Anda di halaman 1dari 32

MAKALAH

CA COLON

Disusun Oleh :
Kelompok 1

1. Aditya Arbi S. (S16002) 7. Atika C A. (S16009)


2. Aji Tanda I. (S16003) 8. Baruna Eko S. (S160110
3. Alifa Dzuhri A. (S16004) 9. Dewi Yuni A. (S16012)
4. Andre Setya Aji (S16005) 10. Dian Fatmawati (S16013)
5. Angesti Dyah T. (S16006) 11. Taufiqoh Rizqi A(S16059)
6. Apin Fadila H. (S16008) 12. Yuantika K D. (S16064)

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN

STIKES KUSUMA HUSADA SURAKARTA

TAHUN AJARAN 2017/2018


KATA PENGANTAR

Dengan mengucap Puji Syukur kepada Tuhan, akhirnya saya dapat

menyelesaikan makalah ini dengan judul “Ca Colon”. Makalah ini ditulis sebagai

salah satu persyaratan untuk memperole nilai dalam mata kuliah KMB III.

Dengan telah selesainya penulisan makalah ini saya berkenan mengucapkan

terima kasih kepada :

1. Arwil Fadillah S.Kep.NS selaku dosen KMB III yang telah membimbing

penulis dari awal hingga akhir penyusunan makalah.

2. Rekan-rekan Angkatan Perawat 2013 dan pihak lain yang telah membantu

selama penyusunan makalah ini.

Semoga Allah membalas budi baik semua pihak yang telah memberi

kesempatan, dukungan dan bantuan dalam menyelesaikan makalah ini. Kami sadari

bahwa makalah ini jauh dari sempurna, tetapi kami berharap makalah ini

bermanfaat bagi pembaca dan bagi keperawatan.

Surakarta, 3 Mei 2018

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................ ii

DAFTAR ISI ........................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN ....................................................................... 4

A. LATAR BELAKANG.......................................................... 4

B. TUJUAN .............................................................................. 4

BAB II TINJAUAN TEORITIS ............................................................. 5

A. DEFENISI ............................................................................ 5

B. ETIOLOGI ........................................................................... 6

C. PATOFISIOLOGI ................................................................ 9

D. TANDA dan GEJALA ......................................................... 11

E. KLASIFIKASI dan JENIS ................................................. 15

F. WOC .................................................................................... 18

G. PENATALAKSANAAN .................................................... 20

BAB III ASKEP TEORITIS ................................................................... 25

A. PENGKAJIAN .................................................................... 25

B. DIAGNOSA KEPERAWATAN ........................................ 28

C. INTERVENSI KEPERAWATAN ..................................... 29

D. IMPLEMENTASI ............................................................... 30

E. EVALUASI ........................................................................ 30

BAB IV PENUTUP ................................................................................ 31

A. KESIMPULAN ................................................................... 31

B. SARAN .............................................................................. 31

DAFTAR PUSTAKA.......................................................................... 32

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kanker adalah sebuah penyakit yang ditandai dengan pembagian sel yang

tidak teratur dan kemampuan sel-sel ini untuk menyerang jaringan biologis lainnya,

baik dengan pertumbuhan langsung di jaringan yang bersebelahan (invasi) atau

dengan migrasi sel ke tempat yang jauh (metastasis). Pertumbuhan yang tidak

teratur ini menyebabkan kerusakan DNA, menyebabkan mutasi di gen vital yang

mengontrol pembagian sel, dan fungsi lainnya (Gale & Charette, 2000)

Kanker kolon adalah suatu bentuk keganasan dari masa abnormal/neoplasma

yang muncul dari jaringan epithelial dari colon (Brooker, 2001)

Kanker kolon adalah pertumbuhan sel yang bersifat ganas yang tumbuh pada

kolon dan menginvasi jaringan sekitarnya (Tambayong, 2000)

Kanker kolon/usus besar adalah tumbuhnya sel kanker yang ganas di dalam

permukaan usus besar atau rektum (Boyle & Langman, 2000)

B. Tujuan

1. Untuk mengetahui penyebab pasti dari ca.colon.

2. Tindakan yang dapat dilakukan untuk mencegah penyakit ca. Colon.

3. Dapat membuat asuhan keperawatan dengan baik tentang penyakit ca.

Colon.

