Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN PRAKTEK

INSTALASI LISTRIK KOMERSIL

DISUSUN OLEH

RIFALDI LUBIS 5163331023

DARI KELOMPOK : 1

PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2018
KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan segala puji dan syukur kehadirat Allah Yang Maha Esa, yang telah
memberikan kasih dan rahmat-Nya sehingga penulisan Laporan Praktek instalasi Komersil
semester 4 ini dapat penulis selesaikan dengan baik. Adapun penulisan laporan Praktek
Insatalasi Komersil ini disusun untuk melengkapi sebagian syarat dalam mencapai nilai Akhir
yang baik.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa masih banyak kekurangan dalam penulisan ini,
baik dalam segi materi, teknis maupun penyajian bahannya. Oleh karena itu penulis
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun untuk lebih menyempurnakan
penulisan ini. Akhir kata penulis berharap semoga penulisan ini dapat bermanfaat bagi para
pembaca.

Medan, Mei 2018

Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Sebagai mahasiswa/i jurusan Teknik Konversi Energi, dimana mahasiswa/i
mempelajari berbagai materi yang berhubungan dengan teknik mesin, dan teknik listrik.
Salah satu kompetensiyang harus dimiliki mahasiswa/i Teknik Konversi Energi ialah, memahami
instalasi listrik.
Pada materi ini, sub bab instalasi yang di perlu dipahami ialah instalasi penerangan. Dan
mahasiswa/i di tuntut agar bisa memahami dan menerapkan gambar teknik instalasi
penerangan,serta teknik instalasi penerangan itu sendiri.
Diharapkan pula, mahasiswa/i dapat menerapkan prinsip-prinsip dalam perencanaan
instalasilistrik sesuai Peraturan Umum Instalasi Listrik (PUIL) 2000, dan menerapkan prinsip :
keamanan,keandalan, kemudahan tercapaian, ketersediaan, keindahan dan ekenomis.
B. Tujuan praktikum
1. Mahasiswa/i dapat mengenal peralatan instalasi listrik dan melaksanakan sesuai fungsinya.
2. Mahasiswa/i dapat melaksanakan hubungan pada listrik terminal yang diinginkan.
3. Mahasiswa dapat menginstalasi penerangan sesuai dengan peralatan dan komponen yang
dibutuhkan.
4. Mahasiswa/i dapat mengaplikasi informasi instalasi listrik.
5. Mahasiswa dapat mengenal jenis-jenis kabel instalasi listrik.
6. Mahasiawa/i dapat membuat diagram daya.
7. Mahasiswa/i dapat mengukur tahanan.
8. Mahasiswa/i dapat mengukur daya yang terdapat pada instalasi.
C. Pelaksanaan
Pelaksaan praktikum instalasi listrik Teknik Konversi Energi dilaksanakan secara bertahap.
Praktikum Instalasi listrik terbagi atas tiga kelompok berikut:
1. Kelompok terminal papan hubung
2. Kelompok instalasi penerangan
3. Kelompok instalasi motor listrik
D. S t a n d a r t O p e r a t i o n a l P r o c e d u r (SOP)
1. Harus sesuai layout
2. Pengawatan kabel
a. Jumlah kabel dan panjang kabel.
b. Masukan kabel secara bersamaan jika ada gunakan pegas penarik kabel.
c. Kupas kabel secukupnya kurang lebih 5 cm.
d. Hubungkan kabel sesuai dengan recana instalasi
3. Test
a. Ohmmeter
b. Isolasi
c. PLN
4. Pasang KWH meter :
a. Memasang beban
b. Mencatat beban
c. Menghitung putaran, waktu dan membandingkan putaran dengan beban.
BAB II

TEORI SINGKAT

I. Teori Singkat Praktek Pertama “ Menyambungkan Kabel “

Dalam bab ini kita akan mempelajari secara detail bagaimana cara kerja dan kegunaanya
dari alat kerja. Sebelum kita membahas satu persatu dari alat kerja, perlu kita ketahui bahwa
semua alat yang kita gunakan dikerjakan secara manual maka dari itu perlunya keseimbangan
antara posisi tubuh dan gerakan tubuh. Selain itu juga kita harus menggunakan pelindung tubuh
untuk menghindari bahaya keselamatan kerja.
A. Simbol-simbol dalam Instalasi Listrik
B. Kabel
Kabel listrik adalah media untuk menyalurkan energi listrik. Sebuah kabel listrik
terdiri dari isolator dan konduktor.

