Alat Ukur Dan Pengukuran
Alat Ukur Dan Pengukuran
DISUSUN OLEH :
Maulana Ihsan Lubis
D312066
Kelompok 20
PARTNER PRAKTIKUM :
Laela Ardiani D312064
Laela Kurniawati D312065
2012
LAPORAN PRAKTIKUM
ALAT UKUR DAN PENGUKURAN
Modul I : PENGUKURAN DENGAN MULTIMETER ANALOG
DISUSUN OLEH :
Maulana Ihsan Lubis
D312066
Kelompok 20
PARTNER PRAKTIKUM :
Laela Ardiani : D312043
Laela Kurniawati : D312045
Tanggal Praktikum : 18 Oktober 2012
Asisten Praktikum : Andra Utama
Muhammad Nur Kholis Nasution
Purna Betaria
LABORATORIUM ELEKTRONIKA & TEKNIK DIGITAL
AKADEMI TEKNIK TELEKOMUNIKASI SANDHY PUTRA
JL. DI. PANJAITAN 128 PURWOKERTO
2012
MODUL I
PENGUKURAN DENGAN MULTIMETER ANALOG
I. DASAR TEORI
Multimeter adalah alat test yang sangat berguna, dengan mengoperasikan sakelar banyak
posisi, meter dapat secara cepat dan mudah di jadikan sebagai voltmeter, sebuah ammeter atau
sebuah ohmmeter. Alat ini mempunyai berbagai penetapan pada setiap mempunyai pilihan AC
atau DC. Beberapa multimeter kelebihan tambahan layaknya sebagai pengukur transistor dan
range untuk pengukuran kapasitansi dan frekuensi.[1] Multimeter terbagi atas 2 jenis yaitu
Multimeter analog dan Multimeter Digital. Pada modul ini kita akan membahas tentang
multimeter analog.
A. Pengertian Multimeter Analog
Multimeter Analog atau Multimeter Jarum adalah alat pengkur besaran listrik yang
menggunakan tampilan dengan jarum yang bergerak ke range-range yang kita ukur dengan
probe. Analog tidak dii gunakan untuk mengukur secara detail suatu besaran nilai komponen
tetapi kebanyakan hanya di gunakan untuk baik atau jjeleknya komponen pada waktu
pengukuran atau juga di gunakan untuk memeriksa suatu rangkaian apakah sudah tersambung
dengan baik sesuai dengan rangkaian blok yang ada.[2]
B. Fungsi Multimeter Analog
1. Mengukur nilai Hambatan.
2. Mengukur nilai Dioda.
3. Mengukur nilai Transistor.
4. Mengukur tegangan AC.
C. Bagian – bagian Multimeter Analog
1. Sekrup pengatur kedudukan jarum penunjuk.
2. Tombol pengatur jarum penunjuk pada kedudukan zero.
3. Saklar pemilih.
4. Lubang kutub.
5. Saklar pemilih polaritas.
6. Kotak meter.
7. Jarum penunjuk meter.
8. Skala.[5]
D. Penggunaan Multimeter Analog
Sebelum mengukur perhatikan posisi nol jarum set bila di perlukan dan baca spesifikasi dan
perhatikan penempatan meter yang benar. Sesudah itu saat membaca nilainya manfaatkan
cermin.[3]
E. Pengkuran Multimeter Analog
1. Pengukuran pada dioda.
a. Atur jangkah pada pilihan simbol Ohm( Ω ).
b. Pilih jangkah pada pengukuran Ohm (x1, x10, x100, x1K / 10K ).
c. Hubungkan Probe Hitam pada Anado dan Probe Merah pada Katoda.
d. Pastikan bahwa pada layar jarum akan bergerak menuju nilai Resistansi rendah(forward).
e. Apabila pengukuran di balik Probe Hitam pada Katoda dan Probe Merah pada Anoda, Maka
pada layar jarum tidak akan bergerak (Reverse).
f. Begitulah sifat Dioda sebagai komponen semi konduktor.
