terminal yang sebanding dengan arus listrik. Komponen resistor termasuk ke dalam komponen
pasif yaitu komponen yang bekerja tanpa memerlukan arus panjar. Pada komponen resistor
biasanya terdapat 4 warna. 3 warna sebagai nilai dan 1 warna sebagai toleransi. Apabila kita
ingin mengukur besarnya nilai dari suatu komponen resistor terlebih dahulu kita harus mengatur
tombol putar pada multimeter yang kita gunakan sesuai dengan kapasitas nilai dari resistornya,
setelah itu lakukan kalibrasi supaya dapat menghasilkan nilai yang baik. Sedangkan untuk
pemasangan probenya kita dapat memasangnya secara bolak balik. Untuk mengetahui hasil dari
pengukuran kita harus mengurangi nilai pada hasil pengukuran multimeter digital dengan nilai
dari kalibrasi.
Sama halnya dengan komponen resistor, komponen dioda termasuk dalam komponen
pasif yaitu komponen komponen yang bekerja tanpa memerlukan arus panjar. Fungsi dari
komponen ini adalah sebagai penyearah. Komponen dioda memiliki dua kutub yaitu kutub
positif(Anado) dan kutub negatif(Katoda). Pada pratikum yang kami lakukan kami menggunakan
dioda jenis 1N4007. Pengecekan dioda dilakukan untuk mengetahui baik atau rusaknya dan
bocor atau tidaknya komponen dioda tersebut. Apabila kita ingin melakukan pengecekan dioda
dengan menggunakan multimeter digital,caranya hampir sama seperti kita melakukan
pengecekan dengan menggunakan multimeter analog, yang membedakannya adalah pada
multimeter digital kita harus menghubungkan probe merah ke lubang merah yang bertanda V
dan probe hitam ke lubang yang bertanda com, dan menekan tombol lambang dioda pada
multimeter digital.
Selanjutnya pada pratikum ini kita juga mengukur komponen kapasitor, nama lain dari
komponen kapasitor adalah condensator. Sama hal nya dengan komponen resistor, komponen
kapasitor termasuk ke dalam komponen pasif yaitu komponen yang bekerja tanpa memerlukan
arus panjar. Kapasitor menurut polaritasnya terbagi atas dua yaitu kapasitor polar dan kapasitor
bipolar.
Perbedaan kapasitor polar dan kapsitor bipolar adalah pada kapasitor polar
memiliki polaritas positif dan negativ sehingga dalam pemasangannya maupun pengukurannya
harus memperhatikan kaki – kakinya. Sedangkan pada kapasitor bipolar tidak sehingga dalam
pemasangannya maupun pengukurannya dapat di ukur dan di pasang bolak balik.
Dalam pengecekannya dengan menggunakan multimeter digital kita harus
menghubungkan probe merah pada lubang merah yang bertanda C dan probe hitam ke lubang
hitam yang bertanda com pada multimeter digital dan kita juga harus menekan tombol C pada
multimeter tersebut.
Pada pengecekan komponen resistor, cara yang dilakuakaan sama seperti melakukan
pengcekan pada komponen kapasitor, yang membedakannya adalah pada kapasitor kita menekan
tombol C sedangkan pada transistor kita menekan tombol berlambang dioda. Dan pada
pengukuran transitor apabila kita akan menghubungkan probe kita harus memperhatikan kaki-
kakinya sesuai dengan jenisnya komponen transistor tersebut.
Untuk pengukuran tegangan dan arus pada baterai kita harus menekan tombol V apabila
kita ingin mengukur tegangan dan tombol A apabila kita ingin mengukur arus dan mengubah
jenis tegangan nya menjadi DC dengan menekan tombol DC/AC.jika ingin melakukan
pengukuran pada panel listrik langkah yang kita lakukan sama seperti mengukur baterai, tetapi
pada pengukuran 3 phasa kita harus mengubah jenis tegangan nya menjadi DC dengan menekan
tombol AC/DC.

