Anda di halaman 1dari 9

2.

Siklus I Pertemuan Ke Dua

a. Perencanaan

Perencaan telah dipersiapkan yaitu RPP, lembar observasi dan

perangkat pembelajaran, yang berupa penentuan kompetensi dasar yang

akan dicapai, penyiapan media pembelajaran berupa poster iklan

komersial, lembar observasi dan penyiapan rubric penulaian menulis.

b. Pelaksanaan Tindakan

Sesuai dengan perencanaan disusun, tindakan siklus I pertemuan

ke dua dilaksanakan pada hari X. Adapun langkah-langkah pembelajaran

yang dilakukan guru sebagai berikut :

1) Kegiatan Awal :

(a) Guru membuka pelajaran dengan salam, (b) Kemudian guru

bertanya kepada siswa “apakah kalian pernah menulis paragraf?”,

“Jelaskan yang dimaksud paragraph yang kalian sebutkan!”, (c) Guru

menyampaikan tujuan pembelajaran dengan haparan di akhir

pembelajaran siswa dapat menulis paragraph persuasi dengan baik

dan benar.

2) Kegiatan Inti :

(a) Guru menyampaikan materi paragraph dengan mengacu pada

buku pegangan siswa dan LKS yang didahului dengan menjelaskan

pengertian paragraph serta perbedaannya, (b) Guru menjelaskan


karakteristik setiap paragraph, (c) Guru menunjukkan contoh poster

iklan komersial dengan tema “Keselamatan di Jalan Raya”,

kemudian membuat kerangka karangan berdasarkan tema pada poster

tersebut dan mengembangkannya menjadi sebuah paragraph yang

utuh, setelah itu mendiskusikannya bersama teman, (d) Guru

membagikan poster dengan tema “ Keselamatan di Jalan Raya “,

siswa mengamati lalu mendiskusikan hasilnya dengan teman, (e)

Guru mengadakan tes menulis paragraph persuasi berdasarkan iklan

poster yang telah dibawa dari rumah.

3) Kegiatan Akhir :

(a) Guru menyimpulkan materi bersama siswa, (b) Guru

menyampaikan pesan belajar, dan (c) Guru menutup pembelajaran

dengan salam.

3. Observasi

Observasi atau kegiatan pengamatan dilaksanakan pada saat proses

pembelajaran berlangsung. Observasi terhadap siswa dilakukan oleh guru

sebagai peneliti yang dibantu guru mitrakolaborator, dengan observasi

terhadap kinerja guru dilakukan oleh guru mitrakolaborator.

a. Observasi terhadap kinerja guru

Hasil observasi terhadap kinerja guru dilakukan guru

mitrakolaborator diperoleh hasil sebagai berikut :

Tabel 6 : Hasil observasi guru selama proses pembelajaran siklus I


No. Indikator yang diamati Hasil Kriteria
Pengamatan
1. Guru menyampaikan apersepsi dan 1,5 Cukup
tujuan pembelajaran
2. Guru menjelaskan materi 2,5 Baik
pembelajaran
3. Guru mengoptimalkan media Iklan 3 Baik
Poster
4. Guru membuka termin tanya jawab 2,5 Baik

5. Guru memberi motivasi 2 Cukup

6. Guru menyimpulkan materi bersama 2 Cukup


siswa
Rata-rata 2,25 Baik

Berdasarkan pengamatan terhadap tindakan yang dilakukan oleh

guru mitrakolaborator diuraikan, sebagai berikut :

1) Guru menyampaikan apersepsi dan tujuan pembelajaran cukup baik,

tetapi siswa belum merespon pertanyaan yang disampaikan guru

karena dalam menyampaikan apersepsi terlalu cepat.

2) Guru sudah baik dalam menyampaikan pengertian beberapa

paragraf, perbedaan antar paragraf dan ciri-ciri paragraph, namun

penjelasan belum dapat dipahami siswa karena terlalu cepat.

3) Guru sudah baik dalam memanfaatkan media pembelajaran dengan

memberi contoh dan cara menulis paragraph, tetapi beberapa siswa

kurang jelas terutama siswa yang duduk di bagian belakang.


4) Guru sudah baik dalam memberikan kesempatan kepada siswa

untuk bertanya tentang materi pelajaran yang belum dipahami.

5) Guru cukup baik dalam memotivasi siswa untuk berlatih menulis.

