Anda di halaman 1dari 80

MATA KULIAH

DISAIN ELEMEN MESIN 3

1. RODA GIGI LURUS (SPUR GEAR)


2. RODA GIGI MIRING (HELICAL GEAR)
3. RODA GIGI CACING (WORM GEAR)
4. RODA GIGI KERUCUT (BEVEL GEAR)

SPUR GEAR
RODA GIGI LURUS
OLEH:
War’an Rosihan, ST.,MT.
JURUSAN TEKNIK MESIN UNJANI

1
SPUR GEAR
• Digunakan untuk mentransmisikan daya dan
putaran antara 2 buah poros yang paralel /
sejajar, saling memotong dan saling
menyilang.
• Gigi-gigi nya dipotong paralel terhadap sumbu
aksial dari poros
• Roda gigi yang lebih kecil disebut pinion dan
yang besar disebut gear

GAMBAR SPUR GEAR

2
GAMBAR SPUR GEAR (2)
Ada 2 macam Spur Gear:
• Eksternal gear
• Internal gear

PINION GEAR

Profil roda gigi

di dalam industri manufaktur banyak jenis roda gigi yang dipakai. Ada yang profil gigi
bentuk sikloide, ada yang evolvente, dan ada yang bentuknya dari sistem koordinat.
melukis profil gigi sikloide

3
Profil roda gigi (2)
• melukis profil gigi Evolvente
Evolvente adalah suatu lengkung yang digambarkan oleh titik- titik yang dililitkan
pada suatu silinder.

TERMINOLOGI

• Number of teeth of
the gear (Nt)
• Diameter of pitch
circle (d)
• Center distance (c)
• Circular pitch (p)
• Diametral pitch (P)

4
Center of distance (c)

d p  dg d p  dg
c c
2 2
9

Circular pitch (p)


Jarak antar gigi yang diukur pada pitch circlenya yaitu jarak
satu titik pada gigi sampai titik pada gigi berikutnya pada
kedudukan yang sama.

 .d
p
Nt
p = circular pitch
Nt = jumlah gigi (buah)
d = diameter pitch circle

10

5
Diametral pitch (P)
Ukuran relatif dari gigi-gigi pada sebuah roda gigi
Jumlah gigi tiap inchi lengkungan roda gigi.
Nt
P
d
P = diametral pitch
Nt = jumlah gigi (buah)
d = diameter pitch circle
Untuk diameter yang sama,
semakin besar P maka jumlah
giginya akan semakin banyak
11

Diametral pitch (P)


Supaya kedua gear
dapat terhubung
maka harus
memiliki diametral
pitch (P) yang sama

Class Diametral pitch,


pd, in.-1
Coarse 1/2, 1, 2, 4, 6, 8, 10
Medium coarse 12, 14, 16, 18
Fine 20, 24, 32, 48, 64,
Liat 72, 80, 96, 120, 128
halaman 534 Ultrafine 150, 180, 200 12

6
Gear Tooth Action

DE : Line of action / pressure line


Φ : Pressure Angle
13

Hubungan Pitch dan Base Circle

rbp  r p cos 
rbg  rg cos 

14

7
TERMINOLOGI (2)

ro  rp  a
clearance  de  a
15

16

8
EKSTERNAL GEAR

1.d1  2 .d 2
1.r1  2 .r2
1.Nt1  2 .Nt 2

17

INTERNAL GEAR

 1 .d 1   2 .d 2
 1 .r1   2 .r2
 1 . N t1   2 . N t 2

18

9
Velocity Ratio dan Diagram Kecepatan

Velocity Ratio Angka Transmisi


2 n2 N t1 d1 1 n1 N t 2 d 2
rv     i   
1 n1 N t 2 d 2 2 n2 N t1 d1
Liat example 10-2 hal 528 19

Backlash
Different between toothspace and tooth width

20

10
Recommended Minimum Backlash

D iam e tral C e n te r dis tan ce , c d , in .


pitch
p d , in . -1
2 4 8 16 32
Bac klas h, b l , in.