IV. KESIMPULAN DAN SARAN


A. KESIMPULAN.
1. Multimeter dapat di operasikan dengan sakelar banyak posisi, meter dapat di ubah menjadi
Ampmeter, Voltmeter dan Ohmmeter secara cepat dan mudah.
2. Multimeter digital adalah multimeter yang menunjukan hasil penilaianya dengan digit atau
angka.
3. Hasil pengukuran sama dengan nilai pada multimeter di kurangi dengan nilai kalibrassi.
4. Perbedaan multimeter digital dan analog terletak padda cara penggunaanya.
B. SARAN.
1. Sebelum kita melakukan pengukuran ataupun pengecekan suatu komponen, kita harus
melakukan kalibrasi terlebih dahulu.
2. Apabila ingin melakukan pengukuran pada tegangan pada baterai kita harus mengubah AC
menjadi DC dengan menekan tombol AC/DC, sedangkan pada listrik 3 phasa jenis tegangan
pada muultimeteer digital harus AC.
3. Berhati-hati dalam penggunaan multieter, di karenakan apabila kita salah dalam mengatur
tombol putar dapat mengakibatkan rusaknya multimeter tersebut.

V. DAFTAR PUSTAKA
1. http://elektronika-dasar.net di akses pada tanggal 16 oktober 2012 pada jam 17.03 WIB.
2. http://smkn3amuntai.files.wordpress.com/2010/10/modul_multimeter.pdf di akses pada tanggal
16 oktober 2012 pada jam 17.17 WIB.
3.
http://labdasar.ee.itb.ac.id/lab/EL2193/0809/Percobaan%201%20Instrumentasi%20Laboratorium
.pdf di akses pada tanggal 16 oktober 2012 pada jam 17.57 WIB.
VI. LAMPIRAN
Pertanyaan dan Jawaban
Pertanyaan :
Ukur tahanan dari resistor yang disediakan satu persatu dan ukur pula rangkaian resistor sesuai
dengan gambar.

Jawaban :
Nilai Resistansi

R1 = 47Ω, R2 = 220Ω, R3 = 5.6kΩ, R4 = 47kΩ


Hasil Perhitungan :
Rseri = R1 + R2 + R3 + R4
= 47 + 220 + 5600 + 47000 = 52867Ω

R1 = 47Ω, R2 = 220Ω, R3 =
5.6kΩ, R4 = 47kΩ
Hasil Perhitungan :

LAPORAN PRAKTIKUM
ALAT UKUR DAN PENGUKURAN
Modul III : PENGENALAN APLIKASI OSILOSKOP
DISUSUN OLEH :
Maulana Ihsan Lubis

D312066
Kelompok 20
PARTNER PRAKTIKUM :
Laela Ardiani : D312043
Laela Kurniawati : D312045
Tanggal Praktikum : 18 Oktober 2012
Asisten Praktikum : Andra Utama
Muhammad Nur Kholis Nasution
Purna Betaria
LABORATORIUM ELEKTRONIKA & TEKNIK DIGITAL
AKADEMI TEKNIK TELEKOMUNIKASI SANDHY PUTRA
JL. DI. PANJAITAN 128 PURWOKERTO

2012
MODUL III
PENGENALAAN APLIKASI OSILOSKOP
I. DASAR TEORI
A. Pengertian
Osiloskop adalah alat ukur yang mana dapat menunjukan kepada kita “bentuk” dari
sinyal listrik dengan menunjukan grafik dari tegangan terhadap waktu pada layarnya. Itu seperti
layaknya voltmeter dengan fungsi kemampuan lebih, penampilan tegangan berubah terhadap
waktu, sebuah graticule setiap 1 cm grid membuat kita dapat melakukan pengukuran dari
tegangan dan waktu pada layar (screen).[1]
Gambar Osiloskop[2]
B. Bagian-bagian Osiloskop beserta fungsinya

Gambar bagian dari Osiloskop[3]


