Anda di halaman 1dari 3

ADRIANUS ISPAR LAEBALA

71115041

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dalam dunia pertanian, perlindungan tanaman sangat dibutuhkan. Perlindungan tanaman


meliputi segala kegiatan perlindungan terhadap kerusakan pertanaman mulai dari tanam sampai
diterima konsumen. Perlindungan tanaman menyangkut seluruh ilmu pertanian dan peraturan
hukum, ditinjau dari keuntungan produsen. Pengetahuan perlindungan tanaman dalam arti luas
mempelajari gangguan karena penyakit, hama, gulma tanaman dan pengganggu abiotik serta cara
penanggulangannya (Triharsono, 2010:1). Gangguan pada tanaman disebabkan Organisme
Pangganggu Tanaman. OPT (Organisme Pengganggu Tanaman) terdiri dari tiga kelompok
pengganggu yaitu hama (binatang Vertebrata dan Invertebrata), penyakit (Mikoplasma, Virus,
Jamur, Bakteri) dan gulma (rumput-rumputan dan gulma berdaun lebar.
Dalam mengganggu tanaman, pengganggu dapat bekerja sendiri-sendiri atau dapat bekerja
sama antara dua atau lebih pengganggu (vektor, sinergisme, mengangkut, membuat jalan masuk).
Gangguan hama lebih banyak bersifat mekanik yang prosesnya tidak berkesinambungan, gangguang
penyakit lebih bersifat gangguang fisiologis tanaman yang sifatnya berkesinambungan dan gangguan
gulma lebih bersifat persaingan baik unsur hara maupun cahaya Konsep timbulnya gangguan pada
tumbuhan sangat bervariasi, tergantung pada vaktor pendukungnya.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana peran manusia dalam merekayasa komponen dasar tumbuhnya penyakit ditinjau
dari faktor lingkungan?
2. Bagaimana peran manusia dalam merekayasa komponen dasar tumbuhnya penyakit ditinjau
dari faktor inang?
3. Bagaimana peran manusia dalam merekayasa komponen dasar tumbuhnya penyakit ditinjau
dari faktor penyebab gangguan (patogen)?

1.3 Tujuan

1. Mengetahui peran manusia dalam merekayasa komponen dasar tumbuhnya penyakit ditinjau
dari faktor lingkungan.
2. Mengetahui peran manusia dalam merekayasa komponen dasar tumbuhnya penyakit ditinjau
dari faktor inang.
3. Mengetahui peran manusia dalam merekayasa komponen dasar tumbuhnya penyakit ditinjau
dari faktor penyebab gangguan (patogen).

II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Timbulnya Penyakit (Konsep Segi Tiga Gangguan)

Penyakit tanaman dapat terjadi jika sedikitnya terdapat kontak dan interaksi antara dua
komponen. Komponen tersebut berupa tanaman dan patogen. Jika pada saat terjadinya kontak
tersebut lingkungan mendukung, maka akan terjadi penyakit. Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa suatu penyakit akan terjadi jika pada suatu waktu di satu tempat terdapat
tanaman yang rentan, sementara patogen yang virulen dan lingkungan baik fisik kimia maupun
biologi yang sesuai dengan untuk terjadinya penyakit. Apabila satu faktor saja tidak tersedia,
maka penyakit tidak akan terjadi. Interaksi antara tanaman, patogen yang virulen dan
lingkungan ini sering disebut sebagai konsep segitiga penyakit (Utami dan Anggraini, 2008:228).
Pada konsep segi tiga penyakit tersebut, apabila salah satu faktor penyebab tidak ada, maka
tidak akan terjadi suatu penyakit pada tanaman. Namun, apabila dalam kondisi pertumbuhan
tanaman terdapat pathogen disekitar tanaman tersebut serta lingkungan mendukung
pertumbuhan pathogen, maka kecenderungan untuk terjadinya infeksi penyakit pada tanaman
cukup besar (Adinugroho, 2008:14).

2.2 Peran Manusia dalam Menimbulkan Penyakit Tanaman (Konsep Segi Empat Gangguan)

Konsep timbulnya suatu penyakit semakin berkembang seiring dengan berkembangnya


ilmu penyakit tumbuhan, pada awalnya para pakar yang dipelopori oleh DeBary (dalam
Adinugroho, 2008:4) menujuk pathogen sebagai penyebab penyakit yang utama.Dalam
perkembangannya, diketahui bahwa dalam berbagai buku teks mengenai penyakit tumbuhan
umunya dianut konsep segitiga penyakit (disease triangle) seperti antara lain dikemukan oleh
Blanchard dan Tattar (dalam Adinugroho, 2008:4). Ketiga komponen penyakit tersebut adalah
inang, pathogen dan lingkungan. Kemudian berkembang sebuah konsep yang didasari pemikiran
bahwa manusia ikut berperan dalam timbulnya suatu penyakit tumbuhan (Triharsono,
2010:51).Hal tersebut dikarenakan manusia dapat memberikan pengaruh terhadap pathogen
dan tanaman inang itu sendiri serta kondisi lingkungan sebagai faktor-faktor yang dapat
menimbulkan penyakit tanaman.Konsep ini dikenal dengan segi empat penyakit (dalam
Adinugroho, 2008:4).Dalam konsep segi empat gangguan, gangguan akan terjadi jika tanaman
rentan berinteraksi dengan patogen virulen dalam lingkungan yang menguntungkan
perkembangan pengganggu, karena adanya tindakan manusia. Dengan demikian perlindungan
tanaman pada konsep segi empat gangguan ini ditujukan untuk empat sasaran, yaitu tanaman,
pengganggu, lingkungan dan manusia (Purnomo, 2006:6). Sehingga dibutuhkan manajemen
lahan yang baik oleh manusia agar tidak melakukan tindakan yang mengakibatkan terjadinya
interaksi ketiga faktor dalam konsep segi tiga gangguan.

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Tempat dan waktu


Penelitian ini di laksanakan di laboratorium biologi unwira kupang
B. Populasi dan sampel
Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah penyakit hama dengan padi.
Dan yang diamati adalah pengaruh hama terhadap padi.
C. Alat dan Bahan
1. Padi

D. Rancangan Penelitian

Metodelogi Penelitian Penelitian ini dilakukan secara “eksperimental”, dan


bersifat “deskriftif kualitataif”. Metode yang digunakan dalam penelitian ini
adalah dengan uji organoleptik.

Anda mungkin juga menyukai