18 0.005 0.006 - - -
12 0.006 0.007 0.009 - -
8 0.007 0.008 0.010 0.014 -
5 - 0.010 0.012 0.016 -
3 - 0.014 0.016 0.020 0.028
2 - - 0.021 0.025 0.033
1.25 - - - 0.034 0.042

21

Contact Length
Terjadinya contact dimulai
ketika addendum dari
driven/ follower (yang
digerakkan) memotong
pressure line dan berakhir
ketika addendum dari
driver (penggerak)
memotong pressure line

22

11
Contact Ratio
 Perbandingan dari
contact length
dengan base pitch
 Base pitch ialah jarak
antar gigi yang diukur
pada base circlenya
yaitu jarak satu titik
pada gigi sampai titik
pada gigi berikutnya
pada kedudukan yang
sama.

23

Umumnya gear didesain dengan contact ratio


antara 1:2 dan 1:6.

Apa yang terjadi jika contact ratio terlalu besar ?

1. Kebisingan yang terjadi ketika gear beroperasi


rendah
2. Daya yang ditransmisikan jauh lebih tinggi.
3. Desain bantalan yang lebih kokoh.
24

12
25

26

13
Proses pembuatan roda gigi
• misalnya diketahui sebuah
roda gigi lurus dengan z = 30 gigi dan modulnya (m) 1,5.
• Diameter tusuk (Dt) = z.m
= 30.1,5
= 45 mm
• Diameter luar (Dl) = Dt + (2.m)
= 45 + (2.1,5)
= 48 mm
• Kedalaman gigi (h) = ha + hf
= (1.1,5) + (1,2.1,5)
= 3,3 mm
• Pisau yang digunakan adalh nomor 5
• Pembagian pada kepala pembagi bila ratio perbandingan
pembagiannya 40 : 1, maka:
Nc = 40/z
= 40/30
= 1 10/30
= 1 6/18

27

Pembuatan roda gigi (2)


b. Persiapkan peralatan dan perlengkapan yang diperlukan untuk pembuatan roda gigi
lurus.
c. Pasang blank roda gigi yang sudah terpasang pada mandril diantara dua senter.
d. Setting pisau di tengah-tengah benda kerja dan lanjutkan setting pisau di atas nol
permukaan benda kerja.
e. Atur kedalaman pemakanan sesuai perhitungan.
f. Atur pembagian mengatur piring pembagi dan lengan untuk pembagian 30 gigi,
dalam hal ini dari hasil perhitungan menggunakan piring pembagi berjumlah 18.
g. Setelah yakin benar, bahwa posisi cutter di tengah-tengah benda kerja geserlah
meja longitudinal, naikkan meja setinggi depth of cut (h). Sesuai perhitungan
didapat 3,3 mm.
h. Putarkan engkol pembagi suatu putaran penuh untuk menghilangkan backlash.
i. Hidupkan mesin dan lakukan pemotongan gigi.
j. Putarkan engkol pembagi untuk mendapatkan satu gigi.
k. Lakukan pemotongan hingga selesai satu gigi, ukurlah tebal gigi dengan gear tooth
vernier bila ternyata ada kekurangan aturkembali defth of cut.
l. Kemudian lakukan kembali pemotongan hingga selesai dengan menggunakan
gerakan meja secara otomatis.

28

14
Addendum : a
Dedendum : de
Clearance : c

29

30

15
Rangkaian Roda Gigi (gear trains)
Putaran rroda gigi yang digerakkan n3 : N2 d
n3  n2  2 n2
N3 d3
Nilai rangkaian roda gigi e :

Perkalian jumlah gigi penggerak


e
Perkalian jumlah gigi yang digerakkan

Jumlah putaran roda gigi akhir dari rangkaian roda gigi akhir yang digerakkan
Dimana :

nL  enF n2 = Jumlah putaran roda gigi 2 (pinion) (rpm)


n3 = Jumlah putaran roda gigi 3 (gear) (rpm)

Catatan : N2 ; N3 = Jumlah gigi pinion dan gear (buah)

e positip bila roda gigi terakhir nL = Jumlah putaran penggerak (rpm)


searah dengan putaran roda nF = Jumlah putaran roda gigi akhir yang digerakkan
gigi penggerak

Rangkaian Roda Gigi Planet


(planetary gear train)

Lengan
80T n23  n2  n3
Rg
30T
matahari
n 53  n 5  n 3
4

n53 n5  n3
2
3

20T

Rg
planet
5 n23 n2  n3
Rg
cincin

32

16
puteran lengan
didapat

maka

33

ANALISA GAYA

34

17
HUBUNGAN TORSI, DAYA & GAYA
TANGENSIAL

35

36

18
TEGANGAN-TEGANGAN GIGI
Pertimbanganyang harus diperhatikan dalam perencanaan kapasitas roda gigi

F Wt

t t
2  l t2
l atau x 
x t 4l
2

6Wt l Wt l W 1 1 Wt p Wt Wt P
   t 2   
Ft 2
F t 6l F t 4l 64 F  23 xp Fpy FY
2
37