( menghantarkan dalam satu arah/ forward bias/ bias maju, kalau pada posisi reverse bias/
bias terbalik maka dioda tidak dapat menghantarkan arus/ menghambat arus)
2. Pengukuran pada Resistansi.
a. Atur jangkah pada pilihan simbol Ohm ( Ω ).
b. Pilih jangkah pada pengukuran Ohm (x1, x10, x100, x1K / 10K).
c. Tiap kali jangkah di pindah pada posisi Ohm (x1, x10, x100, x1K / 10K) maka harus selalu
melakukan calibrasi agar pengukuran resistansinya akurat.
d. Cara melakukan calibrasi pada pengukuran resistansi, Probe Merah & Hitam kita hubungkan
maka jarum akan menyimpang ke posisi Nol.
e. Apabila jarum belum sampai pada posisi Nol maka knop ADJ untuk Ohm Meter dapat di putar
untuk mengatur jarum supaya tepat pada posisi Nol.
f. Kalau knop ADJ Ohm Meter sudah di putar-putar tetapi tidak mau sampai pada posisi Nol
berarti batu baterai yang ada pada Multimeter harus di ganti.
g. Hubungkan Probe Hitam & Probe Merah pada resistor yang akan di ukur resistansinya(probe di
bolak balik tidak masalah).
h. Setelah Probe terhubung maka di layar Multimeter Jarum akan bergerak yang menunjukan nilai
resistansinya.
3. Pengukuran tegangan AC.
a. Atur jangkah pada posisi ACV.
b. Usahakan pengukuran pada skala yang paling besar supaya jarum Multitester menyimpangnya
tidak over apabila nilai tegangan belum di ketahui.
c. Hubungkan Probe Hitam dan Probe Merah pada rangkaian yang akan di ukur tegangannya
secara paralel(Probe di bolak balik tidak masalah karena pengukuran tegangan bolak balik/AC)
d. Hasil pengukuran dapat di lihat pada layar Multimeter Analog pada skala warna merah.
A. Resistor
Nilai Sebenarnya Hasil Pengukuran Tombol Putar
47 Ω 34 Ω X1
220 Ω 210 Ω X10
5.6 kΩ 5.1 kΩ X1k
47 kΩ 45 kΩ X1k
Gambar pengukurun resistor.
B. Dioda
Jenis Dioda Hasil
- Kondisi Baik
IN4007
- Tidak Bocor
C. Kapasitor
Jenis Transistor Hasil
- Kondisi Baik
10µF (Polar)
- Tidak Bocor
- Kondisi Baik
1µF (Non-Polar)
- Tidak Bocor
Gambar pengukuran kapasitor.
D. Transistor
Jenis Transistor Hasil
PNP Kondisi
Baik
NPN Kondisi Baik
E. Tegangan 1 phasa
Hasil pengukuran = (500/2) x 4.2 = 1050V.
B. SARAN.
1. Sebelum kita melakukan pengukuran ataupun pengecekan suatu komponen, kita harus
melakukan kalibrasi terlebih dahulu.
2. Apabila kita ingin mengukur suatu tegangan kita harus mengatur tombol putar pada posisi ACV.
3. Berhati-hati dalam penggunaan multieter, di karenakan apabila kita salah dalam mengatur
tombol putar dapat mengakibatkan rusaknya multimeter tersebut.
