Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

MODEL DESAIN PEMBELAJARAN


Diajukan untuk memenuhi tugas terstruktur mata kuliah Perencanaan
Pembelajaran TIK
Dosen pengampu : Hendro Setiadi Wiguna, M.Pd

Disusun oleh kelompok 3 :


1. Andya Fian Anugrah
2. Dudi Rudiansyah
3. Handika Putera Pradana (161223011)
4. Maman Rusmana

SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN


MUHAMMADIYAH KUNINGAN PROGRAM STUDI PENDIDIKAN
TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI
2017
Kata Pengantar

Alhamdulillah berkat rahmat Allah SWT, makalah tentang “Model Desain


Pembelajaran” ini dapat hadir di hadapan para pembaca yang budiman. Secara
khusus kami ucapkan terima kasih kepada dosen pembimbing yang telah memberi
masukan yang sangat berharga baik dalam tahap rancangan maupun hasilnya nanti.
Terima kasih yang mendalam juga kami ucapkan kepada rekan-rekan yang telah
membantu kami dalam menyelesaikan makalah ini.
Akhirnya tegur sapa, kritik dan saran tetap penulis harapkan dari semua
pihak agar yang salah dapat diperbaiki, yang menyimpang dapat diluruskan dan
yang kurang dapat disempurnakan. Semoga makalah ini bisa bermanfaat bagi kita
semua, amin.

Kuningan, 24 September 2017

Penyusun

i
Daftar Isi

Kata Pengantar ............................................................................................. i


Daftar Isi ...................................................................................................... ii
Bab I Pendahuluan
1.1 Latar Belakang ................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................ 1
1.3 Tujuan .............................................................................................. 1
Bab II Pembahasan
2.1 Model PPSI (Prosedur Pengembangan Sistem Instruksional) ......... 2
2.2 Model Glasser .................................................................................. 3
2.3 Model Gerlach dan Ely .................................................................... 4
2.4 Model Jerold E. Kemp ..................................................................... 8
Bab III Penutup
3.1 Kesimpulan ...................................................................................... 12
Daftar Pustaka .............................................................................................. 13

ii
Bab I
Pendahuluan

1.1 Latar Belakang


Di dalam pembelajaran, seorang pendidik harus mengetahui model desain
pembelajaran yang tepat untuk peserta didiknya. Desain pembelajaran tidak hanya
berperan sebagai pendekatan yang terorganisasi untuk memproduksi dan
mengembangkan bahan ajar, tetapi juga merupakan sebuah proses genetic yang
dapat digunakan untuk menganalisis masalah pembelajaran dan kinerja manusia
serta menetukan solusi yang tepat untuk mengatasi masalah-masalah tersebut.
Seorang perancang program pembelajaran perlu menentukan solusi yang tepat
dari berbagai alternatif yang ada. Selanjutnya ia dapat menerapkan solusi tersebut
untuk mengatasi masalah yang dihadapi. Evaluasi adalah langkah selanjutnya,
sehingga nantinya bisa mengetahui rancangan atau desain yang sesuai dengan
pembelajaran dan desain tersebut bisa diaplikasikan dalam proses pembelajaran.
Oleh karena itu sangat perlu mengetahui macam-macam model desain
pembelajaran. Maka dalam makalah ini kami uraikan macam- macam model desain
pembelajaran.

1.2 Rumusan Masalah


1. Model PPSI (Prosedur Pengembangan Sistem Instruksional)
2. Model Glasser
3. Model Gerlach dan Ely
4. Model Jerold E. Kemp

1.3 Tujuan
1. Mengetahui Model PPSI (Prosedur Pengembangan Sistem Instruksional)
2. Mengetahui Model Glasser
3. Mengetahui Model Gerlach dan Ely
4. Mengetahui Jerold E. Kemp

1
Bab II
Pembahasan

2.1 Model PPSI (Prosedur Pengembangan Sistem Instruksional)


Munculnya model PPSI dilatarbelakangi oleh beberapa hal berikut.
1. Pemberlakuan Kurikulum 1975, metode penyampaian adalah “Prosedur
Pengembangan Sistem Instruksional (PPSI)” untuk Pengembangan Satuan
Pembelajaran (RPP).
2. Berkembangnya paradigma “pendidikan sebagai suatu sistem”, maka
pembelajaran menggunakan pendekatan sistem (PPSI)
3. Pendidik masih menggunakan paradigma “Transfer of Knowledge” belum
pada pembelajaran yang profesional.
4. Tuntutan kurikulum 1975 yang berorientasi pada tujuan, relevansi,
efisiensi, efektivitas, dan kontinuitas.
5. Sistem semester pada kurikulum 1975 menuntut perencanaan pengajaran
sampai satuan materi kecil.