MENAKSIR UKURAN RODA GIGI


N
d 
 dn
1. Diameter puncak d (in)
P V 
2. Kecepatan garis puncak V (feet per minute) 12
3310 H
3
3. Bebean yang dipindahkan Wt (pound) Wt 
V
4. Faktor kecepatan Kv, Persamaan Barth untuk gigi yang 1200
dipotong atau dimiil atau gigi yang dibentuk secara kasar Kv 
(1200  V )

Wt P
5. Lebar muka gigi F (in) F
K vY p
6. Lebar muka gigi F (in) harus memenuhi 3p ≤ F ≤ 5p

19
Penyelesaian :
Reduksi 4 : 1 diambil pasangan gigi berjumlah 18 pinion 72 untuk gear
Pinion dengan gear bahannya sama,Faktor bentuk gigi Y = 0,29327 (tabel 13-3)
Bahan UNS G10400 mempunyai Sy = 84 kpsi dari tabel A-17, bila faktor keamaanan 4
maka tegangan lentur yang diizinkan p = 21 kpsi

Dari hasil perhitungan atau


penaksiran di samping, yang tepat
adalah :
P = 4 ; d = 4,5 in ; F = 3,14 in
Fmin = 2,36 in
F max 3,93 in 39

40

20
41 28

KEKUATAN LELAH
Batas ketahanan untuk bahan roda gigi dapat ditentukan sebagai berikut :

Se = ka . Kb . Kc . Kd . Ke . Kf . S’e
Dimana :
Se = Batas ketahanan gigi dari roda gigi
S’e = Batas ketahanan benda percobaan gelagar berputar = 0,5 Sut
ka = faktor permukaan (Lihat Gambar 13-25)
kb = faktor ukuran (persamaan 7-16)
kc = faktor keandalan (Tabel 13-10)
kd = faktor suhu (Persamaan 13-33)
ke = faktor modifikasi pemusatan tegangan = 1
kf`= faktor atas pengaruh-pengaruh yang lain = 1 (Tabel 13-11)

Tegangan rata-rata dan bolak-balik 


a m  2SeSut
2 
Tegangan lentur gigi berdasarkan garis Goodman
yang dimodifikasi adalah : Sut Se
42

21
Contoh soal :
Sepasang roda gigi reduksi 4 : 1, Daya motor H = 100 hp, putaran n2 = 1120 rpm,
diperkirakan lebar gigi F = 3,5 in, Puncak diametral P = 4, Jumlah gigi pinion N2 = 18
gigi, Jumlah gigi Roda gigi N3 = 72 gigi, roda gigi mempunyai tinggi penuh pada sudut
tekan  = 20o, jarak kebebasan C = 0,250/P, terbuat dari baja UNS G10400 yang
diberi perlakuan panas dan ditarik pada 1000 oF. Didasarkan pada kondisi
pemasangan yang rata-rata, benturan ringan pada mesin yang digerakkan, keandalan
95 %, Carilah faktor keamanan nG dan n terhadap suatu kegagalan lelah.
Solusi :
Bila d2 =4,5 in, V = 1319 fpm, Wt = 2501 lb maka Faktor kecepatan :

50 50
Kv    0,579

50  V  
50  1319 
Dari tabel 13-5 didapat faktor geometri J = 0,34810 dengan cara interpolasi

 0,35050  0,34404 
0,34404   72  50  0,34810
 85  50 
Tegangan yang terjadi pada gigi :

43

44

22
Km

45

46

23
47

48

24
49

50

25
DAYA TAHAN PERMUKAAN
Kegagalan permukaan :
1. Aus (wear)
2. Sompelan (pitting)
3. Goresan (scoring) atau Gosokan (abrasion)
Teori Hertz :

51

Dimana :
1, 2 = koefisien gesek F = Gaya tekan = Wt/cos 
E1, E2 = modulus elastisitas bahan l = lebar muka F
d1, d2 = diameter puncak roda gigi 1 dan 2

Dengan mengganti pmax dengan H, maka tegangan tekan permukaan (surface
compressive stress (Hertzian Stress)):