4
BAB II

TINJAUAN TEORITIS

A. Defenisi

Tumor adalah suatu benjolan atau struktur yang menempati area tertentu pada

tubuh, dan merupakan neoplasma yang dapat bersifat jinak atau ganas (FKUI, 2008)

kanker adalah sebuah penyakit yang ditandai dengan pembagian sel yang

tidak teratur dan kemampuan sel-sel ini untuk menyerang jaringan biologis lainnya,

baik dengan pertumbuhan langsung di jaringan yang bersebelahan (invasi) atau

dengan migrasi sel ke tempat yang jauh (metastasis). Pertumbuhan yang tidak

teratur ini menyebabkan kerusakan DNA, menyebabkan mutasi di genvital yang

mengontrol pembagian sel, dan fungsi lainnya (Gale & Charette, 2000)

Kanker kolon adalah suatu bentuk keganasan dari masa

abnormal/neoplasma yang muncul dari jaringan epithelial dari colon (Brooker,

2001)

5
Gambar 2.1 : Usus besar dan dubur kanker

Sumber : http://umm.edu/health/medical/reports/articles/colon-and-rectal-
cancers

Kanker kolon/usus besar adalah tumbuhnya sel kanker yang ganas di dalam

permukaan usus besar atau rektum (Boyle & Langman, 2000). Kanker kolon adalah

pertumbuhan sel yang bersifat ganas yang tumbuh pada kolon dan menginvasi

jaringan sekitarnya (Tambayong, 2000). Dari beberapa pengertian diatas dapat

ditarik kesimpulan bahwa kanker kolon adalah suatu pertumbuhan tumor yang

bersifat ganas dan merusak sel DNA dan jaringan sehat disekitar kolon (usus besar)

B. ETIOLOGI

Penyebab dari pada kanker Colon tidak diketahui. Diet dan pengurangan

waktu peredaran pada usus besar (aliran depan feces) yang meliputi faktor kausatif.

Petunjuk pencegahan yang tepat dianjurkan oleh Amerika Cancer Society (The

National Cancer Institute), dan organisasi kanker lainnya.

6
Penyebab dari pada kanker Colon tidak diketahui. Diet dan pengurangan

waktu peredaran pada usus besar (aliran depan feces) yang meliputi faktor kausatif.

Petunjuk pencegahan yang tepat dianjurkan oleh Amerika Cancer Society (The

National Cancer Institute), dan organisasi kanker lainnya.

Makanan-makanan yang pasti di curigai mengandung zat-zat kimia yang

menyebabkan kanker pada usus besar. Makanan tersebut juga mengurangi waktu

peredaran pada perut, yang mempercepat usus besar menyebabkan terjadinya

kanker. Makanan yang tinggi lemak terutama lemak hewan dari daging

merah,menyebabkan sekresi asam dan bakteri anaerob, menyebabkan timbulnya

kanker didalam usus besar. Daging yang di goreng dan di panggang juga dapat

berisi zat-zat kimia yang menyebabkan kanker. Diet dengan karbohidrat murni yang

mengandung serat dalam jumlah yang banyak dapat mengurangi waktu peredaran

dalam usus besar. Beberapa kelompok menyarankan diet yang mengadung sedikit

lemak hewan dan tinggi sayuran dan buah-buahan (e.g Mormons, seventh Day

Adventists).

Makanan yang harus dihindari :

 Daging merah

 Lemak hewan

 Makanan berlemak

 Daging dan ikan goreng atau panggang

 Karbohidrat yang disaring (example:sari yang disaring)

7
Makanan yang harus dikonsumsi:

 Buah-buahan dan sayur-sayuran khususnya Craciferous Vegetables dari

golongan kubis (seperti brokoli,brussels sprouts)

 Butir padi yang utuh

 Cairan yang cukup terutama air

(e.g Mormons, seventh Day Adventists).

Karena sebagian besar tumor Colon menghasilkan adenoma, faktor utama

yang membahayakan terhadap kanker Colon menyebabkan adenoma. Ada tiga type

adenoma Colon : Tubular, Villous dan Tubulo Villous. Meskipun hampir sebagian

besar kanker Colon berasal dari adenoma, hanya 5% dari semua Adenoma Colon

menjadi manigna, Villous Adenoma mempunyai potensial tinggi untuk menjadi

manigna.

Faktor yang menyebabkan adanya adenoma benigna atau manigna tumor

tidak diketahui, poliposis yang bergerombol bersifat herediter yang tersebar pada

gen autosom dominan. Ini di karakteristikkan pada permulaan adematus polip pada

colon dan rektum. Resiko dari kanker pada tempat femiliar poliposis mendekati 100

% dari orang yang berusia 20 – 30 tahun.

Orang-orang yang telah mempunyai Ulcerative Colitis atau penyakit Crohn’s

juga mempunyai resiko terhadap kanker Colon. Penambahan resiko pada

permulaan usia muda dan tingkat yang lebih tinggi terhadap keterlibatan colon.

Resiko dari kanker Colon akan menjadi 2/3 kali lebih besar jika anggota keluarga

menderita penyakit tersebut.

8
C. PATOFISIOLOGI

Penyakit kanker mengenai sel sebagai unit dasar kehidupan. Sel akan tumbuh

dan membelah untuk mempertahankan fungsi normalnya, tetapi kadang-kadang

pertumbuhan ini diluar kontrol sehingga sel terus membelah meskipun sel-sel baru

tersebut tidak diperlukan. Pertumbuhan yang berlebihan ini dapat merupakan suatu

keadaan prekanker, contohnya adalah polip di daerah usus besar. Setelah melalui

periode panjang, polip ini dapat menjadi ganas. Pada keadaan lanjut, kanker ini

dapat menembus dinding usus besar dan menyebar melalui saluran pembuluh getah

bening.