6) Guru cukup baik dalam memberi kesempatan kepada siswa untuk

menyimpulkan dan merefleksi materi pelajaran.

7) Guru telah mengadakan tes evaluasi berupa tes produk menulis

karangan persuasi.

8) Pada kegiatan penutup, guru memberi pesan belajar kepada siswa

memberi tugas untuk membawa poster/iklan layanan masyarakat.

b. Observasi terhadap keaktifan belajaran siswa.

Hasil observasi terhadap keaktifan belajar siswa dilakukan guru

dibanu guru mitrakolaborator yang dicatat dalam lembar observasi

diperoleh hasil sebagai berikut :

Tabel 7 : Hasil Observasi Aktifitas Siswa dalam Pembelajaran Siklus I

No Indikator yang diamati Target Jumlah Pecapaian


Siswa
1. Aktif merespon apersepsi 70% 22 61,11%
2. Aktif memperhatikan penjelasan guru 80% 23 63,89%
3. Aktif memperhatikan contoh poster 80% 26 72,22%
4. Aktif dalam tanya jawab 60% 20 55,56%
5. Aktif membuat paragraph persuasi 90% 28 77,78%
6. Aktif menyimpulkan materi pelajaran 90% 27 75,00%
Rata-rata 67,59%

Berdasarkan tabel tersebut di atas dapat dideskripsikan sebagai berikut :


1) Siswa yang aktif merespon untuk menjawab pertanyaan dalam

apersepsi yang disampaikan guru hanya 22 siswa atau 61,11%,

sedangkan siswa yang lain masih sibuk dengan aktifitas sendiri da n

ada yang baru menyiapkan buku tulis dan diktat Bahasa Indonesia.

2) Pada kegiatan inti, pada saat guru menjelaskan materi paragraph

persuasi, hanya 23 siswa atau 63,89%, yang lain tidak semangatdan

ada yang mengantuk dengan meletakkan kepala di atas meja.

3) Pada waktu guru menunjukkan iklan poster, siswa yang serius

memperhatikan sejumlah 26 siswa atau 72,22%, siswa yang lain baru

sekedar menikmati aapa yang dilihat.

4) Siswa yang aktif dalam tanya jawab yang diberikan guru hanya 30

siswa atau 55,56%, sedang siswa yang lain masih ragu-ragu.

5) Siswa yang aktif menyusun paragraph persuasi sebanyak 28 siswa

atau 77,78%, yang lainnya masih suka menyontek temen sebangku.

6) Siswa yang aktif menyimpulkan materi pembelajaran sebesar 27

siswa atau 75%, siswa yang lain disebabkan belum mampu menulis.

c. Observasi Hasil Belajar

Berdasarkan hasil pengamatan terhadap perolehan nilai tes siklus

I, diperoleh hasil sebagai berikut :

Tabel 8 : Hasil observasi kemampuan menulis persuasi siklus I

No Hasil Belajar Siswa Nilai


1. Nilai rata-rata kelas 71,53
2. Siswa tuntas belajar 80,56 %

Berdasarkan tabel di atas dapat dideskripsikan sebagai berikut :

1) Siswa yang tuntas belajar (memperoleh nilai ≥ 70) hanya berjumlah

29 siswa atau 80,56%, sedangkan 19,44% yang lain belum tuntas.

2) Nilai rata-rata kelas mencapai 71,53, artinya keberhasilan siswa

masih dibawah KKM sebesar 70.

4. Analisis dan Refleksi.

Berdasarkan hasil yang diperoleh pada siklus I, dapat ditarik

kesimpulan sementara bahwa tindakan yang dilakukan guru walaupun telah

diupayakan sesuai dengan perencanaan ternyata belum mampu

meningkatkan keaktifan belajar siswa sesuai persentase target indicator yang

sudah ditentukan maupun hasil belajar siswa dalam menulis persuasi. Untuk

lebih jelasnya, hal tersebut diuraikan sebagai berikut :

a. Keaktifan siswa merespon apersepsi dalam pembelajaran belum

optimal, yaitu masih kurang 8,89% karena beberapa siswa belum siap

mengikuti pembelajaran.

b. Keaktifan siswa terhadap penjelasan guru dalam pembelajaran masih

jauh dari persentase target indicator, yaitu masik kurang 16,11% karena

tidak semangat da nada yang mengantuk dengan meletakkan kepala di

atas meja.
c. Keaktifan siswa memperhatikan contoh iklan poster yang dijelaskan

guru selama pembelajaran masih kurang 7,78% karena baru sekadar.