V. DAFTAR PUSTAKA
1. http://www.reocities.com/pengukuran_listrik/Multimeters.htm
2. http://elektronika-dasar.com/instrument/multimeter-elektronik-analog/
3. http://labdasar.ee.itb.ac.id/lab/EL2193/0910/kuliah/EL2193%20Edit/Percobaan%201a.pdf
VI. LAMPIRAN
Pertanyaan dan Jawaban
Carilah hambatan pengganti dari rangkaian berikut :
Jawab :
R1 = 47 R3 = 5600
R2 = 220 R4 = 47000
R seri = R1 + R2 + R3 + R4
R seri = 47 + 220 + 5600 + 47000 = 52867 = 52,867 k
Carilah hambatan penganti dari rangkaian berikut:
Jawab :
R1 = 47 R3 = 5600
R2 = 220 R4 = 47000
=
= 0. 02602
Rparalel = 38.42
LAPORAN PRAKTIKUM
ALAT UKUR DAN PENGUKURAN
Modul II : PENGUKURAN DENGAN MULTIMETER DIGITAL
DISUSUN OLEH :
Maulana Ihsan Lubis
D312066
Kelompok 20
PARTNER PRAKTIKUM :
Laela Ardiani : D312043
Laela Kurniawati : D312045
Tanggal Praktikum : 18 Oktober 2012
Asisten Praktikum : Andra Utama
Muhammad Nur Kholis Nasution
Purna Betaria
LABORATORIUM ELEKTRONIKA & TEKNIK DIGITAL
AKADEMI TEKNIK TELEKOMUNIKASI SANDHY PUTRA
JL. DI. PANJAITAN 128 PURWOKERTO
2012
MODUL II
PENGUKURAN DENGAN MULTIMETER DIGITAL
I. DASAR TEORI
A. Pengertian.
Multimeter digital adalah alat ukur yang dapat mengukur besar-besaran elektronik dimana
besaran tersebut dapat di baca dengan jelas sehingga mengurangi tingkat kesalahan dalam
menentukan nilai besaran kelistrikan.[1] Dalam multimeter digital hasil pengukuran langsung
dapat di baca dalam bentuk angka yang tampil pada layar display.[2]
46.7Ω
219.6kΩ
46.6kΩ
5.57kΩ
Gambar Simulasi Pengukuran Resistor
2. Dioda
Langkah – langkah pengukuran pada Dioda.
Hubungkan probe merah pada tanda V atau ohm dan probe hitam pada tanda com.
Tekan tombol power.
Tekan tombol pada multimeter.
Hubungkan kedua probe untuk melakukan kalibrasi multimeter.
Hubungkan probe merah pada anoda dan probe hiram pada kaki katoda.
Atur skala range yang digunakan dengan tekan tombol range.
Tekan hold untuk mencatat hasil pengukuran.
Catat hasil pengukuran.
Tipe Komponen : 1N4007
Probe : Merah – Anoda
Hitam – Katoda
Indikator : Menunjukan nilai pengukuran sebesar 0.554V
Kondisi : Baik tidak bocor
Tipe Komponen : 1N4007
Probe : Merah – Katoda
Hitam – Anoda
Indikator : Tidak menunjukkan nilai
Kondisi : Baik tidak bocor
0.554V
0.554V
Gambar Simulasi Pengukuran Dioda
3. Kapasitor
Langkah – langkah pengukuran pada Kapasitor.
Hubungkan probe merah pada tanda ohm dan probe hitam pada tanda com.
Tekan tombol power.
Tekan C pada multimeter.
Atur skala range sesuai yang akan digunakan dengan menekan tombol range.
Hubungkan probe dengan kaki – kaki kapasitor.
Tekan tombol hold untuk mencatat hasil pengukuran.
Catat hasil pengukuran.
Jenis Kapasitor Hasil Pengukuran
10µF (Polar) 13.78 µF
1µF (Non Polar) 1.044 µF
13.78 µF 1.044 µF
Gambar Simulasi Pengukuran Kapasitor
4. Transistor
Langkah – langkah pengukuran pada transistor
Hubungkan probe merah pada tanda V dan probe hitam pada tanda com
Tekan tombol power.
Tekan tombol pada multimeter.
Hubungkan probe merah pada kaki basis dan hitam pada emitor untuk tipe NPN dan probe
merah pada kaki emitor dan hitam pada kaki basis untuk tipe PNP.
Atur skala range yang digunakan dengan tekan tombol range.
Tekan hold untuk mencatat hasil pengukuran.
Catat hasil pengukuran.