Hampir semua karsinoma kolon rektum berasal dari polip, terutama polip

adenomatus. Ini disebutadenoma-carsinoma sequence. Menurut P. Deyle,

perkembangannya dibagi atas 3 fase. Fase pertama yaitu fase karsinogen yang

bersifat rangsangan. Fase kedua adalah fase pertumbuhan tumor, fase ini tidak

menimbulkan keluhan atau fase tumor asimtomatis. Kemudian fase ketiga dengan

timbulnya keluhan dan gejala yang nyata, karena keluhan dan gejala yang nyata.

Karena keluhan tersebut timbulnya perlahan-lahan dan tidak sering, biasanya

penderita merasa terbiasa dan baru memeriksakan dirinya ke dokter setelah

memasuki stadium lanjut.

Tipe nodularsecara makroskopik karsinoma kolon dapat dibagi atas 3 tipe, yaitu:

Bentuk nodular berupa suatu massa yang keras dan menonjol ke dalam lumen,

dengan permukaan noduler. Biasanya tidak bertangkai dan meluas ke dinding

kolon. Sering juga terjadi ulserasi, dengan dasar ulkus yang nekrotik dengan tepi

yang meninggi, mengalami indurasi dan noduler. Di daerah sekum, bentuk tumor

9
ini kemungkinan tumbuh menjadi suatu massa yang besar, tumbuh menjadi fungoid

atau tipe ensefaloid. Permukaan ulkus akan mengeluarkan pus dan darah.

 Tipe Koloid

Tipe koloid ini tumbuhnya mengalami degenerasi mukoid.

 Skirous (Schirrous)

Pada tipe ini reaksi fibrous sangat banyak sehingga terjadi pertumbuhan yang keras

serta melingkari dinding kolon sehingga terjadi konstriksi kolon untuk membentuk

napkin ring.

 Papilary atau polipoid

Tipe ini merupakan pertumbuhan yang sering berasal dari papiloma simple atau

adenoma.

Secara histologis, hampir semua kanker usus besar adalah adenokarsinoma

yang berasal dari epitel kolon. Bentuk dan diferensiasinya sempurna mempunyai

struktur glandula dan kelenjar-kelenjarnya sendiri membesar, terjadi

pembengkakan sel kolumna dengan nuklei hipokromasi dengan sel yang

mengalami mitosis. Pada bentuk yang kurang berdifirensiasi sel-sel epitel terlihat

didalam kolumna atau massa.

Desar sel barvariasi dan mungkin terdapat invasi dari pembuluh darah dan

pembuluh limfe. Pada pertumbuhan anplastik kadang terlihat signet ring cell (inti

mendesak ke arah sel).

D. TANDA dan GEJALA

10
Mula-mula gejalanya tidak jelas, seperti berat badan menurun (sebagai gejala

umum keganasan) dan kelelahan yang tidak jelas sebabnya. Setelah berlangsung

beberapa waktu barulah muncul gejala-gejala lain yang berhubungan dengan

keberadaan tumor dalam ukuran yang bermakna di usus besar. Makin dekat lokasi

tumor dengan anus biasanya gejalanya makin banyak. Bila kita berbicara tentang

gejala tumor usus besar, gejala tersebut terbagi tiga, yaitugejala lokal, gejala

umum, dan gejala penyebaran (metastasis).

Gejala lokalnya adalah :

 Perubahan kebiasaan buang air

Perubahan frekuensi buang air, berkurang (konstipasi) atau bertambah (diare)

Sensasi seperti belum selesai buang air, (masih ingin tapi sudah tidak bisa

keluar) dan perubahan diameter serta ukuran kotoran (feses). Keduanya adalah ciri

khas dari kanker kolorektal

Perubahan wujud fisik kotoran/feses

 Feses bercampur darah atau keluar darah dari lubang pembuangan saat

buang air besar

 Feses bercampur lendir

 Feses berwarna kehitaman, biasanya berhubungan dengan terjadinya

perdarahan di saluran pencernaan bagian atas

Timbul rasa nyeri disertai mual dan muntah saat buang air besar, terjadi akibat

sumbatan saluran pembuangan kotoran oleh massa tumor

11
Adanya benjolan pada perut yang mungkin dirasakan oleh penderita

Timbul gejala-gejala lainnya di sekitar lokasi tumor, karena kanker dapat

tumbuh mengenai organ dan jaringan sekitar tumor tersebut, seperti kandung kemih

(timbul darah pada air seni, timbul gelembung udara, dll), vagina (keputihan yang

berbau, muncul lendir berlebihan, dll). Gejala-gejala ini terjadi belakangan,

menunjukkan semakin besar tumor dan semakin luas penyebarannya

Gambar 2.2 : Kanker usus besar


Sumber : http://nch.adam.com/content.aspx?productId=117&pid=1&gid=000262

Gejala umumnya adalah :