1. Volt atau div berfungsi untuk mengeluarkan tegangan AC, mengatur berapa nilai tegangan yang
di awali oleh satu div di layar.
2. CH(input X) berfungsi untuk memasukan sinyal atau gelombang yang di ukur atau pembacaan
posisi horizontal.
3. AC-DC berfungsi untuk memilih besaran yang di ukur dan mengatur fungsi kapasitor kopling di
terminal masukan osiloskop.
4. Ground berfungsi untuk memilih besaran yang di ukur.
5. Posisi Y berfungsi untuk mengatur posisi garis atau tampilan layar atas bawah dan untuk
menyeimbangkan DC vertical guna pemakaian channel.
6. Variabel berfungsi untuk kalibrasi osiloskop.
7. Selektor pilih berfungsi untuk memilih channel yang di perlukan untuk pengukuran.
8. Layar berfungsi untuk menampilkan bentuk gelombang.
9. Inten berfungsi untuk mengatur cerah atau tidaknya sinar pada layar osiloskop.
10. Rotation berfungsi untuk mengatur posisi garis pada layar.
11. Fokus berfungsi untuk menajamkan garis pada layar untuk mendapatkan gambar yang lebih
jelas.
12. Position X berfungsi untuk mengatur posisi garis atau tampilan kiri dan kanan, untk mengatur
posisi normal sumbu X (ketika sinyal masukannya nol)
13. Sweep time/div berfunggsi untuk mengatur waktu periode(T) dan frekuensi(f), mengatur berapa
nilai waktu yang di wakili oleh satu div di layar.
14. Mode berfungsi untuk memilih mode yang ada.
15. Variabel berfungsi untuk kalibrasi waktu periode ke frekuensi.
16. Level berfungsi untuk menghentikan gerak tampilan layar.
17. Exi Trigger berfungsi untuk trigger dari luar.
18. Power berfungsi untuk menghidupkan Osiloskop.
19. Cal 0,5 Vp-p berfungsi untuk kalibrasi awal sebelum Osiloskop di gunakan.
20. Ground berfungsi untuk melihat letak posisi ground di layer, ground Osiloskop yang di
hubungkan dengan ground yang di ukur.
21. CH2 (input Y) berfungsi untuk memasukkan sinyal atau gelombang yang di ukur atau
pembacaan vertikal.[3]
C. Langkah – langkah percobaan.
1. Masukan kabel power pada socket input 220volt yang terdapat pada bagian belakang osiliskop.
2. Masukan socket probe osilioskop pada channel 1 (X) atau channel 2 (Y).
3. Masukkan kabel power (steker) pada stop kontak.
4. Atur MODE pada channel 1 (X) atau channel 2 (Y).
5. Atur COUPLING pada AC/DC & SOURCE pada channel 1 (X) atau channel 2 (Y).
6. Hidupkan osiloskop dengan menekan tombol power & lampuu indikatorpun akan menyala.
7. Kalau di layar osiloskop belum ada tampilan garis horizontal maka atur holdoff pada posisi auto
dan pada level tombol lock di tekan.
8. Setelah ada tampilan garis horizontal pada layar osiloskop atur fokus dan intensitas cahaya agar
tampilan gelombang enak di lihat.
9. Hubungkan ujung probe osiloskop pada Calibrasi (CAL).

Gambar ujung probe osiloskop di hubungkan pada kalibrasi.[1]


10. Pada layar akan tampil gambar gelombang (gelombang kotak).
Gambar gelomang sinyal.[1]
11. Atur posisi vertikal dan horizontal gelommbang agar mudah dalam melakukan perhitungan
(periode, frekuensi dan volt peak to peak) untuk pengkalibrasian osiloskop.
12. Atur Volt/Div pada posisi 1 V dan Time/Div pada 0,5mS(.5mS).
13. Tinggi gelombang harus 2 Div (2 kotak) karena pada posisi tercatat 2 Vpp, kalau tidak sampai 2
Vpp atur variabel pada channel 1 (X) atau channel 2 (Y) untuk mengatur tinggi gelombang agar
mencapai 2 Vpp.
14. Panjang 1 gelombang penuh harus 2 div horizontal (2 kotak horizontal).
15. Rumus menghitung Periode : T=Div Horizontal x Time/Div=...S.
16. Rumus menghitung frekuensi : F=1/T=...Hz.
17. Rumus menghitung Volt Peak to Peak : Vpp=Div Vertikal x Volt/Div=...Vpp.
18. Rumus menghitung Volt Peak : Vp=Vpp/2=...Vp.
19. Rumus menghitung Volt RMS (Root Mean Square) : Vrms=Vp x 70,7%=Vp x 0.707=... Vrms.