Isolator adalah bahan pembungkus kabel yang biasanya terbuat dari bahan thermoplastik
atau thermosetting, sedangkan konduktornya terbuat dari bahan tembaga ataupun aluminium.

Kemampuan hantar sebuah kabel listrik ditentukan oleh KHA (kemampuan hantar arus)
yang dimilikinya, sebab parameter hantaran listrik ditentukan dalam satuan Ampere.
Kemampuan hantar arus ditentukan oleh luas penampang konduktor yang berada dalam kabel
listrik, adapun ketentuan mengenai KHA kabel listrik diatur dalam spesifikasi SPLN.
II. Teori Praktek kedua “ Saklar tukar”
A. Jenis saklar dan cara kerjanya
Dalam praktikum instalasi penerangan ini, terdapat 3 saklar tunggal, 2 saklar dua arah, 2
saklarseri, dan 3 stop kontak. Setiap saklar memiliki cara kerja yang berbeda beda, berikut cara
kerjanya:
1. Saklar tunggal
Fungsi sakelat tunggal adalah untuk menyalakan dan mematikan lampu. Pada sakelar ini
terdapat dua titik kontak yang menghubungkan hantaran fasa dengan lampu atau alat yang lain.
2. Saklar seri
Sakelar seri adalah sebuah sakelar yang dapat menghubungkan dan memutuskan dua
lampu,atau dua golongan lampu baik secara bergantian maupun bersama-sama. Sakelar seri
seringdisebut pula sakelar deret.
3. Saklar dua arah
Sakelar tukar sering disebut dengan sakelar hotel karena banyak dipakai dipakai di hotel-
hoteluntuk menyalakan dan memadamkan dua lampu atau dua golongan lampu secara
bergantian.Selain itu, sakelar dapat pula digunakan untuk menyalakan dan memadamkan satu
lampu atausatu golongan lampu dari dua tempat dengan menggunakan dua sakelar tukar.
B. Megger
Mega Ohm Meter atau yang biasa disebut megger merupakan salah satu alat
ukur yang berfungsi untuk mengukur tahan isolasi dari suatu instalasi atau untuk mengetahui
apakah penghantar dari suatu instalasi terdapat hubung langsung, apakah antara fasa dengan fasa
ataudengan nol (tanah).

C. Daya listrik
Daya listrik didefinisikan sebagai laju hantaran energi listrikdalam sirkuit listrik. Satuan.
SI daya listrik adalah watt yang menyatakan banyaknya tenaga listrik yang mengalir per
satuan waktu (joule/detik). Rumus energi listrik adalah
W = V . I.T
W = energi ( Joule) I = kuat arus (Ampere)
V = tegangan (Volt) T = lama waktu (sekon)
III. Teori Praktek kedua “ Saklar Seri”

Sakelar listrik berfungsi untuk menghubungkan atau memutuskan rangkaian listrik.

Terdapat bermacam-macam sakelar listrik, diantaranya adalah sakelar tunggal, sakelar deret
(seri), sakelar tukar dan lain-lain. Lampu pijar adalah lampu yang menghasilkan cahaya dengan
memanaskan serabut pijar (filamen) di dalamnya. Di dalam serabut pijar ini lah tenaga listrik
diubah menjadi panas dan cahaya. Terdapat beberapa ukuran daya untuk lampu pijar misalnya:
10W, 15W, 25W, 40W, 60W dan lain-lain. Semakin besar daya sebuah lampu pijar, maka akan
semakin terang lampu tersebut.

Fitting atau dudukan lampu adalah suatu alat untuk menghubungkan lampu dengan
kawat-kawatjar ingan listrik secara aman. Berdasarkan pemakaiannya bentuk fitting terdapat
beberapa macam, yaitu fitting tempel (fitting duduk), fitting gantung, fitting bayonet, gabungan
antara fitting dengan stop kontakdan lain-lain.

