Dasar Pemikiran Sumber daya air merupakan salah satu sumber daya alam yang ada di bumi sebagai karunia dari Tuhan. Sumber daya air mempunyai peranan sangat penting bagi kehidupan umat manusia dan mahluk hidup lainnya di bumi, karena tanpa air semua mahluk akan binasa. Air tidak hanya untuk keperluan air minum dan rumah tangga saja, tetapi dimanfaatakan juga dalam aspek kehidupan lainnya seperti pertanian, perkebunan, perumahan, industri, pertambangan, pariwisata dan lain-lain, bahkan sudah menjadi komoditas komersialSumber utama air berasal dari hujan yang turun ke bumi, dimana sebagian akan mengalir di permukaan tanah sebagai air permukaan dan sebagian lagi meresap ke dalam tanah membentuk air tanah. Air permukaan dan air tanah akan mengalir dari daerah yang lebih tinggi (daerah resapan) menuju ke daerah yang lebih rendah dan akhirnya ke laut, dalam perjalanannya, sebagian air tersebut akan menguap ke udara menjadi awan, kemudian jatuh kembali ke tanah sebagai hujan.Air tanah merupakan kebutuhan pokok hidup bagi semua makhluk hidup. Oleh karena itu, dalam pengelolaannya harus dapat menjamin pemenuhan kebutuhan yang berkecukupan secara berkelanjutan. Keberadaan air tanah mempunyai fungsi sosial, lingkungan dan ekonomi. Oleh karena itu, pengelolaannya harus dapat menjamin kelestarian dan ketersediaannya secara berkesinambungan. Latar Belakang Air tanah terdapat di bawah permukaan tanah baik berada di daratan maupun di bawah dasar laut, mengikuti sebaran karakteristik tempat keberadaannya yaitu dalam lapisan tanah atau batuan pada cekungan air tanah (CAT). Yang dimaksud CAT adalah suatu wilayah yang dibatasi oleh batas hidrogeologis tempat semua kejadian hidrogeologis seperti proses pengimbuhan, pengaliran dan pelepasan air tanah berlangsung (Pasal 1 angka 12 UU No. 7 Tahun 2004).Keberadaan air tanah di Indonesia cukup melimpah, akan tetapi tidak di setiap tempat terdapat air tanah (CAT) tergantung pada kondisi geologi meliputi proses pengendapan dan struktur geologi yang berpengaruh terhadap sifat fisik tanah dan batuan serta curah hujan.Pengambilan air tanah dalam upaya pemanfaatan atau penggunaannya memerlukan proses sebagaimana dilakukan pada kegiatan pertambangan mencakup kegiatan penggalian atau pengeboran. Dasar Pengelolaan Air Tanah Pengelolaan air tanah didasarkan pada cekungan air tanah (Pasal 12 ayat (2) UU No. 7 Tahun 2004 Tentang Sumberdaya Air. Cekungan air tanah di Indonesia meliputi: 1. cekungan air tanah lintas negara, dikelola oleh Pemerintah Pusat 2. cekungan air tanah lintas provinsi, dikelola oleh Pemerintah Pusat 3. cekungan air tanah lintas kabupaten/kota, dikelola oleh Pemda. provinsi 4. cekungan air tanah dalam satu kabupaten/kota, dikelola oleh Pemda. kabupaten/kotaDalam pengelolaan air tanah berbasis CAT meliputi kegiatan: perencanaan, pelaksanaan, pengendalian, pengawasan, pemantauan dan evaluasi.Berdasarkan hasil inventarisasi CAT yang dilaksanakan oleh DESDM, terdiri dari: 1. Dalam kabupaten/kota : 244 CAT (60 %) 2. Lintas kabupaten/kota : 139 CAT (30 %) 3. Lintas provinsi : 34 CAT (9 %) 4. Lintas Negara : 4 CAT (1 %) Landasan Kebijakan Pengelolaan Air Tanah 1. Air tanah mempunyai peran yang penting bagi kehidupan dan penghidupan rakyat Indonesia, mengingat fungsinya sebagai salah satu kebutuhan pokok hidup. 