II. HASIL DATA


1. Cara Menghidupkan dan Mengkalibrasi Osiloskop
 Tekan tombol power hingga lampu On menyala.
 Atur kedudukan tombol-tombol time/div dan volt/div baik untuk channel 1 ataupun channel 2
pada posisi CAL.
 Hubungkan probe masing-masing input channel ke input CAL, jika belum sama aturlah tombol
volt/div pada channel yang akan dikalibrasi.
 Memilih input channel yang akan dikalibrasi dan ditampilkan pada layar osiloskop
menggunakan tombol CH I/II.
 Tampilan gelap-terang diatur dengan tombol intens.
 Untuk memfokuskan tampilan diatur dengan tombol focus.
 Kedudukan tampilan gambar diatur dengan Y position channel 1 dan X position channel 2.
Channel I
Gambar Hasil Kalibrasi

Time/div = 0,5 CAL = 2 = 2


Volts/div = 1 Volts/div 1
CAL = 2V
Channel II

Gambar Hasil Kalibrasi

Time/div = 0,5 CAL = 2 = 2


Volts/div = 1 Volts/div 1
CAL = 2V

2. Mengukur Tegangan Peak to Peak (Vpp)


Tegangan AC dari suatu Trafo dapat diukur dengan CRO.
 Hubungkan kutub trafo ke input X (Channel 1).
 Atur tombol Volt/div Channel 1 pada kedudukan yang bisa dibaca.
 Gunakan tombol X position dan Y position
 Gunakan tombol Time/div untuk mengatur agar gambar tampak stabil.
Vpp = A x Volts/div
= 3.6 x 5 Volt
= 18
Vrms = 0.5 x 0.7 x Vpp
= 0.5 x 0.7 x 18
= 6.3
Time/div = 5
Volt/div = 5
Gambar Hasil Pengukuran Tegangan Vpp
3. Mengukur Frekuensi
 Membaca kedudukan Time/div
 Mengatur tombol X position untuk mempermudah pembacaan.
 Mengukur panjang satu gelombangpenuh (λ)
f = 1/ T
f = 1/ λ x Time/div
f = 1/ 4 x 5 ms
f = 1/ 20 ms = 1000/ 20 = 50 Hz
Gambar Hasil Pengukuran Frekuensi
4. Melihat dua gelombang sekaligus secara bersamaan
 Hubungkan input Y (Channel 2) pada kutub trafo yang lain.
 Lakukan pengesetan tombol-tombol sampai terlihat gelombang yang terbaca pada layar.
 Atur kedudukan mode CHOP pada DUAL
 Bila kedudukan mode CHOP pada ADD maka gambar yang terlihat adalah hasil penambahan
antara gelombang pada channel 1 dan channel 2.

5. Mengukur Frekuensi PLN dengan cara Lissajous


Selain cara seperti pada percobaan ketiga, frekuensi tegangan PLN dapat diukur dengan
cara membandingkannya dengan frekuensi yang dibangkitkan oleh AFG yang telah diketahui
besarnya.
 Hubungkan input channel 1 ke output trafo dan channel 2 ke output FG.
 Atur kedudukan tombol X–Ypada kondisi “on” dan kedudukan volt/divchannel 1 dan channel 2
pada kedudukan yang sama.

 Atur output frekuensi FG sehingga terbentuk


pola-pola interferensi yang menunjukkan bagaimana perbandingan frekuensi antara gelombang
yang masuk pada lempeng horizontal fH (channel 1) dan gelombang yang masuk pada lempeng
vertikal fV (channel 2). Catat tampilan yang terbentuk dan besar frekuensinya.
fH : fV = 1 : 1
fH/fV = 1/1
50/fV= 1/1
50= fV
f=1/λ x Time/div ms
50= 1/λ x 5 ms
50 x λ x 5 ms = 1
λ = 1/ 250 m
λ = 1000/ 250
λ=4
fH : fV = 1 : 2
fH/fV = 1/ 2
50/fV= 1/ 2
100 = fV
f=1/λ x Time/div ms
100 = 1/λ x 5 ms
100 x λ x 5 ms = 1
λ = 1/ 500 m
λ = 1000/ 500
λ=2

fH : fV = 1 : 3
fH/fV = 1/ 3
50/fV= 1/ 3
150 = fV
f=1/λ x Time/div ms
150 = 1/λ x 5 ms
150 x λ x 5 ms = 1
λ = 1/ 750 m
λ = 1000/ 750
λ = 1.33
fH : fV = 3 : 1
fH/fV = 3/1
50/fV= 3/1
16.67 = fV
f=1/λ x Time/div ms
16.67= 1/λ x 5 ms
16.67x λ x 5 ms = 1
λ = 1/ 83.35 m
λ = 1000/ 83.35
λ = 11.9

fH : fV = 2 : 3
fH/fV = 2/3
50/fV= 2/3
75= fV
f=1/λ x Time/div ms
75= 1/λ x 5 ms
75 x λ x 5 ms = 1
λ = 1/ 375 m
λ = 1000/ 375
λ = 2.67