Tipe komponen : NPN
Probe : 1. Merah – Basis
Hitam – Emitor
2. Merah – Emitor
Hitam – Basis
Indikator : 1. Menunjukkan angka pada pengukuran sebesar 0.469V.
2. Tidak menunjukkan nilai.
Kondisi : Baik
Tipe komponen : PNP
Probe : 1. Merah – Emitor
Hitam – Basis
2. Merah – Basis
Hitam – Emitor
Indikator : 1. Menunjukkan angka pada pengukuran sebesar 0.690V
2. Tidak menunjukkan nilai
Kondisi : Baik
0.469V
0.690V
Tipe NPN Tipe PNP
V. DAFTAR PUSTAKA
1. http://elektronika-dasar.net di akses pada tanggal 16 oktober 2012 pada jam 17.03 WIB.
2. http://smkn3amuntai.files.wordpress.com/2010/10/modul_multimeter.pdf di akses pada tanggal
16 oktober 2012 pada jam 17.17 WIB.
3.
http://labdasar.ee.itb.ac.id/lab/EL2193/0809/Percobaan%201%20Instrumentasi%20Laboratorium
.pdf di akses pada tanggal 16 oktober 2012 pada jam 17.57 WIB.
VI. LAMPIRAN
Pertanyaan dan Jawaban
Pertanyaan :
Ukur tahanan dari resistor yang disediakan satu persatu dan ukur pula rangkaian resistor sesuai
dengan gambar.
Jawaban :
Nilai Resistansi
R1 = 47Ω, R2 = 220Ω, R3 =
5.6kΩ, R4 = 47kΩ
Hasil Perhitungan :
LAPORAN PRAKTIKUM
ALAT UKUR DAN PENGUKURAN
Modul III : PENGENALAN APLIKASI OSILOSKOP
DISUSUN OLEH :
Maulana Ihsan Lubis
D312066
Kelompok 20
PARTNER PRAKTIKUM :
Laela Ardiani : D312043
Laela Kurniawati : D312045
Tanggal Praktikum : 18 Oktober 2012
Asisten Praktikum : Andra Utama
Muhammad Nur Kholis Nasution
Purna Betaria
LABORATORIUM ELEKTRONIKA & TEKNIK DIGITAL
AKADEMI TEKNIK TELEKOMUNIKASI SANDHY PUTRA
JL. DI. PANJAITAN 128 PURWOKERTO
2012
MODUL III
PENGENALAAN APLIKASI OSILOSKOP
I. DASAR TEORI
A. Pengertian
Osiloskop adalah alat ukur yang mana dapat menunjukan kepada kita “bentuk” dari
sinyal listrik dengan menunjukan grafik dari tegangan terhadap waktu pada layarnya. Itu seperti
layaknya voltmeter dengan fungsi kemampuan lebih, penampilan tegangan berubah terhadap
waktu, sebuah graticule setiap 1 cm grid membuat kita dapat melakukan pengukuran dari
tegangan dan waktu pada layar (screen).[1]
Gambar Osiloskop[2]
B. Bagian-bagian Osiloskop beserta fungsinya
fH : fV = 1 : 3
fH/fV = 1/ 3
50/fV= 1/ 3
150 = fV
f=1/λ x Time/div ms
150 = 1/λ x 5 ms
150 x λ x 5 ms = 1
λ = 1/ 750 m
λ = 1000/ 750
λ = 1.33
fH : fV = 3 : 1
fH/fV = 3/1
50/fV= 3/1
16.67 = fV
f=1/λ x Time/div ms
16.67= 1/λ x 5 ms
16.67x λ x 5 ms = 1
λ = 1/ 83.35 m
λ = 1000/ 83.35
λ = 11.9
fH : fV = 2 : 3
fH/fV = 2/3
50/fV= 2/3
75= fV
f=1/λ x Time/div ms
75= 1/λ x 5 ms
75 x λ x 5 ms = 1
λ = 1/ 375 m
λ = 1000/ 375
λ = 2.67
1. 90°
a = 3,2
A = 3,2
θ = arc sin ( a/A )
θ = arc sin ( 3,2/3,2 )
θ = arc sin (1)
θ = 90°
2. 180°
a = 1,6
A = 3,2
θ = arc sin ( a/A )
θ = arc sin ( 1,6/3,2 )
θ = arc sin (0,5)
θ = 30o
3. 0°
a = 0,2
A = 3,4
θ = arc sin ( a/A )
θ = arc sin ( 0,2/3,4)
θ = arc sin (0,06)
θ = 3,4°
4. 45°
a = 1,4
A = 3,2
θ = arc sin ( a/A )
θ = arc sin ( 1,4/3,2 )
θ = arc sin (0,44)
θ =26,10 o
III. ANALISA DAN PEMBAHASAN
Sebelumnya kita telah membahas mengenai alat ukur Multimeter analog dan Multimeter