 
2 W t
   1
r1
1
r2
H
 F cos   1    
  1 
2
1

 2
2 
 E1   E2 
52

26
r1 dan r2 adalah jari-jari kelengkungan profil gigi, dan  adalah sudut tekan.

d p sin  d G sin 
r1  ; r2 
2 2 NG dG
mG  
Perbandingan kecepatan (speed ratio) : NP dP
1 1 2  1 1  1 1 2 mG  1
      
r1 r2 sin   d P d G  r1 r2 sin  mG d P
Catatan :
Tanda egatif bahwa H
adalah suatu tegangan
tekan

Bagian kedua dari persamaan diatas


disebut koefisien elastis Cp

53

Faktor geometri untuk roda gigi luar Faktor geometri untuk roda gigi dalam

Jadi tegangan tekan permukaan


54

27
KEKUATAN LELAH PERMUKAAN

Kekuatan lelah persinggungan yang


dimodifikasi yang disarankan AGMA :

55

Faktor modifikasi umur (Life modification factor) CL dipakai untuk menaikkan kekuatan
bila roda gigi dipakai untuk perioda waktu yang singkat Tabel 13-15

Faktor modifikasi keeandalan (reliability modofication factor) CR lihat Tabel 13-15

Faktor suhu (temperature factor) CT ≥ 1, bila suhu melampaui 250o F (pers. 13-33)

Faktor keamanan roda gigi :


Kekuatan lelah permukaan yang
dikoreksi :

Co = Ko = faktor beben lebih (tabel 13-12)


Cm = Km = faktor distribusi beban (tabel 13-13)
n = faktor keamanan beban 56

28
Contoh soal
Sepasang roda gigi reduksi 4 : 1, Daya motor H = 100 hp, putaran n2 = 1120 rpm,
diperkirakan lebar gigi F = 3,5 in, Puncak diametral P = 4, Jumlah gigi pinion N2 = 18 gigi,
Jumlah gigi Roda gigi N3 = 72 gigi, roda gigi mempunyai tinggi penuh pada sudut tekan  =
20o, jarak kebebasan C = 0,250/P, terbuat dari baja UNS G10400 yang dibeeri perlakuan
panas dan ditarik pada 1000o F. Didasarkan pada kondisi pemasangan yang rata-rata,
benturan ringan pada mesin yang digerakkan, keandlan 95 %, Carilah faktor keamanan nG
dan n terhadap suatu kegagalan lelah permukaan.

57

58

29
59

60

30
RODA GIGI MIRING
(HELICAL GEAR)

DOSEN :
WAR’AN ROSIHAN, ST., MT.
NID : 4121 478 68

61

CIRI-CIRI RODA GIGI MIRING


1. Gaya tekan yang terjadi mempunyai 3 dimensi
(diagonal ruang)
2. Gigi-gigi tidak sejajar dengan sumbu putarnya
3. Mempunyai sudut kemiringan gigi
4. Roda gigi miring menurut sumbu poros yang
berpasangan dapat dibagi 2 jenis yaiyu :
1. Pasangan roda gigi miring dengan poros
yang sejajar
2. Pasangan roda gigi miring dengan poros
yang bersilang

62

31
Pasangan roda gigi miring dengan Pasangan roda gigi miring dengan
poros yang sejajar poros yang bersilang
63

PENGGUNAAN SISTEM TRANSMISI RODA GIGI MIRING

64

32
Pasangan roda gigi miring
dengan poros yang sejajar
1. Kinematika Roda gigi miring
a. Dipakai untuk memindahkan gerakkan
antara poros-poros yang sejajar
b. Sudut kemiringan gigi (helix-angel)
adalah sama pada setiap roda gigi
c. Kemiringan gigi pada pasangan roda
gigi haris berlawanan (pinion kekiri,
Gear-nya kekanan)
65

d. Bentuk gigi involut miring (involute helicoid)

e. Persinggungan awal adalah sebuah titik yang


berubah menjadi sebuah garis
f. Garis persinggungan pada pasangan roda
gigi miring adalah membentuk diagonal pada
muka gigi.
g. Persekutuan gigi secara pertahap
h. Pemindahan beban secara mulus
66

33
i. Memindahkan beban yang besar pada putaran
tinggi
j. Perbandingan kontak kecil
k. Pasangan roda gigi miring memberi beban radial
dan aksial.
l. Beban aksial tinggi disarankan menggunakan
pasangan roda gigi miring ganda
m. Bila dua atau lebih roda gigi miring yang tunggal
dipasang pada poros yang sama, arah kemiringan
roda-roda gigi tersebut haruslah dipilih sedemikian
agar menghasilkan beban aksial yang minimum.