Berat badan turun tanpa sebab yang jelas (ini adalah gejala yang paling umum

di semua jenis keganasan)

 Hilangnya nafsu makan

 Anemia, pasien tampak pucat

 Sering merasa lelah

 Kadang-kadang mengalami sensasi seperti melayang

Gejala penyebarannya adalah :

Penyebaran ke Hati, menimbulkan gejala :

12
 Penderita tampak kuning

 Nyeri pada perut, lebih sering pada bagian kanan atas, di sekitar lokasi hati

 Pembesaran hati, biasa tampak pada pemeriksaan fisik oleh dokter

 Timbul suatu gejala lain yang disebut paraneoplastik, berhubungan dengan

peningkatan kekentalan darah akibat penyebaran kanker.

Gambar 2.3 : Penjelasan Penyakit Kanker Rektum atau Kolon

Sumber : http://denatureshop.com/2016/01/obat-kanker-rektum/

Tingkatan / Staging / Stadium Kanker Kolon

13
Terdapat beberapa macam klasifikasi staging pada kanker kolon, ada

klasifikasi TNM, klasifikasi Dukes, namun yang akan saya jabarkan klasifikasinya

adalah sebagai berikut (klasifikasi Dukes. 2009) :

 Stadium 1 : Kanker terjadi di dalam dinding kolon

 Stadium 2 : Kanker telah menyebar hingga ke lapisan otot kolon

 Stadium 3 : Kanker telah menyebar ke kelenjar-kelenjar limfa

 Stadium 4 : Kanker telah menyebar ke organ-organ lain

(klasifikasi Dukes. 2009).

Gambar 2.4 : kanker usus besar, kolonoskopi

Sumber:http://www.pathologyoutlines.com/topic/colontumoradenocarcinoma.htm

E. KLASIFIKASI dan JENIS

14
Derajat keganasan karsinoma kolon berdasarkan gambaran histolik dibagi

menurut klasifikasi Dukes, berdasarkan dalamnya infiltrasi karsinoma di dinding

usus, yaitu :

Dukes A : dalamnya infiltrasi; terbatas pada dinding usus atau mukosa.

Dukes B : dalam infiltrasi; menembus lapisan muskularis mukosa.

Dukes C : dalamnya infiltrasi metastasi kelenjar limfe dengan :

C1 : beberapa kelenjar limfe dekat tumor primer.

C2 : dalam kelenjar limfe jauh.

Dukes D : sudah metastasis jauh

Berdasarkan besar diferensiasi sel, terdapat klasifikasi yang terdiri dari 4

tingkat, yaitu:

Grade I : Sel-sel anaplastik tidak melebihi 25%

Grade II : Sel-sel anaplastik tidak melebihi 25-50%

Grade III : Sel-sel anaplastik tidak melebihi 50-75%

Grade IV : Sel-sel anaplastik lebih dari 75%

Klasifikasi karsinoma kolon menurut DUKES:

15
Klasifikasi TNM Klasifikasi Duke’s Harapan Hidup

Modifikasi (%)

Stage 0 Karsinoma in situ

Stage I tidak ada penyebaran A 90-100

pada limfonodi, tidak ada

metastasis, tumor hanya

terbatas pada submukosa

(T1, N0, M0); tumor

menembus muscularis

propria (T2, N0, M0)

Stage tidak ada penyebaran B 75-85

II pada limfonodi, tidak ada

metastasis, tumor

menembus lapisan

subserosa (T3, N0, M0);

tumor sudah penetrasi ke

luar dinding kolon tetapi

belum metastasis ke

kelenjar limfe (T4, N0,

M0)

16
Stage Tumor invasi ke C 30-40

III limfonodi regional (Tx,

N1, M0)

Stage Metastasis jauh D <5

IV

BMJ2000;321:886-889 (7 Oktober 2001)

Tumor dapat menyebar secara infiltratif langsung ke struktur yang

berdekatan, seperti pada kedalam kandung kemih, melalui pembuluh limfe ke

kelenjar limfe perikolon dan mesokolon dan melalui aliran darah, biasanya ke hati

karena kolon mengalirkan darah ke sistem portal.

Karsinoma kolon dan rektum mulai berkembang pada mukosa dan tumbuh

sambil menembus dinding dan memperluas secara sirkuler ke arah oral dan aboral.

Di daerah rektum penyebaran ke arah anal jarang melebihi 2 cm. penyebaran per

kontinuitatum menembus jaringan sekitar atau organ sekitarnya misalnya ureter,

buli-buli, uterus, vagina atau prostat. Penyebaran limfogen ke kelenjar parailliaka,

mesenterium, dan paraaorta. Penyebaran peritoneal menyebabkan paritonitis

karsinomatosa dengan atau tanpa asites. Tumor ganas terdiri atas:

 Karsinoma

 Sarkoma

17
Untuk menemukan tumor jinak ini, harus dilakukan pemeriksaan radiologis dan

endoskopis yang meliputi pemeriksaan sigmoidaskopi dan kolonoskopi.