6. Mengukur Beda Fase

1. 90°
a = 3,2
A = 3,2
θ = arc sin ( a/A )
θ = arc sin ( 3,2/3,2 )
θ = arc sin (1)
θ = 90°

2. 180°
a = 1,6
A = 3,2
θ = arc sin ( a/A )
θ = arc sin ( 1,6/3,2 )
θ = arc sin (0,5)
θ = 30o
3. 0°
a = 0,2
A = 3,4
θ = arc sin ( a/A )
θ = arc sin ( 0,2/3,4)
θ = arc sin (0,06)
θ = 3,4°

4. 45°
a = 1,4
A = 3,2
θ = arc sin ( a/A )
θ = arc sin ( 1,4/3,2 )
θ = arc sin (0,44)
θ =26,10 o
III. ANALISA DAN PEMBAHASAN
Sebelumnya kita telah membahas mengenai alat ukur Multimeter analog dan Multimeter
Digital, pada pratikum ini kita akan membahas aplikasi dari osiloskop, osiloskop adalah alat ukur
dimana bentuk gelombang sinyal listrik yang diukur akan tergambar pada layar tabung sinar
katoda atau alat ukur yang dapat memetakan sinyal listrik
Fungsi dari osiloskop adalah untuk menganalisa tingkah laku besaran yang berubah-
ubah terhadap waktu yang ditampilkan pada layar, untuk dapat melihat bentuk sinyal yang
sedang diamati. Dengan adanya osiloskop kita dapat mengetahui berapa frekuensi, periode dan
tegangan dari sinyal, dengan sedikit penyetelan kita juga dapat mengetahui beda fasa antara
sinyal masukan dan sinyal keluaran.
Beberapa kegunaan dari osiloskop adalah kita dapat mengukur besaran tegangan listrik
dan hubungannya terhadap waktu, mengukur frekuensi sinyal yang berosilasi, mengecek
jalannya suatu sinyal pada sebuah rangkaian listrik, untuk membedakan antara arus AC dengan
arus DC dan yang terakhir untuk mengecek noise pada sebuah rangkaian listrik dan
hubungannya terhadap waktu.
Didalam osiloskop terdapat tabung panjang yang di sebut tabung sinar katoda atau
Cathode Ray Tube (CRT). Secara prinsip osiloskop terbagi atas dua tipe, yaitu tipe analog (ART
– Analog Real Time Osciloscope) dan tipe digital (DSO – Digital Storage Osciloscope). Masing
– masing dari jenis osiloskop tersebut memiliki kelebihan dan kekurangannya masing – masing.
Perbedaan dari masing – masing jenis osiloskop ini adalah, pada osiloskop analog menggunakan
tegangan yang diukur untuk menggerakkan berkass electron dalam tabung sesuai gambar yang
diukur sedangkan pada osiloskop digital, osiloskop ini memcuplik bentuk gelombang yang
diukur dengan menggunakan ADC (Analog to Digital Converter) untuk mengubah besaran
tegangan yang di cuplik menjadi besaran digital.
Osiloskop itu terdiri dari dua bagian utama yaitu display dan panel kontrol, display itu
berfungsi sebagai tempat sinyal uji ditampilakn dan display itu seperti tampilan layar televisi
tetapi perbedannya kalau tampilan televisi berwarna warni sedangkan pada display osiloskop
tidak. Pada display ini terdapat dua garis-garis yang melintang secara vertikal dan secara
horizontal yang membentuk kotak-kotak yang disebut dengan div. Arah garis dari vertikal untuk
menunjukan sumbu tegangan sedangakn arah garis dari horizontal untuk menunjukan sumbu
waktu. Display atau layar osiloskop terbagi atas 8 kotak skala besar dalam arah vertikal dan 10
kotak dalam arah Horizontal. Tiap kotak di buat skala yang lebih kecil dan tombil-tombol pada
osiloskop digunakan untuk mengubah nilai skala-skala tersebut. Sedangkan panel control itu
berisi tombol-tombol yang digunakan untuk menyesuaikan tampilan pada layar. Osiloskop juga
terdiri dari dua kanal yang bisa digunakan untuk melihat dua sinyal yang berlainan, sebagai