67

 = Sudut kemiringan
(helic angel)
ac = Jarak normal lengkung
puncak (normal circular
pitch ) ( pn )

ad = Jarak aksial puncak


(axial pitch) ( px )

68

34
Puncak diametral normal ( normal diametral pitch ) (Pn )

Hubungan antara sudut tekan arah normal( n ), sudut tekan


arah putaran ( t ) dan sudut kemiringan gigi (  ) adalah :

Hubungan jumlah
Ingat : gigi virtual dengan
 = 0  R = D/2 jumlah gigi aktual
 = 90o  R = 
N’ = N/cos 
69

PERBANDINGAN GIGI
1. Roda gigi berpuncak halus ( P > 20 ) tidak ada standar untuk
perbandingan gigi roda gigi miring. (alasannya adalah lebih
murah merubah perencanaan sedikit dari pada
menyediakan peralataan yang khusus)
2. Roda gigi miring jarang dipakai secara saling-dapat-
dipertukarkan (interchangeably).
3. Perbandingan gigi berdasarkan sudut tekan normal 20o,
sesuai dengan tabel 13-1, cocok untuk kemiringan gigi
antara 0 – 30o
4. Susunan perbandingan khusus bisa didasarkan pada sudut
tekan melintang 20o dan memakai puncak diametral
melintang, sudut kemiringan ini dibatasi untuk 15, 23, 30
atau 45o (untuk  > 45o tidak disarankan)
5. Lebar muka disarankan F = 2px
6. Pengecualian atas aturan ini adalah roda gigi otomotif.
70

35
ANALISIS GAYA
PADA RODA GIGI MIRING
HUBUNGAN GAYA
TEKAN DENGAN
KOMPONEN GAYA
TEKAN

71

HUBUNGAN KOMPONEN GAYA TEKAN


DENGAN GAYA PUTAR

72

36
73

74

37
75

76

38
ANALISA KEKUATAN
PADA RODA GIGI MIRING

TEGANGAN TEKAN LENTUR :

TEGANGAN TEKAN PERMUKAAN;

77

FAKTOR KECEPATAN :

FAKTOR GEOMETRI (J) UNTUK RODA GIGI BERGIGI 75 :

78

39
FAKTOR PENGALI J UNTUK PASANGAN RODA GIGI
BUKAN BERGIGI 75 :

79

FAKTOR GEOMETRI I :

PEMBAGIAN BEBAN :

PUNCAK DASAR NORMAL :

PANJANG GARIS KERJA BIDANG MELINTANG :

rp & rG = jari-jari diameter puncak pinion & Gear


rbP & rbP = jari-jari diameter dasar pinion & Gear
80

40
81

82

41
83

84

42
85

86

43
87

88

44
89

90

45
RODA GIGI MIRING BERSILANG

Roda gigi miring, spiral yang


bersilang adalah roda-roda
gigi di mana garis tengah
sumbunya tidak sejajar
ataupun tidak berpotongan

91

CIRI-CIRI RODA GIGI MIRING BERSILANG


1. Berbentuk silinder
2. Mempunyai persinggungan titik (point contact ) satu sama
lain, yang berubah menjadi persinggungan garis (line
contact) karena keausan gigi.
3. Dapat membawa beban sangat kecil
4. Dipakai untuk instrumen
5. Tidak disarankan untuk dipakai dalam memindahkan daya.
6. Sepasang roda gigi miring yang bersilang biasanya
mempunyai arah kemiringan yang sama
7. Puncak normal harus tetap dipakai
8. Bila sudut kemiringan yang berbeda dipakai untuk
penggerak dan yang digerakkan, puncak melintangnya tidak
sama

92

46
HUBUNGAN ANTARA SUDUT POROS DAN
KEMIRINGAN GIGI

 Adalah sudut poros.