PPSI merupakan model pembelajaran yang menerapkan suatu sistem untuk


mencapai tujuan secara efektif dan efisien. Fungsi PPSI adalah untuk
mengefektifkan perencanaan dan pelaksanaan program pengajaran secara
sistematik dan sistematis, untuk dijadikan sebagai pedoman bagi pendidik dalam
melaksanakan proses belajar mengajar. PPSI digunakan sebagai pendekatan
penyampaian pada kurikulum 1975 untuk tingkat SD, SMP, dan SMA,dan
kurikulum 1976 untuk sekolah kejuruan.
Ada lima langkah pokok dari pengembangan model PPSI ini yaitu :
1. Merumuskan tujuan pembelajaran (menggunakan istilah yang operasional,
berbentuk hasil belajar, tingkah laku dan hanya ada satu kemampuan).
2. Pengembangan alat evaluasi (menentukan jenis tes yang akan digunakan).
3. Menentukan KBM (merumuskan semua kemungkinan kegiatan
pembelajaran untuk mencapai tujuan, menetapkan kegiatan pembelajaran
yang akan ditempuh oleh siswa).

2
4. Merencanakan program KBM (merusmuskan materi pelajaran dan juga
menetapkan metode apa yang akan digunakan, menyusun jadwal pelajaran).
5. Pelaksanaan (mengadakan pretest, menyampaikan materi pelajaran,
mengadakan posttest dan revisi).

2.2 Model Glasser


Model Glasser adalah model yang paling sederhana. Ia menggambarkan suatu
desain atau pengembangan pembelajaran ke dalam empat komponen, yaitu dapat
digambarkan sebagai berikut.

INSTRUCTIONAL ENTERING INSTRUCTIONAL PERFORMANCE


OBJECTIVES BEHAVIOR PROCEDURES ASSESSMENT

FEEDBACK

Adapun langlah-langkah yang harus ditempuh dalam mengembangkan desain


pembelajaran Model Glasser adalah sebagai berikut.
a. Instructional Goals (Sistem Objektif)
Pembelajaran dilakukan dengan cara langsung melihat atau
mengguakan objek sesuai dengan materi pelajaran dan tujuan pembelajaran.
Jadi, seorang siswa diharapkan langsung bersentuhan dengan objek
pelajaran. Dalam hal ini siswa lebih ditekankan pada praktik.
b. Entering Behavior (Sistem Input)
Pelajaran yang diberikan pada siswa dapat diperlihatkan dalam
bentuk tingkah laku, misalnya siswa rerjun langsung ke lapangan.
c. Instructional Procedures (Sistem Operator)
Membuat prosedur pembelajaran yang sesuai dengan tujuan
pembelajaran dan materi pelajaran yang akan disampaikan kepada siswa.
d. Performance Assessment (Output Monitor)
Pembelajaran diharapkan dapat mengubah penampilan atau perlaku
siswa secara tetap atau perilaku siswa yang menetap.

3
2.3 Model Gerlach dan Ely
Model ini merupakan suatu upaya untuk menggambarkan secara grafis, suatu
metode perencanaan pembeajaran yang sistematis. Dalam model ini diperlihatkan
keseluruhan proses belajar mengajar yang baik, sekalipun tidak menggambarkan
perincian setiap komponen. Model Gerlach dan Ely mendesain sebuah model
pembelajaran yang cocok digunakan untuk segala kalangan termasuk untuk
pendidikan tingkat tinggi.
1. Komponen-komponen Model Pembelajaran Gerlach dan Ely
a. Merumuskan Tujuan pembelajaran (Spesification of objectives)
Tujuan pembelajaran merupakan suatu target yang ingin dicapai
dalam kegiatan pembelajaran. Tujuan harus bersifat jelas dan
operasional agar mudah diukur dan dinilai. Berikut petuntuk praktis
merumuskan tujuan pembelajaran.
a) Formulasikan dalam bentuk yang operasional.
b) Rumuskan dalam bentuk produk belajar.
c) Rumuskan dalam tingkah laku siswa.
d) Rumuskan dengan jelas terhadap tingkah laku yang dituju.
e) Usahakan hanya mengandung satu tujuan belajar.
f) Rumuskan tujuan dalam tingkat keluasan yang sesuai.
g) Rumuskan kondisi dari tingkah laku yang dikehendaki.
h) Cantumkan standar tingkah laku yang diterima.
b. Menentukan Isi Materi (Spesification of Content)
Materi pada dasarnya adalah “isi/konten” dari kurikulum, yakni
berupa pengalaman belajar dalam topik/subtopik dan rinciannya. Isi
materi berbeda-beda menurut bidang studi, sekolah, dan kelasnya.
Namun isi materi harus sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Oleh
karena itu isi pokok bahasan harus spesifik, sebab suatu mata pelajaran
yang sama isi pokok bahasannya mungkin bisa berbeda pada satu
sekolah dengan sekolah lain.
c. Penilaian Kemampuan Awal Siswa (Assessment of Entering Behaviors)
Kemampuan awal siswa ditentukan dengan memberikan tes awal.
Pengumpulan data siswa dilakukan dengan dua cara, yaitu :

