Desain Pembelajaran
Desain Pembelajaran
Penyusun
i
Daftar Isi
ii
Bab I
Pendahuluan
1.3 Tujuan
1. Mengetahui Model PPSI (Prosedur Pengembangan Sistem Instruksional)
2. Mengetahui Model Glasser
3. Mengetahui Model Gerlach dan Ely
4. Mengetahui Jerold E. Kemp
1
Bab II
Pembahasan
2
4. Merencanakan program KBM (merusmuskan materi pelajaran dan juga
menetapkan metode apa yang akan digunakan, menyusun jadwal pelajaran).
5. Pelaksanaan (mengadakan pretest, menyampaikan materi pelajaran,
mengadakan posttest dan revisi).
FEEDBACK
3
2.3 Model Gerlach dan Ely
Model ini merupakan suatu upaya untuk menggambarkan secara grafis, suatu
metode perencanaan pembeajaran yang sistematis. Dalam model ini diperlihatkan
keseluruhan proses belajar mengajar yang baik, sekalipun tidak menggambarkan
perincian setiap komponen. Model Gerlach dan Ely mendesain sebuah model
pembelajaran yang cocok digunakan untuk segala kalangan termasuk untuk
pendidikan tingkat tinggi.
1. Komponen-komponen Model Pembelajaran Gerlach dan Ely
a. Merumuskan Tujuan pembelajaran (Spesification of objectives)
Tujuan pembelajaran merupakan suatu target yang ingin dicapai
dalam kegiatan pembelajaran. Tujuan harus bersifat jelas dan
operasional agar mudah diukur dan dinilai. Berikut petuntuk praktis
merumuskan tujuan pembelajaran.
a) Formulasikan dalam bentuk yang operasional.
b) Rumuskan dalam bentuk produk belajar.
c) Rumuskan dalam tingkah laku siswa.
d) Rumuskan dengan jelas terhadap tingkah laku yang dituju.
e) Usahakan hanya mengandung satu tujuan belajar.
f) Rumuskan tujuan dalam tingkat keluasan yang sesuai.
g) Rumuskan kondisi dari tingkah laku yang dikehendaki.
h) Cantumkan standar tingkah laku yang diterima.
b. Menentukan Isi Materi (Spesification of Content)
Materi pada dasarnya adalah “isi/konten” dari kurikulum, yakni
berupa pengalaman belajar dalam topik/subtopik dan rinciannya. Isi
materi berbeda-beda menurut bidang studi, sekolah, dan kelasnya.
Namun isi materi harus sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Oleh
karena itu isi pokok bahasan harus spesifik, sebab suatu mata pelajaran
yang sama isi pokok bahasannya mungkin bisa berbeda pada satu
sekolah dengan sekolah lain.
c. Penilaian Kemampuan Awal Siswa (Assessment of Entering Behaviors)
Kemampuan awal siswa ditentukan dengan memberikan tes awal.
Pengumpulan data siswa dilakukan dengan dua cara, yaitu :
4
a) Pretes. Dilakukan dengan untuk mengetahui student archievement,
yaitu apa yang sudah diketahui dan apa yang belum diketahui
tentang rencana pokok bahasan yang akan diajarkan. Contohnya,
dengan mengukur sampai dimana pengetahun siswa.
b) Mengumpulkan data pribadi siswa untuk mengukur potensi siswa
dan mengelompokkannya kedalam kategori yang termasuk fast
learners dan siapa-siapa yang termasuk slow learners. Caranya
dengan melakukan intelligency test. Contohnya, membuat
sanggahan, kemampuan mengungkapkan kembali, dan keterampilan
mengolah data.
d. Menentukan Strategi (Determination of Strategy)
Strategi pembelajaran merupakan pendekatan yang dipakai pengajar
dalam memanipulasi informasi dan menentukan peranan siswa dalam
kegiatan belajar mengajar. Menurut Gerlach dan Ely ada dua macam
pendekatan, yaitu :
a) Bentuk ekspose yang lazim dipergunakan dalam kuliah-kuliah
tradisional, biasanya lebih bersifat komunikasi satu arah sehingga
pengajar lebih besar peranannya.
b) Bentuk Inquiry lebih mengutamakan partisipasi siswa dalam proses
belajar mengajar, dan pengajar hanya menampilkan demonstrasi.
e. Pengelompokan Belajar (Organization of Groups)
Beberapa pengelompokan siswa antara lain :
a) Pengelompokan berdasarkan jumlah siswa, yaitu belajar mandiri,
kelompok kecil, dan kelompok besar.
b) Pengelompokan campuran, yaitu pengelompokan yang tidak
memandang kelas maupun usia.
c) Gabungan beberapa kelas, yaitu gabungan dari beberapa kelas yang
sama dalam satu ruangan besar.
d) Sekolah dalam sekolah, yaitu satu kompleks yang besar yang terdiri
dari beberapa gedung sekolah.