Tanda (+) dipakai bila kedua sudut kemiringan berada
pada arah yang sama.
Tanda (-) bila kedua sudut kemiringan berada pada arah
berlawanan. (untuk porosnya kecil)
93

HUBUNGAN GAYA AKSIAL & ARAH KEMIRINGAN


GIGI MIRING BERSILANG

94

47
DIAMETER PUNCAK

Diameter puncak tidak dipakai untuk mendapatkan perbandingan


kecepatan sudut
Perbandingan kecepatan sudut didapat dari perbandingan jumlah
gigi. 95

Kecepatan luncur minimum didapat bila sudut kemiringannya


sama
Bila sudut kemiringan tidak sama, roda gigi dengan sudut
kemiringan lebih besar harus dipakai sebagai penggerak
Tidak ada standar perbandingan gigi roda gigi miring yang
bersilang
Perbandingan kontak berusaha harus mendapatkan 2 atau lebih.
Gigi miring yang bersilang biasanya dipotong dengan suatu sudut
tekan yang rendah dan gigi yang dalam.

96

48
RODA GIGI CACING
(WORM GEAR)
Susunsn roda gigi cacing mempunyai
penutup tunggal atau ganga
Susunan roda gigi penutup tunggal adalah
roda gigi dibungkus penuh oleh cacing
Terjadi persinggungan bidang (area contact)
Susunan roda gigi penutup ganda adalah
roda gigi dibungkus sebagian oleh cacing
Terjadi persinggungan garis (line contact)

97

TATA NAMA RODA GIGI CACING Pasangan cacing dengan roda gigi cacing
mempunyai arah kemiringan yang sama,
tetapi sudut kemiringannya agak berbeda
Sudut kemiringan pada cacing umumnya
agak besar, pada roda gigi cacing sangat
kecil
Sudut masuk () pada cacing dan sudut
kemiringan pada roda gigi  G adalah sama
untuk sudut poros 90o.
Sudut masuk cacing () adalah
komplemen dari sudut kemiringan cacing
 W.
Puncak dari susunan roda gigi cacing
adalah menyatakan puncak aksial (axial
pitch) px dari cacing
Jarak lengkung puncak pada arah
melintang ( tranverse circular pitch) pt

98

49
DIAMETER PUNCAK RODA GIGI CACING
NG = Jumlah gigi roda gigi
cacing
pt = Jarak lengkung puncak
pada arah melintang

DIAMETER PUNCAK CACING

C = Jarak pusat
dW = diameter puncak cacing 99

HUBUNGAN ANTARA
JARAK MAJU (Lead) L & SUDUT MASUK (Lead angle) 

NW = Jumlah lilitan

100

50
LEBAR MUKA GIGI RODA GIGI CACING
(Face width) FG

Lebar muka gigi FG roda gigi


cacing, harus dibuat sama dengan
panjang garis singgung lingkaran
puncak gigi cacing, antara titik-titik
perpotongannnya dengan lingkaran
addendum

101

ANALISIS RODA GIGI CACING

102

51
Karena gaya-gaya pada cacing dan roda gigi cacing sama besar
dan berlawanan arah maka :
Dimana :

W = Gaya tekan dari


rodagigi cacing terhadap
cacing

WX = Komponen gaya te-kan


dalam arah sumbu X

WY ; WZ = Komponen gaya tekan dalam arah sumbu Y & Z


WWt ; WWr ; WWa = Gaya tangensial, radial dan tangensial dari
roda gigi cacing terhadap cacing
WGt WGr ; WGa = Gaya angensial, radial dan aksial dari cacing
terhadap roda gigi cacing
103

Karena gaya tekan dari roda gigi terhadap cacing menghasilkan


gaya gesek maka :
= koefisien gesek
Gaya gesek

Komponen Gaya gesek dalam Komponen Gaya gesek dalam


arah sumbu X negatif arah sumbu Z positif

Jadi komponen gaya dalam arah sumbu X, Y dan Z dari roda gigi
cacing terhadap cacing ialah :

104

52
Hubungan WGt dengan WWt

Efisiensi pasangan roda gigi cacing

105

Hubungan VS & VW

Kecepatan Luncur Relatif secara vektoral adalah :

VS = VW  VG
106

53
107

Penyelesaian :
Diketahui : Cacing putaran kanan
NW = 2 lilitan, H = 1 hp, nW = 1200 rpm, NG = 30 gigi, P = 6 gigi/ in, dW = 2 in, F= 2,5 in, t
= 14,5o, koefisien gesek lihst kurva B dar gambar 14-17
Ditanya :
a) Px = ? ; C = ? ; L = ? ;  = ?
b) RA = ? ; RB = ? Dan T = ? 108

54
109

110

55
111

112

56
113

114

57
115

116

58
NILAI DAYA DARI RODA GIGI CACING

TEGANGAN LENTUR :

PUNCAK LENGKUNG NORMAL :

117

118

59
119

120

60
121

122

61
123

124

62
125

126

63
RODA GIGI KERUCUT

DISUSUN OLEH :
WAR’AN ROSIHAN, ST., MT.