Pengobatan tumor jinak biasanya dilakukan dengan cara operasi.

Sebagian besar penderita tumor jinak biasanya tidak mempunyai keluhan, kecuali

jika telah ada komplikasi tidak menyebabkan diare. Apabila letak tumor ada

dibagian kolon paling bawah, biasanya menimbulkan perdarahan. Keluhan lain,

yang jarang terjadi, yaitu diare berlendir yang kadang-kadang disertai dengan nyeri

perut.

Kanker rektum atau kanker usus besar atau kolorektal termasuk penyakit

ganas urutan ke-10 tersering di dunia, termasuk Indonesia. Kanker rektum biasanya

ditemukan pada pria dan wanita berusia di atas 50 tahun. Seiring dengan perubahan

gaya hidup, pada saat ini, 50% penderita kanker kolon berusia di bawah 40

tahun.Kanker kolon tergolong fatal karena diperkirakan 50% penderitanya

meninggal akibat penyakit ini.

F. WOC

Tumor terjadi ditempat yang berada dalam colon mengikuti kira-kira pada

bagian (Sthrock, 1991):

 26 % pada caecum dan ascending colon

 10 % pada transfersum colon

 15 % pada desending colon

 20 % pada sigmoid colon

 30 % pada rectum

18
Karsinoma Colon sebagian besar menghasilkan adenomatus polip. Biasanya

tumor ini tumbuh tidak terdeteksi sampai gejala-gejala muncul secara berlahan dan

tampak membahayakan. Penyakit ini menyebar dalam beberapa metode. Tumor

mungkin menyebar dalam tempat tertentu pada lapisan dalam di perut,mencapai

serosa dan mesenterik fat.

Kemudian tumor mulai melekat pada organ yang ada disekitarnya, kemudian

meluas kedalam lumen pada usus besar atau menyebar ke limpa atau pada sistem

sirkulasi. Sistem sirkulasi ini langsung masuk dari tumor utama melewati pembuluh

darah pada usus besar melalui limpa, setelah sel tumor masuk pada sistem

sirkulasi,biasanya sel bergerak menuju liver.

Tempat yang kedua adalah tempat yang jauh kemudian metastase ke paru-

paru. Tempat metastase yang lain termasuk :

 Kelenjar Adrenalin

 Ginjal

 Kulit

 Tulang

 Otak

Penambahan untuk infeksi secara langsung dan menyebar melalui limpa dan

sistem sirkulasi tumor colon juga dapat menyebar pada bagian peritonial sebelum

pembedahan tumor belum dilakukan. Penyebaran terjadi ketika tumor dihilangkan

dan sel kanker dari tumor pecah menuju ke rongga peritonial.

G. PENATALAKSANAAN

19
Perawatan penderita tergantung pada tingkat staging kanker itu sendiri.

Terapi akan jauh lebih mudah bila kanker ditemukan pada stadium dini. Tingkat

kesembuhan kanker stadium 1 dan 2 masih sangat baik. Namun bila kanker

ditemukan pada stadium yang lanjut, atau ditemukan pada stadium dini dan tidak

diobati, maka kemungkinan sembuhnya pun akan jauh lebih sulit.

Di antara pilihan terapi untuk penderitanya, opsi Operasi masih menduduki

peringkat pertama, dengan ditunjang oleh kemoterapi dan/atau radioterapi

(mungkin diperlukan).

Penatalaksanaan Medis

1. Pengobatan.

Bila sudah pasti ditemukan karsinoma kolorektal, kemungkinan

pengobatannya adalah:

a. Pembedahan Reseksi.

Satu-satunya pengobatan definitif adalah pembedahan reseksi dan biasanya

diambil sebanyak mungkin dari kolon, batas minimal adalah 5 cm di sebelah distal

dan proksimal dari tempat kanker. Untuk kanker di sekum dan kolon asendens

biasanya dilakukan hemikolektomi kanan dan dibuat anastomosis ileo-transversal.

Untuk kanker di kolon transversal dan di pleksura lienalis, dilakukan kolektomi

subtotal dan dibuat anastomosis ileosigmoidektomi. Pada kanker di kolon

desendens dan sigmoid dilakukan hemikolektomi kiri dan dibuat anastomosis

kolorektal transversal. Untuk kanker di rektosigmoid dan rektum atas dilakukan

20
rektosigmoidektomi dan dibuat anastomosis. Desenden kolorektal. Pada kanker di

rektum bawah dilakukan proktokolektomi dan dibuat anastomosis kolorektal.

b. Kolostomi

Kolostomi merupakan tindakan pembuatan lubang (stoma) yang dibentuk

dari pengeluaran sebagian bentuk kolon (usus besar) ke dinding abdomen (perut),

stoma ini dapat bersifat sementara atau permanen.