4
a) Pretes. Dilakukan dengan untuk mengetahui student archievement,
yaitu apa yang sudah diketahui dan apa yang belum diketahui
tentang rencana pokok bahasan yang akan diajarkan. Contohnya,
dengan mengukur sampai dimana pengetahun siswa.
b) Mengumpulkan data pribadi siswa untuk mengukur potensi siswa
dan mengelompokkannya kedalam kategori yang termasuk fast
learners dan siapa-siapa yang termasuk slow learners. Caranya
dengan melakukan intelligency test. Contohnya, membuat
sanggahan, kemampuan mengungkapkan kembali, dan keterampilan
mengolah data.
d. Menentukan Strategi (Determination of Strategy)
Strategi pembelajaran merupakan pendekatan yang dipakai pengajar
dalam memanipulasi informasi dan menentukan peranan siswa dalam
kegiatan belajar mengajar. Menurut Gerlach dan Ely ada dua macam
pendekatan, yaitu :
a) Bentuk ekspose yang lazim dipergunakan dalam kuliah-kuliah
tradisional, biasanya lebih bersifat komunikasi satu arah sehingga
pengajar lebih besar peranannya.
b) Bentuk Inquiry lebih mengutamakan partisipasi siswa dalam proses
belajar mengajar, dan pengajar hanya menampilkan demonstrasi.
e. Pengelompokan Belajar (Organization of Groups)
Beberapa pengelompokan siswa antara lain :
a) Pengelompokan berdasarkan jumlah siswa, yaitu belajar mandiri,
kelompok kecil, dan kelompok besar.
b) Pengelompokan campuran, yaitu pengelompokan yang tidak
memandang kelas maupun usia.
c) Gabungan beberapa kelas, yaitu gabungan dari beberapa kelas yang
sama dalam satu ruangan besar.
d) Sekolah dalam sekolah, yaitu satu kompleks yang besar yang terdiri
dari beberapa gedung sekolah.

5
e) Taman kependidikan, yaitu kampus yang terdiri atas TK sampai
perguruan tinggi dengan pemusatan sarana, pelayanan, dan
informasi.
f. Pembagian Waktu (Allocation of Time)
Rencana penggunaan waktu akan berbeda berdasarkan pokok
permasalahan, tujuan-tujuan yang dirumuskan, ruangan yang tersedia,
pola-pola administrasi serta abilitas dan minat para siswa. Apakah
sebagian besar waktunya akan dialokasikan untuk presentasi atau
pemberian informasi, untuk praktik laboratorium atau untuk diskusi.
g. Menentukan Ruangan (Allocation of Space)
Alokasi ruangan ditentukan dengan menjawab apakah tujuan belajar
dapat dipakai secara lebih efektif dengan belajar secara mandiri dan
bebas, atau berinteraksi antarsiswa. Ada tiga alternatif ruangan belajar,
agar proses belajar mengajar dapat terkondisikan, yaitu :
a) Ruangan-ruangan kelompok besar;
b) Ruangan-ruangan kelompok kecil;
c) Ruangan-ruangan belajar mandiri.
h. Memilih Media (Allocation of Resources)
Pemilihan media ditentukan menurut tanggapan siswa yang
disepakati, sehingga fungsinya tidak hanya sebagai stimulus rangsangan
belajar siswa semata. Ada lima kategori dalam membagi media sebagai
sumber belajar, yaitu :
a) Manusia dan benda nyata;
b) Media visual proyeksi;
c) Media audio;
d) Media cetak;
e) Media display.
i. Evaluasi Hasil Belajar (Evaluation of Permance)
Evaluasi dalam proses belajar mengajar bukan hanya siswa, tetapi
justru sistem pengajarnya. Oleh karena itu, dalam proses belajar
mengajar terdapat rangkaian tes awal untuk mengetahui isi pelajaran apa

6
yang sudah diketahui okeh siswa dan apa yang belum, terhadap rencana
pelajaran yangakan diajarkan.
j. Menganalisis Umpan Balik (Analysis of Feedback)
Umpan balik merupakan tahap akhir dari pengembangan sistem
instruksional ini. Data umpan balik diperoleh dari evaluasi, tes,
observasi maupun tanggapan-tanggapan tentang usaha-usaha
instruksional ini.