Pipa Listrik berfungsi untuk melindungi kabel-kabel instalasi listrik. Terdapat beberapa
jenis pipa diantaranya pipa union dan pipa pvc. Ukuran pipa yang biasa digunakan dalam
pemasangan instalasi rumah adalah 5/8”. Untuk pemasangan pipa pada instalasi rumah biasanya
dilengkapi dengan bahan-bahan pendukungnya, seperti klem pipa, dan pipa penyambung.
Berikut adalah contoh dari beberapa bentuk pipa dan penyambungnya serta klem pipa

IV. Teori Praktek ketiga

lux meter adalah alat yag digunakan untuk mengukur besarnya intensitas cahaya
disuatu tempat. Prinsip kerja alat ukur lux meter ini ialah digunakan untuk mengukur
besarnya intensitas cahaya atau kuat penenerangan cahaya sutu ruangan, dimana alat ini
dapat membuktikan besaran kuat suatau cahaya lampu pada ruangan.

Pencahayaan yang tidak baik/tidak memenuhi standard kebutuhan dapat


mengakibatkan beberapa gangguan seperti :

a) Gangguan kenyamanan
b) Mengakibatkan kecelakaan
c) Menurunkan produktivitas
Sedangkan beberapa gangguan yang diakibatkan ultraviolet yang berlebihan, seperti :

a) Conjungtivitis
b) Inflamasikornea
c) Necrosis retina
d) Katarak hingga kebutaan

Alat yang digunakan untuk mengukur intensitas cahaya disebut spektro


fotometri. Pengukuran pencahayaan suatu ruangan dapat dilakukan dengan 2 (dua
)metode :

1. General lighting

Pencahayaan yang merata di seluruh ruangan, pengukuran di lakukan pada setiap 1 meter
persegi ruangan .

2. Local lighting

Pengukuran pencahayaan yang di lakukan dengan mengambil sampel pada titik


tertentu yang minimal 5 titik pada sudut dan tengah-tengah ruangan, mencari nilai
aksewn suatu lokasi tanpa memperhatikan kerataan pencahayaan.
BAB III

ALAT-ALAT DAN BAHAN

1. Obeng + dan –
Digunakan untuk mengencangkan atau mengendorkan sekrup pada komponen instalasi.
2. Tang potong, tang kupas,tang kombinasi
untuk memuntir sambungan mengupas isolasi kabel dan lain lain.
3. Korek api
untuk menyalakan rokok . Ups maksutnya untuk bengkokkan pipa.
4. Penggaris atau meteran
mengukur panjang pipa serta ketinggian sakelar.
Dalam segi bahan ,Bahan bahan yang diperlukan adalah
5. Saklar
Saklar dapat meliputi saklar seri , ganda dan yang lainnya.
6. Sekrup
Untuk mengencangkangkan clam pipa atau untuk mengencangkan komponen lainnya
seperti fusebox,tdoos,croosdoos dan juga fiting lampu.
7. Clam pipa
Untuk mengokohkan pipa instalasi.
8. Pipa
Sebagai pelindung kabel dari kemungkinan tikus tikus yang menggigit kabel.
9. Fiting Lampu
Untuk dudukan lampu.
10. Lampu
Beban utama dari instalasi penerangan.
11. Kabel
Untuk mengalirkam arus dari sumber ke lampu.
- Alat dan Bahan
1) Lux meter
2) Lampu jenis Son
3) Lampu jenis LED sport light
4) Lampu jenis merkuri

Daftar Bahan :

1. SaklarSeri
2. Fitting duduk
3. Tdus
4. Kabel NYA 2.5 mm2
5. Pipa PVC
6. Klem
BAB IV

LANGKAH KERJA

- Langkah kerja job1: “menyambungkan kabel/ menyimpul kabel”

a. Meja kerja dibersihkan terlebih dahulu sebelum memulai.


b. Persiapkan alat yang akan digunakan mintalah bahan di gudang pada penjaganya
(sikap harus sopan).
c. Lalu luruskan kabel yang akan digunakan agar mudah dalam pengerjaan. Teknis
untuk melakuakn hal ini adalah jepit kabel dengan ragum lalu gulungkan sedidkit
kabet pada palu lalu luruskan berkali – kali dengan paku sampai diyakini kabel
telah benar – benar lurus.
d. Kupaslah ujung kabel sesuai yang dibutuhkan jelas disesuaikan ukuran yang
diberikan oleh instruktur.
e. Buat bentuk-bentuk penyambungan kabel yang dibutuhkan dari kerja praktek
tersebut.
f. Ukur panjang kabel,sesuaikan dengan jobsheet.
g. Kupas lagi ujung kabel yang satunya caranya sama seperti pada sisi ujung kabel
pertama.
h. sambungkan lah kabel dalam bentuk-bentuk yang diperlukan jobsheet
i. Lalu di cek kembali dan biarkan instruktur menilai.