Tujuan Pembuatan Kolostomi adalah.

Untuk tindakan dekompresi usus pada kasus sumbatan / obstruksi usus.

Sebagai anus setelah tindakan operasi yang membuang rektum karena adanya

tumor atau penyakit lain. Untuk membuang isi usus besar sebelum dilakukan

tindakan operasi berikutnya untuk penyambungan kembali usus (sebagai stoma

sementara).

Perawatan Pasca Operasi Kolostomi

1. Keseimbangan cairan dan elektrolit.

Asenden colostomy atau colostomy yang diikuti dengan reseksi mungkin

faecesnya cair diperlukan menjaga keseimbangan cairan dan elektrolit.

2. Perawatan kulit.

Jika ada iritasi kulit harus dikaji secara tepat guna sehingga tindakan yang

diambil tepat.

21
Prinsip pencegahan kulit sekitar stoma :

a. Pencegahan primer bertujuan untuk proteksi : Bersihkan dengan perlahan-

lahan, gunakan skin barier, ganti segera kantong bila terjadi kebocoran /

rembes atau penuh.

b. Pencegahan sekunder / penanganan kulit yang sudah terjadi kerusakan.

Kulit dengan eritema : ganti kantong kolostomi setiap 24 jam, bersihkan

ku1it dengan air hangat pakai kapas dan keringkan, gunakan kantong

kolostomi yang tidak menimbulkan alergi ku1it yang erosi, sama dengan

eritema tetapi setelah dibersihkan olesi daerah erosi dengan zalf misalnya

zinksalf.

3. Diet.

Dianjurkan mengkonsurnsi diet yang seimbang terutama dengan stoma

permanen. Diet yang dikonsurnsi sifatnya individual asal tidak menyebabkan diare,

konstipasi dan menimbu1kan gas.

4. Irigasi kolostomi bertujuan untuk:

a. Mengeluarkan faeses, gas dan lendir/mukus yang memenuhi kolon.

b. Membersihkan saluran pencernaan bagian bawah.

c. Menetapkan suatu pengeluaran sehingga dapat melakukan aktivitas

normal.

5. Membantu pasien stoma.

a. Pertemuan grup

22
b. Penyuluhan untuk pasien dan keluarga serta, support mental

c. Radioterapi

Setelah dilakukan tindakan pembedahan perlu dipertimbangkan untuk

melakukan radiasi dengan dosis adekuat. Memberikan radiasi isoniasi pada

neoplasma. Karena pengaruh radiasi yang mematikan lebih besar pada sel-sel

kanker yang sedang proliferasi, dan berdiferensiasi buruk, dibandingkan terhadap

sel -sel normal yang berada di dekatnya, maka jaringan normal mungkin mengalami

cidera da1am derajat yang dapat ditoleransi dan dapat diperbaiki, sedangkan sel-sel

kanker dapat dimatikan, selanjutnya dilakukan kemoterapi.

d. Kemoterapi

Kemoterapi yang diberikan ialah 5-flurourasil (5-FU). Belakangan ini sering

dikombinasi dengan leukovorin yang dapat meningkatkan efektifitas terapi. Bahkan

ada yang memberikan 3 macam kombinasi yaitu: 5-FU, levamisol, dan leuvocorin.

Dari hasil penelitian, setelah dilakukan pembedahan sebaiknya dilakukan radiasi

dan kemoterapi.

1. Penatalaksanaan Keperawatan

2. Dukungan adaptasi dan kemandirian

3. Meningkatkan kenyamanan.

4. Mempertahankan fungsi fisiologis optimal.

5. Mencegah komplikasi.

6. Memberikan informasi tentang proses/ kondisi penyakit, prognosis, dan

kebutuhan pengobatan.

23
Penatalaksanaan Diet

1. Cukup mengkonsumsi serat, seperti sayur-sayuran dan buah-buahan. Serat

dapat melancarkan pencemaan dan buang air besar sehingga berfungsi

menghilangkan kotoran dan zat yang tidak berguna di usus, karena kotoran

yang terlalu lama mengendap di usus akan menjadi racun yang memicu sel

kanker.

2. Kacang-kacangan (lima porsi setiap hari)

3. Menghindari makanan yang mengandung lemak jenuh dan kolesterol tinggi

terutama yang terdapat pada daging hewan.

4. Menghindari makanan yang diawetkan dan pewarna sintetik, karena hal

tersebut dapat memicu sel karsinogen / sel kanker.

5. Menghindari minuman beralkohol dan rokok yang berlebihan.

6. Melaksanakan aktivitas fisik atau olahraga secara teratur.

Prognosis pasien yang terkena kanker kolon lebih baik bila lesi masih terbatas

pada mukosa dan submukosa pada saat operasi; dan jauh lebih buruk bila telah

terjadi penyebaran di luar usus (metastasis) ke kelenjar limfe, hepar. paru, dan

organ-organ lain.