5
e) Taman kependidikan, yaitu kampus yang terdiri atas TK sampai
perguruan tinggi dengan pemusatan sarana, pelayanan, dan
informasi.
f. Pembagian Waktu (Allocation of Time)
Rencana penggunaan waktu akan berbeda berdasarkan pokok
permasalahan, tujuan-tujuan yang dirumuskan, ruangan yang tersedia,
pola-pola administrasi serta abilitas dan minat para siswa. Apakah
sebagian besar waktunya akan dialokasikan untuk presentasi atau
pemberian informasi, untuk praktik laboratorium atau untuk diskusi.
g. Menentukan Ruangan (Allocation of Space)
Alokasi ruangan ditentukan dengan menjawab apakah tujuan belajar
dapat dipakai secara lebih efektif dengan belajar secara mandiri dan
bebas, atau berinteraksi antarsiswa. Ada tiga alternatif ruangan belajar,
agar proses belajar mengajar dapat terkondisikan, yaitu :
a) Ruangan-ruangan kelompok besar;
b) Ruangan-ruangan kelompok kecil;
c) Ruangan-ruangan belajar mandiri.
h. Memilih Media (Allocation of Resources)
Pemilihan media ditentukan menurut tanggapan siswa yang
disepakati, sehingga fungsinya tidak hanya sebagai stimulus rangsangan
belajar siswa semata. Ada lima kategori dalam membagi media sebagai
sumber belajar, yaitu :
a) Manusia dan benda nyata;
b) Media visual proyeksi;
c) Media audio;
d) Media cetak;
e) Media display.
i. Evaluasi Hasil Belajar (Evaluation of Permance)
Evaluasi dalam proses belajar mengajar bukan hanya siswa, tetapi
justru sistem pengajarnya. Oleh karena itu, dalam proses belajar
mengajar terdapat rangkaian tes awal untuk mengetahui isi pelajaran apa
6
yang sudah diketahui okeh siswa dan apa yang belum, terhadap rencana
pelajaran yangakan diajarkan.
j. Menganalisis Umpan Balik (Analysis of Feedback)
Umpan balik merupakan tahap akhir dari pengembangan sistem
instruksional ini. Data umpan balik diperoleh dari evaluasi, tes,
observasi maupun tanggapan-tanggapan tentang usaha-usaha
instruksional ini.
7
2.4 Model Jerold E. Kemp
Jerold E. Kemp mengembangkan model desain instruksional yang paling awal
bagi pendidikan. Model Kemp memberikan bimbingan kepada para siswanya untuk
berpikir tentang masalah-masalah umum dan tujuan-tujuan pembelajaran. Model
ini juga mengarahkan para pengembang desain instruksional untuk melihat
karakteristik siswa serta menentukan tujuan belajar yang tepat. Perencanaan desain
model Kemp dapat digunakan pada tingkat sekolah dasar, sekolah lanjutan, maupun
perguruan tinggi.
Desain pembelajaran model Kemp ini dirancang untuk menjawab tiga
pertanyaan, yakni :
a) Apa yang harus dipelajari siswa (tujuan pembelajaran).
b) Apa/bagaimana prosedur, dan sumber-sumber belajar apa yang tepat
untuk mencapai hasil belajar yang diinginkan (kegiatan,media, dan
sumber belajar yang digunakan).
c) Bagaimana kita tahu bahwa hasil belajar yang diharapkan telah tercapai
(evaluasi).
8
1. Pokok Bahasan dan Tujuan Umum (Goals, Topics, and General Purposes)
a) Pokok Bahasa
Pokok bahasan menjadi dasar dalam pembelajaran dan
menggambarkan ruang lingkup pembelajaran itu sendiri. Pada SD kelas
rendah, topik bahasa biasanya lebih sederhana umunya nyata pada
pengalaman kehidupan sehari-hari. Sedangkan SD kelas tinggi sampai
SMA biasanya pokok bahasan disesuaikan dengan SK/KD yang telah
dikeluarkan oleh BSNP.
b) Tujuan Pembelajaran Umum
Tujuan pembelajaran umum adalah tujuan pembelajaran yang
sifatnya masih umum dan belum dapat menggambarkan tingkah laku
yang lebih spesifik. Biasanya tujuan umum ditandai dengan kata-kata
“memahami”, “mengetahui” dan sebagainya.
9
Domain Afektif, yaitu menekankan pada sikap, perasaan,
emosi, dan karakteristik moral.
Domain Psikomotor, yaitu domain yang menekankan pada
gerakan-gerakan atau keterampilan fisik.
10
b) Kegiatan Belajar Mengajar
Tiga jenis kegiatan belajar mengajar adalah :
Pembelajaran klasikal
Belajar mandiri
Interaksi antara guru dan siswa
c) Kegiatan Pembelajaran, diantaranya terdapat pendahuluan, isi, dan
penutup.
d) Media Pembelajaran
8. Evaluasi
Dalam evaluasi terdapat beberapa poin, yaitu ukuran pencapaian
(Standard of Achievement), menilai tujuan belajar kognitif, menilai tujuan
belajar psikomotor, dan menilai tujuan belajar afektif.
11
Bab III
Penutup
3.1 Kesimpulan
Desain pembelajaran merupakan rancangan atas proses pembelajaran
berdasarkan kebutuhan dan tujuan belajar serta sistem penyampaiannya sehingga
menjadi acuan dalam pelaksanaannya untuk menciptakan pembelajaran yang
efektif. Dengan tujuan menciptakan pembelajaran yang efektif dan efisien dengan
meminimalisir kesukaran siswa dalam memahami pelajaran.
12
Daftar Pustaka
13