2. Kelebihan Model Belajar Gerlach dan Ely


Model pembelajaran Gerlach dan Ely memiliki perbedaan tersendiri
dibanding dengan model pembelajaran yang lainnya. Perbedaan yangpaling
kentara adalah diadakannya pretest sebelum KBM dilaksanakan. Pretest
merupakan tahapan yang cukup dipandang penting karena guru belum
mengenal karalteristik siswa. Model pembelajaran Gerlach dan Ely sangat
teliti sekali dalam melaksanakan atau merencanakan program pembelajaran,
terbukti dengan diadakannya tahapan pengelompokan belajar,
penghitungan pembagian waktu, serta pengaturan ruangan belajar.

3. Kekurangan Model Belajar Gerlach dan Ely


Model pembelajaran Gerlach dan Ely memiliki sedikit kekurangan,
diantaranya adalah tidak adanya tahapan pengenalan karakteristik siswa
sehingga akan membuat guru kewalahan dalam menganalisis kebutuhan
belajar siswa. Bahkan mungkin guru tidak mengenal latar belakang
keluarga, psikologis, pendidikan sosial, serta budaya dari siswa tersebut.

4. Aplikasi Model Gerlach dan Ely dalam Penyusunan Desain Pembelajaran


Berikut adalah contoh dari penerapan Model Gerlach dan Ely dalam
penyusunan desain pembelajaran.

Nama Sekolah : SMA Negeri 3 Indramayu


Kelas/Semester : 2/2 (dua)
Mata Pelajaran : Matematika
Alokasi Waktu : 2 x 45 menit
Pertemuan : 1 x pertemuan

7
2.4 Model Jerold E. Kemp
Jerold E. Kemp mengembangkan model desain instruksional yang paling awal
bagi pendidikan. Model Kemp memberikan bimbingan kepada para siswanya untuk
berpikir tentang masalah-masalah umum dan tujuan-tujuan pembelajaran. Model
ini juga mengarahkan para pengembang desain instruksional untuk melihat
karakteristik siswa serta menentukan tujuan belajar yang tepat. Perencanaan desain
model Kemp dapat digunakan pada tingkat sekolah dasar, sekolah lanjutan, maupun
perguruan tinggi.
Desain pembelajaran model Kemp ini dirancang untuk menjawab tiga
pertanyaan, yakni :
a) Apa yang harus dipelajari siswa (tujuan pembelajaran).
b) Apa/bagaimana prosedur, dan sumber-sumber belajar apa yang tepat
untuk mencapai hasil belajar yang diinginkan (kegiatan,media, dan
sumber belajar yang digunakan).
c) Bagaimana kita tahu bahwa hasil belajar yang diharapkan telah tercapai
(evaluasi).

Langkah-langkah pengembangan desain pembelajaran model Kemp terdiri dari


delapan langkah, yakni :
a) Menentukan tujuan instruksional umum (TIU) atau kompetensi dasar.
b) Membuat analisis tentang karakteristik siswa.
c) Menentukan tujuan instruksional secara spesifik, operasional, dan
terukur.
d) Menentukan bahan ajar yang sesuai dengan tujuan instruksional khusus
(indikator) yang telah dirumuskan.
e) Menetapkan tes awal (preassessment).
f) Menentukan strategi belajar mengajar,media, dan sumber belajar.
g) Mengoordinasikan sarana penunjang yang diperlukan meliputi biaya,
fasilitas, peralatan, waktu, dan tenaga.
h) Mengadakan evaluasi.

8
1. Pokok Bahasan dan Tujuan Umum (Goals, Topics, and General Purposes)
a) Pokok Bahasa
Pokok bahasan menjadi dasar dalam pembelajaran dan
menggambarkan ruang lingkup pembelajaran itu sendiri. Pada SD kelas
rendah, topik bahasa biasanya lebih sederhana umunya nyata pada
pengalaman kehidupan sehari-hari. Sedangkan SD kelas tinggi sampai
SMA biasanya pokok bahasan disesuaikan dengan SK/KD yang telah
dikeluarkan oleh BSNP.
b) Tujuan Pembelajaran Umum
Tujuan pembelajaran umum adalah tujuan pembelajaran yang
sifatnya masih umum dan belum dapat menggambarkan tingkah laku
yang lebih spesifik. Biasanya tujuan umum ditandai dengan kata-kata
“memahami”, “mengetahui” dan sebagainya.

