Anda di halaman 1dari 2

ANTISIPASI SI “PENANGKAL” MEMINIMALISIR SI “PEMUTASI” DAN

KEGIATAN SATU HARI ANTISTRESS MENUJU HIDUP SEHAT YANG LEBIH


BAIK

Si “Pemutasi” atau disebut sebagai kelainan gen pada sel normal yang berkembang
menjadi sel kanker secara tiba-tiba dan cepat yang tidak bisa diprediksi oleh siapapun. Sel
kanker juga menyerang seluruh organ tubuh manusia dan menyebabkan kematian. Si
“Pemutasi” tidak hanya menyerang pada orang dewasa saja, tetapi juga pada anak-anak. Hal
ini diakibatkan karena tidak memperhatikan pola hidup yang sehat, tidak melakukan
pemeriksaan kesehatan secara dini dan kurangnya kepedulian terhadap kesehatan diri sehingga
menyebabkan timbulnya kanker yang tidak diketahui penyebabnya. Ada beberapa orang
disekitar mengeluh adanya benjolan di salah satu daerah tubuh mereka, salah satu contohnya
benjolan pada payudara. Menganggap hal tersebut hanya sepele tetapi pada kenyataannya dapat
menimbulkan terjadinya kanker baik jinak maupun ganas.

Menurut National Cancer Institute tahun 2015, faktor risiko terjadinya kanker seperti
umur, merokok, meminum alkohol, sinar UV, obesitas, radiasi, agen infeksi, hormon, substansi
penyebab kanker, imunosupresan, dan diet makanan. Ibarat kata “Asap tidak akan muncul
dengan sendirinya, pasti ada sumbernya”. Sangat disayangkan faktor-faktor tersebut sering
diabaikan dan dapat meningkatkan angka kejadian kanker setiap tahunnya. Menurut informasi
dari Manajemen Pembiayaan Kesehatan, penyakit kanker di Indonesia menghabiskan dana
pengobatan kanker hingga mencapai Rp2,2 triliun dalam program Jaminan Kesehatan Nasional
(JKN) yang dikelola Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan pada akhir 2015
lalu dan juga kasus yang tertinggi pada penderita kanker adalah kanker payudara dan kanker
serviks bagi perempuan dan kanker paru bagi laki-laki. Sangat dirugikan bagi pihak yang
membiayai pasien kanker jika pengobatan penyakit kanker tidak berhasil walaupun sudah
melakukannya secara maksimal.

Sebelum terjadinya kerugian pasti ada antisipasinya, sebelum terjadinya penyakit pasti
ada pencegahannya yaitu si “Penangkal”. Kata ini dapat memberikan seseorang dampak
kesehatan yang lebih baik dalam penanggulangan kanker di era Jaminan Kesehatan Nasional
ini. Si “penangkal” ini disebut juga sebagai proteksi diri. Untuk mengurangi risiko terjadinya
kanker, Si “Penangkal” harus diketahui oleh masyarakat yang masih memiliki kekurangan
pengetahuan tentang hal-hal yang harus dihindari agar tidak terjadi kanker. Ada beberapa
antisipasi si “Penangkal” yang dapat meminimalisir si “Pemutasi” yaitu diadakan kegiatan
hidup sehat dalam komunitas penderita kanker dan masyarakat, membuat komunitas penderita
kanker di setiap daerah untuk berbagi informasi seputar penyakit kanker, menyebarluaskan
informasi mengenai pencegahan dan penanggulan kanker secara dini, hindari faktor risiko si
“Pemutasi”, pemeriksaan deteksi dini, dan lakukan pola hidup sehat. Akan tetapi, jika sudah
terdiagnosis penyakit kanker, sesegera mungkin untuk melakukan tindakan lanjut yang
disarankan oleh dokter dan hindari faktor pemicu yang dapat mengurangi tingkat keparahan
kanker.

Ada satu hal penting yang mempercepat terjadinya kanker yaitu stress/depresi. Stress
/depresi merupakan perubahan emosional yang mempengaruhi kesehatan dan dampak dari
stress pada penderita kanker adalah berkurangnya nafsu makan, putus asa dan lain-lain
sehingga perlu diadakan kegiatan upaya pertahanan terhadap stress seperti yoga, meditasi,
terapi musik dan lain-lain. Ada penelitian Rokhmah tahun 2008 menjelaskan bahwa kegiatan
upaya pertahanan terhadap stress merupakan kegiatan yang dilakukan untuk mengatasi stress,
membuat tubuh menjadi rileks dan pikiran tenang, mendapatkan ketenangan batin, dan
mendekatkan diri kepada Allah sehingga menfokuskan satu titik dan mengkonsentrasikan
dengan napas. Menurut informasi dari Jurnal psikologi oleh Utami dan Hasanat tahun 1998,
dukungan sosial sangat mempengaruhi psikis seseorang menjadi lebih baik. Oleh karena itu,
kegiatan upaya pertahanan terhadap stress dapat dilaksanakan oleh masyarakat di setiap daerah
paling tidak 1 minggu sekali dan kegiatan ini dapat dinamakan sebagai “Kegiatan Satu Hari
Antistress”.

Walaupun antisipasi tersebut sudah diketahui sejak lama, namun kenyataannya terbukti
masih banyak yang menderita kanker. Oleh karena itu, antisipasi si “Penangkal” yang
meminimalisir si “Pemutasi” yang telah disebutkan diatas dapat mencegah risiko terjadinya
kanker, menurunkan angka kejadian penderita kanker di Indonesia dan membantu program
Jaminan Kesehatan Nasional yang dikelola oleh BPJS menuju hidup sehat yang lebih baik.
Alangkah baiknya juga jika informasi ini disampaikan kepada masyarakat secara luas oleh
pihak Puskesmas yang bekerjasama dengan Dinas Kesehatan di setiap daerah untuk melakukan
penyuluhan mengenai penanggulan kanker dan kegiatan antistress seperti yoga atau meditasi
setiap minggu supaya menyadarkan masyarakat dan meningkatkan kepedulian terhadap
kesehatan mereka.

Anda mungkin juga menyukai