Digital, pada pratikum ini kita akan membahas aplikasi dari osiloskop, osiloskop adalah alat ukur
dimana bentuk gelombang sinyal listrik yang diukur akan tergambar pada layar tabung sinar
katoda atau alat ukur yang dapat memetakan sinyal listrik
Fungsi dari osiloskop adalah untuk menganalisa tingkah laku besaran yang berubah-
ubah terhadap waktu yang ditampilkan pada layar, untuk dapat melihat bentuk sinyal yang
sedang diamati. Dengan adanya osiloskop kita dapat mengetahui berapa frekuensi, periode dan
tegangan dari sinyal, dengan sedikit penyetelan kita juga dapat mengetahui beda fasa antara
sinyal masukan dan sinyal keluaran.
Beberapa kegunaan dari osiloskop adalah kita dapat mengukur besaran tegangan listrik
dan hubungannya terhadap waktu, mengukur frekuensi sinyal yang berosilasi, mengecek
jalannya suatu sinyal pada sebuah rangkaian listrik, untuk membedakan antara arus AC dengan
arus DC dan yang terakhir untuk mengecek noise pada sebuah rangkaian listrik dan
hubungannya terhadap waktu.
Didalam osiloskop terdapat tabung panjang yang di sebut tabung sinar katoda atau
Cathode Ray Tube (CRT). Secara prinsip osiloskop terbagi atas dua tipe, yaitu tipe analog (ART
– Analog Real Time Osciloscope) dan tipe digital (DSO – Digital Storage Osciloscope). Masing
– masing dari jenis osiloskop tersebut memiliki kelebihan dan kekurangannya masing – masing.
Perbedaan dari masing – masing jenis osiloskop ini adalah, pada osiloskop analog menggunakan
tegangan yang diukur untuk menggerakkan berkass electron dalam tabung sesuai gambar yang
diukur sedangkan pada osiloskop digital, osiloskop ini memcuplik bentuk gelombang yang
diukur dengan menggunakan ADC (Analog to Digital Converter) untuk mengubah besaran
tegangan yang di cuplik menjadi besaran digital.
Osiloskop itu terdiri dari dua bagian utama yaitu display dan panel kontrol, display itu
berfungsi sebagai tempat sinyal uji ditampilakn dan display itu seperti tampilan layar televisi
tetapi perbedannya kalau tampilan televisi berwarna warni sedangkan pada display osiloskop
tidak. Pada display ini terdapat dua garis-garis yang melintang secara vertikal dan secara
horizontal yang membentuk kotak-kotak yang disebut dengan div. Arah garis dari vertikal untuk
menunjukan sumbu tegangan sedangakn arah garis dari horizontal untuk menunjukan sumbu
waktu. Display atau layar osiloskop terbagi atas 8 kotak skala besar dalam arah vertikal dan 10
kotak dalam arah Horizontal. Tiap kotak di buat skala yang lebih kecil dan tombil-tombol pada
osiloskop digunakan untuk mengubah nilai skala-skala tersebut. Sedangkan panel control itu
berisi tombol-tombol yang digunakan untuk menyesuaikan tampilan pada layar. Osiloskop juga
terdiri dari dua kanal yang bisa digunakan untuk melihat dua sinyal yang berlainan, sebagai
contoh kanal satu untuk melihat sinyal masukan dan kanal dua untuk melihat sinyal keluaran
ataupun sebaliknya.