2. Karakteristik Siswa (Learner Charasteristic)


Tujuan mengetahui karakteristik siswa adalah untuk mengukur,
apakah siswa akan mampu mencapai tujuan belajar atau tidak. Dan bukan
dilihat dari faktor akademisnya, tetapi juga dilihat dari faktor sosialnya.

3. Tujuan Pembelajaran Khusus (Learning Objective)


Tujuan pembelajaran khusus merupakan penjabaran dari tujuan
pembelajaran umum. Dalam menyusun tujuan pembelajaran khusus seorang
guru harus memperhatikan beberapa kriteria penyusunan tujuan
pembelajaran khusus yang baik, yaitu menggunakan kata kerja operasional,
dirumuskan dalam bentuk hasil belajar, dan dalam bentuk kegiatan atau
perilaku siswa.
a) Klasifikasi Tujuan Pembelajaran
Menurut Bloom dan Krathwohl dan Maria, klasifikasi tujuan terdiri
dari tiga domain, yaitu :
 Domain Kognitif, yaitu menekankan pada aspek intelektual
dan memiliki jenjang dari rendah sampai yang tinggi, yaitu
pengetahuan yang menitikberatkan pada aspek ingatan,
pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis, dan evaluasi.

9
 Domain Afektif, yaitu menekankan pada sikap, perasaan,
emosi, dan karakteristik moral.
 Domain Psikomotor, yaitu domain yang menekankan pada
gerakan-gerakan atau keterampilan fisik.

4. Materi/Bahan Pelajaran (Subject Content)


Subject Content adalah materi atau isi pokok bahasan. Ini harus
spesifik dan erat hubungannya dengan tujuan yang telah ditetapkan. Pokok
bahasan yang diajarkan hendaknya memiliki relevansi dengan kebutuhan
siswa.

5. Penjajakan terhadap Siswa (Preassessment)


Preassessment adalah mengujicobakan rencana pokok bahasan,
tujuan belajar, dari rencana isi. Tujuan dari kegiatan penjajakan terhadap
kemampuan siswa adalah untuk menguji, apakah perencanaan yang telah
disusun pada empat langkah sebelumnya dapat diteruskan ke langkah
selanjutnya, yaitu kegiatan pembelajaran.

6. Kegiatan Belajar Mengajar dan Media (Teaching/ Learning Activities and


Resources)
a) Prinsip-prinsip Belajar
Menurut B.F. Skinner dan kawan-kawan ada sepuluh prinsip
sebagai berikut ini.
 Persiapan belajar
 Motivasi
 Perbedaan individual
 Kondisi pembelajaran
 Partisipasi aktif
 Penyampaian hasil belajar siswa
 Hasil yang sudah diperoleh
 Latihan
 Kadar bahan yang diberikan
 Sikap mengajar

10
b) Kegiatan Belajar Mengajar
Tiga jenis kegiatan belajar mengajar adalah :
 Pembelajaran klasikal
 Belajar mandiri
 Interaksi antara guru dan siswa
c) Kegiatan Pembelajaran, diantaranya terdapat pendahuluan, isi, dan
penutup.
d) Media Pembelajaran

7. Pelayanan Penunjang (Support Services)


Pelayanan penunjang tersebut bisa berupa petugas, dana, fasilitas,
peralatan, teknisi, staf administrasi, dll.

8. Evaluasi
Dalam evaluasi terdapat beberapa poin, yaitu ukuran pencapaian
(Standard of Achievement), menilai tujuan belajar kognitif, menilai tujuan
belajar psikomotor, dan menilai tujuan belajar afektif.

11
Bab III
Penutup

3.1 Kesimpulan
Desain pembelajaran merupakan rancangan atas proses pembelajaran
berdasarkan kebutuhan dan tujuan belajar serta sistem penyampaiannya sehingga
menjadi acuan dalam pelaksanaannya untuk menciptakan pembelajaran yang
efektif. Dengan tujuan menciptakan pembelajaran yang efektif dan efisien dengan
meminimalisir kesukaran siswa dalam memahami pelajaran.

12
Daftar Pustaka

Rusman. 2014. Model-model Pembelajaran. Jakarta : Rajawali Pers

13

Anda mungkin juga menyukai