127

RODA GIGI KERUCUT


MENURUT GIGI NYA DIBAGI :
A. RODA GIGI KERUCUT LURUS
B. RODA GIGI KERUCUT SPIRAL

(A) (B) 128

64
KINEMATIKA
L

RODA GIGI KERUCUT LURUS

1. Roda gigi kerucut untuk memindahkan daya


antara poros yang berpotongan.
2. Sudut poros biasanya membentuk sudut
90o, tetapi bisa juga untuk berbagai ukuran
sudut poros.
3. Gigi roda gigi kerucut dapat dibentuk dengan
cara dituang, di-milling, atau dibentuk.
4. Tata nama roda gigi kerucut

129

Tata nama roda gigi kerucut


1. Puncak roda gigi kerucut di ukur pada ujung
besar dari gigi.
2. Kedua puncak lengkung dan diameter
puncak diukur seperti roda gigi lurus.
3. Jarak kebebasan merata (uniform)
4. Sudut puncak () ditetapkan oleh pertemuan
kerucut puncak pada puncaknya.

130

65
Hubungan antara sudut puncak dengan Jumlah gigi pinion
dan roda gigi

 = Sudut puncak pinion


 = Sudut puncak Roda gigi
NP = Jumlah gigi pinion
NG = Jumlah gigi roda gigi

131

Hubungan jumlah gigi imajiner pada roda gigi, jari-jari punggung


kerucut dan jarak puncak lengkung

Dimana :
N’ = Jumlah gigi virtual (virtual number of the teeth)
p = Jarak puncak lengkung diukur pada ujung besar dri pada gigi
rb = jari-jari punggung kerucut

Catatan :

132

66
133

ANALISA GAYA
RODA GIGI KERUCUT

134

67
135

136

68
137

138

69
139

TEGANGAN & KEKUATAN LENTUR


RODA GIGI KERUCUT

 = Tegangan lentur gigi roda gigi kerucut lurus


Wt = Beban yang dipindahkan (Gaya putar)
P = Puncak diametral
Kv = Faktor kecepatan
F = Lebar gigi
J = Faktor geometri
140

70
141

DAYA TAHAN PERMUKAAN


RODA GIGI KERUCUT

142

71
143

144

72
145

146

73
147

148

74
149

RODA GIGI KERUCUT SPIRAL


1. Bentuk gigi spiral
2. Arah putaran (hand) dari spiral didapat
dengan menggunakan hukum tangan kanan.
3. Sudut spiral diukur pada jari-jari rata-rata
dari roda gig
4. Roda gigi kerucut spiral memberi aksi yang
lebih mulus dibanding roda gigi kerucut lurus
5. Sangat tepat untuk putaran tinggi

150

75
6. Bantalan aksi gesekan harus dipakai untuk menerima
beban aksial, karena beban ini lebih besar dibanding
pada roda gigi kerucut lurus.
7. Perbandingan muka-persinggungan (face contact
ratio) yaitu kemajuan muka gigi dibagi dengan jarak
lengkung puncak, paling tidak 1,25 untuk
mendapatkan aksi gigi spiral yang sebenarnya.
8. Sudut tekan 14,5o, 20o dan biasanya 35o
9. Arah putran spiral haruslah dipilih sedemikian rupa
agar bisa memisahkan roda gigi tersebut satu
terhadap lainnya dan tidak saing berdesakan, yang
dapat menyebabkan kemacetan.
10. Pada setiap keadaan, bantalan penumpu harus
selalu direncanakan tidak longgar atau tidak bergerak
dalam arah aksial.

151

152

76
153

154

77
ANALISA GAYA
RODA GIGI KERUCUT SPIRAL

Pinion spiral arah kanan dengan putran Pinion spiral arah kiri dengan putran
pinion searah jarum jam dan untuk pinion searah jarum jam dan untuk
spiral arah kanan dengan putaran pinion spiral arah kanan dengan putaran pinion
brlawanan arah jarum jam brlawanan arah jarum jam

155

156

78
157

158

79
159

160

80

Anda mungkin juga menyukai