24
BAB III

ASKEP TEORITIS

A. PENGKAJIAN

1. Identitas Klien

Meliputui nama,umur, jenis kelamin, MR, pekerjaan.

2. Riwayat Kesehatan

a. RKD

b. Memiliki riwayat merokok, minum alkohol, masalah TD, perdarahan pada

rektal, perubahan feses.

c. RKS

d. Biasanya alopesia,lesi,mual muntah, nyeri ulu hati, perut begah, pusing,

e. RKK

f. Riwayat penyakit keluarga adanya riwayat kanker.

g. Pemeriksaan Fisik

h. Pengkajian pada pasien dengan kanker kolon (Marilynn E, 1999) diperoleh

data sebagai berikut sbb:

3. Aktivitas/istirahat

Pasien dengan kanker kolorektal biasanya merasakan tidak nyaman pada

abdomen dengan keluhan nyeri, perasaan penuh, sehingga perlu dilakukan

pengkajian terhadap pola istirahat dan tidur.

25
4. Sirkulasi

Gejala: Palpitasi, nyeri dada pada pergerakan kerja. Kebiasaan: perubahan

pada tekanan darah.

5. Integritas ego

 Faktor stress (keuangan, pekerjaan, perubahan peran) dan cara mengatasi

stress ( misalnya merokok, minum alkohol, menunda mencari pengobatan,

keyakinan religius/ spiritual)

 Masalah tentang perubahan dalam penampilan misalnya, alopesia, lesi,

cacat, pembedahan.

 Menyangkal diagnosis, perasaan tidak berdaya, putus asa, tidak mampu,

tidak merasakan, rasa bersalah, kehilangan.

6. Eliminasi

 Adanya perubahan fungsi kolon akan mempengaruhi perubahan pada

defekasi pasien, konstipasi dan diare terjadi bergantian. Bagaimana

kebiasaan di rumah yaitu: frekuensi, komposisi, jumlah, warna, dan cara

pengeluarannya, apakah dengan bantuan alat atau tidak adakah keluhan

yang menyertainya. Apakah kebiasaan di rumah sakit sama dengan di

rumah.

 Pada pasien dengan kanker kolerektal dapat dilakukan pemeriksaan fisik

dengan observasi adanya distensi abdomen, massa akibat timbunan faeces.

 Massa tumor di abdomen, pembesaran hepar akibat metastase, asites,

pembesaran kelenjar inguinal, pembesaran kelenjar aksila dan supra

26
klavikula, pengukuran tinggi badan dan berat badan, lingkar perut, dan

colok dubur.

7. Makanan/cairan

Gejala: kebiasaan makan pasien di rumah dalam sehari, seberapa banyak dan

komposisi setiap kali makan adakah pantangan terhadap suatu makanan, ada

keluhan anoreksia, mual, perasaan penuh (begah), muntah, nyeri ulu hati sehingga

menyebabkan berat badan menurun.

Tanda: Perubahan pada kelembaban/turgor kulit; edema

8. Neurosensori

Gejala: Pusing; sinkope, karena pasien kurang beraktivitas, banyak tidur

sehingga sirkulasi darah ke otak tidak lancar.

9. Nyeri/kenyamanan

Gejala: Tidak ada nyeri, atau derajat bervariasi misalnya ketidaknyamanan

ringan sampai nyeri berat (dihubungkan dengan proses penyakit)

10. Pernapasan

Gejala: Merokok (tembakau, mariyuana, hidup dengan seorang perokok).

Pemajanan asbes

11. Keamanan

Gejala: Pemajanan pada kimia toksik, karsinogen. Pemajanan matahari

lama/berlehihan.

27
Tanda: Demam. Ruam ku1it, ulserasi

12. Seksualitas

Gejala: Masalah seksual misalnya dampak pada hubungan peruhahan pada

tingkat kepuasan. Multigravida lebih besar dari usia 30 tahun Multigravida,

pasangan seks multipel, aktivitas seksual dini, herpes genital.

13. Interaksi sosial

Gejala: Ketidakadekuatan/kelemahan sistem pendukung

Riwayat perkawinan (berkenaan dengan kepuasan di rumah, dukungan, atau

bantuan).

B. DIAGNOSA KEPERAWATAN

Diagnosa keperawatan berdasarkan analisa data menurut (Marilynn E, 1999)

(Brunner & Suddarth, 2001) dan (Lynda Juall, 1997) Ansietas / ketakutan

berhubungan dengan krisis situasi (kanker)

1. Nyeri (akut) berhubungan dengan trauma jaringan dan reflek spasme otot

sekunder akibat kanker usus besar.

2. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan status

hipometabolik berkenaan dengan kanker.

3. Risiko tinggi terhadap kekurangan volume cairan berhubungan dengan

kurang masukan cairan

4. Keletihan berhubungan dengan perubahan kimia tubuh: efek samping obat-

obatan, kemoterapi.