contoh kanal satu untuk melihat sinyal masukan dan kanal dua untuk melihat sinyal keluaran
ataupun sebaliknya.
Terdapat bebrapa jenis gelombang yang dapat diperlihatkan oleh display osloskop yaitu
: gelombang sinusoida, gelombang blok, gelombang gigi gergaji dan yang terakhir gelombang
segitiga.
Apabila ingin menggunakan osiloskop, osiloskop harus distel atau di atur terlebih
dahulu agar tidak terjadi kesalahan fatal dalam pengukurannya, hal pertama yang harus kita
lakukan sebelum pemakaian adalah pengkalibrasian, kita dapat melakukan kalibrasi dengan
menggunakan tegangan referensi yang terdapat pada osiloskop, ada dua jenis tegangan referensi
yang bisa digunakan sebagai acuan yaitu tegangan persegi 2 Vpp dan 0.2 Vpp dengan frekuensi
1 KHz. Hubungkan probe dengan terminal tegangan acuan maka akan muncul tegangan persegi
pada layar monitor osiloskop. Pada saat kita selesai melakukan kalibrasi yang harus keluar
dilayar adalah garis lurus mendatar jika tidak ada sinyal masukan dan yang harus kita atur adalah
fokus, intensitas, kemiringan, x position dan y positionnya.
Apabila kita ingin melihat bentuk sinyal pada dua tempat yang berbeda dalam suatu
rangkaian elektronik kita dapat melakukan dual trace pada osiloskop. Dual Trace adalah cara
untuk memperagakan dua buah sinyal sekaligus secara bersamaan. Tombol yang digunakan pada
dual trace adalah tombol dual, tombol chop dan tombol inv. Tombol dual di gunakan apabila kita
ingin melihat dua gelombang secara bergantian, tombol chop di gunakan apabila kita ingin
meliihat dua gelombang secara bersamaan, jika kita ingin mengaktifkan tombol ini kita harus
menekan tombol Dual dan tombol Add, sedangkan tombol inv di gunakan untuk mengatur agar
fassanya menjadi sama.
IV. KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN.
1. Secara umum fungsi dari osiloskop adalah untuk menganalisa tingkaah laku besaran yang
berubah-ubah terhadap waktu yag ditampilkan pada layar, untuk melihat bentuk sinyal listrik
yang sedang kita amati.
2. Terdapat beberapa jenis tegangan gelombang yang terdapat padaa osiloskop yaitu gelombang
sinusoida, gelombang blok, gelombang gigi gergaji dan gelombang segitiga.
3. Cara penggunaan osiloskop adalah pertama pengkalibrasian kemudian menyetel fokus,
intensitas, kemiringan, x position dan y position, setelah probe dikalibrasi maka dengan
menempelkan probe ke terminal tegangan acuan maka akan muncul tegangan persegi pada layar.
4. Layar osiloskop terbagi atas 8 skala besar arah vertikal dan 10 kotak dalam arah horizontal.
B. SARAN.
1. Sebaiknya sebelum kita menggunakan osiloskop kita harus mengetahui cara penggunaanya.
2. Apabila kita ingin menggunakannya sebaiknya osiloskop harus distel atau di atur terlebih dahulu
agar tidak terjadi kesalahan fatal dalam penggunaanya.
3. Mintalah bantuan pembimbing untuk melakukan pratikum.

V. DAFTAR PUSTAKA
1. http://blog.uin-malang.ac.id/ellie/2011/06/osiloskop/ di akses pada tanggal 19 oktober 2012 pada
jam 15.32 WIB.
2. http://web.ipb.ac.id/~henrymanik/pdf/Tutorial%20OSILOSKOP.pdf di akses pada tanggal 19
oktober 2012 pada jam 15.52 WIB.
3. http://ikabuh.files.com/2012/02/tugas-osiloskop.pdf di akses pada tanggal 18 oktober 2012 pada
jam 13.28 WIB.

Anda mungkin juga menyukai