Terdapat bebrapa jenis gelombang yang dapat diperlihatkan oleh display osloskop yaitu
: gelombang sinusoida, gelombang blok, gelombang gigi gergaji dan yang terakhir gelombang
segitiga.
Apabila ingin menggunakan osiloskop, osiloskop harus distel atau di atur terlebih
dahulu agar tidak terjadi kesalahan fatal dalam pengukurannya, hal pertama yang harus kita
lakukan sebelum pemakaian adalah pengkalibrasian, kita dapat melakukan kalibrasi dengan
menggunakan tegangan referensi yang terdapat pada osiloskop, ada dua jenis tegangan referensi
yang bisa digunakan sebagai acuan yaitu tegangan persegi 2 Vpp dan 0.2 Vpp dengan frekuensi
1 KHz. Hubungkan probe dengan terminal tegangan acuan maka akan muncul tegangan persegi
pada layar monitor osiloskop. Pada saat kita selesai melakukan kalibrasi yang harus keluar
dilayar adalah garis lurus mendatar jika tidak ada sinyal masukan dan yang harus kita atur adalah
fokus, intensitas, kemiringan, x position dan y positionnya.
Apabila kita ingin melihat bentuk sinyal pada dua tempat yang berbeda dalam suatu
rangkaian elektronik kita dapat melakukan dual trace pada osiloskop. Dual Trace adalah cara
untuk memperagakan dua buah sinyal sekaligus secara bersamaan. Tombol yang digunakan pada
dual trace adalah tombol dual, tombol chop dan tombol inv. Tombol dual di gunakan apabila kita
ingin melihat dua gelombang secara bergantian, tombol chop di gunakan apabila kita ingin
meliihat dua gelombang secara bersamaan, jika kita ingin mengaktifkan tombol ini kita harus
menekan tombol Dual dan tombol Add, sedangkan tombol inv di gunakan untuk mengatur agar
fassanya menjadi sama.
IV. KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN.
1. Secara umum fungsi dari osiloskop adalah untuk menganalisa tingkaah laku besaran yang
berubah-ubah terhadap waktu yag ditampilkan pada layar, untuk melihat bentuk sinyal listrik
yang sedang kita amati.
2. Terdapat beberapa jenis tegangan gelombang yang terdapat padaa osiloskop yaitu gelombang
sinusoida, gelombang blok, gelombang gigi gergaji dan gelombang segitiga.
3. Cara penggunaan osiloskop adalah pertama pengkalibrasian kemudian menyetel fokus,
intensitas, kemiringan, x position dan y position, setelah probe dikalibrasi maka dengan
menempelkan probe ke terminal tegangan acuan maka akan muncul tegangan persegi pada layar.
4. Layar osiloskop terbagi atas 8 skala besar arah vertikal dan 10 kotak dalam arah horizontal.
B. SARAN.
1. Sebaiknya sebelum kita menggunakan osiloskop kita harus mengetahui cara penggunaanya.
2. Apabila kita ingin menggunakannya sebaiknya osiloskop harus distel atau di atur terlebih dahulu
agar tidak terjadi kesalahan fatal dalam penggunaanya.
3. Mintalah bantuan pembimbing untuk melakukan pratikum.
V. DAFTAR PUSTAKA
1. http://blog.uin-malang.ac.id/ellie/2011/06/osiloskop/ di akses pada tanggal 19 oktober 2012 pada
jam 15.32 WIB.
2. http://web.ipb.ac.id/~henrymanik/pdf/Tutorial%20OSILOSKOP.pdf di akses pada tanggal 19
oktober 2012 pada jam 15.52 WIB.
3. http://ikabuh.files.com/2012/02/tugas-osiloskop.pdf di akses pada tanggal 18 oktober 2012 pada
jam 13.28 WIB.