28
C. INTERVENSI KEPERAWATAN

1. Ansietas/ ketakutan berhubungan dengan krisis situasi (kanker)

Tujuan: Setelah dilakukan tindakan keperawatan ansietas dapat berkurang atau

dapat dikontrol.

Intervensi :

1. Dorong pasien untuk mengungkapkan pikiran dan perasaan.

2. Berikan lingkungan terbuka dimana pasien merasa aman.

3. Pertahankan kontak sering dengan pasien.

4. Bantu pasien/ orang terdekat dalam mengenali rasa takut

5. Tingkatkan rasa tenang dan lingkungan tenang

2. Nyeri (akut) berhubungan dengan terputusnya kontinuitas jaringan kulit

sekunder terhadap tindakan pembedahan.

Tujuan: Setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan pasien dapat

melaporkan penghilangan nyeri maksimal/kontrol dengan pengaruh minimal.

Intervensi:

1. Tentukan riwayat nyeri, misalnya lokasi nyeri, frekuensi, durasi, dan

2. intensitas, serta tindakan penghilang yang dilakukan.

3. Berikan tindakan kenyamanan dasar dan aktivitas hiburan.

4. Dorong ketrampilan manajemen nyeri misalnya teknik relaksasi napas

dalam (dengan cara tarik nafas melalui hidung tahan sampai hitungan

sepuluh lalu hembuskan pelan -pelan melalui mulut sambil dirasakan),

tertawa, musik, dan sentuhan terapetik.

29
5. Evaluasi penghilangan nyeri/ kontrol.

3. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan status

hipermetabolik berkenaan dengan kanker .

Tujuan: Setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan pasien dapat

mendemonstrasikan berat badan stabil.

Intervensi :

1. Pantau masukan setiap hari.

2. Timbang berat badan setiap hari atau sesuai indikasi.

3. Dorong pasien untuk makan diet tinggi kalori dan kaya nutrien dengan

masukan cairan adekuat.

4. Dorong pasien untuk makan dengan porsi kecil tetapi sering.

5. Ciptakan suasana makan yang menyenangkan.

6. Identifikasi pasien yang mengalami mual/muntah yang diantisipasi.

D. IMPLEMENTASI

Setelah rencana keperawatan disusun, selanjutnya dilakukan dalam tindakan

yang nyata untuk mengatasi masalah yang dihadapi klien. Tindakan tersebut harus

dijelaskan secara terperinci sehingga dapat dengan mudah diterapkan.

E. EVALUASI

Merupakan tahap akhir dalam proses keperawatan, dimana perawat mampu

menilai apakah tujuan dapat tercapai atau tidak.

30
BAB IV

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Kanker colon adalah suatu kanker yang yang berada di colon. Kanker colon

adalah penyebab kedua kematian di Amerika Serikat setelah kanker paru-paru

(ACS 1998) Penyakit ini termasuk penyakit yang mematikan karena penyakit ini

sering tidak diketahui sampai tingkat yang lebih parah. Pembedahan adalah satu-

satunya cara untuk mengubah kanker Colon.

Penyebab dari pada kanker Colon tidak diketahui. Diet dan pengurangan

waktu peredaran pada usus besar (aliran depan feces) yang meliputi faktor kausatif.

Petunjuk pencegahan yang tepat dianjurkan oleh Amerika Cancer Society (The

National Cancer Institute), dan organisasi kanker lainnya.

B. SARAN

Kepada pembaca diharapkan dengan adanya makalah ini dapat memahami

dan mempraktekkan dalam kehidupan sehari-hari bagaimana tindakan yang dapat

dilakukan jika menderita ca. Colon dan tindakan yang dilakukan untuk mencegah

penyakit ca.colon dengan memakan makanan yang tidak mengandung zat kimia

yang berlebihan dengan mengkonsumsi makanan yang seimbang.

31
DAFTAR PUSTAKA

Boyle, P., & Langman, J. (2000). ABC of colorectal cancer. Epidemiology.


GLOBOCAN: BMJ.

Brooker, C. (2001). Kamus Saku Keperawatan. Jakarta: ECG.

Brunner, & Suddarth. (2001). Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta: EGC.

FKUI. (2008). Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta.: FKUI.

Gale, D., & Charette, J. (2000). Rencana asuhan keperawatan onkologi.


Jakarta: EGC.

Lynda Juall, C. (1997). Buku Saku Diagnosa Keperawatan. Jakarta: EGC.

Marilynn E, D. (1999). Rencana Asuhan Keperawatan: Pedoman Untuk


Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien. Jakarta: EGC.

Setiadi. (2007). Konsep & Penulisan Riset Keperawatan. Yogyakarta: Graha


Ilmu.

Tambayong, J. (2000). Patofisiologi Untuk Perawatan. Jakarta: EGC.

32

Anda mungkin juga menyukai