d. Keaktifan siswa dalam tanya jawab selama pembelajaran belum

mencapai persentase target indicator, yaitu masih kurang 4,44% karena

siswa masih ragu-ragu.

e. Keaktifan siswa membuat paragraph persuasi dalam pembelajaran

masih belum sesuai target, yaitu masih kurang 12,22% karena masih

belum mampu menulis.

f. Keaktifan siswa menyimpulkan materi pelajaran masih kurang 15%

karena masih belum mampu menulis.

g. Rata-rata keaktifan siswa hanya mencapai 67,59%.

Disamping itu, guru belum dapat mengelola kelas dengan baik,

belum mampu menciptakan situasi pembelajaran yang kondusif yang

mampu mendukung siswa untuk aktif, konsentrasi dan termotivasi dalam

belajar. Sebenarnya guru telah memberi kesempatan siswa untuk bertanya

dan mengemukakan pendapat, namun kurang dimanfaatkan oleh siswa. Hal

tersebut merupakan tantangan yang menarik bagi guru untuk menjadikan

siswa aktif dalam tanya jawab dan antusias dalam keseluruhan proses

pembelajaran. Perhatian guru belum merata, beberapa siswa terutama yang

bertempat duduk di deretan belakang banyak yang tidak memperhatikan

pelajaran namun tidak diberi teguran.Alokasi waktu yang tersedia untuk

praktik menulis terlalu sedikit sehingga siswa kurang leluasa untuk


mengembangkan ide. Poster yang tersedia agak sulit dipahami siswa karena

terlalu banyak gambar, tetapi hal tersebut dapat diantisipasi dengan sesi

tanya jawab atau diskusi antar teman sebangku.

Berdasarkan kemampuan siswa dalam menulis paragraph persuasi

masih terbilang rendah, terbukti hanya 25 siswa dari 36 siswa atau 69,44%

yang tuntas belajar (memperoleh nilai ≥ 70), dengan nilai rata-rata 71,53,

nilai tertinggi 80, dan nilai terendah 55. Siswa yang salah dalam menulis

paragraph persuasi (tulisannya berbentuk argumentasi) ada 6 siswa, 2 siswa

yang sama sekali tidak mampu menuangkan ide untuk dijadikan paragraph

persuasi serta 3 siswa masih kacau dalam menulis. Kondisi tersebut

menyebabkan guru perlu mengulang pembelajaran menulis persuasi.

Berdasarkan hasil analisa dan refleksi di atas secara eksplisit telah

dapat diketahui beberapa kelemahan dan kekurangan tindakan guru dalam

pembelajaran menulis paragraph persuasi. Untuk mengatasi kelemahan yang

terjadi pada siklus I, maka peneliti sebagai guru menutuskan untuk

mengambil langkah-langkah perbaikan sebagai berikut :

a. Interaksi guru dengan siswa akan ditingkatkan, dengan cara sesekali

berkeliling kelas, memperhatikan siswa secara menyeluruh. Langkah

tersebut diharapkan dapat membuat siswa merasa mendapat perhatian

sehingga semakin sungguh-sungguh dalam belajar.

b. Guru memperbaiki pengelolaan kelas. Dalam menjelaskan materi

pelajaran akan diberi selingan humor namun masih tetap dalam suasana
yang serius, memperbanyak porsi tanya jawab, guru akan memotivasi

siswa dengan memberi penghargaan walaupun sekedar udapan “baik”,

“bagus” dan tepuk tangan kepada siswa yang mau bertanya dan dapat

menjawab pertanyaan guru atau siswa lain yang bertanya. Guru akan

menambah alokasi waktu untuk menulis paragraph persuasi sehingga

siswa lebih leluasa dalam mngembangkan idenya.

c. Guru akan memberi keterangan yang lebih jelas lagi tentang paragraph

persuasi, namun dalam memberi penguatan ini tidak perlu mengulang

mareti dari awal sebab dikawatirkan akan menimbulkan kebosanan pada

siswa. Guru cukup memberi penjelasan ulang tentang penulisan

paragraph persuasi dengan baik dan benar.

SELAMAT BERKREASI DALAM MENGEMBANGKAN PENJELASAN

BERSAMBUNG

Anda mungkin juga menyukai