- Langkah kerja job 2


Pengukuran dapat dilakukan dengan beberapa macam, tergantung luas ruangan.

1) Siapkan alat ukur yang disebut lux meter lalu kalibrasikan.


2) Menghidupkan Lux meter yang telah dikalibrasi dengan membuka penutup sensor.
3) Mulailah untuk mengukur dengna Membawa alat ukur tersebut ketempat titik pengukuran
yang telah ditentukan .
4) Caranya, arahkan foto cell sensor dekat dengan arah cahaya lampu yang ada bisa
dilakukan berulang ulang dengan menggunakannya mulai dari sudut kiri maupun kanan
dan tengah.
5) Catat hasil pengukuran pada lembar hasil pencatatan.
6) Setelah selesai pengukuran oleh titik – titik tertentu, laporkan hasil pengukuran tersebut
kepada dosen pembimbing mata kuliah tersebut, untuk memastikan apakah hasil
pengukuran tersebut sudah baik atau tidak.
7) Setelah selesai melakukan pengukuran intensitas pencahayaan tersebut, lalu Mematikan
Lux (alat ukut) dan menyimpannya kembali ketempat semula.

A. Hasil Kerja
1. Pada ruang kelas : sudut kiri. lux = 300 (skala 3000)

Sudut kanan = 550 ( skala 3000)

Titik tengah = 350 (skala 3000)

2. Pada ruangan dosen : sudut kiri. lux = 150 (skala 3000)

Sudut kanan = 100 ( skala 3000)

Titik tengah = 250 (skala 3000)

3. Pada ruangan praktek : sudut kiri. lux = 100 (skala 3000)

titik tengah = 200 (skala 3000)

4. Pada lampu pijar : jarak 100 cm : 500 ( skala 1000)

jarak 75 cm : 700 ( skala 1000)

Jarak 50 cm : 520 ( skala 3000)


BAB V
HASIL PENGAMATAN

 Lampiran pada waktu praktek

 Hasil Praktek jobsheet menyambung dan mencabang kabel


- Bentuk sambungan punter western union
- Bentuk sambungan punter belit hangers

- Bentuk cabang silang empat (Cross joint)

- Bentuk sambungan ekor babi


- Bentuk sambungan bell hanners

- Bentuk sambungan britannia


BAB VI
PENUTUP

KESIMPULAN
Setelah selesai melakukan praktek Instalasi Listrik Komersil serta membuat suatu
laporan tentang hasil kerja yang telah dilakukan pada saat praktek, dapat kita ambil
kesimpulan bahwa :
1. Dalam praktek ini kita harus mampu membaca gambar pada jobsheet agar tidak
terjadi kesalahan mendasar.
2. Untuk mendapat sebuah keahlian, tidak akan bisa kita dapatkan hanya dalam 1 atau
2 kali mencoba tapi kita coba berulang-ulang terus menerus hingga kita terbiasa.
Seperti kata pribahasa alah bisa karena biasa. Jika kita melakukan sesuatu yang
sudah biasa kita lakukan maka pekerjaan tersebut bisa kita bilang mudah karena kita
terbiasa.
3. Didalam praktek Instalasi Listrik Komersil ini kita mendapatkan bagaimana cara
membuat sambungan-sambungan kabel yang baik,memasang kabel ke terminal
dengan benar dan kuat. Untuk itulah perlu adanya pelatihan agar menjadi terbiasa dan
dapat membentuk keahlian didalam penggunaan alat kerja.

SARAN
Adapun saran yang dapat disampaikan, agar praktek kerja pada praktek Instalasi
Listrik Komersil akan menjadi jauh lebih baik dan mendapatkan hasil kerja yang maksimal
ialah :
1. Saat instruktur menerangkan jobsheet kita harus mendengarkan dan memperhatikan
agar tidak terjadi kesalahan dalam praktek.
2. Perlunya menjaga sikap selama praktek untuk tidak bercanda dan tidak melakukan
hal yang tidak berguna lainnya, dan harus fokus pada job yang telah diberikan.
3. Gunakanlah alat kerja sesuai dengan fungsinya .dan telitilah dalam pengerjaan
praktikum agar tidak salah dan membuang-buang bahan yang telah diberikan.

Anda mungkin juga menyukai