2. Air tanah harus dikelola secara bijaksana, menyeluruh, terpadu, berkelanjutan, dan berwawasan lingkungan. 3. Pengelolaan air tanah secara teknis perlu disesuaikan dengan perilaku air tanah meliputi keterdapatan, penyebaran, ketersediaan, dan kualitas air tanah serta lingkungan keberadaannya. 4. Pengelolaan air tanah wajib mengacu kebijakan pengelolaan air tanah pada cekungan air tanah, kebijakan ini mengacu pada UU No. 7 Tahun 2004 tentang Sumber daya air (SDA) 5. Kebijakan pengelolaan air tanah ditetapkan oleh Menteri, Gubernur, atau Bupati/Walikota sesuai dengan kewenangan masing-masing. 6. Pengelolaan air tanah perlu diarahkan pada keseimbangan antara upaya konservasi dan pendayagunaan air tanah yang terintegrasi dalam kebijakan dan pola pengelolaan sumber daya air. 7. Kegiatan utama dalam pengelolaan air tanah yang mencakup konservasi dan pendayagunaan air tanah diselenggarakan untuk mewujudkan: Kelestarian dan kesinambungan ketersediaan air tanah Kemanfaatan air tanah yang berkelanjutan Visi dan Misi Pengelolaan Air Tanah Visi, Terwujudnya kelestarian, kesinambungan, ketersediaan, serta kemanfaatan air tanah yang berkelanjutan untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. Misi, Terlaksananya Konservasi, Pendayagunaan, Pemberdayaan dan peningkatan peran aparat dan masyarakat dan Peningkatan penyediaan data dan informasi Perizinan Penggunaan Air Tanah Hak Guna Air terdiri dari hak guna pakai dan hak guna usaha.Secara prinsip izin hak guna air ini dikeluarkan oleh Bupati/Walikota sesuai kewenangannya, setelah memperoleh rekomendasi teknis dari Menteri atau Gubernur sesuai kewenangannya. Hak Guna Pakai di peroleh tanpa izin, hak ini pada prinsipnya adalah untuk: 1. kebutuhan pokok sehari-hari dengan kriteria: Penggunaan air tanah dari sumur bor dengan diameter < 2 inchi Penggunaan air tanah dengan tenaga manusia dari sumur gali Penggunaan air tanah kurang dari 100 m3/bulan per kepala keluarga Penggunaan air tanah dari sumur bor dengan diameter < 4 inchi dengan pengambilan kurang dari 100 m3/bulan 2.Pertanian Rakyat, dengan criteria: Pemakaian tidak lebih 2 liter/detik per kepala keluarga Tidak mengganggu kebutuhan pokok sehari-hari masyarakat setempat Sumur di areal pertanian jauh dari pemukiman. Persyaratan Mendapatkan izin Penggunaan Air Tanah Persyaratan untuk mendapatkan izin diperlukan persyaratan administrasi dan teknis. 1. Administrasi terdiri dari: Identitas pemohon/akte perusahaan Profil perusahaan Nama dan alamat pemohon 2. Persyaratan Teknis, terdiri dari: Peta lokasi dan situasi rencana pengelolaan Rencana debit air yang akan dipakai Dokumen ukl dan upl atau AMDAL Informasi penggunaan air tanah yang sudah ada Hak Pemegang Izin 1. Melakukan pengeboran atau penggalian air tanah 2. Memakai air tanah sesuai kebutuhan dalam izin Kewajiban Pemegang Izin 1. Membayar jasa pelayanan perizinan 2. Memberi sebagian air tanah kepada masyarakat sekurang-kurangnya 10% 3. Melaporkan jumlah air tanah yang dipakai 4. Membayar pajak pemanfaatan air tanah 5. Membangun sumur resapan Berakhirnya Izin 1. Habis masa berlakunya 2. Izin dikembalikan 3. Izin dicabut